osteoporosis ppt

23
OSTEOPOROSIS Sheila Dwiyani AIsha

Upload: danidannia

Post on 07-Feb-2016

67 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rehab medik

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoporosis Ppt

OSTEOPOROSISSheila Dwiyani AIsha

Page 2: Osteoporosis Ppt

Definisi Osteoporosis adalah penyakit tulang

sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingg tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Tahun 2001, National Institute of Health (NIH) mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh compromised bone strength sehingga tulang mudah patah.

Page 3: Osteoporosis Ppt

Epidemiologi Pada survey kependudukan tahun 1990,

ternyata jumlah penduduk berusia 55 tahun atau lebih mencapai 9,2%, meningkat 50% dibandingkan survey tahun 1971.

Penelitian Roeshadi di Jawa Timur, mendapatkan bahwa puncak massa tulang dicapai pada usia 30-34 tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang pasca monopose adalah 1,4%.

Page 4: Osteoporosis Ppt

Faktor Risiko dan Etiologi

Page 5: Osteoporosis Ppt

Faktor Risiko Klinis Sampai saat ini, telah diketahui berbagai faktor risiko fraktur osteoporotik selain

umur dan densitas massa tulang. Beberapa faktor risiko bervariasi tergantung pada umur. Misalnya risiko terjatuh pada gangguan penglihatan, imobilisasi dan penggunaan sedatif akan menjadi risiko terjadinya fraktur panggul, walaupun demikian, banyak dokter dan pasien tidak menyadarinya.

Glukokortikoid menurunnya formasi tulang oleh osteoblas, makan akan terjadinya osteoporosis yang progresif.

Riwayat fraktur merupakan faktor risiko timbulnya fraktur osteoporosis dikemudian hari dengan risiko 2 kali.

Indeks massa tubuh rendah juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya faktor risiko osteoporotik fraktur. Risiko ini tampak nyata pada orang dengan indeks massa tubuh 20 kg/m2.

Faktor osteoporotik merupakan risiko yang penting terhadap kejadian fraktur pada masa yang akan datang. Demikian juga fraktur osteoporotik dalam keluarga, terutama riwayat fraktur pinggul dalam keluarga.

Peminum alkohol dan merokok Beberapa penyakit kronik yang berhubungan dengan densitas tulang yang

rendah, apalagi bila harus diterapi dengan glukokortikoid jangka panjng.

Page 6: Osteoporosis Ppt

Klasifikasi

Page 7: Osteoporosis Ppt

Patogenesis Tipe I

Setelah monopouse, maka reabsorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal setelah monopouse, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur vertebre dan radius dapat meningkat. Penurunan densitas tulang terutama paa tulang trabekular, karena memiliki permukaan yang luas. Petanda menunjukkan adanya peningkatan bone turnover. Estrogen juga berperan menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells dan sel-sel mononuklear, seperti IL-1, IL-6 dan TNF-a yang berperan meningkatkan kerja osteoklas. Dengan demikian penurunan kadar estrogen akibat monopouse akan meningkatkan produksi berbagai sitokin tersebutsehingga aktifitas osteoklas meningkat.

Page 8: Osteoporosis Ppt

Patogenesis Tipe II

Pada dekade ke delapan dan sembilan kehidupannya terjadi ketidakseimbangan remodeling tulang, dimana resorpsi tulang meningkat, sedangkan formasi tulang tidak berubah atau menurun. Hal ini akan menyebabkan kehilangan massa tulang, perubahan mikroarsitektur tulang dan peningkatan resiko fraktur. peningkatan osteokalsin seringkali didapatkan pada orang tua, tetapi hal ini lebih menunjukkan peningkatan turnover tulang dan bukan peningkatan formasi tulang.

Page 9: Osteoporosis Ppt

Pemeriksaan (Anamnesis) Faktor yang harus ditanyakan juga adalah fraktur trauma

minimal, imobilissi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor vitamin D, latihan yang teratur yang bersifat weight-bearing.

Obat-obat yang diminum dalam jangka panjang Alkohol dan merokok yang merupakan faktor risiko

osteoporosis. Penyakit-penyakit lain yang harus ditanyakan yang juga berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pankreas. Riwayat haid, umur menarke, dan monopouse, penggunaan obat-obat kontraseptif juga harus diperhatikan.

