osteoporosis ns yalinda,s.kep

43
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN “OSTEOPOROSIS” OLEH : KELOMPOK IV 1. ANDIKA AIDIL SAPUTRA 2. BARIKA HAYATI 3. NANDA MUTIA 4. NOLA DESWITA 5. OLVIA JUITA NENDRA 6. ADITIO GANTAMA PUTRA 7. ZULFAHMI CHAN 8. YULIA SUSANTI DOSEN : Ns. YALINDA S. Kep AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA KABUPATEN PADANG PARIAMAN 2009

Upload: ramdhan87

Post on 29-Jun-2015

869 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

“OSTEOPOROSIS”

OLEH :

KELOMPOK IV

1. ANDIKA AIDIL SAPUTRA2. BARIKA HAYATI3. NANDA MUTIA 4. NOLA DESWITA5. OLVIA JUITA NENDRA6. ADITIO GANTAMA PUTRA7. ZULFAHMI CHAN 8. YULIA SUSANTI

DOSEN :Ns. YALINDA S. Kep

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMDA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

2009

KATA PENGANTAR

Page 2: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat Rahmat yang telah Ia

berikan kepada Penulis sehingga Penulis bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan

baik yang Penulis beri judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan “Gangguan

Muskuloskeletal Osteoporosis”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan

bimbingan dalam Penulisan sehingga banyak Pengetahuan yang di dapatkan dari

Pembelajaran ini yang sangat bermanfaat untuk Praktek Keperawatan nantinya

Atas perhatian yang Pembaca berikan, Penulis mengucapkan terima kasih

Penulis

Kelompok IV

DAFTAR ISI

Page 3: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

OSTEOPOROSIS

1. Definisi

2. Etiologi

3. Patofisiologi

4. Anatomi Fisiologi

5. Manifestasi Klinis

6. Komplikasi

7. Evaluasi Diagnostik

8. Penatalaksanaan

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

2. Diagnosa

3. Intervensi

4. Pendidikan Kesehatan

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Page 4: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Keperawatan, banyak ilmu yang harus di kuasai oleh seorang Perawat,

salah satunya adalah tentang Konsep dasar penyakit mulai dari teoritis sampai

bagaimana melakukan Proses Keperawatan

Salah satu penyakit yang harus di kuasai adalah tentang gangguan

Muskuloskeletal yaitu tentang Osteoporosis

Oleh karena itu, sebelum melakukan Asuhan Keperawatan perlu bagi seorang

Perawat untuk menguasai ilmu tentang gangguan Muskuloskeletal. Bagaimana

cara Pencegahan dan pengobatannya agar dalam praktek nantinya, seorang

Perawat mampu memberikan Asuhan Keperawatan dengan baik

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk memahami Teori tentang Penyakit osteoporosis dan Penerapan Proses

Keperawatan secara lebih terperinci sehingga bisa menerapkan teori yang

telah di dapatkan dalam pelayanan kesehatan

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konsep dan teori tentang Penyakit Osteoporosis

b. Mengetahui tentang bagaimana melakukan Asuhan Keperawtan pada

Klien Osteoporosis

c. Mengetahui bagaimana malakukan Pengkajian keperawatan

d. Mengetahui bagaimana menganalisa data dan menegakkan diagnosa

keperawatan

Page 5: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

e. Mampu menentukan intervensi yang tepat dan mengimplementasikan

sesuai dengan Prioritas masalah keperawatan yang di temukan

f. Mampu mengevaluasi tindakan Keperawatan yang telah di berikan

C. BATASAN MASALAH

Pembahasan Makalah ini meliputi : pengertian, etiologi, manifestasi,

evaluasi diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi dan bagaimana

melakukan proses keperawatan tentang Osteoporosis

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Page 6: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

A. KONSEP DASAR

Sendi berporos/sendi putar

Sendi pelana

Gerakan Sendi :

1. Dapat di bedakan dalam tiga kelompok utama : Anatomi Fisiologi Sendi

Sendi adalah istilah yang di gunakan untuk menunjukkan pertemuan

antara dua atau lebih beberapa tulang dari kerangka

Sendi dapat di klasifikasikan menurut kemungkinan geraknya :

