pengaruh riwayat a ir susu ibu (a si) …digilib.unila.ac.id/23774/20/skripsi tanpa bab...

71
PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAP PERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKAR LENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 OLEH ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

Upload: vudan

Post on 17-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAPPERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKARLENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

OLEHANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

ABSTRAK

PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAPPERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKARLENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG

Oleh

ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

Latar Belakang: Pertumbuhan pada bayi 6-12 bulan dapat diukur melaluipengukuran berat badan, panjang badan dan lingkar lengan atas. Pertumbuhantersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor nutrisimelalui pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan sang bayi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan pada bayiberusia 6-12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak.Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitikdengan pendekatan cross sectional. Metode pengukuran yang digunakan dalampenelitian ini adalah pengukuran panjang badan bayi menggunakan infantometer,pengukuran berat badan bayi menggunakan dacin dan pengukuran lingkar lenganatas bayi menggunakan pita ukur. Analisis statistik yang dilakukan menggunakanuji Paired T-TestHasil Penelitian: Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan signifikanpada rerata panjang badan dan berat badan pada uji t berpasangan antara bayi usia6-12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusifdengan nilai p masing-masing 0,39 dan 0,48. Sementara itu tidak terdapatperbedaan signifikan terhadap rerata lingkar lengan atas bayi 6-12 bulan yangdiberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif dengan nilai p0,259Simpulan Penelitian: Pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan awal kehidupanmemiliki pengaruh yang signifikan atas pertumbuhan yang terjadi pada bayiterutama pada berat badan dan panjang badan bayi. Akan tetapi, faktor-faktor lainseperti genetik dan lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi.

Kata kunci: ASI eksklusif, Pertumbuhan, Bayi 6-12 bulan

ABSTRACT

THE EFFECT OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING HISTORY AGAINSTTHE GROWTH OF BODY WEIGHT, BODY LENGTH, AND MID UPPERARM CIRCUMFERENCE OF INFANTS AGE 6 TO 12 MONTHS IN THE

WORK AREA OF PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDARLAMPUNG

By

ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

Backgrounds: The growth in 6 to 12 months old babies can be measured by usingweight, body length and mid upper arm circumference measurement. The saidgrowth can be influenced by some factors, one of which is the nutrition throughthe use of exclusive breastfeeding in the first 6 months of the baby life. Thepurposes of this study was to find out if there is any growth differences betweenthe 6 to 12 months babies that was given exclusive breastfeed and those who arenot.Methods: This study was a observational analytic with cross sectional approach.The measurement methods that were used are the measurement of baby bodylength using infantometer, the measurement of baby weight using dacin and themeasurement of mid upper arm circumference using a measurement tape. Thestatistical analysis that were used in this study is by using paired T-test.Results: In this study there is a significant differences in the mean score of weightand body length of babies aged 6 to 12 months old that were given exclusivebreastfeed and those who are not with the respective p value of 0.39 and 0.48.Meanwhile the mid upper arm circumference mean score didn’t have anysignificant difference between the 6 to 12 months old babies that got exclusivebreastfeed and those who are not with the p value of 0.259Conclusion: The use exclusive breastfeeding to the first 6 months of life have asignificant impact on the growth that happened to the baby, especially in theweight and body length of said baby. But other factors like genetic andenvironment can also give an impact to the baby growth.

Key words: Exclusive breastfeeding, baby growth 6 to 12 months

PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAP

PERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKAR

LENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

OLEH

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 22 Juni 1994, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Djoko Koestijanto. dan Ibu dr. Niken

Sawitri Sp.A

Pendidkan penulis dimulai dari Playgroup Mutiara Bunda Bandung (1997-1998)

TK GiKi Bandung (1998-2000), Sekolah Dasar di SD GiKi Bandung (2000-

2006), Sekolah Menengah Pertama di SMP Taruna Bakti Bandung (2006-2009),

dan Sekolah Menengah Atas di SMA Taruna Bakti Bandung (2009-2012).

Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung, Penulis pernah menjabat sebagai anggota FSI Ibnu Sina

sebagai anggota Biro DANUS. Penyusunan skripsi merupakan tugas akhir

sebelum penulis mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan melanjutkan

Pendidikan Profesi.

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Q.S Alam Nasyrah ayat 6)

Skipsi ini saya persembahkan untuk

Ayah, Ibu dan adik-adik

Terimakasih untuk semua doa dandukungan yang telah diberikan

selama ini

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tiada Tuhan selain

DIA, Tuhan Yang Maha Segalanya, Pemilik segala puja dan puji, dan DIA lah

Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini. Dan

berkat kasih sayang, pertolongan dan kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi berjudul ”PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF

TERHADAP PERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN

LINGKAR LENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR

LAMPUNG” ini disusun merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Sebuah karya kecil yang merupakan bagian dari perjalanan hidup saya, sebuah

karya yang saya dedikasikan dan persembahkan untuk semua pihak yang telah

berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan bimbingan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan antara lain kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. dr. Muhartono, S. Ked., M.Kes, Sp.PA selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. Dian Isti Anggraini, M.P.H. selaku Pembimbing Pertama atas semua

bantuan, saran, bimbingan dan pengarahan yang sangat luar biasa ditengah

kesibukan beliau, beliau tetap ada untuk membantu dalam penyusunan

skripsi ini dan juga selaku pembimbing akademik yang telah memberikan

arahan dan motivasi selama proses perkuliahan.

4. Dr. dr. H Prambudi Rukmono, Sp.A (k), selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaannya membimbing dan selalu memberikan semangat , saran dan

nasehat untuk mengerjakan skripsi ini.

5. dr. Rodiani, M.Sc, SpOG. selaku pembahas yang telah memberikan

banyak masukan untuk skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Staff Administrasi serta seluruh civitas akademik Fakultas

Kedokteran Unila, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

7. Kedua orangtua-ku, Bapak Ir. Djoko Koestijanto. dan Ibu dr. Niken

Sawitri, Sp.A.

Ayah, Ibu. Terima kasih atas support, kasih sayang, bimbingan, dan doa-

doanya selama ini kepada penulis selama ini.

8. Adik-adikku, Aditya Rasyad Gautama Harjanto dan Khanisa Aurelia

Puspitasari di Bandung. Yang rajin sekolahnya, tunggu kakak pulang ya.

9. Orang yang kusayang, Andri Nur Azizah, terimakasih atas segala doa dan

supportnya selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan Alfan Tammi, Agam Anggoro, Andrian Reza

dan Dwi Waskita, terimakasih sudah membantu selama proses pembuatan

skripsi ini baik saat penelitian maupun saat-saat lainnya.

11. Teman-teman seangkatan di FK 2012. Terimakasih atas kebersamaannya

selama di FK.

