pacing-kehamilan (adnan, unm)
TRANSCRIPT
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 1/10
1
PENGARUH EKSTRAK N-HEKSAN RIMPANG TUMBUHAN PACING
(Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP KEHAMILAN
MENCIT( Mus musculus) ICR BETINA
Adnan
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak n-heksan
rimpang tumbuhan pacing terhadap kehamilan mencit ( Mus musculus) ICR betina.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL), terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan
ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok
perlakuan masing-masing diberikan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing
dengan dosis 15, 20 dan 25 mg/kg berat badan. Jumlah mencit betina yang
digunakan 20 ekor, setiap perlakuan tediri atas 5 ekor mencit betina. Ekstrak n-
heksan rimpang tumbuhan pacing disuspensikan dalam CMC 0,5%. Pemberian
ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit pada hari ke 0-4
kehamilan. Pada umur kehamilan hari ke18 mencit dimatikan dengan cara
dislokasi leher. Selanjutnya dibedah dan dilakukan pengamatan terhadap jumlah
korpus luteum, jumlah implantasi, jumlah kehilangan gestasi, jumlah embrio
resorbsi, jumlah fetus mati dan jumlah fetus hidup. Data dianalisis secara deskriptif
dan inferensial dengan uji F 0,05 dan dilanjutkan dengan uji BNT 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan
dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb yang diberikan selama periode pra implantasi dapat
mengganggu kehamilan. Gangguan yang ditimbulkannya berupa menurunnya
persentase telur yang terimplantasi dan jumlah fetus hidup dan meningkatkanpersentase kehilangan gestasi. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan
dosis 25 mg/kg bb bersifat sebagai anti implantasi.
A. PENDAHULUAN
Hasil International Conference on Population and Development (IPCD)
Cairo, 1994 telah merumuskan rencana aksi ( plan of action) yang
merekomendasikan beberapa kegiatan yang antara lain bertujuan untuk:
menurunkan angka kematian bayi dan anak serta kematian ibu dan memperluasakses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan
kesehatan seksual (Mundiharno dan Nachrowi, 2000).
Contraceptive & Essential Drug, Tracking Survey bulan November 1998
yang dilakukan oleh Futures Group bekerjasama dengan BKKBN dan Departemen
Kesehatan diperoleh gambaran bahwa kondisi logistik kontrasepsi di lapangan
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 2/10
2
cukup kritis. Data menunjukkan bahwa 25% Puskesmas sudah tidak mempunyai
persediaan pil KB, 50% Puskesma tidak mempunyai persediaan kontrasepsi injeksi
(Tasmaya, 2000). Kenyataan tersebut diikuti dengan kenaikan harga alat/obat KB
dan memberikan dampak pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keterjangkauan
pelayanan KB. Masalah tersebut dapat berdampak pada (i) meningkatnya kembali
fertilitas (ii)meningkatnya angka kematian ibu karena kehamilan dan melahirkan
(iii) bertambahnya jumlah aborsi yang tidak aman karena kehamilan yang tidak
diinginkan (unwanted pregnancy). Akibat ikutan lainnya adalah bertambahnya
gizi buruk anak dan balita yang dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap
tingkat kecerdasan satu generasi yang akan datang (lost generation) serta
meningkatnya kembali kematian bayi dan balita (Tasmaya, 2000). Kenyataan ini
mengisyaratkan perlunya suatu upaya yang sungguh-sungguh agar obat-obat KB
tetap tersedia dan terjangkau oleh para akseptor. Upaya pemenuhan kebutuhan
tersebut dapat dilakukan baik melalui bantuan logistik dari berbagai negara dan
organisasi internasional (Tasmaya, 2000), atau mencari sumber-sumber bahan alam
yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan kontrasepsi dimasa yang akan
datang.
