plasenta previa
DESCRIPTION
hhhhTRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
_________________________________
Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada klien
________, dengan diagnosa medis __________________________ yang dirawat
di Rumah Sakit __________________________, Ruang ___________________.
Nama : Rahayu Tri Nuritasari
NIM : 1211030
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA
PLASENTA PREVIA
A. ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm
dan tebal 2-3 cm. Beratnya 500-600 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap
pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion
tertekan kearah korion. Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di
belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah
fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplantasi. Plasenta terdiri atas tiga bagian, antara lain:
1. Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari
plasenta yang lengkap terdiri atas:
- Vili korialis
- Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada dalam ruang interviler
berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada sistol,
darah dipompa dengan tekanan 70-80mmHg ke dalam ruang interviler,
sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-
kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-
lahan ke pembuluh balik (vena) di desidua dengan tekanan 8mmHg.
- Pada bagian permukaan janin, plasenta diliputi oleh amnion yang
kelihatan licin. Di bawah lapisan, amnion ini berjalan cabang-cabang
pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada plasenta
bagian permukaan janin.
2. Bagian maternal (maternal portion). Terdiri atas desidua kompakta yang
terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis
pada plasenta matang disebut lempeng korionik (basal), dimana sirkulasi
utero-plasental berjalan ke ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi,
sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi
melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi
fisiko-kimia.
3. Tali pusat, merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin.
Panjangnya rata-rata 50-55cm, sebesar jari (diameter 1-2,5cm). Pernah
dijumpai tali pusat terpendek ½ cm dan terpanjang 200 cm. Struktur terdiri
atas 2 aa.umbilikalis dan 1 v.umbilikalis serta jelly Wharton.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml
tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan
40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama
kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili
tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya
ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih
padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar
dan lebih mendekati lapisan tropoblast.
B. DEFINISI
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutup sebagian atau
seluruh pembukaaan jalan lahir (ostium uteri internum). Angka kejadian plasenta
previa adalah 0,4-0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan
yang baik, mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Insidens
berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur
lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.
Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa
organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk
pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta
melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi yang membentuk hubungan
penting antara ibu dan bayi.
C. ETIOLOGI
Etiologi plasenta previa belum jelas. Vaskularisasi yang berkurang atau
perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan
plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa
plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang
tinggi. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali
harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian
dugaan itu salah. Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah
sebagai berikut:
a. Multiparitas dan umur lanjut (> 35 tahun).
b. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan
atrofik dan inflamatorotik.
c. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,
Kuret, dll).
d. Chorion leave persisten.
e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
f. Konsepsi dan nidasi terlambat.
g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
Pada suatu penelitian didapatkan bahwa, riwayat persalinan dengan sectio
cessarian meningkatkan kejadian plasenta previa pada kehamilan berikut nya.
Gambar 2. Insidensi plasenta previa dengan riwayat persalinan sectio cessarian.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan fisiologik. Seiring dengan perkembangan kehamilan, pendataran serta
pembukaan servix, klasifikasi plasenta previa dapat berubah. Secara umum
plasenta previa diklasifikasikan menjadi:
a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi seluruh
ostium uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri
internum.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir ostium uteri
internum.
d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada jarak lebih kurang
2 cm dari ostium uteri internum.
Gambar 1. Klasifikasi plasenta previa.
Menurut de Snoo, klasifikasi plasenta previa berdasarkan pembukaan 4 -5
cm adalah:
a. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostium.
b. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan
ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 :
1. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian plasenta menutupi
ostium bagian belakang.
2. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian plasenta menutupi ostium
bagian depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium
yang ditutupi plasenta.
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne adalah:
a. Tingkat 1, Lateral plasenta previa: Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai
ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
b. Tingkat 2, Marginal plasenta previa: Plasenta mencapai pinggir pembukaan
(Ostium).
c. Tingkat 3, Complete placenta previa: plasenta menutupi ostium waktu
tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.
d. Tingkat 4, Central placenta previa: plasenta menutupi seluruh ostium pada
pembukaan hampir lengkap.
E. TANDA DAN GEJALA
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester
kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin
terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan
akibat plasenta previa terjadi tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil
yang sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Tidak nyeri dan perdarahan
pervaginam berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Ciri-ciri plasenta
previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal
F. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim,
tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tampak
plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak
akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi akan
terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruang intervillus
dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu
perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti kan terjadi (unavoidable
bleeding). Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh
karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat
karena elemen otot yang dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah
pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti
karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar
dari plasenta dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.
Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif
dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian
perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar
berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).
