penatalaksanaan osteoporosis

Upload: jesicasupriadi2804

Post on 02-Jun-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    1/26

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    2/26

    Penyakit Cushing

    Harvey Cushing, lebih dari 50 tahun yang lalu telah mengamati bahwahiperkortisolisme berhubungan erat dengan penipisan massa tulang. Steroid

    menghambat sintesis kolagen tulang oleh osteoblast yang telah ada, dan mencegah

    transformasi sel-sel prekursor menjadi osteoblast yang dapat berfungsi dengan baik.

    Di samping itu, steroid juga sangat mereduksi sintesis protein. Gambaran

    histomorfometrik menunjukkan penurunan tingkat aposisi mineral, dan penipisan

    dinding tulang, yang diduga karena umur osteoblast yang semakin pendek. Efek

    steroid terhadap osteoblast juga melalui gangguan atas respons osteoblast terhadap

    hormon paratiroid, prostaglandin, sitokin, faktor pertumbuhan, dan 1,25-dihydrozy

    vitamin D. Sintesis dan aktivitas faktor-faktor parakrin lokal mungkin juga terganggu.

    pada gambaran radiologis tampak trabeculae vertikal maupun horisontal sama-sama

    menipis sehingga menghasilkan gambaran translusens yang merata. Pembentukan

    banyak pseudocallus di tempat stress fracture merupakan tanda khas yang penting

    pada osteoporosis akibat steroid. Pseudocallus tersebut terutama ditemukan pada

    ujung vertebrae yang kolaps atau di sekitar stress fracture di iga atau pelvis.

    Gambaran khas ini muncul sebagai akibat penurunan aktivitas osteoblastik dan

    peningkatan produksi callus kartilago yang kemudian mengalami mineralisasi secara

    tidak beraturan.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    3/26

    A B

    Gambaran Radiologis Tulang Vetebrae pada Cushings Syndrome

    (A. Biconcave end plate B. intravertebral vacuum cleft sign)

    Multiple Myeloma

    Multiple myeloma merupakan tumor ganas primer pada sumsum tulang,

    dimana terjadi infiltrasi pada daerah yang memproduksi sumsum tulang pada

    proliferasi sel-sel plasma yang ganas. Tulang tengkorak, tulang belakang, pelvis, iga,

    skapula, dan tulang aksial proksimal merupakan yang terkena secara primer dan

    mengalami destruksi sumsum dan erosi pada trabekula tulang; tulang distal jarang

    terlibat. Saat timbul gejala sekitar`80 - 90 % diantaranya telah mengalami kelainan

    tulang. Pada gambaran radiologis akan tampak :

    Osteoporosis umum dengan penonjolan pola trabekular tulang, terutama padatulang belakang, yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan

    mieloma. Hilangnya densitas`tulang mungkin merupakan tanda radiologis

    satu- satunya pada penyakit ini. Fraktur patologis sering dijumpai.

    Fraktur kompresi pada badan vertebra

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    4/26

    Lesi-lesi litik punched outyang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang

    berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping

    A B

    C

    Gambaran Radiologis Multiple Myoma

    (A.Deformitas pada vertebra L4 B. Lesi myeloma berbatas tegas C.Fraktur

    patologis pada diaphysis)

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    5/26

    Hyperparatyroid

    Hiperparatiroidisme terdapat dalam dua bentuk: primer dan sekunder.

    Bentuk primer adalah karena fungsi yang berlebihan dari kelenjar paratiroid,

    biasanya adalah adenoma. Namun, sejak dikenalnya hemodialisis, penyebab

    yang lebih umum untuk hiperparatiroidisme adalah bentuk sekundernya, yaitu

    karena penyakit ginjal kronis, terutama penyakit glomerular. Penyakit tulang

    terlihat pada pasien ini biasanya disebut sebagai osteodystrophy ginjal.

    Fungsi utama dari parathyroid hormon adalah untuk mempertahankan

    tingkat ion kalsium yang beredar. Konsentrasi ion kalsium yang memadai

    sangat diperlukan untuk sistem pendukung tulang, seperti jantung. Selain itu,

    fungsi utama parathyroid hormon adalah untuk merangsang osteoklas, yang

    mengisap tulang dan melepaskan ion kalsium ke dalam aliran darah.

