panduan pertemuan orientasi dan pelatihan air, sanitasi dan higinitas (asah) di sekolah
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
1/44
PANDUAN
PERTEMUAN ORIENTASI DAN PELATIHANASaH DI SEKOLAH
Program KerjasamaPemerintah Indonesia dan UNICEF
Jakarta 2010
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
2/44
2
KATA PENGANTAR
Pembangunan sumberdaya manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
manusia Indonesia yang maju dan mandiri agar mempunyai daya saing dalam era globalisasi.
Sejalan dengan kondisi tersebut, pemerintah RI dan UNICEF melakukan kerjasama di bidang air
minum dan penyehatan lingkungan di 6 provinsi, 26 kabupaten dan 5 kota di wilayah Indonesia
Timur.
Beberapa hal yang melatarbelakangi program kerjasama RI-UNICEF dalam bidang ini antara
lain, masih besarnya jumlah penduduk Indonesia yang masih belum memiliki akses yang baik
terhadap fasilitas air minum dan sanitasi. Dampak buruk terbesar dialami oleh wanita dan anka-anak,
hal ini terbukti dari kondisi air minum dan sanitasi buruk merupakan penyebab kedua terbesar
kematian balita di Indonesia.
UNICEF berupaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan anak di bidang kesehatan,
pendidikan, perlindungan anak dan keadilan. Salah satu program yang mendukung tujuan di atas
adalah program Water and Environmental Sanitation (WES). Selain membantu masyarakat di
perdesaan dan perkotaan, program WES juga membantu penyediaan air minum, sanitasi dan
pendidikan hygiene di sekolah. Tujuan program WES komponen sekolah adalah untuk melayani
akses air dan sanitasi yang baik bagi 100.000 murid SD dan 2.000 guru di 500 sekolah dasar.
Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan program WES, komponen WES di sekolah yang
selanjutnya disebut Program Air, Sanitasi dan Higiene (ASaH) di Sekolah perlu dilengkapi dengan
buku Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higiene di Sekolah. Dalam
pertemuan ini akan dibahas program ASaH di Sekolah, pendidikan higiene dan manajemen sekolah
yang berkelanjutan. Secara detail akan dibahas petunjuk teknis tahapan-tahapan pelaksanan
program atara lain penyusunan rencana kerja sekolah, peran dan tanggung jawab pelaksanan
program ditingkat sekolah, pembangunan fasilitas, opersional dan perawatan sarana air dan sanitasi
serta pedoman menjadikan sekolah sebagai pusat informasi terkait dengan air, sanitasi dan
pendidikan higiene.
Besar harapan buku Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan ASaH di Sekolah, sebagai
panduan dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Saran, kritik dan masukan sangat
membantu dalam perbaikan dan penyempurnaan petunjuk teknis
Jakarta, Januari 2010
Francois Brikke
Chief WES Section UNICEF Indonesia
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
3/44
3
DAFTAR SINGKATAN
ASaH Air, Sanitasi dan Higiene
BOS Bantuan Operasi SekolahCLCC Creating, Learning Communities for Children
CTPS Cuci Tangan Pakai SabunDAK Dana Alokasi Khusus
MBS Manajemen Berbasis Sekolah
PAKEM Pnedidikan Actif, Kreatif, Efektif dan MenyenangkanPHBS Perilaku Hidup Bersih dan SehatRKS Rencana Kerja Sekolah
SD Sekolah Dasar SDM Sumber Daya Manuasia
UKS Usaha Kesehatan SekolahUNICEF United Nation Children Funds
WASH Water, Sanitation and HygieneWES Water and Environmental Sanitation
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
4/44
4
I. PENDAHULUAN
Kerja sama RI-UNICEF dalam pembangunan di sektor air minum dan penyehatan lingkungan
(WES) sudah berlangsung sejak lama namun pada tahun 1999 pelaksanaan program WES di
hentikan. Sejak terjadi bencana tsunami tahun 2004 di Nangroe Aceh Darussalam program ini
diaktifkan kembali. Pelaksanaan program WES berlokasi di 6 propinsi di wilayah Indonesia
bagian Timur dengan pembiayaan dari beberapa negara donor antara lain dari pemerintah
Belanda dan Swedia.
Pendekatan yang digunakaan dalam program WES adalah berbasis partisipasi sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan, di mana keterlibatan pemerintah daerah,
sekolah dan masyarakat sangat terkait antara satu dan lainnya. Beberapa komponen terdapat
dalam program WES sebagai target pelayanan program dalam mendapatkan akses yang lebih
baik. Komponen tersebut adalah komponen pedesaan, perkotaan dan sekolah.
Pelaksanaan program WES UNICEF komponen sekolah selanjutnya disebut Program Air,
Sanitasi dan Higiene (ASaH) di Sekolah dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan akses
penyediaan air dan sanitasi yang baik bagi 100.000 siswa dan 2.000 guru di 500 SD.
Pelaksanaan program WES di samping membantu menyediakan fasilitas fisik sarana air dan
sanitasi dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, juga meningkatkan kapasitas bagi
seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan air, sanitasi dan higiene di sekolah. Pelaksanaanpelatihan, orientasi, workshop dan penguatan kapasitas lainya akan diberikan bagi pelaksana
program.
Untuk menunjang kegiatan penguatan dan peningkatan kapasitas bagi pihak pelaksana
program, dibutuhkan sebuah buku panduan. Untuk itu dissusun sebuah buku Panduan
Pertemuan Orientasi dan Pelatihan ASaH di Sekolah. Buku panduan ini nantinya yang akan
dijadikan panduan kegiatan penguatan kapasitas pelaksanaan program ASaH di sekolah.
Buku Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan ASaH di Sekolah berisi tentang modul dan
materi yang akan diajarkan dalam kegiatan pelatihan air, sanitasi dan penyehatan lingkungan.
Buku panduan ini berisi beberapa bagian antara lain:
1. Bagian I, Program ASaH di Sekolah.
2. Bagian II, Pendidikan higiene.
3. Bagian III, Managemen berkelanjutan.
Materi buku pedoman Pertemuan Orientasi dan Pelatihan ASaH di Sekolah akan diajarkan dalam
pelatihan di tingkat kabupaten yang akan dihadiri oleh semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan sanitasi dan penyehatan lingkungan di sekolah, antara lain; lintas sektor SKPD
pemerintah daerah kabupaten/kota, Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota, kepala sekolah, dan
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
5/44
5
komite sekolah yang selanjutnya disampaikan kepada guru dan murid. Pelaksanaan pelatihan ini
dijadwalkan kurang lebih berlangsung selama 2 hari penuh.
Tujuan :
1. Memberikan pemahaman terhadap pelaksanaan program ASaH di sekolah secara
menyeluruh.
2. Memberikan pemahaman tentang tugas dan peran masing-masing stakeholder dalam
pelaksanaan program AsaH di Sekolah.
3. Meningkatkan kapasitas dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring
paska pelaksanaan bagi semua pihak yang terkait program ASaH di sekolah.
4. Menyusun rencana kerja bagi tiap tahapan kegiatan program ASaH di sekolah.
Hasil yang Diharapkan :
1. Pemahaman bersama terhadap pelaksanaan program ASaH di sekolah secara menyeluruh
bagi semua pihak yag terkait.
2. Pemahaman bersama tentang tugas dan peran masing-masing stakeholder dalam
pelaksanaan program ASaH di sekolah.
3. Meningkatnya kapasitas semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program ASaH di
sekolah dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan monitoring paska
program.
4. Kemampuan menyusun rencana kerja bagi tiap tahapan kegiatan program ASaH di sekolah.
Metodologi
Metodologi yang digunakan adalah metode pelatihan workshop, di mana peserta mendapatkan
proses pembelajaran sekaligus penerapan dalam materi yang diterima dalam setiap proses
pelatihan. Selain metode pelatihan workshop, metodologi yang digunakan dalam pelatihan ini
adalah pembelajaran aktif (active learning) dan partisipasi. Peserta pelatihan mendapatkan
proses pembelajaran aktif meliputi contoh kegiatan dan simulasi sebagai bagian dari proses
internalisasi materi yang dilatihkan. Metode pembelajaran aktif ini dikemas dalam bentuk kegiatan
antara lain, permainan, presentasi kelompok, diskusi kelompok, menyanyi, role playing atau
bermain peran, Focus Group Discusion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terfokus, menulis dan
praktek kampanye higiene.
II. Batasan Modul
2.1. Sasaran Modul
Buku panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan ASaH di Sekolah diperuntukkan bagi semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program WES, bahkan lebih luas lagi bagi semua pihak
yang terlbat dalam pelaksanaan dan peduli pada penyediaan air, sanitasi dan pendidikan higiene
di sekolah, seperti:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
6/44
6
1. Dinas Pendidikan, Kesehatan dan dinas terkait dari Pemerintah Daerah, Tim Pembina UKS
adalah unit-unit di pemerintah daerah yang membawahi pelaksanaan kegiatan sanitasi dan
kesehatan sekolah.
2. Kepala Sekolah, adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan di
sekolah di mana sekolahnya mendapat interfensi program AsaH.
3. Komite Sekolah, komite sekolah adalah perwakilan orang tua siswa yang berpartisipasi dalam
pelaksanaan program sanitasi dan kesehatan lingkungan sekolah.
Buku pedoman ini dapat diimplementasikan bagi program penyediaan air, sanitasi dan kesehatan
di sekolah secara luas, dan mungkin dikembangkan sesuai dengan target dan sasaran,
berdasarkan budaya dan bahasa setempat.
2.2. Fasilitator
Fasilitator dalam pelatihan ini dan sekaligus sebagai nara sumber adalah pejabat dari dinas
terkait (Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Tim Pembina UKS, anggota pokja AMPL) atau
fasilitator masyarakat yang sudah terpilih dan sudah mendapatkan pelatihan tentang sanitasi dan
kesehatan lingkungan sekolah.