Pada plasenta yang menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi
lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu
pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum. Sebaliknya pada plasenta
previa parsialis atau letak rendah perdarahan baru akan terjadi pada waktu
mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi
cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Perdarahan yang pertama
sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu, tetapi lebih separuh
kejadiannya pada kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan
terletak pada dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah
mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematom retroplasenta yang mampu
merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi
maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta
previa.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan
inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan
inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.
Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya
elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan
kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala
tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau
setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan
baik.
G. PATHWAY
Grande multipara,primi gravida tua,bekas sc,bekas aborsi,kelainan janin,
Leiomyoma uteri,ovulasi terlambat,kehamilan ganda
Placenta previa
Uterus Psikologis
Segmen bawah uterus melebar dan menipis Ancaman kematian diri sendiri dan janin
Sinus uterus robek Kurang informasi tentang penyakit
Perdarahan
Hipovolemik Anemia
Suplai O2 menurun
Hb O2 menurun
Metabolismeanaerob
Asamlaktatmeningkat
Keletiahan
ANSIETASKURANG
PENGETAHUAN
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
INTOLERANSI AKTIFITAS
H. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan,antara lain:
1. Anamnesis
Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit ialah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut
(trimester III), puncak insidens pada kehamilan 34 minggu. Sifat
perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab apapun. Kadang-kadang
perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat
tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume
yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit,
darah beku dan sebagainya
- Kalau telah berdarah banyak maka ibu akan kelihatan anemis
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijupai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas
panggul- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada
segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan dalam
sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas
operasi segera tersedia.
3. Pemeriksaan dengan Alat
- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
- Pemeriksaan USG
a) Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100
% identifikasi plasenta previa
b) Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta,
inkreta, dan plasenta perkreta.
I. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa,
laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat
dilihat dengan inspekulo.Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat
abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus
menyilang servix. Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah
umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal
ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada
pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah
terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak
beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau
beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
J. PENATALAKSANAAN
Prinsip penanganan awal pada semua pasien dengan perdarahan
antepartum adalah mencegah keadaan syok karena pendarahan yang banyak,
untuk itu harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan
atau tranfusi darah. Selanjutnya dapat dilakukan penanganan lanjutan yang
disesuaikan dengan keadaan umum, usia kehamilan, jumlah perdarahan, maupun
jenis plasenta previa.
a) Penanganan pasif/ penanganan ekspektatif
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.
Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis
dilakukan secara ketat dan baik.
Kriteria : Umur kehamilan < 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada
tanda-tanda persalinan, keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Penanganan berupa :
- Rawat inap, tirah baring mutlak, berikan antibiotik profilaksis.
- Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin
- Infus D 5% dan elektrolit
- Spasmolitik. Tokolitik (bila ada kontraksi: MgSO4 4 g IV dosis awal
dilanjutkan 4 g setiap 6 jamNifedipin 3×20 mg/hariBetamethason 24
mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin), plasentotrofik,
roboransia.
- Pematangan paru pada janin 28-34 minggu
- Persiapan transfusi autologus bila Hb ibu < 11g%
- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin.
- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada
disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
- Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih
dari 2 jam).
b) Penanganan aktif
Kriteria: umur kehamilan 37 minggu, BB janin 2500 gram, perdarahan
banyak 500 cc atau lebih, ada tanda-tanda persalinan, keadaan umum
pasien tidak baik, ibu anemis (Hb < 8 gr%).
Persalinan spontan pervaginam
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur. Jika pembukaan
serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika his
lemah, diberikan oksitosin drips. Bila perdarahan masih terus berlangsung,
dilakukan SC. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk
menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala
janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak
masih kecil atausudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan
operasi.
Seksio Cesaria
Prinsip utama dalam melakukan seksio cesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya
harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. Persiapan darah
pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan
lanjut pasca bedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan
keseimbangan cairan masuk-keluar. Tujuan seksio sesarea :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta
previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen
bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat
implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya
vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri,
jika janin dilahirkan pervaginam
Indikasi Seksio cesarea :
- Plasenta previa totalis.
- Plasenta previa pada primigravida.
- Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
- Anak berharga dan fetal distress
- Plasenta previa lateralis jika :
1. Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
2. Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
3. Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
- Profuse bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
K. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari plasenta previa adalah:
a. Perdarahan dan syok.
b. Infeksi.
c. Laserasi serviks.
d. Plasenta akreta.
e. Prematuritas atau lahir mati.
f. Prolaps tali pusat.
g. Prolaps plasenta.
L. PROGNOSA
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas
dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas
janin 50-80 %. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka
kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal
menjadi 0,2 -5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan
trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25 %, terutama
disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan.
