preskes rm revisi

Upload: stefannychristiana

Post on 12-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STATUS PENDERITA

Presentasi Kasus

REHABILITASI MEDIKSEORANG PRIA 60 TAHUN DENGAN PPOK EKSASERBASI AKUT DAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS REPONIBILIS (D)

Oleh :Stefanny Christiana NugrohoG99130182

Pembimbing :

dr. Yunita Fatmawati, Sp.KFR

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA2014

BAB ISTATUS PENDERITA

I. ANAMNESISIdentitas PasienNama : Tn.PUmur: 60 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama : IslamPekerjaan: Buruh bangunanAlamat : Karangnongko RT/RW:01/05 KaranganyarStatus: MenikahTanggal Masuk : 13 April 2014Tanggal Periksa: 15 April 2014No RM : 01 25 01 01B. Keluhan Utama: Sesak napasC. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 tahun SMRS, sesak nafas dirasakan terus-menerus dan dirasa makin memberat dari hari ke hari. Sesak nafas mulai memberat sejak 1 minggu SMRS. Sesak nafas dipengaruhi oleh aktivitas dan semakin memberat jika berbicara. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi maupun cuaca. Pasien mengaku tidurnya lebih nyaman menggunakan 2 bantal. Pasien juga mengaku tidak pernah terbangun di malam hari karena sesak nafas. Pasien menyangkal adanya bengkak pada kaki maupun anggota tubuh yang lain. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya nyeri dada.Pasien mengaku batuk selama 1 tahun dan sering kontrol di Jajar jika merasa sesak nafas. Pasien juga mengaku kalau sering diuap dan merasa enakan setelah itu. Menurut pasien batuk mulai disertai ngikil 1 minggu SMRS, dan merasa demam (+) 1 hari SMRS. Batuk disertai dengan dahak berwarna putih, namun pasien mengaku bahwa pasien sulit mengeluarkan dahak. Batuk tidak disertai dengan darah. Pasien menyangkal adanya berat badan turun dan nafsu makan yang berkurang, mual (-), muntah (-).Sejak 1 tahun SMRS pasien merasakan adanya benjolan pada lipat paha sebelah kanan. Benjolan tersebut dapat didorong masuk jika keluar. Biasanya benjolan tersebut akan muncul ketika pasien batuk ngikil dan mengangkat barang berat. Pasien yang bekerja sebagai buruh bangunan merasa kesulitan dalam bekerja terutama dalam mengangkat barang berat karena penyakitnya ini. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

D. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat trauma: disangkalRiwayat hipertensi: disangkalRiwayat sakit gula: disangkal Riwayat penyakit jantung:disangkalRiwayat alergi obat/ makanan: disangkal Riwayat asma: disangkalRiwayat OAT: disangkalRiwayat berobat: BBKPM Surakarta karena sesak nafas, dikatakan sakit PPOKRiwayat mondok: di Puskesmas 9 bulan lalu karena sesak nafas

E. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat hipertensi: disangkalRiwayat sakit gula: disangkalRiwayat penyakit jantung: disangkalRiwayat alergi obat/ makanan: disangkal Riwayat asma: disangkalRiwayat merokok: disangkalF. Riwayat Kebiasaan dan GiziBerat badan: 60 kgTinggi badan: 165 cmBMI: 22.04 kg/m2 (Normal weight)

Penderita makan tiga kali sehari dengan sepiring nasi dan lauk pauk berupa daging, tahu, tempe, telur, dan sayur yang dimasak sendiri oleh istrinya di rumah menggunakan kompor gas tabung kecil. Pasien mengatakan bahwa rumahnya merupakan rumah 1 lantai dengan ventilasi yang cukup.Riwayat merokok: (+) selama 40 tahun, tiap hari kurang lebih 20 batang. IB 12 x 40 = 480 sedangBerhenti 4 tahun yang lalu karena sering batuk dan faktor ekonomiRiwayat mengonsumsi alkohol: disangkalRiwayat olahraga: pasien jarang berolahragaG. Riwayat Sosial EkonomiPasien merupakan seorang buruh bangunan. Pasien dirawat di RSUD Dr. Moewardi sebagai pasien BPJS.

