ppt cr pis
DESCRIPTION
pisTRANSCRIPT
Case ReportStroke ec Perdarahan
Intracerebral
Disusun oleh:Siti Noor Fadhila
1102009269
Pembimbing :dr. H. Nasir Okbah, Sp.S
Nama : Ny. I
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Singajaya Agama : Islam
Status Pernikahan:
Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Tanggal Rawat : 8-18 Desember 2015
(perbaikan)
Ruangan : Cempaka Bawah
Nomor CM: 82 10 xx
Riwayat Penyakit Sekarang
3 Bulan SMRS
Tangan lemas 1 mgLemas hingga lengan 2 mgSeluruh anggota gerak kiri tidak bisa digerakkanBicara pelo & mulut merotDirawat 5 hari (PP)Sakit kepala berdenyut
4 hari SMRS (kamis)
Sakit kepala >>saat bangun tidurMualMuntah kecoklatan 1xDemamDibawa ke mantri
3 hari SMRS (Jumat)
Ngomong ngelantur1 hari SMRS (Minggu)
Tidak masuk makan dan minumTidak merespon saat berinteraksiPenurunan kesadaran (Hendak dimandikan)
Di RS (Senin – Kamis)
Penurunan kesadaran 1 hariTD 100/60Meninggal dunia (5/11/15)
Riwayat Penyakit Dahulu dan Keluarga
Penyakit RPD RPK
Stroke Tidak pernah Tidak Pernah
Hipertensi Sejak Juli 2013 (170/110)
Tidak ada
Penyakit Jantung Ada Tidak ada
Diabetes Tidak ada Tidak ada
Hepatitis Tidak ada Tidak ada
Keganasan Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Keadaan Sosial Ekonomi• Pasien tinggal bersama dengan ke 3 anaknya
beserta ibu & 1 orang menantunya.
• Aktifitas sehari – hari :– Saat sehat :
• Ibu rmah tangga.• Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga rutin.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang• Kesadaran : Sopor• Tanda Vital• Tekanan Darah : 120/60 mmHg• Nadi : 160 x/menit,
reguler• Heart rate : 161• Respirasi : 46 x/menit• Suhu : 40.5 oC• Saturasi Oksigen: 79% dgO2• Kepala : Normocepale• Leher : KGB Tidak
Teraba
Inspeksi• Kepala• Bentuk : Normocephalus• Nyeri tekan : (-)• Simetris : (+)• Pulsasi : (-)
• Leher• Sikap : Dalam
batas normal• Pergerakan : Dalam batas normal• Kaku kuduk : (-)
• Ekstremitas• Akral hangat• Edema -/-• Turgor baik
Cardio• I : Iktus cordis tidak terlihat• P: Iktus cordis teraba pada sela iga ke 5
sebelah medial garis midclavicula sinistra• P : • Batas jantung kanan pada linea sternalis
dextra sela iga ke 5• Batas jantung kiri pada linea midclavicula
sinistra sela iga ke 5• Batas pinggang jantung pada linea
parastenalis sinistra sela iga ke3• A : Bunyi jantung S1 = S2 murni reguler,
S3/S4 (- / -) Murmur (-) Gallop (-)
Pulmo (depan)• I : Gerakan statis dan dinamis hemitoraks
kanan dan kiri, Tidak tampak retraksi sela iga, sikatrik, hematoma, udem, massa, dan deformitas pada kedua hemitoraks
• P : Fremitus Taktil simetris pada kedua hemitoraks. Fremitus Vokal tidak dapat dilakukan, nyeri tekan hemitoraks dextra sulit dinilai.
