laporan sanitasi udara dan ruang

39
Laporan Praktikum Hari/Tgl : Jumat, 16 Oktober 2015 Analisis Mutu Mikrobiologi Pangan Dosen : Ir. C.C Nurwitri, DAA Asisten : Dina Crownia, Amd Revita Permata Hati, Amd SANITAS RUANG DAN UDARA Disusun oleh: Kelompok 4 / BP2 Arista Hanudiana J3E114007 Cecep Sumantri J3E114028 Alfina Syaikani J3E114047 Tina Dameria S J3E114086

Upload: finaalsyaikani

Post on 01-Feb-2016

108 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan AMMP Sanitasi Udara dan Ruang

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Jumat, 16 Oktober 2015Analisis Mutu Mikrobiologi Pangan Dosen : Ir. C.C Nurwitri, DAA

Asisten : Dina Crownia, Amd Revita Permata Hati, Amd

SANITAS RUANG DAN UDARA

Disusun oleh:

Kelompok 4 / BP2

Arista Hanudiana J3E114007

Cecep Sumantri J3E114028

Alfina Syaikani J3E114047

Tina Dameria S J3E114086

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi

mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi

dari lingkungan disekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai

mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang

mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruangan yang digunakan dalam

fermentasi dan sebagainya. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya

melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau terdapat dalam droplet air (Gobel,

2008).

Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh

setiap permukaan seperti tangan atau alat (wadah). Oleh karena itu sanitasi

lingkungan sangat perlu untuk diperhatikan terutama yang akan bekerja dalam

bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau Industri (Gobel,

2008).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman dan

keterampilan kepada mahasiswa mengenai metode pengujian sanitasi udara dan

ruang serta untuk mengetahui jumlah mikroba yang terdapat pada udara dan ruang

tempat aktivitas sehari-hari.

Page 3: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

BAB II

METODOLOGI

2.1 Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu media agar NA,

APDA, agar PCA dengan metode RODAC, alkohol, aquades, aluminium foil,

disinfektan (So Klin dan Wipol). Sedangkan alat yang digunakan yaitu cawan

petri, pisau, bunsen, ose, pinset, label, Erlenmeyer.

2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Sanitasi udara

Mikroba diamati dan dihitung

€ mo/m2

Diinkubasi t = 300C, 2 hari

Ditempatkan di meja dan lantai selama 30 menit

APDANA

Diameter masin-masing cawan diukur

Page 4: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

2.2.2 Sanitasi Ruang

Mikroba diamati dan dihitung

€ mo/m2

Diinkubasi t = 300C, 2 hari

Ditempatkan di cawan kosong steril

Dipotong tipis

Ditempelkan pada pada lantai selama 4 detik

Media PCA

Page 5: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kel Med

ia

Uji M.O ∑

M.O

Perlakuan Lokasi Mikroskop D

1 NA Bakteri 132 CB

BIOTEK

1

BASIL

41

AP

DA

Kapang

Khamir

82 KAPANG

BERMISSELIU

M

54

PCA 5 Tanpa

WIPOL BASIL

2,5cm

4

7 Dengan

WIPOL3

2 NA Bakteri 216 CB

OLAH 2

BASIL

COCCUS70

AP

DA

Kapang

Khamir

66 KAPANG

57

PCA 7 Tanpa

WIPOL

BASIL 2,5cm

6

5 Dengan

WIPOL4

3 NA Bakteri 63 CB

OLAH 4

BASIL

586

AP

DA

Kapang

Khamir

195 KAPANG

112

PCA 4 Tanpa

WIPOL

BASIL 1,9cm

5

3 Dengan

WIPOL5

4 NA Bakteri 81 TOILET

PRIA 114

Page 6: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

GEDUN

G CBAP

DA

Kapang

Khamir

80

81

PCA 8 Tanpa

WIPOL

3cm

8

1 Dengan

WIPOL4

5 NA Bakteri 703 MUSHO

LLA

PRIA

TERAS

BASIL

518

AP

DA

Kapang

Khamir

263 BASIL

302

PCA 1

Koloni

menye

bar

TANPA SO

KLIN BASIL 2cm

0(tida

k ada

koloni

)

