proses keperawatan dan dokumentasi 5

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus kepada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap yang saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan. Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada individu, kelompok, keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dialami di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan ataupun menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat memerlukan suatu proses yang disebut proses

Upload: wahyu-s-samudera

Post on 14-Jul-2016

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

proeses keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

BAB IPENDAHULUAN

A.   Latar BelakangProses keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh

perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan

dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan

yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan

yang telah diberikan dengan berfokus kepada klien, berorientasi pada tujuan

pada setiap tahap yang saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.

Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah

dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah

yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah

dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan

yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil

asuhan keperawatan.

Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan

menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan Asuhan

Keperawatan kepada individu, kelompok, keluarga dan masyarakat terhadap

masalah kesehatan yang dialami di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam melaksanakan ataupun menjalankan tugasnya sebagai seorang

perawat memerlukan suatu proses yang disebut proses keperawatan. Dimana

dalam proses keperawatan, seseorang perawat akan diberikan suatu cara yang

sistematis kemudian akan diterapkan oleh perawat bersama klien dalam

menentukan kebutuhan Asuhan Keperawatan.

Oleh karena itu proses keperawatan sangat penting agar seorang perawat

dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terkendala suatu apapun.

Page 2: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

B.     Rumusan Masalah 1.      Apa yang dimaksud dengan proses keperawatan?

2.      Bagaimana perkembangan proses keperawatan?

3.     Kemampuan apa saja yang harus dimiliki seorang perawat dalam

melaksanakan proses keperawatan?

4.      Apa karakteristik serta sifat dari proses keperawatan?

5.      Bagaimana dampak pelaksanaan proses keperawatan?

6.      Apa saja teori yang digunakan dalam melaksanakan proses keperawatan?

C.    TujuanTujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :

1.      Untuk mengetahui maksud dari proses keperawatan.

2.      Untuk mengetahui tujuan proses keperaatan

3.      Untuk mengetahui komponen proses keperawatan

4.      Untuk mengetahui karakteristik serta sifat dari proses keperawatan.

5.      Untuk mengetahui dampak pelaksanaan proses keperawatan.

6.     Untuk mengetahui teori yang digunakan dalam melaksanakan proses

keperawatan.

Page 3: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Proses KeperawatanProses keperawatan merupakan sebuah metode yang diterapkan dalam

praktek keperawatan. dan juga merupakan sebuah konsep dengan pendekatan

problem solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal

untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses keperawatan

merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan perkembangan

profesi keperawatan.

Proses keperawatan sebagai alat perawat untuk melaksanakan asuhan

keperawatan yang dilakukan pasien memiliki arti penting bagi kedua perawat

dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan

sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi

yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan

kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan

kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaat yang baik dari perawat

maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandrian

pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses

keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-

langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri

kepada perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien merasakan kepuasan

setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan asuhan

keperawatan, akan selau meningkatkan intelektual dan teknikal dalam tindakan

keperawatan karena melaui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan

masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga timbul

perasaan atau kepuasan kerja.

Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat

perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang

merugikan atau menghindari tindakan yang tidak legal.

Page 4: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

Pada saat ini proses keperawatan telah berkembang dan diterapkan di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti rumah sakit, klinik-

klinik, Puskesmas, perawatan keluarga, perawatan kesehatan masyarakat, dan

perawatan pada kelompok khusus. Namun secara umum penerapan proses

keperawatan belum optimal dan belum menggambarkan pemecahan masalah

secara ilmiah oleh perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak terlepas dari

sumber daya keperawatan yang ada dan dukungan institusi.

Proses keperawatan adalah :

1. Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien

dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi

kebutuhan-kebutuhan pasien.

2. Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam

memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap

maksimum.

3. Merupakan pendekatan ilmiah

4. Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Atau, ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap :

pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Perkembangan Proses Keperawatan

Pelaksanaan proses keperawatan sebagai alat bagi perawat dalam

melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada pasien, mengalami

beberapa perubahan dalam perkembangannya, yang diawali adanya tindakan

keperawatan yang berdasarkan instruksi medis bukan lagi berdasarkan metode

ilmiah keperawatan (melalui proses keperawatan).

Dalam perkembangan terdapat beberapa pendapat dari para ahli di antaranya:

Page 5: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

1. Florence Nigtingale menjelaskan keperawatan merupakan profesi yang

dalam melaksanakan beberapa tindakan kepada pasien harus dipisahkan

dari medis. Perawat dalam menentukan atau melaksanakan fungsinya

sebagai perawat harus mengatur, menyesuaikan lingkungan yang tidak

adekuat yang diharapkan membantu klien menjadi baik dqlam memenuhi

kebituhannya.

