flame burn

Upload: francis-moore

Post on 06-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

power point of flame burn

TRANSCRIPT

FLAME BURN

FLAME BURNDi Susun oleh:Siti Nurul Huda UtamiRivo Dian PutraIndah KustiawanTiara FortunaVindha Mulia Sari J.NSheinyla Lujingga FebionzaPendahuluanLuka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sering kali merupakan kecelakaan massal (mass disaster)Penyebab luka bakar antara lain: air panas, korek api, arus listrik, dan merokok pada penggunaan obat bius dan alkohol.Peranan anestesi pada Flame burn saat dilakukan debridement anastesi yang dipakai sesuai derajat luka bakar dan lokasi nya tersebutAnastesi suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.Tujuannya hipnotik, analgesik, relaksasi dan stabilisasi otonomSyarat ideal dilakukan anestesi umum :Memberi induksi yang halus dan cepat. Timbul situasi pasien tak sadar atau tak berespons Timbulkan keadaan amnesia Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi bukan otot pernapasan. Hambatan persepsi rangsang sensorik sehingga timbul analgesia yang cukup untuk tindakan operasi. Memberikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan tidak menimbulkan ESO yang berlangsung lama KontraindikasiDekompresi Kordis derajat III IVHipertensi berat/ tak terkontrolDM tak terkontrolSepsis

Persiapan AnastesiAnamnesis ( penyakit penyakit sistemik, saluran napas, dan alergi obat )Pemeriksaan Fisik (pemeriksaan gigi geligi, tindakan buka mulut, ukuran lidah, leher kaku dan pendek)Hasil Laboratorium, radiologi, EKGPersiapan AnastesiPre- AnastesiAnamnesis ( penyakit penyakit sistemik, saluran napas, dan alergi obat )Pemeriksaan Fisik (pemeriksaan gigi geligi, tindakan buka mulut, ukuran lidah, leher kaku dan pendek)Hasil Laboratorium, radiologi, EKG Penentuan ASAPengosongan LambungInformed ConcernThe American Society Of Anesthesiologist (ASA)ASA I : Pasien dalam keadaan normal dan sehat. ASA II : Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lain. Contohnya : pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien appendisitis akut dengan lekositosis dan febris. ASA III : Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diakibatkan karena berbagai penyebab. Contohnya: pasien appendisitis perforasi dengan septisemia, atau pasien ileus obstrukstif dengan iskemia miokardium. ASA IV : Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehidupannya. Contohnya : Pasien dengan syok atau dekompensasi kordis. ASA V : Pasien tak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak. Contohnya : pasien tua dengan perdarahan basis kranii dan syok hemoragik karena ruptur hepatik.

Pre- Medikasipemberian obat - 1 jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia, menghilangkan rasa khawatir,membuat amnesia, memberikan analgesia dan mencegah muntah, menekan refleks yang tidak diharapkan, mengurasi sekresi saliva dan saluran napas.Pre- Medikasipemberian obat - 1 jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia, menghilangkan rasa khawatir,membuat amnesia, memberikan analgesia dan mencegah muntah, menekan refleks yang tidak diharapkan, mengurasi sekresi saliva dan saluran napas.Obat- obat Premedikasi :Gol. Antikolinergik AtropinGol. Hipnotik sedatif Barbiturat (Pentobarbital dan Sekobarbital)Gol. Analgetik narkotik Morfin, PethidinGol. Transquilizer Diazepam (Valium)

Stadium AnastesiStadium 1 dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya kesadaranStadium 2 Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar dengan reflekss cahaya (+), pergerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi dan diakhiri dengan hilangnya reflekss menelan dan kelopak mataStadium 3 sejak mulai teraturnya lagi pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan.Stadium 4 Ditandai dengan kegagalan pernapasan (apnea) yang kemudian akan segera diikuti kegagalan sirkulasi/ henti jantung dan akhirnya pasien meninggalTeknik Anastesi UmumSungkup Muka (Face Mask) dengan napas spontanIntubasi Endotrakeal dengan napas spontan

Intubasi Orotrakeal :Ancaman atau risiko terjadinya aspirasi yang lebih besarPemberian bantuan napas dengan menggunakan sungkup sulit dilakukanVentilasi direncanakan dalam waktu yang lamaIntubasi orotrakeal juga dilakukan sebagai prosedur tindakan bedah, seperti bedah kepala-leher, intratorak, dan lainnya.Intubasi Nasotrakeal pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi maupun tindakan intraoral

Obat-obat dalam anestesi umum Anastesi inhalasiN2O HalotanIsofluranSevoFluranLuka Bakarsuatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Derajat Luka BakarDerajat I Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan untuk dapat melakukan regenerasi.Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan dapat sembuh secara sempurna

Derajat II Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat epitel vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi.Jaringan tersebut misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut.Dengan adanya jaringan yang masih sehat tersebut, luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu.