DENGAN

SOKLIN

6 NA Bakteri 105 RUANG

PERSIAP

AN CB

LINK

BASIL

41

AP

DA

Kapang

Khamir

55 BASIL

65

PCA 3 TANPA

SOKLIN

2cm

2

Page 7: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

0 DENGAN

SO KLIN2

7 NA Bakteri 56 TOILET

LAB

TERPAD

U

WANITA

BASIL

84

AP

DA

Kapang

Khamir

41 BASIL

89

PCA 8 TANPA

SOKLIN

COCCUS 2cm

5

1 DENGAN

SOKLIN10

8 NA Bakteri 107

79

AP

DA

Kapang

Khamir

52

60

PCA 7 TANPA

SOKLIN

3cm

8

5 DENGAN

SOKLIN14

3.1.1 Perhitungan

Kelompok 4

SANITASI UDARA (Di Toilet Pria Gedung CB)

NA APDA

81 80

114 81

NA (Diameter 9 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 3,1 x 10 4 koloni/jam/m2

APDA (Diameter 8 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 3,2 x 104 koloni/jam/m2

Page 8: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

APDA (Diameter 9 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 2,5 x 104 koloni/jam/m2

SANITASI RUANG/RODAC (Di Ruang CB Biotek )

PCA (Tanpa Memakai Wipol) PCA (Sesudah Memakai Wipol)

8 0

8 3

PCA (Diameter 3 cm )

PCA (Sebelum Memakai Wipol) :

Densitas mikroba/m2 = 8,5 x 103 koloni/m2

PCA (Sesudah Memakai Wipol) :

Densitas mikroba/m2 = 1,6 x 103 koloni/m2

Perhitungan sanitasi udara dan sanitasi ruang

1. Media NA Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

¿ 81+114

2x

60 menit30 m3 nit

+ 10000 cm2

63,585 cm2

¿97,5 x2 x157,27

¿ 30667,65 3,1 x 104 koloni/jam/m2

2. Media APDA Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

(D =8 cm) ¿ 80+812

x60 menit30 m 3 nit

x10000 cm2

50,24 cm2

¿80,5 x2 x199,04

¿32045,44 3,2 x 104 koloni/jam/m2

Page 9: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

(D =9 cm) ¿ 80+812

x60 menit30 m 3 nit

x10000 cm2

63,585 cm2

¿80,5 x2 x157,27

¿ 25320,47 2,5 x 104 koloni/jam/m2

3. Media PCA (Sebelum Memakai Wipol )

Densitas mikroba/m2 ¿ rata−ratakoloni x10000 cm2

luas cawa n¿¿¿

¿ 8+82

x10000 cm2

3,14 x3 cm2

¿8 x 1061,57

¿8492,56 8,5 x 103 koloni/m2

Densitas mikroba/m2 ¿ rata−ratakoloni x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

¿ 0+32

x10000 cm2

3,14 x 3 cm2

¿1,5 x 1061,57

¿1592,35 1,6 x 103 koloni/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

¿ 81+114

2x

60 menit30 m3 nit

+ 10000 cm2

63,585 cm2

¿97,5 x2 x157,27

¿ 30667,65 3,1 x 104 koloni/jam/m2

3.2 Pembahasan

3.2.1 Sanitasi udara

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu sanitasi

biasanya dikaitkan dengan kesehatan manusia. Potensi mikroba dapat merusak

pangan dan menimbulkan penyakit pada manusia, organisme lain, dan tanaman.

Udara pada dasarnya tidak mempunyai flora alami oleh karena itu organisme tidak

Page 10: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Mikroba yang ada di udara

dapat ditimbulkan akibat kontaminasi dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari

debu, air, proses aerasi, penderita saluran infeksi, dan lain-lain. Selain itu, setiap

aktivitas manusia juga dapat menimbulkan mikroba di udara.

Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan

bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada di

tempat tersebut. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi

mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es akan

cenderung mengurangi jumlah mikroorganisme di udara dengan membasuh

partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu. Mikroorganisme udara

di dalam suatu ruangan dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar cawan

yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu di dalam ruangan tersebut

atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka.

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi.

Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat,

misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer 1984).

Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan

tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri thermogenesis

menimbulkan panas di dalam media tempat bakteri tersebut tumbuh. Bakteri dapat

pula mengubah pH dari media tempat iahidup, perubahan ini disebut perubahan

secara kimia (Lay 1992).

Adapun densitas bakteri (∑mikroba/jam/m2) yang terkandung di udara

pada toilet pria gedung CB sebanyak 3,1 x 10 4 koloni/jam/m2 pada media NA

berdiameter 9 cm, 3,2 x 104 koloni/jam/m2 pada media APDA berdiameter 8 cm,

dan 2,5 x 104 koloni/jam/m2 pada media APDA berdiameter 9 cm.

