pacing-kehamilan (adnan, unm)

10
1 PENGARUH EKSTRAK N-HEKSAN RIMPANG TUMBUHAN PACING (Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP KEHAMILAN MENCIT(  Mus musculus ) ICR BETINA Adnan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap kehamilan mencit (  Mus musculus ) ICR betina. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 15, 20 dan 25 mg/kg berat badan. Jumlah mencit betina yang digunakan 20 ekor, setiap perlakuan tediri atas 5 ekor mencit betina. Ekstrak n- heksan rimpang tumbuhan pacing disuspensikan dalam CMC 0,5%. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit pada hari ke 0-4 kehamilan. Pada umur kehamilan hari ke18 mencit dimatikan dengan cara dislokasi leher. Selanjutnya dibedah dan dilakukan pengamatan terhadap jumlah korpus luteum, jumlah implantasi, jumlah kehilangan gestasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati dan jumlah fetus hidup. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan uji F 0,05 dan dilanjutkan dengan uji BNT 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb yang diberikan selama periode pra implantasi dapat mengganggu kehamilan. Gangguan yang ditimbulkannya berupa menurunnya persentase telur yang terimplantasi dan jumlah fetus hidup dan meningkatkan persentase kehilangan gestasi. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25 mg/kg bb bersifat sebagai anti implantasi. A. PENDAHULUAN  Hasil International Conference on Population and Development (IPCD) Cairo, 1994 telah merumuskan rencana aksi (  plan of action ) yang merekomendasikan beberapa kegiatan yang antara lain bertujuan untuk: menurunkan angka kematian bayi dan anak serta kematian ibu dan memperluas akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan kesehatan seksual (Mundiharno dan Nachrowi, 2000). Contraceptive & Essential Drug, Tracking Survey bulan November 1998 yang dilakukan oleh Futures Group bekerjasama dengan BKKBN dan Departemen Kesehatan diperoleh gambaran bahwa kondisi logistik kontrasepsi di lapangan

Upload: adnan-gassing

Post on 07-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 1/10

1

PENGARUH EKSTRAK N-HEKSAN RIMPANG TUMBUHAN PACING

(Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP KEHAMILAN

MENCIT( Mus musculus) ICR BETINA

Adnan

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak n-heksan

rimpang tumbuhan pacing terhadap kehamilan mencit ( Mus musculus) ICR betina.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL), terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan

ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok 

perlakuan masing-masing diberikan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing

dengan dosis 15, 20 dan 25 mg/kg berat badan. Jumlah mencit betina yang

digunakan 20 ekor, setiap perlakuan tediri atas 5 ekor mencit betina. Ekstrak n-

heksan rimpang tumbuhan pacing disuspensikan dalam CMC 0,5%. Pemberian

ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit pada hari ke 0-4

kehamilan. Pada umur kehamilan hari ke18 mencit dimatikan dengan cara

dislokasi leher. Selanjutnya dibedah dan dilakukan pengamatan terhadap jumlah

korpus luteum, jumlah implantasi, jumlah kehilangan gestasi, jumlah embrio

resorbsi, jumlah fetus mati dan jumlah fetus hidup. Data dianalisis secara deskriptif 

dan inferensial dengan uji F 0,05 dan dilanjutkan dengan uji BNT 0,05. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan

dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb yang diberikan selama periode pra implantasi dapat

mengganggu kehamilan. Gangguan yang ditimbulkannya berupa menurunnya

persentase telur yang terimplantasi dan jumlah fetus hidup dan meningkatkanpersentase kehilangan gestasi. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan

dosis 25 mg/kg bb bersifat sebagai anti implantasi.

A.  PENDAHULUAN

  Hasil International Conference on Population and Development (IPCD)

Cairo, 1994 telah merumuskan rencana aksi (  plan of action) yang

merekomendasikan beberapa kegiatan yang antara lain bertujuan untuk:

menurunkan angka kematian bayi dan anak serta kematian ibu dan memperluasakses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan

kesehatan seksual (Mundiharno dan Nachrowi, 2000).