• P : Sonor di kedua hemitoraks • A: VBS hemitoraks ka=ki, Ronkhi (+/+),
Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Neurologi2. Sara otak
Pemeriksaan Neurologi3. Badan dan Anggota Gerak
Anggota gerak atas
• Motorik : kesan hemiparese sinistra
• Pergerakan : + / -• Kekuatan : sdn /sdn • Tonus : +/ • Atropi : (-)• Refleks
• Biceps : +/ • Trisep : +/+• Brakio Radialis : +/+• Radius : +/+• Ulna : +/+• Hoffman/trommer : Tidak dilakukan
• Sensibilitas : Sulit dinilai• Taktil : Sulit dinilai• Nyeri : Sulit dinilai• Suhu : Dalam batas normal• Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan• Lokalis : Tidak dilakukan• Getar : Tidak dilakukan
Anggota gerak bawah
• Motorik : kesan hemiparese sinistra
• Pergerakan : + / -• Kekuatan : sdn / sdn • Tonus : +/+• Atropi : (-)• Sensibilitas : Sulit dinilai
• Taktil : Sulit dinilai• Nyeri : Sulit dinilai• Suhu : Dalam batas normal• Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan • Lokalis : Tidak dilakukan• Getar : Tidak dilakukan
Badan
• Respirasi : Torako abdominal• Bentuk kolumna vetebralis : DBN• Pergerakan kolumna vetebralis: DBN• Refleks kulit perut atas : Tidak
dilakukan • Refleks kulit perut tengah : Tidak
dilakukan • Refleks kulit perut bawah : Tidak
dilakukan
Pemeriksaan Neurologi3. Badan dan Anggota Gerak
Reflek Fisiologis Reflek Patologis
Pemeriksaan FisikKoordinasi, Gait dan keseimbangan• Cara berjalan : Tidak
dilakukan• Test Romberg : Tidak
dilakukan• Disdiadokokinesis : Tidak dilakukan• Ataksia : Tidak dilakukan• Rebound phenomen : Tidak dilakukan
Gerakan – gerakan abnormal• Tremor : (-)• Athetosis : (-)• Mioklonik : (-)• Khorea : (-)
Fungsi Vegetatif• BAK :
Normal dengan kateter• BAB :
Lembek berwarna hitam
Fungsi luhur • Hubungan psikis : Tidak stabil• Afasia• motorik : +• sensorik : +
• Ingatan • jangka pendek : dbn• jangka panjang : dbn
Pemeriksaan Penunjang
•Hemoglobin : 7,7 g/dL (12.0 – 16.0)•Hematokrit : 25 % (35 – 47)
•Leukosit : 12.900 /mm3 (3.800–10.600)•Trombosit : 169.000/mm3 (150.000–440.000)•Eritrosit : 2.63 juta/mm3 (3.6 – 5.8)
•LED : 125/185mm/jam (0-20)
Darah Rutin
•AST (SGOT) : 76 U/L(s/d 31)
•ALT (SGPT) : 17 U/L(s/d 31)
•GDP : 121 mg/dL(70 – 110)
•Ureum : 59 mg/dL(15 – 50)
•Kreatinin : 0.8 mg/dL (0,5 – 0,9)•Kolestrol total : 124 mg/dL (<200)•Kolestrol HDL : 34 mg/dL (>45)•Kolestrol LDL : 14 mg/dL (<130)•Trigliserida : 119 mg/dL (<135)•Asam urat : 8.2 mg/dL (2,4 – 5,7)
Kimia Klinik
•Natrium (Na) : 154 mE/L (135–145)•Kalium (K) : 2.9 mEq/L (3.6 – 5.5)•Klorida (Cl) : 128 mEq/L (98 – 108)•Kalsium (Ca bebas): 3.22 mg/dL
(4.7 – 5.2)
Elektrolit
Pemeriksaan Penunjang
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit secara tiba – tiba saat pasien hendak
dimandikan. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penurunan
kesadaran. Riwayat mengeluhkan sakit kepala terasa memberat sejak
4 hari sebelum masuk rumah sakit diakui keluarga pasien. Pasien mulai
berbicara ngelantur pada hari jumat dan mulai tidak kooperatif diajak
berinteraksi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan mual
diakui keluarga pasien, keluhan muntah diakui keluarga pasien
berwarna coklat kehitaman 1 kali. Riwayat berbicara pelo, mulut merot
dan tidak dapat digerakkannya anggota badan kiri diakui pasien sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit.
