glaukoma kronik
DESCRIPTION
GLAUKOMA KRONIKTRANSCRIPT
GLAUKOMA KRONIK
Oleh:Nurfazlina Annisa Alhamra
Preseptor : dr. Ardizal Rahman, Sp.M(K)
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Sudut COA
• Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri-ciri anatomi utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula (yang terletak di atas kanalis Schlemm) dan taji-taji sclera. Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea.
• Jalinan trabekula berbentuk segitiga pada potongan melintang yang dasarnya mengarah ke korpus siliare. Garis ini tersusun dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagenelastik yang membentuk suatu filter dengan memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis Schlemm. el
• Serat-serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan trabekula tersebut. Taji sclera merupakan penonjolan sclera kearah dalam di antara korpus siliare dan kanalis Schlemm, tempat iris dan korpus siliare menemp
Anatomi bilik mata depan, kanalis Schlemm dan trabekula Meshwork
Korpus Siliaris• berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6mm)• terdiri dari suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plana dan zona datar, pars plikata• Prosesus siliaris dan epitel siliaris berfungsi sebagai pembentuk akuos humor
Iris dan Corpus Ciliaris
Akuos humor• suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posteriormata• Kecepatan pembentukannya 1,5-2
uL/menit•memiliki komposisi askorbat,
piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah
• Gambar 2.3 Fisiologi Aqueous Humor
Gambar 2.4 Sirkulasi dan drainase Akuos humor
Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan AAO
1. Glaukoma sudut terbuka• Glaukoma sudut terbuka primer• Glaukoma normo tensi• Glaukoma juvenile sudut terbuka• Glaukoma suspect• Glaukoma sekunder sudut terbuka
2. Glaukoma sudut tertutup• Glaukoma primer sudut tertutup, relatif
blok pupil• Acute angle closure primer• Subacute angle closure
• Chronic angle closure • Secunder angle closure dengan blok pupil
dan tanpa blok pupil
3. Kombinasi4. Gangguan perkembangan sudut COA
(Camera Oculi Anterior)• Primer congenital/ infantil glaucoma
GLAUKOMA KRONIK SUDUT TERBUKA
Glaucoma primer sudut terbuka (kronik) adalah gangguan mata yang bersifat
kronik, prgoresifnya lambat, neuropati optic dengan gejala kerusakan nervus
optikus dan kehilangan lapangan pandang
Epidemiologi
• permasalahan kesehatan yang utama.• penelitian di USA pada usia lebih dari 40 tahun
diperkirakan prevalensinya 1,86%.• Diperkirakan dengan meningkatnya populasi usia
lanjut, jumlah pasien glaucoma juga akan meningkat 50% dari 3,36 juta pada tahun 2020.
Faktor Resiko Terjadinya Glaukoma Sudut Terbuka Primer
• Peningkatan tekanan intra okuler merupakan factor resiko terbesar untuk terjadinya glaukoma.
• Ras,. • Faktor Umur• Faktor Keluarga• Penyakit lain
Patofisiologi Glaukoma biasanya timbul karena tidak
seimbangnya antara produksi akuos dan
aliran akuos keluar bola mata (outflow )
• Peningkatan produksi cairan
• Penurunan outflow melalui jaring
trabekula
• Penurunan outflow melalui uveoscleral
pathway
Peningkatan TIO
20
Glaukoma sudut terbuka primer
Proses degeneratif di jalinan trabekularPengendapan bahan ekstra sel di jalinan trabekular
dan di bawah canal schlemm
berkurangnya drainase aquos humor
Peningkatan TIO
Gambar skema glaukoma primer sudut terbuka
Gejala dan tanda klinis
Gejala klinis: •Glaukoma primer sudut terbuka biasanya berjalan progresif lambat dan asimtomatis, sampai menyebabkan kerusakan lapangan pandang. Karena itu dibutuhkan pemeriksaan periodik pada usia lanjut •Pasien kadang mengeluhkan sakit kepala ringan dan nyeri pada mata•Gangguan lapang pandang•Kesulitan membaca dekat dan pasien sering berganti kacamata presbiop•Adaptasi lama di cahaya gelap•Jika terjadi bilateral, maka dapat asimetris..