Derajat IIIMengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan yang lebih dalam.Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit harus dilakukan cangkok kulit

rule of nine

Pembagian Luka BakarLuka bakar berat (major burn)a.Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahunb.Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertamac.Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineumd.Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakare.Luka bakar listrik tegangan tinggif. Disertai trauma lainnyag.Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Luka bakar sedang (moderate burn)a.Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %b.Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %c.Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Luka bakar ringana.Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasab.Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjutc.Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Patofisiologi Luka BakarFase Pada Luka BakarFase awal, fase akut, fase syokmasalah utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran nafas yaitu gangguan mekanisme bernafasFase setelah syok berakhir, fase sub akutMasalah utama pada fase ini adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsisFase lanjutFase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringanPembagian zona kerusakan jaringanZona koagulasi, zona nekrosis daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein)Zona statis daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasiZona hiperemis daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular

Indikasi Rawat Inap Pada Pasien Luka Bakar

Luka bakar derajat III > 5%Luka bakar derajat II > 10%Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan fungsiLuka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitasLuka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnyaAdanya trauma inhalasi

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah rutin dan kimia darahUrinalisisPemeriksaan keseimbangan elektrolitAnalisis gas darahRadiologi jika ada indikasi ARDSPemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

PenatalaksanaanPertahankan ABCPencegahan SIRS dan MODS dan sepsisPemberian Nutrisi Enteral Dini (NED)DebridementPemberian zat yang meningkatkan imunologik Tatalaksana Resusitasi Luka bakarTatalaksana resusitasi jalan nafasIntubasiKrikotiroidotomiPemberian oksigen 100%Perawatan jalan nafasPenghisapan sekret (secara berkala)Pemberian terapi inhalasiBilasan bronkoalveolarPerawatan rehabilitatif untuk respirasiEskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru

Terapi Resusitasi CairanCara EvansLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jamLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam2.000 cc glukosa 5% per 24 jamSeparuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara BaxterLuas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mLSeparuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.Terapi NutrisiPemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan.Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric tube (NGT).Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30% lemakPerawatan Pada Luka BakarMenghilangkan rasa nyeri dari luka bakar digunakan morfin dalam dosis kecil secara intravena (dosis dewasa awal : 0,1-0,2 mg/kg dan maintenance 5-20 mg/70 kg setiap 4 jam, sedangkan dosis anak-anak 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jam). methadone (5-10 mg dosis dewasa) setiap 8 jam merupakan terapi penghilang nyeri kronikTerapi pembedahan pada luka bakarEksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu kurang dari 7 hari (biasanya hari ke 5-7) pasca cedera termis.Eksisi tangensial adalah suatu teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka lapis demi lapis sampai dijumpai permukaan yang mengeluarkan darah (endpoint).Eksisi fasial adalah teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka sampai lapisan fascia. Teknik ini digunakan pada kasus luka bakar dengan ketebalan penuh (full thickness) yang sangat luas atau luka bakar yang sangat dalamSkin grafting metode penutupan luka sederhana. Kulit berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autograft). Daerah tubuh yang biasa digunakan sebagai daerah donor autograft adalah paha, bokong dan perut.Komplikasi Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),dan Sepsis

PrognosisPrognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal hingga penyembuhan.Laporan KasusAnamnesis PribadiNama: Lenni MasariUmur: 10 tahunJeniskelamin: PerempuanAlamat: Jalan Selamat Pulau No 70 Medan AmplasAgama: Islam Suku: MelayuBB: 20 kgNo RM: 93 86 - 51

ANAMNESA PENYAKITKeluhan utama: Luka bakar pada leher, dada , kedua lengan,kaki kanan dan kaki kiri Telaah: Hal ini dialami os 2 bulan ini. Luka bakar dialami os pada tanggal 4/8/2014 dan os telah menjalani debridement sebanyak 2 x sejak masuk RSUPM.luka bakar berasal dari kompor. Luka bakar terdapat pada leher, dada, kedua lengan, dan pada kedua tungkai kaki.RPT: - RPO: ceftriaxone,ketorolac,dan ranitidin

KEAADAAN PRA BEDAHStatus PresentSensorium : Compos mentis KU/KP/KG : Baik /baik/baikTekanan darah : 120/70 mmHgFrekuensi nadi : 80 x/iFrekuensi nafas : 22 x/iTemperatur : 36,8 cAnemis : (-)Ikterik : (-)Sianosis : (-)Dipsnoe : (-)Oedem : (-)