Ringkasan PermasalahanSubyektif
DiagnosaKlinis : StrokeLokalisasi : Karotis kananEtiologi : Perdarahan Intra CerebriFaktor resiko : Hipertensi Diagnosa : Stroke ec Perdarahan Intra Cerebri Sistem Karotis Kanan dengan faktor resiko Hipertensi
Perencanaan• Laboratorium darah lengkap• Elektrokardiografi• Foto Thoraks PA/Lateral• CT Scan
Rencana diagnosis
• O2 4 – 6 ltr/mnt• Inf Asering 30 ttm• Inf Manitol 200-100-100-100-100• Inj Citicolin 2 x 1gr IV• Inj Pumpisel 1x40mg IV• Inj Kalnec 3x500mg IV• Inj Vit. K 3x1amp• Inj Solvinex 3x1amp• Inj Cefotaxime 2x1gr• Transfusi PRC
Rencana terapi
• Mengatur pola makan sehat• Diet rendah garam• Penanganan stress dan istirahat
yang cukup• Pemeriksaan kesehatan secara
teratur dan taat aturan dokter dalam hal diit dan obat
• Peningkatan aktivitas fisik / olahraga teratur
Rencana Edukasi
Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Fungsional : ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
Follow up
Anatomi
STROKE
Definisi
Stroke adalah gangguan neurologis fungsional otak fokal maupun global akut,
lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder
karena trauma maupun infeksi
(WHO. MONIKA. 1986. 1:1.)
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut
hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam ruang
subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid).
Klasifikasi
• Stroke Iskemik• Aterotrombotik• Kardioemboli• Lakunar
• Stroke hemoragik• Perdarahan intracerebral• Perdarahan subarakhnoid
Patologi anatomi dan penyebab
• Transient Ischemic Attact• Stroke In Evolution Improving Stroke• Reversible Neurological Deficit Worsening Stroke• Complete Stroke Stable stroke
Stadium atau perkembangan waktu (temporal profile)
• Sistem karotis• Sisem vertebrobasiler
Brdasarkan sistem pembuluh darah
• Sistem karotis• Sisem vertebrobasiler
Brdasarkan sistem pembuluh darah
Epidemiologi
• Kegawatdaruratan neurologi yang masih menyebabkan kematian tertinggi
• Sekitar 500.000 orang terserah stroke setiap tahunnya, 400.000 orang terkena stroke iskemik dan 100.000 orang menderita stroke hemoragik (termasuk perdarahan intraserebral dan subarakhnoid) dengan 15.000 dianataranya mengalami kematian.
Faktor Risiko
Tidak dapat dirubah Dapat Dirubah
Mayor Minor
Usia Hipertensi Stroke / TIA sebelumnya
Jenis kelamin laki-laki Diabetes melitus Obesitas
Ras dan etnik Kelainan jantung Dislipidemia
Riwayat keluarga Merokok Peningkatan fibrinogen
Riwayat stroke
sebelumnya
Alkoholik
Olahraga kurang
Patofisiologi
• >> HT Kronik Rupturnya satu dari pembuluh darah yang hipertrofi (lemah) sebabkan perdarahan ke substansi otak
• HT akut dinding arteriol tidak hipertrofi • Co : Eklamsia, paparan suhu sangat dingain obat yang sebebkan HT akut
• Perubahan atherosklerotik arteri cerebri media yg mensuply ke ganglia basalin dan capsula interna PD menjadi lemah robekan dan reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan tunica media terbentuk aneuryma kecil (Aneurisma Charcot Boucard)m
• Penyebab tersering PIS yang terjadi di ganglia basalis (putamen, thalamus, atau nucleus kaudatus), batang otak (pons), serebelum, dan substansia alba subkortikal.