2. Hall berpendapat proses keperawatan merpakan istilah yang digunakan

dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat

dipecahkan dalam dimana di antara perawatan dan pengobatan terjadi

interaksi dalam menentukan masalah klien.

3. Johnson menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuati dalam

mengkaji, mencapai keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan untuk memecahkan masalah serta mengevaluasi

4. Wiedenbach pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai

alat untuk memecahkan masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan

melalui tiga tahap di antaranya tahap observasi, tahap bantuan pertolongan

dan tahap validasi.

5. Yura H. Dan Walsh pada tahun 1983 menjelaskan dalam melakukan proses

keperawatan harus melalui empat tahap yaitu pengkajian, tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

6. Knowles pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat

dilakukan dengan 5 D's diantaranya Discover (menentukan), delve

(mengkaji), decide (memutuskan), do (mengerjakan), dan discriminate

(melakukan pemisahan).

7. Oren menyampaikan keperawatan sebagai kegiatan yang dilakukan melalui

beberapa pertimbangan dengan menggunakan beberapa tahapan dalam

asuhan keperawatan yaitu menentukan diagnosis dan perintah, menentukan

mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan menginterpretasikan

Page 6: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

dengan membuat keputusan, merencanakan perawatan, mengusahakan

dalam pengaturan dan pengontrolan, mengatasi masalah keterbatasan dan

mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

8. Roy dalam melakukan perawatan sebaiknya menggunakan enam tahapan

di antaranya : mengkaji tingkah laku klien, mengkaji faktor yang

mempengaruhinya, mengidentifikasi masalah, merumuskan

Karakteristik proses keperawatan :

1. Proses keperawata merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat

terbuka dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, selalu berkembang

terhadap masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman.

2. Proses keperwatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual

dari pemenuhan kebutuhan klien.

3. Melalui proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangat

perlu direncanakan.

4. Melalui proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

5. Proses keperawatan itu sendiri merupakan suatu siklus yang saling

berhubungan antara tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri.

6. Adanya proses keperawatan penentuan masalah akan lebih cepat diatasi

mengingat di dalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data

serta adanya pembuktian masalah dan menekankan pada umpan balik atau

pengkajian ulang dalam mengetahui kebutuhan dasar secara komprehensif.

B. Tujuan Proses KeperawatanPelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk

menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah

kebutuhan klien teratasi. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam

proses keperawatan.

Page 7: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

Terdapat beberapa tujuan khusus dari proses keperawatan, diantaranya:

1. Mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.

2. Menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah

dilakukan identifikasi.

3. Menentukan rencana tindakan yang telah dilakukan setelah diagnosis

ditegakkan.

4. Melakukan tindakan keperawatan sesuai yang direncanakan.

5. Mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah

dilakukan, untuk menentukan tingkat keberhasilan.

C. Komponen Proses KeperawatanBerdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan, terdapat

beberapa komponen yang dapat disimpulkan dengan melalui tahapan proses

keperawatan diantaranya tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan,

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi.

a. Tahap I (pengkajian)

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini,

semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan

klien saat ini. Untuk melakukan langkah pertama ini diperlukan pengetahuan

dan kemampuan yang harus dimiliki oleh oleh perawat diantaranya

pengetahuan tentang kebutuhan atau system biopsikososial dan spiritual bagi

manusia yang memandang manusia dari spek biologis, psikologis, social, dan

tinjauan dari aspek spiritual, juga pengetahuan akan kebutuhan perkembangan

manusia, kultur budaya serta nilai-nilai keyakinan yang dimiliki klien.

Sedangkan kemampuan perwat yang harus dimiliki oleh perwat dapat

meliputi kemampuan melakuakn observasi secara sistematis pada klien,

kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, kemampuan menjadi

pendengar yang baik, kemmapuan dalam kepercayaan, kemampuan

mengadakan wawancara serta adanya kemmapuan dalam melakukan

Page 8: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Melalui pengetahuan dan

kemampuan yang harus dimiliki pada tahap pengkajian ini maka tujuan dari

pengkajain akan dapat dicapai.

