pr lapsus glaukoma

8
PR Lapsus Glaukoma M. Ferry Nur Abadi 102011101021 1. Cara Pemeriksaan Gonioskopi Definisi : Merupakan cara untuk melihat langsung sudut bilik mata depan dengan memakai lensa dn cermin khusus. Pemeriksaan ini dikerjakan pada semua kasus dugaan gloukoma, untuk mengetahui tahapan tumor yang menyerang iris dan untuk memeriksa benda asing disudut bilik mata depan. Peralatan dan bahan : 1. Larutan anasthesi local 2. Gonio lensa Prosedur : 1. Jelaskan prosedur pada pasien 2. Tetesi mata pasien dengan larutan anasthesi topical 3. Posisikan pasien duduk di depan lampu celah 4. Pasang gonio lensa pada mata 5. Dengan cermin khusus dan dengan pembesaran, sudut bilik mata depan dan iris dapat dipantau 6. Putar cermin sehingga bagian-bagian sudut dan sekelilingnya dapat diperiksa

Upload: ferry

Post on 24-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Mata

TRANSCRIPT

Page 1: PR Lapsus Glaukoma

PR Lapsus Glaukoma

M. Ferry Nur Abadi

102011101021

1. Cara Pemeriksaan Gonioskopi

 Definisi :

Merupakan cara untuk melihat langsung sudut bilik mata depan dengan memakai lensa dn

cermin khusus. Pemeriksaan ini dikerjakan pada semua kasus dugaan gloukoma, untuk

mengetahui tahapan tumor yang menyerang iris dan untuk memeriksa benda asing disudut

bilik mata depan.

 Peralatan dan bahan :

1. Larutan anasthesi local

2. Gonio lensa

 Prosedur :

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Tetesi mata pasien dengan larutan anasthesi topical

3. Posisikan pasien duduk di depan lampu celah

4. Pasang gonio lensa pada mata

5. Dengan cermin khusus dan dengan pembesaran, sudut bilik mata depan dan iris dapat

dipantau

6. Putar cermin sehingga bagian-bagian sudut dan sekelilingnya dapat diperiksa

 

Page 2: PR Lapsus Glaukoma

Hasil pemeriksaan :

Pada umumnya (juga pada kasus glaucoma menahun) struktur bilik mata depan bisa dilihat

jelas pada sudut yang sangat sempit, tetapi tekanan intarokularnya normal, penderita

mempunyai resiko tinggi terjadinya glaucoma sudut tertutup bila pupil melebar baik spontan

maupun karena obat-obatan.

2. Cara Pemeriksaan Kampimetri

Kampimetri adalah alat yang digunakan untuk mengetahui luas lapang pandang penglihatan

secara otomatis.

Hasil pemeriksaan lapang pandang ini sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah ada

kerusakan saraf yang mengakibatkan perubahan pada penglihatan tepi atau perifer akibat dari

kerusakan saraf optik, terutama kerusakan saraf optik sebagai akibat dari glaukoma.

Berikut cara menggunakannnya:

a. Hidupkan power On

b. Tunngu yaaa sampai terlihat gambar main menu

c. Pilih program pemeriksaan

o Sita Fast ( ini untuk pasien kooperatif) butuh waktu sekitar 5 menit

o Sita Standard ( untuk pasien orang tua — dan kebanyakan orang ini yang

diperiksa ( perlu 10 menit

Page 3: PR Lapsus Glaukoma

d. Pilih mata yang akan diperiksa (Right / Left)

e. Muncul patient data, di sini anda isi ID, nama dan trial lensanya

f. Klik ‘more patient data’ untuk data tambahan, yaitu visual acuity

g. Untuk melihat hasil kalkulasi trial lens, tekan tombol Proceed

h. Kemudian pasien dipersilakan duduk santai, beri penjelasan bahwa pasien dianjurkan

untuk melihat lampu kuning yang ada di tengah, pasien akan melihat cahaya putih

seperti bintang kerlap – kerlip yang muncul di berbagai arah, cahaya itu kadang

terang, kadang redup. Saat melihat cahaya itu pasien diharap untuk menekan bel.

Ingat pasien selalu melihat lampu kuning terus untuk fiksasi. Mata yang tidak

diperiksa mohon ditutup, atur posisi kepala senyaman mungkin, bertahu bahwa

pemeriksaan ini agak lama sesuai program yang anda pilih.

i. Klik start, muncul ‘initialize gaze successfull’. Beritahu pasien untuk tetap melihat ke

arah lampu berwarna kuning.

j. Apabila berhasil maka akan muncul ‘initialize gaze successfull’ dan apabila tidak

maka akan muncul ‘initialize gaze failed’, maka ulangi sampai successfull.

k. Pakai lensa sesuai dengan hasil kalkulasi tadi

l. Klik ‘continue’

m. Pemeriksaan dimulai, anjurkan pasien menekan bel saat melihat cahaya putih.