Aneurysma
AVM (arteriovenous malformation)
Amyloid Angiopathy
Patofisiologi
Aneurysma
• Abnormalitas PD usia <40 tahun• PIS oleh AVM perdarahan lobar pada substansia alba• Gangguan aliran venous karena stenosis / oklusi dari aliran vena akan
meningkatkan terjadinya perdarahan dari suatu AVM.• 40 – 70 th PIS berupa perdarahan subkortikal dalam pecahnya arteri
perforans oleh perubahan degenartif PD dan diduga berkaitan adanya mikroaneurysam
AVM (arteriovenous malformation)
Amyloid Angiopathy
Patofisiologi
Aneurysma
AVM (arteriovenous malformation)
• Pada kelompok usia >70 tahun• PIS berkaitan dengan lesi vaskuler berupa angiopati amyloid (cerebral amylid angiopathy atau CAA)
sering kali berupa pendarahan lobar, multiple, dan cenderung berulang (kambuh)• Penumpukan / akumulasi protein ß-amyloid didalam dinding arteri menggantikan kolagen dan
elemen-elemen kontraktil arteri menjadi rapuh dan lemah memudahkan terjadinya resiko ruptur spontan.
• Berkurangnya elemen-elemen kontraktil disertai vasokonstriksi dapat menimbulkan perdarahan masif, dan dapat meluas ke dalam ventrikel atau ruang subdural.
• Berkurangnya kontraktilitas kecenderungan perdarahan di kemudian hari. Hal ini memiliki hubungan yang signifikan antara apolipoprotein E4 dengan perdarahan serebral yang berhubungan dengan amyloid angiopathy.
Amyloid Angiopathy
Manifestasi klinik• Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu, lokasi dan ukuran
hematoma• Fungsi bagian tubuh sebelah kanan dikendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian tubuh sebelah kiri oleh
hemisfer kanan.• Pada beberapa penderita serangan berlangsung lambat antara 24-48 jam dan hematom tidak besar
sehingga tidak cukup untuk menimbulkan gangguan neurologik yang dramatis Apabila proses menjadi stabil maka terjadilah persistent vegetative state. Keadaan ini memerelukan perawatan yang cermat dan sabar
• Apabila perdarahan terus berlangsung maka penderita dapat mencapai tahap terminal dalam beberapa jam
Supr
aten
toria
l •Konjugat deviasi ke arah hemisfer yang terkena dan menjauhi anggota gerak yang mengalami kelumpuhan
•Bisa keadaan berbalik : Kedua mata melirik pada yg tdk alami perdarahan pd perdarahan talamus dan hemisfer cerebri
Subd
ural •Nyeri kepala progresif
•Ketajaman penglihatan mundur o.k. Edema pupil
•Tanda defisit neurologik yang tertekan
Suba
rach
norid
• Prodromal : nyeri kepala akut pada 10% dan tanpa keluhan 90%
• Kesadaran sering terganggu (tidak sadar sebentar, delirium –koma)
• Fundus okuli : 10% papik udem dlm bbrp jam perdarahan• Gang. Fgs otonom setelah 24 jam karena rangsangan
meningeal, muntah, berkeringat, menggigil, dan takikardi.• Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hamtemesis
dan melena (stress ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria & albuminuria
Intr
acer
ebra
l • Gejala prodromal tidak jelas kecuali nyeri kepala karena hipertensi
• Sering di siang hari saat beraktivitas, emosi/marah• Pada permulaan serangan sering disertai dengan mual, muntah
dan hemiparesis.• Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma
Manifestasi klinikLetak pe rdarahan s t roke
• Fungsi bagian tubuh sebelah kanan dikendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian tubuh sebelah kiri oleh hemisfer kanan.
Hem
isfer
Cer
ebri •Hemisfer serebri kiri mengendalikan kemampuan
memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan dengan berpikir ”matematis” atau ”logis”,
•Hemisfer serebri dextra berkaitan dengan ketrampilan, perasaan dan kemampuan seni.
Gang
lia b
asal
is •Fungsional peranan umum adalah bekerja sebagai stasiun-stasiun pemrosesan yang menghubungkan korteks serebrum dengan nucleus-nukleus thalamus tertentu dan akhirnya berproyeksi ke korteks serebrum.
