glaukoma kronik

90
GLAUKOMA KRONIK Oleh: Nurfazlina Annisa Alhamra Preseptor : dr. Ardizal Rahman, Sp.M(K)

Upload: nurfazlina

Post on 05-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

GLAUKOMA KRONIK

TRANSCRIPT

Page 1: GLAUKOMA KRONIK

GLAUKOMA KRONIK

Oleh:Nurfazlina Annisa Alhamra

Preseptor : dr. Ardizal Rahman, Sp.M(K)

Page 2: GLAUKOMA KRONIK

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Sudut COA

• Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri-ciri anatomi utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula (yang terletak di atas kanalis Schlemm) dan taji-taji sclera. Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea.

Page 3: GLAUKOMA KRONIK

• Jalinan trabekula berbentuk segitiga pada potongan melintang yang dasarnya mengarah ke korpus siliare. Garis ini tersusun dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagenelastik yang membentuk suatu filter dengan memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis Schlemm. el

Page 4: GLAUKOMA KRONIK

• Serat-serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan trabekula tersebut. Taji sclera merupakan penonjolan sclera kearah dalam di antara korpus siliare dan kanalis Schlemm, tempat iris dan korpus siliare menemp

Page 5: GLAUKOMA KRONIK

Anatomi bilik mata depan, kanalis Schlemm dan trabekula Meshwork

Page 6: GLAUKOMA KRONIK
Page 7: GLAUKOMA KRONIK

Korpus Siliaris• berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6mm)• terdiri dari suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plana dan zona datar, pars plikata• Prosesus siliaris dan epitel siliaris berfungsi sebagai pembentuk akuos humor

Page 8: GLAUKOMA KRONIK

Iris dan Corpus Ciliaris

Page 9: GLAUKOMA KRONIK

Akuos humor• suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posteriormata• Kecepatan pembentukannya 1,5-2

uL/menit•memiliki komposisi askorbat,

piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah

Page 10: GLAUKOMA KRONIK

• Gambar 2.3 Fisiologi Aqueous Humor

Page 11: GLAUKOMA KRONIK

Gambar 2.4 Sirkulasi dan drainase Akuos humor

Page 12: GLAUKOMA KRONIK

Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan AAO

1. Glaukoma sudut terbuka• Glaukoma sudut terbuka primer• Glaukoma normo tensi• Glaukoma juvenile sudut terbuka• Glaukoma suspect• Glaukoma sekunder sudut terbuka

Page 13: GLAUKOMA KRONIK

2. Glaukoma sudut tertutup• Glaukoma primer sudut tertutup, relatif

blok pupil• Acute angle closure primer• Subacute angle closure

• Chronic angle closure • Secunder angle closure dengan blok pupil

dan tanpa blok pupil

Page 14: GLAUKOMA KRONIK

3. Kombinasi4. Gangguan perkembangan sudut COA

(Camera Oculi Anterior)• Primer congenital/ infantil glaucoma

Page 15: GLAUKOMA KRONIK

GLAUKOMA KRONIK SUDUT TERBUKA

Page 16: GLAUKOMA KRONIK

Glaucoma primer sudut terbuka (kronik) adalah gangguan mata yang bersifat

kronik, prgoresifnya lambat, neuropati optic dengan gejala kerusakan nervus

optikus dan kehilangan lapangan pandang

Page 17: GLAUKOMA KRONIK

Epidemiologi

• permasalahan kesehatan yang utama.• penelitian di USA pada usia lebih dari 40 tahun

diperkirakan prevalensinya 1,86%.• Diperkirakan dengan meningkatnya populasi usia

lanjut, jumlah pasien glaucoma juga akan meningkat 50% dari 3,36 juta pada tahun 2020.

Page 18: GLAUKOMA KRONIK

Faktor Resiko Terjadinya Glaukoma Sudut Terbuka Primer

• Peningkatan tekanan intra okuler merupakan factor resiko terbesar untuk terjadinya glaukoma.