Contraceptive & Essential Drug, Tracking Survey bulan November 1998

yang dilakukan oleh Futures Group bekerjasama dengan BKKBN dan Departemen

Kesehatan diperoleh gambaran bahwa kondisi logistik kontrasepsi di lapangan

Page 2: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 2/10

2

cukup kritis. Data menunjukkan bahwa 25% Puskesmas sudah tidak mempunyai

persediaan pil KB, 50% Puskesma tidak mempunyai persediaan kontrasepsi injeksi

(Tasmaya, 2000). Kenyataan tersebut diikuti dengan kenaikan harga alat/obat KB

dan memberikan dampak pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keterjangkauan

pelayanan KB. Masalah tersebut dapat berdampak pada (i) meningkatnya kembali

fertilitas (ii)meningkatnya angka kematian ibu karena kehamilan dan melahirkan

(iii) bertambahnya jumlah aborsi yang tidak aman karena kehamilan yang tidak 

diinginkan (unwanted pregnancy). Akibat ikutan lainnya adalah bertambahnya

gizi buruk anak dan balita yang dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap

tingkat kecerdasan satu generasi yang akan datang (lost generation) serta

meningkatnya kembali kematian bayi dan balita (Tasmaya, 2000). Kenyataan ini

mengisyaratkan perlunya suatu upaya yang sungguh-sungguh agar obat-obat KB

tetap tersedia dan terjangkau oleh para akseptor. Upaya pemenuhan kebutuhan

tersebut dapat dilakukan baik melalui bantuan logistik dari berbagai negara dan

organisasi internasional (Tasmaya, 2000), atau mencari sumber-sumber bahan alam

yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan kontrasepsi dimasa yang akan

datang.

Dewasa ini bahan kontrasepsi yang banyak digunakan adalah esterogen,

progesteron dan derivatnya, terutama yang berasal dari bahan sintetis. Namun

demikian penggunaan bahan tersebut tidak terlepas dari efek samping (Kretser,

1978., Bingel dan Benoid, 1973 dalam Farnsworth et al., 1975; Setiabudy et al.,

1990). Dari 40.000 jenis flora yang tumbuhan di dunia, 30.000 jenis diantaranya

tumbuh di Indonesia dan 25% telah dibudidayakan. Lebih dari 940 jenis dari 7000

 jenis tumbuhan yang sudah dibudidayakan digunakan sebagai obat alam atau obat

tradisional (Santoso, 1993 dalam Santoso, 1999). Kurang lebih 225 jenis

tumbuhan dari 75 famili dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi (Farnsworth

et al., 1975). Hal ini sangat penting artinya sebagai sumber pengadaan bahan

kontrasepsi dimasa yang akan datang, khususnya di Indonesia yang sangat kaya

akan flora.

Pada tumbuhan terdapat sejumlah senyawa-senyawa bioaktif yang dapat

digunakan sebagai bahan antifertilitas. Umumnya senyawa-senyawa tersebut

Page 3: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 3/10

3

berasal dari golongan steroid, alkaloid, isoflavonoid, triterpenoid dan xanthon

(Farnsworth et al., 1975; Ghosal et al., 1971; Chattopadhyay et al., 1983; dan

Chattopadhyay et al, 1984). Aktivitas yang ditimbulkannya dapat berupa

stimulan uterus, antigonadotropin, anti implantasi, mengganggu siklus estrus,

mencegah terjadinya ovulasi, mengganggu kehamilan, dan mereduksi jumlah anak 

sekelahiran (Farnsworth et al., 1975 ). Satu diantara sekian banyak tumbuhan yang

telah digunakan sebagai bahan kontrasepsi secara tradisional adalah tumbuhan

pacing (Costus speciosus J. E. Smith) (Sahidu, 1992., Djukri, 1996).