12. Serta semua orang yang tidak saya sebutkan satu-persatu, saya mohon

maaf, dan terima kasih banyak ikut mendoakan dan menyemangati saya

dalam mengerjakan skripsi ini.

Bandar Lampung, Agustus 2016

ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................ iDAFTAR TABEL ............................................................................... ivDAFTAR GAMBAR ........................................................................... v

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ..................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................ 51.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 51.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pertumbuhan ........................................................................ 82.2 Berat Badan ......................................................................... 152.3 Panjang Badan ...................................................................... 172.4 Lingkar Lengan Atas ............................................................ 192.5 ASI ....................................................................................... 21

2.5.1 Komposisi ASI .............................................................. 212.5.2 Kriteria ASI eksklusif dan non eksklusif ...................... 232.5.3 Cakupan pemberian ASI eksklusif ................................ 24

2.6 Puskesmas ............................................................................ 262.7 Posyandu .............................................................................. 272.8 Kartu Menuju Sehat (KMS) ................................................. 292.9 Buku kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ................................... 302.10 Kerangka Teori .................................................................... 312.11 Kerangka Konsep ................................................................. 332.12 Hipotesis ............................................................................... 34

III. METODE PENELITIAN3.1 Desain penelitian .................................................................. 353.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 35

3.2.1 Tempat Penelitian ......................................................... 353.2.2 Waktu Penelitian ........................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 363.3.1 Populasi ......................................................................... 363.3.2.Sampel ........................................................................... 363.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 37

ii

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................... 373.4 Variabel Penelitian ............................................................... 37

3.4.1 Variabel bebas (Independent variable) ......................... 373.4.2 Variabel terikat (Dependent variable) .......................... 38

3.5 Definisi Operasional ............................................................ 383.6 Cara Pengukuran 39

3.6.2 Pengukuran Berat Badan Bayi menggunakan Dacin .... 413.6.3 Pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan

pita ukur ........................................................................ 433.7 Alur Penelitian ..................................................................... 443.8 Metode Pengumpulan Data .................................................. 453.9 Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 45

3.9.1 Pengolahan Data ........................................................... 453.9.2 Analisis Data ................................................................. 46

3.10 Etika Penelitian ................................................................... 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 48

4.1.1 Hasil Pengukuran dan Pengambilan Data .................... 484.1.2 Hasil Uji Univariat ........................................................ 494.1.3 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 514.1.4 Hasil Uji Bivariat .......................................................... 53

4.2 Pembahasan ......................................................................... 56

V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASANPENELITIAN

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

5.2.1 Peneliti lain ................................................................... 645.2.2 Masyarakat .................................................................... 64

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 635.2 Saran .................................................................................... 64

5.3 Keterbatasan Penelitian............................................................ 65

3.6.1 Pengukuran panjang badan menggunakanInfantometer .................................................................. 39

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Air Susu Ibu dibandingkan Air Susu Sapi ............................... 21

2. Definisi Operasional variabel bebas dan variabel terikat ........................... 38

3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ........................ 48

4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ....................................... 49

5. Uji univariat data bayi yang diberikan ASI eksklusif ................................ 50

6. Uji univariat data bayi yang diberikan ASI non eksklusif ......................... 50

7. Uji normalitas variabel panjang badan, berat badan dan lingkar lenganatas pada bayi yang diberikan ASI eksklusif .............................................. 52

8. Uji normalitas variabel panjang badan, berat badan dan lingkar lenganatas pada bayi yang diberikan ASI non eksklusif ....................................... 52

9. Tabel uji paired t-test perbandingan panjang badan pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 53

10. Tabel uji paired t-test perbandingan berat badan pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 54

11. Tabel uji paired t-test perbandingan lingkar lengan atas pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 54

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proporsi bayi terhadap umurnya ............................................................... 82. Efek dari perbedaan etnis pada pertumbuhan bayi – panjang rata-rata

dari 0 - 24 bulan pada enam lokasi MGRS ............................................... 103. Grafik berat badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulan hingga

2 tahun ....................................................................................................... 154. Grafik berat badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6 bulan

hingga 2 tahun ........................................................................................... 155. Grafik panjang badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulan

hingga 2 tahun ........................................................................................... 176. Grafik panjang badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6 bulan

hingga 2 tahun ........................................................................................... 177. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak laki-laki dari usia 3 bulan

hingga 5 tahun ........................................................................................... 198. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak perempuan dari usia 3 bulan

hingga 5 tahun ............................................................................................... 199. Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan .................. 2410. Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan .................. 2411. Cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi tahun

2013 ........................................................................................................... 2512. Kartu Menuju Sehat .................................................................................. 2913. Buku KIA .................................................................................................. 3014. Kerangka Teori ......................................................................................... 3315. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 3316. Infantometer yang digunakan dalam penelitian ........................................ 3917. Mengukur panjang bayi menggunakan infantometer ................................ 4118. Pengukuran menggunakan dacin logam ................................................... 4119. Pita ukur yang digunakan dalam penelitian .............................................. 43

v

DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu IbuBB Berat BadanDARLING Davis Area Research on Lactation, Infant Nutrition and GrowthDinkes Dinas KesehatanFTT Failure To ThriveKB Keluarga BerencanaKIA Kesehatan Ibu dan AnakKMS Kartu Menuju SehatLLA Lingkar Lengan AtasMGRS Multicentre Growth Reference StudyMPASI Makanan Pendamping Air Susu IbuPB Panjang BadanPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPuskesmas Pusat Kesehatan MasyarakatRiskesdas Riset Kesehatan DasarSDKI Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaUNICEF United Nation Children FundsUPGK Upaya Perbaikan Gizi KeluargaWHO World Health Organization

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan panjang

atau berat. Pada manusia pertumbuhan terjadi untuk mencapai pendewasaan

organ dan juga memaksimalkan fungsi organ-organ tersebut. Ciri-cirinya

ditandai oleh adanya perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,

hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru (Soetjiningsih, 2012).

Pertumbuhan pada bayi berkembang pesat terutama pada umur 0-6 bulan.

Pertumbuhan pada bayi mengalami pertambahan pada panjang badan, berat

badan, lingkar kepala atas, maupun lingkar lengan atas. Berat badan

merupakan indikator terbaik untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada

anak, namun panjang badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas juga

memiliki signifikansi sebagai indikator pertumbuhan pada anak (Dewi, 2011).

Pertumbuhan pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik

seperti keturunan ras dan etnis dari keluarganya, faktor lingkungan misalnya

higienitas rumah yang mempengaruhi sukseptibilitas terhadap penyakit, dan

2

nutrisi yang diterima oleh sang bayi yaitu ASI baik eksklusif maupun tidak

(Dewi, 2011).

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara

ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). Menurut Solihin (2005), ASI

mengandung zat gizi dan imunitas maternal yang diperlukan oleh bayi untuk

membangun energi sehingga ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi

bayi terutama di bulan-bulan pertama.