Tidak bergerak, sedikit bergerak, bergerak luas

Terdapat tiga jenis utama sendi yaitu : sendi fibrus, sendi tulang rawan

dan sendi synovial

1. Sendi Fibrous/sinartroses

Adalah sendi yang tidak dapat bergerak/merekat ikat maka tidak

memungkinkan gerakan – gerakan tulang antara tulang pipih tengkorak

2. Sendi tulang rawan/amphiartroses

Adalah sendi dengan gerakan sedikit dan permukaan persendiannya di

pisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit di gerakkan

3. Sendi sinovial/dirtroses

Adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya

Berbagai jenis sendi sinovial :

Sendi putar

Sendi engsel

Sendi kandiloid

1. Gerakan meluncur

Page 7: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Dimana permukaan ceper bergerak bergeseran satu dengan yang lainnya

seperti dalam gerakan antara tulang karpal dan tulang tarsal

2. Gerakan bersudut ( anguler )

Diterangkan sesuai dengan arah gerakan misal : fleksi ; lenturan atau

pelipatan, ekstensi ; pelurusan atau pengguluran, yang terjadi sekitar

sebuah sumbu yang terpasang melintang, adduksi ; gerakan ke arah

medial dan abduksi ; menjauh dari medial bada. Keduanya memutar

sumbu yang memanjang dalam rah posterior (dari depan ke belakang)

3. Gerakan Rotasi

Dimana satu tulang belakang mengitari tulang lain atau di dalam tulang

lain seperti pada sendi putar misalnya rotasi radius mengelilingi ulna.

Sirkumduksi adalah istilah untuk melukiskan kombinasi dari gerakan

rotasi dan gerakan bersudut ( anguler ), berputar dalam lingkaran, misal :

membawa lengan ke depan

Sendi anggota gerak atas :

1. Sendi stenoklavikuler

2. Sendi akromioklavikuler

3. Sendi bahu atau humeroklavikuler

4. Sendi siku

5. Sendi radio ulanaris

6. Sendi radio karpal ( pergelangan tangan )

7. Sendi karpo metacarpal

8. Sendi metakarpo falangeal

9. Sendi intrafalangeal

10. Sendi panggul

Page 8: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Pronasi adalah rotasi dari radius di atas ulna sampai pada telapak tangan

dan menghadap ke belakang. Lawannya adalah supinasi yang di lakukan

oleh otot – otot yang di sebut pronator dan supinator

Otot – otot yang yang mengerakkan siku :

Fleksi bisep

Brakhialis

Otot flexor dari lengan bawah

Pronasi Pronator dan fleksor radialis

Ekstensi Trisep

Ankonius

Supinasi Bisep

Supinator ( Brakhio Radialis )

Ekstensor dari ibu jari

Otot – otot yang menggerakkan pergelangan tangan :

Fleksi Otot – otot panjang yang melewati sebelah depan

pergelangan tangan

Ekstensi semua yang melintasi sebelah belakang sendi

Adduksi fleksor karpal dan ekstensor di sisi ulna dan

pergelangan tangan

Abduksi fleksor karpal dan ekstensor – ekstensor di sebelah

radial

Page 9: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

2. Definisi

Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang total.

Terdapat perubahan pergantian tulang hemosatatis. Kecepatan reabsorpsi

tulang lebih besar dari pada kecepatan pembentukan tulang yang

mengakibatkan penurunan massa tulang total ( nettina ; 512 )

Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massa tulang

menurun. Komponen matriks yaitu mineral dan protein berkurang,

reabsorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang sehingga menjadi tipis

3. Etiologi

a. Kekurangan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama

bertahun – tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan

pertumbuhan osteoporosis

b. Bahan katabolic endogen ( di produksi oleh tubuh ) dan eksogen ( dari

sumber lain ) menyebabkan osteoporosis.

