pengukuran burn-up elemen bakar bekas dengan …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
PENGUKURAN BURN-UP ELEMEN BAKAR BEKAS DENGAN METODEPERBANDI NGAN AKTI VITAS Cs-134/Cs -137
Jupiter Sitorus Pane
Pusat Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy
ABSTRAK
Elemen bakar bekas dalam kenyataannya masih mengandunguranium sisa dan bahan dapat belah lainnya. Elemen bakartersebut mempunyai nilai ekonomis dan strategis yang cukuptinggi, yang terkandung pada jumlah kandungan bahan dapatbelahnya. Untuk menentukan jumlah bahan uranium yang terbakar (burn-up) dapat dilakukan beberapa pengukuran. Salahsatu diantaranya adalah dengan menggunakan metoda perbandingan aktivitas Cs-134/Cs-137. Dengan metoda ini, telahdilakukan pengukuran burn-up elemen bakar bekas tipe MTRdari Reaktor Omega. Hasil yang diperoleh cukup akurat denganketelitian sekitar 1 X sampai 8 X.
ABSTRACT
The spent ~uel element in reality still contains uranium and other ~issionable materials. This ~uel element has ahigh economical and strategical values, which depend on theamount o~ its ~issionable contents. In order to determinethe actual amount o~ uranium several method o~ measurementscould be applied, one o~ them is the measurement withCs-134/Cs-137 activity ratio. The measurement o~ the burn-upo~ MTR type spent ~uel o~ Omega Reactor has been done. Theresult was accurate and the accuracy was about 1 - 8 X.
I. PENDAHULUAN
Dalam pengoperasian reaktor saat elemen bakar dikeluar
kan dari teras jumlah uranium yang terdapat dalam elemen
bakar tidak dapat terbakar sel uruhnya sehi ngga masi h ada
sisa uranium dan bahan dapat belah lainnya. Uranium sisa dan
bahan belah tersebut mempunyai nilai ekonomi dan strategis
yang tinggi sehingga jumlah bahan tersebu~ harus diketahui
dengan pasti. Untuk itu diperlukan perhitungan maupun peng-
ukuran untuk mengetahui kuantitasnya secara pasti.
uranium sisa ini sudah tercampur dengan bahan hasil
356
Tetapi
belah
357
lain yang ~ingkat radiasinya sangat tinggi. Oleh Karena i~u
diperlukan suatu metoda untuk melakukan pengukuran kandung
an nuklida dapat belah yang terdapat dalam elemen bakar
bekas ini.
Dengan mengukur burn-up elemen bakar kita dapat menge
tahui jumlah nuklida dapat belah sisa yang ada di dalamnya.
Sesuai dengan perjanjian dengan IAEA tentang pengawasan
bahan nuklir dapat belah maka uranium sisa ini harus dila
porkan bersama-sama dengan bahan nuklir lainnya. pengukuran
terhadap elemen" bakar bekas ini merupakan persyaratan yang
harus dipenuhi dalam akuntansi bahan bakar.
Disamping itu pengukuran ini dimaksudkan untuk mengada
kan verif"ikasi terhadap hasil perhi tungan yang didasarkan
pada teori.
Mengingat elemen bakar bekas mempunyai tingkat radiasi
sangat tinggi maka pengukuran secara praktis dilakukan di
dalam air dengan menggunakan metoda Non Destructive Assay
dengan mengamati spektrum gamma yang dipancarkannya.
Hasil pengukuran yang dipaparkan di dalam makalah ini
adalah hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis waktu
mengi kuti f"ellowshi p di Laborator ium Los Alamos Nati onal
Laboratory. USA. Dari hasil analisa diperoleh kesalahan pe
ngukuran dengan metode ini berkisar 1 X sampai 8 X.
II. LATAR BELAKANG TEORI
Ada dua metoda yang dapat dilakukan un~uk menghi tung
burn-up dengan mengamati spektrum gamma yaitu
1. Pengukuran aktivitas gamma absolut
2. Pengukuran perbandingan aktivi~as.
Un~uk kedua pengukuran ini. spektrum gamma yang dipilih
haruslah
1. Mempunyai "Fission Yield" hampir sama dengan f"ission yied
nuklida hasil belah yang dominan dalam elemen bakar.