2.3. Materi
Bagian I, Program ASaH di Sekolah
a. Komponen ASaH di Sekolah.
b. Tugas dan peran.c. Data awal dan akhir serta pemetaan.
d. Pembangunan fasilitas air dan sanitasi.
e. Pelatihan teknik.
f. Monitoring dan evaluasi.
g. Pengembangan kontrol sosial dan aturan di sekolah.
Bagian II, Pendidikan Kesehatan
a. Pelatihan partisipasi bagi guru.
b. Pendidikan higiene untuk siswa.
c. Sekolah Sebagai Pusat Informasi ASaH.
d. Penggunaan dan perawatan fasilitas air dan sanitasi.
Bagian III, Managemen Berkelanjutan
a. Dukungan pemerintah daerah terhadap ASaH di Sekolah.
b. Rencana kerja sekolah.
2.4. Peserta
a. Pelatihan berlangsung di kabupaten/kota Lokasi Program WES UNICEF.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
7/44
7
b. Peserta pelatihan antara lain dari dinas kesehatan, pendidinak dan dinas terkait (anggota
Pokja AMPL kabupaten/kota), Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota, Kepala Sekolah, dan
Komite Sekolah, Pimpinan Puskesmas, Camat, unsur pendidikan kecamatan.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
8/44
8
Daftar IsiHalaman
Kata Pengantar 2
Pendahuluan 4Batasan Modul 5
Agenda 9
Bagian 1 Program ASaH di Sekolah 10Sesi I Komponen ASaH di Sekolah 10
Sesi II Tugas dan Peran 14
Sesi III Data Awal dan Akhir dan Pemetaan ASaH di Sekolah 17Sesi IV Pembangunan Fasilitas Air dan Sanitasi 20Sesi V Pelatihan Teknik 22
Sesi VISesi VII
Monitoring dan EvaluasiPengembangan Kontrol Sosial dan Aturan di Sekolah
2426
Bagian 2 Pendidikan Higiene 28Sesi VIII Pelatihan Partisipasi bagi Guru 28Sesi IX Pendidikan Higiene untuk Siswa 30
Sesi XSesi XI
Sekolah Sebagai Pusat Informasi ASaHPenggunaan dan Perawatan Fasilitas Air dan Sanitasi
3236
Bagian 3 Manajemen Berkelanjutan 38
Sesi XIISesi XIII
Dukungan Peperintah Daerah terhadap ASaH di SekolahRencana Kerja Sekolah
3840
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
9/44
9
Agenda
No Kegiatan aktuHari 1
Regristasi 07.30 08.00
Pembukaan 08.00 08.30
Perkenalan/Pencairan Suasana 08.30 09.00
Sesi I Komponen ASaH di Sekolah 09.00 10.00
Istirahat teh/kopi 10.00 10.30
Sesi II Tugas dan Peran 10.30 12.30Istirahat makan siang 12.30 - 13.30
Sesi III Data Awal dan Akhir 13.30 14.30
Sesi IV Pembangunan Fasilitas Air dan Sanitasi 13.30 14.30
Istirahat teh/kopi 14.30 15.30
Sesi V Pelatihan Teknik 14.30 15.30
Sesi VI Monitoring dan Evaluasi 15.30 16.30
Sesi VII Pengembangan Kontrol Sosial dan Aturan di Sekolah 16.30 17.30
Istirahat -
Hari 2Sesi VIII Pelatihan Partisipasi bagi Guru 08.00 09.00
Sesi IX Pembelajaran Partisipasi Berkelompok bagi Siwa 09.00 - 10.00
Istirahat teh/kopi 10.00 10.30Sesi X Sekolah Sebagai Pusat Informasi ASaH 10.30 11.30
Sesi XI Penggunaan dan Perawatan Fasilitas Air dan Sanitasi 11.30 12.30
Istirahat makan siang 12.30 13.30
Sesi XII Dukungan Penerintah Daerah terhadap ASaH di Sekolah 13.30 14.30
Sesi XIII Rencana Kerja Sekolah 14.30 16.30
Istirahat teh/kopi 15.30 16.30
Penutupan 16.30 17.30
Istirahat dan kembali ke tempat tugas
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
10/44
10
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI I
Komponen ASaH di Sekolah
Tujuan:
1. Peserta memahami latar belakang dan tujuan program komponen ASaH di Sekolah.2. Peserta memahami tentang pentingnya pendidikan higiene bagi siswa di sekolah.
3. Peserta memahami konsep MBS/CLCC dan hubungan dengan ASaH di Sekolah.
Metode:
presentasi dan
diskusi kelompok.
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.
2. Presentasi oleh fasilitator.
3. Diskusi kelompok, peserta dibagi dalam empat kelompok kecil terdiri 5 8 orang..4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang: 1) Program ASaH di Sekolah, 2)
Penyelenggaraan ASaH di Sekolah secara transparans, 3) Program ASaH di Sekolah dalamCLCC/MBS, 4) Pendidikan higiene di sekolah.
5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi dalam sidang pleno,
dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
1. Pemahaman latar belakang dan tujuan program komponen ASaH di Sekolah.2. Pemahaman konsep MBS/CLCC dan hubungan ASaH di Sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
11/44
11
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Program WES UNICEF
Masih besarnya jumlah penduduk Indonesia tanpa akses terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yangdiperkirakan sebanyak 50 100 juta. Dampak buruk dari fakta di atas pertama kali akan dialami oleh
wanita dan anak-anak. Kondisi air minum dan sanitasi yang buruk adalah penyebab kedua terbesarkematian balita di Indonesia yang memerlukan penanganan lintas sektor untuk menekan kondisi tersebut.
UNICEF yang memiliki perhatian terhadap kesejahteraan anak dan ibu, bersama Pemerintah Indonesiamengembangkan suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang
baik serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat melalui Program WES di wilayah perdesaan,perkotaan dan sekolah. Pelaksanaan program WES menitikberatkan melalui peningkatan kapasitas para
pelaku program dan pembangunan sarana konstruksi fisik terkait dengan air minum dan sarana sanitasiserta kampanye perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Program WES UNICEF Komponen Sekolah
Tujuan :
- mengembangkan model untuk selanjutnya direplikasi oleh Pemerintah- memperbaiki perilaku hygiene dan akses terhadap sarana air minum dan sanitasi di sekolah.
Sasaran :100.000 anak, 2000 guru di 500 SD di 6 provinsi di Indonesi Timur, mendapatkan layanan air minum dan
sanitasi yang baik.
Lokasi :Provinsi NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Maluku dan Sulawesi Selatan.
Pendanaan :Dana Hibah dari Pemerintah Swedia dan Belanda.Kendala : Kurangnya keterlibatan dan rasa memiliki dari pemerintah daerah dan masyarakat.
PROGRAM MENCIPTAKAN MASYARAKAT PEDULI PENDIDIKAN ANAK/CLCC (CREATINGLEARNING COMMUNITIES FOR CHILDREN) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Pelaksanaan program sanitasi di sekolah tidak terlepas dari metode pengajaran yang dilakukan agarpesan yang disampaikan efektif dan mudah dipahami oleh siswa maupun guru serta masyarakat sekolahpada umumnya. Untuk itu penggunaan pendekatan pengajaran yang efektif merupakan hal penting dalam
penyampaian pesan sanitasi sekolah untuk mencapai tujuan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehatdikalangan masyarakat sekolah. Departemen Pendidikan Nasional sebagai penanggungjawab
pelaksanaan kegiatan pengajaran di sekolah, telah mengembangkan konsep pengajaran yang barbasispada tiga hal antara lain:
1. Management berbasis sekolah (MBS).2. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
3. Penggalangan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah.Konsep CLCC ini sudah menjadi program nasional dari Departemen Pendidikan Nasional dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa.
Apa Management Berbasis Sekolah (MBS)?Manajemen berbasis sekolah adalah desentralisasi yang sistematis pada otoritas dan tanggung jawab
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
12/44
12
tingkat sekolah untuk membuat keputusan atas masalah signifikan terkait penyelenggaraan sekolahdalam kerangka kerja yang ditetapkan oleh pusat terkait tujuan, kebijakan, kurikulum, standar, dan
akuntabilitas.1. Sekolah dapat mengalokasikan sumberdayanya untuk pendidikan dan kebutuhannya sendiri.
2. Sekolah lebih bertanggung jawab terhadap perawatan terkait fasilitas dan keperluan dalam prosesbelajar mengajar.
3. Sekolah menyusun rencana kerja berdasarkan inisiatif sendiri untuk meningkatkan kualitasnya, sertamelibatkan masyarakat dalam prosesnya
4. Kepala sekolah dan guru lebih professional dalam menyampaikan materi pendidikan .
Bagaimana Masyarakat Berperan di Sekolah?1. Masyarakat termasuk orang tua murid berkerjasama dengan kepala sekolah dan guru untuk
merencanakan pembangunan sekolah, serta memonitor penggunaan sumberdaya sekolah.2. Orangtua membantu sekolah dalam penyampaian informasi dan kegiatan belajar siswa.
3. Masyarakat membuat jam belajar pada waktu sore untuk menekankan siswa agar belajar di rumah.4. Kader masyarakat membantu sekolah dalam pelaksanaan perbaikan sekolah.
5. Kontribusi dana dari orang tua siswa dalam menunjang kegiatan sekolah.
Apa PAKEM?