Densitas bakteri di udara yang tertinggi ada pada lab olah 1 sedangkan

densitas kapang dan khamir yang tertinggi ada pada lab lab olah 2, lab olah 5, dan

kantin. Hal ini membuktikan lab olah 1, lab olah 2, lab olah 5, dan kantin.tersebut

kurang mendapat perhatian dari segi kebersihan. Mikroba tersebut dapat

Page 11: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

bersumber dari bioaerosol. Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas

makhluk hidup atau sisa yang berasal dari makhluk hidup (Anonim, 2008). Jenis

mikroorganisme yang sering terdapat di udara pada umumnya bakteri batang

pembentuk spora, baik yang bersifat aerobik maupun anaerobik, bakteri coccus,

bakteri gram negatif, kapang dan khamir. Penyebaran bakteri, jamur, dan virus

pada umumnya terjadi melalui sistem ventilasi. Sumber bioaerosol ada 2 yakni

yang berasal dari luar ruangan dan dari perkembangbiakan dalam ruangan atau

dari manusia, terutama bila kondisi terlalu berdesakan (crowded) (Anonim, 2008).

Oleh karena itu banyaknya aktivitas manusia yang terjadi di dalam ruangan

tersebut sangat mempengaruhi jumlah mikroba yang terkandung di udara.

Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti laju ventilasi, banyaknya orang, dan kegiatan orang-orang

yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan dalam bentuk

percikan dari hidung dan mulut selama bersin, bahka ketika bercakap-cakap titik-

titik air terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai ukuran yang beragam.

Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan

tinggal dalam udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera

jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. (Pelczar 1994). Ada beberapa jenis

bakteri di udara yang dapat menginfeksi saluran pernafasan pada manusia,

diantaranya adalah Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp.,

Pneumococcus sp. dan Clostridium sp. (Bibiana 1992 ).

Sedangkan kapang yang pada umumnya terdapat pada udara adalah

Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium dan Trichoderma. Kapang

bereproduksi dan melakukan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang

terdiri dari spora seksual dan spora aseksual. Spora dapat menyebabkan gangguan

kesehatan terutama pernafasan manusia apabila terhirup baik dalam skala kecil

maupun besar. Gangguan kesehatan pernafasan yang disebabkan oleh gangguan

kapang diantaranya adalah asma, alergi rintis dan sinusitis. Penyakit yang

disebabkan oleh spora kapang adalah mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang

umum adalah Aspergillosis yang disebabkan oleh spora yang dihasilkan oleh

kapang Aspergillus.

Page 12: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Untuk mengurangi perkembangbiakan mikroba dalam udara di suatu

ruangan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hubungan kualitas

udara dalam ruang adalah (a) kondisi lingkungan dalam ruang, kondisi lingkungan

yang penting untuk diperhatikan adalah suhu ruangan, kelembaban, dan aliran

udara. Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan absorbs polutan

mikroba dalam ruangan, pertumbuhan mikroorganisme di udara, dan

meningkatkan bau yang tidak sedap, (b) konstruksi ruangan dan furniture, (c)

proses dan alat-alat dalam ruangan, (d) ventilasi, ventilasi udara yang buruk dapat

menyebabkan kurangnya udara segar yang masuk dan buruknya distribusi udara

di dalam ruang, (e) status kesehatan orang dalam ruangan (Anonim 2008).

3.2.2 Sanitasi Ruang (RODAC)

Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding,

dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah

dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk

dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan

tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi

bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri

seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang

konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi,

struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan

bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif. Kontaminasi oleh

mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh permukaan setiap tangan

atau alat. Dengan demikian sanitasi lingkungan sangat perlu diperhatikan terutama

yang bekerja dalam bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau

industri (Volk dan Wheeler, 1984).

Sanitasi merupakan persyaratan yang mutlak bagi industri pangan sebab

sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya

awet produk serta nama baik atau citra perusahaan (Betty dan Een, 2011).

  Hasil pengamatan uji sanitasi ruang dapat dilihat pada tabel 2 pada bab

hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa urutan unit koloni dari

terbesar hingga terkecil adalah lantai tidak dibersihkan, lantai dibersihkan dengan

Page 13: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

desinfektan, lantai dibersihkan dengan pembersih lantai, meja dibersihkan dengan

alkohol 70%, meja dibersihkan dengan air, dan lantai dibersihkan dengan air.

