penatalaksanaan osteomyelitis akut

6
Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut Setelah penilaian awal, riwayat yang mendasari penyakit dan penentuan etiologi mikrobiologi dan kepekaannya, penatalaksanaan meliputi terapi antimikroba, debridemen, dan jika perlu stabilisasi tulang. Pada kebanyakan pasien dengan osteomyelitis, terapi antibiotik menunjukkan hasil yang maksimal. Antimikroba harus diberikan minimal 4 minggu (idealnya 6 minggu) untuk mencapai tingkat kesembuhan yang memadai. Untuk megurangi biaya pemberian antibiotik secara oral dapat dipertimbangkan. Pada Anak-anak dengan osteomyelitis akut harus diberi terapi antibiotik secara parenteral selama 2 minggu sebelum diberikan per oral.1 (Carek et al, 2001). Osteomyelitis hematogen akut harus diterapi segera. Biakan darah didapatkan dan antibiotik intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena staphylococcus merupakan organisme penyerang tersering, maka antibiotik yang dipilih harus mempunyai spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah kemudian negatif, maka aspirasi subperiosteaum atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat bisa diperlukan. Pasien diberikan istirahat baring, keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan, antipiretik diberikan untuk demam dan ektremitas dimobilisasi dalam gips dua katup, yang memungkinkan inspeksi harian. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam setelah pemberian terapi antibiotik. Jika timbul kemunduran, maka diperlukan intervensi

Upload: adi-purnomo

Post on 20-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penatalaksanaan

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut

Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut

Setelah penilaian awal, riwayat yang mendasari penyakit dan penentuan etiologi mikrobiologi

dan kepekaannya, penatalaksanaan meliputi terapi antimikroba, debridemen, dan jika perlu

stabilisasi tulang. Pada kebanyakan pasien dengan osteomyelitis, terapi antibiotik menunjukkan

hasil yang maksimal. Antimikroba harus diberikan minimal 4 minggu (idealnya 6 minggu) untuk

mencapai tingkat kesembuhan yang memadai. Untuk megurangi biaya pemberian antibiotik

secara oral dapat dipertimbangkan. Pada Anak-anak dengan osteomyelitis akut harus diberi

terapi antibiotik secara parenteral selama 2 minggu sebelum diberikan per oral.1 (Carek et al,

2001).

Osteomyelitis hematogen akut harus diterapi segera. Biakan darah didapatkan dan antibiotik

intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena staphylococcus merupakan organisme

penyerang tersering, maka antibiotik yang dipilih harus mempunyai spektrum antistafilokokus.

Jika biakan darah kemudian negatif, maka aspirasi subperiosteaum atau aspirasi intramedula

pada tulang yang terlibat bisa diperlukan. Pasien diberikan istirahat baring, keseimbangan cairan

dan elektrolit dipertahankan, antipiretik diberikan untuk demam dan ektremitas dimobilisasi

dalam gips dua katup, yang memungkinkan inspeksi harian. Perbaikan klinis biasanya terlihat

dalam 24 jam setelah pemberian terapi antibiotik. Jika timbul kemunduran, maka diperlukan

intervensi bedah.2 Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan meliputi; (a) adanya abses;

(b) rasa sakit yang hebat; (c) adanya sekuester, dan ; (d) bila mencurigakan adanya perubahan ke

arah keganasan (karsinoma epidermoid). Saat yang terbaik untuk melakukan pembedahan adalah

bila involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pascabedah.5 (Carek et al,

2001).

Setelah kultur dilakukan, terapi empiris parenteral antibiotik regimen nafcillin dengan

cefotaxime atau cefriaxone merupakan terapi awal klinik dari bakteri yang dicurigai. Setelah

diketahui hasil kultur regimen antibiotik disesuaikan.1 Pada Osteomyelitis hematogen, agen

penginfeksi meliputi S aureus, organisme Enterobacteriaceae, group A dan B Streptococcus, dan

H influenzae. Terapi primer adalah kombinasi penicillin sintetik yang resisten terhadap

penicillinase dan generasi ke-tiga cephalosporin. Terapi alternatif yaitu vancomycin atau

clindamycin dan generasi ke-tiga cephalosporin.4 (Carek et al, 2001).