    Parathyroid hormon juga bekerja pada usus kecil untuk meningkatkan

    penyerapan kalsium melalui usus. Parathyroid hormon memiliki efek

    tambahan pada tubulus pada ginjal,dimana menyebabkan ekskresi fosfat dan

    penyerapan kalsium. Kedua mekanisme ini menyebabkan peningkatan tingkat

    kalsium serum.

    Gambaran radiologis pada parathyroid adalah sebagai berikut :

    Subperiosteal bone resorption (terdapat pada proximal dan medial jari

    ke II dan III) (A)

    Rugger jersey spine (B)

    Osteopaenia

    Brown tumors (C)

    Terminal tuft erosion (D)

    Salt and pepper sign (pada tulang tengkorak) (E)

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    6/26

    A B C

    D E

    Gambaran Radiologis Hiperparatiroidisme

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Foto Polos

    Pemeriksaan foto polos adalah pemeriksaan radiologis yang hanya

    dapat mendeteksi kehilangan massa tulang yang sudah mencapai 30%

    sehingga diagnosis osteoporosis sering terlewatkan dengan pemeriksaan ini.

    Pada penderita osteoporosis terjadi abnormalitas turn over dari tulang akibat

    aktivitas osteoklast lebih tinggi dari pada osteoblast, akibatnya terjadi

    kehilangan massa tulang yang lebih besar dari pada pembentukannya.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    7/26

    Osteoporosis pada tulang femur

    2. Bone Mineral Density Test

    Pengukuran massa tulang (Bone Mineral Density/ BMD) dapat

    memberi informasi massa tulangnya saat itu, dan terjadinya risiko patahtulang di masa yang akan datang. Salah satu prediktor terbaik akan terjadinya

    patah tulang osteoporosis adalah besarnya massa tulang. Pengukuran massa

    tulang dilakukan oleh karena massa tulang berkaitan dengan kekuatan tulang.

    Ini berarti semakin banyak massa tulang yang dimiliki, semakin kuat tulang

    tersebut dan semakin besar beban yang dibutuhkan untuk menimbulkan patah

    tulang. Untuk itu maka pengukuran massa tulang merupakan salah satu alat

    diagnosis yang sangat penting. Selama 10 tahun terakhir, telah ditemukan

    beberapa teknik yang non-invasif untuk mengukur massa tulang.

    Pemeriksaan X-ray absorptiometry menggunakan radiasi sinar X yang

    sangat rendah. Selain itu keuntungan lain densitometer X-ray absorptiometry

    dibandingkan DPA (Dual Photon Absorptiometry) dapat mengukur dari

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    8/26

    banyak lokasi, misalnya pengukuran vertebral dari anterior dan lateral,

    sehingga pengaruh bagian belakang corpus dapat dihindarkan, sehingga

    presisi pengukuran lebih tajam.

    Ada dua jenis X-ray absorptiometry yaitu SXA (Single X-ray

    Absorptiometry) dan DEXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry). Saat ini

    gold standard pemeriksaan osteoporosis pada laki-laki maupun osteoporosis

    pascamenopause pada wanita adalah DEXA, yang digunakan untuk

    pemeriksaan vertebra, collum femur, radius distal, atau seluruh tubuh.

    Tujuan dari pengukuran massa tulang:

    a. Menentukan diagnosis.

    b. Memprediksi terjadinya patah tulang.

    c. Menilai perubahan densitas tulang setelah pengobatan atau senam badan.

