pendahuluan enzim

Upload: surio-trisno

Post on 02-Jun-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    1/24

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    2/24

    Penataan tertentu pada rantai samping asam amino suatu enzim di sisi

    aktifnya menentukan tipe molekul yang bisa terikat dan bereaksi di situ. Biasanya

    ada sekitar lima rantai samping seperti itu dalam enzim apapun. Selain itu, banyak

    enzim yang memiliki molekul-molekul nonprotein kecil yang terhubung dengan

    sisi aktif atau di dekatnya, yang menentukan spesifisitas substrat. Molekul-

    molekul ini disebut kofaktor jika terikat secara kovalen. Dalam beberapa enzim,

    ion logam tertentu diperlukan untuk aktivitasnya.

    B. Kompleks Enzim-Substrat

    Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya

    bekerja pada satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat

    harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Suatu enzim

    mempunyai ukuran yang lebih besar daripada substrat. Oleh karena itu tidak

    seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara

    substrat dengan enzim hanya terjadi bagian atau tempat tetentu saja. Tempat atau

    bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat diamati

    bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif

    mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat

    mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada

    bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap

    substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap

    substrat tertentu.

    Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan

    terjadinya kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang

    aktif, yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan

    telah terjadi. Secara sederhana sekali penguraian suatu senyawa atau substrat oleh

    suatu enzim dapat digambarkan seperti berikut :

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    3/24

    C.

    Klasifikasi Enzim

    Semua enzim diberi nama menurut sistem yang dirancang oleh komisi

    Enzim (Enzym Commission, EC) dari International Union of Pure and applied

    Chemystri (IUPAC), dan berdasarkan pada tipe reaksi yang dikatalis oleh enzim

    tersebut. Setiap tipe enzim memiliki empat digit nomor EC yang spesifik, serta

    nama yang kompleks namun jelas dan bisa menepis kebingungan tentang enzim-

    enzim yang mengkatalis reaksi yang serupa tetapi tidak identik. Dalam

    prakteknya, banyak reaksi yang dikenal dengan nama umum, yang biasanya

    berasal dari nama reaktan utamanya yang spesifik, dengan ditambahkan akhiran

    ase. Beberapa nama umum tidak memiliki akhiran ase, yang biasanya

    merupakan enzim yang dipelajari dan diberi nama sebelum klasifikasi sistematik

    enzim dibuat.

    Contoh nama-nama enzim yang lazim yakni arginase, yang bekerja pada

    arginin dan urease yang bekerja pada urea. Dua nama umum yang tidak lazim

    yakni pepsin, suatu enzimproteolitik dalam jalur pencernaan (nomor EC 3.4.23.1)

    dan rodanese (tiosulfat: sianida sulfurtransferase, EC 2.8.1.1), yang berada dalam

    inti dan ginjal mamalia untuk mengkatalis penghilangan sianida dan tiosulfat dari

    tubuh.

    Digit pertama dalam nomor EC menunjukkan termasuk kelas mana enzim

    tersebut, dari enam kelas utama yang ada.

    Tabel Kelas-Kelas Utama Enzim :

    Digit

    Pertama

    EC

    Kelas Enzim Tipe Reaksi yang Dikatalis

    1Oksidoreduktase Oksidasi-reduksi. Pendonor hydrogen atau

    electron adalah salah satu substratnya

    2Transferase Transfer gugus kimia dari bentuk umum A

    X +

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    4/24

    B A + B X

    3Transferase Pemotongan hidrolitik pada C N, C O,

    dan ikatan lainnya

    4

    Liase Pemotongan (bukan hidrolitik) pada C C,

    C N, C O, dan ikatan lainnya,

    meninggalkan ikatan rangkap; atau

    alternatifnya yakni penambahan gugus pada

    suatu ikatan rangkap

    5Isomerase Perubahan penataan geometris (spasial) suatu

    molekul

    6

    Ligase Ligasi (menghubungkan) dua molekul

    dengan mengikutsertakan hidrolisis senyawa

    yang memiliki G besar untuk hidrolisis

    Digit kedua dalam nomor enzim EC menandakan sub-kelas; sedangkan

    untuk hidrolase, digit kedua ini menandakan tipe ikatan target kerja enzim.

