universitas negeri makassar digilib unm zulhajji 215 1 jurnald

25
1 MELAKSANAKAN PEMASANGAN INSTALASI RUMAH DAN CARA MENGHITUNG REKAPITULASI DAYA KEPADA SEMUA INSTALATIR CV. JAYA ABADI SANI KAB. JENEPONTO PROV. SULAWESI SELATAN Zulhajji *) ABSTRAK Masalah utama pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kab. Jeneponto Prov. Sulawesi Selatan di dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya. Tujuan dan manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah membekali pengetahuan dasar baik teori maupun praktek bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan ini adalah bagaimana agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan tidak lagi mendapatkan kesulitan dan bahkan salah di dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya. Pelatihan ini juga dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktek langsung. Dari hasil kegiatan tersebut dapat kami simpulkan bahwa kemampuan melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani *) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Upload: katak-tung-gentak-tung

Post on 13-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

1

MELAKSANAKAN PEMASANGAN INSTALASI RUMAH DAN CARA MENGHITUNG REKAPITULASI DAYA KEPADA SEMUA

INSTALATIR CV. JAYA ABADI SANI KAB. JENEPONTO PROV. SULAWESI SELATAN

Zulhajji *)

ABSTRAKMasalah utama pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini

adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi semua

instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kab. Jeneponto Prov. Sulawesi Selatan di dalam

melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.

Tujuan dan manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah membekali pengetahuan

dasar baik teori maupun praktek bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pemasangan

instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.

Dasar pemikiran yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan ini adalah

bagaimana agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto

Provinsi Sulawesi Selatan tidak lagi mendapatkan kesulitan dan bahkan salah di

dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung

rekapitulasi daya. Pelatihan ini juga dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi,

tanya jawab, dan praktek langsung. Dari hasil kegiatan tersebut dapat kami

simpulkan bahwa kemampuan melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan

cara menghitung rekapitulasi daya bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan meningkat secara signifikan.

Kata kunci : Instalati CV. Jaya Abadi Sani, instalasi rumah, rekapitulasi daya

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 2: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

2

PENDAHULUANDalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan berbangsa dan bernegara, tenaga listrik merupakan cabang produksi

yang penting bagi negara sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam

yang menguasai hajat hidup orang banyak perlu dipergunakan untuk kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat. Disamping itu tenaga listrik mempunyai kedudukan yang

penting dalam pembangunan nasional pada umumnya dan sebagai salah satu

pendorong kegiatan ekonomi pada khususnya dalam rangka mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Undang-Undang yang dimaksud adalah Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan yang disahkan pada

tanggal 30 Desember 1985 oleh Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 1985 ada beberapa pasal yang sangat erat hubungannya dengan

ketenagalistrikan sebagai berikut : Pasal 6, ayat 1 (a). Usaha penyediaan tenaga

listrik, (b). Usaha penunjang tenaga listrik. Usaha penyediaan tenaga listrik

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat meliputi jenis usaha :

a. Pembangkitan tenaga listrik

b. Transmisi tenaga listrik

c. Distribusi tenaga listrik

Sedangkan usaha penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf b meliputi :

a. Konsultasi yang berhubungan dengan tenaga ketenagalistrikan.

b. Pembangunan dan pemasangan ketenagalistrikan.

c. Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 3: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

3

d. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

Konsultasi yang berhubungan dengan tenaga ketenagalistrikan,

pembangunan dan pemasangan ketenagalistrikan, pemeliharaan dan

pengembangan teknologi peralatan untuk menunjang penyediaan tenaga listrik

tentu perlu pihak-pihak terkait bertanggungjawab dalam hal tersebut di atas. Salah

satunya adalah perlunya dunia kampus mengadakan pelatihan dibidang

ketenagalistrikan, baik cara pembangunan, pemasangan, dan pemeliharaannya.