    Bagian tulang seperti tulang punggung (vertebralis) dan pinggul (Hip)

    dikelilingi oleh jaringan lunak yang tebal seperti jaringan lemak, otot, pembuluh

    darah, dan organ-organ dalam perut. Jaringan-jaringan ini membatasi penggunaan

    SPA (Single Photon Absorptiometry) atau SXA, oleh karena dengan sistem ini

    tidak dapat menembus jaringan lunak tersebut, akan tetapi hanya dapat digunakan

    untuk tulang yang berada dekat kulit. DEXA atau absorptiometri X-ray energi

    ganda memungkinkan kita untuk mengukur baik massa tulang di permukaan

    maupun bagian yang lebih dalam. Dalam pemeriksaan massa tulang dengan

    densitometer DEXA kita akan mendapatkan informasi beberapa hal tentang

    densitas mineral tulang antara lain:

    a.

    Densitas mineral tulang pada area tertentu dalam gram/cm2.

    b. Perbandingan kadar rerata densitas mineral tulang dibandingkan dengan

    kadar rerata densitas mineral tulang dengan orang dewasa etnis yang sama,

    yang disebut dengan T Score dalam %.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    9/26

    c. Perbandingan kadar rerata densitas mineral tulang dibandingkan dengan

    kadar rerata densitas mineral tulang orang dengan umur yang sama dan etnis

    yang sama, disebut Z Score dalam %.

    Ada empat kategori diagnosis massa tulang (densitas tulang) berdasarkan T-score

    adalah sebagai berikut:

    a. Normal: nilai densitas atau kandungan mineral tulang tidak lebih dari 1 selisih

    pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau kira-kira 10% di bawah rata-rata

    orang dewasa atau lebih tinggi (T-score lebih besar atau sama dengan -1 SD).

    b.

    Osteopenia (massa tulang rendah): nilai densitas atau kandungan mineral

    tulang lebih dari 1 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, tapi tidak

    lebih dari 2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau 10 - 25% di

    bawah rata-rata (T-score antara -1 SD sampai -2,5 SD).

    c. Osteoporosis: nilai densitas atau kandungan mineral tulang lebih dari 2,5

    selisih pokok di bawah nilai ratarata orang dewasa, atau 25% di bawah rata-

    rata atau kurang (T-score di bawah -2,5 SD).

    d. Osteoporosis lanjut: nilai densitas atau kandungan mineral tulang lebih dari

    2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau 25% di bawah rata-

    rata ini atau lebih, dan disertai adanya satu atau lebih patah tulang

    osteoporosis (T-score di bawah -2,5 SD dengan adanya satu atau lebih patah

    tulang osteoporosis).

    Kategori Diagnosis Massa Tulang (densitas tulang) Berdasarkan T-score

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    10/26

    Pemeriksaan DEXA dianjurkan pada:

    a. Wanita lebih dari 65 tahun dengan faktor risiko.

    b. Pascamenopause dan usia < 65 tahun dengan minimal 1 faktor risiko

    disamping menopause atau dengan fraktur.

    c. Wanita pascamenopause yang kurus (Indek Massa Tubuh < 19 kg/m2).

    d. Ada riwayat keluarga dengan fraktur osteoporosis.

    e. Mengkonsumsi obat-obatan yang mempercepat timbulnya osteoporosis.

    f. Menopause yang cepat (premature menopause).

    g. Amenorrhoea sekunder > 1 tahun.

    h.

    Kelainan yang menyebabkan osteoporosis seperti:

    Anorexia nervosa

    Malabsorpsi

    Primary hyperparathyroid

    Post-transplantasi

    Penyakit ginjal kronis

    Hyperthyroid

    Immobilisasi yang lama

    Cushing syndrome

    Berkurangnya tinggi badan, atau tampak kiphosis.

    Selama pemeriksaan BMD dilakukan, energi berkekuatan sangat randah

    dipancarkan ke seluruh tubuh, program komputer bekerja mengevaluasi data dan

    memungkinkan pemeriksa menilai kepadatan tulang. Walaupun saat ini belum

    ditemukan pemeriksaan kepadatan tulang yang 100 % akurat, pemeriksaan BMD

    merupakan pemeriksaan yang paling penting untuk memprediksi fraktur yang akan

    terjadi di masa yang akan datang.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    11/26

    3. Bone Scan

    Bone Scan merupakan pemeriksaan yang berbeda dengan BMD walaupun

    terkadang bone scan sering disalahgunakan untuk menilai kepadatan tulang.