Page 10: Osteoporosis Ppt

Pemeriksaan (Fisik) Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita

osteoporosis Gaya berjalan penderita Deformitas tulang Leg-length inequality Nyeri spinal Jaringan parut di leher (bekas operasi tiroid?) Skelera yang biru biasanya terdapat pada penderita osteogenesis

imperfekta, biasanya penderita juga akan mengalami ketulian, hiperlaksitas ligamen dan hipermobilitassendi dan kelainan gigi

Hipokalsemia ditandai iritasi muskuloskeletal, yang berupa tetani. Penderita osteoporosis sering menunjukan kifosis dorsal atau gibbus

dan penurunan tinggi badan, selain itu juga terdapat protuberansia abdomen, spasme otot paravertebral dan kulit yang tipis

Page 11: Osteoporosis Ppt

Pemeriksaan (Biokimia Tulang) Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari

kalsium total dalam serum, ion kalsium, kadar fosfat di dalam serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin serum, piridinolin urin dan bila perlu hormon paratiroid dan vitamin D.

Page 12: Osteoporosis Ppt

Pemeriksaan Radiologi Gambaran khas pada penderita

osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebre yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.

Page 13: Osteoporosis Ppt

Sonodensitometri

Dilakukan oengukuran densitas tulang berdasarkan dari kecepatan gelombang suara tanpa adanya risiko radiasi. Dilakukan pengukuran densitas tulang berdasarkan dari kecepatan gelombang suara, atenusi ultrasound broadband dan kekakuan.

Page 14: Osteoporosis Ppt

MRIElemen mineral tulang dapat dinilai melalui gambaran karateristik T2 decay berupa inhomogenitas yang disebabkan oleh pengaruh perbedaan sumsum tulangnya. 2 langkah pertama yaitu :

T2 sumsum tulang dapat digunakan untuk menilai densitas serta kualitas jaringan tulang trabekula

Untuk menilai arsitektur trabekula

Page 15: Osteoporosis Ppt

Biopsi Tulang dan Histomorfometri

Merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk menilai kelainan metabolisme tulang. Biopsi biasanya dilakukan didaerah transiliakal, yaitu 2 cm posterior SIAS dan sedikit inferior kristal iliakal. Alat yang dgunakan adalah jarum Bordier-Maunier.

Page 16: Osteoporosis Ppt

Edukasi dan Pencegahan Edukasi dan Pencegahan Anjurkan penderita untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur untuk

memelihara kekuatan, kelenturan dan oordinasi sistem neuromuskular serta kebugaran, sehingga dapat mencegah risiko terjatuh. Kegiatannya berupa bejalan 30-60 menit/hari, bersepeda maupun berenang.

Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari, baik melalui makanan atau suplementasi

Hindari merokok dan alkohol Diagnosis dini dan terapi tepat terhadap defisiensi testosteron pada

laki-laki dan menopouse pada wanita Kenali penyakit dan obat-obatan yang dapat menyebabkan osteoporosis Hindari mengankat barang-barang yang berat Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan penderita jatuh Hindari defisiensi vitamin D, terutama pada orang-orang yang kurang

terpajan sinar matahari atau pada penderita dengan fotosensitofitas

Page 17: Osteoporosis Ppt

Cont... Hindari peningkatan ekskresi kasium lewat ginjal

dengn membatsi asupan natrium sampai 3 gram/hari untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal

Pada penderita yang memerlukam glukokortikoid dosis tinggi dan jangka panjang, usahakan pemberian dosisnya serendah mungkin dan sesingkat mungkin

Pada penderita artritis reumatoid dan artritis inflamasi lainnya sangat penting mengatas aktifitas penyakitnya, karena hal ini akan mengurangi nyeri dan penurunan densitas massa tulang akibat artrituis inflamatif yang aktif

Page 18: Osteoporosis Ppt

Rehabilitasi Tujunnya penderita akan lebih lincah, tangkas dan kuat otot-

ototnya sehingga tidak mudah terjatuh dan mencegah perburukan osteoporosis karena terdapat rangsangan biofisikoelekrokemikal yang akan meningkatkan remodelling tulang,

Pada penderita yang belum mengalami osteoporosis, maka sifat latihan adalah pembebanan terhadap tulang, sedangkan pada penderita yag sudah osteoporosis, maka latihan dimulai dengan latihan tanpa beban, kemudian ditingkatkan secara bertahap sehingga latihan beban yang adekuat

Selain latihan, bila dibutuhkan maka diberikan alat bantu (ortosis), misalnya korset lumbal untuk penderita yang mengalami fraktur korpus vertebralis, tongkat atau alat bantu jalan lainnya, terutama pada orang tua yang terganggu keseimbangannya.

Page 19: Osteoporosis Ppt

Pengobatan

Page 20: Osteoporosis Ppt
Page 21: Osteoporosis Ppt
Page 22: Osteoporosis Ppt
Page 23: Osteoporosis Ppt

Terimakasih