Tumbuhan pacing mengandung diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin,

dioscin, gracillin, sitosterol, methyltriacontane, 8-hydroxyhentry-acontan-one, 5-à-

stigmast-9 (11)-en-3-á-ol, 24-hydroxytriacontan-26-one dan 24 hydroxyhentry-

acontan-27-one. Kandungan-kandungan kimia di atas merupakan bahan baku

untuk pembuatan obat-obat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan

(Wijayakusuma, 1997).

Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul

Pengaruh ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap penampilan

reproduksi mencit ( Mus musculus) ICR Betina.

B.  METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, bahan yang akan diuji aktivitas biologisnya adalah

ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing. Rimpang tumbuhan pacing yang

digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang yang diperoleh dari tanaman pacing

yang tingginya telah mencapai lebih dari 1 meter. Tumbuhan pacing diperoleh dari

kebun percobaan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri. Larutan pengekstrak 

yang digunakan adalah n-heksan. Prosedur ekstraksi mengikuti cara yang

direkomendasikan oleh Gupta et al., (1985). Ekstraksi dilakukan dengan alat

sochlet selama lima hari hingga didapatkan ekstrak cair. Ekstrak cair selanjutnya

diuapkan hingga diperoleh ekstrak yang semi cair atau agak kental. Ekstrak yang

diperoleh ditimbang dan disimpan di dalam lemari es sampai saat digunakan. Pada

saat akan digunakan, ekstrak ditimbang terlebih dahulu, selanjutnya disuspensikan

Page 4: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 4/10

4

dengan larutan 0,5% Carboxy Methyl Cellulosa (CMC b/v) hingga konsentrasi

yang diinginkan.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit ICR betina

yang diperoleh dari rumah Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Mencit diberi pakan berupa pelet produksi PT. Chaeron Pokphand Indonesia dan

air minum (air PAM) ad libitum yang diganti setiap 2 hari. Mencit yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mencit betina berumur antara 10 - 11 minggu dengan

berat badan berkisar antara 24-28 g dan memiliki siklus estrus yang teratur, yaitu

berkisar 4 - 5 hari.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Hanafiah, 1994). Penelitian ini

terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol hanya diberi pensuspensi

ekstrak rimpang tumbuhan pacing. Kelompok diberi ekstrak n-heksan rimpang

tumbuhan pacing dengan dosis masing-masing 15, 20, dan 25 mg/kg bb.

Ekstrak rimpang tumbuhan pacing yang akan diberikan pada mencit

ditimbang, lalu disuspensikan dalam CMC 0,5% sesuai dengan dosis yang telah

ditentukan. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan cara

menghantarkannya langsung ke dalam lambung mencit dengan menggunakan

  jarum gagave No 28 dan syringe tuberkulin ukuran 1 ml. Volume ekstrak yang

diberikan adalah 0,5 cc /mencit.

Mencit kontrol dalam penelitian ini hanya diberikan pensuspensi ekstrak,

yaitu CMC 0,5%, sedangkan mencit perlakuan diberi ekstrak n-heksan rimpang

tumbuhan pacing. Pemberian ekstrak pada kelompok perlakuan dan CMC 0,5%

pada mencit kontrol dilakukan satu kali setiap hari selama 5 hari dengan volume

0,5 ml permencit. Pemberian ekstrak dilakukan setiap hari antara pukul 08.00 s/d

10.00.

Mencit-mencit yang berhasil kawin selanjutnya dipelihara di dalam

kandang yang terpisah sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pada umur

kehamilan hari ke 18, mencit dari masing-masing kelompok kelompok perlakuan

dimatikan dengan cara dislokasi leher dan selanjutnya dibedah dan diamati.

Parameter yang diamati adalah jumlah korpus luteum, jumlah kehilangan gestasi,

Page 5: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 5/10

5

  jumlah implantasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati, jumlah fetus hidup,

berat fetus hidup dan kelainan fetus secara morfologis.

Mencit yang telah dimatikan selanjutnya dibedah. Kedua ovarium

dilepaskan dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi dengan larutan NaCl

fisiologis (0,9%) secara terpisah. Uterus kemudian dilepaskan dari tubuh induk.