    Pemeriksaan ini meliputi penyuntikan suatu bahan yang memugkinkan scanner untuk

    mengidentifikasi perbedaan kondisi dari berbagai area di tulang. Bone Scan dapat

    menunjukkan perubahan perubahan pada jaringan tulang yang dapat

    mengidentifikasi adanya kanker, inflamasi atau fraktur yang baru.

    Tampak Hot Area pada Bone Scan Upper Sacrum Bilateral Simetris

    Selain itu, beberapa parameter laboratorium lainnya juga dapat digunakan

    sebagai rujukan untuk melihat ada tidak nya kelainan tulang, dapat berupa

    pemeriksaan darah maupun pemeriksaan urine.

    Berikut adalah beberapa pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan:

    Kadar kalsium darah

    Kadar vitamin D darah

    Fungsi thyroid

    Kadar hormon parathyroid

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    12/26

    Kadar estradiol untuk menentukan estrogen dalam tubuh (pada wanita)

    Tes follicle stimulating hormone (FSH) untuk menegakkan status menopause

    Kadar testosteron (pada pria)

    Kadar osteocalcin untuk mengukur pembentukan tulang

    Pemeriksaan urine yang paling sering dilakukan adalah:

    Urin koleksi selama 24 jam untuk pengukuran metabolism kalsium.

    Penatalaksanaan

    National Osteoporosis Foundation (NOF) merekomendasikan bahwa terapi

    farmakologis harus diberikan untuk wanita post menopause dan laki-laki di atas 50

    tahun atau lebih dengang :

    - Fraktur panggul atau tulang belakang

    - T-score -2.5 atau kurang pada pangkal femur atau tulang belakang setelah

    evaluasi yang tepat untuk menyingkirkan penyebab sekunder

    -

    Massa tulang yang rendah ( T-score antara -1,0 dan -2,5 pada pangkal femur

    dan tulang belakang) dan kemungkinan terjadinya fraktur pada panggul 3%

    atau lebih dalam 10 tahun atau kemungkinan terjadinya osteoporosis major

    yang berhubungan dengan fraktur 20% atau lebih dalam 10 tahun berdasarkan

    US adapted WHO algorithm.

    Guidline dari American Association of Clinical Endocrinologist ((AACE) yang

    dikeluarkan tahun 2010 mengeluarkan rekomendasi pemilihat obat untuk terapi

    osteoporosis :

    - First line agents : alendronate, risedronate, zoledronic acid, denosumab

    - Second line agent : ibandronate

    - Second or third line agent : raloxifene

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    13/26

    - Last line agent : calcitonin

    - Penatalaksanaan pada pasien dengan risiko yang sangat tinggi untuk

    terjadinya fraktur / bila pengobatan menggunakan bisphosponate gagal :

    teriparatide

    Tidak ada penelitian yang menyebutkan kombinasi antara 2 obat/ lebih

    memiliki efek yang lebih baik untuk mencegah terjadinya fraktur dibandingkan

    pengobatan menggunakan 1 jenis obat saja. AACE guidelines menyarankan untuk

    menghindari kombinasi terapi sampai efek terapi kombinasi pada fraktur sudah

    dimengerti sepenuhnya.

    Farmakologis

    Biphosphonate

    Biphosphonate merupakan obat yang sering digunakan dalam terapi

    osteoporosis. Biphosphonate oral harus diberikan setelah puasa yang panjang

    (biasanya pada pagi hari) dan setelah minum obat harus meminum air segelas penuh

    (untuk mencegah obat menempel pada esophagus). Selain minum air, tidak boleh ada

    makanan yang masuk selama 30 menit (untuk alendronate dan risedronate) atau 60

    menit (untuk ibandronate)

    Kontarindikasi biphosphonate hipersensitivitas atau hipokalemia. Penggunaan

    biphosphonate harus hati-hati terutama pasien dengan penurunan fungsi ginjal (GFR

    < 30 ml/ menit untuk risedronate dan ibandronate atau kurang 35 ml/ menit untuk

    alendronate dan zoledronate). Terdapat bukti bahwa alendronate dan risedronate

    aman dan efektif untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal yang moderate.