Keberadaan dunia pendidikan khususnya pendidikan bidang teknik listrik

menjadikan para instalatur lebih paham dan mengerti tentang cara pemasangan dan

perbaikan instalasi listrik tersebut setelah melewati diklat. Pembangunan atau

pemasangan instalasi listrik tentu dalam pelaksanaannya harus berdasarkan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang

ketenagalistrikan dan Peraturan Ketenagalistrikan (PUIL) agar terjamin kualitasnya,

baik secara teknis, ekonomis, dan dijamin keandalannya. Tapi yang sering terjadi

dilapangan adalah sebaliknya dimana kebanyakan para instalatir tidak memahami

isi Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang

ketenagalistrikan atau Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan SPLN, apalagi

menerapkannya dalam pemasangan instalasi listrik. Juga para instalatir tersebut

pada umumnya berlatarbelakang pendidikan non teknik listrik (SMU). Padahal

idealnya para instalatir sebaiknya orang-orang yang mengerti listrik atau berlatar

pendidikan minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Teknik Listrik. Apa

yang terjadi di CV. Jaya Sani Abadi Jeneponto sebagai kontraktor listrik ternyata

hampir semua instalatirnya berlatarbelakang non teknik listrik dan kebanyakan

belajar memasang instalasi listrik rumah/kantor/gedung secara otodidak. Padahal

listrik sangat besar bahayanya jika dilakukan pembangunan/pemasangan secara

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 4: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

4

tidak benar, dalam hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan dan PUIL ,serta SPLN

yang berlaku.

CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto berdiri pada tahun 2002 yang

lalu dan memiliki tenaga kerja (instalatir) sebanyak 16 orang. 12 orang tenaga kerja

(instalatir) tersebut berijazah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan selebihnya

berijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan teknik listrik. Sejak berdirinya

tentu sudah banyak rumah, kantor, atau gedung-gedung di Kab. Jeneponto yang

dipasangi instalasi listriknya (fasilitas-fasilitas penerangan, alat rumah tangga listrik,

dan lain-lain). Namun tidak semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten

Jeneponto dalam melaksanakan pekerjaannya mengikuti Undang-Undang, PUIL

dan SPLN tetapi hanya berdasarkan pengalaman (secara otodidak). Disisi lain pihak

perusahaan tidak mampu memberikan pendidikan/diklat mengenai kelistrikan, ini

disebabkan karena biaya (cost) untuk itu tidak disiapkan. Perlu juga kita ketahui

bahwa Kabupaten Jeneponto yang terletak 95 KM dari Selatan kota Provinsi

Sulawesi Selatan adalah daerah yang baru berkembang dan sudah barang tentu

seiring dengan pembangunan infrastruktur (gedung, kantor), perumahan dan

gedung lainnya semakin terus ditingkatkan. Tentu memerlukan kontraktor-kontraktor

listrik yang berkualitas agar hasil pekerjaannya terjamin kualitas dan keandalannya.

Padahal kebanyakan instalatir CV. Jaya Abadi Sani berlatar belakang SMU

bukan SMK Jurusan Teknik Listrik. Oleh sebab itu sebagai dosen teknik elektro

merasa berkewajiban melibatkan diri dalam mengatasi masalah yang di hadapi para

instalatir-instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto tersebut. Ini juga

merupakan salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pengabdian kepada masyarakat yang harus dilaksanakan seorang dosen. Atas

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 5: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

5

pertimbangan tersebut, maka pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

difokuskan pada bagaimana agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten

Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dapat/mampu melaksanakan pemasangan

instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya dengan baik dan benar

berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) serta

sesuai Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN).

PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan analisis situasi terhadap rencana kegiatan pelaksanaan

pelatihan melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung

rekapitulasi daya kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten

Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, maka permasalahan-permasalahan tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana Para instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kab. Jeneponto bisa memasang

instalasi rumah dan menghitung rekapitulasi daya dengan baik dan benar

bedasarkan Undang-Undang, PUIL, dan SPLN ?

PEMECAHAN MASALAHPenelitian mengenai cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan

cara menghitung rekapitulasi daya kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan cara:

a. Informasi singkat mengenai :

- Hal-hal yang berkaitan dengan Undang-Undang kelistrikan, PUIL, dan SPLN

- Aturan-aturan tentang instalasi rumah

- Cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung

rekapitulasi daya.

b. Diskusi dan tanya jawab mengenai spesifikasi :

- Hal-hal yang berkaitan dengan undang-undang kelistrikan, PUIL, dan SPLN

- Aturan-aturan tentang instalasi rumah

- Cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung

rekapitulasi daya.

c. Demonstrasi (praktek)

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 6: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

6

DESAIN PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan melaksanakan pelatihan tentang cara

melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.

