arum_lbm 2 sanitasi&k3

21
Manajemen K3 1 definisi suatu upaya untuk menekan at au me nguran gi re si ko kecel ak aan dan penyakit akibat kerja 2 ruang lingkup ruang lingkup kegiatan K3 di RS ; keselamatan terhadap faktor penyebab penyakit ; keselamatan terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik ; keselamatan terhadap bahan berbahaya (mis : radioaktif) ; keselamatan terhadap bahaya kebakaran ; keselamatan terhadap bencana 3 tujuan i agar petugas RS, Pasien, keluarga pasien , pengunjung dan lingkungan RS merasa aman dan nyaman ii terciptanya sistem k3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan serta penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja  yang aman efisien dan produktif iii melindungi petugas RS dari risiko PA K/PAHK/KAK iv dapat meningkatkan produktivitas dan citra RS, baik dimata konsumen maupun pemerintah 4 manfaat langsung ( perlindungan untuk petugas kerja secara langsung) ; mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja ; menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja ; menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja - tidak langsung ; meningkatkan image market terhadap perusahaan

Upload: donna-cr-rachmawati

Post on 03-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 1/21

Manajemen K3

1 definisi

suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan

penyakit akibat kerja

2 ruang lingkup

ruang lingkup kegiatan K3 di RS

; keselamatan terhadap faktor penyebab penyakit

; keselamatan terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik

; keselamatan terhadap bahan berbahaya (mis : radioaktif)

; keselamatan terhadap bahaya kebakaran

; keselamatan terhadap bencana

3 tujuan

i agar petugas RS, Pasien, keluarga pasien , pengunjung dan

lingkungan RS merasa aman dan nyaman

ii terciptanya sistem k3 di tempat kerja yang melibatkan segala

pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan

serta penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan produktif

iii melindungi petugas RS dari risiko PAK/PAHK/KAK

iv dapat meningkatkan produktivitas dan citra RS, baik dimata

konsumen maupun pemerintah

4 manfaat

langsung ( perlindungan untuk petugas kerja secara langsung)

; mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja

; menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan

kerja

; menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena

tenaga kerja merasa aman dalam bekerja

- tidak langsung

; meningkatkan image market terhadap perusahaan

Page 2: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 2/21

5 peraturan dan undang – undang

i UUD 1945 pasal 27

ii UU no 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok

ketenagakerjaan

iii UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

iv SK Menkes no 351 2003 tentang komite kesehatan dan

keselamatan kerja

v SE ( surat edaran ) dirjen pelayanan medik tentang PK3 RS

no 00.06.6.4.01497 tahun 1995

Peraturan dan UU

1 Undang-Undang No 14/1969 tentang Ketentuan

Pokok Tenaga Kerja.

2 Undang-Undang No 1/1970 tentang Keselamatan

Kerja.

3 Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan.

4 Permenkes RI No 986/92 dan Kep Dirjen PPM

dan PLP No HK.00.06.6.598 tentang KesehatanLingkungan RS.

5 Permenkes RI No 472/Menkes/Per/V/96

tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan.

6 Kepmenkes, No. 261/MENKES/SK/II/1998 dan

Kep Dirjen PPM dan PLP No HK.00.06.6.82 tentang

Petunjuk TehnisPelaksanaan Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja.

7 Kepmenkes, No. 1335/MENKES/SK/X/2002tentang Standar Operasional Pengambilan dan

Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruang RS.

Pengorganisasian K3 di rumah sakit berdasarkan atas;

1 Surat edaran Direktur

Jenderal Pelayanan Medik

No.00.06.6.4.01497 tanggal 24

Februari 1995 tentang PK3-RS

Page 3: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 3/21

2 Optimalisasi fungsi PK3-RS

dalam pengelolaan K3 RS

3 Akreditasi RS

4 Audit manajemen K3 RS

 b SK MenKes No 351/MenKes/SK/III/2003 tanggal 17 Maret

2003 tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor

Kesehatan

cSKB No. 147 A/Yanmed/Insmed/II/1992 Kep.44/BW/92 tentang

Pelaksanaan Pembinaan K3 Berbagai Peralatan Berat Nonmedik di

Lingkungan RS

6 struktur organisasi

7 langkah – langkah K3

; Pembentukan panitia K3 RS dengan tugas wewenang tata kerja yang

 jelas

; Penyusunan kebijakan K3 oleh direksi RS meliputi progam kerja,

prosedur, dll.

; Menyediakan fasilitas K3

; Melakukan pelatihan K3

Page 4: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 4/21

; Menyusun pedoman K3 dan rambu-rambu

; Penyuluhan upaya K3 beserta monitoring dan evaluasinya.