Uterus kemudian dibuka dengan cara menggunting tanduk uterus pada tempat yang

berlawanan dengan tempat implantasi, hingga bagian dalam uterus terdedah.

Selanjutnya kantung amnion yang membungkus fetus dibuka satu persatu (Manson

dan Kang, 1989). Pada kedua tanduk uterus dilakukan pengamatan mengenai

  jumlah implantasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati, dan jumlah fetus

hidup. 

Jumlah implantasi didapatkan dengan cara menghitung semua tempat

implantasi baik yang mengandung fetus hidup, fetus mati, maupun embrio resorbsi

yang terdapat disepanjang kedua tanduk uterus. Gumpalan darah berwarna hitam

dengan sisa jaringan embrio yang termaserasi atau tanpa adanya jaringan embrio

dinyatakan sebagai embrio yang diresorbsi (Mansong dan Kang, 1989)., sedangkan

konseptus yang sudah dapat dibedakan atas kepala, badan, kaki maupun ekor, dan

tidak memberikan reaksi bila diberi sentuhan dinyatakan sebagai fetus hidup.

Untuk mengetahui adanya embrio yang diresorbsi lebih awal dilakukan dengan

cara merendam uterus di dalam larutan amonium sulfida 0,5 % selama beberapa

menit. Adanya bintik-bintik berwarna hitam di sepanjang kedua tanduk uterus

merupakan indikator adanya implantasi. 

Fetus hidup selanjutnya dilepaskan dari uterus dengan cara memotong tali

pusat, selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi larutan NaCl

fisiologis untuk dibersihkan. Selanjutnya fetus diangkat dan tetes air yang

menempel pada tubuh fetus dihilangkan dengan menggunakan kertas tisu. Berat

badan fetus selanjutnya ditimbang dan malformasi eksternal diamati.

Page 6: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 6/10

6

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Implantasi dan Kehilangan Gestasi

Rata-rata jumlah implantasi dan kehilangan gestasi pada mencit betina yang

diberi eksrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing pada umur kehamilan 0-4 hari

ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata jumlah implantasi dan kehilangan gestasi pada mencit

perlakuan setelah diberi ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing

selama periode pra implantasi

Dosis

(mg/kg

bb)

Jumlah

Hewan

Uji

Jumlah

Korpus

Luteum

Implantasi Kehilangan Gestasi

Jumlah (%) Jumlah (%)

0 5 10,20 10,20 100,00 c 0,00 0,00 a

15 5 10,80 8,20 75,93b

2,60 24,07ab

20 5 12.20 7,20  59,02 b 5,00 40,98 ab

25 5 10,40 0,00  0,00 a 10,40 100,00 c

Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 

uji BNT 0,05

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak n-heksan rimpang

tumbuhan pacing menyebabkan penurunan jumlah implantasi dan peningkatan

  jumlah kehilangan gestasi. Penurunan implantasi dan peningkatan jumlah

kehilangan gestasi dijumpai pada dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb.

2. Fetus Hidup dan Kematian Intra Uterus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak n-heksan pada mencit

betina selama periode pra implantasi menyebabkan menunrunnya jumlah fetus

hidup, namun tidak berpengaruh terhadap kematian intra uterus (jumlah fetus mati

dan embrio resorbsi )

Page 7: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 7/10

7

Tabel 1. Rata-rata jumlah fetus hidup dan kematian intra uterus pada mencit

perlakuan setelah diberi ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing

selama periode pra implantasi

Dosis

(mg/kgbb)

Jml

HewanUji

Fetus

Hidup

Fetus

Mati

Embrio

Resorbsi

Jml % Jml (%) Jml (%)

0 5 9,80 96,08 c 0,00 0,00 a 0,40 3,92 a

15 5 7,40 90,24 bc 0,00 0,00 a 0,80 9,76 b

20 5 6,20 86,11b

0,20 2,78a

0,80 11,11b

25 5 0,00 0,00a

0,00 0,00a

0,00 0,00a

Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 

uji BNT 0,05

A.  PEMBAHASANTabel 1 di atas menunjukkan bahwa persentase kehilangan gestasi pada

mencit kelompok periakuan lebih tinggi dibandingkan dengan mencit kontrol.