II. PEMERIKSAAN FISIKA. Status GeneralisKeadaan umum pasien sesak napas, batuk-batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, kesadaran compos mentis, gizi normo weight.B. Tanda VitalTekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 88 x/ menit, isi cukup, irama teratur, simetrisRespirasi : 20 x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal Suhu : 37,8 0C per aksiler

C. KulitWarna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-)D. KepalaBentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).E. MataConjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).F. HidungNafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)G. TelingaDeformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)H. MulutBibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, lidah tremor (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-). I. LeherSimetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat, limfonodi tidak membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)J. Thoraksa. Retraksi (-)b. JantungInspeksi : Ictus Cordis tidak tampakPalpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkatPerkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebarAuskultasi: Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,bising (-)c. ParuInspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)Palpasi: fremitus raba kanan = kiriPerkusi : sonor seluruh lapang paruAuskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler), whezzing (+/+), ekspirasi paksa, ekspirasi memanjangK. TrunkInspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-)Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)Perkusi : nyeri ketok kostovertebra (-)Tanda Patrick/Fabere: (-/-)Tanda Anti Patrick: (-/-)Tanda Laseque/SLR: (-/-)L. AbdomenInspeksi : dinding perut lebih tinggi daripada dinding dadaAuskultasi: peristaltik (+) normalPerkusi: tympaniPalpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak terabaM. InguinalBenjolan (+) pada inguinalis lateralis (D), bisa dimasukkan lagiN. Ekstremitas Oedem Akral dingin --

--

--

--

O. Status Psikiatria. Deskripsi Umum1. Penampilan : pria, tampak sesuai umur, berpakaian pantas, perawatan diri cukup.2. Kesadaran : Kuantitatif: Compos mentis Kualitatif: Tidak berubah3. Perilaku dan Aktivitas Motorik: Normoaktif 4. Pembicaraan : Normal5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatifb. Alam Perasaan Afek: Normal Mood: Normalc. Gangguan Persepsi Halusinasi : (-) Ilusi : (-) Depersonalisasi: (-) Derealisasi: (-)d. Proses Pikir Bentuk: Realistik Isi : Waham (-) Arus : Koherene. Sensorium dan Kognitif Daya Konsentrasi : Baik Orientasi Orang : Baik Waktu : Baik Tempat : Baik Daya IngatSegera: BaikJangka pendek : Baik Jangka panjang : Baikf. Daya Nilai : Daya nilai realitas dan sosial baikg. Insight: Derajat VIh. Taraf Dapat Dipercaya: Dapat dipercaya

P. Status Neurologisa. Kesadaran: GCS E4V5M6b. Fungsi Luhur: Dalam batas normalc. Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal

d. Fungsi Sensorik Rasa EksteroseptikLenganTungkaiSuhu(+ / +)(+ / +)Nyeri(+ / +)(+ / +)Rabaan (+ / +) (+ / +) Rasa PropioseptikLenganTungkaiRasa Getar(+ / +)(+ / +)Rasa Posisi(+ / +)(+ / +)Rasa Nyeri Tekan(+ / +)(+ / +)Rasa Nyeri Tusukan(+ / +)(+ / +) Rasa KortikalStereognosis: Dalam batas normalBarognosis: Dalam batas normalPengenalan 2 titik: Dalam batas normale. Fungsi Motorik dan Reflek : AtasTengahBawahKa/KiKa/KiKa/Ki1. Lengan Kekuatan5/55/55/5 Tonusn/n n/n n/n Reflek FisiologisReflek Biseps+2/+2Reflek Triseps+2/+2 Reflek PatologisReflek Hoffman- / -Reflek Tromner- / -

AtasTengahBawahKa/KiKa/KiKa/Ki2. Tungkai Kekuatan5/5 5/5 5/5Tonusn/n n/n n/n KlonusLutut- / -Kaki- / - Reflek FisiologisReflek Patella+2/+2Reflek Achilles+2/+2 Reflek PatologisReflek Babinsky - / -Reflek Chaddock - / -Reflek Oppenheim - / -Reflek Schaeffer - / -Reflek Rosolimo- / -f. Nervus CranialisN. III : Pupil isokor diameter 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)N. VII : Dalam batas normalN. XII: Dalam batas normal