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta
rendah sekali atau tak ada sama sekali.
M. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
b. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
- Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi
intravaginal/rectal.
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta.
c. Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d. Palpasi abdomen
- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak
- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
- Komplikasi pada bayi
- Rencana menyusui bayi
b. Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat
digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi
tiga, tahun disesuaikan.
c. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
d. Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya
riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus di dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1) Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
2) Mata : pucat, anemis
3) Hidung
4) Gigi dan mulut
5) Leher
6) Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
7) Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8) Abdomen
- Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
9) Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
- Hipertropi epithelium
10) System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
2) Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah,
suplai oksigen berkurang
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
3. Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun
4. Ansietas b.d Ancaman kematian pada diri sendiri, janin
5. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit.
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d
penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang
NOC :Circulation statusTissue Prefusion : cerebralTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24 jam diharapkan perfusi jaringan normal.
Kriteria Hasil : mendemonstrasikan status sirkulasi yang
ditandai dengan : Tekanan systole dan diastole dalam
rentang yang diharapkan Tidak ada ortostatik hipertensi Tidak ada tanda tanda peningkatan
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan: Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai
dengan kemampuan Menunjukkanperhatian, konsentrasi dan
orientasi Memproses informasi Membuat keputusan dengan
menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan
NIC :Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial) Berikan informasi kepada keluarg Monitor tekanan perfusi
serebral Catat respon pasien terhadap
stimuli Monitor tekanan intrakranial pasien dan
respon neurology terhadap aktivitas Monitor jumlah drainage cairan
serebrospinal Monitor intake dan output cairan Restrain pasien jika perlu Monitor suhu dan angka WBC Kolaborasi pemberian antibiotik Posisikan pasien pada posisi semifowler Minimalkan stimuli dari lingkunganPeripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer) Monitor adanya daerah tertentu yang
hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Monitor adanya paretese Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
involunter Gunakan sarun tangan untuk proteksi Batasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung Monitor kemampuan BAB Kolaborasi pemberian analgetik Monitor adanya tromboplebitis Diskusikan menganaipenyebab perubahan sensasi
2 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahanBatasan Karakteristik : Laporan kerja : kelelahan dan
kelemahan Respon terhadap aktivitas
menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
Perubahan EKG me-nunjukkan aritmia / disritmia
Dispneu dan ketidak-nyamanan yang sangat
Gelisah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam, klien mampu mencapai : activity toleransi , dengan kriteria :Activity tolerance (0005) Saturasi oksigen dalam batas normal
ketika beraktivitas HR dalam batas normal ketika
beraktivitas Respirasi dalam batas normal saat
beraktivitas Tekanan darah sistolik dalam batas
normal saat beraktivitas Tekanan darah diastolik dalam batas
normal saat beraktivitas EKG dalam batas normal Warna kulit Usaha bernafas saat beraktivitas Berjalan di ruangan Kemampuan berbicara saat latihan
Terapi Aktivtas (4310) Catat frekuensi jantung irama,
perubahan tekanan darah sebelum, selama, setelah beraktivitas sesuai indikasi
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
Batasi pengunjung Monitor / pantau respon emosi, fisik,
sosial dan spiritual Jelaskan pola peningkatan aktivitas
secara bertahap Bantu klien mengenal aktivitas dengan
penuh arti Bantu klien mengenal pilihan untuk
baktivitas Bantu klien mengenal dan mem-peroleh
akal, sumber yang di-butuhkan untuk keinginan ber-aktivitas
Tentukan klien komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan atau jarak untuk aktivitas
Kolaborasi yang berhubungan de-ngan fisik, terapi rekreasi, penga-wasan program aktivitas yang tepat
Bantu klien membuat rencana yang khusus untuk pengalihan aktivitas rutin tiap hari
Bantu klien / keluarga mengenal kekurangan mutu aktivitas
Latih klien / keluarga mengenai pe-ran fisik, sosial, spiritual , pe-ngertian aktivitas didalam peme-liharaan kesehatan
Bantu klien / keluarga menyesuaikan lingkungan dengan keinginan akti-vitas
Berikan aktivitas yang meningkatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu
Fasilitasi penggantian aktivitas ketika klien sudah melewati batas waktu, energi dan pergerakan
Berikan lingkungan yang tidak berbahaya untuk berjalan sesuai indikasi
Berikan bantuan yang positif untuk partisipasi didalam aktivitas
Bantu klien menghasilkan motivasi sendiri
Monitor emosi, fisik, sosial, dan spiritual dalam aktivitas
Manajemen Energi (0180) Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas Dorong mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan Kaji adanya factor yang menye-babkan
adanya kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat Monitor klien adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan Monitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas Monitor pola tidur dan lamanya tidur /
istirahat klien
Manajemen Disritmia (4090) Mengetahui dengan pasti klien dan
keluarga yang mempunyai riwayat jantung.