1. Pengumpulan Data

Merupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan sebagai

informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan tersebut menckup data tentang

biopsikososial dan spiritual dari klien, data yang berhubungan dengan masalah

klien seperti data keluarga, dan lingkungan yang ada. Dalam pengumpulan

data, perangkat atau format dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Dalam mengumpulkan data melalui format pengumpulan, dapat diakukan

dengan cara : wawancara yaitu melakukan komunikasi untuk mendapatkan

respon dari pasien dengan tatap muka, kedua, observasi dengan megadakan

pengamatan secara visual atau secara langsing kepada pasien, ketiga

konsultasi kepada para ahli atau spesialis bagian yang mengalami gangguan,

dan yang keempat melalui pemeriksaan yaitu melalui pemeriksaan fisikseperti

inspeksi dengan melakukan pengamatan langsung pada organ yang diperiksa,

palpasi dengan cara meraba organ yang diperiksa, perkusi dengan melakuakn

pengetukan dengan menggunakan jari telunjuk atau hammer pada

pemeriksaan neurologis dan auskultasi dengan mendengarkan bunyi bagian

organ yang diperiksa, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan rontgen

dan lain-lain.

2. Validasi Data

Validasi data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang

telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data subjektifdan objektif

yang didapatkan dari berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai

normal, untuk diketahui kemungkinan tambahan atau pengkajain ulang tentang

data yang ada.

Page 9: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

3. Identifikasi pola/masalah

Merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan

validasi data dengan mengidentifikasi pola atau masalah yang mengalami

gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan.

b. Tahap II (Diagnosa Keperawatan)

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat

professional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan

klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis dan

interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan harus

jelas, singkat, dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya

yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan. Formulasi diagnosis

keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dalam

proses pemecahan masalah karena melalui identifikasi masalah dapat

digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan

keperawatan, disamping itu, dengan menentukan atau menginvestigasi dari

etiologi masalah, maka akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala atau

penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala akan dapat

digunakan untuk memperkuat masalah yang ada.

Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa

pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki di antaranya : kemampuan

dalam memahami beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan

masalah, batasan karakteristiknya, beberapa ukuran normal dari masalah

tersebut serta kemampuan dalam memahami mekanisme penanganan masalh,

berpikir kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah.

Penetapan diagnosis keperawatan berlangsung dalam 3 fase, yaitu :

Page 10: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

1. Memproses data (mengorganisasi data, membandingkan data,

mengelompokkan data).

2. Menentukan masalah keperawatan klien.

3. Menyusun diagnosis keperawatan.

Komponen-komonen dalam pernyataan diagnosis keperawatan meliputi

masalah (problem), penyebab (etiology), dan data (sign and symptom). Untuk

memudahkannya disingkat dengan kata PES.

1. Masalah (problem). Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang

menggambarkan perubahan status kesehatan klien. Perubahan tersebut

menyebabkan timbulnya masalah.

2. Penyebab (etiology). Pernyataan etiologi mencerminkan penyebab dari

masalah kesehatan klien yang meberi arah bagi terapi kesehatan. Etiologi

tersebut dapat terkait dengan aspek patofisiologis, psikososial, tingkah

laku, perubahan situasional, gaya hidup, usia perkembangan, juga factor

budaya dan lingkungan. Frase “ berhubungan dengan “ (related to)

berfungsi untuk menghubungkan masalah kepererawatan dengan etiologi.

3. Data (sign and symptom). Data diperoleh selaa tahap pengkajian sebagai

bukti adanya masalah kesehatan pada klien. Data merupakan iformasi

yang diperlukan untukmerumuskan diagnosis keperawatan. Penggunaan

frase “ditandai oleh” menggunakan etiologi dengan data.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap diagnosis keperwatan,

antara lain :

1. Kesesuaian masalah dengan lingkup kepererawatan

2. Kejelasan masalah

3. Kakuratan masalah dan factor penyebab

4. Validitas masalah

Page 11: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

5. Komponen diagnosis dengan PES

c. Tahap III (Perencanaan)

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang

dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah

klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses

keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan

berbagai pengetahuan dan ketrampilan diantaranya pengetahuan tentang

kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek

keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam

memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih

dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,

menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja

sama dengan tingkat kesehatan lain.  

Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, dantaranya

sebagai alat komunikasi antara sesame perawat dengan tim kesehatan lainnya,

meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien, serta

mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang ingin

dicapai.

Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas

urutan diagnosis keperawatan, merumuskan tujauan, merumuskan kriteria

evaluasi, dan merumuskan intervensi keperawatan.