• Ras,. • Faktor Umur• Faktor Keluarga• Penyakit lain

Page 19: GLAUKOMA KRONIK

Patofisiologi Glaukoma biasanya timbul karena tidak

seimbangnya antara produksi akuos dan

aliran akuos keluar bola mata (outflow )

• Peningkatan produksi cairan

• Penurunan outflow melalui jaring

trabekula

• Penurunan outflow melalui uveoscleral

pathway

Peningkatan TIO

Page 20: GLAUKOMA KRONIK

20

Glaukoma sudut terbuka primer

Proses degeneratif di jalinan trabekularPengendapan bahan ekstra sel di jalinan trabekular

dan di bawah canal schlemm

berkurangnya drainase aquos humor

Peningkatan TIO

Page 21: GLAUKOMA KRONIK

Gambar skema glaukoma primer sudut terbuka

Page 22: GLAUKOMA KRONIK

Gejala dan tanda klinis

Gejala klinis: •Glaukoma primer sudut terbuka biasanya berjalan progresif lambat dan asimtomatis, sampai menyebabkan kerusakan lapangan pandang. Karena itu dibutuhkan pemeriksaan periodik pada usia lanjut •Pasien kadang mengeluhkan sakit kepala ringan dan nyeri pada mata•Gangguan lapang pandang•Kesulitan membaca dekat dan pasien sering berganti kacamata presbiop•Adaptasi lama di cahaya gelap•Jika terjadi bilateral, maka dapat asimetris..

Page 23: GLAUKOMA KRONIK

23

Tanda klinis

Perubahan tekanan intra ocular• Rata-rata TIO=15,5 mmHg (standard deviasi 2,6

mmHg), dengan rentang 10-21 mmHg• Tahap awal peningkatan TIO tidak menetap,

namun terjadi peningkatan berlebihan pada variasi diurnal. observasi periodik

Page 24: GLAUKOMA KRONIK
Page 25: GLAUKOMA KRONIK

Kerusakan diskus optikusTerlihat dengan pemeriksaan funduscopy, perubahan

glaucomatous yang terjadi:• Tahap awal

- Cup berbentuk oval secara vertical, karena kerusakan jaringan saraf secara selektif pada bagian superior dan inferior.-Cup yang asimetris-Cup yang membesar (0,6 mm atau lebih)-Splinter hemorragik pada pinggir diskus optikus-Area yang pucat pada diskus-Atrofi pada serat saraf retina

Page 26: GLAUKOMA KRONIK

Tahap lanjut• Cupping yang terlihat lebih jelas (0,7-0,9 mm) • Penipisan pinggir neuroretina• Pergeseran ke nasal pembuluh retina• Pulsasi arteriol retina yang dapat terlihat pada

pinggir diskus saat TIO sangat tinggi• Lamellar dot pada lamina kribrosa

Page 27: GLAUKOMA KRONIK

Atrofi optic glaucomatousKerusakan berlanjut sehingga kerusakan mengenai seluruh jaringan saraf diskus dan kepala nervus optikus terlihat putih dan sangat mencekung

Page 28: GLAUKOMA KRONIK

Gangguan lapang pandang

• Lapang pandang normal

Page 29: GLAUKOMA KRONIK

Gangguan lapang pandang • terutama mengenai 300 lapangan pandang bagian sentral• Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta• Perluasan kontiniu ke daerah bjerrum 150 dari fiksasi membentuk

skotoma bjerrum• skotoma arkuata• skotoma seidel• Skotoma arkuata ganda di atas dan dibawah meridian horizontal

sering disertai oleh nasal step (roenne) karena perbedaan ukuran kedua defek arkuata tersebut

• Pada stadium akhir penyakit, ketajaman penglihatan sentral mungkin normal tapi hanya 50 lapang pandang tiap-tiap mata

Page 30: GLAUKOMA KRONIK
Page 31: GLAUKOMA KRONIK

Untuk Menegakkan Diagnosa ( 3 faktor) : Level TIO ( Normal 10-21 mmhg ) Kelainan N.Optik Visual field Loss