n. Selama pemeriksaan perhatikan di layar monitor, tanda ( + ) harus tepat ditengah

pupil mata pasien. Juga perhatikan Fixation losses nya, jangan sampai ada tanda XX,

apabila ada beritahu pasien untuk tidak menekan bel lebih dari satukali tiap melihat

cahaya putih, dan jangan terlalu cepat atau terlambat. Kemudian perhatikan terus

angkanya 2/10 XX sebagai kesalahan toleransi. Tidak boleh melebihi 50%

o. Apabila di tengah perjalanan pemeriksaan, pasien merasa lelah maka istirahat dulu

dengan menekan tombol pause/change. Dan jika ingin dilanjutkan kembali maka

tekan tombol itu lagi.

p. Selesai pemeriksaan simpan datanya dan klik untuk test other eye

q. Pemeriksaan dilakukan sama dengan yang sebelumnya

r. Print hasil dengan cara klik gambar print dan pilih single fiel analysis, print all

selected item.

Page 4: PR Lapsus Glaukoma

3. Perbedaan Enukleasi Eviserasi Eksenterasi

Menurut American Society of Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery (ASOPRS)

pada tahun 2005 dalam buklet untuk awam, beda enukleasi dan eviserasi adalah:

Enukleasi adalah pembedahan untuk mengangkat keseluruhan mata. Eviserasi adalah

pembedahan untuk mengangkat isi bola mata,menyisakan otot dan bagian putih mata.

Dokter Asa D. Morton pada Bab 23 dari buku “Ophthalmic Care of the Combat Casualty”

menerangkan perbedaan enukleasi dan eviserasi ialah:

Enukleasi melibatkan pengangkatan bola mata dan sebagian nervus optikus anterior, dengan

usaha untuk mempertahankan konjungtiva, kapsula Tenon, serta otot ekstraokular.

Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata tapi dengan menyisakan sklera dan, pada

beberapa kasus, juga menyisakan kornea.

a. Indikasi Pengunaan Enukleasi:

Enukleasi lebih sering digunakan untuk membuang mata yang buta dan mata yang

sakitnya tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan apapun. Pada kebanyakan kasus,

enukleasi akan meringankan rasa sakit yang timbul akibat gangguan pada mata tersebut.

Page 5: PR Lapsus Glaukoma

Abnormalitas pada bola mata dapat dihasilkan oleh pengaruh lokal ataupun pengaruh

sistemik. Perubahan atau kelainan bola mata diawali oleh kelainan secara unilateral,

kemudian dapat berubah menjadi bilateral. Beberapa indikasi umum dilakukannya

operasi ini adalah trauma parah yang tidak mungkin ditangani, pada kasus uveitis kronis,

pada kasus endophthalmitis, glaucoma yang sudah tidak dapat disembuhkan dan

membutakan, tumor pada bulbus oculi, kelainan mata dari lahir yang menyebabkan

kebutaan, dan beberapa penyakit yang mungkin bisa menyebar ke bagian tubuh lain

seperti kanker mata.

Enukleasi biasanya menjadi pilihan terakhir klien untuk mengurangi rasa sakit dari mata

pasien, terutama apabila keadaan pasien sampai buta dan bola mata tidak ada gunanya

lagi bagi pasien. Enukleasi dan kebutaan ditoleransi dengan baik oleh anjing dan kucing

dibandingkan mereka harus merasakan sakit yang berkelanjutan.

Anestesi yang digunakan untuk operasi ini adalah anestesi lokal. Setelah bola mata

dikeluarkan, lalu diikat pada bagian pangkalnya kemudian dipotong. Sebelum dijahit,

pada beberapa teknik yang digunakan di luar negeri, menggantikan bola mata dengan

bola mata silicon yang gunanya adalah mencegah terjadinya kista akibat sekresi

membrane niktitan. Apabila sudah tidak ada perdarahan, dilakukan penjahitan dengan

pola simple interupted suture. Jahitan dibuat sedemikian rupa sehingga masih ada sedikit

lubang pada sudut mata medial yang berfungsi untuk drainase. Benang yang digunakan

adalah yang non absorbable. Selanjutnya mata tidak perlu dibalut dan diberikan

antibiotika, anti peradangan, hemostatika dan vitamin A agar cepat daya regenerasinya.

Teknik operasi enukleasi dapat dilakukan melalui dua prosedur, yaitu pendekatan

subkonjunctival dan pendekatan transpalpebral.

b. Indikasi eviserasi

Indikasi dari pembedahan eviserasi adalah keadaan kebutaan pada mata dengan infeksi

berat atau kondisi mata yang sangat nyeri. Tumor intraocular dan phitisis merupakan

kontraindikasi dalam meaksanakan pebedahan eviserasi. Eviserasi memiliki keuntungan

dibandingkan enukleasi yaitu pembedahan dapat dilaksanakan dengan komplikasi yang

lebih sedikit, anastesi dapat dilakukan dengan anastesi local berupa blok retrobulbar dan

proses pebedahan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.