Menurut World Health Organization (WHO) ASI eksklusif adalah pemberian

ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun

makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian

ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang

didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu,

keluarga maupun negara (WHO, 2011).

ASI eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI

tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada

umur tersebut (Menkes, 2014).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwipoerwantoro et al (2015) ditemukan

bahwa pertumbuhan panjang badan, berat badan dan lingkar lengan atas pada

bayi yang diberikan ASI eksklusif tumbuh lebih cepat pada 4 bulan awal

kehidupan tetapi setelah usia 6 bulan, bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif

3

menyusul dalam pertumbuhan baik berat badan, panjang badan dan lingkar

lengan atas tetapi hanya menunjukkan perbedaan yang signifikan pada berat

badan dimana berat badan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif lebih berat

daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif tetapi tidak didapatkan perbedaan

yang signifikan pada panjang badan dan lingkar lengan atas antara bayi yang

diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif. .

Sementara itu pada penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2012), ditemukan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi yang

diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif, dimana bayi

yang mendapatkan non ASI eksklusif biasanya mengalami pertumbuhan berat

badan dan panjang yang lebih cepat dibandingkan bayi yang mendapatkan

ASI eksklusif.

Pada peneilitian yang dilakukan oleh Simondon dalam Kakuma (2002)

didapatkan hasil dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada lingkar

lengan atas antara bayi yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan

ASI eksklusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Paudel et al (2011) menunjukkan bahwa ada

hubungan yang kuat dimana anak yang tidak diberikan ASI eksklusif pada 6

bulan awal kehidupannya berisiko 6,9 kali lebih besar untuk mengalami

stunting dibanding anak yang diberikan ASI secara eksklusif..

4

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari sarana kesehatan di Provinsi

Lampung, tampak bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2008

sebesar 48,05% dengan target 60,5% dan menurun pada tahun 2009 yaitu

30,06% dengan target 80% dari data tersebut tampak bahwa cakupan ASI

eksklusif di Provinsi Lampung belum mencapai target yang ditetapkan

provinsi. Pencapaian ASI eksklusif di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009

adalah 69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target nasional masih

dibawah dari target yang diinginkan (80%) (Dinkes Kota Bandar Lampung,

2012).

Dikarenakan adanya kaitan antara pemberian ASI eksklusif dengan resiko

kejadian stunting ditambah dengan cakupan pemberian ASI eksklusif di

Provinsi Lampung yang masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh

Provinsi dan juga untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan antara bayi yang

diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian terhadap pengaruh riwayat ASI eksklusif

terhadap pertumbuhan bayi, terutama pada pertumbuhan berat badan, panjang

badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan di wilayah kerja

puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

5

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan rerata panjang badan bayi berusia 6 sampai 12

bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI

eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

2. Apakah terdapat perbedaan rerata berat badan bayi berusia 6 sampai 12

bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI

eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

3. Apakah terdapat perbedaan rerata lingkar lengan atas bayi berusia 6

sampai 12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak

diberikan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah

Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rerata berat

badan, panjang badan dan lingkar lengan atas antara bayi berusia 6 sampai

12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang diberikan ASI tidak

eksklusif.

6

2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui gambaran berat badan, panjang badan dan lingkar lengan

atas dengan ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja puskesmas

Rajabasa Indah Bandar Lampung.

b. Mengetahui perbedaan rerata berat badan pada bayi yang diberi ASI

eksklusif dan yang tidak.

c. Mengetahui perbedaan rerata panjang badan pada bayi yang diberi ASI

eksklusif dan yang tidak.

d. Mengetahui perbedaan rerata lingkar lengan atas pada bayi yang diberi

ASI eksklusif dan yang tidak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi ilmu kesehatan

khususnya mengenai pengaruh ASI eksklusif dan non eksklusif

terhadap pertumbuhan tinggi badan dan lingkar kepala pada bayi

berusia 6 sampai 12 bulan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti-peneliti

selanjutnya sebagai landasan teori.

7

b. Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat untuk

memberikan kebutuhan gizi yang sesuai untuk pertumbuhan bayi

berusia 6 sampai 12 bulan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memotivasi

sang ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun

individu. Anak tidak hanya mengalami pertumbuhan secara fisik namun juga

mengalami perkembangan fungsi organ-organ tubuh terutama otak. Hasil dari

perkembangan otak mempengaruhi kapasitas belajar, mengingat dan

kemampuan anak untuk mempergunakan akalnya. Pertumbuhan fisik pada

anak dapat dinilai dengan antara lain; pengukuran berat (dengan satuan gram,

poun, kilogram), pengukuran panjang atau tinggi badan, serta lingkar lengan

atas (dengan satuan cm, meter).

Perubahan pertumbuhan fisik:

a. Terdapat perubahan ukuran tubuh

Contoh: anak akan bertambah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan

atas, dan organ-organ tubuh lainnya.

b. Terdapat perubahan proporsi tubuh

9

Perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak.Pada

bayi baru lahir, titik pusat tubuhnya adalah umbilikus, sedangkan setelah

dewasa titik pusat adalah simfisis pubis (Soetjiningsih, 2012).

Gambar 1.Proporsi bayi terhadap umurnya (Moore & Persaud, 2008).

Keadaan ini merupakan akibat dari pertumbuhan badan dan ekstremitas

yang pesat, akibat dari arah pertumbuhan yang berlangsung secara

sefalokaudal dan prosimodistal. Proporsi kepala pada waktu janin umur 2

bulan adalah 1/2 proporsi tubuh, pada janin 5 bulan 1/3, pada waktu lahir

1/4, pada umur 2 tahun 1/5, pada umur 6 tahun 1/6, pada umur 12 tahun

1/7, dan pada dewasa 1/8 proporsi tubuh.

c. Ciri-ciri lama hilang

Contoh: kelenjar timus mengecil, gigi susu tanggal, rambut bayi rontok.

d. Timbul ciri-ciri baru.

Contoh: tumbuh gigi permanen, timbul tanda-tanda seks sekunder

(Soetjiningsih, 2012).

10

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

a. Genetik

Ukuran tubuh orang tua berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan

anak secara langsung hingga usia dewasa. Perawakan pendek pada

anak selain dapat disebabkan faktor nutrisi yang tidak adekuat,

hormonal, dan jangkitan penyakit, dapat juga disebabkan oleh

perawakan orang tua yang juga pendek(Soetjiningsih, 2012).

b. Etnis

Pada usia dewasa diketahui bahwa kelompok etnis yang berbeda

menunjukkan perbedaan rerata tinggi badan yang berbeda dimana

kelompok etnis Afrika-Karibia memiliki tinggi badan lebih besar

dibandingkan kelompok etnis Kaukasia, dan Kaukasia lebih besar

dibandingkan kelompok etnis Asia. Hal ini tidak berlaku terhadap

variabilitas pertumbuhan bayi dimana Multicentre Growth Reference

Study (MGRS) membuktikan bahwa variabilitas pertumbuhan bayi

lebih tinggi antar kelompok populasi dalam satu negara dibandingkan

antar negara.(Gambar 1) (Onis M. et al., 2006).