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan merekadengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaranmenarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik danmenyediakan pojok baca.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajarkelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untukmengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PENDIDIKAN PHBS DI SEKOLAHPenerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalammewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan UsahaKesehatan Sekolah. Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.2. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta
didik.3. Mtra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang
tua (masyarakat).4. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu antara lain:1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
13/44
13
2. Jajan di kantin sekolah yang sehat.3. Membuang sampah pada tempatnya.
4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
6. Tidak merokok di sekolah.7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.
8. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.
Akuntabilitas dan Transparansi Pelaksanaan Program WES UNICEF
1. Setiap rencana kerja dan anggaran belanja yang disusun di ketahui oleh semua pihak (KomitenSekolah, Kepala Sekolah, Guru dan Masyarakat).
2. Pelaksanaan program dilakukan bersama-sama dengan keterlibatan semua pihak.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
14/44
14
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI II
Tugas dan Peran
Tujuan:
Peserta bisa memberikan penjelasan dan gambaran tentang tugas, peran dan tanggung jawab masing-masing stake holderdalam pelaksanaan program ASaH di Sekolah
Metode:
presentasi bermain peran.
Waktu:
120 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang skenario suatu drama pendek.
Kelompok menetapkan sendiri thema ceritera drama yang akan dimainkan, denganpelaku semua pemangku kepentingan dalam program ASaH di Sekolah. Para pemangku
kepentingan meliputi: Unsur Dinas Pendidikan kabupaten/kecamatan, Kesehatan.Puskesmas, Kepala Sekolah, Guru, Komite sekolah, Panitya kerja sekolah.
5. Masing-masing kelompok diminta memperagakan drama, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Tanggung jawab dan peran masing-masing stake holderdalam pelaksanaan program ASaH di Sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
15/44
15
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Tugas dan Peran masing-masing Pemangku kepentingan Program AsaH di Sekolah
Tugas dan Peran Kepala Sekolah1. Sebagai mediator, fasilitator dan dinamisator serta motivator dalam mendukung kegiatan WES
UNICEF di sekolah.2. Mengadakan pemeriksaan rutin kebersihan dan kesehatan pribadi secara terkoordinasi di sekolah.3. Meningkatkan peran UKS dengan membina dokter kecil, melakukan kerja sama dengan Puskesmas
untuk pemeriksaan rutin dan kegiatan UKS.4. Bekerjasama dengan masyarakat/komite sekolah/panitia kerja sekolah dalam mengalokasikan
anggaran sekolah untuk kegiatan kesehatan sekolah.5. Melegalisasi segala dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
Tugas dan Peran Guru
1. Memfasilitasi program pendidikan dan kampanye hygienitas di sekolah untuk anak didik bersamaguru di lingkungan sekolah.
2. Menyelenggarakan koordinasi dengan guru di dalam gugusnya (KKG) untuk menyelenggarakankampanye kesehatan.
3. Mengadakan pemeriksaan rutin kebersihan dan kesehatan pribadi bersama tim piket sekolah dandokter kecil/duta sehat.
4. Menyusun rencana kerja sekolah.5. Mendukung kegiatan WES dengan melaksanakan rencana tindak lanjut.
Tugas dan Peran Komite Sekolah1. Sebagai mitra sekolah dalam merencanakan kegiatan belajar, khususnya bagaimana meningkatkan
kesehatan anak sekolah.
2. Bersama pihak sekolah mengalokasikan anggaran sekolah, misal BOSS dan DAK serta kontribusimasyarakat untuk kegiatan UKS.
3. Sebagai fasilitator dan mediator masyarakat dengan sekolah.4. Ikut memonitoring kegiatan belajar dan kegiatan promosi kesehatan.
Peran Panitia Kerja Sekolah
1. Bersama pihak sekolah mengalokasikan anggaran sekolah, misal BOSS dan DAK untuk kegiatanpembangunan fasilitas sanitasi di sekolah.
2. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi di sekolah.
Peran Stake Holder ( Dinas Tingkat Kecamatan)1. Melakukan pengawasan dan monitoring penyelenggaraan kampanye kesehatan di sekolah-
sekolah di lingkungan kerjanya.2. Memediasi dan memfasilitasi kesenjangan pelaksanaan sanitasi sekolah dan pendidikan
kesehatan di sekolah.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dan Tim Pembina UKS ditingkat kecamatan.
Tugas dan Peran Stake Holder ( Dinas Tingkat Kabupaten/Kota)1. Melakukan pengawasan dan monitoring penyelenggaraan kampanye kesehatan di sekolah-sekolah
di lingkungan kerjanya.
2. Memediasi dan memfasilitasi kesenjangan pelaksanaan sanitasi sekolah dan pendidikankesehatan di sekolah.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dan Tim Pembina UKS ditingkat kabupaten/kota.4. Memeriksa Rencana Kerja Sekolah yang dihasilkan.
Kontribusi Masyarakat1. Asas kontribus masyarakat/komite sekolah tidak mengikat atau bebas. Masyarakat bisa
berkontribusi dengan bantuan material maupun non material dalam pelaksanaan kegiatan WES di
sekolah.2. Pelaporan kontribusi masyarakat dilakukan dengan mengumumkan jumlah dan jenis kontribusi
yang diberikan dalam pelaksanaan program wes di sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
16/44
16
3. Segala bentuk pelaporan tentang kontribusi masyarakat di legalisasi oleh komite sekolah dankepala sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
17/44
17
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI III
Data Awal dan Data Akhir serta Pemetaan
Tujuan:
Peserta mengetahui situasi kondisi awal terkait dengan perilaku higiene dan kondisi fasilitas sanitasi dankondisi sesudah pelaksanaan program ASaH di Sekolah.
Metode:
presentasi diskusi.
Waktu:
90 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Fasilitator menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.
4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang pengumpulan data ASaHdisekolah, meliputi apa, siapa, bagaimana, di mana, kapan dilaksanakan.
5. Dalam kelompok peserta diminta membuat peta umum ASaH di Sekolah meliputi:
bangunan sekolah, fasilitas air dan sanitasi serta perilaku higiene yang ada.6. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan dalam pleno, dilanjutkan
diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman tentang situasi kondisi awal terkait dengan perilaku higiene dan kondisi fasilitas sanitasi dan
kondisi sesudah pelaksanaan program ASaH di Sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
18/44
18
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
PENGUMPULAN DATA AKHIR(ENDLINE DATA)
1. Mengetahui kondisi sekolah setelahintervensi program
2. Mengetahui sejauh mana kondisi PHBS dan fasilitas sanitasi
di sekolah,khususnya pemahaman anak tentang PHBS
3. Sebagai alat untuk mengevaluasi seberapa jauh
keberhasilan pelaksanaankegiatan PHBS dan sanitasisekolah
4. Data yang di kumpulkan meliputi, kondisi faslitasair dan
sanitasi Sekolah, perilaku higiene murid, masyarakat sekolah danumum di sekitar sekolah.
abel Isian Data AwalAsaH di Sekolah
Indikator Pertanyaan awaban
Lingkungan Sekolah
Apakah halaman sekolah, lingkungan dan ruangan kelas
bersih?
Apakah tersedia perlengkapan penunjang kegiatan PHBSseperti sabun, dana perbaikan sarana sanitasi sekolah dan
materi pendidikan kesehatan?
Apakah siswa dilatih untuk menanam dan memeliharatanaman di sekolah?
Ketersediaan AirApakah sumber air mencukupi melayani sekolah dalam
setahun?
Bagaimana kualitas air dari sumber air terjaga?
Apakah air terlindungi dengan baik?
Apakah ada gayung untuk digunakan untuk mengambil airdari bak penampungan?
Apakah tersedia tempat cuci tangan? Apakah tempatnya
bersih dan kering? Apakah tersedia sabun untuk cucitangan?
Apakah murid dan guru melakukan CTPS setelah
menggunakan toilet? dan sebelum makan?
Toilet dan JambanApakah jamban tersedia untuk lingkungan sekolah?
Bagaimana rasio perbandingan untuk siswa wanita danpria persatu toilet? Apakah sudah mencukupi?
Apakah toilet bersih?
Apakah bak air untuk membersihkan setelah BAB mudah
terjangkau oleh siswa?
Apakah guru mempunyai toilet yang terpisah dengansiswa?
Apakah toilet sekolah digunakan oleh siswa baik pria dan
wanita?
Apakah siswa membantu membersihkan sekolah termasuktoiletnya?
Apakah ada jadwal piket untuk memebersihkan toilet bagi
siswa?
SampahApakah terdapat tempat sampah disekolah? Apakahtempat sampah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya?
Apakah murid sudah mengetahui arti sampah, manfaat dandampak yang diakibatkan oleh sampah?
Apakah murid sudah mengetahui tentang jenis sampah?
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
19/44
19
Apakah murid sudah dilatih dalam membuang sampah
sesuai dengan jenisnya?
Apakah murid sudah diajarkan tentang pengolahansampah?
Apakah disekolah tersedia sarana pengolahan sampah?
Makanan Sehat
Apakah disekolah tersedia tempat penjualan makananyang sehat dan bersih?
Apakah siswa sudah mengerti tentang cici-ciri makanansehat?
Apakah guru dan petugas dari puskesmas memeriksakondisi tempat penjual makanan secara berkala?
Apakah makanan yang dijual oleh penjual makanan bersihdan terlindungi dari lalat dan debu?
GuruApakah guru melatih tentang sanitasi sekolah dan
pendidikan kesehatan?
Apakah guru mengajarkan tentang semua yang berkaitandengan kesehatan?
Apakah sekolah mempunya buku, poster dan alat bantu
untuk belajar berkaitan dengan sanitasi dan penyehatanlingkungan di sekolah?
Diare dan Kecacingan
Apakah ada siswa yang terserang Diare dan Kecacingan
selama 3 buan terakhir?
Apakah ada layanan kesehatan dari Puskesmas terdekatuntuk siswa secara rutin?