•Kerusakan pada ganglion basalis akan mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diinginikan
Bata
ng o
tak •Medula oblongota, pons dan otak tengah merupakan bagian bawah
atau bagian infratentorium batang otak.•Kerusakan pada batang otak akan mengakibatkan gangguan berupa
nyeri, suhu, rasa kecap, pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat dan tekstur
Sere
belu
m •archiserebelum utk pertahankan agar seseorang berorientasi terhadap ruangan mengakibatkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyung-huyung.
•Paleoserebelum mengendalikan otot-otot antigravitas dari tubuh, sebabkan peningkatan refleks regangan pada otot-otot penyokong
•Neoserebelum sbg pengerem pada gerakan dibawah kemauan, terutama yang memerlukan pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus dari tangan. kerusakan neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria, intenton tremor dan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat.
Manifestasi klinik
Gambaran klinis tergantung dari lokasi dan ukuran hematoma. Karakteristiknya berupa :
• Onset sangat mendadak, Sakit kepala hebat, muntah-muntah dan kadang-kadang kejang pada saat permulaan.
• Kesadaran dapat terganggu pada keadaan awal dan menjadi jelas dalam waktu 24-48 jam pertama bila volume darah >50 cc. Karena jaringan otak terdorong, maka timbul gejala defisit neurologik yang cepat menjadi berat dalam beberapa jam.
• Seringkali terjadi saat aktivitas atau emosi• Pernapasan biasanya mengorok, wajah kemerah-merahan• Dapat dijumpai gangguan tonus otot• Pada awal serangan tekanan darah biasanya meningkat walaupun tidak memiliki
riwayat hipertensi sebelumnya
• Dari hasil pemeriksaan didapatkan CSS seperti air cucian daging (xanthocrome) pada pungsi lumbal dan adanya perdarahan (hiperdens) pada CT Scan
DiagnosisAn
amne
sis
• Auto / alloanamnesa• Riwayat mengenai gejala awal• Waktu awitan• Sktivitas penderita saat serangan• Gejala seperti nyeri kepala, mual,
muntah, rasa berputar, kejang, cegukan (hiccup), gangguan visual, penurunan kesadaran,
• Faktor risiko stroke (hipertensi, DM, dll).
Pem
erik
saan
fisik
• Tanda –tanda vital• Pemeriksaan kepala dan leher• Pemeriksaan torak (jantung dan
paru), abdomen, kulit dan ekstremitas.
• Pemeriksaan neurologis • Derajat Kesadaran• Rangsang selaput otak• Pemeriksaan saraf kranialis• Sistem motorik, sensorik • Sikap dan cara jalan refleks,
koordinasi,• Fungsi kognitif.
Siriraj Score Skor Gajah Mada
Kesadaran ( x 2,5 ) siaga 0Pingsan 1Semi koma, koma 2
Muntah ( x 2 ) No 0Yes 1
Nyeri kepala dalam 2 jam ( x2)
No 0Yes 1
Tekanan Diastolik ( DBP)
DBP x 0,1
Atheroma markers ( x -3 )
Done 0Diabetes, angina, claudicatio intermitten 1
Konstanta – 12
= ( 2,5 x 1) + ( 2 x 1 ) + ( 2 x 1) + ( 0,1 x 60) – ( 3 x 1 ) – 12
= -3,5 = Infark
Laboratorium lengkap
•Darah rutin•Kolestrol total, LDL< HDL, Trigliserida•Gula Darah•SGOT SGPT•Ureum Kreatinin•Elektrolit
EKG
Thoraks Foto • CTR >50%• Elongatio Aorta
CT SCAN• Paling sensitif• Gambaran hipodens /
hiperdens
Tata
laks
ana
Di IGD
ABC
Posisi kepala 30 derajat
Stabilisasi hemodinamik
Infus isotonis
Turunkan Tekanan darah
PJK konsul kardiologi
Pengendalian TTIK
Posisikan kepala
Hindari cairan hipotonik dan cairan glukosa
Hindari hipertermi
Jaga normovolewmi
Osmoterapi atas indikasi : Manitol
Penanganan Transformasi hemoragik
Pengendalian kejang
Pengendalian suhu tubuh
Di ruang Rawat
Tatalaksana
Di IGD
Di ruang Rawat
Terapi penggantif aktor koagulasitrombosit
Cairan
Ciran isotonis
30ml/kgBB
Perhatikan elektrolit
Analisa gas darah asidosis/alkalosis
Nutrisi
25-30kkal/kg/hari
Paling lambat 48 jam
Oral bila fungsi menelan baik
NGT
Pencegahan dan penanganan komplikasi
Mobilisasi
Antibiotik
Penatalaksanaan lain
Pantau kadar gula
Terapi psikologi
Simptomatik
Rehabilitasi
Edukasi
Discharge Planning
Prognosis• Ukuran dan lokasi lesi yang diperoleh dari CT Scan sangat membantu dalam menentukan prognosis.