Dewasa ini bahan kontrasepsi yang banyak digunakan adalah esterogen,
progesteron dan derivatnya, terutama yang berasal dari bahan sintetis. Namun
demikian penggunaan bahan tersebut tidak terlepas dari efek samping (Kretser,
1978., Bingel dan Benoid, 1973 dalam Farnsworth et al., 1975; Setiabudy et al.,
1990). Dari 40.000 jenis flora yang tumbuhan di dunia, 30.000 jenis diantaranya
tumbuh di Indonesia dan 25% telah dibudidayakan. Lebih dari 940 jenis dari 7000
jenis tumbuhan yang sudah dibudidayakan digunakan sebagai obat alam atau obat
tradisional (Santoso, 1993 dalam Santoso, 1999). Kurang lebih 225 jenis
tumbuhan dari 75 famili dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi (Farnsworth
et al., 1975). Hal ini sangat penting artinya sebagai sumber pengadaan bahan
kontrasepsi dimasa yang akan datang, khususnya di Indonesia yang sangat kaya
akan flora.
Pada tumbuhan terdapat sejumlah senyawa-senyawa bioaktif yang dapat
digunakan sebagai bahan antifertilitas. Umumnya senyawa-senyawa tersebut
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 3/10
3
berasal dari golongan steroid, alkaloid, isoflavonoid, triterpenoid dan xanthon
(Farnsworth et al., 1975; Ghosal et al., 1971; Chattopadhyay et al., 1983; dan
Chattopadhyay et al, 1984). Aktivitas yang ditimbulkannya dapat berupa
stimulan uterus, antigonadotropin, anti implantasi, mengganggu siklus estrus,
mencegah terjadinya ovulasi, mengganggu kehamilan, dan mereduksi jumlah anak
sekelahiran (Farnsworth et al., 1975 ). Satu diantara sekian banyak tumbuhan yang
telah digunakan sebagai bahan kontrasepsi secara tradisional adalah tumbuhan
pacing (Costus speciosus J. E. Smith) (Sahidu, 1992., Djukri, 1996).
Tumbuhan pacing mengandung diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin,
dioscin, gracillin, sitosterol, methyltriacontane, 8-hydroxyhentry-acontan-one, 5-à-
stigmast-9 (11)-en-3-á-ol, 24-hydroxytriacontan-26-one dan 24 hydroxyhentry-
acontan-27-one. Kandungan-kandungan kimia di atas merupakan bahan baku
untuk pembuatan obat-obat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan
(Wijayakusuma, 1997).
Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul
Pengaruh ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap penampilan
reproduksi mencit ( Mus musculus) ICR Betina.
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, bahan yang akan diuji aktivitas biologisnya adalah
ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing. Rimpang tumbuhan pacing yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang yang diperoleh dari tanaman pacing
yang tingginya telah mencapai lebih dari 1 meter. Tumbuhan pacing diperoleh dari
kebun percobaan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri. Larutan pengekstrak
yang digunakan adalah n-heksan. Prosedur ekstraksi mengikuti cara yang
direkomendasikan oleh Gupta et al., (1985). Ekstraksi dilakukan dengan alat
sochlet selama lima hari hingga didapatkan ekstrak cair. Ekstrak cair selanjutnya
diuapkan hingga diperoleh ekstrak yang semi cair atau agak kental. Ekstrak yang
diperoleh ditimbang dan disimpan di dalam lemari es sampai saat digunakan. Pada
saat akan digunakan, ekstrak ditimbang terlebih dahulu, selanjutnya disuspensikan
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 4/10
4
dengan larutan 0,5% Carboxy Methyl Cellulosa (CMC b/v) hingga konsentrasi
yang diinginkan.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit ICR betina
yang diperoleh dari rumah Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Mencit diberi pakan berupa pelet produksi PT. Chaeron Pokphand Indonesia dan
air minum (air PAM) ad libitum yang diganti setiap 2 hari. Mencit yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mencit betina berumur antara 10 - 11 minggu dengan
berat badan berkisar antara 24-28 g dan memiliki siklus estrus yang teratur, yaitu
berkisar 4 - 5 hari.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Hanafiah, 1994). Penelitian ini
terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol hanya diberi pensuspensi
ekstrak rimpang tumbuhan pacing. Kelompok diberi ekstrak n-heksan rimpang
tumbuhan pacing dengan dosis masing-masing 15, 20, dan 25 mg/kg bb.
Ekstrak rimpang tumbuhan pacing yang akan diberikan pada mencit
ditimbang, lalu disuspensikan dalam CMC 0,5% sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan cara
menghantarkannya langsung ke dalam lambung mencit dengan menggunakan
jarum gagave No 28 dan syringe tuberkulin ukuran 1 ml. Volume ekstrak yang
diberikan adalah 0,5 cc /mencit.