Manajemen risiko

1 definisi

; Manajemen Risiko terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian,

analisis dan pengelolaan semua risiko yg potensial dan kejadiankeselamatan pasien

; manajemen risiko adalah kegiatan meminimalkan bahaya terhadap

pasien, kegiatan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi

karyawan, pasien, dan pengunjung

; pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi , menilai dan menyusun

prioritas resiko , dengan tujuan untuk menghilangkan atau

meminimalkan dampaknya.

; kegiatan meminimalkan bahaya terhadap pasien, kegiatan untuk

menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan, pasien, dan

pengunjung

; sebagai aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah

sakit untuk melakukan, identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko

terjadinya cidera atau kerugian pada :

- pasien,- personil,

- pengunjung dan

- rumah sakit itu sendiri

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization

2 tujuan

Page 5: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 5/21

; Meminumkan keterjadian “medical errors”, “adverse events”, dan

“harms” pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman)

; Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya

klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian

finansial bagi RS)

Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik

Indonesia

3 Manfaat

aTerhadap pasien

o Membuat sekecil mungkin cidera yg tidak diinginkan

o Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan

 b Terhadap staf

o Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan staf

cTerhadap institusi

o Menjaga reputasi

o Meminimumkan risiko financial dengan manajemen yg lebih baik

o Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-

baiknya sumberdaya yg ada

d Terhadap public

o Meningkatakan kepercayaan public, bahwa dengan program MRK yg

baik keamanan mereka lebih terjamin

4 Sistem

Manajemen risiko klinis :

aProaktif

Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan

membuat sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis

5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :

1 Credentialing of medical staff

Seleksi staf medik yang baik2 Incident monitoring and tracking

Page 6: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 6/21

Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan

3 Complaints monitoring and tracking

Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public

4 Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial

5 Documentation in the medical record

Rekam medis yg baik

 b Reaktif

Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan

risiko klinis jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)

5 Proses

proses manajemen risiko yang terintegrasi :

aidentifikasi risiko

adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan cedera,

tuntutan atau kerugian secara financial

identifikasi akan membantu langkah2 yg akan diambil manajemen risiko

tsb

 b analyzing identified risks

cevaluating the risks

d treating the risks

1 menegakkan konteks

; tetapkan kegiatan

; tujuan dan sasaran

2 identifikasi risiko:; apa yang dapat terjadi

; bagaimana hal itu terjadi

3 penilaian risiko:

; bagaimana risiko bila terjadi

; apa dampaknya bila sudah terjadi

; bagaimana hal itu bias dikurangi

4 evaluasi dan peringkat:

; evaluasi pilihan untuk mengurangi risiko

Page 7: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 7/21

; hitung biaya untuk mengurangi risiko

; identifikasi kegiatan yang dapat mengurangi biaya risiko

; bandingkan biaya dengan benefit

5 pengelolaan risiko

; dihindari

tidak melaksanakan kegiatan yang menimbulkan risiko

; dikurangiventure

mengurangi atau mengandalkan dampak yang mungkin terjadi

; dipindahkan

mengatur agar pihak lain ikut menanggung atau berbagi

sebagian risiko melalui kontrak, kerjasama,join

; diterimabeberapa risiko sangat ringan sehingga dapat diterima atau

dikelola sendiri

6 monitor dan review

; monitor dampak resiko

; dkaji kembali / review efektifitas kegiatan

; perubahan prioritas risiko

7 dikomunikasikan dan dikonsultasikan

; siapa saja yang perlu tahu; siapa saja yang terlihat

6 instrument

; laporan kejadian

; review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa RM untuk

memeriksa RM untuk mencari penyimpangan pada praktik dan prosedur)

; pengaduan (complaint) pelanggan; survey / self assessment

keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS

Manajemen sanitasi rumah sakit

1 definisi

Page 8: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 8/21

adalah upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia dan

biologic di RS yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan

pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung

maupun bagi masyarakat di sekitar RS

Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto

2 ruang lingkup

; kerumahtangaan

; upaya khusus sanitasi

; upaya desinfeksi dan sterilisasi

; upaya pengendalian serangga dan binatang pengangu

; upaya pengawasan pasien dan pengunjung rumah sakit

; upaya penangulangan bencana

; upaya pengawasan kesehatan pegawai RS

o Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto

Ben Freedman menyebutkan lingkup garapan sanitasi RS meliputi :

A. Aspek Kerumahtanggaan (Housekeeping) seperti :

1.Kebersihan gedung secara keseluruhan.