Peta Sekolah
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
20/44
20
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI IV
Pembangunan Fasilitas Air dan Sanitasi
Tujuan:
Peserta bisa memberikan gambaran mengenai pembangunan fasilitas air dan sanitasi di sekolah daritahap perencanaan awal sampai akhir pelaksanaan pembangunan.
Metode:
presentasi
diskusi.
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang tentang pembangunan fasilitas sanitasi
sekolah, meliputi: jenis kegiatan, jadwal pelaksanaan, pembiayaan, penanggung jawab danpengawasan/monitoring.
5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman mengenai pembangunan fasilitas air dan sanitasi di sekolah dari tahap perencanaan awal
sampai akhir pelaksanaan program ASaH di Sekolah
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
21/44
21
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Pembangunan fasilitas ir dan anitasi sekolah
Kegiatan management pembangunan fasilitas meliputi:1. Penjadwalan proyek, dalam bagian ini dilaksanakan penyusunan rencana penjadwalan terkait
pelaksanaan proyek, kapan akan dimulai dan selesai kegiatannya.2. Pengadaan barang, dalam bagian ini direncanakan terkait dengan ketersediaan material dan
tenaga terlatih dalam pengerjaan pembangunan fisik. .3. Pembiayaan, dalam bagian ini berisikan tentang sumber pembiayaan dan besarnya biaya yang
dibutuhkan alam kegatan pembangunan fisik.( Pencairan dana pembangunan fasilitas ProgramWES, melalui Bappeda Kota/kabupaten, melalui pengajuan rencana anggaran belanja yang telah
disusun oleh sekolah)4. Kontribusi masyarakat, dalam bagian ini berisikan tentang kontribusi masyarakat, baik jenis
maupun besarannya dalam kegiatan pembangunan fisik..5. Monitoring pelaksanaan, kegiatan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik dari
tahap awal sampai akhir, untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaanya.6. Setiap dokumen pelaksanaan proyek harus ditanda tangani oleh kepala sekolah dan komite
sekolah dan bisa diakses oleh umum
Selanjutnya:Pembangunan fasilitas sanitasi sekolah merupakan kegiatan perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan
fisik disekolah dari awal sampai akhir pelaksanaan pembangunan, yang meliputi:1. Penjadwalan proyek, dalam bagian ini dilaksanakan penyusunan rencana penjadwalan terkait
pelaksanaan proyek, kapan akan dimulai dan selesai kegiatannya.2. Pengadaan barang, dalam bagian ini direncanakan terkait dengan ketersediaan material dan
tenaga terlatih dalam pengerjaan pembangunan fisik.3. Pembiayaan, dalam bagian ini berisikan tentang sumber pembiayaan dan besarnya biaya yang
dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan fisik.
4. Kontribusi masyarakat, dalam bagian ini berisikan tentang kontribusi masyarakat, baik jenismaupun besarannya dalam kegiatan pembangunan fisik.
5. Monitoring pelaksanaan, kegiatan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik dari
tahap awal sampai akhir, untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaanya.
Setiap dokumen perencanaan harus disusun secara formal dan dilegalisasi oleh kepala sekolah dankomite sekolah. Fasilitator memberikan contoh tentang format rencana kerja pembangunan fasilitas
sanitasi sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
22/44
22
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI V
Pelatihan Teknik
Tujuan:
Peserta bisa memberikan gambaran mengenai kegiatan pelatihan teknik dan kriteria konstruksi fasilitas airdan sanitasi di sekolah.
Metode:
presentasi diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang konstruksi sarana yang akan dibangun.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.
4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang tentang pelatihan teknik untukpembangunan fasilitas air dan sanitasi sekolah meliputi, jenis pelatihan, materi, waktu, danpeserta.
5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman mengenai pelatihan teknik dan kriteria konstruksi fasilitas air dan sanitasi di sekolah.
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
23/44
23
Pelatihan Teknik1. Fasilitas yang akan dibangun meliputi:
a. Sarana cuci tangan pakai sabun
b. Sarana toiletc. Sarana penyedia air minum
d. Sarana pembuangan sampah2. Rasio untuk fasilitas jamban adalah, 1 toilet untuk 25 siswa perempuan dan 1 Toilet untuk 40 siswa
laki-laki3. Konstruksi fasilitas sanitasi sekolah harus ramah anak
4. Konstruksi fasilitas sanitasi tidak perlu mewah tetapi sesuai dengan stadart kesehatan yangditentukan
5. Sekolah program yang memiliki fasilitas sanitasi tidak harus membangun baru fasilitas, apabilafasilitas rusak disarankan diperbaiki
1. Fasilitas yang akan dibangun meliputi:
a. Sarana cuci tangan pakai sabunb. Sarana toilet
c. Sarana penyedia air minum
d. Sarana pembuangan sampah2. Rasio untuk fasilitas jamban adalah:
1 Toilt untuk 25 siswa perempuan dan 1 Toilet untuk 40 siswa laki-
laki
3. Konstruksi fasilitas sanitasi sekolah harus ramah anak4. Konstruksi fasilitas sanitasi tidak perlu mewah tetapi sesuaidengan stadart kesehatan yang ditentukan
5. Sekolah program yang memiliki fasilitas sanitasi tidak harus
membangun baru fasilitas, apabila fasilitas rusak disarankandiperbaiki
Pelatihan Teknik
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
24/44
24
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI VI
Monitoring dan Evaluasi
Tujuan:
Peserta bisa memberikan gambaran mengenai pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaanprogram AsaH di Sekolah
Metode:
presentasi diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
program WES.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.
4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang pelaksanaan monitoring danevaluasi pelaksanaan program ASaH di Sekolah meliputi: komponen di monitor,
waktu, penanggung jawab dan form monitoring.5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan
diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman mengenai monitoring dan evaluasi pelaksanaan program ASaH di Sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
25/44
25
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Monitoring dan Evaluasi Program WES
1. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui proses pelaksanaan program sertamengetahui isu dan permasalahan dan ditindak lanjuti rencana kerja.
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan dan paska pelaksanaan.
3. Monitoring dan evaluasi program dilaksanakan oleh angota Pokja AMPL, kepala sekolah, guru,komite sekolah, dinas terkait dan UNICEF.
4. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala.5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi meliputi kunjungan lapangan, pertemuan berkala dan
pelaporan.6. Kegiatan yang dimonitoring dan dievaluasi tidak hanya mengenai konstruksi fisik juga
pelaksanaan pendidikan kesehatan.7. Hasil monitoring dan evaluasi didokumentasikan sebagai bentuk pelaporan.
8. Temuan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program ditindak lanjuti dengan penyusunanrencana kerja.
1. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui proses pelaksanaanprogram serta mengetahui isu dan permasalahan dan ditindak lanjuti rencanakerja
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan3. Monitoring dan evaluasi program dilaksanakan oleh angota Pokja AMPL,
kepala sekolah, guru, komite sekolah, dinas terkait dan UNICEF4. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi meliputi kunjungan lapangan,
pertemuan berkala dan pelaporan6. Kegiatan yang dimonitoring dan dievaluasi tidak hanya mengenai konstruksi
fisik juga pelaksanaan pendidikan kesehatan7. Hasil monitoring dan evaluasi d idokumentasikan sebagai bentuk pelaporan8. Temuan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program ditindak lanjuti
dengan penyusunan rencana kerja.
Monitoring dan Evaluasi Program WES
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
26/44
26
Bagian Satu: Program ASaH di SekolahSESI VII
Pengembangan Kontrol Sosial dan Aturan di Sekolah
Tujuan:
Peserta bisa memberikan gambaran mengenai peran sekolah dalam kontrol sosial dan aturan yang perludikembangkan disekolah dalam perilaku higiene.
Metode: presentasi
diskusi.
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/ Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang peran sekolah sebagai kontrol sosial perilaku higiene di
masyarakat.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang pelaksanaan sekolah dalam
melaksanakan peran kontrol sosial perilaku higiene.5. Dalam kelompok peserta diminta juga mendiskusikan pengembangan peraturan sekolah
berkaitan dengan perilaku higiene, minimal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat disekolah.
6. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
27/44
27
Pemahaman mengenai sekolah sebagai pengemban fungsi kontrol sosial perilaku higiene dan aturan
perilaku higiene di Sekolah.
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Kontrol Sosial
Kata kontrol sosial berasal dari kata social control. Social control atau sistem pengendalian sosial dalampercakapan sehari-hari diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan,
khususnya pemerintah beserta aparatnya. Kontrol sosial bisa diartikan merupakan suatu mekanismeuntuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku
dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkanmampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang/membangkang atau melakukan
pelanggaran. Adapun toleransi pelaksana-pelaksana kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaranyang terjadi umumnya tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut: ekstrim-tidaknya pelanggaran norma
itu; keadaan situasi sosial pada ketika pelanggaran norma itu terjadi; status dan reputasi individu yangternyata melakukan pelanggaran; dan asasi-tidaknya nilai moral-yang terkandung di dalam norma-yang
terlanggar.
Kontrol sosial disini dimaksudkan untuk mengawasi proses yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berkaitan denganperilaku higiene. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kontrol sosial adalah suatu tindakan
seseorang/kelompok yang dilakukan melalui proses terencana maupun tidak dengan tujuan untukmendidik, mengajak (paksaan/tidak) untuk mematuhi kaidah dan nilai sosial tertentu yang dianggap benar.
Selain itu perlu diketahui pula bahwa tindakan kontrol sosial dapat dilakukan antara (1) individu siswaterhadap individu lain, (2) individu terhadap kelompok organisasi siswa, (3) kelompok organisasi siswa
terhadap kelompok lain, dan (4) atau kelompok terhadap individu.
Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan masih kurang. Untuk itu, masyarakat
sekolah termasuk siswa sebagai unsur masyarakat perlu menerapkan sistem kontrol sosial. Masyarakatkita masih sering membuang sampah sembarangan, BAB tidak di jamban, mempergunakan air tidak
terlindung, minum air tercemar, membiarkan makanan dihinggapi lalat dan banyak lagi perilaku yang tidakmencerminkan kesehatan.
Sering kali kontrol sosial tidak dapat terlaksana secara penuh dan konsekuen, bukan kondisi-kondisiobyektif yang tidak memungkinkan, melainkan karena sikap toleran (menenggang) agen-agen kontrol
sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Mengambil sikap toleran, pelaksana kontrol sosialitu sering membiarkan begitu saja sementara pelanggar norma lepas dari sanksiyang seharusnya
dijatuhkan.
Pengembangan Kontrol Sosial
Kontrol sosial bisa diartikan merupakan suatu mekanisme untukmencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan
masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlakuKontrol sosial dimaksudkan untuk mengawasi proses yang bersifat
mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agarmematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berkaitan dengan
perilaku higieneKontrol sosial dapat dilakukan antara (1) individu siswa terhadap
individu lain, (2) individu terhadap kelompok organisasi siswa, (3)kelompok organisasi siswa terhadap kelompok lain, dan (4) atau
kelompok terhadap individuSering kali kontrol sosial tidak dapat terlaksana secara penuh dan
konsekuen, bukan kondisi-kondisi obyektif yang tidak
memungkinkan, melainkan karena sikap toleran (menenggang)agen-agen kontrol sosial terhadap pelanggaran-pel anggaran yang
terjadi
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
28/44
28
Bagian Dua: Pendidikan HigieneSESI VIII
Pelatihan Partisipasi bagi Guru
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan manfaat kegiatan pelatihan bagi guru tentang pembelajaran partisipasi
berkelompok ASaH di Sekolah.
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Pedoman Pelatihan dan workshop ASaH di Sekolah bagi Guru.
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.
2. Presentasi oleh fasilitator tentang workshop dan pelatihan pendidikan hygiene bagi guruprogram ASaH di Sekolah.
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang tujuan, materi, peserta, fasilitator dan
agenda pelatihan partisipasi bagi guru.5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman mengenai manfaat kegiatan pelatihan partisipasi bagi guru tentang pembelajaran partisipasi
berkelompok ASaH di Sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
29/44
29
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Pelatihan Partisipasi bagi Guru
Tujuan palatihan partisipasi bagi guru adalah meningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam
pembelajaran higiene secara partisipatif, kreatif dan efektif aspek higiene di sekolah. Pendidikandilakukan selama tiga hari penuh di kantor pemda kabupaten/kota. Pokok bahasan yang terdapat
dalam buku pedoman, meliputi:Modul satu: Umum, meliputi:
1. Pencairan suasana2. Harapan dan kekhawatiran
3. Agenda dan tatatertib4. Tujuan pelatihan
5. Organisasi siswa aktif
Modul dua: metode pembelajaran, meliputi:1. Pembelajaran partisipasi berkelompok
2. Pembelajaran dari anak untuk anak3. Pendidikkan mikro
Modul tiga: Materi pendidikan hygiene, meliputi:
1. Perilaku higiene baik dan buruk2. Jalur penularan penyakit dan cara menghambat
3. Cuci Tangan Pakai Sabun4. Kebersihan lingkungan sekolah
5. Fasilitas penyediaan air dan sanitasi6. Kontaminasi Makanan Jajanan
7. Kesetaraan gender
8. Sekolah sebagai pusat informasi ASaH9. Monitoring secara partisipasi
Modul empat: Rencana aksi1. Rencana aksi sekolah
Pelatihan Partisipasi bagi Guru
Tujuanpalatihan partisipasi bagi guru adalah
meningkatan pengetahuan dan ketrampilan
guru dalam pembelajaran secara partisipatif,kreatif dan efektif aspek higiene di sekolah
Pokok bahasan yang terdapat dalam buku
pedoman terbagi dalam empat modul,
Pendidikan perisipasi dilakukan selama tigahari penuh di kantor pemda kabupaten/
kota.
Modul satu: Umum, meliputi
1.Pencairan suasana
2.Harapan dan kekhawatiran3.Agenda dan tatatertib
4.Tujuan pelatihan5.Organisasi siswa aktif
Modul Dua: metode
pembelajaran
1. Pembelajaran partisipasi
berkelompok
2. Pembelajaran dari anak untuk anak
3. Pendidikkan mikro
Modul tiga:
Pendidikkan higiene
1. Perilaku higiene baik dan buruk
2. Jalur penularan penyakit dan cara menghambat
3. Cuci Tangan Pakai Sabun
4. Kebersihan lingkungan sekolah
5. Fasilitas penyediaanair dan sanitasi
6. Kontaminasi Makanan Jajanan
7. Kesetaraan gender
8. Sekolah sebagai pusat informasi ASaH
9. Monitoring secara partisipasi
Modul empat: Rencana aksi
1. Rencana aksi sekolah
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
30/44
30
Bagian Dua: Pendidikan HigieneSESI IX
Pendidikan Higiene bagi Siswa
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan tujuan dan materi pendidikan higiene bagi siswa dalam program ASaH diSekolah.
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Pedoman Pembelajaran Partisipasi Berkelompok Air, Sanitasi dan Higiene di Sekolah.
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang tujuan dan isi pendidikan hygiene bagi siswa dalam program
ASaH di Sekolah.3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.
4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang materi yang akan diberikan dalam pendidikanhigiene bagi siswa.
5. Dalam kelompok peserta diminta juga mendiskusikan metode partisipasi dan mekanisme yangdipergunakan dalam pendidikan higiene.
6. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
31/44
31
Pemahaman tujuan dan materi pendidikan higiene bagi siswa dalam program ASaH di Sekolah.
Catatan Pembelajaran/Butir Kunci Pembelajaran:
Buku Pedoman Pembelajaran Partisipatori Berkelompok Air, Sanitasi dan Hygiene bagi Siswa
Buku ini mempunyai tujuan meningkatan pengetahuan, dan sikap siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat
melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Mempunyai lima bab, yaitu: BAB 1. Pendahuluan, BAB 2.Tujuan, BAB 3. Menjelaskan tentang bagaimana menggunakan buku pedoman, BAB 4. Menjelaskan pelaksanaan
kegiatan dalam pembelajaran, dan BAB 5. Berisi pokok-pokok bahasan.
Pokok bahasan panduan pembelajaran partisipasi berkelompok bagi siswa terdiri dari 21, yang meliputi(1) Perilaku Baik dan Buruk
(2) Diare
(3) Jalur Penularan Penyakit Diare dan Menghambatnya(4) Mencuci Tangan Pakai Sabun: Mengapa, Kapan dan Bagaimana(5) Air Sehat untuk Diminum
(6) Menyimpan Air yang Aman(7) Mengangkut Air yang Aman
(8) Memilih Sumber Air yang Aman(9) Mengolah Air di Rumah
(10) Saringan Pasir-bio dan Keramik(11) Kontaminasi Makanan Jajanan
(12) Menjaga Makanan Tetap Sehat(13) Kantin Sekolah Sehat
(14) Sampah Berserakan(15) Mimilah Sampah di Sumbernya
(16) Mengkompos sampah(17) Sumber dan Karakter Air Limbah Rumah tangga
(18) Fasilitas Jamban(19) Menjaga Kebersihan Jamban
(20) Kesetaraan Jender(21) Monitoring Perilaku Higiene
Dalam setiap pokok bahasan dicantumkan perkiraan waktu yang dibutuhkan, tetapi bersifat fleksible,
disesuaikan dengan waktu belajar di sekolah. Jika siswa kelihatan merasa lelah, bosan, kurang semangat gurudapat menyediakan waktu istirahat atau pertemuan ditunda pada waktu berikutnya. Diskusi pokok bahasan bisa
dilakukan secara terpisah waktunya. Jika antar satu sesi dalam satu pokok bahasan dipisahkan oleh masa istirahatyang panjang, sebaiknya dilakukan lintas ulang kegiatan sesi sebelumnya. Kegiatan ini sekaligus untuk
mengecek apakah siswa mengerti dan masih sepakat dengan keputusan yang mereka buat pada pertemuansebelumnya.
Tujuan umum
Meningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku siswadalam hidup bersih dan sehat melalui kegiatan
pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
Tujuan khusus :1. Siswa dapat memahami arti kebersihan dan
mengidentifikasi perilaku hidup bersih dan sehat dalam
hidup sehari-hari.2. Siswa memahami dan dapat melindungi serta mengolah air
minum agar tetap aman untuk diminum
3. Siswa memahami dan dapat melindungi makanan agartidak terkontaminasi
4. Siswa memahami dampak buruk sampah dan dapat
memilah sampah
5. Siswa memahami berbagai sumber dan karakter air limbah6. Siswa memahami kegunaan dan cara menjaga kebersihan
jamban
7. Siswa memahami kesetaraan jender
8. Siswa memahami kegunaan dan dapat melakukan
monitoring secara partisipasi
Pokok bahasan panduan ini terdiri dari 21
1. Perilaku Baik dan Buruk
2. Diare
3. Jalur Penularan Penyakit Diare dan Menghambatnya4. Mencuci Tangan Pakai Sabun: Mengapa, Kapandan
Bagaimana
5. Air Sehatuntuk Diminum
6. Menyimpan Air yang Aman
7. Mengangkut Air yang Aman
8. Memilih SumberAir yang Aman
9. Mengolah Air di Rumah
10.SaringanPasir-bio dan Keramik
11.KontaminasiMakanan Jajanan
Pokok bahasan panduan (lanjt...):
12. MenjagaMakanan Tetap Sehat
13. Kantin SekolahSehat
14. Sampah Berserakan
15. Mimilah Sampah di Sumbernya
16. Mengkompos sampah
17. Sumber dan Karakter Air LimbahRumah tangga
18. Fasilitas Jamban
19. MenjagaKebersihan Jamban
20. Kesetaraan Jender
21. MonitoringPerilaku Higiene
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
32/44
32
Bagian Dua: Pendidikan Higiene
SESI XSekolah Sebagai Pusat Informasi ASaH
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan konsep sekolah sebagai pusat informasi ASaH.