Dengan ditandainya pertumbuhan mikroorganisme pada setiap ruangan

yang dilakukan pengujian, menandakan bahwa tidak semua ruangan yang ada

kebersihannya terjamin. Lantai yang dibersihkan dengan desinfektan misalnya,

masih terdapat koloni bakteri yang tumbuh, padahal desinfektan dapat mereduksi

jumlah mikroorganisme, berbanding terbalik dengan lantai yang dibersihkan

dengan air justru tidak ditemukan sama sekali unit koloni bakteri.

Secara keseluruhan perlakuan, lantai yang tidak dibersihkan memiliki

jumlah mikroorganisme yang paling banyak. Hal ini disebabkan karena lantai

menjadi tempat lalu lalang orang banyak. Sehingga mikroorganisme menempel

pada lantai. Apabila lantai tidak dibersihkan maka jumlah mikroorganisme

tersebut semakin banyak. Oleh sebab itu pada ruang pengolahan pangan

kebersihan ruangan perlu diperhatikan agar tidak menkontaminasi produk

makanan yang akan dibuat.

Sedangkan, lantai yang dibersihkan dengan air menunjukkan hasil 0, lantai

yang dibersihkan dengan pembersih lantai menunjukkan 25 bakteri dan lantai

yang dibersihkan dengan desinfektan menunjukkan 30 bakteri dan 4 khamir. Hal

ini tidak sesuai dengan literature, lantai yang dibersihkan dengan desinfektan

seharusnya menunjukkan jumlah mikroorganisme terkecil. Hal ini disebabkan

karena desinfektan memiliki kandungan alkohol yang dapat membunuh

mikroorganisme pathogen.

Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dipakai untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme melalui suatu mekanisme kerja tertentu.

Desinfektan ditujukan untuk mikroorganisme yang terdapat pada benda-benda

mati seperti: gedung, kandang, feses, dan peralatan. Mekanisme penghancuran

mikroorganisme oleh desinfektan dilakukan dengan jalan merusak struktur

dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel (Joklik et al., 1984; Chatim dan

Suhato, 1994), mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam

nukleat, menghambat kerja enzim atau dapat pula dengan cara menghambat

sintesa asam nukleat dan protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja

desinfektan antara lain konsentrasi dan jenis bahan (Pelczar dan Chan, 1986).

Page 14: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan meja yang dibersihkan dengan air

dan alkohol 70% menunjukkan bahwa meja yang dibersihkan dengan alkohol

70% meenunjukkan jumlah mikroorganisme lebih banyak dibandingkan meja

yang dibersihkan dengan air. Hal ini tentunya tidak sesuai teori, meja yang

dibersihkan dengan air seharusnya menujukkan jumlah mikroorganisme yang

lebih sedikit. Hal ini dikarenakan alkohol mempunyai aktifitas sebagai bakterisid

yang membunuh bakteri dalam bentuk vegetatifnya. Selain itu alkohol juga

menunjukkan aktifitas sebagai antifungi dan antivirus. Golongan alkohol yang

serig digunakan sebagai antiseptik adalah ethyl alcohol dan isopropanol. Kedua

alkohol ini mempunyai efektifitas yang relatif sama. Jika hanya disebut alkohol

maka yang dimaksud adalah ethyl alcohol (ethanol). Sedangkan jika meja

dibersihkan dengan air, kemungkinan mikroorganisme yang ada tidak akan hilang

justru akan bertambah dikarenakan di dalam air pun juga terkandung bakteri.

Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur disebabkan oleh meja yang

digunakan tiap kelompok berbeda, sehingga tingkat kebersihan meja tersebut

berbeda-beda.

Ruangan merupakan salah satu sumber kontaminasi dalam pengolahan

pangan. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan air, mikroba yang

ditemukan di dalamnya juga bervariasi, misalnya mikroba tanah dari tanah dan

debu, mikroba air dari semprotan air, mikroba dari makanan fermentasi (spora

tempe,oncom,dll.), mikroba ternak dan sebagainya. Oleh karena itu sanitasi dan

kehigienisan suatu ruangan sangat perlu diperhatikan guna menjamin mutu dan

keamanan pangan. Untuk mengetahui tingkat sanitasi dan hygienitas dari suatu

ruangan (industri pangan) , dapat dilakukan uji sanitasi yaitu uji sanitasi dengan

metode RODAC dimana hasilnya cepat diketahui. Kecepatan dalam pengujian

juga sangat diperlukan terutama dalam lini produksi yang membutuhkan

kecepatan dalam memperoleh hasil uji. Hal ini disebabkan karena hasil pengujian

yang lama akan menyebabkan produktivitas menurun, yang berakibat pada

rendahnya efektivitas dan efisiensi produksi. Evaluasi mikrobiologi pada

peralatan dan permukaan-permukaan yang kontak dengan pangan merupakan

kegiatan penting untuk mengetahui efektivitas pembersihan dan desinfeksi yang

diterapkan, termasuk tingkat cemaran pada proses tersebut.