2.Kebersihan dinding dan lantai.

3.Pemeriksaan karpet lantai.

4.Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet.

5.Penghawaan dan pembersihan udara.

6.Gudang dan ruangan.

7.Pelayanan makanan dan minuman.

B. Aspek khusus Sanitasi.

1.Penanganan sampah kering mudah terbakar.

2.Pembuangan sampah basah.

Page 9: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 9/21

3.Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar.

4.Tipe incinerator Rumah Sakit.

5.Kesehatan kerja dan proses-proses operasional.

6.Pencahayaan dan instalasi listrik.

7.Radiasi.

8.Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian.

9.Teknik-teknik aseptik.

10.Tempat cuci tangan.

11.Pakaian operasi.

12.Sistim isolasi sempurna.

C. Aspek dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi.

1.Sumber-sumber kontaminasi.

2.Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan.

3.Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.

4.Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat

pengobatan.

5.Sterilisasi kering.

6.Metoda kimiawi pembersihan dan disinfeksi.

7.Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia.

8.Macam-macam disinfektan kimia.

9.Sterilisasi gas.

D. Aspek pengendalian serangga dan binatang pengganggu.

E. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit :

1.Penanganan petugas yang terinfeksi.

Page 10: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 10/21

2.Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.

3.Keamanan dan keselamatan pasien.

F. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi Rumah Sakit.

G. Aspek penanggulangan bencana.

H. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium.

I. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif.

J. Aspek standarisasi sanitasi Rumah Sakit

Dari lingkup sanitasi yang begitu luas tersebut yang paling penting

untuk dikembangkan adalah menyangkut :

; Program sanitasi kerumahtanggaan yang meliputi penyehatan ruang

dan bangunan serta lingkungan RS.

; Program sanitasi dasar, yang meliputipenyediaan air minum,

pengelolaan kotoran cair dan padat, penyehatan makanan dan

minuman, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu.

; Program dekontaminasi yang meliputi kontaminasi lingkungan karena

mikroba, bahan kimia dan radiasi.

; Program penyuluhan.

; Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan yang

meliputi penyusunan norma dan standar serta pengembangan tenaga

sanitasi RS melalui pelatihan, konsultasi

3 Syarat

1 lingkungana lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas

dilengkapi dengan pagar yang kuat sehingga orang lain

maupun binatang liar tidak bebas masuk

 b lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan

 yang baik

c lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan

terdapat saluran yang terbuka / tertutup

Page 11: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 11/21

d saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung

dengan IPAL

2 Ruang dan Bangunan

a harus dalam keadaan bersih mudah dibersihkan tersedia

tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya ( sampah

medis dan sampah non medis)

 b tersedia fasilitas asnitasi sesuai dengan yang dibutuhkan

c ruang dan bangunan harus bebas dari serangga dan binatang

 yang lainnya

d mutu udara harus memenuhi syarat tidak berbau, kadar

debu tidak melampaui 150 ug/m3 dalam pengukuran selama

24 jam dan angka kuman kurang lebih 350 koloni / m3, udarabebas kuman patogen

4 tujuan

menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat

mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.

5 Program

; penerangan semua ruangan harus diberi penerangan

; kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45dBA, diruang

poliklinik, maks 80dBA, laboratorium mks 68 dBA, ruang cuci dapur

maks 78 dBA

; pembersihan ruangan

; penyediaan air bersih

; pengawasan kualitas air bersih di RS

; pengelolaan limbah RS

; pembuangan sampah padat; pengelolaan sampah :

apenampungan sampah,

tempat sampah harus : tidak mudah berkarat, kedap air, bertutup,

mudah diangkut, mudah dikosongkan, mudah dibersihkan

 b pengangkutan sampah,

harus diusahakan agar bahan2 yg berbahaya tidak mencemari jalan

 yg ditempuh ke pembuangan

cperlakukan sampah sebelum dibuang

Page 12: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 12/21

ada sampah yg bias di daur ulang, misalnya perak nitrat

pembuangan cairan pencuci film bias diambil peraknya. Limbah

infeksius sering disterilkan dengan otoklaf

insenerator :

adalah alat untuk membakar sampah padat kering mapun yg basah

; mengusahakan agar di sekitar RS tidak ada tempat perindukan untuk

segala macam serangga baik untuk nyamuk, lalat, maupun kecoa

; tikus diusahakan tidak ada tempat untuk bersarangnya tikus di RS

; mengendalikan infeksi nosokomial : membasuh tangan, desinfeksi,

sterilisasi

keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS

6 manfaat

; dapat mengurangi kemungkinan terjadinya re-infeksi dan infeksi silang

( infeksi nosokomial )di RS.