    Tabel Subklasifikasi Hidrolase

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    5/24

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    6/24

    D.

    Faktor Perbedaan Kecepatan Reaksi

    Kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor :

    1. Suhu

    Sementara peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan reaksi yang akan

    dikatalisis enzim, kenyataan ini hanya berlaku pada kisaran suhu yang sangat

    terbatas. Kecepatan reaksi mula-mula meningkat seiring meningkatnya suhu

    akibat peningkatan energi kinetik pada molekul-molekul yang bereaksi. Akan

    tetapi, pada akhirnya, energi kinetik enzim akan melampaui rintangan energi

    untuk memutuskan ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah, yang

    mempertahankan struktur sekunder-tersiernya. Pada suhu ini, terutama terjadi

    denaturasi, disertai hilangnya ektivitas katalitik secara cepat. Kisaran suhu

    suatu enzim akan mempertahankan konformasi yang stabil serta memiliki

    kemampuan katalisis umumnya akan bergantung pada suhu sel tempat enzim

    itu terdapat dan sedikit melebihi suhu sel tersebut. Enzim dari manusia, yang

    mempertahankan suhu tubuh pada 37C, umumnya memperlihatkan stabilitas

    hingga suhu setinggi 45-55C. Enzim dari mikroorganisme yang hidup di

    dalam mata air panas alam atau pada tempat-tempat ventilasi hipertermal di

    dasar samudera dapat tetap stabil pada suhu 100C atau lebih.

    2. pH

    Ketika aktivitas enzim diukur pada berbagai nilai pH, aktivitas optimal secara

    khas terlihat di antara nilai-nilai pH 5 dan 9. Meskipu demikian, beberapa

    enzim, misal pepsin, bekerja aktif pada nilai pH yang berada di luar kisaran

    ini.

    Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan oleh :

    1) Denaturasi enzim pada pH yang tinggi atau rendah

    2) Perubahan pada status muatan enzim dan/atau substrat

    Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur

    atau dengan mengubah muatan residu fungsional pada peningkatan substrat

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    7/24

    atau katalis. Untuk memberi gambaran, bayangkan sebuah enzim bermuatan

    negatif (Enz -) yang bereaksi dengan substrat bermuatan positif (SH+) :

    Enz- + SH+ EnzSH

    Pada pH yang rendah, Enz- mengalami protonasi dan kehilangan muatan

    negatifnya :

    Enz- + H+ EnzH

    Pada pH yang tinggi, SH+ mengalami ionisasi dan kehilangan muatan

    positifnya :

    SH+ S + H+

    Karena, berdasarkan definisi untuk contoh ini, satu-satunya bentuk yang akan

    berinteraksi adalah SH+ dan Enz-, nilai pH yang ekstrem akan menurunkan

    konsentrasi efektif Enz- dan SH+, dan dengan demikian menurunkan

    kecepatan reaksi.

    3. Konsetrasi substrat

    Dalam percobaan, pengaruh konsentrasi substrat pada laju reaksi enzim

    dipelajari dengen mencatat kemajuan reaksi katalis enzim, dengan

    menggunakan konsentrasi enzim yang tetap dan serangkaian konsentrasi

    substrat yang berbeda-beda. Kecepatan awal (V0) diukur sebagai kemiringan

    tangen dalam kurva kemajuan pada waktu t=0. Kecepatan awal ini digunakan,

    karena bisa saja terjadi degradasi enzim selama reaksi atau inhibisi oleh

    produk reaksi, sehingga menimbulkan hasil yang mungkin sulit untuk

    ditafsirkan.

    Katika [S] >> konsentrasi enzim, v biasanya berbanding lurus dengan

    konsentrasi enzim dalam campuran reaksi. Untuk kebanyakan enzim, v

    adalah fungsi hiperbola dari [S]. Jika terdapat substrat-substrat lain (ko-

    substrat), maka konsentrasinya biasanya dijaga tetap konstan selama

    rangkaian percobaan dengan [S]yang bervariasi.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    8/24

    4. Konsentrasi Enzim

    Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim

    tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat

    tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi

    enzim. Gambar berikut ini menunjukankan pengaruh konsentrasi enzim

    terhadap kecepatan reaksi (V) atau aktivitas enzim. Data ini diperoleh dengan

    menentukan jumlah miligram gula yang terbentuk pada waktu yang

    ditentukan, dengan menggunakan enzim amilase pada berbagai konsentrasi

    dan konsentrasi substrat yang sama pada pH optimum. Dalam hal ini substrat

    yang digunakan dalam jumlah yang berlebih.