    Biphosphonate oral harus hati-hati digunakan pada pasien dengan penyakit GI

    yang aktif, ketidakmampuan untuk mengikuti dosis regimen untuk pemakaian oral

    (ketidakmampuan untuk tetap tinggal sampai 30-60 menit), kelainan anatomis/fungsi

    esophagus (stricture/achalasia).

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    14/26

    Penggunaan intravena nitrogen-containing biphosphonateseperti ibandronate

    dan zoledronate, dapat menyebabkan reaksi akut pada 30-40% pasien yang menerima

    dosis pertama, seperti demam dan nyeri otot. Acetaminophen dapat digunakan untuk

    terapi mengurangi reaksi dan untuk mengobati gejala. Pemberian yang cepat

    nitrogen-containing biphosphonate dapat mengganggu fungsi ginjal, namun efek ini

    tidak didapatkan pada pasien dengan fungsi ginjal normal yang diberikan ibandronate

    atau zoledronic acid dengan dosis yang sesuai.

    Beberapa pasien dengan terapi oral atau intravena dapat terjadi gangguan

    tulang, sendi, atau otot yang berat, namun akan menghilang bila obat diberhentikan.

    ONJ (osteonecrosis of the jaw) atau femoral fraktur dapat terjadi namun hubungan

    dengan penggunaan biphosphonate tidak jelas. Kemungkinan keganasan pada

    esophagus dengan pemakaian biphosphonate oral telah diteliti namun penelitian ada

    yang mengatakan tidak ad hubungan, sedangkan penelitian lain mengatakan

    ada.Atrial fibrilasi merupakan efek samping yang serius pada penggunaan zoledronic

    acid Pivotal Fracture Trial

    Alendronate

    Dosis

    - Dosis inisial : 10 mg/hari (70mg/minggu) untuk pengobatan post menopause

    osteoporosis dan 5 mg/ hari (35mg/minggu) untuk mengurangi hilangnya

    massa tulang pada wanita yang baru menopause.

    - 5mg/hari merupakan dosis yang digunakan untuk terapi corticosteroid

    induced osteoporosis pada pria dan estrogen-replete pada wanita, 10 mg/hari

    untuk terapi corticosteroid induced osteoporosis pada estrogen-deficientwomen.

    - Dosis 10mg/hari (70 mg/minggu) digunakan untuk terapi osteoporosis pada

    pria

    Sediaan

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    15/26

    - 5 mg dan 10 mg untuk penggunaan harian serta 35 mg, 70mg, dan 70mg

    liquid unit dose yang diberikan per oral satu kali dalam 1 minggu

    Efikasi

    - Menurunkan risiko terjadinya fraktur tulang belakang dan tempat lain selain

    tulang belakang.

    - Meningkatkan BMD pada tulang belakang dan panggul dan menghambat

    hilangnya massa tulang pada lengan bawah

    Efek samping

    - Gejala GI tract : heartburn, kesulitan dan sakit menelan, substernal

    discomfort.

    - Erosi esophagus, ulserasi esophagus dan perdarahan esophagus dapat terjadi

    namun jarang.

    Lama pengobatan

    - Dapat mencapai 10 tahun, terdapat pendapat setelah 4-5 tahun terapi dapat

    dilakukan drug holiday selama 1-2 tahun.

    Risedronate

    Dosis

    - Dosis inisial : 5mg/hari untuk mencegah hilangnya massa tulang pada wanita

    yang baru menopause, pengobatan postmenopause osteoporosis, dan

    mencegah corticosteroid induced osteoporosis pada wanita dan pria.- 35 mg/minggu atau 150mg/bulan diberikan untuk terapi postmenopause

    osteoporosis

    Efikasi

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    16/26

    - Menurunkan risiko terjadinya fraktur tulang belakang dan tempat lain selain

    tulang belakang.