2. Mempunyai tampang lintang tangkap terhadap neu~ron yang
3.58
rendah.
3. Waktu paruh relatif lebih panjang dari waktu pendinginan.
4. Mempunyai
atenuasi.
tenaga gamma yang tinggi untuk mengatasi
1sotop yang memenuhi kriteria ini adalah Zr-95. Ru-106.
Cs-134. Cs-137. Ce-144. Pr-144. Eu-154. Dari unsur ini
Zr-95. Ru-106. Cs-137. dan Ce-144 merupakan hasil langsung
dari peluruhan beta unsur sebelumnya.
maka reaksinya sebagai berikut
Khusus untuk Cs-137
1-137 ) Xe-13724 det..
-----) Cs-137 ) Sa-137m4.2 m 30.0 thn
---) Sa-137
Sedangkan Cs-134 dan Eu-154 bukan merupakan hasil peluruhan
produksi fisi langsung t..apimerupakan reaksi tumbukan neu
t..rondengan hasil fisi langsung Cs-133 dan Eu-153.
Untuk Cs-133 persamaan reaksinya adalah
1-133 ) Xe-133 ) Cs-133 (n.y) Cs-13421 j 5,27 m
A. Met..odaakt..ivitasabsolut
---) Ba-13421 thn
Pengukuran aktivitas absolut adalah pengukuran yang
semata-mata didasarkan pada aktivitas dari satu isotop.
Misalnya jumlah atom dari isotop yang diamati adalah N, maka
aktivitas N adalah
N =X.
1.
K. &.S.1. 1. 1.
A Tce (1)
di mana
X.
= jumlahpuncakspektrum gamma isotop iyang diamati1. persatuan waktu
K.
= jumlahspektrum gamma dariisot..opiperdesinte-1. grasi
E
=efisiensiabsolutdetektorpadatingkatpuncaki.energiS.
= atenuasiefekti fpada puncakenergi1.
359
A = konstanta peluruhan
T = waktu pendinginanc
Dengan mengetahui harga N maka burn-up dapat dihitung dengan
persamaan (2)
Burn-up
di mana
-24= 1.8563 x lOx E X N/Y (MWD/MTU) (2)
N = jumlah'atom dari isotop yang diamati selama iradi
asi per metrik ton Uranium mula-mula
Y = harga 1'raksi "Fission Yield" e1'ekti1'
E = energi e1'ekti1'yang dikeluarkan per 1'isi dalam MeV
Fission Yield e1'ecti1'dan energi yang dikeluarkan per 1'issi
juga tergantung dari kontribusi plutonium dan uranium dengan
persamaan
~3:5y23~+ ~39y239+C39y239+r,241y241Y
f fff=~3~
+~39 +C39+r,241f
fff
dan~3:5
E23~+ ~39E239+C39E239+ r,:41E241E
f fff=~35
+~39 +r,:39 +r,:41ffff
di
mana
r;
= tampang lintang makroskopis1'isi
I= U-235 ,U-236 danPu-241
(3)
(4)
yI = Fission Yield dari isotop I
EI = energi yang dihasilkan per 1'isi
dalam MeV
B. Metode perbandingan aktivitas
dari i sotop I
Seperti telah diuraikan di atas bahwa isotop Cs-137 me
rupakan hasil peluruhan langsung dari isotop yang dihasilkan
dari reaksi 1'isi sehingga aktivitasnya sebanding dengan
1'luks neutron. Sedangkan isotop Cs-134 bukan merupakan hasil
360
fisi langsung ~e~api hasil reaksi (n.y) dengan isolop hasil
fisi sehingga
N = L: rY (n, y) C¢D2TL f
di mana
N
= ak~ivilasisolop Cs-137 yangmerupakanpelu-L ruhan hasilfisi1angsung.
N
= ak~i vi~asiso~op Cs-134 yangmerupakanpelu-TL ruhan hasilfisilidak1angsung.