Q. Range of Motion (ROM)NECKROM Aktif

Fleksi0-700

Ekstensi0-400

Lateral bending kanan0-600

Lateral bending kiri0-600

Rotasi kanan0-900

Rotasi kiri0-900

Ekstremitas SuperiorROM Aktif

DextraSinistra

ShoulderFleksi0-9000-900

Ekstensi0-5000-500

Abduksi0-18000-1800

Adduksi0-7500-750

External Rotasi0-9000-900

Internal Rotasi0-9000-900

ElbowFleksi0-15000-1500

Ekstensi5-005-00

Pronasi0-9000-900

Supinasi900-0900-0

WristFleksi0-9000-900

Ekstensi0-7000-700

Ulnar deviasi0-3000-300

Radius deviasi0-2000-200

FingerMCP I fleksi Sde0-400

MCP II-IV fleksi0-9000-900

DIP II-V fleksi0-9000-900

PIP II-V fleksi0-10000-1000

MCP I ekstensi0-3000-300

TrunkFleksi0-9000-900

Ekstensi0-3000-300

Right lateral Bending0-3000-300

Left Lateral Beding0-3000-300

Ekstremitas InferiorROM Aktif

DextraSinistra

HipFleksi0-12000-1200

Ekstensi0-3000-300

Abduksi0-4500-450

Adduksi30-0030-00

Eksorotasi0-3000-300

Endorotasi0-3000-300

KneeFleksi0-12000-1200

Ekstensi0000

AnkleDorsofleksi0-3000-300

Plantarfleksi0-3000-300

Eversi0-5000-500

Inversi0-4000-400

Q. Manual Muscle Testing (MMT)N E C K

Fleksor M. Sternocleidomastoideus5

Ekstensor5

TRUNK

FleksorM. Rectus Abdominis5

EkstensorThoracic group5

Lumbal group5

RotatorM. Obliquus Externus Abdominis5

Pelvic ElevationM. Quadratus Lumbaris5

Ekstremitas SuperiorSinistraDekstra

ShoulderFleksorM Deltoideus anterior55

M Biseps55

EkstensorM Deltoideus anterior55

M Teres mayor55

AbduktorM Deltoideus55

M Biceps55

AdduktorM Lattissimus dorsi55

M Pectoralis mayor55

Internal RotasiM Lattissimus dorsi 55

M Pectoralis mayor55

Eksternal RotasiM Teres mayor55

M Infra supinatus55

ElbowFleksorM Biceps55

M Brachialis55

EkstensorM Triceps55

SupinatorM Supinator55

PronatorM Pronator teres55

WristFleksorM Fleksor carpi radialis55

EkstensorM Ekstensor digitorum55

AbduktorM Ekstensor carpi radialis55

AdduktorM ekstensor carpi ulnaris55

FingerFleksorM Fleksor digitorum55

EkstensorM Ekstensor digitorum55

Ekstremitas inferiorDextraSinistra

HipFleksorM Psoas mayor55

EkstensorM Gluteus maksimus55

AbduktorM Gluteus medius55

AdduktorM Adduktor longus55

KneeFleksorHarmstring muscle55

EkstensorQuadriceps femoris55

AnkleFleksorM Tibialis55

EkstensorM Soleus55

R. Indeks ADL BarthelNo.AktivitasSkor

1Makan10

2Mandi5

3Berhias diri10

4Berpakaian10

5Kontrol BAB10

6Kontrol BAK10

7Pergi ke WC10

8Transfer10

9Berjalan10

10Naik turun tangga5

Total90

S. Status AmbulasiIndependent

III. PEMERIKSAAN PENUNJANGA. Laboratorium Darah (Tanggal 13 April 2014)13/4/2014SatuanRujukan

Hemoglobin15,9g/dl13.5-17.5

Hematokrit4633-45

Eritrosit5.18106/l4.5-5.9

Leukosit6.4103/l4,5-11

Trombosit186103/l150-450

GDS103mg/dL60-140

SGOT25u/l0-35

SGPT22u/l0-45

Creatinin0.9mg/dl0.8-1.3