Hasil uji Fa 0,05 yang dilanjutkan dengan uji bnt a 0,05 menunjukkan

bahwaekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25 mg/kg bb 100

%menyebabkan kegagalan implantasi sebagai akibat terjadinya kehilangan gestasi

100 %. Terdapat kecenderungan bahwa rata-rata persentase kehilangan gestasi

meningkat dengan bertambahnya dosis. Meningkatnya persentase kehilangan

gestasi kemungkinan disebabkan karena terjadinya perubahan lingkungan endpkrin

di dalam uterus, dan pada akhimya dapat menghambat terjadinya implantasi.

Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing mengandung

fitosterol.Kandungan tersebut diduga kuat merupakan faktor penyebab

meningkatnya kehilangan gestasi sebagai aldbat dari teriadinya hambatan terhadap

proses implantasi. Menunrt Johnson dan Everiit (1988). kegagalan implantasi

sering terjadi sebagai aldbat terjadinya gangguan pada transpor telur. Konsentrasi

esterogen yang tinggi dapat mempereepat transpor telur sehingga telur tiba di

dalam uterus pada saat uteros belum respdf untuk berlangsungnya implantasi

(Rugh, 1968; Johnson dan Everiit, 1988).

Page 8: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 8/10

8

Pada mencit, umumnya implantasi berlangsung pada umur kehamilan hari

ke-4 s/d hari ke-5 (Rugh, 1968; Nalbandov., 1979). Rata-rata kehilangan gestasi

pada mencit perlakuan dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg berat badan masing-

masing 24,07, 40,98 dan 100,00. Nishimura dan Shiota (1977) mengemukakan

bahwa kehilangan gestasi pada mencit dapat berlangsung secara alami sebesar

10,80 s/d 23,1 %. Dengan mengacu pada pemyataan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa mangosrin dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg berat badan

secara nyata meningkatkan persentase kehilangan gestasi bila pemberiannya

dilakukan pada periode pra- imptantasi.

Jumlah implantasi pada mencit perlakuan dengan dosis 15, 20, dan 25

mg/kg berat badan adalah masing-masing 75,93; 59,02, dan 0,00 Suatu zat dapat

dikategorikan sebagai zat antiimplantasi bila zat tersebut dapat menghambat

implantasi sebesar 50% (Famswoth et al., 1975). Dengan mengacu pada

pemyataan di atas, maka ekstrak n-heksan dengan dosis 25 mg/kg berat badan

dapat dikategorikan sebagai zat anti-implantasi

Pada dosis 15, 20, dan 25 mg/kg bb, menunjukkan bahwa ekstrak n- heksan

rimpang tumbuhan pacing menurunkan jumlah fetus hidup. Bahkan pada dosis 25

mg/kg berat badan sama sekali tidak dijumpai fetus hidup. Hal ini merupakan

akibat dari tidak adanya implantasi.

Terdapat kecenderungan bahwa makin besar dosis ekstrak n-heksan

rimpang nimbuhan pacing yang diberikan, maka persentase implantasi dan fetus

hidup menurun, dan persentase kehilanga gestasi meningkat. Namun demikian,

untuk kematian intra uterus relatif tidak tinggi (tabel 2)

Kematian pasca-implantasi dapat teriadi sebagai akibat terjadinya

perubahan lingkungan uterus yang kurang menguntungkan. Untuk memelihara

implantasi, tergantung pada keseimbangan honnon dalam lingkungan uterus

dengan rasio progesteron-esterogen yang tinggi ( Austin dan Short, 1985; Johnson

dan Everiit, 1988).