Page 15: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Pada praktikum ini, dilakukan pengujian kualitatif sanitasi ruangan

dengan menggunakan metode RODAC. Metode RODAC (The Replicate

Organism Direct Agra Contact Method) merupakan metode menghitung jumlah

mikroorganisme terutama dari suatu permukaan yang bersifat datar (peralatan,

lantai, meja, dll) di lingkungan industri pangan sebagai salah satu pemantauan.

Pemantauan bertujuan untuk menilai kualitas sanitasi atau higiene.

Lokasi pengujian sanitasi rungan dilakukan pada meja dan lantai lab olah

1, 2, 3, dan 4. Pengujian dilakukan secara aseptis dan dilakukan dengan dua

perlakuan, yaitu lantai atau meja sebelum dan sesudah diberi dengan desinfektan.

Media agar pada alat suntik (RODAC) ditempelkan selama 4 detik pada

permukaan meja atau lantai yang akan diuji. Lalu agar yang telah ditempelkan

dipotong setebal 1-1,5 cm dn secara aseptik potongan agar diletakkan pada cawan

petri. Posisi agar yang telah menempel pada permukaan yang akan diuji harus

berada dibagian atas. Kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasi (tanpa

dibalikkan) pada suhu ruang (27oC) selama dua hari.

Setelah dilakukaniinkubasi selama dua hari, hasil pengamatan dengan

perlakuan sebelum diberi desinfektan menunjukkan jumlah coloni yang tumbuh

dengan media PCA pada lantai lab olah 1 adalah TBUD, pada meja lab olah 1

adalah TBUD, pada lantai lab olah 2 sebanyak 1,0 x 105 koloni/m2, pada meja lab

olah 2 sebanyak 4,8 x 104 koloni/m2, pada lantai lab olah 4 sebanyak 6,1 x 104

koloni/m2, pada meja lab olah 4 adalah TBUD, dan pada lantai lab olah 5

adalah7,1 x 104 koloni/m2. Sedangkan hasil pengamatan dengan perlakuan setelah

diberi desinfektan dengan media PCA pada adalah TBUD, pada meja lab olah 1

adalah TBUD, pada lantai lab olah 2 sebanyak 5,1 x 104 koloni/m2, pada meja lab

olah 2 sebanyak 3,2 x 104 koloni/m2, pada lantai lab olah 4 sebanyak 5,5 x 104

koloni/m2, pada meja lab olah 4 adalah TBUD, dan pada lantai lab olah 5 adalah 0

koloni/m2.

Setelah dilakukan pemberian desinfektan dengan Wipool dan antiseptik,

terjadi pengurangan atau penurunan jumlah koloni mikroba < 5,5 x 104 koloni/m2.

Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam sanitasi, bersifat

dapat membunuh jasad renik yang mencemari bahan, alat dan ruangan

Page 16: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

pengolahan. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas dari desinfektan yang

diberikan sangat baik.

Jumlah koloni pada lantai dan meja lab olah 1 dan meja lab olah 4 dengan

perlakuan sebelum dan sesudah pemberian memiliki hasil TBUD (terlalu banyak

untuk dihitung). Seharusnya, dengan penggunaan desinfektan terjadi pengurangan

jumlah koloni yang terbentuk. Terjadinya kontaminasi disebabkan oleh

mikroorganisme yang terbawa oleh udara. Mikroorganisme yang terdapat diudara

biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat didalam

droplet atau tetesan air. Jika didalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan air,

maka mikroba yang ditemukan didalamnya juga bermacam- macam termasuk

bakteri, kapang ataupun khamir .

Winslow (2005) mengatakan bahwa setiap gram debu ruangan

mengandung 5 juta mikroba. Disamping itu, sumber pembawa kontaminasi dapat

berasal dari pekerja secara tidak langsung melalui pakaian maupun peralatan yang

dibawa dan digunakan dalam ruangan. Seharusnya, lantai atau meja yang telah

diberikan desinfektan dibersihkan menggunakan tissue bukan serbet pribadi.