Dalam penyuluhan tersebut, metode yang digunakan adalah metode ceramah,

diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi (praktek langsung). Langkah-langkah yang

ditempuh adalah: (1) pemberian informasi materi pengetahuan; (2) diskusi dan

tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman; dan (3) evaluasi dalam bentuk

observasi, pertanyaan lisan dan praktek langsung. Dari penelitian ini diperoleh hasil

bahwa dengan adanya pelatihan tersebut semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan sudah bisa dan mengetahui cara

memasang instalasi rumah dan bisa menghitung rekapitulasi daya dengan baik

dan benar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil

1. Kegiatan Pembukaan

Setelah Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Negeri Makassar mengeluarkan Surat Tugas/Izin tertanggal 26 April 2011,

maka pada hari Senin 16 Mei 2011 jam 09.15 kami mengadakan pembukaan

pelatihan tersebut. Pembukaan dihadiri Pimpinan dan para instalatir CV. Jaya

Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Hadir para

instalatir pada saat itu hampir hadir semua 16 orang (daftar hadir terlampir) serta

para pemateri yaitu : Zulhajji, ST, MT, Drs. Syarifuddin Kasim, MT dan Drs.

Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd.

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Alat –alat yang Digunakan :

- Tang Amper, yaitu berfungsi untuk mengukur arus listrik pada sistem

instalasi listrik yang berbeban.

- Volmeter, yaitu berfungsi untuk mengukur tegangan kerja sistem

(apakah tegangan 380 Volt/220 Volt).

- Tang Kombinasi, yaitu berfungsi untuk memuntir dan memotong kabel

(konduktor) yang akan digunakan.

- Tang Lancip, yaitu berfungsi untuk memuntir kabel (konduktor) pada

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 7: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

7

saat kita mau menghubungkan ke baut atau sekrup saklar/KKB.

- Tang Pengupas Kabel, yaitu berfungsi untuk mengupas kabel atau

konduktor tembaga ( NYY, NYA, dan NYM).

b. Bahan-bahan yang Digunakan

- Power Supply, digunakan untuk mensupply Laptop dan LCD

- Layar LCD, digunakan untuk menampilkan materi yang dari laptop

- Kabel NYY, NYA, dan NYM, digunakan untuk menghantarkan arus

listrik dari sumber (Supply) ke beban-beban (misalnya lampu, dsb).

- Kabel Pembumian (BC), digunakan untuk menghantarkan arus listrik

Ke tanah (bumi) jika terjadi tegangan lebih pada instalasi (sistem)

tersebut.

- Batang Konduktor, digunakan untuk menghubungkan kabel

pembumian ke tanah (bumi) dengan kedalaman minimal 1,5 meter.

- KWh Meter, digunakan untuk mengukur besarnya daya listrik (VA)

yang digunakan oleh konsumen perbulannya.

- MCB, digunkan untuk memutuskan aliran listrik ke beban jika terjadi

beban lebih atau terjadi hubung singkat (baik antar fase dengan fase

maupun antar fase dengan netral).

- Fuse (Sekring Otomatis/Lebur), digunakan untuk memutuskan aliran

Listrik ke beban jika terjadi beban lebih atau terjadi hubung singkat

(baik antar fase dengan fase maupun antar fase dengan netral)

secara otomatis/lebur (putus filamen) dan tidak bisa diganti lagi.

- Saklar (Saklar Tunggal/Seri), digunakan untuk

menghubungkan/memutuskan aliran listrik ke beban (lampu) secara

manual (Saklar Tunggal melayani satu buah lampu/beban, dan Saklar

Seri melayani dua buah lampu/beban).

- KKB (Stop Kontak), digunakan untuk melayani beban-beban yang

Sifatnya tidak permanen (misalnya : Kulkas, TV, Radio, Kipas Angin,

dan Sejenisnya).