¢= speklrum fluksneulron
L:f
=lampanglin~ang fisimakroskopis
aC n, y)
= lampang linlang mikroskopislangkapanneulron
oleh bahan hasil
fisi
T = lama iradiasi
Dari besaran di atas maka perbandingan aklivitas
Cs-137 sebanding dengan C¢D. Sedangkan burn-up
sebanding dengan jumlah fluks yang berinleraksi
neutron, jadi
BU '" ¢T
Cs-134/
adalah
dengan
Dari hubungan ini perbandingan Cs-134/Cs-137 dapal dipakai
un~uk mengukur burn-up bahan bakar bekas. Dalam makalah ini
penguk uran yang di1akukan ialah penguk uran burn-up dengan
mengamati perbandingan aktivitas Cs-134/Cs-137.
III. METODE PENGUKURAN
Dalam melakukan pengukuran cacahan Cs-134 dan Cs-137
dapa~ dilakukan dengan dua cara
1. Pengukuran gross gamma dengan fission chamber yang dihu
bungkan dengan ION-i.
361
2. Pengukuran gamma dengan High Resolution Gamma Spectro
meter atau gabungan kedua-duanya.
Pengukuran dengan fission chamber memerlukan peralatan yang
sederhana dan waktu yang sangat singkat namun hal ini tidak
memberi ketelitian yang tepat karena gamma yang dicacah ber
asal dari berbagai isotop. Pengukuran dengan menggunakan
HRGS dapat membuat pengukuran langsung terhadap isotop yang
dipilih dalam hal ini dipilih isotop Cs-134 dan Cs-137.
Pengukuran dengan HRGS menghasilkan spektrum seperti
gambar (1)
5 513 1321 1529
Enef'gy (keU)
2937 2545
Gambar 1. Spektrum gamma bahan bakar bekas dengan pengkayaan
93 ~ dan cooling time 1131 hari
Dari spektrum ini dipilih jumlah cacah dari Cs-134
dengan energi 604,7 KeV dan 801,8 KeV dan Cs-137 dengan
energy 661,6 KeV.
Dari percobaan ini pengukuran yang dilakukan yaitu
362
gabungan dari pengukuran dengan menggunakan fission chamber
dan HGRS. dengan susunan pengukuran seper~i gambar (2).
DETEKTOR H:lGS
MEJA GESER
ION-l'
TIHAH HI'Nj..KETII~WI.i'd~ AIH
TABUNG FISSION CHANBr.
""l
Gambar 2. Susunan alat pengukuran burn-up elemen bakar bekas
El emen bakar bekas yang dipakai adalah elemen bak ar jeni s
pelat lengkung yang terdiri dari 18 fuel plate ~iap batang.
Jarak an~ara pla~e 1.52 mm. Tiap plate terdiri dari 61 cm
bahan in~i UAlx dan tiap pIate berisi 220 9 U-235 dengan
perkayaan 93 X. Identifikasi bahan bakar adalah 0 - 444 yang
dikeluarkan ~anggal 11 Mei 1984. Waktu pendinginan saa~
dilakukan pengukuran adalah 1131 hari.
Elemen bakar diletakkan mendatar dilantai kolam dan
dicacah pada posisi 0 sampai dengan 60 dengan jarak 5 cm
~iap posisi dan diperoleh hasil cacahan gamma pada arah
axial dari bahan bakar seperti pada tabel (1).
363
Tabel 1. Profil arah axial Gamma
No.PosisiGross Gamma
1.
0 0,02572.
5 0,03173.
10 0,03894.
15 0,04445.
20 0,04616.
25 0,04887.
30 0,04558.
35 0,04309.
.40 0,0334
10.45 0,0269
11.50 0,0202
12.55 0,0126
13.60 0,0011
Tot.al Gamma
= 2,0245
Dari t.abel (1) di ket.ahui bahwa eaeahan gamma t.erbesar
ada pada posisi 25 em arah axial. Dengan menggunakan HRGS
diukur eaeahan Cs-134 dan Cs-137 pada posisi maksimum t.er
sebut. diperoleh hasil seperti pada tabel (2).