    - Meningkatkan BMD pada tulang belakang dan panggul dan menghambat

    hilangnya massa tulang pada lengan bawah

    Efek samping

    - Gejala GI tract, jika terjadi gela GI tract, penggunaan risedronate harus

    diberhentikan sampai gejala GI tract menghilang.

    Lama pengobatan

    - Durasi pengobatan sampai 7 tahun bahkan 9 tahun. Terdapat pendapat bahwa

    setelah terapi selama 3 tahun, drug holiday sampai 1 tahun harus diberikan.

    Ibandronate

    Dosis

    - 2,5mg/hari untuk pencegahan dan terapi post menopause osteoporosis,

    150mg/ bulan untuk pencegahan dan terapi post menopause osteoporosis,

    3mg IV tiap 3 bulan diberikan untuk terapi postmenopause osteoporosis.

    - Sediaan : tablet 2,5mg dan 150 mg serta larutan steril 3 mg untuk IV.

    Efikasi

    - Menurunkan risiko terjadinya fraktur tulang belakang dan tempat lain selain

    tulang belakang.

    - Meningkatkan BMD pada tulang belakang dan panggul dan menghambat

    hilangnya massa tulang pada lengan bawah

    Efek samping

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    17/26

    - Aman, bila ada cenderung aman dan biasanya mengenai system GI tract

    bagian atas

    Lama pengobatan

    - Lama pengobatan dengan ibandronate adalah 3 tahun.

    Zoledronic Acid

    Dosis

    - 5 mg diberikan secara IV (infuse) selama 15 menit satu kali per tahun untuk

    terapi postmenopause osteoporosis dan osteoporosis pada pria sebagai

    pencegahan dan terapi glucocorticoid induced osteoporosis.

    - Untuk pencegahan postmenopause osteoporosis 5 mg diberikan sekali setiap

    24 bulan.

    - Sebelum pemberian, pasien harus terehidrasi terutama pada pasien dengan

    penggunaan diuretic. Serum calcium dan creatinine harus dimonitor sebelum

    pemberian.

    Efikasi

    - Menurunkan risiko fraktur tulang belakang, panggul, dan fraktur di tempat

    lain pada wanita dengan postmenopause osteoporosis.

    - Menurunkan angka clinical fracture pada pasien yang mendapat pembedahan

    untuk perbaikan fraktur panggul dan mencegah mortalitas.

    - Meningkatkan BMD pada tulang belakang dan panggul, untuk mencegah

    kehilangan massa tulang pada pria, wanita postmenopause, dan pasien yangditerapi dengan glukokortikoid.

    Efek samping

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    18/26

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    19/26

    Teriparatide

    Rekombinan human PTH (1,34)

    Dosis dan sediaan

    - Dosis : 20 mikrogram satu kali perhari SC.

    - Sediaan : pen syringe yang menyediakan 28 dosis.

    Efikasi

    - Menurunkan risiko fraktur tulang belakang dan tempat lain pada wanita

    dengan postmenopause osteoporosis.

    - Peningkatan BMD yang signifikan pada tulang belakang namun efek minimal

    pada panggul dan lengan bawah.

    Kontraindikasi

    - Pada tikus dapat terjadi osteosarcoma pada pemberian teriparatide dosis

    tinggi, sehingga menjadi kontraindikasi pada pasien yang memiliki

    peningkatan risiko osteosarcoma

    - Hyperparatiroidisme

    Efek samping

    - Efek samping ringan dan sementara meliputi nausea, hipotensi ortostatik,

    dank ram kaki.

    - Hypercalcemia ringan dan asimptomatis.

    Lama terapi

    - Efikasi dan keamanan teriparatide dapat sampai 2 tahun, selebihnya keamanan

    dan efikasi tidak diketahui sehingga tidak direkomendasikan pemberian

    teriparatide setelah 2 tahun.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    20/26

    Calcitonin

    Dosis dan sediaan

    - Dosis injeksi calcitonin : 100 IU/hari SC/IM untuk terapi postmenopause

    osteoporosis.

    - Dosis nasal spray calcitonin : 200 IU/hari (1 kali semprot)

    - Sediaan injeksi tersedia dalam larutan steril, intranasal calcitonin tersedia

    dalam kemasan botol yang dapat menghasilkan 200 IU per spray.