• Prognosis berdasarkan besar lesi– Perdarahan putamen, lesi >140 mm2 mempunyai prognosis buruk. – Perdarahan thalamus, lesi dengan diameter yang > dari 3,3 cm
mempunyai prognosis yang buruk– Perdarahan sereberal dengan >dari 3 cm. – Besar volume hematom berhubungan dengan prognosis yang buruk.
– Tekanan nadi dan tingkat kesadaran yang ditentukan dengan GCS juga sangat menentukan prognosis
– Secara umum prognosis dipengaruhi oleh beberapa factor :– Usia
• Usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat– Tingkat kesadaran
• Sadar : 16% meninggal• Somnolen : 39% meninggal• Koma : 100% meninggal
– Jenis kelamin• Laki-laki lebih banyak (61%) yang meninggal dibanding wanita
(41%)– Tekanan darah
• Tensi tinggi prognosis buruk– Lain-lain
• Kecepatan dan ketepatan pertolongan
Pencegahan
Perbaikan gaya hidup &pengendalian FR pd orang sehat & yg berisiko tinggi• Atur pola makan sehat• Istirahat yang cukup• Penangan stres• Pemeriksan kesehatan
secara teratu dan taat anjuran dokter dalam hal diit dan obat
• Peningkatan aktifitas fisik• Obesitas• Konsumsi alkohol• Penyalahgunaan obat
Primer Bagi yang sudah pernah mendapat stroke• HT: diet, obat antihipertensi yang
sesuai • DM: diet, obat hipoglikemik oral/
insulin • Penyakit jantung aritmik
nonvalvular (antikoagulan oral) • Dislipidemia : diet rendah lemak
dan obat antidislipidemia • Berhenti merokok • Hindari alkohol, kegemukan dan
kurang gerak• Polisitemia • Asetosal (asam asetil salisilat)
digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama. Tiklopidin diberikan pada penderita yang tidak tahan asetosal.
• Antikoagulan oral utk penderita dengan FR penyakit jantung dan kondisi koagulopati yang lain .
• Tindakan bedah lainnya.
Sekunder
Program rehabilitasi penderita stroke yang diberikan setelah terjadi stroke• Meningkatkan
kemampuan fisik dan mental
• Memulihakan independensi
• Mengurangi ketergantungan
Tersier
Komplikasi
Neurogenik Nonneurogenik
Intrakranial Imoobilisasi
1. Infark berdarah2. Herniasi otak3. Hidrosefalus4. Vasospasme
1. HT reaktif2. Hiperglikemi reaktif3. Edema paru akur4. Gangguan irama jantung5. SIADH
1. Bronkospasme2. DVT3. Dekubitus4. KOntraktur
1. Mengapa pasien ini di diagnosis dengan Stroke ec Perdarahan Intra Cerebri Sistem karotis kanan dengan faktor resiko hipertensi ?