Kortikosteroid yang berlebihan, syndrome chussing, hiperthiroidisme

dan hiperparathiroidisme mengakibatkan kehilangan massa tulang

c. Keadaan medis menyertai ( syndrome maabsorpsi, intoleransi laktosa,

penyalahgunaan alcohol, gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan

endokrin )

d. Factor usia

Menghilangnya hormone estrogen pada saat menopause

Page 10: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

4. Anatomi dan fisiologi

Susunan kerangka terdiri dari sebagai susunan macam – macam tulang yang

banyaknya kira – kira 206 buah tulang yang satu sam lain saling

berhubungan ( Anatomi Fisiologi, Drs. Syaiful BAC. Hal 19 )

Guna dari kerangka :

a. Menentukan seluruh bagian – bagian badan supaya jangan rapuh

b. Melindungi alat – alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru –

paru

c. Tempat melekatnya otot – otot danuntuk pergerakan tubuh dengan

perantara otot

d. Tempat pembuatan sel – sel terutama sel darah merah

e. Memberikan bentuk pada bangunan tubuh

f. Sebagai alat pergerakan

Bagian – bagian tulang :

Foramen ( lubang pada tulang )

Fosa ( lekuk tulang )

Processus ( taju / tonjolan tulang )

Kondilus ( taju bundar )

Tuberkel / tonjolan kecil

Tuberositas ( tonjolan besar )

Trochanter ( tonjolan besar pada tulang paha )

Krista ( tepi tulang usus )

Spina ( tonjolan pada tulang usus )

Kaput ( kepala tulang )

( Drs. Syaiful BAC ; hal 39 )

Page 11: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Rangka tubuh manusia terdiri dari 206 buah tulang :

Tulang panjang ( long bone )

Terdapat pada alat gerak atas dan bawah

Tulang pendek ( short bone )

Terdapat pada jari dan telapak tangan / kaki

Tulang pipih / flat bone

Terdapat pada tenggorokan dan panggul

Tulang tak teratur ( irregular bone )

Terdapat pada vertebra, telinga dan wajah

5. Patofisiologi

Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting

untuk absorpsi, kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet

mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk

mempertahankan remodeling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan

vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun – tahun mengakibatkan

pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. Asupan cairan di

anjurkan peningkatan kalsium pada remaja dan dewasa muda ( usia 11 – 24

tahun ) sampai 1200 minggu untuk memaksimalkan puncak massa tulang.

RDA untuk orang dewasa tetap 800 minggu, tetapi 1000 – 1500 minggu

untuk wanita pasca menopause biasanya di anjurkan. Rata – rata perkiraan

sesungguhnya asupan / hari adalah 300 – 500 minggu.

Lansia menyerap kalsium diet kurang efektif dan mengeksresikan lebih

cepat melalui ginjalnya. Maka wanita pascamenopouse dan lansia

sesungguhnya perlu mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang tidak

terbatas. Sumber vitamin D dan kalsium terbaik adalah susu yang di perkaya

bahan katabolic endogen dan eksogen dapat menyebabkan osteoporosis.

Page 12: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Kortikosteroid berlebihan, syndrome chussing, hiperthiroidisme

menyebabkan kehilangan tulang, derajat osteoporosis berhubungan dengan

durasi terapi kortikosteroid. Ketika terapi di hentikan / masalah metabolisme

telah di atasi, perkembangan osteoporosis akan berhenti, namun restorasi

kehilangan massa tulang biasanya tidak terjadi.

Keadaan medis penyerta ( misalnya : syndrome malabsorpsi intoleransi

laktosa, penyalahgunaan alcohol, gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan

endokrin ) mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Obat – obatan

( misalnya : isonoid, heparin, tetracycline, antasida yang mengandung

alumunium furosemid anti konvulsan, kortikosteroid dan suplemen thyroid )

mempengaruhi penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium. Imobilitas