Dua dari cardinal sign, harus ada :– TIO ↑ dan perobahan optik disc– Kelainan optik disk dan perubahan visual field

tanpa adanya TIO ↑

Page 32: GLAUKOMA KRONIK

Komplikasi

Komplikasi dari glaukoma primer sudut terbuka adalah penurunan lapangan pandang yang dapat berakhir dengan kebutaan. Namun terjadinya kebutaan pada penderita glaukoma ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :a. tingkat keparahan penyakitb. usia penderita→ usia mudac. TIO yang tidak terkontrol

Page 33: GLAUKOMA KRONIK

Prognosis

Glaukoma sudut terbuka, apabila ditatalaksana dengan baik, dapat mempertahankan penglihatan, tetapi tidak dapat sembuh dengan sempurna, oleh karena itu perlu kontrol teratur.

Page 34: GLAUKOMA KRONIK

Namun glaukoma kronis yang tidak diobati dapat berkembang menjadi kebutaan dalam 20 sampai 25 tahun.

Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat dan teratur dapat mempertahankan penglihatan dengan cukup baik.

Pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut, tetapi tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang.

Page 35: GLAUKOMA KRONIK

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIK

Page 36: GLAUKOMA KRONIK

EPIDEMIOLOGI

• Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang paling sering di dunia

• Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta orang menderita glaukoma, dan lebih dari separuh mereka tidak menyadari sedang menderita penyakit ini, yang disebabkan karena glaukoma sering tidak memberikan gejala pada awal penyakit.

• Kurang dari 10% glaukoma di Amerika Serikat adalah angle closure glaucoma (ACG).

• Di Asia ACG lebih sering terjadi daripada open angle glaucoma.

Page 37: GLAUKOMA KRONIK

PATOGENESIS

Mekanisme peningkatan tekanan intra-okuler pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus

Pada glaucoma sudut tertutup yang akut terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer.

Page 38: GLAUKOMA KRONIK

• Glaukoma sudut tertutup yang kronik predisposisi: penutupan sudut kamera anterior tidak pernah mengalami episode peningkatan akut tekanan intra-okuler Mengalami sinekia anterior perifer yang semakin luas disertai peningkatan bertahap tekanan intra-okuler. Pengecilan ekstensif lapangan pandang. Kadang-kadang para pasien tersebut mengalami serangan-serangan penutupan sudut subakut.

Page 39: GLAUKOMA KRONIK

GEJALA KLINIS

Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain

Page 40: GLAUKOMA KRONIK

Glaukoma dibedakan atas AKUT dan KRONIK.

• Glaukoma akut Nyeri yang sangat hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Pada beberapa kasus, keadaan ini sering disalahartikan dengan sakit kepala migren, hipertensi (tekanan darah tinggi), gastritis (sakit maag) ataupun infeksi mata biasa (konjungtivitis).

Page 41: GLAUKOMA KRONIK

• Glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena

umumnya peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita tidak menyadarinya.

Gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut.

Page 42: GLAUKOMA KRONIK

• Glaukoma umumnya mengenai kedua mata, namun biasanya kebutaan yang timbul tidak bersamaan. Pada banyak kasus kebutaan terjadi pada satu mata baru kemudian mengenai mata lainnya. Saat inilah penderita baru menyadari adanya gangguan penglihatan.

Page 43: GLAUKOMA KRONIK

DIAGNOSIS

Pemeriksaan untuk mendeteksi Glaukoma1. Tonometri (pengukuran tekanan bola mata). 2. Funduskopi (pemeriksaan retina dan saraf mata)3. Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan) 4. Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata depan)5. Ultrasound Biomicroscopy (UBM), untuk melihat sudut

dan struktur disekitarnya.

Page 44: GLAUKOMA KRONIK

• Pada pemeriksaan glaucoma sudut tertutup kronik didapatkan peningkatan tekanan intraokular, bilik mata yang sempit dengan sinekia perifer anterior yang bervariasi, serta perubahan diskus optik dan lapang pandang.

Page 45: GLAUKOMA KRONIK

KOMPLIKASI

Bila tidak ditangani secara cepat dan tepat pasien dengan glaucoma dapat mengalami kebutaan.