Page 2: Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut

Terapi bedah osteomyelitis adalah insisi dan drainase. Pendekatan bedah tergantung pada lokasi

dan luas infeksi serta harus memungkinkan untuk drainase selanjutnya bagi luka. Korteks di atas

abses intramedula dilubangi serta debris nekrotik disingkirkan dengan kuretase manual dan

irigasi bilas pulsasi. Harus hati-hati untuk menghindari lempeng fiseal berdekatan. Luka dibalut

terbuka untuk memungkinkaaan drainase dan ekstremitas dimobilisasi dalam gips. Antibiotik

intravena diteruskan selama minimum 2 minggu dan bisa diperlukan selama 6 minggu,

tergantung pada organisme dan kerentanannya terhadap antibiotik.2 Antimikroba harus diberikan

minimal 4 minggu (idealnya 6 minggu) untuk mencapai tingkat kesembuhan yang memadai.1

(Carek et al, 2001).

Luka dibalut pada interval teratur dan dibiarkan sembuh dengan intensi sekunder atau ditutup

dengan cangkok sebagian ketebalan kulit, bila jaringan granulasi adekuat telah berkembang. Bila

proses akut telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan diberikan.

Pemulaian aktivitas penuh tergantung pada jumlah tulang yang terlibat. Dalam infeksi luas,

kelemahan nantinya akibat hilangnya tulang bisa menyebabkan fraktur patologi.2 (Carek et al,

2001).

Osteomyelitis direct/ eksogen akut diterapi sama seperti osteomyelitis hematogen akut.

Organisme penyebab biasanya lebih dikenali dengan biakan luka daripada biakan darah.

Debridemen luka yang adekuat diperlukan, seperti juga terapi antibiotik yang dipilih atas dasar

sensitivitas bakteri. Dalam beberapa kasus, luas penyakit dan virulensi organisme yang terlibat

menghalangi pembasmian akhir infeksi ini. Bisa timbul saluran sinus kronis, dan osteomyelitis

kronis bisa menetap selama beberapa tahun.2 (Carek et al, 2001).

Pada pasien dengan osteomyelitis yang berhubungan dengan trauma, agen penginfeksi meliputi S

aureus, coliform bacilli, dan Pseudomonas aeruginosa. Antibiotik yang utama adalah nafcillin

and ciprofloxacin. Obat alternatif meliputi vancomycin dan generasi ke-tiga cephalosporin

dengan aktivitas antipseudomonal.4 (Carek et al, 2001).

Page 3: Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut

2.8. Osteomyelitis kronik

Osteomyelitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang menjadi osteomyelitis

kronik.7 Osteomyelitis subakut dan kronik biasanya terjadi pada dewasa. Umumnya, infeksi

tulang ini merupakan sekunder dari luka terbuka, sangat sering berupa luka terbuka pada tulang

dan sekitar jaringan lunak.1(Carek et al, 2001).

Penatalaksanaan Osteomyelitis kronik

Osteomyelitis kronik lebih sukar diterapi, terapi umum meliputi pemberian antibiotik dan

debridemen. Tergantung tipe osteomyelitis kronik, pasien mungkin diterapi dengan antibiotik

parenteral selama 2 sampai 6 minggu. Meskipun, tanpa debridemen yang adekuat, osteomyelitis

kronik tidak berespon terhadap kebanyakan regimen antibiotik, berapa lama pun terapi

dilakukan.1 (Carek et al, 2001).

Pada osteomyelitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridemen serta pemberian antibiotik yang

sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi. Debridemen berupa pengeluaran jaringan nekrotik

di dinding ruang sekuester dan penyaliran.7 Debridemen pada pasien dengan osteomyelitis

kronik membutuhkan teknik. Kualitas debridemen merupakan faktor penting dalam kesuksesan

penanganan. Sesudah debridemen dengan eksisi tulang, perlu menutup dead-space yang dibentuk

oleh jaringan yang diangkat. Managemen dead-space meliputi mioplasti lokal, transfer jaringan

bebas dan penggunaan antibiotik yang dapat meresap.1 (Carek et al, 2001).

Pada fase pascaakut, subakut, atau kronik dini biasanya involukrum belum cukup kuat untuk

menggantikan tulang asli yang menjadi sekuester. Karena itu ekstremitas yang terkena harus

dilindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik, dan debridemen serta

sekuestrektomi ditunda sampai involukrum menjadi kuat. Selama menunggu pembedahan

dilakukan penyaliran nanah dan pembilasan.7 (Carek et al, 2001).

Page 4: Penatalaksanaan Osteomyelitis Akut

Carek P.J., Dickerson L.M., dan Sack J.L. 2001. Diagnosis and Management of

Osteomyelitis. American Academy of Family Physicians.