arum_lbm 2 sanitasi&k3
TRANSCRIPT
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 1/21
Manajemen K3
1 definisi
suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
2 ruang lingkup
ruang lingkup kegiatan K3 di RS
; keselamatan terhadap faktor penyebab penyakit
; keselamatan terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik
; keselamatan terhadap bahan berbahaya (mis : radioaktif)
; keselamatan terhadap bahaya kebakaran
; keselamatan terhadap bencana
3 tujuan
i agar petugas RS, Pasien, keluarga pasien , pengunjung dan
lingkungan RS merasa aman dan nyaman
ii terciptanya sistem k3 di tempat kerja yang melibatkan segala
pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
serta penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan produktif
iii melindungi petugas RS dari risiko PAK/PAHK/KAK
iv dapat meningkatkan produktivitas dan citra RS, baik dimata
konsumen maupun pemerintah
4 manfaat
langsung ( perlindungan untuk petugas kerja secara langsung)
; mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
; menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan
kerja
; menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena
tenaga kerja merasa aman dalam bekerja
- tidak langsung
; meningkatkan image market terhadap perusahaan
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 2/21
5 peraturan dan undang – undang
i UUD 1945 pasal 27
ii UU no 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok
ketenagakerjaan
iii UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
iv SK Menkes no 351 2003 tentang komite kesehatan dan
keselamatan kerja
v SE ( surat edaran ) dirjen pelayanan medik tentang PK3 RS
no 00.06.6.4.01497 tahun 1995
Peraturan dan UU
1 Undang-Undang No 14/1969 tentang Ketentuan
Pokok Tenaga Kerja.
2 Undang-Undang No 1/1970 tentang Keselamatan
Kerja.
3 Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan.
4 Permenkes RI No 986/92 dan Kep Dirjen PPM
dan PLP No HK.00.06.6.598 tentang KesehatanLingkungan RS.
5 Permenkes RI No 472/Menkes/Per/V/96
tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan.
6 Kepmenkes, No. 261/MENKES/SK/II/1998 dan
Kep Dirjen PPM dan PLP No HK.00.06.6.82 tentang
Petunjuk TehnisPelaksanaan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja.
7 Kepmenkes, No. 1335/MENKES/SK/X/2002tentang Standar Operasional Pengambilan dan
Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruang RS.
Pengorganisasian K3 di rumah sakit berdasarkan atas;
1 Surat edaran Direktur
Jenderal Pelayanan Medik
No.00.06.6.4.01497 tanggal 24
Februari 1995 tentang PK3-RS
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 3/21
2 Optimalisasi fungsi PK3-RS
dalam pengelolaan K3 RS
3 Akreditasi RS
4 Audit manajemen K3 RS
b SK MenKes No 351/MenKes/SK/III/2003 tanggal 17 Maret
2003 tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor
Kesehatan
cSKB No. 147 A/Yanmed/Insmed/II/1992 Kep.44/BW/92 tentang
Pelaksanaan Pembinaan K3 Berbagai Peralatan Berat Nonmedik di
Lingkungan RS
6 struktur organisasi
7 langkah – langkah K3
; Pembentukan panitia K3 RS dengan tugas wewenang tata kerja yang
jelas
; Penyusunan kebijakan K3 oleh direksi RS meliputi progam kerja,
prosedur, dll.
; Menyediakan fasilitas K3
; Melakukan pelatihan K3
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 4/21
; Menyusun pedoman K3 dan rambu-rambu
; Penyuluhan upaya K3 beserta monitoring dan evaluasinya.
Manajemen risiko
1 definisi
; Manajemen Risiko terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian,
analisis dan pengelolaan semua risiko yg potensial dan kejadiankeselamatan pasien
; manajemen risiko adalah kegiatan meminimalkan bahaya terhadap
pasien, kegiatan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi
karyawan, pasien, dan pengunjung
; pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi , menilai dan menyusun
prioritas resiko , dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.