Membuat prioritas urutan diagnosis keperawatan

Setelah merumuskan diagnosis keperawatan (tahap kedua), perawat dapat

mulai membuat prioritas diagnosis. Penentuan prioritas ini dilakukan karena

Page 12: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

tidak semua diagnosis keperawatan dapat diselesaikan pada waktu yang

bersamaan. Pada tahap ini, perwat dank lien bersama-sama menentukan

diagnosis keperawatan mana yang harus dipecahakan lebih dulu dan

memprioritaskannya.

Merumuskan Tujuan

Setelah menyususn diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas, perawat

perlu merumuskan tujuan untuk masing-masing diagnosis. Rumusan tujuan

keperawatan harus SMART, yaitu specific ( rumusan tujuan harus jelas ),

measurable (dapat diukur) achievable (dapat dicapai, ditetapkan bersama

klien), realistic (dapat tercapai dan nyata), dan timing (harus ada target waktu).

Merumuskan kriteria evaluasi

Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah merumuskan evaluasi.

Dalam penyususnan kriteria hasil/evaluasi terkait dengan tujuan, bersifat

khusus, dan konkret. Selain itu, hasilnya harus dapat dilihat, didengar, dan

diukur oleh orang lain.

Merumuskan Intervensi Keperawatan

Dalam merencanakan intervensikeperawatan, perawat harus memperhatikan

beberapa kriteria terkait dengan rumusan intervensi keperawatan. Kriteria

tersebut antara lain:

1. Memakai kata kerja yang tepat.

2. Bersifat spesifik (apa yang dilakuakn siapa yang melakuakn? Dimana hal

tersebut dilakuakn ? bagaimana cara melakukannya? Dan seberapa sering

hal tersebut dilakukan?).

3. Dapat dimodifikasi.

Page 13: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

Intervensi keperawatan terdiri atas intervensi keperawatan yang independen

(mandiri) dan intervensi keperawatan kolaboratif (bekerja sama dengan tenaga

kesehatan lain).

d. Tahap IV (Implementasi)

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan

keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Intervensi keperawatan merupakan pelaksanaan tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi, intervensi mandiri meliputi

tindakan pemantauan berkelanjutan kondisi klien, penyelamatan hidup dasar,

pendidikan kesehatan, ataupun pelaksanaan dindakan keperawatan lainya

sesuai dengan kondisi kegawat-daruratan klien. Intervensi kolaborasi adalah

tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam lingkup yang sesuai

dengan aturan profesi keperawatan. Intervensi yang diberikan kepada setiap

klien gawat darurat harus dapat dipertanggung jawabkan dan dipertanggung

gugatkan oleh perawat gawat darurat yang memberikan asuhan keperawatan

tersebut.

Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama

merupakan fase persiapan yang mencakup pengetahuan tentang validasi

rencana, persiapan klien dan keluarga. Fase kedua merupakan puncak

implementasi keperawatan yang berorientasi pada tujuan. Pada fase ini

perawat menyimpulkan data yang dihubungkan dengan reaksi klien. Fase

ketiga merupakan terminasi perawat dank lien setelah implementasi

keperawatan selesai dilakuakan. Langkah selanjutnya adalah menyimpulkan

hasil pelaksanaan intervensi keperawatan tersebut.

Page 14: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

e. Tahap V (Evaluasi)

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati

dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi

dilakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainnya.

Secara umum, ealuasi ditujukan untuk :

1. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

2. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.

3. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.

Evaluasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan asil

tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat

mengimplementasikan rencana keperawatan guna mencapai keefektifan

tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini

meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif

(data berupa klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data

(pembandingan data dengan teori), dan perencanaan.

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua proses

keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan meniai dan

memonitor kualiatas asuhan keperawatan yang telah diberikan, Metode yang

digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir

layanan, mennyakan respons klien dan keluarga terkait layanan keperwatan,

mengadakan pertemuan pada akhir layanan.

Pengkajian

Page 15: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.

Komponen kunci dan pondasi proses keperawatan adalah pengkajian.

Pengkajian membuat data dasar dan merupakan proses dinamis. Suatu

pengkajian yang mendalam memungkinkan perawat kritikal untuk mendeteksi

perubahan cepat, melakukan intervensi dini dan melakukan asuhan

keperawatan.

Terdapat tiga fase dasar untuk pengkajian:

1. Pengkajian awal : pengkajian yang di buat dengan cepat selama pertemuan

pertama dengan pasien yang meliputi ABC : airway, breathing dan

circulation.

2. Pengkajian dasar: pengkajian lengkap pada pasien di mana semua sistem di

kaji.

3. Pengkajian terus menerus: suatu pengkajian ulang secara terus menerus

yang dibutuhkan pada status perubahan pasien yang sakit kritis.