11

Gambar 2. Efek dari perbedaan etnis pada pertumbuhan bayi – panjang rata-rata dari 0 - 24 bulan pada enam lokasi MGRS. (Onis M. et al., 2006)

c. Berat badan saat lahir

Berat badan lahir umumnya diukur secara universal dan dijadikan

sebagai indikator utama untuk menilai tingkat kesehatan bayi

(Stenhouse et al., 2004). Secara umum, rendahnya berat badan lahir

diasosiasikan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas

bayi (Wilcox, 2001).

Berat badan bayi saat lahir diasosiasikan secara kuat dengan risiko

mortalitas pada tahun pertama bayi, dengan gangguan perkembangan

pada masa anak-anak dan penyakit pada masa dewasa, termasuk

penyakit kardiovaskuler dan keganasan (Risnes et al., 2011). Pada

12

tingkat populasi, kelompok dengan rata-rata berat badan lahir yang

lebih rendah umumnya memiliki tingkat mortalitas bayi yang lebih

tinggi (e.g. bayi dari ibu yang merokok atau ibu dari latar belakang

sosioekonomi yang rendah). Asma, outcome perkembangan yang lebih

rendah dan hipertensi semuanya telah dilaporkan lebih sering terjadi

pada bayi dengan berat badan lahir rendah (Wilcox, 2001).

Bayi yang lahir secara prematur (sebelum gestasi penuh 37 minggu)

atau yang lahir lebih kecil dari masa gestasinya berisiko mengidap

penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa

nutrisi yang kurang pada janin dapat meningkatkan kerentanan

terhadap berbagai penyakit yang dapat dideritanya pada masa

pertumbuhan hingga dewasa. Hal ini disebabkan oleh upaya janin

untuk beradaptasi terhadap lingkungan intrauterin yang bervariasi

dengan cara memperlambat pertumbuhan dan metabolisme (Risnes et

al., 2011).

Anomali pada hormon yang bersirkulasi seperti growth hormone,

insulin like growth factor, testosteron, estrogen, hormon tiroid, kortisol

dan insulin dapat mempengaruhi berat badan lahir dan juga

pertumbuhan. Sebagai contoh, anak-anak yang berat badan lahirnya

lebih besar dari normal atau lebih besar dari masa gestasi memiliki

risiko yang lebih tinggi untuk menderita berbagai penyaki-penyakit

13

metabolik seperti obesitas, diabetes dan keganasan (Gluckman et al.,

2011).

d. Nutrisi

Nutrisi memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan.Pencapaian

status nutrisional yang tidak adekuat, baik disebabkan oleh malnutrsi

dan/atau malabsorpsi dapat memperlambat pertumbuhan dan secara

potensial menyebabkan failure to thrive (FTT). Sebaliknya pemberian

nutrisi secara berlebihan diasosiasikan dengan pertumbuhan yang pesat

dan dapat meningkatkan risiko obesitas. Bayi yang diberikan ASI

eksklusif diketahui memiliki pola pertumbuhan yang berbeda

dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif pada tahun

pertama kehidupannya. Perbedaan laju pertumbuhan yang signifikan

ini pertama kali dilaporkan dalam penelitian Davis Area Research on

Lactation, Infant Nutrition and Growth (DARLING). Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI tumbuh lebih

cepat diawal, pada 3-6 bulan pertama, dan lebih lambat pada 6-9 bulan

berikutnya (Ruth & Robert, 2015).

Pada akhir bulan ke 12, bayi yang diberikan ASI secara umum lebih

ringan 500-600 gram dibandingkan bayi yang diberikan susu formula.

Meta analisis dari berbagai penelitian yang membahas aspek

pertumbuhan bayi juga menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI

14

selama kira-kira 12 bulan tumbuh lebih cepat pada 2 bulan awal dan

lebih lambat pada bulan 3-12 (Ruth & Robert, 2015).

e. Lingkungan

Kesehatan dan usia maternal, paritas, status sosio-ekonomi, lingkungan

geografis dan paparan zat-zat karsinogenik seperti rokok dan asap

polutan dapat mempengaruhi berat badan lahir dan juga pertumbuhan

(Risnes et al., 2011).

Bayi yang lahir di dataran tinggi umumnya memiliki berat badan lahir

yang lebih kecil dibandingkan bayi yang lahir di dataran rendah. Hal

ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kadar oksigen yang lebih

rendah di dataran tinggi (Wilcox, 2001).

f. Kesehatan bayi selama masa pertumbuhan

Adanya kondisi medis seperti penyakit ginjal, penyakit jantung

kongenital, infeksi rekuren, keterlambatan perkembangan, kesulitan

makan dan kebutuhan akan pengobatan jangka panjang dapat

berkontribusi pada pola pertumbuhan yang terganggu pada bayi dan

anak-anak.

15

2.2 Berat Badan

Berat badan (BB) merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus

diukur pada setiap pemeriksaan kesehatan anak di tiap tingkatan kelompok

umur. Berat badan menunjukkan adanya peningkatan/penurunan semua

jaringan yang ada pada tubuh, antara lain: tulang, otot, lemak, cairan tubuh,

dan lain-lain. Hingga saat ini, berat badan masih dianggap sebagai indikator

terbaik untuk menilai keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.Pengukuran

berat badan bersifat objektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Kerugian indikator berat badan adalah tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,

dimana proporsi tubuh menunjukkan keseimbangan pertumbuhan antara tinggi

badan dan berat badan (Soetjiningsih, 2012).

Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi BB yang wajar dalam sehari, sebagai

akibat dari asupan (intake) makanan dan minuman, dengan luaran (output)

melalui urin, feses, keringat, dan napas. Besarnya fluktuasi tergantung pada

kelompok umur dan bersifat sangat individual, yaitu berkisar antara 100-200

gram sampai 500-1000 gram, bahkan lebih. Fluktuasi dapat memengaruhi

hasil penilaian (Soetjiningsih, 2012).

16

Gambar 3. Grafik berat badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulanhingga 2 tahun (WHO, 2011).

Gambar 4. Grafik berat badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).

17

2.3 Panjang Badan

Panjang badan memberikan gambaran pertumbuhan sejalan dengan

pertambahan umur dan tidak terpengaruh perubahan yang mendadak, seperti

jangkitan penyakit yang tidak berlangsung kronis maupun perubahan jenis

konsumsi makanan (Soehartiningsih, 1992). Ukuran panjang badan yang

rendah umumnya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan

energi dan protein. Selain itu panjang badan bayi lahir juga dipengaruhi oleh

ukuran tubuh dan status gizi ibu saat masa kehamilan. Ibu dengan ukuran

tubuh yang kecil memiliki risiko untuk melahirkan bayi yang juga kecil.