menyumbang perkembangan osteoporosi. Pembentukan tulang di percepat

dengan adanya stress berat dan aktivitas otot. Ketika di imobilisasi dengan

gips paralysis atau inaktivitas umum, tulang akan di absorpsi lebih cepat dari

pembentukannya dan terjadilah osteoporosis

Page 13: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

WEB OF CAUSATION

Determinasi tulang Factor lain

Factor genetic - Penurunan massa Ca

Factor mekanik - Peningkatan protein

Factor makanan dan hormone - Penurunan estrogen

- Merokok

- Alkohol

Perubahan proses reabsorpsi Gangguan hepar

Perubahan pembentukan tulang terganggu Penyerapan Ca menurun

Pengurangan massa tulang Gagal ginjal

Proses penipisan tulang maternal, Osteoporosis

Kolon, femoris, vertebra, paha, Tulang berlubang

Bagian proksimal dan bagian distal

( nyeri, fraktur, edema )

Resti infeksi

MK :

- Gangguan rasa nyaman nyeri

- Resiko cedera / fraktur

- Gangguan mobilitas fisik

- Gangguan konsep diri

- Kecemasan

Page 14: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

6. Tanda dan Gejala

a. Nyeri dengan adanya fraktur ialah nyeri timbul secara mendadak sakit

hebat dan terlokalisasi pada tulang vertebra. Dengan adanya nyeri klien

akan mengalami gangguan mobilisasi fisik yang mengakibatkan

reansorbsi tulang yang berlebihan

b. Badan akan membungkuk

c. Penurunan tinggi badan

d. Tulang tipis pada foto sinar X

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Sinar X akan menunjukkan perubahan setelah terjadi kerapuhan tulang

30 – 60%

b. Pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya densitas tulang meliputi : CT

scan, absorpsimetri dual – foton dan dual energy X – ray absorpsimetri

( DXA ) atau, densitomtry atau di ukur dengan gelombang ultrasonic.

Bone mineral density / broad band ultra sound attenuasion

c. Pemeriksaan laboratorium

Kalsium, serum, fosfat serum, fosfat alkali, eksresi, kalsium, serum,

ekskresi hitroksin frolin urine hematokrit dan LED

d. Biopsi tulang menunjukkan tulang tipis dan keropos

8. Komplikasi

a. Fraktur kompetensi vertebra torakalis dan lumbalis

b. Fraktur daerah femoris dan trochanterr

c. Patah pada tulan coles pada pergelangan tangan

d. Fraktur kompresi ganda vertebra mengakibatkan deformitas akut

Page 15: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

9. Factor Resiko

Orang yang memiliki satu atau lebih factor resiko berikut ini dapat sangat

berisiko untuk terkena osteoporosis :

a. Menopause dini

b. Amenorhea ( menstruasi terhenti sebelum menopause )

c. Kurangnya hormone seks pada pria

d. Teraphy steroid

e. Hiperthiroid

f. Penyakit usus

g. Anoreksia Nervosa ( kelainan emosional yang menyebabkan tidak ada

nafsu makan )

h. Penyakit hati dan ginjal

10. Pentalaksanaan

Intervensi terapik

a. Manajemen yang di lakukan terutama adalah manajemen preventif

b. Mencegah jatuh pada lansia untuk mencegah fraktur

c. Latihan menahan beban ( berjalan ) seumur hidup

d. Asupan vitamin D yang adekuat melalui pancaran sinar matahari

suplemen diet untuk mempertahankan penyerapan kalsium

e. Asupan kalsium ( 1 – 15 gr/hari ) dapat menjadi mencegah

Intervensi farmakologi

a. Suplemen Kalsium

b. Penggunaan teraphy penggantian estrogen untuk wanita pasca

menopause yang di pandan lelbih efektif dari suplemen kalsium

c. Agen lainnya seperti 25 hitroksi vitamin D, kasitomin, falurida,

bifosfonat dan diurektiazid juga dapat di gunakan :