; Dapat mempercepat proses penyembuhan penderita.

; Akibat dari butir 1 dan 2 akan dapat dihemat biaya pengeluaran RS dan

masyarakat yang terkena infeksi (pasien, petugas dan pengunjung RS).

; Mengurangi dampak negatif limbah RS terhadap lingkungan danmasyarakat.

; Rumah Sakit yang saniter merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk

menggunakannya.

; Meningkatkan citra RS sebagai tempat yang bersih, sehat dan tenang

9 Solusi Life Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit

1 Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip

2 Pastikan Identifikasi Pasien

3 Komunikasi seeara Benar saat Serah Terima/Pengoperari Pasien

4 Pastikan Tmdakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar

5 Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concenfratod)

6 Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada PengalJhan Peiayanan

Page 13: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 13/21

7 Hindari Salah KaUter dan Salah Sambung Slang (Tube)

8 GunakanAlat Injeksi Sekali Pakai

9 Tingkatkan Kebcrsihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan

Infeksi Nosokomial

Patient safety

1 Definisi

suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih

aman

2 7 langkah keselamatan pasien

a BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP,

Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

RS :

o Kebijakan : tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul

fakta, dukungan kepada staf, pasien – keluargao Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden

o Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden

o Lakukan asesmen dengan menggunakan survey penilaian KP

Tim :

o Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden

o Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta

pelaksanaan tindakan / solusi yg tepat

Prinsip penting :

o Budaya safety berarti staf selalu sadar terhadap KTD potensial

o Staf berserta RS selalu mampu mengakui & belajar dari

kesalahan & bertindak untuk memperbaiki

o Terbuka untuk berbagi informasi, dan dlm hal KTD staf

ditangani secara adil

o Semua KTD juga terkait dng system, mencari kesalahan pada

system akan membantu RS belajar untuk menekan insiden

Page 14: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 14/21

 b PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA

Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS

Anda

RS :o Ada anggota direksi yg bertanggung jawab atas KP

o Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi “penggerak”KP

o Prioritaskan KP dlm agenda rapat direksi / manajemen

o Masukkan KP dalam semua program latihan staf

Tim :

o Ada “penggerak” dalam tim untuk memimpin gerakan KP

o Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP

o Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden

Prinsip penting :

o Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi & komitmen pimpinan :

direksi , pimpinan klinis & manajerial dari seluruh jajaran

pelayanan

o Pimpinan perlu menunjukkan KP-RS adalah prioritas, pimpinan

harus sering tampak & aktif memimpin di lapangan memperbaiki

system KP-RS

o Staf agar mudah melapor bila tidak merasa bahwa asuhan pasien

aman

c INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO,

Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan

identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah

RS :o Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis, mencakup

KP

o Kembangkan indicator kinerja bagi system pengelolaan risiko

o Gunakan informasi dari system pelaporan insiden & asesmen

risiko & tingkatkan kepedulian terhadap pasien

Tim :

o Diskusi isu KP dalam forum2

o Penilaian risiko pada individu pasien

Page 15: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 15/21

o Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap

risiko & langkah memperkecil risiko tsb

Prinsip penting :

o Manajemen risiko terintegrasi berarti pelajaran dari suatu area

risiko dapat segera disebarkan ke area risiko yg lain

o Konsisten melaksanakan identifikasi, assesmen, analisis &

investigasi semua risiko

o Penggunaan beberapa risk assessment tools : risk matrix

grading, FMEA (failure mode and effect analysis), risk

assessment shecklist

d KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN,

Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian /

insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.

RS :

o Lenkapi rencana implementasi system pelaporan insiden, ke

dalam maupun ke luar yg harus dilaporkan ke KPPRS – PERSI

Tim :o Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah

dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg

penting

Prinsip penting :

o Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah KTD

o Staf penting memahami APA insiden KP yg harus dilaporkan

(semua insiden yg menyebabkan / dapat menyebabkan cedera,

tidak hanya yg sentinel) dan bagaimana cara melaporkannyao RS selektif melaporkan insiden penting ke KKPRS, shg secara

nasional dpt disusun peta KTD dan berbagai solusi /umpan balik

ke RS-RS

e LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN,

Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien

RS :