    E. Inhibisi Enzim

    Seringkali laju reaksi enzimatik dipengaruhi oleh zat-zat yang bukan merupakan

    reaktan. Jika terdapat pengurangan laju yang disebabkan oleh suata senyawa,

    maka senyawa tersebut dinamakan sebagai inhibitor. Penigkatan laju reaksi yang

    disebabkan oleh suatu aktivator adalah kebalikan dari efek inhibitor. Dalam kaitandengan inhibitor, penting untuk membedakan antara efek yang diamati dalam

    percobaan dengan mekanisme (atau model) untuk menjelaskan efek tersebut.

    Terdapat tiga tipe dasar inhibisi, yang didefinisikan dalam istilah derajat inhibisi,

    yakni :

    Dengan Vo adalah laju reaksi awal tanpa inhibisi, dan Vi adalah laju reaksi awal

    dengan adanya inhibisi.

    1.

    Inhibisi nonkompetitif murni dikatakan terjadi bila i tidak terpengaruh

    oleh konsentrasi substrat

    2. Inhibisi kompetitif terjadi bila i menurun pada saat konsentrasi substrat

    meningkat

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    9/24

    3.

    Inhibisi antikompetitif atau unkompetitif terjadi bila i meningkat pada saat

    konsentrasi substrat meningkat.

    Selain tipe-tipe inhibisi di atas, terdapat juga inhibisi campuran, yang terjadi bila i

    meningkat atau menurun pada saat konsentrasi substrat meningkat, tetapi besarnya

    tidak sama seperti pada inhibisi kompetitif murni maupun antikompetitif.

    Nyatanya, bisa ditunjukkan bahwa secara mekanis, inhibisi nonkompetitif adalah

    suatu kasus khusus dari inhibisi campuran. Namun secara operasional, inhibisi

    campuran adalah kombinasi dua tipe dasar dari tiga tipe di atas.

    F. Amilase

    Amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati atau glikogen.

    Senyawa ini banyak terdapat dalam hasil tanaman dan hewan. Amilase dapat

    dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim, yaitu :

    a. -amilase, yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari bagian

    dalam molekul, karenanya disebut endoamilase.

    b. -amilase, yang menghidrolisis unit-unit gula dari ujung molekul pati,

    karenanya disebut eksoamilase.

    c. Glukoamilase, yang dapat memisahkan glukosa dari terminal gula non-

    pereduksi substrat pati.

    a. -Amilase

    Enzim -amilase (-1,4 glukan-4-glukanhidrolase, EC 3.2.1.1.) terdapat

    pada tanaman, jaringan mamalia, dan mikroba. -Amilase murni dapat

    diperoleh dari berbagai sumber, misalnua dari malt (barley), ludah manusia,

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    10/24

    dan pankreas. Dapat juga diisolasi dari aspergillus oryzae dan Bacillus

    subtilis. Isolasi dan porcine (pemurnian enzim) dilakukan berdasar fraksi

    dengan garam, juga dengan penggunaan panas selektif (biasanya 700,

    15menit). Kemudian dilakukan pencampuran glikogen sehingga terjadi

    kompleks enzim-glikogen.

    Cara kerja -amilase terjadi melalui 2 tahap: pertama, degradasi amilosa

    menjadi malyosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi

    initerjadi sangat cepat dan diikuti dengan menurunnya viskositas dengan

    cepat pula. yang kedua, relatif yang sangat lambat yaitu pembentukan glukosa

    dan maltosa sebagai hasil akhir,dan caranya tidak acak. keduanya merupakan

    kerja enzim -amilase pada amilosa saja.

    Kerja -amilase pada molekul amilopektin akan menghasilkan glukos,

    maltosa, dan berbagai jenis -limit dextrin, yaitu oligosakarida yang terdiri

    dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6. Berat

    molekul -amilase sekitar 50.000, setiap molekul mengandung 1 ion Ca++.

    dengan filtrasi gel (Sephadex) dapat dipisahkan dua jenis -amilase, yaitu

    yang cepat bergerak dengan BM 50.000 dan yang lambat dengan BM

    100.000.