Mencit kontrol dalam penelitian ini hanya diberikan pensuspensi ekstrak,
yaitu CMC 0,5%, sedangkan mencit perlakuan diberi ekstrak n-heksan rimpang
tumbuhan pacing. Pemberian ekstrak pada kelompok perlakuan dan CMC 0,5%
pada mencit kontrol dilakukan satu kali setiap hari selama 5 hari dengan volume
0,5 ml permencit. Pemberian ekstrak dilakukan setiap hari antara pukul 08.00 s/d
10.00.
Mencit-mencit yang berhasil kawin selanjutnya dipelihara di dalam
kandang yang terpisah sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pada umur
kehamilan hari ke 18, mencit dari masing-masing kelompok kelompok perlakuan
dimatikan dengan cara dislokasi leher dan selanjutnya dibedah dan diamati.
Parameter yang diamati adalah jumlah korpus luteum, jumlah kehilangan gestasi,
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 5/10
5
jumlah implantasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati, jumlah fetus hidup,
berat fetus hidup dan kelainan fetus secara morfologis.
Mencit yang telah dimatikan selanjutnya dibedah. Kedua ovarium
dilepaskan dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi dengan larutan NaCl
fisiologis (0,9%) secara terpisah. Uterus kemudian dilepaskan dari tubuh induk.
Uterus kemudian dibuka dengan cara menggunting tanduk uterus pada tempat yang
berlawanan dengan tempat implantasi, hingga bagian dalam uterus terdedah.
Selanjutnya kantung amnion yang membungkus fetus dibuka satu persatu (Manson
dan Kang, 1989). Pada kedua tanduk uterus dilakukan pengamatan mengenai
jumlah implantasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati, dan jumlah fetus
hidup.
Jumlah implantasi didapatkan dengan cara menghitung semua tempat
implantasi baik yang mengandung fetus hidup, fetus mati, maupun embrio resorbsi
yang terdapat disepanjang kedua tanduk uterus. Gumpalan darah berwarna hitam
dengan sisa jaringan embrio yang termaserasi atau tanpa adanya jaringan embrio
dinyatakan sebagai embrio yang diresorbsi (Mansong dan Kang, 1989)., sedangkan
konseptus yang sudah dapat dibedakan atas kepala, badan, kaki maupun ekor, dan
tidak memberikan reaksi bila diberi sentuhan dinyatakan sebagai fetus hidup.
Untuk mengetahui adanya embrio yang diresorbsi lebih awal dilakukan dengan
cara merendam uterus di dalam larutan amonium sulfida 0,5 % selama beberapa
menit. Adanya bintik-bintik berwarna hitam di sepanjang kedua tanduk uterus
merupakan indikator adanya implantasi.
Fetus hidup selanjutnya dilepaskan dari uterus dengan cara memotong tali
pusat, selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi larutan NaCl
fisiologis untuk dibersihkan. Selanjutnya fetus diangkat dan tetes air yang
menempel pada tubuh fetus dihilangkan dengan menggunakan kertas tisu. Berat
badan fetus selanjutnya ditimbang dan malformasi eksternal diamati.
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 6/10
6
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Implantasi dan Kehilangan Gestasi
Rata-rata jumlah implantasi dan kehilangan gestasi pada mencit betina yang
diberi eksrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing pada umur kehamilan 0-4 hari
ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata jumlah implantasi dan kehilangan gestasi pada mencit
perlakuan setelah diberi ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing
selama periode pra implantasi
Dosis
(mg/kg
bb)
Jumlah
Hewan
Uji
Jumlah
Korpus
Luteum
Implantasi Kehilangan Gestasi
Jumlah (%) Jumlah (%)
0 5 10,20 10,20 100,00 c 0,00 0,00 a
15 5 10,80 8,20 75,93b
2,60 24,07ab
20 5 12.20 7,20 59,02 b 5,00 40,98 ab
25 5 10,40 0,00 0,00 a 10,40 100,00 c
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji BNT 0,05
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak n-heksan rimpang
tumbuhan pacing menyebabkan penurunan jumlah implantasi dan peningkatan
jumlah kehilangan gestasi. Penurunan implantasi dan peningkatan jumlah
kehilangan gestasi dijumpai pada dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb.