Ureum27mg/dl wanita. Namun akhir-akhir ini insiden pada wanita meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah perokok wanita.3,63. Faktor Risiko1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan1,2 : a. Riwayat merokok - Perokok aktif- Perokok pasif- Bekas perokokb. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun : - Ringan : 0-200- Sedang : 200-600 - Berat : >6002. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja3. Hipereaktiviti bronkus4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia 4. PatofisiologiKarakteristik PPOK adalah keradangan kronis mulai dari saluran napas, parenkim paru sampai struktur vaskukler pulmonal. Diberbagai bagian paru dijumpai peningkatan makrofag, limfosit T (terutama CD8) dan neutrofil. Sel-sel radang yang teraktivasi akan mengeluarkan berbagai mediator seperti Leukotrien B4, IL8, TNF yang mampu merusak struktur paru dan atau mempertahankan inflamasi neutrofilik. Disamping inflamasi ada 2 proses lain yang juga penting yaitu imbalance proteinase dan anti proteinase di paru dan stres oksidatif.1,6Perubahan patologis yang khas dari PPOK dijumpai disaluran napas besar (central airway), saluran napas kecil (periperal airway), parenkim paru dan vaskuler pulmonal. Pada saluran napas besar dijumpai infiltrasi sel-sel radang pada permukaan epitel. Kelenjar-kelenjar yang mensekresi mukus membesar dan jumlah sel goblet meningkat. Kelainan ini menyebabkan hipersekresi bronkus. Pada saluran napas kecil terjadi inflamasi kronis yang menyebabkan berulangnya siklus injury dan repair dinding saluran napas. Proses repair ini akan menghasilkan struktural remodeling dari dinding saluran napas dengan peningkatan kandungan kolagen dan pembentukan jaringan ikat yang menyebabkan penyempitan lumen dan obstruksi kronis saluran pernapasan. Pada parenkim paru terjadi destruksi yang khas terjadi pada emfisema sentrilobuler. Kelainan ini lebih sering dibagian atas pada kasus ringan namun bila lanjut bisa terjadi diseluruh lapangan paru dan juga terjadi destruksi pulmonary capilary bed.6Perubahan vaskular pulmonal ditandai oleh penebalan dinding pembuluh darah yang dimulai sejak awal perjalanan ilmiah PPOK. Perubahan struktur yang pertama kali terjadi adalah penebalan intima diikuti peningkatan otot polos dan infiltrasi dinding pembuluh darah oleh sel-sel radang. Jika penyakit bertambah lanjut jumlah otot polos, proteoglikan dan kolagen bertambah sehingga dinding pembuluh darah bertambah tebal.Pada bronkitis kronis maupun emfisema terjadi penyempitan saluran napas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik, saluran pernapasan yang berdiameter kecil (< 2mm) menjadi lebih sempit dan berkelok-kelok. Penyempitan ini terjadi karena metaplasi sel goblet. Saluran napas besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mukus. Pada emfisema paru, penyempitan saluran napas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru.Konsep Patogenesis PPOK3

5. Gejala klinis PPOKPasien biasanya mengeluhkan 2 keluhan utama yaitu sesak napas dan batuk. Adapun gejala yang terlihat seperti :1,2a. Sesak NapasTimbul progresif secara gradual dalam beberapa tahun. Mula-mula ringan lebih lanjut akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Sesak napas bertambah berat mendadak menandakan adanya eksaserbasi.