Page 46: GLAUKOMA KRONIK

PROGNOSIS

Prognosis akan baik bila glaucoma didiagnosis dengan cepat dan ditangani dengan tepat.

Page 47: GLAUKOMA KRONIK

Pemeriksaan yang dilakukan

Pemeriksaan visus (terutama telah diketahui visus sebelumnya).

Pupil Pemeriksaan dengan slit lamp

Page 48: GLAUKOMA KRONIK

PEMERIKSAAN OPTIC DISC

Oftalmoskop direk/indirek

Yang dapat ditemukantanda penggaungan yang khas yaitu pinggir papil bagian

temporal menipis, adanya ekskavasi melebar dan mendalam tergaung,

tampak bagian pembuluh darah di tengah papil tak jelas, Nasal displacement

jika tekanan cukup tinggi akan terlihat pulsasi arteri.

Page 49: GLAUKOMA KRONIK

Tonometri mengukur TIOTonometri digital Perkiraan kasar untuk mengukur TIO

Tekhnik pemeriksaanPasien diminta untuk memandang ke bawah

Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada kelopak atas, dipinggir tarsalSatu telunjuk menyeimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola

mata,

Pada peningkatan TIO fluktuasi terasa lemah atau menghilang dan bola mata terasa kaku atau keras. Jika TIO sangat rendah akan terasa

lunak seperti kantong air yang hanya berisi sebagian

Page 50: GLAUKOMA KRONIK
Page 51: GLAUKOMA KRONIK

Pengukuran pasti TIO dapat dilakukan dengan alat berupa tonometer. Instrumen yang sering

digunakan adalah tonometer indentasi (tonometer schiotz) dan tonometer aplanasi (tonometer

goldmann)

Page 52: GLAUKOMA KRONIK

tonometer indentasi (tonometer schiotz)

prinsip : menekan permukaan kornea dengan beban yang akan menekan bola mata ke dalam dan

mendapat tahanan dari dalam melalui kornea

Page 53: GLAUKOMA KRONIK

tekhnik pemeriksaan: pasien berbaring dan pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.

mata pasien dianestesi dengan pemberian 2-4% xylokain. pasien diminta melihat ke satu titik di langit-langit. kelopak mata

pasien dilebarkan dengan tangan kanan kemudian. letakkan perlahan telapak tonometer pada permukaan kornea. Setelah tonometer menunjukkan angka yang tetap baca angka

tekanan pada busur schiotz

Page 54: GLAUKOMA KRONIK

penilaian : pembacaan skala dikonversi pada tabel untuk mengetahui tekanan bola mata dalam mmHg

Page 55: GLAUKOMA KRONIK

tonometer aplanasi (tonometer goldmann)

Tonometer aplanasi goldmann dipasang pada slitlamp dan mengukur besarnya gaya yang

diperlukan untuk meratakan apeks kornea dengan beban standar.

Page 56: GLAUKOMA KRONIK

Tekhnik pemeriksaan : mata yang akan diperiksa diberi anestesi topical dan diberi

fluoresen. Agar dapat melihat fluoresen dipakai filter biru cobalt dengan

penyinaran paling terang. pasang tonometer di depan kornea, lihat melalui slitlamp saat

ujungnya berkontak dengan kornea. Setelah berkontak ujung tonometer akan meratakan bagian tengah

kornea dan menghasilkan garis fluoresen tipis yang melingkar. Prisma pada bagian ujung akan memecah lingkaran ini secara visual

menjadi 2 setengah lingkaran yang tampak hijau melalui ocular slitlamp.

Tekanan tonometer diatur secara manual sampai kedua setengah lingkaran tersebut menumpuk, inilah titik akhirnya. Besarnya tenaga

yang dibutuhkan diterjemahkan menjadi skala tekanan dalam mmHG

Page 57: GLAUKOMA KRONIK

A. pembacaan skala lebih besar daripada TIOB. pembacaan skala lebih kecil daripada TIO

C. pembacaan skala sama dengan TIO

Page 58: GLAUKOMA KRONIK

Gonioskopi

visualisasi langsung COA menyingkirkan kelainan sudut tertutup atau

galukoma sekunder.