    Enzim dengan BM 50.000 merupakan monomer enzim -amilase, enzim

    dimer terjadi apabila ada ion zink tersebut. Aktivitas -amilase ditentukan

    dengan mengukur hasil degradasi pati, biasanya dari penurunan kadar pati

    yang larut atau dari kadar dekstrimnya dengan menggunakan substrat jenuh.

    Hilangnya substrat dapat diukur dengan pengurangan derajat pewarnaan

    iodium terhadap substrat. Seperti telah diketahui, pati yang mengandung

    amilosa bereaksi dengan iodium akan berwarna coklat. disamping itu,

    keaktifan -amilase dapat juga dinyatakan dalam berbagai cara, misalnya

    dengan pengukuran viskositas dan jumlah pereduksi yang berbentuk.

    Kinetika reaksi -amilase memang agak sulit , sebab sifat hidrolisisnya

    beraneka-ragam terhadap berbagai substrat; apalagi bila hasil hidrolisis

    pertama ternyata menjadi substrat baru bagi enzim yang sama sampai

    menghasilkan maltosa dan triosa. Laju hidrolisis akan meningkat bila tingkat

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    11/24

    polimerisasi menurun, dan laju hidrolisis akan lebih cepat pada rantai lurus.

    hidrolisis amilosa akan lebih cepat daripada hidrolisis rantai yang bercabang

    seperti amilopektin atau glikogen.

    b. -Amilase

    -Amilase (-1,4 glukan maltohidrolase, EC 3.2.1.2.) terdapat pada berbagai

    hasil tanaman , tetapi tidak terdapat pada manusia dan mikroba. secara murni

    telah dapat diisolasi dari kecambah barely, ubi jalar dan kacang kedelai.

    Meskipun namanya -amilase, bukan berarti bahwa enzim tersebut memecah

    ikatan glukosida -1,4. Enzim -amilase memecahkan ikatan glukosida -1,4

    pada pati dan glikogen dengan membalikkan konfigurasi karbon anomeri

    (C1) glukosa dari menjadi .

    Karena perubahan konfigurasi dari ke itulah, amilase tersebut disebut -

    amilase. Enzim -amilase tidak berdaya memecahkan ikatan -1,6 yang

    terdapat pada amilopektin. Karenanya degradasi amilopektin dengan -

    amilase tidak pernah sempurna, biasanya hanya dapat menghasilkan 50-60%

    maltosa, sedang pada glikogen yang lebih banyak cabangnya dihasilkan

    hanya 40-50 % maltosa.

    Bagian yang tidak tercerna oleh amilase disebut limit dextrin. Secara teoretik,

    polimer linier seperti halnya amilosa dapat didegradasi sempurna. Tetapi

    kenyataannya tidak demikian, karena biasanya hanya tercapai degradasi 70-

    90 %. Hal ini disebabkan selama pembuatan pati terjadi modifikasi terhadap

    amilosa, misalnya terjadi oksidasi.

    Cara hidrolisis ikatan -1,4 oleh -amilase terjadi secara bertahap, dari arah

    luar atau ujung rantai gula yang bukan pereduksi. karena pemotongannya dari

    arah luar, maka enzim tersebut disebut eksoamilase. Hidrolisis terjadi dengan

    memotong 2 unit glukosa.

    Enzim -amilase aktif pada pH 5,0-6,0. -amilase yang berasal dari barley

    lebih tahan panas daripada -amilase. Molekul -amilase lebih berat dari BM

    -amilase, tidak memerlukan ko-enzim baik dalam bentuk ko-faktor

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    12/24

    inorganik maupun organik dan inaktivitasnya dengan pereduksi sulfhidril (p-

    kloro merkuri benzoat) atau oleh oksidasi.

    c. Glukoamilase

    Glukoamilase memecah pati dari luar dengan mengeluarkan unit-unit glukosa

    dari ujung bukan pereduksi polimer pati. Hasil reaksinya hanya glukosa,

    sehingga dapat dibedakan dengan - dan -amilase. Secara komersial

    diproduksi dariAspergillus danRhizopus, dapat memecah ikatan -1,3, -1,4.