Pemberian makanan tambahan sejak usia 0-36 bulan dapat meningkatkan

pertumbuhan panjang badan secara bermakna (Jacob, 1981).

Panjang badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.

Keistimewaannya adalah bahwa, pada masa pertumbuhan, ukuran panjang

badan terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan panjang

badan berfluktuasi; meningkat pesat pada masa bayi, dan perlahan melambat

pada masa anak-anak, kemudian meningkat kembali pada masa remaja

kemudian perlahan melambat hingga akhirnya berhenti pada umur 18-20

tahun (Soetjiningsih, 2012).

18

Gambar 5. Grafik panjang badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).

Gambar 6. Grafik panjang badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).

19

2.4 Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak

dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh tidak

seperti berat badan.LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh

kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuhnya lambat, yakni

dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya,

LLA tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.

Keuntungan penggunaan LLA ini adalah bahwa alatnya murah, bisa dibuat

sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh

tenaga yang tidak terdidik; sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya

digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang

berat, pertengahan LLA sukar ditentukan tanpa menekan jaringan, dan LLA

hanya digunakan untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan

alat ini dapat digunakan untuk anak mulai dari umur 6 bulan sampai 5 atau 6

tahun. (Soetjiningsih, 2012).

20

Gambar 7. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak laki-laki dari usia3 bulan hingga 5 tahun (WHO, 2011).

Gambar 8. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak perempuan dariusia 3 bulan hingga 5 tahun (WHO, 2011).

21

2.5 ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi pada kelenjar mammae

seorang ibu yang berguna sebagai makanan untuk bayinya. ASI adalah sumber

nutrisi utama untuk neonatus sebelum mereka dapat memakan dan mencerna

makanan lainnya; bayi yang lebih tua ataupun balita dapat terus diberikan

ASI, baik secara eksklusif atau dikombinasikan dengan makanan lain saat

berumur sekitar enam bulan ketika makanan padat dapat diberikan.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar dipengaruhi

oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang

terkandung dalam ASI tersebut (Siregar, 2004).

2.5.1 Komposisi ASI

Air susu setiap jenis mamalia berbeda sesuai dengan kebutuhan dan

perbedaan laju pertumbuhan bayi. Komposisi air susu ibu berbeda

dengan komposisi air susu sapi karena laju pertumbuhan bayi manusia

berbeda dengan bayi sapi.

Berdasarkan stadium laktasi, komposisi ASI dibagi menjadi tiga

bagian yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Komposisi ASI

yang keluar pada hari pertama sampai hari ke 4-7 (kolostrum) juga

berbeda dengan ASI yang keluar pada hari ke 4-7 sampai hari ke 10-14

(ASI transisi) dan selanjutnya (ASI matur) (Susanti, 2011).

22

Kolostrum adalah cairan emas yang kaya zat anti infeksi dan

berprotein tinggi dibanding ASI matur serta kadar karbohidrat dan

lemak yang rendah. ASI transisi adalah ASI yang keluar setelah

kolostrum dengan kadar protein semakin rendah sedangkan

karbohidrat dan lemak semakin tinggi. ASI matur merupakan ASI

yang keluar sekitar hari ke 14 dengan komposisi yang relatif konstan

(Roesli, 2000).

Tabel 1. Komposisi Air Susu Ibu dibandingkan Air Susu Sapi

Komposisi ASI Susu Sapi

Kolostrum ASI transisi ASI matur

Protein (g %) 4,1 1,6 1,2 3,3

Lemak (g %) 2,9 3,5 3,5 4,3

Laktosa (g %) 3,5 6,4 7 1,8

Kalori (kcal/ 100ml) 57 63 65 65

Natrium (g %) 48 29 15 58

Kalium (g %) 74 64 57 45

Kalsium(g %) 39 46 35 30

Air susu yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan kurang bulan (ASI

prematur) juga berbeda komposisinya dari ASI yang dihasilkan oleh

ibu yang melahirkan cukup bulan (ASI matur) (Susanti, 2011).

23

2.5.2 Kriteria ASI eksklusif dan non eksklusif

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United

Nation Children Funds (UNICEF) dan World Health Organization

(WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui ASI selama

paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan

sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai

anak berumur dua tahun (WHO, 2005).

Dalam laporan Riskesdas, pola menyusui dikelompokkan menjadi tiga

kategori, yaitu menyusui eksklusif, menyusui predominan, dan

menyusui parsial sesuai definisi WHO.

a. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau

minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-

obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga

diperbolehkan). Pada Riskesdas 2010, menyusui eksklusif adalah

komposit dari pertanyaan: bayi masih disusui, sejak lahir tidak

pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI, selama

24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain

ASI).

b. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah

memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh,

sebagai makanan/minuman prelakteral sebelum ASI keluar. Pada

24

Riskesdas 2010, menyusui predominan komposit dari pertanyaan:

bayi masih disusui, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui,

sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman

kecuali minuman berbasis air, yaitu air putih atau air teh.

c. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan

buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya

sebelum bayi berumur enam bulan, baik diberikan secara kontinyu

maupun diberikan sebagai makanan prelakteal. Pada Riskesdas

2010, menyusui parsial adalah komposit dari pertanyaan: bayi

masih disusui, pernah diberi makanan prelakteal selain makanan

atau minuman berbasis air seperti susu formula, biskuit, bubur, nasi

lembek, pisang atau makanan yang lain (Riskesdas, 2010).

2.5.3 Cakupan pemberian ASI eksklusif

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007

menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang

menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012

25

Gambar 9.Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan

(SDKI, 2007).

Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dan bayi

yang menyusui sampai 6 bulan hasil Susenas 2004-2012 disajikan

pada Gambar 10. Berdasarkan data Susenas dari tahun ke tahun

cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi

dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif 6 bulan.

Gambar 10.Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan

(Susenas 2004-2012).

26

Sementara itu berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun

2013, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan

sebesar 54,3%, seperti terlihat pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11.Cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi

tahun 2013 (Dinkes, 2013).

Pada gambar 4 terlihat bahwa terdapat 19 provinsi yang mempunyai

presentase ASI eksklusif di atas angka nasional (54,3%), dimana

presentase tertinggi terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (79,7)

dan terendah pada Provinsi Maluku (25,2%).

2.6 Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja (Depkes, 2011).

27

2. Jangkauan Pelayanan Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan

kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan

pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang

dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum

terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Disamping

itu pergerakkan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu.