Page 16: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 16/21

o Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dng pasien & keluarga

o Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden

o Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada kepada staf

agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga

Tim :

o Hargai dan dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah

terjadi insiden

o Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kelurga bila terjadi

insiden

o Segera setelah kejadian , tunjukkan empati kpd pasien &

keluarga

Prinsip penting :

o Banyak pasien adalah “ahli” tentang kondisinya shg dpt

membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap

masalah KP

o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan

o stafBanyak pasien adalah “ahli” tentang kondisinya shg dpt

membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap

masalah KPo Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan

o Staf perlu melibatkan pasien dlm proses Dx, Th, diskusi risiko,

monitoring, segera diskusikan KTD secara bijak & dgn empati

o Keterbukaan ini & mendiskusikan KTD akan membantu pasien

untuk lebih baik dlm menerima risiko atau KTD

f  BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP,

Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar

bagaimana & mengapa kejadian itu timbul

RS :

o staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi

sebab

o Kebijakan : criteria pelaksanaan analisis akar masalah atau

metode analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1, per

tahun untuk proses risiko tinggi

Page 17: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 17/21

Tim :

o diskusikan dlam tim pengalaman dari hasil analisis insiden

o identifikasi bagian alain yg mungkin terkena dampak & bagi

pengalaman tsb

prinsip penting :

o bila insiden terjadi, isu penting bukanlah “siapa yg salah” tetapi

“bagaimana & mengapa hal itu terjadi”

o belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu dilapor,

informasi apa dan kapan diperlukan , bagaimana menganalisis

g CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP,

Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah

RS :

o tentukan solusi dengan informasi dari system pelaporan, asesmen

risiko, kejadian insiden, audit serta analisis

o solusi mencakup penjabaran ulang system, penyesuaian pelatihan

staf & kegiatan klinis, penggunaan instrument yg menjamin KP

o assesmen risiko untuk setiap perubahan

o sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSIo umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden

tim :

o kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman

o telaan perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya

o umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan

prinsip penting :

o dari solusi, dibuat system bau shg staf mudah melaksanakan asuhan

 yg lebih baik & lebih aman

o pastikan system baru termasuk assesmen risiko, dievaluasi terus

menerus dlm jangka panjang, termasuk belajar terus menerus

3 Sistem

4 Standar

I Hak pasienII Mendidik pasien dan keluarga

Page 18: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 18/21

III Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan

IV Penggunaan metoda-metode peningkatan kinerja, untuk melakukan

evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien

V Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

VI Mendidik staf tentang keselamatan pasien

VII Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

Standar I. Hak pasien.

1 Standar :

Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang

rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian

Tidak Diharapkan).

2 Kriteria :

1. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.

2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara

 jelas & benar kepada pasien & keluarganya tentang rencana & hasil

pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan

terjadinya KTD.

Standar II. Mendidik pasien dan keluarga.

3 Standar :

RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang

kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

4 Kriteria :

Page 19: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 19/21

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan

keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena

itu, di RS harus ada sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya

tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan

pendidikan tsb diharapkan pasien & keluarga dapat :

1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap & jujur.

2. Mengetahui kewajiban & tanggung jawab pasien & keluarga.

3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

4. Memahami & menerima konsekuensi pelayanan.

5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.

6. Memperlihatkan sikap menghormati & tenggang rasa.

7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

5 Kriteria

; Harus ada dokter penanggungjawab pelayanan

; Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

; Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan

secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencanadan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk

kemungkinan terjadinya KTD

a KTD

b. KTD tak bisa dicegah

c. medical error

Page 20: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 20/21

d. kejadian nyaris cedera

e. insiden

f. kejadian sentinel

Insiden Keselamatan Pasien

Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi

mengakibatkan haram (penyakit, cedera, cacat, kematian) yang tidak

seharusnya terjadi

KejadianTidak Diharapkan (KTD) (Adverse event)

Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada pasien

karena suatu tindakan (commission) atau krn tdk bertindak (omission)

ketimbang krn "underlying disease" atau kondisi pasien.

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss)

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau

tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil (omission), yg dpt

mencederai pasien, tetapi cedera serius tdk terjadi.

KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable A E)Suatu KTD akibat

komplikasi yg tdk dapal dicegah dgn pengetahuan yg mutakhir.

Kesalahan Medis (Medical errors)

Kesalahan yg terjadi dlm proses asuhan medis yg mengakibatkan atau

berpotensi mengakibatkan cedera pd pasien, Kesalahan termasuk gagaI

melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yg

salah utk mencapai tujuannya. Dpt akibat melaksanakan suatu tindahkan

(commission) atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambif

(omission).

Page 21: Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3

http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 21/21

Kejadian Sentinel (SentinelEvent)

Suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius; biasanya

dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau tidak dapat diterimaseperti: operasi pada bagian tubuh yg salah.