cr katarak senile matur od

Upload: bparamita1

Post on 16-Jul-2015

317 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Case Report

KATARAK SENILE MATUR OD

Disusun oleh : BUNGA LISTIA PARAMITA 110.2006.059

Pembimbing dr. PAULUS DWI MAHDI NUGRAHA, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD ABDUL MOELOEK, BANDAR LAMPUNG PERIODE 6 -25 FEBRUARI 2012

1

SMF MATA RSUD Dr.Hi.ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

STATUS ILMU PENYAKIT MATA I. Identitas

Nama Umur

: Ny. Suratmi : 46 tahun : Perempuan : Ibu Rumah Tangga : Desa Muhajirin, Lampung Selatan : 7 Februari 2012

Jenis Kelamin

Pekerjaan Alamat Masuk RSUAM

II.

Anamnesa Keluhan Utama Keluhan Tambahan : Penglihatan mata kanan berkurang tanpa disertai mata merah sejak 1 tahun yang lalu. : Mata kanan seperti melihat asap/berawan, silau di siang hari. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSUDAM dengan keluhan mata kanan penglihatan menurun tanpa disertai mata merah sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan semakin bertambah semenjak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku awalnya penglihatannya seperti tertutup awan yang semakin lama semakin tebal sehingga menyulitkannya untuk melihat. Pasien mengaku, walaupun sering berganti kacamata keluhan penglihatannya yang kabur tetap tidak membaik. Pasien menyangkal adanya penglihatan ganda dengan 1 mata. Perasaan berat pada bola mata disangkal pasien. Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma, penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kencing manis, hipertensi, dan trauma pada mata disangkal oleh pasien Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini2

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini. PEMERIKSAAN FISIK ( 8 Februari 2012, pkl.07.30) Status present Keadaan umum Kesadaran Nadi Pernafasan Suhu : Baik : Compos mentis : 68 x/menit : 24 x/menit : Afebris

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Status generalis Kepala Bentuk Mata : Simetris : Lihat status oftalmologis

Hidung: Tidak ada kelainan Telinga: Tidak ada kelainan Mulut Toraks Paru Abdomen Hepar Lien Ekstremitas Tidak ada kelainan : Tidak teraba : Tidak teraba Jantung : Dalam batas normal : Tidak ada kelainan

: Dalam batas normal

3

III.

STATUS OFTALMOLOGIS

OCULAR DEXTRA 1/60 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kedudukan normal (Ortoforia) Tak ada kelainan Nistagmus (-), Strabismus (-), Gerakan otot bola mata (Baik ke segala arah) VISUS KOREKSI SKIASKOPI SENSUS COLORIS BULBUS OCULI SUPERSILIA PARESE / PARALISE

OCULAR SINISTRA > 6/60 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kedudukan normal (Ortoforia) Tak ada kelainan Nistagmus (-), Strabismus (-), Gerakan otot bola mata (Baik ke segala arah)

Oedem (-), massa (-) Oedem (-), massa (-) Tenang Tenang Tenang Anikterik, Injeksi (-), Hiperemis (-) Jernih, Arkus Senilis (+) Sedang

PALPEBRA SUPERIOR PALPEBRA INFERIOR CONJUNGTIVA PALPEBRA CONJUNGTIVA FORNICES CONJUNGTIVA BULBI SCLERA CORNEA CAMERA OCULI4

Oedem (-), massa(-) Oedem (-), massa (-) Tenang Tenang Tenang Anikterik, Injeksi (-), Hiperemis (-) Jernih, Arkus Senilis (+) Sedang

Gambaran kripta baik Sentral, bulat,normal,RC (+) Keruh, shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal (Palpasi) Normal

ANTERIOR IRIS PUPIL LENSA FUNDUS REFLEKS CORPUS VITREUM TENSIO OCULI SISTEM CANALIS LACRIMALIS

Gambaran kripta baik Sentral, bulat,normal,RC (+) Jernih Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal (Palpasi) Normal

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hb LED Leukosit Diff count b. CT BT c. SGOT SGPT Ureum Creatinin GDS Darah Rutin : 11,6 gr/dL : 12 mm/jam : 7.600ul : 0/0/2/58/35/6 Homeostasis : 10 menit : 2 menit 35 detik Kimia Darah : 26 u/l : 12 u/L : 25 mg/dL : 0,7 mg/dL : 111 mg/dL