Page 59: GLAUKOMA KRONIK

Grade Besar sudut Konfigurasi Kemungkinan terjadi penutupan

Struktur yang terlihat pada gonioskopi

IV 35-450 Terbuka lebar Tidak ada Garis schwalbe, Trabecular meshwork, Skleral spur, corpus siliaris

III 20-350 Sudut terbuka Tidak ada Garis schwalbe, Trabecular meshwork, Skleral spur

II 200 Cukup sempit mungkin Garis schwalbe, Trabecular meshwork

I 100 Sangat sempit Tinggi Hanya garis schwalbe

0 00 Tertutup Tertutup Tidak ada struktur yang terlihat

Page 60: GLAUKOMA KRONIK
Page 61: GLAUKOMA KRONIK

Perimetrimemeriksa lapang pandang

Terdapat dua metode dasar penyajian objek perimetri

perimetri statik lokasi yang berbeda pada lapang pandang diuji satu persatu. Dimulai dengan lapang

pandang dengan objek uji yang sulit pada lokasi tertentu, hingga didapatkan tingkat sensitivitas

ambang) lakukan di lokasi lain sehingga didapatkan

ambang sensitivitas cahaya pada berbagai titik, kemudian digabung dan akan membentuk lapang

pandang.

Page 62: GLAUKOMA KRONIK

Perimetri kinetik dilakukan dengan menguji sensitivitas pasien terhadap satu objek uji dengan ukuran dan kecerahan tetap pada seluruh lapang

pandang. Objek di gerakkan ke bagian pusat sampai objek dapat terlihat oleh pasien, terbentuk

isopter (batas daerah terlihatnya objek), diluar batas tersebut objek tidak terlihat. Makin besar

isopter makin baik lapang pandang

Page 63: GLAUKOMA KRONIK

Metode perimetriPerimeter goldmann berupa mangkuk bulat putih

yang diletakkan di hadapan pasien. Digunakan prinsip statik dan dinamik. Metode ini menguji

lapang pandang perifer dan metode utama untuk menetapkan lapangan pandang pada pasien

glaukoma. Perimetri berbasis komputer, merupakan

pemeriksaan paling canggih dan paling sensitif

Page 64: GLAUKOMA KRONIK

Pemeriksaan perimetri Goldman

Page 65: GLAUKOMA KRONIK

Diagram Perimetri dan Computerized Perimetry

Page 66: GLAUKOMA KRONIK

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

1. Analog prostaglandin Mengurangi TIO dengan meningkatkan aliran keluar air mata melalui rute uveoskleral

• Latanoprost : 0,005%. • Bimatoprost 0,005%2. Parasimpatomimetik:

miotikum, memperbesar outflow a. Pilokarpin 2-4 % , 3-6 dd 1 tetes sehari b. Eserin ¼- ½ %, 3-6 dd 1 tetes sehari

Page 67: GLAUKOMA KRONIK

67

3. Simpatomometik: mengurangi produksi humor aqueos

- epinefrin 0,5-2%, 2 dd 1 tetes sehari4. Beta-bloker:

menghambat produksi humor aqueos - Timolol maleat 0,25-0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari

5. Carbon anhidrase inhibitor: penghambat produksi humor aqueos - asetazolamid 250 mg, 4 dd 1 tablet

Page 68: GLAUKOMA KRONIK

Tindakan operasi baru dilakukan jika:

TIO tidak dapat di pertahankan di bawah 22 mmHg.Lapang pandang terus mengecil.Pasien tidak dapat di percaya tentang pemakain obatnya.Tidak mampu membeli obat.Tidak tersedia obat-obat yang di perlukan.

non - Medikamentosa

Page 69: GLAUKOMA KRONIK

69

Laser trabeculoplasty (LTP)LTP adalah teknik menembakkan energy laser pada

trabekular meshwork. Beberapa modalitas LTP yang ada antara lain argo laser trabeculoplasty (ALT), diode laser trabeculoplasty, dan selective

laser trabeculoplasty (SLT).Indikasi

penurunan TIO gagal meski dengan terapi medikamentosa maksimal.