2. Fetus Hidup dan Kematian Intra Uterus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak n-heksan pada mencit
betina selama periode pra implantasi menyebabkan menunrunnya jumlah fetus
hidup, namun tidak berpengaruh terhadap kematian intra uterus (jumlah fetus mati
dan embrio resorbsi )
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 7/10
7
Tabel 1. Rata-rata jumlah fetus hidup dan kematian intra uterus pada mencit
perlakuan setelah diberi ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing
selama periode pra implantasi
Dosis
(mg/kgbb)
Jml
HewanUji
Fetus
Hidup
Fetus
Mati
Embrio
Resorbsi
Jml % Jml (%) Jml (%)
0 5 9,80 96,08 c 0,00 0,00 a 0,40 3,92 a
15 5 7,40 90,24 bc 0,00 0,00 a 0,80 9,76 b
20 5 6,20 86,11b
0,20 2,78a
0,80 11,11b
25 5 0,00 0,00a
0,00 0,00a
0,00 0,00a
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji BNT 0,05
A. PEMBAHASANTabel 1 di atas menunjukkan bahwa persentase kehilangan gestasi pada
mencit kelompok periakuan lebih tinggi dibandingkan dengan mencit kontrol.
Hasil uji Fa 0,05 yang dilanjutkan dengan uji bnt a 0,05 menunjukkan
bahwaekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25 mg/kg bb 100
%menyebabkan kegagalan implantasi sebagai akibat terjadinya kehilangan gestasi
100 %. Terdapat kecenderungan bahwa rata-rata persentase kehilangan gestasi
meningkat dengan bertambahnya dosis. Meningkatnya persentase kehilangan
gestasi kemungkinan disebabkan karena terjadinya perubahan lingkungan endpkrin
di dalam uterus, dan pada akhimya dapat menghambat terjadinya implantasi.
Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing mengandung
fitosterol.Kandungan tersebut diduga kuat merupakan faktor penyebab
meningkatnya kehilangan gestasi sebagai aldbat dari teriadinya hambatan terhadap
proses implantasi. Menunrt Johnson dan Everiit (1988). kegagalan implantasi
sering terjadi sebagai aldbat terjadinya gangguan pada transpor telur. Konsentrasi
esterogen yang tinggi dapat mempereepat transpor telur sehingga telur tiba di
dalam uterus pada saat uteros belum respdf untuk berlangsungnya implantasi
(Rugh, 1968; Johnson dan Everiit, 1988).
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 8/10
8
Pada mencit, umumnya implantasi berlangsung pada umur kehamilan hari
ke-4 s/d hari ke-5 (Rugh, 1968; Nalbandov., 1979). Rata-rata kehilangan gestasi
pada mencit perlakuan dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg berat badan masing-
masing 24,07, 40,98 dan 100,00. Nishimura dan Shiota (1977) mengemukakan
bahwa kehilangan gestasi pada mencit dapat berlangsung secara alami sebesar
10,80 s/d 23,1 %. Dengan mengacu pada pemyataan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mangosrin dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg berat badan
secara nyata meningkatkan persentase kehilangan gestasi bila pemberiannya
dilakukan pada periode pra- imptantasi.
Jumlah implantasi pada mencit perlakuan dengan dosis 15, 20, dan 25
mg/kg berat badan adalah masing-masing 75,93; 59,02, dan 0,00 Suatu zat dapat
dikategorikan sebagai zat antiimplantasi bila zat tersebut dapat menghambat
implantasi sebesar 50% (Famswoth et al., 1975). Dengan mengacu pada
pemyataan di atas, maka ekstrak n-heksan dengan dosis 25 mg/kg berat badan
dapat dikategorikan sebagai zat anti-implantasi
Pada dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb, menunjukkan bahwa ekstrak n- heksan
rimpang tumbuhan pacing menurunkan jumlah fetus hidup. Bahkan pada dosis 25
mg/kg berat badan sama sekali tidak dijumpai fetus hidup. Hal ini merupakan
akibat dari tidak adanya implantasi.