    Dengan pengaruh enzim glukoamilase posisi glukosa dapat diubah menjadi

    , pH optimal 4-5 dan suhu optimal 50-60 C.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    13/24

    BAB II

    TUJUAN PERCOBAAN

    1. Pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim amilase

    Tujuan :

    Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu

    sebanding dengan kenaikan suhu. Reaksi enzimatik mempunyai suhu

    maksimum.

    2. Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim

    Tujuan :

    Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan

    konsentrasi enzim

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    14/24

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    1. Pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim amilase

    Reagen dan Bahan :

    Liur, sumber amilase

    Larutan pati 0,4 % mg/mL

    Larutan iodium

    Prosedur :

    Tampung 2 mL air liur dalam tabung reaksi yang bersih dan kering

    Encerkan 10x dengan air suling

    Siapkan 6 pasang tabung reaksi yang bersih dan kering. Tiap pasangan

    tabung diberi tanda B untuk blanko dan U untuk uji.

    Pipetkan ke dalam tiap-tiap tabung :

    Larutan Tabung B Tabung U

    Larutan pati 0,4 ml 0,4 ml

    Diamkan 5 menit pada suhu masing-masing

    Liur - 0,2 mL

    Campur baik-baik, diamkan 1 menit

    Larutan iodium (untuk suhu 60 dan 100

    C dilakukan di luar penangas)

    0,4 mL 0,4 mL

    Ait suling 9,2 mL 9 mL

    Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung

    selisih serapan (A) antara tabung B (A pada t = 0 menit ) dengan

    tabung U dari tiap suhu.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    15/24

    Keterangan :

    -

    pasangan pertama, ditempatkan dalam bejana berisi es (0 C).

    - pasangan kedua ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya

    dipertahankan 25 C.

    -

    pasangan ketiga ditempatkan di rak tabung reaksi, pada suhu ruang.

    - pasangan keempat ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya

    dipertahankan 37 C.

    - pasangan kelima ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya

    dipertahankan 60 C.

    - pasangan keenam ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya

    dipertahankan 100 C.

    -

    Buatlah tabel berikut :

    Suhu AB AU A/menit

    0 C

    25 C

    Suhu ruang

    37 C

    60 C

    100 C

    -

    Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi

    enzimatik (v =A / menit) dengan suhu

    2. Pengaruh Kadar Enzim terhadap Enzim terhadap Aktivitas Enzim

    Reagen dan Bahan :

    Liur sebagai sumber amilase.Tampung 2 ml liur dalam gelas kimia atau

    tabung reaksi yang bersih dan kering.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    16/24

    Larutan pati 0,4 mg/dl

    Larutan iodium

    Prosedur :

    Encerkan liur 100x, 200x,300x,400x,500x dengan air suling.Siapkan 5

    pasang tabung reaksi yang bersih dan kering.Tiap pasangan tabung diberi

    tanda B untuk blanko dan U untuk uji.Pipetkan ke dalam tabung sesuai tabel

    berikut :

    Larutan Tabung B Tabung U

    Larutan pati 0,4 ml 0,4 ml

    Inkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit

    Liur yang diencerkan - 3 ml

    Campurkan baik-baik, inkubasi 1 menit

    Larutan iodium 0,4 ml 0,4 ml

    Air suling 9,2 ml 6,2 ml

    Segera baca serapan pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih serapan

    antara tabung B (A pada t = 0 menit) dengan tabung U dari tiap pengenceran

    enzim.

    Buatlah tabel sebagai berikut :

    Pengenceran enzim AB AU V = A/menit

    500x

    250x

    300x

    200x

    100x

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    17/24

    Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik (v

    =A / menit) dengan konsentrasi atau pengenceran enzim.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    Larutan Tabung B Tabung ULarutan pati 0,4 ml 0,4 ml

    Diamkan 5 menit pada suhu masing-masing

    Liur - 0,2 ml

    Campur baik-baik, diamkan 1 menit

    Larutkan iodium (untuk

    suhu 60 C dan 100 C

    dilakukan di luar

    penangas)

    0,4 ml 0,4 ml

    Air suling 9,2 ml 9 ml

    Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih

    serapan (A) antara tabung B (A pada t = 1 menit) dengan tabung U dari tiap

    suhu

    Tabel Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    Suhu AB AU A/menit (V)