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.
2. Presentasi oleh fasilitator tentang konsep sekolah sebagai pusat informasi dalam programASaH di Sekolah
3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang sekolah sebagai pusat informasi ASaH.
5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman konsep sekolah sebagai pusat informasi ASaH
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
33/44
33
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Sekolah Sebagai Pusat Informasi ASaH(Air, Sanitasi dan Higiene)
PendahuluanAir, sanitasi dan pendidikan higiene di sekolah selanjutnya disebut ASaH di Sekolah merupakan
suatu pendekatan yang bermaksud untuk mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehatdisamping menyediakan fasilitas air dan sanitasi. Pendekatan ini diyakini dapat meningkatkan status
kehidupan anak-anak dan keluarga serta merupakan jalan memperbaiki kesehatan generasi yangakan dating. ASaH di Sekolah nyata menurunkan angka kejadian penyakit berkaitan dengan higiene,
meningkatkan kehadiran anak di kelas, dan pencapaian proses pembelajaran serta martabat dankesetaraan jender.
UNICEF menyatakan setiap tahun anak-anak kehilangan 272 juta hari belajar karenapenyakit diare, diperkirakan 400 juta anak usia sekolah menderita infeksi penyakit kecacingan. ASaHdi sekolah secara bermakna menurunkan kejadian penyakit berkaitan dengan higiene, meningkatkan
kehadiran anak di sekolah dan meningkatkan hasil pembelajaran, juga meningkatkan martabat dankesetaraan jender. Disamping kurangnya pengetahuan, lebih dari separuh dari jumlah SD dan MI di
negara berkembang tidak mempunyai fasilitas penyediaan air memadai dan hampir dua per tigasekolah tidak mempunyai fasilitas sanitasi. Kalaupun ada fasiltas tersebut biasanya dalam kondisi
yang tidak memadai.
Diskriminasi terhadap anak perempuan juga terjadi di sekolah. Di banyak situasi, diskriminasiini berkaitan dengan budaya dan tradisi yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
masalah tersebut. Tidak tersedia fasilitas air dan sanitasi di sekolah, banyak anak-anak perempuankehilangan waktu untuk masuk ke sekolah; membuat anak-anak lebih rentan terhadap pelecehan;
anak-anak terganggu dalam memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalamberperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS):
Anak gadis yang sudah menginjak usia puber yang sedang menstruasi membutuhkanprivasi. Tidak tersedia fasiltas sanitasi yang memberikan rasa privasi di sekolah
mengindikasikan angka ketidak hadiran anak ke sekolah meningkat 10 20 persen. Pelecehan dan pemerkosaan terhadap gadis remaja di sekolah adalah problem umum.
Suatu survai di Afrika Selatan menunjukkan lebih dari 30 persen anak gadis sekolahmengalami pelecehan, kebanyakan dilakukan di toilet yang letaknya jauh dari kelas di
sekolah. Anak gadis memerlukan lebih banyak air untuk sanitasi daripada anak laki-laki.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hasil dari proses pendidikan yang berorientasi
pada praktek berperilaku di samping memperbaiki pengetahuan dan membangun sikap. Anak-anak
umumnya lebih respek dalam menerima ide baru dari pada orang dewasa. Di sekolah dasar merekadapat dirangsang berbudaya dan berperilaku hidup bersih dan sehat. Promosi higiene perseorangandan sanitasi lingkungan di sekolah dapat membentuk perilaku sehat.
Saat ini 40 persen atau sekitar 2,5 milyar - penduduk dunia tidak mempunyai akses sarana
sanitasi dan 884 juta tidak mempunyai akses air yang aman. Lebih dari 4.000 anak meninggal karenadiare setiap hari di dunia, melalui ASaH di Sekolah dapat membantu mengatasi krisis air dan sanitasi
secara global ini:
Dibandingkan dengan orang dewasa, anak dapat lebih mudah merubah perilaku atau
membangun perilaku baru jangka panjang sebagai hasil dari bertambahnya pengetahuan danfasilitas yang ada.
Anak juga merupakan model peran. Mereka belajar di sekolah dengan mudah dan akanmeneruskan kepada orang yang dicintai atau anaknya ketika mereka menjadi orang tua
kelak.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
34/44
34
Guru juga mempunyai pengaruh kuat. Bila disuport oleh sekolah, guru mempunyai peran
yang penting dalam pengembangan anak menjadikan diri anak sebagai model peran dimasyarakat.
ASaH melalui sekolah adalah salah satu jalur terbaik untuk menjangkau seluruh masyarakat,
karena anak mempunyai potensi melakukan perubahan, pedidikan perilaku PHBS bisa
menghubungkan anak, keluarga dan masyarakat. Sekolah sebagai pusat informasi ASaH diharapkanmenjadi agen pembaruan bidang air, sanitasi dan perilaku PHBS di masyarakat, dengan demikiandihapakan:
Untuk menjadi sekolah sebagai pusat informasi, sekolah perlu mempunyai kondisi fisik dan
non-fisik sebagai berikut:
Kondisi fisik sekolah:
Mempunyai fasilitas penyediaan air dan sanitasi (jamban, urinoir, tempat sampah, cuci
tangan) yang terawat.
Lingkungan sekolah bersih dan asrsi, termasuk saluran drainase.
Ruang UKS yang bermanfaat untuk promosi air, sanitasi dan higiene (poster, leaflet,maket/sarana ukuran mini).
Kondisi non fisik sekolah:
Pendidikan PHBS berjalan terus menerus
Secara berkala siswa melakukan monitoring perilaku PHBS di sekitar tempat tinggal danmembahas secara bersama di sekolah kemudian diteruskan menyebar luaskan perilaku
PHBS kepada masyarakat.
Sekolah menjadi rujukan ASaH bagi sekolah lain dalam gusus.
Dialog ASaH antar sekolah anggota gugus secara berkala
Duta ASah menggerakkan organisasi siswa
Komite Sekolah dan Organisasi orang tua siswa yang aktif
Pengembangan Sekolah Sebagai Pusat Informasi ASaH
ASaH di Sekolah merupakan komponen dari program WES UNICEF, yang mempunyai 5 pilar
kegiatan utama yaitu:1) Pengelolaan Proyek
2) Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat3) Penyediaan Fasilitas Air dan Sanitasi
4) Sekolah Sebagai Pusat Informasi Sanitasi5) Peningkatan Dukungan Pemerintah kepada Sekolah
Tujuan Umum:
Menjadikan sekolah sebagai agen perubahan perilaku higiene.
Tujuan Khusus:
1. Masyarakat sekolah (kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengurus organisasi orangtua
siswa dan siswa) mengetahui konsep sekolah sebagai pusat informasi ASaH.2. Sekolah melaksanakan promosi PHBS kepada masyarakat sekitar sekolah.
3. Membantu Sekolah Inti dan Sekolah Imbas dalam melaksanakan program ASaH.
Kegiatan Persiapan:1. Melakukan workshop/sosialisasi konsep sekolah sebagai pusat informasi ASaH bagi kepala
sekolah, komite sekolah, guru, orang tua siswa dan siswa2. Melakukan pelatihan perencanaan dan pelaksanaan ASaH melalui Sekolah kepada guru
3. Melakukan pelatihan perencanaan dan pelaksanaan ASaH melalui Sekolah kepada siswa.4. Melakukan pemilihan dan pelatihan Duta ASaH, kepada siswa terpilih dari SD Inti dan SD
Imbas di setiap gugus sekolah
Kegiatan berkala
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
35/44
35
5. Memantapkan program ASaH di forum PKG6. Melakukan diskusi ASaH di furum KKG
7. Melakukan diskusi ASaH di forum KKKS8. Guru mengajar ASaH ekstra kurikuler kepada siswa, dibantu Duta Terlatih ASaH
9. Siswa/guru melakukan diskusi perilaku PHBS dengan masyarakat, sebagai kelanjutanmonitoring partisipasi.
10. Melakukan pengawasan ASaH di Sekolah oleh Pengawas Kecamatan11. Jambore duta ASaH
Kegiatan lain12. Pertemuan ASaH guru/siswa dengan orang tua, sewaktu penerimaan rapor.13. Mengoptimalkan momentum kunjungan dokter/tim kesehatan/puskesmas ke sekolah, dengan
mengajak orang tua murid diskusi dan meninjau sarana air, santasi kebersihan sekolah danfasilitas lain.
Sekolah sebagai Pusat
Informasi ASaH
Tujuan Umum
Menjadikan sekolah sebagai agenperubahan perilaku higiene
Tujuan Khusus
Masyarakat sekolah (kepala sekolah,
guru, komite sekolah, pengurusorganisasi orangtua siswa dan siswa)
mengetahui konsep sekolah sebagaipusat informasi ASaH.
Sekolah melaksanakan promosi PHBS
kepada masyarakat sekitar sekolah.
Sekolah membantu Sekolah Inti danImbas dalam melaksanakan program
ASaH.
Kegiatan Persiapan
Melakukan workshop/sosialisasi konsep sekolah
sebagai pusat informasi ASaHbagi kepalasekolah, komite sekolah, guru, orang tuasiswa
dansiswa
Melakukanpelatihan perencanaandanpelaksanaan ASaH melalui Sekolah kepada guru
Melakukanpelatihan perencanaandan
pelaksanaan ASaH melalui Sekolah kepada siswa.