Page 70: GLAUKOMA KRONIK

Komplikasiterbanyak peningkatan IOP (20% pasien).

Peningkatan IOP terjadi dalam 1-4 jam pertama setelah tindakan, pasien harus dikontrol dengan

seksama. Untuk mengatasinya gunakana praclonidine

topical 1%, brimonidine topical 0,2%. Jika tidak berhasil, bisa digunakan hyperosmotic agent dan

Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAIs) oral.

Page 71: GLAUKOMA KRONIK

Hasil dan follow upEfek LTP baru akan terlihat 4 sampai 6

minggu. 80 % pasien penurunan TIO minimal setelah

enam sampai 12 bulan. 80 % pasien penurunan TIO yang signifikan

dalam 6-12 bulan setelah LTP. 50 % pasien TI0 yang signifikan dalam 3-5

tahun. 30 % pasien sukses meurunkan tekanan

intraokulernya dalam 10 tahun.

Page 72: GLAUKOMA KRONIK

Peningkatan TIO masih bisa terjadi pada beberapa pasien setelah beberapa bulan atau beberapa

tahun pasca pengobatan. LTP lanjutan mungkin bisa berguna terutama jika semua sudut belum

ditatalaksana sebelumnya. LTP pertama gagal menurunkan TIO

trabekulektomi

Page 73: GLAUKOMA KRONIK

Teknik Bedah InsisionalTujuan membuat jalur baru atau fistel untuk mengalirkan aqueous humor dari coa melalui defek insisi di sclera menuju subkonjungttiva dan daerah sub-Tenon.

IndikasiBedah insisi diindikasikan jika penurunan TIO gagal melalui medikamentosa dan

tatalaksana laser. Indikasi pastinya adalah glaucoma dengan kemungkinan kerusakan nervus optic yang tinggi.

KontraindikasiKontraindikasi relative bedah insisi antara lain rubeosis iridis atau iritis aktif. Bedah insisi kurang menguntungkan pada pasien afakia atau pseudofakia, beberapa jenis

glaucoma sekunder (contohnya uveitis atau neovaskuler) dan pada beberapa pasien yang gagal operasi insisi sebelumya.

Page 74: GLAUKOMA KRONIK

Terapi definitif ACG iridotomi. Ada 2 macam prosedur pembedahan:

- Laser iridotomi- Laser genioplasti.

Medikamentosa• Alfa adrenergik agonis• Beta bloker• Agen mitotik (parasimpatomimetik). • Analog prostaglandin• Karbonik anhidrase inhibitor

Page 75: GLAUKOMA KRONIK

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki berusia 74 tahun datang ke Poli mata RS Dr. M. Djamil Padang tanggal 21 Mei 2015 dengan

Keluhan Utama: Mata kanan pasien rasa terkalang sejak 5 minggu yang lalu

Page 76: GLAUKOMA KRONIK

Riwayat Penyakit Sekarang :

• Mata kanan pasien rasa terkalang dan rasa berpasir sejak 5 minggu yang lalu dan disertai penglihatan kabur dan mata merah.

• Mual, muntah tidak ada.• Riwayat mata merah hilang timbul dan sakit kepala, kemudian

berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali, dan diberi obat tetes, namun tidak ada perbaikan, kemudian berobat ke RSUD Pariaman dan diberi obat Timolol 0,5 % 2x1 OD, Glaucon 4x1 tab, dan Aspar K 2x1, kemudian pasien dirujuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang.

• Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada

• Riwayat alergi tidak ada.