    0 C 0,159 0,094 0,065

    25 C 0,162 -0,012 0,174

    Suhu Ruang 0,169 0,114 0,055

    37 C 0,121 0,029 0,09260 C 0,161 0,003 0,158

    100 C 0,173 0,172 0,001

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    18/24

    Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengamati faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi kecepatan aktivitas enzim. Salah satunya diamati pengaruh suhu

    terhadap aktivitas enzim. Seperti telah diketahui bahwa tiap-tiap enzim melakukanaktivitasnya pada suhu optimum. Apabila kerja enzim berada pada suhu dibawah

    suhu optimumnya maka aktivitas enzim menjadi lambat bahkan enzim dapat

    menjadi inaktif, sebaliknya bila enzim bekerja pada suhu diatas suhu optimumnya,

    untuk sementara dapat meningkatkan aktivitas enzim tetapi hal tersebut dapat

    berubah menjadi penurunan kecepatan aktivitas ketika enzim yang juga termasuk

    protein mengalami denaturasi. Pada umumnya enzim akan terdenaturasi pada

    suhu di atas 60C.

    Sebagai sumber enzim adalah saliva (air liur) dari manusia. Di salam

    saliva manusia terdapat enzim -Amylase yang mempunyai fungsi sebagai

    katalisator sistem pencernaan dan berperan dalam melakukan hidrolisis awal

    makanan terutama yang mengandung pati. Larutan substrat yang digunakan

    adalah pati, karena antara pati dan amilase memiliki hubungan dalam proses

    pencernaan. Sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0.1

    0.12

    0.14

    0.16

    0.18

    0.2

    0 25 Suhu

    Ruang

    37 60 100

    Kecepatan

    Suhu

    Aktivitas Enzim

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    19/24

    warna dari larutan uji yang spesifik untuk menguji adanya kandungan amilum dan

    digunakan untuk membentuk larutan kompleks pada larutan pati.

    Gambar. . Perubahan warna pada penambahan iodium

    Larutan pati merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga untuk

    melakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer larutan pati

    harus dijadikan larutan kompleks agar menjadi berwarna dan dapat diukur

    absorbansinya. Jika larutan pati tidak dikomplekskan maka tidak dapat diukur

    absorbansinya menggunakan spektrofotometer, karena larutan pati tersebut tidak

    menyerap warna komplementer dari sinar putih sehingga tidak ada warna yang

    diteruskan.

    Pada suhu 0C, absorbansi pada blanko adalah 0,159 ; absorbansi pada uji

    0,094 dan selisih serapan (A) yang diperoleh adalah 0,065. Pada suhu ini enzim

    bekerja jauh dibawah suhu optimumnya, hal ini menyebabkan banyak enzim

    berada dalam keadaan tidak aktif dan tidak terjadi tumbukan antara enzim dan

    substrat sehinga kecepatan aktivitas enzim kecil.

    Pada suhu 25C, absorbansi pada blanko adalah 0,162; absorbansi pada uji

    -0,012 dan selisih serapan (A)yang diperoleh adalah 0,174. Peningkatan suhu

    tersebut menyebabkan gerakan antara enzim dan substrat mulai mengalami

    peningkatan yang dapat memungkinkan terjadinya tumbukan antara enzim dan

    substrat membentuk kompleks ES.

    Selanjutnya percobaan dilakukan pada suhu ruang dan hasil absorbansi

    pada blanko adalah 0,205; absorbansi pada uji 0,021 dan selisih serapan (A)

    yang diperoleh adalah 0,184. Kecepatan aktivitas enzim meningkat seiring

    dengan meningkatnya suhu.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    20/24

    Suhu terus dinaikan dan pada suhu 37C didapatkan kecepatan aktivitas

    enzim yang paling tinggi dengan nilai absorbansi pada blanko adalah 0,121 ;

    absorbansi pada uji 0,029 dan selisih serapan (A) 0,092. Suhu 37C merupakan

    suhu optimum terhadap aktifitas enzim amilase. Pada suhu ini laju reaksi enzim

    paling tinggi mengubah substrat dan merupakan hasil kesetimbangan antara laju

    kenaikan aktivitas dan laju perusakan enzim.