Melakukanpemilihan danpelatihan Duta ASaH,kepada siswa terpilih dari SD Inti dan SD Imbas
di setiap gugus sekolah
Kegiatan Berkala
Memantapkan program ASaH diforum PKG
Melakukan diskusi ASaH di furum KKG
Melakukan diskusi ASaH di forum KKKS
Guru mengajar ASaH ekstra kurikulerkepadasiswa, dibantu Duta Terlatih ASaH
Siswa/guru melakukan diskusi perilaku PHBS
dengan masyarakat, sebagai kelanjutanmonitoring partisipasi
Melakukan pengawasan ASaH di Sekolah olehPengawas Kecamatan
Jambore duta ASaH
Kegiatan Lain
Pertemuan ASaH guru/siswa denganorang tua, sewaktu penerimaan rapor.
Mengoptimalkan momentum kunjungan
dokter/tim kesehatan/puskesmas kesekolah , dengan mengajak orang tua
murid diskusi dan meninjau sarana air,santasi kebersihan sekolah dan fasilitaslain.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
36/44
36
Bagian Dua: Pendidikan HigieneSESI XI
Penggunaan dan Perawatan Fasilitas Air dan Sanitasi
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan mekanisme penggunaan dan perawatan fasilitas air dan sanitasi di Sekolah
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang penggunaan dan perawatan fasilitas air dan sanitasi di
sekolah.3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang mekanisme penggunaan dan
perawatan fasilitas air dan sanitasi di Sekolah, meliputi apa, bagaimana, siapa
bertanggung jawab.5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
37/44
37
Pemahaman penggunaan dan perawatan fasilitas air dan sanitasi di Sekolah.
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Penggunaan dan perawatan fasilitas air dan sanitasi sekolah
1. Fasilitas air dan sanitasi yang di bangun bertujuan untuk meningkatkan perilaku PHBS masyarakatsekolah.
2. Setiap anggota masyarakat sekolah mampu mengoperasikan fasilitas air dan sanitasi dengan baiksesuai dengan fungsinya (siswa perlu dilatih dalam menggunakan sarana air dan sanitasi sekolah,
terutama siswa yang masih tidak memiliki sarana air dan sanitasi di rumah).3. Masyarakat sekolah mampu merawat fasilitas air dan sanitasi yang dibangun.
4. Masyarakat sekolah mengetahui apabila terjadi kerusakan, langkah perbaikan bisa direncanakan.5. Masyarakat sekolah mengetahui kebutuhan untuk menunjang berfungsinya fasilitas sanitasi sekolah
(ketersediaan fasiitas penunjang seperti sabun untuk cuci tangan, gayung, air, sikat pembersih dll).6. Tersedia tata cara perawatan fasilitas air dan sanitasi di sekolah (penanggung jawab, pelaksana
perawatan (piket murid, penjaga sekolah), waktu perawatan dilakukan dll.7. Memastikan tersedianya anggaran sekolah untuk perawatan fasilitas air dan sanitasi.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
38/44
38
Bagian Tiga: Manajemen berkelanjutanSESI XII
Dukungan Pemerintah Daerah terhadap ASaH di Sekolah
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan tujuan dan pentingnya dukungan pemerintah daerah terhadap program ASaH diSekolah.
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat
pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.2. Presentasi oleh fasilitator tentang tujuan dan pentingnya dukungan Pemerintah Daerah
terhadap program ASaH di Sekolah.3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.
4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang tujuan, penting dan bentuk dukunganPemerintah Daerah terhadap program ASaH di Sekolah, meliputi kebijakan, strategi dan
bentuk dukungan.5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
39/44
39
Pemahaman tujuan dan pentingnya dukungan Pemerintah Daerah terhadap program ASaH diSekolah
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Dukungan Pemerintah Daerah kepada program ASaH di Sekolah
Pemerintah harus memberi dukungan kepada program ASaH di Sekolah, kondisi fasilitas penyediaan air,sanitasi dan perilaku hygiene di sekolah masih belum menggembirakan. Banyak sekolah yang tidak
mempunyai fasilitas penyediaan air dan sanitasi. Dukungan yang diperlukan meliputi:1. Politik
2. Kebijakan3. Anggaran
Dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk penyediaan air, sanitasi danpendidikan hygiene belum memadai, sehingga perilaku hygiene masih jauh dari harapan. Sejauh ini
pemerintah pusat belum memberikan dukungan APBN dalam jumlah yang mencukupi untuk programASaH di Sekolah. Karena itu, program ASaH di Sekolah harus terkoordinasi agar dukungan APBN
tersedia setiap tahun anggaran.
Dukungan Pemerintah Daerahkepada program ASaH di Sekolah
Banyak sekolah yang tidak mempunyai
fasilitas penyediaan air dan sanitasi.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN) untuk penyediaan air, sanitasi dan
pendidikan hygiene belum memadai,
sehingga perilaku hygiene masih jauh dari
harapan
Pemerintah Pusat dan Daerah harus memberidukungan kepada program ASaH di Sekolah,
Dukungan yang diperlukan meliputi: (a)Politik, (b) Kebijakan dan (c) Anggaran.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
40/44
40
Bagian Tiga: Manajemen berkelanjutanSESI XIII
Rencana Kerja Sekolah
Tujuan:
Peserta bisa menjelaskan Rencana Kerja Sekolah dan bagaimana menyusunnya program ASaH diSekolah.
Metode:
presentasi
diskusi
Waktu:
60 menit
Alat dan Bahan:
kain dengan perekat pena/spidol
kertas ukuran kecil
kertas ukuran besar/Koran
gunting
lem/perekat
LCD
OHP
Aktifitas:
1. Menjelaskan secara garis besar tujuan sesi ini.
2. Presentasi oleh fasilitator tentang tujuan dan isi rencana kerja ASaH di Sekolah.3. Peserta dibagi dalam dua kelompok terdiri 10 15 orang.4. Dalam kelompok peserta diminta berdiskusi tentang Rencana Kerja Sekolah.
5. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok, dilanjutkan diskusi.
Kompetensi:
Pemahaman rencana kerja ASaH di Sekolah
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
41/44
41
Catatan pembelajaran/Butir kunci pembelajaran:
Rencana Kerja SekolahPendahuluan
Perilaku hidup bersih dan sehat memerlukan sarana penyediaan air dan sanitasi bagi siswa dan guru.Perilaku hidup bersih dan sehat juga sebagai hasil dari proses pendidikan yang berorientasi pada perilakudi samping pengetahuan dan membangun sikap. Anak-anak umumnya lebih respek dari pada orang
dewasa dalam menerima ide baru. Di sekolah mereka dapat dirangsang berbudaya dan berperilaku hidupbersih dan sehat. Promosi hygiene perseorangan dan sanitasi lingkungan di sekolah dapat membentuk
perilaku baik. Sejumlah konsep penting dalam pendidikan untuk anak adalah:a. Pembelajaran yang efektip: Siswa menunjukan perilaku yang lebih baik dalam hal kebersihan dan
kesehatan lingkungan.b. Mengurangi angka infeksi penyakit dan kecacingan: Bilamana fasilitas air dan sanitasi tidak ada atau
tidak dipeliharan dengan baik, sekolah akan menjadi sumber penyakit. Siswa akan kencing dan BABsembarangan di sekitar sekolah atau di ruang terbuka lain. Ini merupakan perilaku jelek, bisa
menularkan penyakit, disamping menyebarluaskan sinyal negatip kepada anak-anak lain danmasyarakat bahwa perilaku tersebut adalah wajar.
c. Kehadiran siswa perempuan di sekolah: Tidak tersedianya fasilitas air dan sanitasi seringmenyebabkan orang tua melarang anak perempuanya masuk sekolah. Hal ini yang menyebabkan
tingginya absensi dan terjadinya putus sekolah pada remaja putri. Remaja putri yang sedang tumbuhmerasa kesulitan hadir ke sekolah karena tidak ada fasilitas air dan sanitasi, atau kalaupun ada tidak
dirawat dengan baik.d. Kebersihan lingkungan: Keberadaan dan penggunaan secara benar fasilitas penyediaan air dan
sanitasi mencegah pencemaran lingkungan dan mengurangi sumber penyakit bagi masyarakatsecara luas.
e. Melaksanakan hak azasi anak: Anak mempunyai hak azasi atas kesehatan dan kebahagiaansemaksimal mungkin di lingkungannya. Tersedianya fasilitas air dan sanitasi yang baik dan perilaku
sehat mengurangi kontribusi tertular penyakit dan memperbaiki kesehatan dan gizi.
Masing-masing sekolah dan masyarakat mempunyai tahapan yang berbeda untuk memulainya. Kegiatan
dan tujuannya ditentukan sendiri oleh sekolah dan masyarakat di sekitarnya.
Menciptakan kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat yang kondusipSuatu lingkungan perlu diciptakan untuk mendukung terselenggaranya program penyediaan air, sanitasidan pendidikan hygiene. Hal ini tentu membutuhkan pembiayaan, tim guru yang siap dan tim ASaH (Air,
Sanitasi dan Hygiene) yang mampu berkomunikasi dengan organisasi masyarakat sehingga sekolahmenjadi lebih aktip dan berarti.
Melakukan kajian kondisi sekolah dan masyarakat saat ini
Sebelum menyusun tujuan dan rencana kerja sekolah bidang air, sanitasi dan hygiene perlu melakukan
suatu kajian lingkungan sekolah secara partisipasi. Kajian meliputi: kondisi kesehatan, siswa laki, siswaperempuan, perilaku hygiene, sarana yang ada, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru, perlengkapan
belajar mengajar dan pembiayaan.