; kegiatan meminimalkan bahaya terhadap pasien, kegiatan untuk
menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan, pasien, dan
pengunjung
; sebagai aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah
sakit untuk melakukan, identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko
terjadinya cidera atau kerugian pada :
- pasien,- personil,
- pengunjung dan
- rumah sakit itu sendiri
The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization
2 tujuan
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 5/21
; Meminumkan keterjadian “medical errors”, “adverse events”, dan
“harms” pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman)
; Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya
klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian
finansial bagi RS)
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
3 Manfaat
aTerhadap pasien
o Membuat sekecil mungkin cidera yg tidak diinginkan
o Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
b Terhadap staf
o Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan staf
cTerhadap institusi
o Menjaga reputasi
o Meminimumkan risiko financial dengan manajemen yg lebih baik
o Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-
baiknya sumberdaya yg ada
d Terhadap public
o Meningkatakan kepercayaan public, bahwa dengan program MRK yg
baik keamanan mereka lebih terjamin
4 Sistem
Manajemen risiko klinis :
aProaktif
Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan
membuat sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis
5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :
1 Credentialing of medical staff
Seleksi staf medik yang baik2 Incident monitoring and tracking
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 6/21
Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan
3 Complaints monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public
4 Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial
5 Documentation in the medical record
Rekam medis yg baik
b Reaktif
Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan
risiko klinis jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)
5 Proses
proses manajemen risiko yang terintegrasi :
aidentifikasi risiko
adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan cedera,
tuntutan atau kerugian secara financial
identifikasi akan membantu langkah2 yg akan diambil manajemen risiko
tsb
b analyzing identified risks
cevaluating the risks
d treating the risks
1 menegakkan konteks
; tetapkan kegiatan
; tujuan dan sasaran
2 identifikasi risiko:; apa yang dapat terjadi
; bagaimana hal itu terjadi
3 penilaian risiko:
; bagaimana risiko bila terjadi
; apa dampaknya bila sudah terjadi
; bagaimana hal itu bias dikurangi
4 evaluasi dan peringkat:
; evaluasi pilihan untuk mengurangi risiko
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 7/21
; hitung biaya untuk mengurangi risiko
; identifikasi kegiatan yang dapat mengurangi biaya risiko
; bandingkan biaya dengan benefit
5 pengelolaan risiko
; dihindari
tidak melaksanakan kegiatan yang menimbulkan risiko
; dikurangiventure
mengurangi atau mengandalkan dampak yang mungkin terjadi
; dipindahkan
mengatur agar pihak lain ikut menanggung atau berbagi
sebagian risiko melalui kontrak, kerjasama,join
; diterimabeberapa risiko sangat ringan sehingga dapat diterima atau
dikelola sendiri
6 monitor dan review
; monitor dampak resiko
; dkaji kembali / review efektifitas kegiatan
; perubahan prioritas risiko
7 dikomunikasikan dan dikonsultasikan
; siapa saja yang perlu tahu; siapa saja yang terlihat
6 instrument
; laporan kejadian
; review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa RM untuk
memeriksa RM untuk mencari penyimpangan pada praktik dan prosedur)
; pengaduan (complaint) pelanggan; survey / self assessment
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
Manajemen sanitasi rumah sakit
1 definisi
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 8/21
adalah upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimia dan
biologic di RS yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan
pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung
maupun bagi masyarakat di sekitar RS
Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto
2 ruang lingkup
; kerumahtangaan
; upaya khusus sanitasi
; upaya desinfeksi dan sterilisasi
; upaya pengendalian serangga dan binatang pengangu
; upaya pengawasan pasien dan pengunjung rumah sakit
; upaya penangulangan bencana
; upaya pengawasan kesehatan pegawai RS
o Kiat Mengelolah Rumah Sakit, dr.R.Darmanto
Ben Freedman menyebutkan lingkup garapan sanitasi RS meliputi :
A. Aspek Kerumahtanggaan (Housekeeping) seperti :
1.Kebersihan gedung secara keseluruhan.
2.Kebersihan dinding dan lantai.
3.Pemeriksaan karpet lantai.
4.Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet.
5.Penghawaan dan pembersihan udara.
6.Gudang dan ruangan.
7.Pelayanan makanan dan minuman.
B. Aspek khusus Sanitasi.
1.Penanganan sampah kering mudah terbakar.
2.Pembuangan sampah basah.
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 9/21
3.Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar.