Rontgen Thorax Cor dan pulmo dalam batas normal IV. RESUME

5

Pasien datang ke RSUDAM dengan keluhan mata kanan penglihatan menurun tanpa disertai mata merah sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan semakin bertambah semenjak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku awalnya penglihatannya seperti tertutup awan yang semakin lama semakin tebal sehingga menyulitkannya untuk melihat. Pasien sudah sering berganti kacamata namun keluhan masih tetap dirasakan. Riwayat penglihatan ganda dengan satu mata, perasaan berat pada bola mata, adanya trauma, penyakit kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal oleh pasien. Status Oftalmologis : Visus Pupil LensaV.

OD

OS > 6/60 Sentral, bulat, normal, RC(+) Jernih

: 1/60 : Sentral,bulat,normal, RC(+) : Keruh, shadow test -

PEMERIKSAAN ANJURAN - Funduscopy - Tonometri - Slit lamp

VI.

DIAGNOSA BANDING -

Kekeruhan Badan Kaca Glaucoma Kronik

VII.

DIAGNOSIS KERJA Katarak Senilis Matur OD

-

VIII. PENATALAKSANAAN- Small Incision Cataract Surgery (SICS) OD + pemasangan Lensa Intra Ocular

(IOL) dengan anestesi local - Medikamentosa Amoksisilin 500 mg 3x 16

IX.

Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 Gentamisin 0,3% 1gtt/2 jam OD

Anjuran-anjuran untuk pasien setelah post OP Tidak boleh menundukkan kepala selama 1 bulan. Mata tidak boleh terkena air selama 1 bulan. Tidur terlentang. Mata tidak boleh digosok-gosok Tidak boleh mengangkat benda berat selama 1 bulan.

PROGNOSA Quo ad Vitam Quo ad Fungtionam : ad bonam : ad bonam : ad bonam

Quo ad Sanationam

7

LAPORAN OPERASI Tanggal : 8 Februari 2012

Operator : Dr . Yunita Shara, SpM 1. Pasien dalam posisi tidur telentang pada meja operasi dalam posisi supine. 2. Mata kanan diteteskan Pantocaine 2% sebanyak 2 tetes 3. Dilakukan aseptik dan antiseptik dengan memakai betadine pada daerah mata kanan. 4. Diberikan duk bolong dan duk steril pada mata kanan 5. Diberi anastesi retrobulber dengan lidocaine 2 % 3cc & marcaine 0,5 % 2 cc. 6. Dilakukan message pada OD lalu dipasang speculo 7. Dibuat jahitan kendali pada musculus rectus superior dengan siede 3.0 8. Dibuat insisi pada limbus superior 180, perdarahan dirawat dengan kauter 9. Pada jam 12 limbus ditembus menuju COA 10. Dilakukan kapsulektomy anterior 11. Insisi limbus diperlebar pada tempat irisan 12. Limbus dibuka dengan gunting kornea 13. Nukleus lensa dikeluarkan dengan sendok lensa & hook musculus 14. Limbus dijahut dengan benang ethilon 10.0 15. Dimasukkan Cairan Visco elastis dalam COA 16. Dimasukkan lensa buatan dengan kekuatan 20,5 D 17. Dilakukan irigasi masa lensa dengan alat simco 18. Dilakukan insersi IOL, kemudian limbus dijahit kembali 19. Dimasukkan udara ke COA 20. Suntikan Gentamycin 0,5 cc dan Dexametason 0,2cc pada konjungtiva fornix,lalu diberikan Gentamycin salep,tutup dengan kasa steril. 21. Operasi selesai

8

FOLLOW UP Tanggal Subjektif 8 Februari 2012 Mata kanan hanya dapat melihat jari pemeriksa dari jarak 1 m saja Objektif KU : Baik, compos mentis TD : 120/70 mmHg RR : 24 x/menit N : 68 x/menit Status Oftalmologis OD Visus Bulbus okuli Palpebra superior Palpebra inferior Konjungtiva palpebra Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi Sklera Kornea COA Iris Pupil Lensa Tensio oculi Sistem canalis lacrimalis 1/ 60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Jernih Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central,normal,RC (+) Keruh, shadow test (-) Normal Normal OS > 6/60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik jernih sedang gambaran kripta baik Sentral, bulat,normal,RC (+) Jernih Normal Normal