23
Tanda klinis
Perubahan tekanan intra ocular• Rata-rata TIO=15,5 mmHg (standard deviasi 2,6
mmHg), dengan rentang 10-21 mmHg• Tahap awal peningkatan TIO tidak menetap,
namun terjadi peningkatan berlebihan pada variasi diurnal. observasi periodik
Kerusakan diskus optikusTerlihat dengan pemeriksaan funduscopy, perubahan
glaucomatous yang terjadi:• Tahap awal
- Cup berbentuk oval secara vertical, karena kerusakan jaringan saraf secara selektif pada bagian superior dan inferior.-Cup yang asimetris-Cup yang membesar (0,6 mm atau lebih)-Splinter hemorragik pada pinggir diskus optikus-Area yang pucat pada diskus-Atrofi pada serat saraf retina
Tahap lanjut• Cupping yang terlihat lebih jelas (0,7-0,9 mm) • Penipisan pinggir neuroretina• Pergeseran ke nasal pembuluh retina• Pulsasi arteriol retina yang dapat terlihat pada
pinggir diskus saat TIO sangat tinggi• Lamellar dot pada lamina kribrosa
Atrofi optic glaucomatousKerusakan berlanjut sehingga kerusakan mengenai seluruh jaringan saraf diskus dan kepala nervus optikus terlihat putih dan sangat mencekung
Gangguan lapang pandang
• Lapang pandang normal
Gangguan lapang pandang • terutama mengenai 300 lapangan pandang bagian sentral• Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta• Perluasan kontiniu ke daerah bjerrum 150 dari fiksasi membentuk
skotoma bjerrum• skotoma arkuata• skotoma seidel• Skotoma arkuata ganda di atas dan dibawah meridian horizontal
sering disertai oleh nasal step (roenne) karena perbedaan ukuran kedua defek arkuata tersebut
• Pada stadium akhir penyakit, ketajaman penglihatan sentral mungkin normal tapi hanya 50 lapang pandang tiap-tiap mata
Untuk Menegakkan Diagnosa ( 3 faktor) : Level TIO ( Normal 10-21 mmhg ) Kelainan N.Optik Visual field Loss
Dua dari cardinal sign, harus ada :– TIO ↑ dan perobahan optik disc– Kelainan optik disk dan perubahan visual field
tanpa adanya TIO ↑
Komplikasi
Komplikasi dari glaukoma primer sudut terbuka adalah penurunan lapangan pandang yang dapat berakhir dengan kebutaan. Namun terjadinya kebutaan pada penderita glaukoma ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :a. tingkat keparahan penyakitb. usia penderita→ usia mudac. TIO yang tidak terkontrol
Prognosis
Glaukoma sudut terbuka, apabila ditatalaksana dengan baik, dapat mempertahankan penglihatan, tetapi tidak dapat sembuh dengan sempurna, oleh karena itu perlu kontrol teratur.
Namun glaukoma kronis yang tidak diobati dapat berkembang menjadi kebutaan dalam 20 sampai 25 tahun.
Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat dan teratur dapat mempertahankan penglihatan dengan cukup baik.
Pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut, tetapi tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIK
EPIDEMIOLOGI
• Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang paling sering di dunia
• Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta orang menderita glaukoma, dan lebih dari separuh mereka tidak menyadari sedang menderita penyakit ini, yang disebabkan karena glaukoma sering tidak memberikan gejala pada awal penyakit.
• Kurang dari 10% glaukoma di Amerika Serikat adalah angle closure glaucoma (ACG).
• Di Asia ACG lebih sering terjadi daripada open angle glaucoma.
PATOGENESIS
Mekanisme peningkatan tekanan intra-okuler pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus
Pada glaucoma sudut tertutup yang akut terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer.