4.Tipe incinerator Rumah Sakit.
5.Kesehatan kerja dan proses-proses operasional.
6.Pencahayaan dan instalasi listrik.
7.Radiasi.
8.Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian.
9.Teknik-teknik aseptik.
10.Tempat cuci tangan.
11.Pakaian operasi.
12.Sistim isolasi sempurna.
C. Aspek dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi.
1.Sumber-sumber kontaminasi.
2.Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan.
3.Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.
4.Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat
pengobatan.
5.Sterilisasi kering.
6.Metoda kimiawi pembersihan dan disinfeksi.
7.Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia.
8.Macam-macam disinfektan kimia.
9.Sterilisasi gas.
D. Aspek pengendalian serangga dan binatang pengganggu.
E. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit :
1.Penanganan petugas yang terinfeksi.
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 10/21
2.Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.
3.Keamanan dan keselamatan pasien.
F. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi Rumah Sakit.
G. Aspek penanggulangan bencana.
H. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium.
I. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif.
J. Aspek standarisasi sanitasi Rumah Sakit
Dari lingkup sanitasi yang begitu luas tersebut yang paling penting
untuk dikembangkan adalah menyangkut :
; Program sanitasi kerumahtanggaan yang meliputi penyehatan ruang
dan bangunan serta lingkungan RS.
; Program sanitasi dasar, yang meliputipenyediaan air minum,
pengelolaan kotoran cair dan padat, penyehatan makanan dan
minuman, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu.
; Program dekontaminasi yang meliputi kontaminasi lingkungan karena
mikroba, bahan kimia dan radiasi.
; Program penyuluhan.
; Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan yang
meliputi penyusunan norma dan standar serta pengembangan tenaga
sanitasi RS melalui pelatihan, konsultasi
3 Syarat
1 lingkungana lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas
dilengkapi dengan pagar yang kuat sehingga orang lain
maupun binatang liar tidak bebas masuk
b lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan
yang baik
c lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan
terdapat saluran yang terbuka / tertutup
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 11/21
d saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung
dengan IPAL
2 Ruang dan Bangunan
a harus dalam keadaan bersih mudah dibersihkan tersedia
tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya ( sampah
medis dan sampah non medis)
b tersedia fasilitas asnitasi sesuai dengan yang dibutuhkan
c ruang dan bangunan harus bebas dari serangga dan binatang
yang lainnya
d mutu udara harus memenuhi syarat tidak berbau, kadar
debu tidak melampaui 150 ug/m3 dalam pengukuran selama
24 jam dan angka kuman kurang lebih 350 koloni / m3, udarabebas kuman patogen
4 tujuan
menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat
mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.
5 Program
; penerangan semua ruangan harus diberi penerangan
; kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45dBA, diruang
poliklinik, maks 80dBA, laboratorium mks 68 dBA, ruang cuci dapur
maks 78 dBA
; pembersihan ruangan
; penyediaan air bersih
; pengawasan kualitas air bersih di RS
; pengelolaan limbah RS
; pembuangan sampah padat; pengelolaan sampah :
apenampungan sampah,
tempat sampah harus : tidak mudah berkarat, kedap air, bertutup,
mudah diangkut, mudah dikosongkan, mudah dibersihkan
b pengangkutan sampah,
harus diusahakan agar bahan2 yg berbahaya tidak mencemari jalan
yg ditempuh ke pembuangan
cperlakukan sampah sebelum dibuang
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 12/21
ada sampah yg bias di daur ulang, misalnya perak nitrat
pembuangan cairan pencuci film bias diambil peraknya. Limbah
infeksius sering disterilkan dengan otoklaf
insenerator :
adalah alat untuk membakar sampah padat kering mapun yg basah
; mengusahakan agar di sekitar RS tidak ada tempat perindukan untuk
segala macam serangga baik untuk nyamuk, lalat, maupun kecoa
; tikus diusahakan tidak ada tempat untuk bersarangnya tikus di RS
; mengendalikan infeksi nosokomial : membasuh tangan, desinfeksi,
sterilisasi
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
6 manfaat
; dapat mengurangi kemungkinan terjadinya re-infeksi dan infeksi silang
( infeksi nosokomial )di RS.