Tanggal9

9 Februari 2012

(post op SICS + IOL OD) Subjektif Penglihatan mata kanan masih agak kabur KU : Baik, compos mentis Objektif TD : 120/80 mmHg RR : 22 x/menit N : 74x /menit Status Oftalmologis OD Visus Bulbus okuli Palpebra superior Palpebra inferior Konjungtiva palpebra Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi Sklera Kornea COA Iris Pupil Lensa Hecting Terapi 3/60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Jernih Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central, RC (+) Pseudofakia Baik Keterangan Amoksisilin 500 mg 3x 1 Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 Gentamisin 0,3% 1gtt/2 jam OD OS > 6/60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik jernih Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central, RC (+) Jernih

Penglihatan pasien membaik dan pasien diizinkan untuk pulang. Kontrol 3 hari kemudian ke poli mata

KATARAK SENILIS

10

Katarak adalah Kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes (air terjun) karena pada awalnya katarak dipikirkan sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa. Sedangkan katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terjadi akibat proses lanjut usia/ degenerasi (biasanya diatas 50 tahun), yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama atau berbeda. Pada katarak senilis akan terjadi degenerasi lensa secara perlahan-lahan, nucleus lensa mata akan menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga tajam penglihatan akan menurun secara berangsurangsur sampai tinggal proyeksi sinar saja. Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. Perubahan lensa pada usia lanjut 1. Kapsul Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur,dan terlihat bahan granular 2. Epitel makin tipis Sel epitel (germinatif) pada equator bertambah besar dan berat , bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata 3. Serat lensa : Lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal. Korteks tidak berwarna karena: Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda

Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan kupuliform.

Katarak Nuklear

11

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi cokelat dan kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra. Oleh karena serabut-serabut lensa yang terbentuk terlebih dahulu selalu terdorong kearah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah akan menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi kurang hipermetrop. Katarak Kortikal Pada katarak kortikal timbul celah celah diantara serabut serat lensa yang berisi air dan penimbunan ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah. Katarak Kupuliform Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Pada katark senilis sebaiknya singkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti Diabetes mellitus yang dapat menyebabkan katarak komplikata. Katarak senilis secara klinik dibagi dalam 4 stadium : Katarak insipiens Pada stadium ini terlihat hal-hal berikut : Mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks.

12

Katarak subskapular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subskapular posterior celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipiens. Kekeruhan ini mulai menimbulkan poliopia, karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. Katarak Immatur Kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada katarak immatur dapat menyebabkan bertambahnya volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa yang cembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi Glaukoma sekunder. Katarak matur Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak immatur atau katarak intumesens tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan menyebabkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif. Katarak Hipermatur Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut dapat menjadi keras atau lembek atau mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam kortekslensa karena lebih berat, stadium katarak ini disebut katarak morgagni. Pada stadium ini juga terjadi degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa atau korteks lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata depan. Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar13

cairan bilik mata sehingga menimbulkan glaukoma fakolitik. Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa yang lebih kecil normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans dan bilik mata depan terbuka. Pada ujian bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh, sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Bayangan iris yang terbentuk pada kapsul lensa anterior yang telah keruh dengan lensa yang mengecil Perbedaan stadium katarak senilis Kekeruhan Besar lensa Cairan lensa Insipiens Ringan Normal Normal Immatur Sebagian Lebih besar Bertambah (air masuk) Iris COA Sudut bilik mata Visus Bayangan iris Gejala Klinik Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap. a) Penglihatan kabur dan berkabut b) Fotofobia c) Penglihatan ganda d) Kesulitan melihat di waktu malam e) Sering berganti kacamata f) Perlu penerangan lebih terang untuk membaca g) Seperti ada titik gelap didepan mata Normal Normal Normal (-) (+) (-) Terdorong Dangkal Sempit Glaukoma < (++) Normal Normal Normal