Pada
ana
mne
sa • Penurunan kesadaran 1
hari SMRS• Sebelumnya pasien sempat
mengeluhkan sakit kepala sejak 4 hari SMRS, adanya mual, dan muntah
• Riwayat Stroke 3 bulan yang lalu, dengan kondisi tidak dapat digerakkannya anggota gerak kanan
• Riwayat hipertensi mencapai 170/110diakui >2tahun (sejak juli 2013)
• Riwayat merokok >20tahun
Pem
erik
saan
Neu
rolo
gi • Mata : Miosis hipereaktif, pupil bulat isokor, diameter 2mm
• NVII dan NVII : sulit dinilai• Motorik ekstremitas atas
dan bawah : Kesan hemiparese sinistra
• Peningkatan tonus pada ekstremitas kiri atas
• Refleks Patologis : Positif Bilateral
• Fungsi Luhur : Afasia Global
Siriraj Score Skor Gajah Mada
Kesadaran ( x 2,5 ) siaga 0Pingsan 1Semi koma, koma 2
Muntah ( x 2 ) No 0Yes 1
Nyeri kepala dalam 2 jam ( x2)
No 0Yes 1
Tekanan Diastolik ( DBP)
DBP x 0,1
Atheroma markers ( x -3 )
Done 0Diabetes, angina, claudicatio intermitten 1
Konstanta – 12
= ( 2,5 x 1) + ( 2 x 1 ) + ( 2 x 1) + ( 0,1 x 60) – ( 3 x 1 ) – 12
= -3,5 = Infark
2. Apa penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien ?
• Untuk mencegah hipoksiaO2 4 – 6 ltr/mnt
• Komposisi : Per L: Na 130 meq, K 4 meq, Cl 109 meq, Ca 3 meq, acetate 28 meq.• Indikasi : Asering : Terapi cairan pengganti untuk kondisi kehilangan cairan secara akut.Inf Asering 30 ttm
• Komposisi : manitol 20% dalan 100g/ 500cc• Indikasi: Mengurangi tekanan intrakranialInf Manitol
• Untuk mengurangi sakit kepala dan menurunkan panasInf Paracetamol
• Komposisi : citicholin 1gr//8ml• Indikasi : Gangguan kesadaran yang diikuti kerusakan atau cedera serebral, operasi otak dan infark
selebral. Untuk meningkatkan integritas struktural dan fungsional sel saraf dan perbaikanm membran selInj Citicolin 2 x 1gr IV
• Komposisi : pantoprazole sodium 40mg/vial• Indikasi : Pengobatan ulkus lambung, ulkus duodenum, refluks esofagitis derajat sedang dan berat serta
kondisi hipersekresi patologis seperti sindrom Zollinger-Ellison atau keganasan lainnya. Inj Pumpisel 1x40mg IV
• Komposisi : Asam tranexamat 100mg/1cc• Indikasi : sebagai antifibrinolitik menghambat aktifasi plasminogen manjadi palsmin untuk menghentikan
perdarahnInj Kalnec 3x500mg IV
• Indikasi : Untuk membantu proses pembekuan darah dengan bantu buat PT, dan Faktor pembekuan darahInj Vit. K 3x1amp
• Komposisi : • Indikasi :Mukolitik pada brobkitis atau kelainsan saluran nafas lainInj Solvinex 3x1amp
• Komposisi : sefotaxim 1gr/vial• Indikasi :Infeksi bakteri gram positif bakterimia septikemiaInj Cefotaxime 2x1gr
Transfusi PRC
3. Bagaimana prognosa pada pasien ini ?
Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad malam
Quo ad Fungsional : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
DAFTAR PUSTAKA :
1. WHO. MONIKA. 1986. 1:1.
2. Junaidi, Iskandar. Stroke A-Z seri kesehatan Popular. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer Gramedia, 2006.
3. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta : Gajah Mada University Pres, 2011.
4. Pinzon, Rizaldi dan Asanti, Laksmi. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan, dan
Pencegahan. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET, 2010.
5. Misbach, Jusuf, et al. Guidline Stroke Tahun 2011. Jakarta : Perhimbunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI), 2011.
6. Caplan, Louis R. Stroke a Clinical Approach . United States of America : Butterworth-Heinemann, 1993.
7. Harsono, DSS. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2005.
8. Pola Penderita Stroke di Lab/ UPF Ilmu Penyakit Sarah Fakultas Universitas Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung Periode 1984-1985. Rumantir, Christianus U. Bandung : Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin.