plasenta previa

39
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS _________________________________ Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada klien ________, dengan diagnosa medis __________________________ yang dirawat di Rumah Sakit __________________________, Ruang ___________________. Nama : Rahayu Tri Nuritasari NIM : 1211030 Hari : Tanggal : Mengetahui,

Upload: arif-dwi-kurniawan

Post on 19-Feb-2016

30 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Plasenta Previa

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

_________________________________

Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada klien

________, dengan diagnosa medis __________________________ yang dirawat

di Rumah Sakit __________________________, Ruang ___________________.

Nama : Rahayu Tri Nuritasari

NIM : 1211030

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,

( ) ( )

Page 2: Plasenta Previa

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA

PLASENTA PREVIA

A. ANATOMI

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm

dan tebal 2-3 cm. Beratnya 500-600 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap

pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion

tertekan kearah korion. Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di

belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah

fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih

banyak tempat untuk berimplantasi. Plasenta terdiri atas tiga bagian, antara lain:

1. Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari

plasenta yang lengkap terdiri atas:

- Vili korialis

- Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada dalam ruang interviler

berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada sistol,

darah dipompa dengan tekanan 70-80mmHg ke dalam ruang interviler,

sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-

kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-

lahan ke pembuluh balik (vena) di desidua dengan tekanan 8mmHg.

- Pada bagian permukaan janin, plasenta diliputi oleh amnion yang

kelihatan licin. Di bawah lapisan, amnion ini berjalan cabang-cabang

pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada plasenta

bagian permukaan janin.

2. Bagian maternal (maternal portion). Terdiri atas desidua kompakta yang

terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis

pada plasenta matang disebut lempeng korionik (basal), dimana sirkulasi

utero-plasental berjalan ke ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi,

sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi

melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi

fisiko-kimia.

Page 3: Plasenta Previa

3. Tali pusat, merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin.

Panjangnya rata-rata 50-55cm, sebesar jari (diameter 1-2,5cm). Pernah

dijumpai tali pusat terpendek ½ cm dan terpanjang 200 cm. Struktur terdiri

atas 2 aa.umbilikalis dan 1 v.umbilikalis serta jelly Wharton.

Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml

tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan

40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama

kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili

tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya

ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih

padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar

dan lebih mendekati lapisan tropoblast.

Page 4: Plasenta Previa

B. DEFINISI

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutup sebagian atau

seluruh pembukaaan jalan lahir (ostium uteri internum). Angka kejadian plasenta

previa adalah 0,4-0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan

yang baik, mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Insidens

berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur

lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.

Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa

organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk

pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta

melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi yang membentuk hubungan

penting antara ibu dan bayi.

C. ETIOLOGI

Etiologi plasenta previa belum jelas. Vaskularisasi yang berkurang atau

perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan

plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa

plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang

tinggi. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan

pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali

harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian

dugaan itu salah. Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah

sebagai berikut:

Page 5: Plasenta Previa

a. Multiparitas dan umur lanjut (> 35 tahun).

b. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan

atrofik dan inflamatorotik.

c. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,

Kuret, dll).

d. Chorion leave persisten.

e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap

menerima hasil konsepsi.

f. Konsepsi dan nidasi terlambat.

g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

Pada suatu penelitian didapatkan bahwa, riwayat persalinan dengan sectio

cessarian meningkatkan kejadian plasenta previa pada kehamilan berikut nya.

Gambar 2. Insidensi plasenta previa dengan riwayat persalinan sectio cessarian.

D. KLASIFIKASI

Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik

melainkan fisiologik. Seiring dengan perkembangan kehamilan, pendataran serta

pembukaan servix, klasifikasi plasenta previa dapat berubah. Secara umum

plasenta previa diklasifikasikan menjadi:

Page 6: Plasenta Previa

a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi seluruh

ostium uteri internum.

b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri

internum.

c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir ostium uteri

internum.

d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada jarak lebih kurang

2 cm dari ostium uteri internum.

Gambar 1. Klasifikasi plasenta previa.

Menurut de Snoo, klasifikasi plasenta previa berdasarkan pembukaan 4 -5

cm adalah:

a. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta

menutupi seluruh ostium.

b. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan

ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 :

1. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian plasenta menutupi

ostium bagian belakang.

2. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian plasenta menutupi ostium

bagian depan.

3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium

yang ditutupi plasenta.

Klasifikasi plasenta previa menurut Browne adalah:

Page 7: Plasenta Previa

a. Tingkat 1, Lateral plasenta previa: Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai

ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.

b. Tingkat 2, Marginal plasenta previa: Plasenta mencapai pinggir pembukaan

(Ostium).

c. Tingkat 3, Complete placenta previa: plasenta menutupi ostium waktu

tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.

d. Tingkat 4, Central placenta previa: plasenta menutupi seluruh ostium pada

pembukaan hampir lengkap.

E. TANDA DAN GEJALA

Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa

nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester

kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin

terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan

akibat plasenta previa terjadi tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil

yang sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Tidak nyeri dan perdarahan

pervaginam berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau

awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Ciri-ciri plasenta

previa :

1. Perdarahan tanpa nyeri

2. Perdarahan berulang

3. Warna perdarahan merah segar

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil

7. His biasanya tidak ada

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

9. Denyut jantung janin ada

10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

12. Presentasi mungkin abnormal

Page 8: Plasenta Previa

F. PATOFISIOLOGI

Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan

mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim,

tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tampak

plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang

bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi

segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak

akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada tapak plasenta.

Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka

(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi akan

terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruang intervillus

dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu

perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti kan terjadi (unavoidable

bleeding). Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh

karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat

karena elemen otot yang dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah

pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti

karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar

dari plasenta dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.

Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif

dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian

perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar

berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).

Pada plasenta yang menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi

lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu

pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum. Sebaliknya pada plasenta

previa parsialis atau letak rendah perdarahan baru akan terjadi pada waktu

mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi

cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Perdarahan yang pertama

sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu, tetapi lebih separuh

kejadiannya pada kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan

terletak pada dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah

Page 9: Plasenta Previa

mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematom retroplasenta yang mampu

merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi

maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta

previa.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang

tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta

melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan

inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai

menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan

inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.

Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya

elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan

kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala

tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau

setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan

baik.

Page 10: Plasenta Previa

G. PATHWAY

Grande multipara,primi gravida tua,bekas sc,bekas aborsi,kelainan janin,

Leiomyoma uteri,ovulasi terlambat,kehamilan ganda

Placenta previa

Uterus Psikologis

Segmen bawah uterus melebar dan menipis Ancaman kematian diri sendiri dan janin

Sinus uterus robek Kurang informasi tentang penyakit

Perdarahan

Hipovolemik Anemia

Suplai O2 menurun

Hb O2 menurun

Metabolismeanaerob

Asamlaktatmeningkat

Keletiahan

ANSIETASKURANG

PENGETAHUAN

KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

GANGGUAN PERFUSI JARINGAN

INTOLERANSI AKTIFITAS

Page 11: Plasenta Previa

H. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa

pemeriksaan,antara lain:

1. Anamnesis

Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit ialah

perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut

(trimester III), puncak insidens pada kehamilan 34 minggu. Sifat

perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang

(recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab apapun. Kadang-kadang

perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat

tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume

yang lebih banyak sebelumnya.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan luar Inspeksi

- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit,

darah beku dan sebagainya

- Kalau telah berdarah banyak maka ibu akan kelihatan anemis

Palpasi

- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

- Sering dijupai kesalahan letak janin

- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala

masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas

panggul- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada

segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan dalam

sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas

operasi segera tersedia.

3. Pemeriksaan dengan Alat

- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum

- Pemeriksaan USG

a) Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100

% identifikasi plasenta previa

b) Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %

Page 12: Plasenta Previa

- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta,

inkreta, dan plasenta perkreta.

I. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa,

laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat

dilihat dengan inspekulo.Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat

abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus

menyilang servix. Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah

umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal

ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada

pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban.

Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah

terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak

beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau

beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.

J. PENATALAKSANAAN

Prinsip penanganan awal pada semua pasien dengan perdarahan

antepartum adalah mencegah keadaan syok karena pendarahan yang banyak,

untuk itu harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan

atau tranfusi darah. Selanjutnya dapat dilakukan penanganan lanjutan yang

disesuaikan dengan keadaan umum, usia kehamilan, jumlah perdarahan, maupun

jenis plasenta previa.

a) Penanganan pasif/ penanganan ekspektatif

Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita

dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.

Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis

dilakukan secara ketat dan baik.

Kriteria : Umur kehamilan < 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada

tanda-tanda persalinan, keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

Penanganan berupa :

Page 13: Plasenta Previa

- Rawat inap, tirah baring mutlak, berikan antibiotik profilaksis.

- Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta,

usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin

- Infus D 5% dan elektrolit

- Spasmolitik. Tokolitik (bila ada kontraksi: MgSO4 4 g IV dosis awal

dilanjutkan 4 g setiap 6 jamNifedipin 3×20 mg/hariBetamethason 24

mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin), plasentotrofik,

roboransia.

- Pematangan paru pada janin 28-34 minggu

- Persiapan transfusi autologus bila Hb ibu < 11g%

- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut

jantung janin.

- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada

disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi

jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk

menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.

- Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih

lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila

rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih

dari 2 jam).

b) Penanganan aktif

Kriteria: umur kehamilan 37 minggu, BB janin 2500 gram, perdarahan

banyak 500 cc atau lebih, ada tanda-tanda persalinan, keadaan umum

pasien tidak baik, ibu anemis (Hb < 8 gr%).

Persalinan spontan pervaginam

Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada

multipara dan anak sudah meninggal atau prematur. Jika pembukaan

serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika his

lemah, diberikan oksitosin drips. Bila perdarahan masih terus berlangsung,

dilakukan SC. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk

menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala

janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak

Page 14: Plasenta Previa

masih kecil atausudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan

operasi.

Seksio Cesaria

Prinsip utama dalam melakukan seksio cesarea adalah untuk

menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya

harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. Persiapan darah

pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan

lanjut pasca bedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan

keseimbangan cairan masuk-keluar. Tujuan seksio sesarea :

- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera

berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta

previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen

bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat

implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya

vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri

- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri,

jika janin dilahirkan pervaginam

Indikasi Seksio cesarea :

- Plasenta previa totalis.

- Plasenta previa pada primigravida.

- Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang

- Anak berharga dan fetal distress

- Plasenta previa lateralis jika :

1. Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

2. Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

3. Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

- Profuse bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

Page 15: Plasenta Previa

K. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari plasenta previa adalah:

a. Perdarahan dan syok.

b. Infeksi.

c. Laserasi serviks.

d. Plasenta akreta.

e. Prematuritas atau lahir mati.

f. Prolaps tali pusat.

g. Prolaps plasenta.

L. PROGNOSA

Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas

dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas

janin 50-80 %. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka

kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal

menjadi 0,2 -5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan

trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25 %, terutama

disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan.

Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta

rendah sekali atau tak ada sama sekali.

M. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1) Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Anamnesa

a. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,

pendidikan, alamat, medicalrecord dll.

b. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28

minggu/trimester III.

- Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

Page 16: Plasenta Previa

- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;

terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi

intravaginal/rectal.

- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya

robekan pembuluh darah dan placenta.

c. Inspeksi

- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.

- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.

d. Palpasi abdomen

- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

- Sering dijumpai kesalahan letak 

- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya

kepala masih goyang/floating

2) Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Obstetri

Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan

sebelumnyaagar  perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada

kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:

- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan

penolong persalinan

- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan

- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,

dan perdarahan.

- Komplikasi pada bayi

-  Rencana menyusui bayi

b. Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran

persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir

(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat

digunakan rumus naegle, yaitu hari  ditambah tujuh, bulan dikurangi

tiga, tahun disesuaikan.

c. Riwayat Kontrasepsi

Page 17: Plasenta Previa

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,

ibu,   a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan

pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral

sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang

tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual

pada janin.

d. Riwayat penyakit dan operasi:

Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit

ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya

riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya

harus di dokumentasikan

3) Pemeriksaan fisik

a. Umum

Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:

1) Rambut dan kulit

- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan

linea nigra.

- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.

- Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah

2) Mata : pucat, anemis

3) Hidung

4) Gigi dan mulut

5) Leher

6) Buah dada / payudara

- Peningkatan pigmentasi areola putting susu

- Bertambahnya ukuran dan noduler

7) Jantung dan paru

- Volume darah meningkat

- Peningkatan frekuensi nadi

- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah

pulmonal.

- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

-  Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.

- Diafragma meningga.

Page 18: Plasenta Previa

-  Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.

8) Abdomen

- Menentukan letak janin

- Menentukan tinggi fundus uteri

9) Vagina

- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan

( tanda Chandwick)

- Hipertropi epithelium

10) System musculoskeletal

- Persendian tulang pinggul yang mengendur

- Gaya berjalan yang canggung

- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan

diastasis rectal

b. Khusus

1) Tinggi fundus uteri

2) Posisi dan persentasi janin

3) Panggul dan janin lahir

4) Denyut jantung janin

2) Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah,

suplai oksigen berkurang

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.

3. Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun

4. Ansietas b.d Ancaman kematian pada diri sendiri, janin

5. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit.

Page 19: Plasenta Previa

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d

penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang

NOC :Circulation statusTissue Prefusion : cerebralTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24 jam diharapkan perfusi jaringan normal.

Kriteria Hasil : mendemonstrasikan status sirkulasi yang

ditandai dengan : Tekanan systole dan diastole dalam

rentang yang diharapkan Tidak ada ortostatik hipertensi Tidak ada tanda tanda peningkatan

tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)

mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan: Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai

dengan kemampuan Menunjukkanperhatian, konsentrasi dan

orientasi Memproses informasi Membuat keputusan dengan

menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan

NIC :Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial) Berikan informasi kepada keluarg Monitor tekanan perfusi

serebral Catat respon pasien terhadap

stimuli Monitor tekanan intrakranial pasien dan

respon neurology terhadap aktivitas Monitor jumlah drainage cairan

serebrospinal Monitor intake dan output cairan Restrain pasien jika perlu Monitor suhu dan angka WBC Kolaborasi pemberian antibiotik Posisikan pasien pada posisi semifowler Minimalkan stimuli dari lingkunganPeripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer) Monitor adanya daerah tertentu yang

hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul

Monitor adanya paretese Instruksikan keluarga untuk

mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi

Page 20: Plasenta Previa

involunter Gunakan sarun tangan untuk proteksi Batasi gerakan pada kepala, leher dan

punggung Monitor kemampuan BAB Kolaborasi pemberian analgetik Monitor adanya tromboplebitis Diskusikan menganaipenyebab perubahan sensasi

2 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahanBatasan Karakteristik : Laporan kerja : kelelahan dan

kelemahan Respon terhadap aktivitas

menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal

Perubahan EKG me-nunjukkan aritmia / disritmia

Dispneu dan ketidak-nyamanan yang sangat

Gelisah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam, klien mampu mencapai : activity toleransi , dengan kriteria :Activity tolerance (0005) Saturasi oksigen dalam batas normal

ketika beraktivitas HR dalam batas normal ketika

beraktivitas Respirasi dalam batas normal saat

beraktivitas Tekanan darah sistolik dalam batas

normal saat beraktivitas Tekanan darah diastolik dalam batas

normal saat beraktivitas EKG dalam batas normal Warna kulit Usaha bernafas saat beraktivitas Berjalan di ruangan Kemampuan berbicara saat latihan

Terapi Aktivtas (4310) Catat frekuensi jantung irama,

perubahan tekanan darah sebelum, selama, setelah beraktivitas sesuai indikasi

Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

Batasi pengunjung Monitor / pantau respon emosi, fisik,

sosial dan spiritual Jelaskan pola peningkatan aktivitas

secara bertahap Bantu klien mengenal aktivitas dengan

penuh arti Bantu klien mengenal pilihan untuk

baktivitas  Bantu klien mengenal dan mem-peroleh

akal, sumber yang di-butuhkan untuk keinginan ber-aktivitas

Page 21: Plasenta Previa

Tentukan klien komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan atau jarak untuk aktivitas

Kolaborasi yang berhubungan de-ngan fisik, terapi rekreasi, penga-wasan program aktivitas yang tepat

Bantu klien membuat rencana yang khusus untuk pengalihan aktivitas rutin tiap hari

Bantu klien / keluarga mengenal kekurangan mutu aktivitas

Latih klien / keluarga mengenai pe-ran fisik, sosial, spiritual , pe-ngertian aktivitas didalam peme-liharaan kesehatan

Bantu klien / keluarga menyesuaikan lingkungan dengan keinginan akti-vitas

Berikan aktivitas yang meningkatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu

Fasilitasi penggantian aktivitas ketika klien sudah melewati batas waktu, energi dan pergerakan

Berikan lingkungan yang tidak berbahaya untuk berjalan sesuai indikasi

Berikan bantuan yang positif untuk partisipasi didalam aktivitas

Bantu klien menghasilkan motivasi sendiri

Page 22: Plasenta Previa

Monitor emosi, fisik, sosial, dan spiritual dalam aktivitas

Manajemen Energi (0180) Observasi adanya pembatasan klien

dalam melakukan aktivitas Dorong mengungkapkan perasaan

terhadap keterbatasan Kaji adanya factor yang menye-babkan

adanya kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi yang

adekuat Monitor klien adanya kelelahan fisik

dan emosi secara berlebihan Monitor respon kardiovaskuler terhadap

aktivitas Monitor pola tidur dan lamanya tidur /

istirahat klien

Manajemen Disritmia (4090) Mengetahui dengan pasti klien dan

keluarga yang mempunyai riwayat jantung.

Monitordan periksa kekurangan oksigen, keseimbangan asam basa, elektrolit.

Rekam EKG Anjurkan istirahat setiap terjadi

Page 23: Plasenta Previa

serangan. Catat frekuensi dan lamanya kejadian

serangan Monitor hemodinamik

3 Ansietas b.d : Perubahan dalam ( status

ekonomi, lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi peran,status peran)

Infeksi/kontaminasi interpersonal Penularan penyakit interpersonal Konflik tidak disadari mengenai

tujuanpenting hidup Kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa cemas berkurang/hilangKriteria hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi,mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas

Postur tubuh,ekspresi wajah,bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Intervensi : Gunakan pendekatan yang

menenangkan Jelaskan semua prosedur dan apa yang

dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan

keamanan dan mengurangi takut Identifikasi tingkat kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan

perasaan,ketakutan,persepsi Instruksikan pasien menggunakan

tekhnik relaksasi Berikan obat untuk mengurangi

kecemasan4 Kurang pengetahuan

Batasan Karakteristik : Mengungkapkan ma-salah Tidak tepat mengikuti perintah Tingkah laku yang berlebihan

(histeris, bermusuhan, agitasi, apatis)

Setelah dilakukan penjelasan selama … X pertemuan klien / orang tua mengetahui dan memahami tentang penyakit-nya, dengan kriteria :

Knowledge : Disease Process (1803) : Mengetahui jenis / nama penyakitnya Mampu menjelaskan pro-ses penyakit Mampu menjelaskan fak-tor resiko

Teaching : Disease Process (5602) Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan klien / orang tua tentang proses penyakitnya

Jelaskan patofisiologi pneumonia dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang sesuai.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa

Page 24: Plasenta Previa

Mampu menjelaskan efek penyakit Mampu menjelaskan tan-da dan gejala

penyakit Mampu menjelaskan komplikasi Mampu menjelaskan ba-gaimana

mencegah kom-plikasiKnowledge : Health behaviors (1805) Mampu menjelaskan pola nutrisi yang

sehat Mampu menjelaskan akti-fitas yang

bermanfaat Mampu menjelaskan efek tembakau /

merokok Mampu menjelaskan tek-nik manajemen

stres Mampu menjelaskan efek zat kimia Mampu menjelaskan ba-gaimana

mengurangi resiko sakit Mampu menjelaskan ba-gaimana

menghindari lingkungan yang berba-haya (factor pencetus

Mampu menjelaskan pe-makaian obat sesuai resep

muncul pada pneumonia (pernafasan cepat, tarikan dinding dada) dengan cara yang sesuai

Gambarkan proses penyakit pneumonia dengan cara yang sesuai

Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

Bantu klien / orang tua mengenali factor pencetus serangan sesak nafas

Berikan informasi pada klien / orang tua tentang kondisi penyakit dengan tepat

Informasikan kepada orang tua tentang kemajuan / perkembangan penyakit klien dengan cara yang sesuai

Sediakan informasi tentang pengu-kuran diagnostic yang tersedia

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pe-ngontrolan penyakit

Diskusikan pilihan terapi atau pe-nanganan

Gambarkan pilihan rasional reko-mendasi manajemen terapi / pe-nanganan

Dukung klien / orang tua untuk me-ngeksplorasikan atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat

Page 25: Plasenta Previa

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat

Instruksikan klien / orang tua me-ngenai tanda dan gejala untuk me-laporkan pada pemberi perawatan

Kuatkan informasi yang disediakan tim kese-hatan yang lain dengan cara yang tepat

Teaching Procedur/Treatment (5618) Informasikan kepada klien dan orang tua

kapan prosedur pengobatan akan dilaksa-nakan

Informasikan seberapa lama prosedur pengobatan akan dilakukan

Informasikan tentang peralatan yang akan digunakan dalam pengobatan

Informasikan kepada orang tua siapa yang akan melakukan prosedur pengobatan

Jelaskan tujuan dan alasan dilakukan prosedur pengobatan

Anjurkan kepada klien untuk kooperatif saat dilakukan prosedur pengobatan

Jelaskan tentang perasaan yang mungkin akan dialami selama di-lakukan prosedur pengobatan

Page 26: Plasenta Previa

3) Rencana Keperawatan

Page 27: Plasenta Previa

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius :

Jakarta.

Nanda Internasional. Tanpa Tahun. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan

Klasifikasi 2009-2011 (M. Ester, Ed.). Alih Bahasa MadeSumarwati, Dwi

Widiarti & Estu Tiar. 2011. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawirohardjo,Sarwono .2002.Ultrasonografi dalam Obstetri, Ilmu kebidanan.

Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Nanda Internasional. Tanpa Tahun. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan

Klasifikasi 2009-2011 (M. Ester, Ed.). Alih Bahasa MadeSumarwati, Dwi

Widiarti & Estu Tiar. 2011. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawirohardjo,Sarwono .2002.Ultrasonografi dalam Obstetri, Ilmu kebidanan.

Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.