Page 16: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Kasitonin selama tersedia dalam bentuk semprot hidup atau atau

inijeksi IM subkutan

Sodium alendronat, bifosfonat, baru – baru ini digunakan untuk

menggunakan densitas tulang dan menurunkan resiko fraktur

11. Pendidikan dan Pemeliharaan Kesehatan Pasien

a. Ajarkan latihan untuk semua pasien dan olah raga yang dianjurkan

adalah olahraga dengan pembebenan yang dilakukan dalam posisi tegak

sehingga kerangka tubuh menunjang berat badan, misalnya jalan

jogging, senam, tenis dan sebgainya, olahraga di anjurkan tidak terlalu

berlebihan

b. Diet seimbang kaya kalsium, protein dan vitamin D, serta cukup paparan

sinar matahari

c. Konsumsi makan kaya magnesium untuk membantu metabolisme

kalaium dan vitamin D3

d. Hindari merokok, alcohol, kafein, juga soft drink yan banyak mengandun

karbonat yang menghambat penyerapan kalsium

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian adalah kegiatan yang menghimpun inforrmasi ( data dari pasien,

keluarga dan lingkungan yang meliputi unsure bio-psiko-sosio-spirual yang

komperhensif meliputi :

a. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya penyakit osteoporosis ini terjadi pada kien yang mengalami

kekurangan kalsium. Klien yang kurang mengkonsumsi makanan yang

Page 17: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

kaya kalsium dan kurang vitamin D, pemberian obat kortikosteroid

jangka panjang serta kebiasaan rokok dan alcohol

b. Riwayat kesehatan sekarang

Nyeri yan timbul secara mendadak, sakitnya hebat dan terlokalisasi pada

daerah pada daerah vertebrae yang terserang, mobilitas berkurang,

menurunnya tinggi, badan membungkuk

c. Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit ini di turunkan berdasarkan factor gentic tapi tidak terlalu di

turunkan

Dasar Data Pengkajian

Aktivitas / istirahat

Gejala :

Nyeri timbul secar mendadak, sakit hebat, terlokalisasi pada

tulang vertebra dengan adanya fraktur

Tanda :

Malaise, keterbatasan rentang gerak

Integritas Ego :

Gejala :

Faktor – factor stress akut / kronis, misal : financial,

pekerjaan, ketidakmampuan, keputus asaan dan

ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ). Ancaman pada

konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya

ketergantungan pada orang lain )

Makanan dan Cairan :

Gejala :

Page 18: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsikan

makanan / cairan adekuat, mual, anoreksia

Tanda :

Penurunan berat badan

Higiene :

Gejala :

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan

pribadi ketergantungan pada orang lain

Neurosensori :

Gejala :

Kebas / kesemutan

Nyeri / kenyamanan :

Gejala :

Nyeri yang timbul secara mendadak dengan adanya fraktur

Keamanan :

Gejala :

Kesulitan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah

tangga

Interaksi Sosial :

Gejala :

Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain : perubahan

perhatian, isolasi

Penyuluhan / pembelajaran :

Gejala :

Page 19: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Penggunaan makanan sehat, diet atau suplemen kalsium yang

memadai

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik di lakukan secara head to toe yang di mulai dari :

Bagian kepala

Mata, hidung, telinga, biasanya tidak ada keluhan

Bagian dada

Biasanya mengalami perubahan bentuk seperti simetris

Bagian tulang punggung / vertebrae

Biasanya mengalami perubahan seperti bungkuk atau memendek

Bagian abdomen

Biasanya mengalami perubahan seperti lordosis atau tulang punggung terdorong

ke depan menyerupai punggung orang hamil atau adanya kelainana hepar /

pembesaran hepar

System genitourinaria

Biasanya tidak mengalami gangguan

Jika klien mengalami gangguan ginjal, maka dalam urine klien ekan

mengandung protein

Bagian ekstremitas

Klien mengalami nyeri baik deangan atau tanpa fraktur yang nyata

Data Sosial Ekonomi

Penyakit osteoporosis dapat mengenai siapa saja, baik dari golongan ekonomi

menengah ke atas dan ekonomi menengah ke bawah, bisa saja mengenai siapapun dari

tingkat kehidupan social apapun

Page 20: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Data Psikologis

Klien merasa cemas dengan perubahan bentuk tubuh, merasa putus asa bahkan ada

yanga sampai menarik diri, perubahan citra diri

2. Kemungkinan Diaganosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d fraktur dan spasme otot

b. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada tulang

c. Resiko cedera fraktur b/d kerapuhan tulang

d. Gangguan konsep diri b/d perjalanan penyakit yang di derita

e. Gangguan rasa aman : cemas b/d perjalanan penyakit yang di derita

f. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

b/d kesalahan interpretasi informasi

3. Intervensi Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d agen pencedera : distensi jaringan oleh

akumulasi cairan oleh proses inflemasi, destruksi sendi

Kriteria Hasil : Menunjukkan nyeri hilang atau terkontrol, terlihat rileks,

dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sesuai

dengan kemampuan

Intervensi :

Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas. Catat factor –

factor yang mempercepat dan tanda – tanda rasa sakit non verbal

Rasional :

Membantu dalam menegakkan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program

Page 21: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu

istirahat atau duduk. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai

indikasi

Rasional :

Pada penyakit berat atau eksaserbasi, tirah baring mungkin di

perlukan ( sampai perbaikan obyektif dan subyektif di dapat )

untuk membatasi nyeri atau cedera sendi

Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk

bergerak ditempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di

bawah, hindari gerakan yang menyentak

Rasional :

Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi,

mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi

Anjurkan pasien untuk mandi air hangat. Sediakan washlap untuk

mengompres sendi – sendi yang terasa sakit beberapa kali sehari.

Pantau suhu air kompres, air mandi dan sebagainya

Rasional :

Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan

rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas

pada panas dapat di hilangkan dan luka dapat di hilangkan dan

luka dermal dapat di sembuhkan

Berikan masase yang lembut

Rasional :

Meningkatkan relaksasi dan mengurangi tegangan otot

Page 22: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya : relaksasi

progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, visualisasi, pedoman

imajinasi dan pengendalian nafas

Rasional :

Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa control dan

meningkatkan kemampuan koping

Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi

individu

Rasional :

Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi dan

meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat

b. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada tulang

Kriteria hasil :

Mendemonstrasikan teknik/prilaku yang memungkinkan kemampuan

aktivitas

Intervensi :

Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit

pada sendi

Rasional :

Tingkat aktivitas atau latihan tergantung dari perkembangan

resolusi inflamasi

Pertahankan istirahat tirah baring atau duduk jika di perlukan.

Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus

menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu

Page 23: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Rasional :

Istirahat sistemik di anjurkan selama massa eksaserbasi akut dan

seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan

dan mempertahankan kekuatan

Bantu dengan rentang gerak aktif atau pasif, demikian juga

latihan resistif san isometric jika memungkinkan

Rasional :

Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot

dan stamina umum

Ubah posisi sering dengan sejumlah personil yang cukup.

Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan penggunaan

bantuan mobilitas misalnya trapeze

Rasional :

Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan

sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien

Posisikan dengan bantal, gantung pasir, gulungan pasir, gulungan

trochanter, bebat dan brace

Rasional :

Meningkatkan stabilitas jaringan ( mengurangi resiko cedera )

dan mempertahankan posisi sendi yang di perlukan dan

kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur

Guna bantal / tipis di bawah leher

Rasional :

Mencegah fleksi leher

Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,

berdiri, berjalan

Page 24: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Rasional :

Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas

Berikan lingkungan yang aman misalnya menaikkan kursi atau

kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak, pancuran dan

toilet, penggunaan alat bantu mobilitas atau kursi roda

penyelamat

Rasional :

Menghindari cedera akibat kecelakaan atau cedera akibat

kecelakaan atau jatuh

c. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program teraphy

b/d kesalahan interpretasi informasi

Kriteria hasil :

Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/prognosis perawatan

Tinjau proses penyakit dan prognosis dan harapan masa depan

Rasional :

Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi

Bantu pasien dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi

yang realistis, istirahat, perawatan pribadi dan pemberian obat –

obatan, terapi fisik dan manajemen stress

Rasional :

Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu

menangani proses penyakit kronis kompleks

Instruksikan klien untuk konsumsi suplemen yang memadai

Rasional :

Page 25: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Meminimalkan efek osteoporosis

Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik

pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas

misalnya menjaga agar sendi tetap meregang tidak fleksi,

menggunakan beban untuk periode yang di tentukan

menempatkan tangan dengan dekat pada pusat tubuh selama

menggunakan dan bergeser dari mengangkat benda jika

memungkinkan

Rasional :

Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup

pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri

Anjurkan mencerna obat – obatan dengan makanan, susu atau

antasida dan pada waktu tidur

Rasional :

Membatasi iritasi gaster pengurangan nyeri akan meningkatkan

tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi kekakuan pada

pagi hari

Identifikasi efek samping obat – obatan yang merugikan misalnya

tinnitus, lambung tidak toleran, perdarahan gastro intestinal dan

ruam purpurik

Rasional :

Memperpanjang dan memaksimalkan dosis asapirin dapat

mengakibatkan tinnitus. Tinnitus umumnya mengindikasikan

kadar terapeutik darah yang tinggi

Page 26: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Jika terjadi tinnitus, dosis di turunkan menjadi 1 tablet setiap hari

atau tiga hari sampai berhenti

Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi

penggunaan obat – obatan yang di jual bebas tanpa persetujuan

Dokter

Rasional :

Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi ( obat pilek,

anti diare ) yang dapat meningkatkan resiko efek samping obat

berbahaya

Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang

mengandung vitamin, protein dan zat besi

Rasional :

Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan regenerasi

jaringan

Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen terapi

farmakologik

Rasional :

Keuntungan dari terapi obat – obatan tergantung kepada

ketetapan dosis misalnya aspirin harus di berikan secara regular

untuk mendukung kadar terapeutik darah 18 – 25 mg

Page 27: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

4. Evalusi

Hasil yang di harapakan :

a. Mendapatkan pengetahuan mengenai osteoporosis dan program

penanganannya

Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap masa

pulang

Mengkonsumsi kalsium diet dengan jumlah yang mencukupi

Meningkatkan tingkat latihan

Guna terapi hormone yang di resepkan

Menjalani prosedur skrinning sesuai anjuran

Mendapatkan peredaan nyeri

Mengalami redanya nyeri saat beristirahat

Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan

sehari – hari

Menunjukkan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur

b. Menunjukkan pengosongan usus yang normal

Bising usus aktif

Gerakan usus teratur

c. Tidak mengalami fraktur baru

Mempetahankan fraktur yang bagus

Mempertahankan mekanika tubuh yang baik

Mengkonsumsi diet yang seimbang tinggi kalsium dan vitamin D

Page 28: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

Rajin menjalankan latihan pembebanan berat badan ( berjalan setiap

hari )

Istirahat dengan berbaring beberapa kali sehari

Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumah

Menciptakan lingkungan rumah yang aman

Menerima bantuan dari supervise sesuai kebutuhan

Page 29: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

BAB III

PENUTUP

A. KESI MPULAN

Definisi

Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang total.

Terdapat perubahan pergantian tulang hemosatatis. Kecepatan reabsorpsi tulang

lebih besar dari pada kecepatan pembentukan tulang yang mengakibatkan

penurunan massa tulang total ( nettina ; 512 )

Etiologi

a. Kekurangan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun

– tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan

osteoporosis

b. Bahan katabolic endogen ( di produksi oleh tubuh ) dan eksogen ( dari

sumber lain ) menyebabkan osteoporosis. Kortikosteroid yang berlebihan,

syndrome chussing, hiperthiroidisme dan hiperparathiroidisme

mengakibatkan kehilangan massa tulang

c. Keadaan medis menyertai ( syndrome maabsorpsi, intoleransi laktosa,

penyalahgunaan alcohol, gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan endokrin )

d. Factor usia

Menghilangnya hormone estrogen pada saat menopaus

Page 30: OSTEOPOROSIS NS YALINDA,S.KEP

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini di harapkan kepada semua Pembaca agar dapat

memanfaatkan makalah ini dengan sebaik – baiknya sehingga dapat menambah

wawasan dalam bidang keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, 2000. Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis. EGC. Jakarta

Doenges, E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Smeltzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & suddarth. EGC. Jakarta