2.7 Posyandu

1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan

yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dipadukan

khususnya adalah Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan

diare (Effendy, 1998).

Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh

masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader

kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim

puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Effendy,1998).

2. Tujuan Posyandu

Tujuan pembentukan posyandu adalah :

28

a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka

kelahiran dalam rangka mempercepat terwujudnya keluarga catur

warga.

b. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan

masyarakat.

3. Sasaran penyelenggaraan Posyandu

Sasarannya meliputi :

a. Bayi usia kurang dari 1 tahun

b. Anak balita usia 1 – 5 tahun

c. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur

4. Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu (Effendy,1998)

a. Kesehatan Ibu dan Anak

b. Keluarga Berencana

c. Imunisasi

d. Peningkatan Gizi

e. Penanggulangan Diare

Kegiatan gizi di posyandu sebagai bagian dari UPGK dalam langkah-langkah

kebijaksanaan perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang

meliputi :

29

1. Pemantauan pertumbuhan anak balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)

melalui penimbangan oleh kader.

2. Pemberian Makanan Tambahan

3. Penyuluhan Gizi.

2.8 Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan

normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur.

Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat

diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara

lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama

kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah

serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara

teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS,

menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan;

dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.Tindak lanjut

hasil pemantauan pertumbuhan umumnya berupa konseling, pemberian

makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan. (Menkes, 2010)

Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;

a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak

b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak.

c. Sebagai alat edukasi.

30

Kegunaan KMS

a. Bagi orang tua balita

Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.

b. Bagi kader

KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul

vitamin A serta menilai hasil penimbangan.

c. Bagi petugas kesehatan

Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan

kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A.

Gambar 12.Kartu Menuju Sehat (Menkes, 2010)

2.9 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu

(hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun)

serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan

anak. Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA.Jika ibu melahirkan bayi

kembar, maka ibu memerlukan tambahan buku KIA lagi.Buku KIA tersedia di

31

Posyandu, Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, bidan

praktik, dokter praktik, rumah bersalin dan rumah sakit (Menkes, 2015)

Gambar 13.Buku KIA (Menkes, 2015)

2.10 Kerangka Teori

Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun

individu.Perubahan pertumbuhan dapat diukur melalui bertambahnya berat

badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan tebal lipat

kulit.Pengukuran tersebut dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter) (Soetjiningsih, 2012).

32

Pertumbuhan pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, etnis,

berat badan saat lahir, nutrisi, lingkungan, dan kesehatan bayi tersebut

(Wilcox, A.J., 2001).

Pemberian ASI eksklusif menurut rekomendasi dan standar dari WHO

sebaiknya dilakukan selama 6 bulan yang kemudian dilanjutkan dengan

penambahan makanan pendamping ASI (MPASI). Kriteria pemberian ASI

menurut WHO dibagi menjadi 3 kategori yaitu menyusui eksklusif dimana

bayi tidak diberi bayi makanan atau minuman lain, menyusui predominan

dimana bayi disusui tetapi pernah diberikan sedikit air atau minuman berbasis

air, serta menyusui parsialdimana bayi diberikan makanan buatan selain ASI,

baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam

bulan (Riskesdas, 2010).

Pencapaian ASI Ekslusif di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 adalah

69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target Nasional masih dibawah

dari target yang di inginkan (80%) (Dinkes Kota Bandar Lampung, 2011).

33

Gambar 14.Kerangka Teori (Hidayat, 2008) dengan modifikasi

2.11 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 15. Kerangka Konsep Penelitian

Pertumbuhan berat badan,panjang badan dan lingkar

lengan atas pada bayiberusia 6-12 bulan

Pemberian ASIeksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan

Beratbadan saat

lahir

ASI noneksklusif

ASIeksklusif

Genetik LingkunganEtnis Penyakit Nutrisi

Pertumbuhan

Beratbadan

Lingkarlengan

atas

Panjangbadan Lipatan kulit

Lingkarkepala

Lingkardada

34

2.12 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pada rerata berat

badan, panjang badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12

bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI

eksklusif.

- Ho:

Tidak terdapat perbedaan bermakna pada berat badan,

panjang badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai

12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak

diberikan ASI eksklusif.

- Ha

Terdapat perbedaan bermakna pada berat badan, panjang

badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan

yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI

eksklusif.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Metode pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengukuran panjang badan bayi menggunakan

infantometer, pengukuran berat badan bayi menggunakan dacin dan

pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan pita ukur.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di posyandu yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Indah Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung

Provinsi Lampung.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2016.

36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang mengikuti kegiatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2016.

3.3.2. Besar sampel yang digunakan diambil menggunakan perhitungan

untuk dua kelompok berpasangan dengan rumus:

= +( 1 − 2)Keterangan

= Besar sampel minimal

= Derivat baku normal untuk α sebesar 1,96

= Derivat baku normal untuk β sebesar 0,84( 1 − 2) = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

(Destia, 2014)

= Simpangan baku dari selisih nilai antar kelompok

(Dahlan, 2009)

Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

= (1,96 + 0,84)0,220,11= 31,36 orang, dibulatkan menjadi 32 orang

Jadi dalam 1 kelompok sampel dibutuhkan sebanyak 32 orang, dengan

total 2 kelompok sampel menjadi total sebanyak 64 orang, dengan

mengantisipasi sampel yang drop out pada saat penelitian maka sampel

ditambah sebanyak 10% menjadi 70 orang

37

3.3.3.Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling

yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil responden

yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan

konteks penelitian.

3.3.4. Kriteria inklusi dan eksklusi

a. Kriteria Inklusi:

- Bayi berusia 6 sampai 12 bulan

- Ibu dan bayinya mengikuti kegiatan posyandu minimal 3 kali

berturut-turut untuk mempermudah pengambilan data dengan

cara mengambil data kehadiran dari posyandu yang

didapatkan dari KMS.

- Bayi lahir dengan usia kehamilan dan berat badan normal

dengan cara melihat data kelahiran sang bayi yang ada di

KMS.

b. Kriteria Eksklusi:

- Memiliki penyakit kongenital, kronis dan kelainan kromosom

seperti misalnya bibir sumbing atau sindrom down dengan

penilaian secara klinis.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ASI

eksklusif.

38

3.4.2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan panjang

badan, berat badan, dan lingkar lengan atas

3.5 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional variabel bebas dan variabel terikat

Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala1 Berat badan Berat badan merupakan

hasil peningkatan /penurunan semuajaringan yang ada padatubuh, antara lain:tulang, otot, lemak,cairan tubuh, dan lain-lain.

Dengan menggunakanalat ukur yaitu dacin.