Page 77: GLAUKOMA KRONIK

Riwayat penyakit dahulu : – Riwayat mata merah hilang timbul dan sakit

kepala, kemudian berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali, dan diberi obat tetes, namun tidak ada perbaikan

Riwayat pekerjaan– petani

Page 78: GLAUKOMA KRONIK

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 1/60 5/5

Visus dengan koreksi - -

Refleks fundus + +

Silia / supersilia Trichiasis (-) , Madarosis (-) Trichiasis (-) , Madarosis (-)

Palpebra superior Edema (-), Hiperemis (-) Edema (-),Tanda Radang (-)

Palpebra inferior Edema (-) , Hiperemis (-) Edema (-) , Tanda Radang (-)

Aparat lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal

Status Ophtalmikus

Page 79: GLAUKOMA KRONIK

OD OS

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Konjungtiva Bulbii Injeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)

Hemoragik subkonjunktiva (-)

Injeksi siliar (-)Injeksi konjunktiva (-)

Hemoragik subkonjunktiva (-)

Sklera Warna putih warna putih

Kornea Bening Bening

Kamera Okuli Anterior VH grade 2 (dangkal) VH grade 3

Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)

Pupil Membayang semi midriasis, , ukuran 4-5 mm, reflek

(+menurun/+menurun)

Bulat, , ukuran 3mm, reflek (+/+)

Lensa Keruh subkapsular posterior Keruh subkapsular posterior

Korpus vitreum Sukar dinilai Sukar dinilai

Page 80: GLAUKOMA KRONIK

OD OS

Fundus :

- Media bening bening

- Papil optikus Papil bulat, batas tegas.c/d = 0,7-0,8

- Papil bulat, batas tegas.

c/d = 0,5-0,6

- aa/vv retina aa : vv = 2 : 3 - aa : vv = 2 : 3

- Retina Perdarahan (-),eksudat (-) Perdarahan (-),eksudat (-)

- Makula Refleks fovea (+) - Refleks fovea (+)

Tekanan bulbus okuliPosisi bulbus okuliGerak bulbus okuli

58 mmHgOrthoforia

Bebas

21 mmHgOrthoforia

Bebas

Page 81: GLAUKOMA KRONIK

Diagnosis kerja: - Glaukoma sudut tertutup kronik OD- Katarak imatur ODS

Page 82: GLAUKOMA KRONIK

Pemeriksaan Penunjang : •Gonioskopi•USG mata

Anjuran terapi : •Glaukon 4x1•Aspar K 2x1•Timol 0,5 % ed 2x1 OD•Polydex ed 6x1 OD•Trabekulektomi

Page 83: GLAUKOMA KRONIK

Pemeriksaan penunjang gonioskopi

OD OS

superior inferior nasal temporal superior inferior nasal temporal

SL + + + + + + + +

TM - - - - - - - -

SS - - - - - - - -

PI - - - - - - - -

Kesan sudut tertutup

Page 84: GLAUKOMA KRONIK
Page 85: GLAUKOMA KRONIK

Diskusi

Seorang pasien, perempuan, umur 74 tahun dengan keluhan utama terkalang sejak 5 minggu yang lalu. Pasien ini diagnosis dengan glaukoma sudut tertutup kronik OD dengan diagnosis tambahan katarak imatur ODS. Pasien ini direncanakan trabekulektomi OD dan diberikan terapi medikamentosa berupa glaucon, timolol, aspar k, dan polydex.

Page 86: GLAUKOMA KRONIK

Pasien ini didiagnosis dengan glaukoma sudut tertutup kronik OD berdasarkan gejala mata rasa terkalang, berpasir, kabur, dan terdapat riwayat mata merah dan sakit kepala berulang. Pada keadaan kronik, rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut..

Page 87: GLAUKOMA KRONIK

• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan kamera okuli yang dangkal, tekanan intraokuler yang tinggi, dengan funduskopi, didapatkan cup disc ratio 0,7-0,8.

Page 88: GLAUKOMA KRONIK

Terapi yang dianjurkan pada pasien ini adalah trabekulektomi OD. Namun berdasarkan literatur, adapun terapi operatif pilihan untuk glaukoma sudut tertutup adalah laser iridotomi, iridektomi perifer, dan pemasangan shunt apabila operasi sebelumnya tidak berhasil.

Page 89: GLAUKOMA KRONIK

Anjuran dilakukan trabekulektomi, kemungkinan dengan dasar bahwa blok pupil belum terjadi sehingga pengaliran langsung akueus humor dari kamera okuli anterior ke subkonjungtiva dapat menurunkan tekanan intraokular.

Page 90: GLAUKOMA KRONIK

TERIMA KASIH