; Dapat mempercepat proses penyembuhan penderita.
; Akibat dari butir 1 dan 2 akan dapat dihemat biaya pengeluaran RS dan
masyarakat yang terkena infeksi (pasien, petugas dan pengunjung RS).
; Mengurangi dampak negatif limbah RS terhadap lingkungan danmasyarakat.
; Rumah Sakit yang saniter merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk
menggunakannya.
; Meningkatkan citra RS sebagai tempat yang bersih, sehat dan tenang
9 Solusi Life Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit
1 Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip
2 Pastikan Identifikasi Pasien
3 Komunikasi seeara Benar saat Serah Terima/Pengoperari Pasien
4 Pastikan Tmdakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5 Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concenfratod)
6 Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada PengalJhan Peiayanan
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 13/21
7 Hindari Salah KaUter dan Salah Sambung Slang (Tube)
8 GunakanAlat Injeksi Sekali Pakai
9 Tingkatkan Kebcrsihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan
Infeksi Nosokomial
Patient safety
1 Definisi
suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman
2 7 langkah keselamatan pasien
a BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP,
Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
RS :
o Kebijakan : tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul
fakta, dukungan kepada staf, pasien – keluargao Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
o Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
o Lakukan asesmen dengan menggunakan survey penilaian KP
Tim :
o Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
o Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta
pelaksanaan tindakan / solusi yg tepat
Prinsip penting :
o Budaya safety berarti staf selalu sadar terhadap KTD potensial
o Staf berserta RS selalu mampu mengakui & belajar dari
kesalahan & bertindak untuk memperbaiki
o Terbuka untuk berbagi informasi, dan dlm hal KTD staf
ditangani secara adil
o Semua KTD juga terkait dng system, mencari kesalahan pada
system akan membantu RS belajar untuk menekan insiden
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 14/21
b PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS
Anda
RS :o Ada anggota direksi yg bertanggung jawab atas KP
o Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi “penggerak”KP
o Prioritaskan KP dlm agenda rapat direksi / manajemen
o Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim :
o Ada “penggerak” dalam tim untuk memimpin gerakan KP
o Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
o Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
Prinsip penting :
o Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi & komitmen pimpinan :
direksi , pimpinan klinis & manajerial dari seluruh jajaran
pelayanan
o Pimpinan perlu menunjukkan KP-RS adalah prioritas, pimpinan
harus sering tampak & aktif memimpin di lapangan memperbaiki
system KP-RS
o Staf agar mudah melapor bila tidak merasa bahwa asuhan pasien
aman
c INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO,
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan
identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah
RS :o Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis, mencakup
KP
o Kembangkan indicator kinerja bagi system pengelolaan risiko
o Gunakan informasi dari system pelaporan insiden & asesmen
risiko & tingkatkan kepedulian terhadap pasien
Tim :
o Diskusi isu KP dalam forum2
o Penilaian risiko pada individu pasien
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 15/21
o Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap
risiko & langkah memperkecil risiko tsb
Prinsip penting :
o Manajemen risiko terintegrasi berarti pelajaran dari suatu area
risiko dapat segera disebarkan ke area risiko yg lain
o Konsisten melaksanakan identifikasi, assesmen, analisis &
investigasi semua risiko
o Penggunaan beberapa risk assessment tools : risk matrix
grading, FMEA (failure mode and effect analysis), risk
assessment shecklist
d KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN,
Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian /
insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
RS :
o Lenkapi rencana implementasi system pelaporan insiden, ke
dalam maupun ke luar yg harus dilaporkan ke KPPRS – PERSI
Tim :o Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg
penting
Prinsip penting :
o Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah KTD
o Staf penting memahami APA insiden KP yg harus dilaporkan
(semua insiden yg menyebabkan / dapat menyebabkan cedera,
tidak hanya yg sentinel) dan bagaimana cara melaporkannyao RS selektif melaporkan insiden penting ke KKPRS, shg secara
nasional dpt disusun peta KTD dan berbagai solusi /umpan balik
ke RS-RS
e LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN,
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
RS :
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 16/21
o Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dng pasien & keluarga
o Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden
o Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada kepada staf
agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga
Tim :
o Hargai dan dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah
terjadi insiden
o Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kelurga bila terjadi
insiden
o Segera setelah kejadian , tunjukkan empati kpd pasien &
keluarga
Prinsip penting :
o Banyak pasien adalah “ahli” tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KP
o Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o stafBanyak pasien adalah “ahli” tentang kondisinya shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi terhadap
masalah KPo Pasien ingin terlibat sbg mitra dlm proses asuhan
o Staf perlu melibatkan pasien dlm proses Dx, Th, diskusi risiko,
monitoring, segera diskusikan KTD secara bijak & dgn empati
o Keterbukaan ini & mendiskusikan KTD akan membantu pasien
untuk lebih baik dlm menerima risiko atau KTD
f BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP,
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
RS :
o staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi
sebab
o Kebijakan : criteria pelaksanaan analisis akar masalah atau
metode analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1, per
tahun untuk proses risiko tinggi
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 17/21
Tim :
o diskusikan dlam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
o identifikasi bagian alain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb
prinsip penting :
o bila insiden terjadi, isu penting bukanlah “siapa yg salah” tetapi
“bagaimana & mengapa hal itu terjadi”
o belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu dilapor,
informasi apa dan kapan diperlukan , bagaimana menganalisis
g CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP,
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
RS :
o tentukan solusi dengan informasi dari system pelaporan, asesmen
risiko, kejadian insiden, audit serta analisis
o solusi mencakup penjabaran ulang system, penyesuaian pelatihan
staf & kegiatan klinis, penggunaan instrument yg menjamin KP
o assesmen risiko untuk setiap perubahan
o sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSIo umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
tim :
o kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
o telaan perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
o umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan
prinsip penting :
o dari solusi, dibuat system bau shg staf mudah melaksanakan asuhan
yg lebih baik & lebih aman
o pastikan system baru termasuk assesmen risiko, dievaluasi terus
menerus dlm jangka panjang, termasuk belajar terus menerus
3 Sistem
4 Standar
I Hak pasienII Mendidik pasien dan keluarga
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 18/21
III Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
IV Penggunaan metoda-metode peningkatan kinerja, untuk melakukan
evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien
V Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
VI Mendidik staf tentang keselamatan pasien
VII Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
Standar I. Hak pasien.
1 Standar :
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan).
2 Kriteria :
1. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.
2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas & benar kepada pasien & keluarganya tentang rencana & hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya KTD.
Standar II. Mendidik pasien dan keluarga.
3 Standar :
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang
kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
4 Kriteria :
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 19/21
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di RS harus ada sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya
tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan
pendidikan tsb diharapkan pasien & keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap & jujur.
2. Mengetahui kewajiban & tanggung jawab pasien & keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4. Memahami & menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
6. Memperlihatkan sikap menghormati & tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
5 Kriteria
; Harus ada dokter penanggungjawab pelayanan
; Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
; Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencanadan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD
a KTD
b. KTD tak bisa dicegah
c. medical error
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 20/21
d. kejadian nyaris cedera
e. insiden
f. kejadian sentinel
Insiden Keselamatan Pasien
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan haram (penyakit, cedera, cacat, kematian) yang tidak
seharusnya terjadi
KejadianTidak Diharapkan (KTD) (Adverse event)
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan (commission) atau krn tdk bertindak (omission)
ketimbang krn "underlying disease" atau kondisi pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil (omission), yg dpt
mencederai pasien, tetapi cedera serius tdk terjadi.
KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable A E)Suatu KTD akibat
komplikasi yg tdk dapal dicegah dgn pengetahuan yg mutakhir.
Kesalahan Medis (Medical errors)
Kesalahan yg terjadi dlm proses asuhan medis yg mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pd pasien, Kesalahan termasuk gagaI
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yg
salah utk mencapai tujuannya. Dpt akibat melaksanakan suatu tindahkan
(commission) atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambif
(omission).
7/28/2019 Arum_lbm 2 Sanitasi&k3
http://slidepdf.com/reader/full/arumlbm-2-sanitasik3 21/21
Kejadian Sentinel (SentinelEvent)
Suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius; biasanya
dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau tidak dapat diterimaseperti: operasi pada bagian tubuh yg salah.