Monitordan periksa kekurangan oksigen, keseimbangan asam basa, elektrolit.
Rekam EKG Anjurkan istirahat setiap terjadi
serangan. Catat frekuensi dan lamanya kejadian
serangan Monitor hemodinamik
3 Ansietas b.d : Perubahan dalam ( status
ekonomi, lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi peran,status peran)
Infeksi/kontaminasi interpersonal Penularan penyakit interpersonal Konflik tidak disadari mengenai
tujuanpenting hidup Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa cemas berkurang/hilangKriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi,mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas
Postur tubuh,ekspresi wajah,bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
Intervensi : Gunakan pendekatan yang
menenangkan Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut Identifikasi tingkat kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan,ketakutan,persepsi Instruksikan pasien menggunakan
tekhnik relaksasi Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan4 Kurang pengetahuan
Batasan Karakteristik : Mengungkapkan ma-salah Tidak tepat mengikuti perintah Tingkah laku yang berlebihan
(histeris, bermusuhan, agitasi, apatis)
Setelah dilakukan penjelasan selama … X pertemuan klien / orang tua mengetahui dan memahami tentang penyakit-nya, dengan kriteria :
Knowledge : Disease Process (1803) : Mengetahui jenis / nama penyakitnya Mampu menjelaskan pro-ses penyakit Mampu menjelaskan fak-tor resiko
Teaching : Disease Process (5602) Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan klien / orang tua tentang proses penyakitnya
Jelaskan patofisiologi pneumonia dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang sesuai.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
Mampu menjelaskan efek penyakit Mampu menjelaskan tan-da dan gejala
penyakit Mampu menjelaskan komplikasi Mampu menjelaskan ba-gaimana
mencegah kom-plikasiKnowledge : Health behaviors (1805) Mampu menjelaskan pola nutrisi yang
sehat Mampu menjelaskan akti-fitas yang
bermanfaat Mampu menjelaskan efek tembakau /
merokok Mampu menjelaskan tek-nik manajemen
stres Mampu menjelaskan efek zat kimia Mampu menjelaskan ba-gaimana
mengurangi resiko sakit Mampu menjelaskan ba-gaimana
menghindari lingkungan yang berba-haya (factor pencetus
Mampu menjelaskan pe-makaian obat sesuai resep
muncul pada pneumonia (pernafasan cepat, tarikan dinding dada) dengan cara yang sesuai
Gambarkan proses penyakit pneumonia dengan cara yang sesuai
Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
Bantu klien / orang tua mengenali factor pencetus serangan sesak nafas
Berikan informasi pada klien / orang tua tentang kondisi penyakit dengan tepat
Informasikan kepada orang tua tentang kemajuan / perkembangan penyakit klien dengan cara yang sesuai
Sediakan informasi tentang pengu-kuran diagnostic yang tersedia
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pe-ngontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau pe-nanganan
Gambarkan pilihan rasional reko-mendasi manajemen terapi / pe-nanganan
Dukung klien / orang tua untuk me-ngeksplorasikan atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat
Instruksikan klien / orang tua me-ngenai tanda dan gejala untuk me-laporkan pada pemberi perawatan
Kuatkan informasi yang disediakan tim kese-hatan yang lain dengan cara yang tepat
Teaching Procedur/Treatment (5618) Informasikan kepada klien dan orang tua
kapan prosedur pengobatan akan dilaksa-nakan
Informasikan seberapa lama prosedur pengobatan akan dilakukan
Informasikan tentang peralatan yang akan digunakan dalam pengobatan
Informasikan kepada orang tua siapa yang akan melakukan prosedur pengobatan
Jelaskan tujuan dan alasan dilakukan prosedur pengobatan
Anjurkan kepada klien untuk kooperatif saat dilakukan prosedur pengobatan
Jelaskan tentang perasaan yang mungkin akan dialami selama di-lakukan prosedur pengobatan
3) Rencana Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius :
Jakarta.
Nanda Internasional. Tanpa Tahun. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011 (M. Ester, Ed.). Alih Bahasa MadeSumarwati, Dwi
Widiarti & Estu Tiar. 2011. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo,Sarwono .2002.Ultrasonografi dalam Obstetri, Ilmu kebidanan.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Nanda Internasional. Tanpa Tahun. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011 (M. Ester, Ed.). Alih Bahasa MadeSumarwati, Dwi
Widiarti & Estu Tiar. 2011. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo,Sarwono .2002.Ultrasonografi dalam Obstetri, Ilmu kebidanan.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.