Terdapat bermacam-macam tipe pendekatan pengkajian. Dua pendekatan

yang paling penting di gunakan yakni: pendekatan dari kepala sampai kaki

(head to toe) dan pendekatan sistem tubuh. Pendekatan sistem tubuh mengkaji

masing-masing sistem tubuh secara bebas. Banyak perawat kritikal

menggunakan suatu kombinasi pendekatan dimana pendekatan dari kepala

sampai kaki dan pendekatan sistem tubuh terintegrasi: yakni perawat mulai

mengkaji dengan kepala dang mengevaluasi sistem neurologi, kemudian

mengkaji dada dan meliputi sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan.

Pendekatan ini memberikan suatu perkembangan yang logis untuk pengkajian.

Tujuan pengkajian yaitu dapat digunakan sebagai :

Page 16: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

a. Informasi utama (inti) bagi pasien dan keluarga

b. Dasar menentukan diagnosa keperawatan

c. Sumber informasi yg dpt membantu mendiagnosa msalah yg baru muncul

d. Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan & tindakan yg sesuai

e. Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga & pengasuh pasien

f. Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang

g. Dasar pemilihan perawatan dan penentuan biaya perawatan

h. Memproteksi hak-hak legal

i. Komponen sistem pelayanan pasien (dapat untuk menetukan kebutuhan

staf perawatan, biaya perawatan pasien, dll)

Tipe pengkajian

1. Pengkajian awal (Initial Assesment)

a. Dilaksanakan ketika klien masuk rumah sakit

2. Pengkajian Kontinyu (Ongoing Assesment)

a. Merupakan pengembangan data dasar

b. Informasi yang diperoleh dari klien selama pengkajian awal dan informasi

tambahan (tes diagnostik, dan sumber lain); diperlukan untuk menegakkan data

3.  Pengkajian Ulang (Reassesment)

a. Data yang didapat selama evaluasi

b. Pengkajian ulang; perawat mengevaluasi kemajuan data  dari masalah klien

atau mengembangkan data dasar; sebagai informasi tambahan

Tipe data pengkajian :

1. Data Subyektif

a. Data yang didapat melalui interaksi dan komunikasi dengan klien (persepsi,

perasaan, ide klien tentang status kesehatan) misalnya: penjelasan klien

tentang nyeri, lemah, mual dll

Page 17: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

b. Informasi oleh sumber lain (keluarga, konsultan, & tenaga kesehatan lain

juga sebagai data subyektif jika berdasar pendapat klien)

Contoh :

a. Pasien mengeluh sesak nafas yang bertambah ketika melakukan aktifitas

b. Keluarga pasien mengatakan, anaknya mengeluh nyeri yang menjalar

sampai ke leher

2. Data Obyektif

a. Data yang dapat diobservasi dan diukur

b. Dari pengertian (penglihatan, penciuman), HT (mendengar dan menyentuh

atau rasa)

c. Fokus pengumpulan data meliputi:

Status kesehatan sebelum / sekarang

Pola koping sebelum dan sekarang

Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

Resiko untuk masalah potensial

Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

3. Karakteristik data

a. Lengkap

b. harus dikaji lebih dalam

c. contoh : masalah makan klien.

Contoh pengkajian mendalam; harus ditanyakan:

Apakah kien tidak mau makan karena disengaja atau tidak ada nafsu

makan

Apakah disebabkan adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang

patologis (contoh nyeri telan)

Bagaimana respon klien mengapa ia tidak mau makan.

Akurat dan nyata

d. Perawat harus berfikir akurasi dan nyata untuk membuktikan apa yang

dilihat, didengar, diukur sehingga data tersebut benar-benar valid

Page 18: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

e. Dalam mendokumentasikan data keperawatan, perawat menguraikan

perilaku klien bukan memperkirakan menginterpretasikan perilaku.

f. Relevan

Komprehensif yang singkat dan jelas

Catat data yang relevan sesuai masalah klien (data fokus)

SUMBER DATA

1. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat

memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapinya.

2. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat

klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan

dekat dengan klien

3. Sumber data lainnya

Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat

penyakit dan perawatan klien di masa lalu.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data

adalah :

1. Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)

2. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya : Catatan kesehatan

terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat

mendukung rencana tindakan perawatan.

Page 19: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

3. Riwayat penyakit : Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan

riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah

hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan

rencana tindakan medis.

4. Konsultasi : Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim

kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau

dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut

dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.