Ukuran beratbadan bayi(kg)

Rasio

2 Panjang badan Panjang badanmemberikan gambaranpertumbuhan sejalandengan pertambahanumur dan tidakterpengaruh keadaanyang mendadak,

Dengan menggunakanalat ukur yaituinfantometer

Ukuranpanjangbadan bayi(cm)

Rasio

3 Lingkar LenganAtas

Lingkar lengan atasmencerminkan tumbuhkembang jaringan lemakdan otot yang tidakterpengaruh banyak olehkeadaan cairan tubuhtidak seperti berat badan

Dengan menggunakanalat ukur yaitu pitapengukur midline.

UkuranLingkarlengan atasbayi (cm)

Rasio

4 Pemberian ASIeksklusif

Bayi hanya diberikanASI sejak lahir hingga 6bulan pertamakehidupannya

Dengan menggunakankuesioner untukmembedakan yangtermasuk kriteria ASIeksklusif dan yang tidak.

1. ASIeksklusif

2. Noneksklusif

Nominal

39

3.6 Cara Pengukuran

Cara pengukuran panjang badan, berat badan dan lingkar lengan bayi menurut

Sulasmi (2015) adalah sebagai berikut:

3.6.1 Pengukuran panjang badan menggunakan Infantometer

Alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi adalah infatometer

dengan ketelitian 0,1 cm atau 1 mm. Bagian dari infatometer adalah sebagai

berikut :

1. Bagian kepala atau head board tidak dapat digerakkan atau fix

2. Bagian kaki atau foot board yang bisa digerakkan

3. Alas yang rata

4. Bagian skala dengan ketelitian 0.1 cm atau 1 mm

Gambar 16. Infantometer yang digunakan dalam penelitian.

Cara mengukur panjang badan

Cara mengukur panjang badan menggunakan infantometer adalah sebagai

berikut :

40

1. Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah alat pada permukaan yang

rata dengan ketinggian yang nyaman untuk mengukur dan cukup kuat.

2. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya selembar

selimut tipis atau kertas tisu yang lebar.

3. Sebelum megukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi misalnya

topi, hiasan rambut, dan kaos kaki bayi

4. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya sisi yang

paling dekat dengan skala pengukur

5. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau head

board

6. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas liang telinga

berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang infantometer.

7. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi

8. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer

9. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur menahan agar

lutut bayi lurus

10.Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan lembut

11.Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau menggerakkan bagian

kaki atau foot board sehingga menempel dengan tumit bayi.

12.Posisi kaki bayi adalah jari kaki menunjuk ke atas

13.Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat. Pengukuran

dapat dilakukan pada satu atau dua kaki bayi.

41

Gambar 17. Mengukur panjang bayi menggunakan infantometer (Sulasmi, 2015).

3.6.2 Pengukuran Berat Badan Bayi menggunakan Dacin

Memeriksa dacin dengan seksama, masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin

yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum

penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana

atau sarungtimbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara

menambah beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir.

Gambar 18. Pengukuran menggunakan dacin logam (Depkes, 2012)

42

Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan menggunakan dacin.

Langkah-langkah tersebut dikenal dengan penimbangan, yaitu :

1.Menggantungkan dacin pada :

2.Dahan pohon, Palang rumah, atau penyangga kaki tiga

3.Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke

bawah kuat-kuat.

4.Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin

dikaitkan dengan tali pengaman

5.Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong

pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol)

6.Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang

atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong

plastik.

7.Anak atau bayi ditimbang, dan seimbangkan dacin. Saat ditimbang, pakaian

dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus

ditanggalkan.

8.Geser bandul sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung jarum

terdapat pada satu titik.

9.Tentukan berat badan anak atau bayi, dengan membaca angka di ujung

bandul geser.

10. Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas. Catat berat badan

dengan teliti sampai satu angka desimal,misalnya 7,5 kg

11. Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali

pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

43

3.6.3 Pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan pita ukur

1. Usahakan pengukuran dilakukan sejajar dengan pandangan mata, duduk

jika memungkinkan.

2. Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh ibunya. Minta tolong

pada sang ibu untuk menyingkap baju yang menutupi lengan kiri si anak.

3. Ukurlah titik tengah lengan atas sang anak.

4.Lingkarkan pita ukur pada lengan sang anak. Pastikan bahwa pita benar-

benar rata melingkari lengan

5. Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang atau

terlalu longgar.

6. Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat pada kuesioner

Gambar 19. Pita ukur yang digunakan dalam penelitian.

44

3.7 Alur Penelitian

Alur dalam penelitian ini adalah:

Bayi 6-12 bulan diposyandu

Sesuai dengankriteria inklusidan eksklusi

ASI Eksklusif,Usia dan jenis

kelamin

Non ASIEksklusif, Usia

dan jeniskelamin

Data variabel

Berat badan, panjang badan danlingkar lengan atas

Pengolahan data

Analisis data

Informed consentke orang tua

45

3.8 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer adalah

data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber pertamanya. Data primer

diperoleh dengan melakukan pemeriksaan berat badan, panjang badan dan lingkar

lengan atas secara langsung dengan menggunakan alat ukur yaitu dacin,

infantometer dan pita ukur kepada responden yaitu bayi yang berusia 6 sampai 12

bulan yang terpilih menjadi responden.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

3.9.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah

menggunakan program statistik. Kemudian, proses pengolahan data

menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah:

a. Editing, untuk melakukan pengecekan hasil pemeriksaan

antropometri apakah nilai pengukuran sudah tepat dan

didapatkan pada alat yang dipastikan telah dikalibrasi.

b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang

dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok

untuk keperluan analisis.

c. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.

d. Tabulasi, melakukan pengelompokkan data dalam tabel

berdasarkan sifatnya.

46

3.9.2 Analisis Data

Analisis data terdiridari :

Univariat

Analisa yang digunakan dengan menggunakan cara deskriptif

untuk melihat distribusi variabel-variabel yang diteliti, baik

variabel bebas maupun variabel terikat.

Bivariat

Data dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

(sampel>50) untuk melihat sebaran data, jika normal. Jika data

diasumsikan normal maka dilakukan analisa bivariat yaitu

analisa yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan

antara variabel terikat dan variabel bebas. Analisa Bivariat

yang digunakan adalah uji Paired T-test dengan kriteria: Jika p

>0,05 maka Ho diterima Ha ditolak, tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara bayi pengguna ASI ekslusif dengan ASI

tidak ekslusif. Jika p <0,05 maka Ho ditolak Ha diterima,

terdapat perbedaan yang signifikan antara bayi pengguna ASI

ekslusif denganASI tidak ekslusif. Jika sebaran data tidak

normal dapat dilakukan transformasi data atau menggunakan

alternatif pengujian Wilcoxon signed-rank test dengan syarat

asumsi data linear.

47

3.10 Etika Penelitian

Proposal ini sudah diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung untuk keperluan penelitian.