• Glaukoma sudut tertutup yang kronik predisposisi: penutupan sudut kamera anterior tidak pernah mengalami episode peningkatan akut tekanan intra-okuler Mengalami sinekia anterior perifer yang semakin luas disertai peningkatan bertahap tekanan intra-okuler. Pengecilan ekstensif lapangan pandang. Kadang-kadang para pasien tersebut mengalami serangan-serangan penutupan sudut subakut.
GEJALA KLINIS
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain
Glaukoma dibedakan atas AKUT dan KRONIK.
• Glaukoma akut Nyeri yang sangat hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Pada beberapa kasus, keadaan ini sering disalahartikan dengan sakit kepala migren, hipertensi (tekanan darah tinggi), gastritis (sakit maag) ataupun infeksi mata biasa (konjungtivitis).
• Glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena
umumnya peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita tidak menyadarinya.
Gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut.
• Glaukoma umumnya mengenai kedua mata, namun biasanya kebutaan yang timbul tidak bersamaan. Pada banyak kasus kebutaan terjadi pada satu mata baru kemudian mengenai mata lainnya. Saat inilah penderita baru menyadari adanya gangguan penglihatan.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan untuk mendeteksi Glaukoma1. Tonometri (pengukuran tekanan bola mata). 2. Funduskopi (pemeriksaan retina dan saraf mata)3. Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan) 4. Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata depan)5. Ultrasound Biomicroscopy (UBM), untuk melihat sudut
dan struktur disekitarnya.
• Pada pemeriksaan glaucoma sudut tertutup kronik didapatkan peningkatan tekanan intraokular, bilik mata yang sempit dengan sinekia perifer anterior yang bervariasi, serta perubahan diskus optik dan lapang pandang.
KOMPLIKASI
Bila tidak ditangani secara cepat dan tepat pasien dengan glaucoma dapat mengalami kebutaan.
PROGNOSIS
Prognosis akan baik bila glaucoma didiagnosis dengan cepat dan ditangani dengan tepat.
Pemeriksaan yang dilakukan
Pemeriksaan visus (terutama telah diketahui visus sebelumnya).
Pupil Pemeriksaan dengan slit lamp
PEMERIKSAAN OPTIC DISC
Oftalmoskop direk/indirek
Yang dapat ditemukantanda penggaungan yang khas yaitu pinggir papil bagian
temporal menipis, adanya ekskavasi melebar dan mendalam tergaung,
tampak bagian pembuluh darah di tengah papil tak jelas, Nasal displacement
jika tekanan cukup tinggi akan terlihat pulsasi arteri.
Tonometri mengukur TIOTonometri digital Perkiraan kasar untuk mengukur TIO
Tekhnik pemeriksaanPasien diminta untuk memandang ke bawah
Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada kelopak atas, dipinggir tarsalSatu telunjuk menyeimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola
mata,
Pada peningkatan TIO fluktuasi terasa lemah atau menghilang dan bola mata terasa kaku atau keras. Jika TIO sangat rendah akan terasa
lunak seperti kantong air yang hanya berisi sebagian
Pengukuran pasti TIO dapat dilakukan dengan alat berupa tonometer. Instrumen yang sering
digunakan adalah tonometer indentasi (tonometer schiotz) dan tonometer aplanasi (tonometer
goldmann)
tonometer indentasi (tonometer schiotz)
prinsip : menekan permukaan kornea dengan beban yang akan menekan bola mata ke dalam dan
mendapat tahanan dari dalam melalui kornea
tekhnik pemeriksaan: pasien berbaring dan pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.
mata pasien dianestesi dengan pemberian 2-4% xylokain. pasien diminta melihat ke satu titik di langit-langit. kelopak mata
pasien dilebarkan dengan tangan kanan kemudian. letakkan perlahan telapak tonometer pada permukaan kornea. Setelah tonometer menunjukkan angka yang tetap baca angka
tekanan pada busur schiotz
penilaian : pembacaan skala dikonversi pada tabel untuk mengetahui tekanan bola mata dalam mmHg
tonometer aplanasi (tonometer goldmann)
Tonometer aplanasi goldmann dipasang pada slitlamp dan mengukur besarnya gaya yang
diperlukan untuk meratakan apeks kornea dengan beban standar.