Serbet yang digunakan tidak bisa dijamin kebersihannya. Selain itu, tetesan air

dari praktikan yang berbicara, batuk, dan bersin tanpa menggunakan masker dapat

menjadi sumber kontaminasi dalam ruang. Peralatan dan dari benda-benda yang

diangkut saat akan melakukan pengujian pada lantai atau meja merupakan media

perpindahan sumber perpindahan mikroba.

Pada praktikum ini dilakukan sanitasi ruang pada lantai dan meja di kantin,

ATM, gedung CA K01, gedung CB K05, pos satpam,dan teras SJMP. Metode

yang digunakan merupakan metode RODAC. Agar suntik PCA steril ditempelkan

pada lantai dan meja yang belum dibersihkan dengan desinfektan serta pada lantai

dan yang telah dibersihkan desinfektan. Jumlah mikroba ruangan sebelum

dibersihkan desinfektan yaitu kelompok 1 mendapatkan 9 x 104 mikroba/m2 dan

setelah pemberian desinfektan mikroba menjadi TBUD, sebelum dibersihkan

desinfektan kelompok 2 mendapatkan 3,2 x 104 mikroba/m2 dan setelah pemberian

desinfektan mikroba menjadi 1,8 x 104, sebelum dibersihkan desinfektan

kelompok 3 mendapatkan mikroba TBUD dan setelah pemberian desinfektan

mikroba tetap TBUD, sebelum dibersihkan desinfektan kelompok 4 mendapatkan

Page 17: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

mikroba TBUD dan setelah pemberian desinfektan mikroba tetap TBUD, sebelum

dibersihkan desinfektan kelompok 5 mendapatkan 3,8 x 103 mikroba/m2 dan

setelah pemberian desinfektan mikroba menjadi 1,8 x 103, sebelum dibersihkan

desinfektan kelompok 6 mendapatkan mikroba TBUD dan setelah pemberian

desinfektan mikroba tetap TBUD, sebelum dibersihkan desinfektan kelompok 7

mendapatkan 1,09 x 105 mikroba/m2 dan setelah pemberian desinfektan mikroba

menjadi 1,94 x 104, sebelum dibersihkan desinfektan kelompok 8 mendapatkan

mikroba TBUD dan setelah pemberian desinfektan mikroba tetap TBUD.

Tingginya jumlah mikroba pada lantai sebelum pemberian desinfektan

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Srikandi Fardiaz (1992, h.78) faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan jasad renik adalah nutrient, air, suhu, pH,

oksigen, adanya zat penghambat misalnya desinfektan dan adanya jasad renik

lain. Adanya perbedaaan jumlah mikroba sebelum dan sesudah pemberian

desinfektan dari faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jasad renik karena

adanya zat penghambat, karena apabila pengaruh pencahayaan, suhu,kelembaban,

pada saat praktikum baik sebelum dan sesudah pemberian desinfektan adalah

relatif sama. Faktor utama yang menetukan bagaimana desinfektan bekerja adalah

kadar desinfektan, waktu yang diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, suhu

desinfektan, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada dan keadaan bahan yang

didesinfeksi.

Namun beberapa kelompok mendapatkan hasil yang tidak sesuai,

seharusnya jumlah mikroba yang didapkan setelah pemberian desinfektan dapat

berkurang dari jumlah mikroba yang didapatkan sebelum didesinfektan. Hal ini

mungkin terjadi karena kontaminasi dari tissu yang digunakan untuk mengelap

lantai atau meja tersebut, atau kesalahan praktikan dalam melakukan

praktikumnya, atau mungkin kesalahan praktikan dalam menghitung mikroba

yang tumbuh pada cawan.

. Apabila proses desinfeksi ditujukan pada patogen tertentu, agen yang

dipilih sebagai desinfektan harus dikenal sebagai bakterisidaefektif terhadap

organisme tersebut. Cara kerjadesinfektan dalam mematikan mikroorganisme

yaitu:

Page 18: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

a. Kerusakan pada Dinding sel dengan cara menghambat pembentukan atau

mengubah setelah selesaiterbentuk.

b. Perubahan metabolisme sel, adanya kerusakan pada membran sitoplasma

yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.

c. Perubahan molekul protein dan Asam Nukleat, apabila terjadi perubahan

molekul protein dan asam nukleat dimanahidupnya suatu sel bergabung

pada terpeliharanya molekul ini, makadapat merusak sel tanpa diperbaharui

kembali.

d. Penghambatan kerja enzim penghambatan kerja enzim dapat mengakibatkan

terganggunya metabolisme atau matinya sel.

e. Penghambatan sintetis asam nukleat dan protein, adanya gangguan DNA,

RNA dan protein didalam proses kehidupannormal sel dapat mengakibatkan

kerusakan total pada sel.

DAFTAR PUSTAKA

Lay, B W. 1992. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Rajawali Press.

Bibiana, W dan Hastowo,S. 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Pelczar, Michael W., 1984, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,UI Press, Jakarta.

Volk, Wesley, A., Margaret F. Whleer, 1998, MikrobiologiDasar, Erlangga,

Jakarta.

Anonim. 2008. Petunjuk Praktikum Sanitasi Industri dan Keamanan Pangan. Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.

Page 19: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

LAMPIRAN

HASIL DATA SANITASI UDARA DAN RUANG KELOMPOK

1-8

Kelompok 1

SANITASI UDARA (Di CB BIOTEK)

NA APDA

132 82

41 54

NA :

Densitas mikroba / jam/ m2= 132+41

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x4,5=¿ 2,6 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 82+54

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿1,3 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Ruang CB Biotek 2)

PCA (Sebelum meja Dibersihkan) PCA (Sesudah meja

Dibersihkan(wipol)

5 7

4 3

PCA (Sebelum Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 5+4

2x

100003,14 x 1 x 1

= 1,4 x 104 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 =7+3

2x

100003,14 x1 x1

= 3,1 x 104 densitas mikroba/m2

Page 20: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Kelompok 2

SANITASI UDARA (Di CB Olah 2)

NA APDA

78 19

59 28

NA :

Densitas mikroba / jam/ m2= 78+59

2x

6030

x1000063,58

=¿ 7,4 x 103 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 19+28

2x

6030

x1000063,58

=¿2,1 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Ruang CB Biotek 2)

PCA (Sebelum meja Dibersihkan) PCA (Sesudah meja

Dibersihkan(wipol)

29 7

23 4

PCA (Sebelum Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 29+23

2x

100004,9

= 5,3 x 104 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 =7+4

2x

100004,9

= 1,1 x 104 densitas mikroba/m2

Page 21: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Kelompok 3

Sanitasi Udara (di CB Olah 4)

NA APDA

163 195

586 112

NA:

Densitas mikroba/jam/m2 = 163+586

6030

×10000

3,14 x 4,45 x4,45

= 120457 = 1,2x105 densitas mikroba/jam/m2

APDA:

Densitas mikroba/jam/m2 = 195+112

6030

×10000

3,14 x 4,45 x4,45

= 49372 = 4,9x104 densitas mikroba/jam/m2

Sanitasi Ruang (di CB Biotek 1)

PCA (sebelum lantai dibersihkan) PCA (setelah lantai diberi wipol)

16 7

14 10

PCA (sebelum lantai dibersihkan)

Densitas mikroba/m2 = 16+14

2 ×

100003,14 x0,95 x 0,95

= 52931 = 5,3x104 densitas

mikroba/m2

PCA (setelah lantai diberi wipol)

Densitas mikroba/m2 = 7+10

2 ×

100003,14 x0,95 x 0,95

= 29994 = 3,0x104 densitas

mikroba/m2

Kelompok 4

Page 22: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

SANITASI UDARA (Di Toilet Pria Gedung CB)

NA APDA

81 80

114 81

NA (Diameter 9 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 3,1 x 10 4 koloni/jam/m2

APDA (Diameter 8 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 3,2 x 104 koloni/jam/m2

APDA (Diameter 9 cm) :

Densitas mikroba/jam/m2 = 2,5 x 104 koloni/jam/m2

SANITASI RUANG/RODAC (Di Ruang CB Biotek )

PCA (Tanpa Memakai Wipol) PCA (Sesudah Memakai Wipol)

8 0

8 3

PCA (Diameter 3 cm )

PCA (Sebelum Memakai Wipol) :

Densitas mikroba/m2 = 8,5 x 103 koloni/m2

PCA (Sesudah Memakai Wipol) :