    Efikasi

    - Injeksi calcitonin tidak menunjukkan efikasi antifraktur.

    - Nasal spray calcitonin (200IU/ hari) menurunkan risiko fraktur tulang

    belakang pada wanita dengan postmenopause osteoporosis, akan tetapi dosis

    rendah (100IU/hari) atau dosis tinggi (400 IU/hari) juga efektif.

    - Meningkatkan BMD tulang belakang pada wanita setelah > 5 tahun dari onset

    menopause.

    Efek samping

    - Efek samping pemberian parenteral : nausea, reaksi inflamasi lokal pada

    lokasi injeksi, dan vasomotor symptoms meliputi berkeringat dan kemerahan.

    - Efek samping pemberian per nasal : nasal discomfort meliputi rhinitis, iritasi

    mukoasa, dan epistaksis.

    Lama pemberian

    -

    Durasi optimal pemberian calcitonin tidak diketahui, keamanan dan efikasi

    dapat sampai 5 tahun.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    21/26

    Denosumab

    Mekanisme kerja : merupakan human monoclonal antibody untuk menurunkan

    RANKL dalam lingkunan mikro tulang, menghambat precursor sel menjadi

    osteoclast yang mature, dan menurunkan fungsi dan kemampuan bertahan osteoclast.

    Dosis dan sediaan

    - Dosis : 60mg diberikan secara SC tiap 6 bulan

    - Sediaan : prefilled syringe atau single dose vial

    Efikasi

    - Menurunkan risiko fraktur tulang belakang, panggul, dan fraktur di tempat

    lain pada wanita dengan postmenopause osteoporosis.

    - Meningkatkan BMD pada tulang belakang, panggul, dan lengan bawah

    Efek samping

    - Penelitian menunjukkan pemakaian Denosumab sampai 6 tahun memiliki

    tingkat keamanan yang baik.

    - Hipokalsemia harus segera dikoreksi sebelum memulai terapi

    - Infeksi serius meliputi infeksi kulit dapat terjadi.

    - Pasien harus mengenali gejala dan tanda infeksi seperti pada selulitis.

    - Dermatitis dan eksema

    - ONJ

    Lama Pemberian

    - Dapat digunakan hingga 6 tahun, keamanan dan efikasi denosumab lebih dari

    6 tahun belum dibuktikan, namun suatu percobaan menunjukkan denosumab

    dapat digunakan hingga 10 tahun.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    22/26

    - Setelah terapi menggunakan denosumab diberhentikan yaitu setelah 2 tahun

    selesai terapi, BMD akan meningkat dan marker bone turnover meningkat.

    Estrogen and Menopausal Hormone Theraphy

    Estrogen tidak pernah secara spesifik diterima untuk terapi osteoporosis. FDA

    menyetujui penggunaan estrogen dalam mencegah postmenopausal osteoporosis

    Dosis dan sediaan

    - Estrogen (contoh : estradiol) dapat diberikan secara oral maupun transdermal,

    namun dosis optimal dan jalur pemberian estrogen tidak diketahui.

    Efikasi

    - Equine estrogene terkonjungasi (0,625 mg/hari) dengan atau tanpa

    medroxyprogesterone acetate dapat menurunkan risiko fraktur tulang

    belakang, panggul, dan fraktur di tempat lain pada wanita dengan

    postmenopause osteoporosis.

    - Estrogen meningkatkan BMD pada tulang belakang, tulang panggul, dan

    lengan bawah.

    Efek samping

    - Peningkatan risiko hyperplasia endometrium dan keganasan, bila kombinasi

    estrogen dan progestin efek ini dapat dieliminasi

    - Vaginal bleeding/spotting

    - Peningkatan risiko cholelithiasis

    -

    Retensi cairan, mastalgia, abdominal pain, dan sakit kepala dapat terjadi tetapi

    dapat dihilangkan dengan dosis yang rendah

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    23/26

    Kontraindikasi

    -

    Diketahui/diduga hamil

    - Diketahui/diduga menderita keganasan pada payudara

    - Diketahui/diduga memiliki neoplasma yang berhubungan dengan estrogen

    - Perdarahan per vaginam yang abnormal dan tidak terdiagnosa

    - Trombophlebitis aktif atau penyakit tromboemboli

    - Hipersensitivitas terhadap hormone

    Lama pemberian

    - Penggunaan estrogen harus pada dosis seminimal mungkin dan diberikan

    sesingkat mungkin.