Tekhnik pemeriksaan : mata yang akan diperiksa diberi anestesi topical dan diberi
fluoresen. Agar dapat melihat fluoresen dipakai filter biru cobalt dengan
penyinaran paling terang. pasang tonometer di depan kornea, lihat melalui slitlamp saat
ujungnya berkontak dengan kornea. Setelah berkontak ujung tonometer akan meratakan bagian tengah
kornea dan menghasilkan garis fluoresen tipis yang melingkar. Prisma pada bagian ujung akan memecah lingkaran ini secara visual
menjadi 2 setengah lingkaran yang tampak hijau melalui ocular slitlamp.
Tekanan tonometer diatur secara manual sampai kedua setengah lingkaran tersebut menumpuk, inilah titik akhirnya. Besarnya tenaga
yang dibutuhkan diterjemahkan menjadi skala tekanan dalam mmHG
A. pembacaan skala lebih besar daripada TIOB. pembacaan skala lebih kecil daripada TIO
C. pembacaan skala sama dengan TIO
Gonioskopi
visualisasi langsung COA menyingkirkan kelainan sudut tertutup atau
galukoma sekunder.
Grade Besar sudut Konfigurasi Kemungkinan terjadi penutupan
Struktur yang terlihat pada gonioskopi
IV 35-450 Terbuka lebar Tidak ada Garis schwalbe, Trabecular meshwork, Skleral spur, corpus siliaris
III 20-350 Sudut terbuka Tidak ada Garis schwalbe, Trabecular meshwork, Skleral spur
II 200 Cukup sempit mungkin Garis schwalbe, Trabecular meshwork
I 100 Sangat sempit Tinggi Hanya garis schwalbe
0 00 Tertutup Tertutup Tidak ada struktur yang terlihat
Perimetrimemeriksa lapang pandang
Terdapat dua metode dasar penyajian objek perimetri
perimetri statik lokasi yang berbeda pada lapang pandang diuji satu persatu. Dimulai dengan lapang
pandang dengan objek uji yang sulit pada lokasi tertentu, hingga didapatkan tingkat sensitivitas
ambang) lakukan di lokasi lain sehingga didapatkan
ambang sensitivitas cahaya pada berbagai titik, kemudian digabung dan akan membentuk lapang
pandang.
Perimetri kinetik dilakukan dengan menguji sensitivitas pasien terhadap satu objek uji dengan ukuran dan kecerahan tetap pada seluruh lapang
pandang. Objek di gerakkan ke bagian pusat sampai objek dapat terlihat oleh pasien, terbentuk
isopter (batas daerah terlihatnya objek), diluar batas tersebut objek tidak terlihat. Makin besar
isopter makin baik lapang pandang
Metode perimetriPerimeter goldmann berupa mangkuk bulat putih
yang diletakkan di hadapan pasien. Digunakan prinsip statik dan dinamik. Metode ini menguji
lapang pandang perifer dan metode utama untuk menetapkan lapangan pandang pada pasien
glaukoma. Perimetri berbasis komputer, merupakan
pemeriksaan paling canggih dan paling sensitif
Pemeriksaan perimetri Goldman
Diagram Perimetri dan Computerized Perimetry
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
1. Analog prostaglandin Mengurangi TIO dengan meningkatkan aliran keluar air mata melalui rute uveoskleral
• Latanoprost : 0,005%. • Bimatoprost 0,005%2. Parasimpatomimetik:
miotikum, memperbesar outflow a. Pilokarpin 2-4 % , 3-6 dd 1 tetes sehari b. Eserin ¼- ½ %, 3-6 dd 1 tetes sehari
67
3. Simpatomometik: mengurangi produksi humor aqueos
- epinefrin 0,5-2%, 2 dd 1 tetes sehari4. Beta-bloker:
menghambat produksi humor aqueos - Timolol maleat 0,25-0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari
5. Carbon anhidrase inhibitor: penghambat produksi humor aqueos - asetazolamid 250 mg, 4 dd 1 tablet
Tindakan operasi baru dilakukan jika:
TIO tidak dapat di pertahankan di bawah 22 mmHg.Lapang pandang terus mengecil.Pasien tidak dapat di percaya tentang pemakain obatnya.Tidak mampu membeli obat.Tidak tersedia obat-obat yang di perlukan.