    Pada suhu 600C terjadi kenaikan absorbansi, sehingga mendapatkan kurva

    yang tidak sesuai dengan teori, seharusnya terjadi penurunan Hal ini disebabkan

    telalu lamanya tabung reaksi berada di luar penangas, sehingga diperkirakan suhu

    dalam tabung berada di bawah 60 oC pada saat pencampuran sehingga tumbukan

    antara enzim dan substrat mengalami penurun dan mendekati suhu optimum

    sehingga menghasilkan laju reaksi yang meningkat.

    Sedangkan pada suhu 1000C pada keadaan ini perbenturan antara enzim

    dan substrat terus berlangsung namun keadaan ini tidak menambah laju reaksi

    namun mengurangi laju reaksi ini disebabkan karena enzim mengalami denaturasi

    sehingga pada kurva terjadi penurunan laju reaksi.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    21/24

    Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    Larutan Tabung B Tabung ULarutan Pati 0,4 ml 0,4 ml

    Inkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit

    Liur diencerkan - 0,2 ml

    Campurkan baik-baik, inkubasi 1 menit

    Larutan iodium 0,4 ml 0,4 ml

    Air suling 9,2 ml 9 ml

    Tabel Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    Pengenceran Enzim AB AU V = A/menit

    500X 0,093 0,093 0

    400X 0,090 0,082 0,008

    300X 0,086 0,040 0,045

    200X 0,091 0,065 0,026

    100X 0,086 0,036 0,05

    Grafik Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase

    0

    0.01

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    500x 400x 300x 200x 100x

    Kecepatan

    Konsentrasi Enzim

    Aktivitas Enzim

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    22/24

    Konsentrasi enzim mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Pengaruh

    konsentrasi enzim ini yaitu pembentukan produk, dimana makin besar konsentrasi

    enzim makin banyak pula produk yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan

    bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.

    Pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim ini, konsentrasi enzim

    amylase dari air liur yang berbeda-beda didapatkan dari pengenceran larutan air

    liur. Larutan air liur diencerkan menjadi 100x, 200x, 300x, 400x, 500x dan

    konsentrasi yang di dapat yaitu 0 ; 0,008 ; 0,045; 0,026 dan 0,05. Dari konsentrasi

    ini sebelum praktikum kita dapat memprediksikan jika laju reaksi akan mencapai

    titik tertinggi pada konsentrasi 0,01 dan titik terendah pada konsentrasi 0,0017.

    Dari hasil percobaan pengaruh konsentrasi enzim terlihat pada pergerakan

    laju reaksi dari 0 , 0,008 dan 0,045 dimana laju reaksi semakin meningkat, namun

    kondisi ini terus menurun pada konsentrasi 0,045 hingga konsentrasi 0,026.

    Sehingga mendapatkan kurva yang tidak sesuai dengan teori yang seharusnya

    kurva nya harus meningkat, beberapa factor yang mempengaruhi adalah

    perbangdingan pengenceran volume yang tidak tetap, kesalahan penimbangan

    kanji dalam pembuatan amilum, kesalahan perhitungan pada saat pengamatan,

    kelebihan dan kekurangan dan kekurangan iodium sebagai indicator yang di

    teteskan pada plat tetes, alat yang digunakan kurang streril.

    Sedangkan pada pengenceran 100x dengan laju reaksi 0,05 terjadi

    peningkatan lagi yang menurut kami sesuai dengan teori.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    23/24

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari hasil percobaan maka dapat kami simpulkan yaitu enzim dalam

    aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu suhu,

    aktivitas enzim semakin meningkat seiring bertambahnya suhu terlihat dari laju

    reaksi namun aktivitasnya menurun setelah melewati suhu optimum. Faktor kedua

    yaitu konsentrasi enzim, dimana semakin tinggi konsentrasi enzim semakin

    banyak produk yang dihasilkan.

    Selain itu dapat kami simpulkan bahwa enzim amylase bekerja

    menghidrolis secara parsial larutan pati yang merupakan karbohidrat. Enzim

    amylase bekerja maksimum pada pH 7 dan pada suhu 37 0C. sehingga dapat

    dikatakan pH 7 merupakan pH optimum dalam kerja enzim amylase. Sedangakan

    suhu 37 0C merupakan suhu optimum bagi enzim amylase dalam melaksanakan

    kerjanya.

  • 8/10/2019 Pendahuluan enzim

    24/24