Tabel 2. Caeahan Cs-134 dan Cs-137 pada posisi 25 em
Isot.opPuneak t.enagaPerbandinganCaeahan
keYeabang (BR)
Cs-134
604.70.97645720.00
Cs-137
661.60,851341644.00
Cs-134
795.8 +0,941148960.00801.8
IV. ANALISA DATA
Untuk menear i harga burn-up di gunak an hubungan sesuai
persamaan di bawah ini
364
Total Gross GammaTotal 9 burn-up= PH•..•...•"'''"r-.•...••.•<:-<:- r-.",mm", x 9 burn-up pada puncak
(5)
A. Perhitungan gram burn-up pada titik puncak
Dalam hal ini. pertama. dilakukan perhitungan per ban
dingan aktivitas relati~ Cs-134 dan Cs-137.
x cs_ CLuas Puncak) CKoreksi Waktu Pendinginan)- CPerbahdingan Cabang) CEfisiensi Detektor)
(6)
Luas puncak
Cs-134 C604.7 keY) = 45720.00
C801.8 keY) = 148960.00
Cs-137 (661.6 keY) = 341644.00
B. Korelasi waktu pendinginan
Karel asi
hubungan
terhadap waktu pendinginan diperoleh dengan
CF -AT= e (7)
di mana
A = waktu paruh
T = waktu pendinginan
t Cs-134=753 harij./2 t
Cs-137= 1104 harij./2
waktu pendinginan= 1131hari
sehingga
Faktor koreksi untuk Cs-134 = 2.832
Faktor koreksi untuk Cs-137 = 1.074
C. Perbandingan Cabang
Cs-134 (604.7 keY) = 0.976
(801.8 keY) = 0.941
Cs-137 (661.6 keY) = 0.851
365
D. Efisiensi deleklor
Unluk perhilungan efisiensi deleklor diambil sebagai
acuan adalah lingkal energi 504,7 keY
~ (801,8) = Luas Puncak (801,8)Luas Puneak (604,7)
BR (504,7)BR (801.8)
(8)
Karena ~ (551) lerlelak anlara energi (604.7 keY) dan (801.8
keY) maka ~(651) dapal dicari dengan inlerpolasi dengan
menggunakan grafik log-log (lihal gambar 3) diperoleh hasil
~ (551) = 1,492.
.
.•.
I ,
r
9
7
1604.7 661.6
Tenaga Gamma(keV)
795.8+801.8
9
7
,1
.,'M<lJ.-=
Gambar 3.Efisiensi relalif vs lenaga gamma
Dengan menggunakan persamaan (2) diperoleh aklivilas relalif
Cs-137 adalah Cs-137 2893117. Cs-134 132552.
Jadi perbandinganCs-134Cs-137 = 0.4585
Dengan menggunakan kurva kalibrasi seperli pada gambar (4)
diperoleh burn-up pada posisi 25 em adalah 1,954 g U-235.
Dari dala di alas, dan dengan menggunakan persamaan (5)
diperoleh burn-up lolal = 81.05 gram.
50
~~'-..../
0.. 40:Jc::~:J
CO
--'c::Q)o~Q)
0...
E 30o--'.«
20
SPENT-fUEL CALIBRATION CURVE:
.-
/",,-
V //'//'V
/V
V/ /'V",,-/ .//
V
/'
w0)0)
0.05 0.15 025
134Cs/ 137Cs Ratio0.35 0.45
Gambar 4. Kurva kalibrasi bahan bakar bekas.
lain
untuk
367
V. DISKUSI/KESI MPULAN
Unt uk bahan yang sama tel ah di uk ur sebel umnya bahwaburn-up bahan bakar dengan no. identifikasi 0-444 adalah
82,2 g, yang oleh Laboratorium Safeguard Los Alamos National
Laboratory dijadikan sebagai standar. Dengan membandingkankedua hasil ini terdapat hasil yang cukup memuaskan yaituper bedaan 1 X.
Dar i per cobaan dengan menggunak an posi si -posi silain sepanjang batang elemen bakar, sebagai acuan,
menghitung burn-up terdapat perbedaan hasil antara 1 sampaidengan 8 X.