5. Hasil pemeriksaan diagnostic : Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan

tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat

disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik

dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan

keperawatan.

6. Perawat lain : Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,

maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat

klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah

diberikan.

7. Kepustakaan : Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,

perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.

Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan yang benar dan tepat.

Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap

pengkajian adalah Wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan

pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi dokumentasi

a. Wawancara (Interview/ Anamnese)

Page 20: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam

memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area

tertentu. Dalam keperawatan tujuan utama dari wawancara adalah untuk

mengetahui riwayat kesehatan/ keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan

kesehatan dan faktor-faktor risiko, dan faktor-faktor spesifik dari perubahan

status kesehatan dan pola kehidupan klien, serta untuk menjalin hubungan

perawat-klien. Wawancara dapat dilakukan dengan klien langsung atau dengan

orang yang terdekat dengan klien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perawat melakukan wawancara

dengan klien (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995)

adalah:

1. Menerima keberadaan klien sebagai mana adanya.

2. Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarganya untuk

menyampaikan keluhan/ pendapat secara bebas.

3. Harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien.

4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian.

5. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.

6. Tidak bersifat menggurui tetapi lebih kepada mengarahkan wawancara agar

terfokus dan spesifik tentang masalah yang dihadapi klien.

7. Menciptakan lingkungan yang mendukung.

b. Pengamatan (Observasi).

Pengamatan adalah mangamati perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah keperawatan. Dua hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan pengamatan: 1) Tidak melakukan stimuli kepada

klien/ tidak diketahui oleh klien sehingga data yang diperoleh murni. 2) Lakukan

seleksi dan interpretasi dari data yang diamati menyangkut aspek bio-psiko-

sosio-spiritual klien (Craven & Hirnle, 2000; Kozier et al. 1995).

Page 21: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

c. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan

memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk

mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan fisik perawat

menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven &

Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995).

1. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat

bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh

misalnya: sclera mata berwarna kuning (icterik), kulit kebiruan (ciyanosis),

wajah pucat, dan lain-lain.

2. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan pendengaran

dan dibantu dengan penggunaan statescope, misalnya: mendengar bising

usus, bunyi jantung, bunyi paru-paru, dan lain-lain.

3. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara perabaan

terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya:

perabaan pada bagian tubuh yang diduga adanya radang, pembengkakan,

pemeriksaan kehamilan, oedem, dan lain-lain.

4. Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk

bagian tubuh yang dilakukan dengan cara menggunakan ujung-ujung jari

tangan atau menggunakan alat seperti reflek hammer pada pemeriksaan

reflek.

d. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik merupakan bagian dari tahap

pengumpulan data, hal ini sangat membantu dalam penatalaksanaan,

pemeliharaan dan restorasi kesehatan. Pengetahuan tentang tujuan, prosedur,

dan hasil dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik diperlukan untuk

keberhasilan pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang

berguna untuk menetapkan masalah keperawatan serta meningkatkan

Page 22: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

intervensi keperawatan yang tepat waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang

diharapkan (Doenges, Moorhouse & Burley, 1995).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Proses keperawatan adalah sebuah metode yang diterapkan dalam praktek

keperawatan. dan juga merupakan sebuah konsep dengan pendekatan

problem solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan

interpersonal untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses

keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan

perkembangan profesi keperawatan.

2. Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk

menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai

masalah kebutuhan klien teratasi.

3. Berdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan,

terdapat beberapa komponen yang dapat disimpulkan dengan melalui

tahapan proses keperawatan diantaranya tahap pengkajian, tahap diagnosis

keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi.

4. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien.

5. Tipe pengkajian : Pengkajian awal (Initial Assesment), Pengkajian Kontinyu

(Ongoing Assesment), Pengkajian Ulang (Reassesment)

6. Tipe data pengkajian : data objektif dan data subjektif.

Page 23: Proses Keperawatan Dan Dokumentasi 5

7. Sumber data meliputi sumber data primer, sumber data sekunder, da sumber

data lainnya.

8. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap

pengkajian adalah Wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan

pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Christensen J. Paula, RN, PhD & Kenney W. Janet, RN, PhD. 1995. Nursing

Process: Aplication Of Conceptual Models, 4th Ed. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

HidayatAlimul A. 2007. Pengantar konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta:

Salemba Medika

Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing

practice in Canada. 1st Canadian Ed. Prentice Hall Health, Toronto.

Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

dan Praktik , Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta.

Soemantri I. (2006). Konsep Dasar Keperawatan. Bandung: Stikes A. Yani

Press.