Menyusun rencana kerja sekolahRencana kerja sekolah meliputi penetapan tujuan, penetapan hasil yang diharapkan dan rencana
kegiatan. Sangat perlu diperhatikan bahwa penyusunan tahapan pengembangan ASaH dilakukan secarapartisipasi pula.
a. Penetapan tujuan dan pembuatan rencana kegiatan.b. Pemilihan teknologi yang cocok untuk sekolah.
Melaksanakan perbaikan: sekolah sebagai pelakuBerbagai komponen di masyarakat bisa dimobilisasi guna mensukseskan ASaH di sekolah. Parapemangku kepentingan dapat saling bekerjasama sesuai dengan kepentingannya. Bilamana ada
komponen masyarakat yang ingin menyumbangkan bantuan untuk pembangunan, koordinasi dan
kerjasama sangat penting untuk mencegah duplikasi. Komponen masyarakat yang kemungkinan bisabekerjasama adalah:
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
42/44
42
a. Komite Sekolah.b. Masyarakat dan orang tua.
c. Sekolah dan petugas kesehatan.d. Guru dan kepala sekolah.
e. LSM dan organisasi masyarakat lainnya.
Mengembangkan alat peraga dan metode pendidikanUmumnya sekolah memperoleh alat bantu belajar yang dikembangkan secara nasional. Sering dijumpai
perbedaan besar karena kondisi geografi, sosial, dan budaya dari satu lokasi dengan lokasi lain. Olehkarena itu perlu upaya untuk mengadaptasi metode dan alat bantu pembelajaran sesuai kondisi setempat.
Pengalaman menunjukkan bahwa untuk melakukan perubahan perilaku sehat dengan cara pembelajarandi kelas tidak selalu efektif, oleh karena itu perlu dicari cara lain.
Membangun dan memelihara fasilitas air dan sanitasi sekolah
Pemilihan fasilitas yang paling tepat, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan yang akan
dilaksanakan perlu dilakukan bersama dengan fihak luar sekolah. Hal ini penting ketika akan merumuskanpembiayaan yang harus dibebankan kepada fihak siswa, guru, orang tua, dan masyarakat, baik untuk
konstruksi maupun pemeliharaan. Apapun pilihan yang ditetapkan, keterlibatan masyarakat sekolah akan
menjadi penting ketika sarana nanti dimanfaatkan.
Sekolah merupakan pusat informasi air, sanitasi dan higiene di masyarakat
Sekolah bisa menjadi pintu masuk program penyediaan air, sanitasi dan hygiene bagi masyarakat sekitar,
sebab:a. Anak sekolah dapat membawa pesan-pesan ke rumah bagi keluarga mereka.
b. Anak sekolah biasanya lebih tinggi motivasinya untuk memperbaiki kondisi dan perilaku di rumah dandi masyarakat sehingga bisa menjadi perantara perubahan perilaku yang baik.
c. Sekolah dan guru menyediakan perangkat sehingga pesan bisa sampai ke orang tua dan masyarakatd. Sarana sanitasi sekolah yang terpelihara merupakan percontohan yang baik untuk ditunjukkan kepada
masyarakt.e. Guru sekolah akan menjadi panutan, masyarakat desa dan orang tua bisa menyampaikan pertanyan
kepadanya.
Memonotoring pelaksanaan dan perubahan
Waktu mengembangkan dan melaksanakan program ASaH perlu diketahui apakah pesan-pesan yangbenar dan kegiatan yang bermanfaat telah ada di dalam program, misalnya apakah sesuai dengan
kebutuhan dan memperhatikan pembelajaran yang diperoleh dari proyek sebelumnya. Monitoring perludilakukan untuk mengetahui pula dampak dari program, apakah telah terjadi perubahan perilaku sehat
pada siswa dan masyarakat serta apakah kondisi lingkungan telah menjadi baik. Monitoring memerlukansuatu indikator dan ketepatan, siapa yang mengumpulkan dan bagaimana memanfaatkan. Pemilihan
indikator tergantung dari tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan. Secara umumperlu diingat bahwa monitoring merupakan kegiatan positip yang dapat bermanfaat untuk memperbaiki
program.
Selanjutnya, perlu diketahui bahwa:
Rencana kerja sekolah terkait dengan sanitasi sekolah merupakan bagian dari rencana kerjasekolah secara keseluruhan.
Rencana kerja sekolah terkait air, sanitasi dan higiene di sekolah memuat rencana yang akan
dilakukan.
Penyusunan rencana kerja sekolah dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat sekolah
Rencana kerja sekolah harus terdokumentasikan dengan baik.
Rencana kerja sekolah ditanda tangani oleh kepala sekolah dan komite sekolah.
Rencana kerja sekolah mempunyai waktu perencanaan selama 6 bulan.
Dokumen rencana kerja sekolah bisa diakses oleh semua pihak yang terkait.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
43/44
43
Rencana Kerja Sekolah
1. Rencana kerja sekolah terkait dengan sanitasi sekolah merupakanbagian dari rencana kerja sekolah secara keseluruhan
2. Rencana kerja sekolah terkait sanitasi sekolah memuat rencana ya ngakan dilakukan
3. Penyususnan rencana kerja sekolah dilakukan oleh seluruh anggotamasyarakat sekolah
4. Rencana kerja sekolah harus terdokumentasikan dengan baik5. Renacana kerja sekolah ditanda tangani oleh kepala sekolah dan
komite sekolah6. Rencana kerja sekolah mempunyai waktu perencanaan selama 6
bulan7. Dokumen rencana kerja sekolah bisa diakses oleh semua pihak
Praktek Penyusunan Rencana Kerja Sekolah
Peserta menyiapkan rencana kerja air, sanitasi pendidikan kesehatan ( hygieneeducation) untuk masing -masing sekolah yang meliputi :
1. Promosi hygiene di sekolah2. Keterlibatan komite dan wali murid dalam kegiatan hygiene sekola h
3. Kegiatan monitoring partisipatori PHBS
4. Menjaga kebersihan dan kesehatan sekolah
5. Penyusunan dan pelaporan anggaran belanja sekolah
6. Cara pengajaran PHBS kepada murid
Praktek Penyusunan Rencana Kerja SekolahPeserta menyiapkan rencana kerja air, sanitasi dan higiene untuk masing-masing sekolah yangmeliputi :
1. Promosi hygiene di sekolah.2. Keterlibatan komite dan wali siswa dalam kegiatan hygiene sekolah.
3. Menjaga kebersihan dan kesehatan sekolah.4. Penyusunan dan pelaporan anggaran belanja sekolah.
5. Cara pengajaran PHBS kepada siswa.6. Kegiatan monitoring partisipasi PHBS.
Dalam memfalitasi diskusi perlu menekankan:1. Isu atau masalah air dan sanitasi serta perilaku PHBS yang harus diperbaiki, antara lain:
a. Masalah ketersediaan air bersih.b. Perilaku siswa dalam kegiatan CTPS.
c. Ketersediaan sarana tempat sampah.d. Perilaku murid dalam membuang sampah.
e. Kondisi kebersihan lingkungan sekolah.f. Ketersediaan dan kondisi toilet sekolah.
g. Perilaku siswa dalam BAB.
h. Kondisi makanan sekolah.i. Perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan yang sehat dan bersih.2. Merencanakan pengembangan atau perbaikan fasilitas yang menunjang PHBS
a. Mengidentifikasi kondisi fasilitas air bersih sekolah.b. Mengidentifikasi kondisi fasilitas toilet sekolah.
c. Mengidentifikasi kondisi fasilitas tempat sampah sekolahd. Mengidentifikasi kondisi fasilitas tempat berjualan sekolah.
3. Keterlibatan Komite Sekolah dan Wali Murid dalam kegiatan PHBS di sekolaha. Mengidentifikasi partisipasi komite sekolah dan wali murid terhadap pembangunan atau
perbaikan fasilitas sekolah.b. Mengidentifikasi partisipasi komite sekolah dan wali murid terhadap kegiatan kampanye
PHBS di sekolah dan di rumah.4. Mengidentifikasi kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan PHBS di sekolah
a. Menyususn format laporan monitoring PHBS oleh siswa.b. Menyusun buku jurnal monitoring dan evaluasi kegiatan PHBS untuk guru.
5. Merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan menjaga kondisikesehatan dan kebersihan serta PHBS di s ekolah.
6. Penyusunan dan pelaporan anggaran belanja sekolah.a. Membuat format penyusunan dan pelaporan anggaran belanja sekolah yang transparan
dan bertanggung jawab.b. Melibatkan komite sekolah serta wali murid dalam penyusunan anggaran belanja
sekolah.7. Mengidentifikasi cara pembelajaran untuk melakukan pengajaran tentang PHBS kepada murid
melalui kegiatan belajar mengajar sehari-hari.8. Merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki masalah kondisi diatas.
9. Matrik rencana kerja meliputi, masalah, macam kegiatan, penyelesaian masalah, siapa yang
melaksanakan, waktu dan siapa yang akan mengawasi.10. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan perlunya membentuk organisasi hygiene
murid menjadi wadah semua kegiatan murid berkaitan dengan PHBS di sekolah.
-
7/30/2019 Panduan Pertemuan Orientasi dan Pelatihan Air, Sanitasi dan Higinitas (ASaH) di Sekolah
44/44
44
11. Peserta diminta menyusun rencana kerja sekolah terkait aspek sanitasi dan kesehatanlingkungan.
12. Fasilitator meminta peserta mengumpulkan rencanakerja sekolah yang sudah disusun.13. Bersama-sama membahas rencana kerja sekolah yang sudah disusun.
14. Fasilitator menanyakan kesulitan peserta dalam menyusun rencana kerja sekolah.