63

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan rerata panjang badan bayi berusia 6 sampai 12 bulan

yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif di

wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

2. Terdapat perbedaan rerata berat badan bayi berusia 6 sampai 12 bulan

yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif di

wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata lingkar lengan atas

bayi berusia 6 sampai 12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang

tidak diberikan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah

Bandar Lampung.

64

5.2 Saran

5.2.1 Peneiliti Lain

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneiliti memiliki beberapa

saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna melengkapi penelitian

ini yaitu :

1. Menggunakan metode penelitian yang lain seperti rancangan

penelitian Cohort Prospektif sehingga pertumbuhannya dapat diamati

secara langsung tanpa mengidentifikasi riwayat masa lalu.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh riwayat

ASI eksklusif terhadap pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan

lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan dengan

memperhatikan lebih lanjut faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan sang bayi seperti faktor genetik dan faktor

lingkungan.

3. Meneliti pengaruh ASI eksklusif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bayi, bukan hanya pertumbuhannya saja akan tetapi

perkembangannya juga perlu diketahui.

5.2.2 Masyarakat

1. Kepada para ibu agar memberikan ASI secara eksklusif kepada

bayi sehingga bayi mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan

65

kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal.

2. Kepada anggota pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas

dan di posyandu

a. Sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat agar dapat melakukan skrining terhadap

pertumbuhan dan perkembangan bayi

b. Dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat

khususnya para ibu mengenai pentingnya pemberian ASI

secara eksklusif sehingga tumbuh kembang pada bayi secara

optimal dapat tercapai.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini hanya memperhitungkan satu faktor yaitu dari nutrisi berupa

riwayat pemberian ASI eksklusif tanpa memperhitungkan faktor-faktor

lain yang berpengaruh seperti misalnya tinggi badan orangtua dari bayi,

etnis dari bayi, lingkungan tempat tinggal sang bayi, kualitas dan kuantitas

pemberian ASI oleh ibu dari bayi, jenis makanan pendamping ASI yang

diberikan, riwayat sakit dari sang bayi dan juga riwayat imunisasi dari

sang bayi.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada 1 wilayah kerja Puskesmas. Oleh

karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa

66

wilayah kerja Puskesmas lainnya untuk mengetahui dan membandingkan

bagaimana pengaruh riwayat ASI eksklusif terhadap pertumbuhan berat

badan, panjang badan dan lingkar lengan atas pada bayi berusia 6 sampai

12 bulan dengan wilayah kerja Puskesmas lainnya di Bandar Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI., 2010.Riset Kesehatan Dasar.

Badan Pusat Statistik., 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.

Badan Pusat Statistik., 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung., 2015. Proyeksi Penduduk Provinsilampung 2010-203.

Dahlan., 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat,danMultivariat dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Jakarta:SalembaMedika.

Departmen Kesehatan., 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik StandarMinimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.

Departmen Kesehatan., 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.

Departmen Kesehatan., 2012. Buku Saku Posyandu. Jakarta

Destia, A.C., 2014. Perbedaan Pertumbuhan Bayi Usia 3-6 Bulan Yang Diberi ASIEksklusif dan Yang Tidak Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Gang SehatKecamatan Pontianak Selatan. Universitas Tanjungpura.

Dewi, S., 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung., 2012. Profil kesehatan provinsi lampung tahun2012.

Dwipoerwantoro, P. G., Mansyur, M., Oswari, H., Makrides, M., Cleghorn, G., &Firmansyah, A. (2015). Growth of Indonesian Infants Compared With WorldHealth Organization Growth Standards. Journal of PediatricGastroenterology and Nutrition, 61(2), 248–252.

Effendy, N., 1998. Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta:Penerbit BukuKedokteran EGC.

Gluckman, P.D. Hanson, M. Zimmet, P. & Forrester, T., 2011. Losing the waragainst obesity: the need for a developmental perspective. Sciencetranslational medicine, 3(93): p. 93cm19.

Hidayat, A., 2008. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI. (2008). Bedah ASI, Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Jacob, T., 1981. Norma Pertumbuhan Untuk Indonesia. Berkala Ilmu KedokteranGajah Mada Jilid 13. Cetak ulang dalam Indriati E, editor.(2002).Antropometri biologis. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional.

Kakuma, R., 2002. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding: A SystematicReview. World Health Organization.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International CooperationAgency).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2010. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang PenggunaanKartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita

Moore, K.L. dan Persaud, T.V., 2008. The Developing Human: Clinically OrientedEmbryology. 6th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Onis, M. dan WHO Multicentre Growth Reference Study Group., 2006. WHO ChildGrowth Standards. Acta Paediatrica, 95(450).

Onis, M. dan WHO Multicentre Growth Reference Study Group., 2012. Worldwideimplementation of the WHO Child Growth Standards. Public Health Nutr: h.1-8.

Paudel, R. Pradhan, B. Wagle, R.R. Pahari, D.P. Onta, S.R., 2011. Risk factors ofstunting among children: a community based case control study in Nepal.Kathmandu Univ Med J (KUMJ).

Risnes, K.R. Vatten, L.J. Baker, J.L. Jameson, K. Sovio, U. Kajantie, E. dan Bracken,M.B., 2011. Birthweight and mortality in adulthood: a systematic review andmeta-analysis. International journal of epidemiology, 40(3): p. 647-661.

Roesli, U., 2000. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya

Ruth, A.L. dan Robert, M.L., 2015. Breastfeeding: A Guide for the MedicalProfession. Elsevier Health Sciences.

Siregar, A., 2004. Pemberian Asi Eksklusif dan Faktor-Faktor YangMempengaruhinya. Jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat; 3(2): 81-92.

Soehartiningsih, S., 1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badananak usia 4-13 tahun dengan pendekatan eksploratif. Institut Pertanian Bogor

Soetjiningsih., 2012. Tumbuh Kembang Anak. Edisi ke -2, Jakarta: EGC.

Stenhouse, E. Wright, D.E. Hattersley, A.T. dan Millward, A. 2004. The accuracy ofbirth weight. Journal of Clinical Nursing, 13: 767–768.

Sulasmi, N., 2015. Pengukuran Berat Badan Dan Tinggi Badan Pada Bayi.

Susanti, N., 2011. Peran Ibu Menyusui Yang Bekerja Dalam Pemberian Asi Eksklusif

Bagi Bayinya. , pp.165–176.

Wilcox, A.J., 2001. On the importance and the unimportance of birthweight.

International Journal of Epidemiology, 30(6): p. 1233-1241

World Health Organization. 2002. The optimal duration of exclusive breastfeeding, p.

16.

World Health Organization. 2011. New WHO child growth standards catch on, p.

250-251.

Wulan, A., 2012. Perbandingan Pertumbuhan bayi yang diberi air susu ibu (ASI)

eksklusif dengan pengganti air susu ibu (PASI) di kelurahan kebon jeruk

jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.