Densitas mikroba/m2 = 1,6 x 103 koloni/m2

Perhitungan sanitasi udara dan sanitasi ruang

4. Media NA Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

¿ 81+114

2x

60 menit30 m3 nit

+ 10000 cm2

63,585 cm2

¿97,5 x2 x157,27

¿ 30667,65 3,1 x 104 koloni/jam/m2

Page 23: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

5. Media APDA Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

(D =8 cm) ¿ 80+812

x60 menit30 m 3 nit

x10000 cm2

50,24 cm2

¿80,5 x2 x199,04

¿32045,44 3,2 x 104 koloni/jam/m2

Densitas mikroba/jam/m2

¿ rata−ratakoloni x60 menit30 menit

x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

(D =9 cm) ¿ 80+812

x60 menit30 m 3 nit

x10000 cm2

63,585 cm2

¿80,5 x2 x157,27

¿ 25320,47 2,5 x 104 koloni/jam/m2

6. Media PCA (Sebelum Memakai Wipol )

Densitas mikroba/m2 ¿ rata−ratakoloni x10000 cm2

luas cawa n¿¿¿

¿ 8+82

x10000 cm2

3,14 x3 cm2

¿8 x 1061,57

¿8492,56 8,5 x 103 koloni/m2

Densitas mikroba/m2 ¿ rata−ratakoloni x10000 cm2

luas cawan ¿¿¿

¿ 0+32

x10000 cm2

3,14 x 3 cm2

¿1,5 x 1061,57

¿1592,35 1,6 x 103 koloni/m2

Page 24: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

KELOMPOK 5

SANITASI UDARA (Di Musholla Teras JMP)

NA APDA

703 263

518 302

NA :

Densitas mikroba / jam/ m2= 703+518

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x4,5=¿ 1,4 x 105 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 263+302

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿9,0 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Musholla Teras JMP)

PCA (Sebelum lantai Dibersihkan) PCA (Sesudah lantai Dibersihkan( So

klin)

1 0

1 0

PCA (Sebelum Lantai Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 1+1

2x

100003,14 x1 x1

= 3,1 x 104 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Lantai Dibersihkan (SoKlin)) :

Densitas mikroba/m2 =0+0

2x

100003,14 x1 x1

= 0 densitas mikroba/m2

Page 25: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

KELOMPOK 6

NAAPDA

105 5541 65

SANITASI UDARA (Di Ruang Persiapan/CB Link)

NA :

Densitas mikroba / jam/ m2= 105+41

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿ 2,3 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 55+65

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿1,9 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Ruang CB Biotek 2)

PCA (Sebelum Meja Dibersihkan) PCA (Sesudah Meja Dibersihkan)3 02 2

PCA (Sebelum Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 3+2

2x

100003,14 x 1 x 1

= 8,0 x 103 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Meja Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 =0+2

2x

100003,14 x 1 x 1

= 3.2 x 103 densitas mikroba/m2

KELOMPOK 7

SANITASI UDARA (Di Toilet Wanita Lab Terpadu)

NA :

Page 26: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

Densitas mikroba / jam/ m2= 56+84

2x

6030

x10000

3,14 x4,5 x 4,5=¿ 2,2 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 41+49

2x

6030

x10000

3,14 x4,5 x 4,5=¿1,4 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Ruang CB Biotek 2)

PCA (Sebelum Lantai Dibersihkan) PCA (Sesudah Lantai Dibersihkan)

8 1

5 10

PCA (Sebelum Lantai Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 8+5

2x

100003,14 x 1 x 1

= 2,0 x 104 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Lantai Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 =1+10

2x

100003,14 x 1x 1

= 1,8 x 104 densitas mikroba/m2

Kelompok 8

SANITASI UDARA (Di CB BIOTEK 2)

Page 27: Laporan Sanitasi Udara Dan Ruang

NA APDA

107 52

789 60

NA :

Densitas mikroba / jam/ m2= 107+789

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿ 1,4 x 104 densitas

mikroba/jam/m2

APDA :

Densitas mikroba / jam / m2= 52+60

2x

6030

x10000

3,14 x 4,5 x 4,5=¿1,7x 104 densitas

mikroba/jam/m2

SANITASI RUANG ( Di Ruang CB Biotek 2)

PCA (Sebelum lantai Dibersihkan) PCA (Sesudah lantai Dibersihkan( So

klin)

7 5

8 14

PCA (Sebelum Lantai Dibersihkan) :

Densitas mikroba/m2 = 7+8

2x

100003,14 x1 x1

= 2,3 x 104 densitas mikroba/m2

PCA (Sesudah Lantai Dibersihkan (SoKlin)) :

Densitas mikroba/m2 =5+14

2x

100003,14 x1 x1

= 3,0 x 104 densitas mikroba/m2