non - Medikamentosa
69
Laser trabeculoplasty (LTP)LTP adalah teknik menembakkan energy laser pada
trabekular meshwork. Beberapa modalitas LTP yang ada antara lain argo laser trabeculoplasty (ALT), diode laser trabeculoplasty, dan selective
laser trabeculoplasty (SLT).Indikasi
penurunan TIO gagal meski dengan terapi medikamentosa maksimal.
Komplikasiterbanyak peningkatan IOP (20% pasien).
Peningkatan IOP terjadi dalam 1-4 jam pertama setelah tindakan, pasien harus dikontrol dengan
seksama. Untuk mengatasinya gunakana praclonidine
topical 1%, brimonidine topical 0,2%. Jika tidak berhasil, bisa digunakan hyperosmotic agent dan
Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAIs) oral.
Hasil dan follow upEfek LTP baru akan terlihat 4 sampai 6
minggu. 80 % pasien penurunan TIO minimal setelah
enam sampai 12 bulan. 80 % pasien penurunan TIO yang signifikan
dalam 6-12 bulan setelah LTP. 50 % pasien TI0 yang signifikan dalam 3-5
tahun. 30 % pasien sukses meurunkan tekanan
intraokulernya dalam 10 tahun.
Peningkatan TIO masih bisa terjadi pada beberapa pasien setelah beberapa bulan atau beberapa
tahun pasca pengobatan. LTP lanjutan mungkin bisa berguna terutama jika semua sudut belum
ditatalaksana sebelumnya. LTP pertama gagal menurunkan TIO
trabekulektomi
Teknik Bedah InsisionalTujuan membuat jalur baru atau fistel untuk mengalirkan aqueous humor dari coa melalui defek insisi di sclera menuju subkonjungttiva dan daerah sub-Tenon.
IndikasiBedah insisi diindikasikan jika penurunan TIO gagal melalui medikamentosa dan
tatalaksana laser. Indikasi pastinya adalah glaucoma dengan kemungkinan kerusakan nervus optic yang tinggi.
KontraindikasiKontraindikasi relative bedah insisi antara lain rubeosis iridis atau iritis aktif. Bedah insisi kurang menguntungkan pada pasien afakia atau pseudofakia, beberapa jenis
glaucoma sekunder (contohnya uveitis atau neovaskuler) dan pada beberapa pasien yang gagal operasi insisi sebelumya.
Terapi definitif ACG iridotomi. Ada 2 macam prosedur pembedahan:
- Laser iridotomi- Laser genioplasti.
Medikamentosa• Alfa adrenergik agonis• Beta bloker• Agen mitotik (parasimpatomimetik). • Analog prostaglandin• Karbonik anhidrase inhibitor
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 74 tahun datang ke Poli mata RS Dr. M. Djamil Padang tanggal 21 Mei 2015 dengan
Keluhan Utama: Mata kanan pasien rasa terkalang sejak 5 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Mata kanan pasien rasa terkalang dan rasa berpasir sejak 5 minggu yang lalu dan disertai penglihatan kabur dan mata merah.
• Mual, muntah tidak ada.• Riwayat mata merah hilang timbul dan sakit kepala, kemudian
berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali, dan diberi obat tetes, namun tidak ada perbaikan, kemudian berobat ke RSUD Pariaman dan diberi obat Timolol 0,5 % 2x1 OD, Glaucon 4x1 tab, dan Aspar K 2x1, kemudian pasien dirujuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang.
• Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada
• Riwayat alergi tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu : – Riwayat mata merah hilang timbul dan sakit
kepala, kemudian berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali, dan diberi obat tetes, namun tidak ada perbaikan
Riwayat pekerjaan– petani
Status Ophtalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 1/60 5/5
Visus dengan koreksi - -
Refleks fundus + +
Silia / supersilia Trichiasis (-) , Madarosis (-) Trichiasis (-) , Madarosis (-)
Palpebra superior Edema (-), Hiperemis (-) Edema (-),Tanda Radang (-)
Palpebra inferior Edema (-) , Hiperemis (-) Edema (-) , Tanda Radang (-)
Aparat lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal
Status Ophtalmikus
OD OS
Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konjungtiva Bulbii Injeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)
Hemoragik subkonjunktiva (-)
Injeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)
Hemoragik subkonjunktiva (-)
Sklera Warna putih warna putih
Kornea Bening Bening
Kamera Okuli Anterior VH grade 2 (dangkal) VH grade 3
Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)
Pupil Membayang semi midriasis, , ukuran 4-5 mm, reflek
(+menurun/+menurun)
Bulat, , ukuran 3mm, reflek (+/+)
Lensa Keruh subkapsular posterior Keruh subkapsular posterior
Korpus vitreum Sukar dinilai Sukar dinilai
OD OS
Fundus :
- Media bening bening
- Papil optikus Papil bulat, batas tegas.c/d = 0,7-0,8
- Papil bulat, batas tegas.
c/d = 0,5-0,6
- aa/vv retina aa : vv = 2 : 3 - aa : vv = 2 : 3
- Retina Perdarahan (-),eksudat (-) Perdarahan (-),eksudat (-)
- Makula Refleks fovea (+) - Refleks fovea (+)
Tekanan bulbus okuliPosisi bulbus okuliGerak bulbus okuli
58 mmHgOrthoforia
Bebas
21 mmHgOrthoforia
Bebas
Diagnosis kerja: - Glaukoma sudut tertutup kronik OD- Katarak imatur ODS
Pemeriksaan Penunjang : •Gonioskopi•USG mata
Anjuran terapi : •Glaukon 4x1•Aspar K 2x1•Timol 0,5 % ed 2x1 OD•Polydex ed 6x1 OD•Trabekulektomi
Pemeriksaan penunjang gonioskopi
OD OS
superior inferior nasal temporal superior inferior nasal temporal
SL + + + + + + + +
TM - - - - - - - -
SS - - - - - - - -
PI - - - - - - - -
Kesan sudut tertutup
Diskusi
Seorang pasien, perempuan, umur 74 tahun dengan keluhan utama terkalang sejak 5 minggu yang lalu. Pasien ini diagnosis dengan glaukoma sudut tertutup kronik OD dengan diagnosis tambahan katarak imatur ODS. Pasien ini direncanakan trabekulektomi OD dan diberikan terapi medikamentosa berupa glaucon, timolol, aspar k, dan polydex.
Pasien ini didiagnosis dengan glaukoma sudut tertutup kronik OD berdasarkan gejala mata rasa terkalang, berpasir, kabur, dan terdapat riwayat mata merah dan sakit kepala berulang. Pada keadaan kronik, rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut..
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan kamera okuli yang dangkal, tekanan intraokuler yang tinggi, dengan funduskopi, didapatkan cup disc ratio 0,7-0,8.
Terapi yang dianjurkan pada pasien ini adalah trabekulektomi OD. Namun berdasarkan literatur, adapun terapi operatif pilihan untuk glaukoma sudut tertutup adalah laser iridotomi, iridektomi perifer, dan pemasangan shunt apabila operasi sebelumnya tidak berhasil.
Anjuran dilakukan trabekulektomi, kemungkinan dengan dasar bahwa blok pupil belum terjadi sehingga pengaliran langsung akueus humor dari kamera okuli anterior ke subkonjungtiva dapat menurunkan tekanan intraokular.
TERIMA KASIH