b. Batuk KronisBatuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat waktu pagi hari. Dahak biasanya mukoid tetapi bertambah purulen bila eksaserbasi.c. Sesak napas (wheezing)Riwayat wheezing tidak jarang ditemukan pada PPOK dan ini menunjukan komponen reversibel penyakitnya. Bronkospasme bukan satun-satunya penyebab wheezing. Wheezing pada PPOK terjadi saat pengerahan tenaga (exertion) mungkin karena udara lewat saluran napas yang sempit oleh radang atau sikatrik.d. Batuk DarahBisa dijumpai terutama waktu eksaserbasi. Asal darah diduga dari saluran napas yang radang dan khasnya blood streaked purulen sputum.e. Anoreksia dan berat badan menurunPenurunan berat badan merupakan tanda progresif jelek.6. DiagnosisDiagnosis dibuat berdasarkan :2,6a. Gambaran klinis :1) Anamnesis: Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja Riwayat penyakit emfisema pada keluarga Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misal berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara Batuk berulang dengan atau tanpa dahak Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi2) Pemeriksaan fisikPPOK dini umumnya tidak ada kelainan Inspeksi- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)- Penggunaan otot bantu napas- Hipertropi otot bantu napas- Pelebaran sela iga- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai- Penampilan pink puffer atau blue bloater PalpasiPada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar PerkusiPada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah Auskultasi- suara napas vesikuler normal, atau melemah- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa- ekspirasi memanjang- bunyi jantung terdengar jauhKeterangan : Pink pufferGambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed lips breathing. Blue bloaterGambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer. Pursed - lips breathingAdalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda: pasien biasanya tampak kurus dengan Barrel shaped chest fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada perkusi dada hipersonor, batas peru hati lebih rendah suara napas berkurang, ekspirasi memanjang, suara tambahan (ronkhi atau wheezing)3) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan rutin:a) Faal paruSpirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP) Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP (%).Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 % VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit. Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%Uji bronkodilator- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.-Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200 ml- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil

b). Darah rutinHb, Ht, leukositc). Radiologi Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain. Pada emfisema terlihat gambaran :- Hiperinflasi- Hiperlusen- Ruang retrosternal melebar- Diafragma mendatar- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance) Pada bronkitis kronik :- Normal- Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasusPada bronkitis kronis, foto thoraks memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corakan paru yang bertambah.Pada emfisema, foto thoraks menunjukkan adanya hiperinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah dan datar, penciutan pembuluh darah pulmonal, dan penambahan cortakan ke distal.

NormalHyperinflation

Pemeriksaan khusus (tidak rutin)a).Faal paru- Volume Residu (VR), Kapasiti Residu Fungsional (KRF), Kapasiti Paru Total (KPT), VR/KRF,VR/KPT meningkat- DLCO menurun pada emfisema- Raw meningkat pada bronkitis kronik- Sgaw meningkat- Variabiliti Harian APE kurang dari 20 %b). Uji latih kardiopulmoner- Sepeda statis (ergocycle)- Jentera (treadmill)- Jalan 6 menit, lebih rendah dari normalc). Uji provokasi bronkusUntuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus, pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktivitas bronkus derajat ringan.d). Uji coba kortikosteroidMenilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan VEP1 pascabronkodilator > 20 % dan minimal 250 ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid.e). Analisis gas darahTerutama untuk menilai :- Gagal napas kronik stabil- Gagal napas akut pada gagal napas kronikf). Radiologi- CT - Scan resolusi tinggiMendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos.- Scan ventilasi perfusiMengetahui fungsi respirasi parug). ElektrokardiografiMengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.h). EkokardiografiMenilai funfsi jantung kanani). BakteriologiPemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia.j). Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda), defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia. riwayat penyakit yang ditandai dengan gejala-gejala diatas.

PPOK harus dipertimbangkan pada penderita dengan keluhan batuk dengan dahak atau sesak napas dan atau riwayat terpapar faktor resiko. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan obyektif adanya hambatan aliran udara (dengan spirometri).7. Diagnosis BandingAsma SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis) Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal. Pneumotoraks Gagal jantung kronik Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis, destroyed lung. Asma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan di Indonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena terapi dan prognosisnya berbeda.2

8. KlasifikasiKlasifikasi PenyakitGejalaSpirometri

Ringan Tidak ada gejala waktu istirahat atau bila exercise Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan pada latihan sedang (misal : berjalan cepat, naik tangga)VEP > 80% prediksiVEP/KVP < 75%

Sedang Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi mulai terasa pada latihan / kerja ringan (misal : berpakaian) Gejala ringan pada istirahatVEP 30 - 80%prediksi VEP/KVP