Page 9: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 9/10

9

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg

berat badan bekerja mengganggu kehamilan

2. Gangguan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap kehamilan dapat

berupa menurunnya jumlah implantasi dan fetus hidup dan meningkatkan

persentase kehilangan gestasi.

3. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing bersifat sebagai anti-implantasi

E. DAFTAR PUSTAKA

Chattopadhyay, S. K.Mathur, P. P, Saini, K. S. and Ghosal. S. 1983. Effect of 

Hippadine, an Amaryllidaceae Alkaloid on Testicular Function in Rats.

 J. Planta. Med . 49: 252 - 254.

Chattopadhyay, S. Chattopadhyay, U. Sukla, S. P. and Ghosal, S. 1984. Effect of 

Mangiferin a Naturally Occuring Glucoxylxanthones on

Reproductive Function of Rats.  J. Pharmaceut. Sci. 41: 279 - 282.

Dubin, N. H. Baron, N. A. Cox, R. T. and King, T. M. 1979. Implantation and

Fetal Survival in the Rat as Affected by Intrauterine Injection of 

Sterile Saline.  J. Biol.Repord . 21: 47-52.

Djukri. 1996. Pacing dan Kontrasepsi. Cakrawala Pendidikan , LPkarta.

Farnsworth, N. R. Bingel, A. S. Cordell, G. A. Cane, F. A. and Fong, H. H. S.

1975 . Potential value of Plants as Sources of New Antifertility

Agents I. J. Pharma ceut. Sci. 64: 535 - 598.

Hanafiah, K. A. 1994.   Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Rajawali

Press. Jakarta.

Wijayakusuma.M. W . 1997. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Jilid 2.

Pustaka Karti- ni. Jakarta.

Johnson, M and Everitt, B 1988  . Essential Reproduction. Blackwell Sci. Pub:

Oxford. London.

Manson, J. M. and Kang, Y. J. 1989. The methods for acessing female

reproductive and developmental toxicology. In:   Principles and 

Page 10: Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

8/6/2019 Pacing-Kehamilan (adnan, unm)

http://slidepdf.com/reader/full/pacing-kehamilan-adnan-unm 10/10

10

  Methods of Toxicology. Ed: A. W. Hayes. Raven Press. Ltd. New

York.

Mundiharno dan Nachrowi, N.D. 2000. Dinamika Kebijakan Kependudukan:

Perkembangan, Ekses Negatif, Perbaikan dan Harapan. Warta

 Demografi. 30: 17-24.

Rugh, R. 1968. The Mouse, its Reproduction and Development. Burgess Pub.

Co. Minne-apolis.

Santoso, H. 1999. Pengaruh Pemberian Ekstrak Total Akar Bikat (Gnetum

gnemonoides Brongn) Terhadap Spermatogenesis Mencit Jantan ( Mus

musculus L) Galur Swiss Webster.   Kalimantan Scientiae.17:36-47.

Seno, S. 1988. Obat Asli Indonesia. PT Dian Rakyat. Jakarta.

Setiabudy, R. Affandi, B. Wirawan, R. Witjaksono, B. Hendratmo, M. dan

Hidayat, E. M. 1990. Pengaruh Kontrasepsi Susuk Nortplant Terhadap

Beberapa Parameter Hemostasis Pada Wanita Indonesia. J. Medika.

16: 795-804.

Soewondo, S. W. 1985. Masalah Hukum dan Kontrasepsi Pria di Dunia dan

 Indonesia. Mantap. Jakarta.

Tasmaya, R. 2000. Menuju Pradigma Baru Keluarga Berencana. Warta

 Demografi. 30: 33-45.

Yatim, W.1988. Efek Fertilitas Gosipol dan Gula Berkhlor Terhadap Tikus

Wistar (  Rattus norvegicus) dan Implikasi Prospeknya Sebagai

Kontrasepsi Pria.   Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana Universitas

Padjajaran. Bandung.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengkajian dan Penelitian

Ilmu Pengetahuan Terapan atas kesediaannya mendanai penelitian ini.