Terdapat kecenderungan bahwa makin besar dosis ekstrak n-heksan
rimpang nimbuhan pacing yang diberikan, maka persentase implantasi dan fetus
hidup menurun, dan persentase kehilanga gestasi meningkat. Namun demikian,
untuk kematian intra uterus relatif tidak tinggi (tabel 2)
Kematian pasca-implantasi dapat teriadi sebagai akibat terjadinya
perubahan lingkungan uterus yang kurang menguntungkan. Untuk memelihara
implantasi, tergantung pada keseimbangan honnon dalam lingkungan uterus
dengan rasio progesteron-esterogen yang tinggi ( Austin dan Short, 1985; Johnson
dan Everiit, 1988).
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 9/10
9
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg
berat badan bekerja mengganggu kehamilan
2. Gangguan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap kehamilan dapat
berupa menurunnya jumlah implantasi dan fetus hidup dan meningkatkan
persentase kehilangan gestasi.
3. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing bersifat sebagai anti-implantasi
E. DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay, S. K.Mathur, P. P, Saini, K. S. and Ghosal. S. 1983. Effect of
Hippadine, an Amaryllidaceae Alkaloid on Testicular Function in Rats.
J. Planta. Med . 49: 252 - 254.
Chattopadhyay, S. Chattopadhyay, U. Sukla, S. P. and Ghosal, S. 1984. Effect of
Mangiferin a Naturally Occuring Glucoxylxanthones on
Reproductive Function of Rats. J. Pharmaceut. Sci. 41: 279 - 282.
Dubin, N. H. Baron, N. A. Cox, R. T. and King, T. M. 1979. Implantation and
Fetal Survival in the Rat as Affected by Intrauterine Injection of
Sterile Saline. J. Biol.Repord . 21: 47-52.
Djukri. 1996. Pacing dan Kontrasepsi. Cakrawala Pendidikan , LPkarta.
Farnsworth, N. R. Bingel, A. S. Cordell, G. A. Cane, F. A. and Fong, H. H. S.
1975 . Potential value of Plants as Sources of New Antifertility
Agents I. J. Pharma ceut. Sci. 64: 535 - 598.
Hanafiah, K. A. 1994. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Rajawali
Press. Jakarta.
Wijayakusuma.M. W . 1997. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Jilid 2.
Pustaka Karti- ni. Jakarta.
Johnson, M and Everitt, B 1988 . Essential Reproduction. Blackwell Sci. Pub:
Oxford. London.
Manson, J. M. and Kang, Y. J. 1989. The methods for acessing female
reproductive and developmental toxicology. In: Principles and
8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)
http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 10/10
10
Methods of Toxicology. Ed: A. W. Hayes. Raven Press. Ltd. New
York.
Mundiharno dan Nachrowi, N.D. 2000. Dinamika Kebijakan Kependudukan:
Perkembangan, Ekses Negatif, Perbaikan dan Harapan. Warta
Demografi. 30: 17-24.
Rugh, R. 1968. The Mouse, its Reproduction and Development. Burgess Pub.
Co. Minne-apolis.
Santoso, H. 1999. Pengaruh Pemberian Ekstrak Total Akar Bikat (Gnetum
gnemonoides Brongn) Terhadap Spermatogenesis Mencit Jantan ( Mus
musculus L) Galur Swiss Webster. Kalimantan Scientiae.17:36-47.
Seno, S. 1988. Obat Asli Indonesia. PT Dian Rakyat. Jakarta.
Setiabudy, R. Affandi, B. Wirawan, R. Witjaksono, B. Hendratmo, M. dan
Hidayat, E. M. 1990. Pengaruh Kontrasepsi Susuk Nortplant Terhadap
Beberapa Parameter Hemostasis Pada Wanita Indonesia. J. Medika.
16: 795-804.
Soewondo, S. W. 1985. Masalah Hukum dan Kontrasepsi Pria di Dunia dan
Indonesia. Mantap. Jakarta.
Tasmaya, R. 2000. Menuju Pradigma Baru Keluarga Berencana. Warta
Demografi. 30: 33-45.
Yatim, W.1988. Efek Fertilitas Gosipol dan Gula Berkhlor Terhadap Tikus
Wistar ( Rattus norvegicus) dan Implikasi Prospeknya Sebagai
Kontrasepsi Pria. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana Universitas
Padjajaran. Bandung.
F. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengkajian dan Penelitian
Ilmu Pengetahuan Terapan atas kesediaannya mendanai penelitian ini.