Status LokalisataKepalaMata: RC (+/+), pupil isokor,konjungtiva palpebra inferior anemis(-/-)Hidung: dalam batas normalTelinga: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal Wajah: dijumpai luka bakar pada seluruh daerah wajah.Leher: pembesaran KGB (-), dijumpai luka bakar pada leher.ThoraxInspeksi: simetris fusiformis, dijumpai luka bakar pada thoraksPalpasi: stem fremitus kanan = kiriPerkusi: sonor di kedua lapangan paruAuskultasi: SP = vesikuker, ST = (-)

AbdomenInspeksi: simetrisPalpasi: soepelPerkusi: timpani Auskultasi: peristaltic (+) normal Ekstremitas superior: dijumpai luka bakar pada kedua lenganEkstremitas inferior: dijumpai luka bakar pada kedua tungkai bawah.Genitalia eksterna: tidak dijumpai kelainanPemeriksaan PenunjangDarah rutin:Hb/Ht/L/Tr: 10,5/30,9/9600/513000KGD adr: 103 mg/dlEKG: sinus ritme , toleransi operasi : low riskFoto Thorax : tidak tampak kelainan pada pulmo dan jantung

KEADAAN PRA BEDAH (FOLLOW UP ANASTHESI)B1 (Breath)Airway: clear Frekuensi pernafasan: 20 x/ISuara pernafasan: vesikulerSuara tambahan: (-) Riwayat asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/-B2 (Blood)Akral: hangatTekananDarah: 120/70 mmHgFrekuensi nadi: 80 x/IT/V: cukupTemperatur: 36,8 cRiw HT(-), DM (-)Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik:-/-/-

B3 (Brain)Sens: compos mentis RC: +/+Pupil: isokorReflekFisiologis: +ReflekPatologis: -Riwayat kejang: -

B4 ( Bladder)Urin: + Volume: cukupWarna: kuning jernihKateter: +B5 (Bowel)Abdomen: soepelPeristaltic : +Mual/muntah: -/-BAB/flatus: +/+NGT: -MMT: 00.00 WIBB6 (Bone)Fraktur: -Luka : Dijumpai luka bakar pada leher, dada, kedua lengan dan kedua tungkai bawah.Oedem: -Diagnose: Flame Burn Grade IIa IIb 46%Status fisik: ASA IRencanatindakan: Debridement a/I Flame Burn Grade IIa IIb 46%Rencana anastesi: GA-TIVA

Anastesi

Persiapan pasienPasien dipuasakan sejak pukul 00.00Pemasangan iv line pada dorsum manus dekstra/sinistra dengan cairan RLPersiapan alat :StetoskopTensimeterMeja operasi dan perangkat operasiSuction set Abocath no.18Infuse set Spuit 3 cc,5 cc,10 cc

Obat obat yang dipakaiPre medikasi : midazolam,pethidinMedikasi :Propofol 130 mgMidazolam 6,5 mgKetorolac 30 mgEfedrin 5 mg Fentanyl 6,5 mg Dexamethason 2 mg

Urutan pelaksanaananastesiCairan pre operasi : RL 750 mlProsedur anastesi :Pasien dibaringkan di meja operasi,kemudian dalam posisi supineInfuse RL terpasang di lengan kananPemasangan tensimeter di lengan kiriPemasangan oksimetri di ibu jari kiri pasienPemasangan elektroda pengukuran frekuensi nadi dan frekuensi nafasTeknikanastesi :Premed Midazolam, Fentanyl pre oksigenase 5-10induksi. Ketamin 20 mgNistagmusOperasi dimulai

DURANTE OPERASI Mempertahankan dan monitor cairan infus Memonitor saturasi O2, tekanan darah, nadi,dan nafas setiap 15 menit

Monitoring perdarahanKasa basah : 10 x 10 = 100 ccKassa basah : 30 x 5 = 150 ccSuction : - ccHanduk : - ccTotal : 250 ccInfuse RL o/t region dorsum manus dextraPre operasi : 500 mlDurante operasi : RL 200 mLUrine output Pre operasi:100 ccDurante operasi:150 ccMonitoring sirkuit apakah ada kebocoran atau tidak

Keterangan TambahanDiagnose pasca bedah : post Debridementa/i Flame Burn Grade IIa IIb 46%Lama anastesi : 09.15 10.00Lama operasi : 09.2009.50EBV : 65 x 20 kg = 130010 % = 130 cc20 % = 260 cc% = 390 ccTerapi post operasi :Diet MB TKTP + Ekstra putih telur bila peristaltic operasi (+)IVFD RL 20 ggt/IInj ceftriaxone 1 gr/12 jamInj. Ketorolac 30 mg/8 jamInj. Ranitidin 50 mg/12 jamCek Darah rutin dan albumin post operasi

Terima Kasih^_^