Hal ini dapat dijelaskan karena pada posisi ini adalah
posisi dimana sinar gamma paling kuat sehingga dapat mengatasi atenuasi dengan baik.
Dari pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran
akan memberikan hasil yang baik bila cacahan isotop Cs-134dan Cs-137 dilakukan pada posisi maksimum dari distribusigamma ar ah axi al .
Sesuai dengan tujuan akuntansi bahan bakar metoda pengukuran ini cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan
hasi 1nya kar ena mempunyai ketel i ti an cuk up ti nggi sehi nggapenyimpangan pemakaian bahan bakar bekas dapat diketahuisecara dini dalam waktu singkat.
ACUAN
1. AUGUSTSONR.H and Reilly T.D, "Fundamental of Passive NonDestructive Assay of Fissionable Material" Los Alamos
Scientific Laboratory Report LA-5651-M, September 1974.2. HSUE S. T Cs, "Non-Destructive Assay Methods For Irradia
ted Nuclear Fuels," Los Alamos Scientific LaboratoryLA-6923, January 1978.
3. REILLY T.D and PARKERJ.L "A Guide to Gamma-Ray Assay ForNuclear Material Accountability," Los Alamos ScientificLaboratory Report, LA-5794-M, March 1975.
368
4. ROGERS D.R "Handbook of Nuclear Safeguard Measurement.
Met.hod," NUREC/CR-2078,SAI-LM-2855, US Nuclear Regulat.ory
COmnUssion, Sept.ember 1978.
TANYA .lAWAB
1. Tegas Sutondo
a. Hohon dijetaskan dari mana dipero~eh grafik ratioCs-134/Cs-137 Vs Bu
b. Kenyataan grafik pada tampiran (2) didapat dari jenis
bahan bakar/reaktor yang berbeda dengan RSG. Dengan
demikian grafik tersebut tidak bisa dijadikan standard
penguku:ran BU di RSG mohon komentar
.lawaban
a. Grafik dibuat oteh Laboratorium LANL Los A~amos
Departemen Safeeuard.
b. Da~am maka~ah ini e~emen bakar yane diukur ada~ah
e~emen bakar yang dibuat standar o~eh ~aboratorium
tersebut dimana kami me~ak'!..IR.anpene-u.R.1.1I'an. Untuk RSG
ma,~a kami menunegu standar yang dike~uarkan I AEA o/n
Depertem.en Safeguard LANL, atau membuat kurva standar
sendiri dengan DA atau dari historis e~emen bakar.
2. Y. Sardjono
a. Baeaimana denean sumber standar bahan baR.ar bekas
yang akan dipakai di RSG, m.eneineat pengkayaannya
beda, density beda yane menyebabkan koefisien serapan
diri yang berbeda.
b . .lika RSG akan m.embuat standar maka jangan dari hasi ~
perhitunean tetapi ka~au bisa denean distructive.
Sebab ka~au dari perhitungan hasi~nya akan memberikan
ra~at yane cukup besar
.lawaban
a. RSG betum punya standar, untuk tujuan peneawasan IAEA.
A.~an menge~uarkan standar ~.mt"tlk densi. ty '( 20 % (LEU)
369
untuk perbedaan-perbedaan kecit akan ditakukan koreksi
terhadap perbedaan itu asat perbedaan tidak tertatu
menyotok.
b. Destructive Assay harus mendapat izin dari IAEA.
Terima kasih atas sarannya
3. Dewanto S
Apakah ado. hubunean antara kurva rat io Cs denean jenis
bahan bakar dan muatan awat (seear) ?..Jawaban
Ada. karena penearuh setf atenuasi makin tebat mead. setf
atenuasinya makin besar.
4. Zaenat Abidin
Kapan peneukuran denean metoda ini bisa dikatakan efektif
..Jawaban
Efekt if bi to. Ada kurva katibrasi yane sesuai/standar
Dan cara peneukuran mendekat i cara me
takukan/membua t s tandar (ha tin i sudah
diketahui peneawas)