    - Bila estrogen diberhentikan maka mekanisme antifraktur akan menghilang

    secara cepat

    Vertebroplasty dan Kyphoplasty

    Tujuan terapi bedah pada osteoporotic fracture meliputi mobilisasi yang cepat

    dan kembalinya ke fungsi dan aktivitas yang normal. Intrevensi operatif meliputi

    anterior dan posterior dekompresi dan stabilisasi dengan pemberian alat fiksasi

    interna seperti screw, plates, cages atau rods. Bone grafting secara rutin berguna

    untuk memberikan kesatuan tulang.

    Vertebroplasty dan ballon kyphoplasty diindikasikan untuk pasien yang tidak

    mampu dan terdapat nyeri tulang belakang yang berat yang berhubungan dengan

    kolapsnya tulang belakang. Prosedur ini berguna untuk menurunkan angka kejadian

    kyphosis serta menghilangkan nyeri.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    24/26

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    25/26

    berbeda dengan calcium citrate yang lebih baik diminum pada keadaan puasa. Tablet

    calcium carbonate dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan calcium citrate.

    Rekomendasi dari American Association of Clinical Endocrinologist adalah :

    Usia Mg/hari

    0-6 bulan 200

    6-12 bulan 260

    1-3 tahun 700

    4-8 tahun 1000

    9-18 tahun 1300

    19-50 hun 1000

    >50 tahun 1200

    Wanita hamil dan menyusui berusia

    19 tahun

    1000

    Vitamin D

    Vitamin D dikenal sebagai elemen kunci kesehatan tulang dan otot, vitamin D

    juga memiliki peranan penting dalam kesehatan tulang, absorpsi kalsium,

    keseimbangan, dan performa otot. Kebutuhan minimum harian pada pasien

    osteoporosis adalah 800 IU vitamin D3 atau cholecalciferol. Beberapa pasienmembutuhkan dosis tinggi bila diduga ada penurunan vitamin D, dimana serum 25-

    Hydroxyvitamin D adalah 32ng/ml. Vitamin D tersedia sebagai ergocalciferol

    (vitamin D2) dan cholecalciferol (vitamin D3). Vitamin D dimetabolisme sebagai

    metabolit aktif yang menyebabkan absorpsi aktif kalsium dan fosfat oleh usus halus.

  • 8/10/2019 Penatalaksanaan Osteoporosis

    26/26

    Penggunaan vitamin D dan kalsium dapat menurunkan risiko fraktur, terdapat

    penelitian bahwa penggunaan vitamin D saja tidak dapat mencegah terjadinya

    fraktur, sedangkan pemberian dengan kalsium dapat menurunkan terjadinya fraktur

    panggul atau fraktur total (dan kemungkinan fraktur tulang belakang).

    Terapi fisik dan okupasional

    Terapi fisik memiliki fokus dalam meningkatkan kekuatan pasien,

    fleksibilitas, postur, dan keseimbangan untuk mencegah pasien tersebut jatuh, dan

    memaksimalkan fungsi fisik dan cepat atau lambat weight-bearing exercise harus

    dilakukan. Regular weight bearing exercise sangat penting untuk memelihara massa

    tulang.

    Terapi okupasional adalah pelatihan Activity Daily Living (ADLs) dan

    digunakan untuk mencegah pasien terjatuh.

    Exercise

    Aerobic low impact, seperti jalan dan bersepeda direkomendasikan. Terapi

    untuk osteoporosis meliputi 3-5 sesi per minggu dengan weight bearing exercises

    seperti jalan atau joggimg, dan setiap sesi berlangsung 45-60 menit.