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 8: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

8

3. Penyajian Materi Teori

Pada hari Selasa 17 Mei 2011 jam 10.05 sampai 12.30 kami mulai

memberikan materi mengenai apa itu pelatihan dan manfaat bagi para

instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi

Selatan. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian teori mengenai :

pengenalan peralatan/bahan dan fungsinya, cara menghitung daya/arus,

cara menentukan kapasitas pengaman/pembatas dan pemasangannya, cara

memasang kWh baik kWh 3 fasa/1 fasa, cara pemasangan pentanahan

(pembumian) sistem dan lain sebagainya secara cepat dan benar

berdasarkan PUIL, SPLN, dan peraturan pemerintah lainnya. Penyajian

materi teori ini dilaksanakan dengan metode ceramah, tanyajawab, dan

diskusi. Sehingga peserta cepat mengerti karena terjadi interaksi yang baik.

Jumlah peserta yang hadir sebanyak 16 orang serta pemateri yang hadir

yaitu Zulhajji, ST., MT.

4. Penyajian Materi Praktek

Pertama-tama sebelum peserta melaksanakan praktek langsung

dilapangan memasang instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi

daya, terlebih dahulu pemateri memberikan contoh cara pemasangan setiap

peralatan/bahan instalasi listrik. dengan mengikuti langkah-langkah dalam

teori. Setelah pemateri memberikan contoh cara pemasangan yang baik dan

benar, baru peserta satu-persatu mencoba untuk secara langsung

melaksanakan pemasangan instalasi listrik sesuai apa yang diperoleh dari

penyajian teori sebelumnya. Setelah semua peserta pelatihan sudah

mencoba secara langsung dan menghitung sendiri rekapitulasi dayanya

setiap rumah, maka diadakan evaluasi dengan ujian. Metode yang

digunakan adalah metode simulasi atau praktek langsung cara pemasangan

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 9: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

9

instalasi listrik yang sesuai PUIL, SPLN dan peralatan/bahan disediakan oleh

pemateri, serta perserta bisa langsung bertanya apabila ada kesulitan dalam

pemasangan instalasi listrik maupun cara menghitung rekapitulasi dayanya.

Materi praktek langsung kepada para instalatir CV. Jaya Abadi Sani

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan sampai

selesai waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan. Tiap pertemuan jumlah

peserta yang hadir 16 orang serta pemateri yaitu Zulhajji, ST., MT.

B. PembahasanBerdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan tentang cara

pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya kepada semua

instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan,

maka dapat kami lihat begitu besar perhatian Pimpinan dan para instalatir CV. Jaya

Abadi Sani karena hampir semua instalatir bersama Pimpinan Amir Beddu hadir

pada saat pembukaan pelatihan tersebut. Hal ini tentu membuat para pemateri

pelatihan mempunyai kenyakinan bahwa pelatihan ini akan berjalan dengan baik

dan efektif, dan tentu para peserta pelatihan bisa cepat memahami/mengerti semua

materi-materi pelatihan yang diberikan baik teori maupun materi praktek langsung

dilapangan (di rumah). Namun dari pelatihan yang kami laksanakan tidak terlepas

dari kelemahan-kelemahan, terutama untuk memahami penyajian teori mengenai

cara menghitung rekapitulasi daya serta cara menggunakan alat ukur listrik.

Misalnya tidak adanya tang amper di CV tersebut serta peralatan penunjang lain

yang digunakan untuk terlaksananya kegiatan ini. Kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini dilakukan dengan melaksanakan pelatihan tentang cara

pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya sesuai PUIL

kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi

Sulawesi Selatan. Dalam pelatihan/penyuluhan tersebut, metode yang digunakan

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 10: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

10

adalah metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi. Langkah-langkah

yang ditempuh adalah: (1) pemberian informasi materi pengetahuan; (2) diskusi dan

Tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman; dan (3) evaluasi dalam bentuk

observasi, pertanyaan lisan dan latihan keterampilan praktek secara langsung

dilapangan (di rumah).

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas program

pelatihan/penyuluhan dan sejauh mana tujuan kegiatan yang telah ditetapkan

sebelumnya dapat dicapai. Pelaksanaan evaluasi diadakan pada saat informasi

pengetahuan, diskusi, Tanya jawab, dan penerapan latihan praktek langsung.

Kemudian kriteria keberhasilan diukur dari keaktifan peserta mengikuti ceramah,

diskusi, Tanya jawab, dan latihan keterampilan praktek secara langsung. Bentuk

pelaksanaan evaluasi yang dimaksud adalah observasi, pertanyaan lisan dan

praktek secara langsung.

C. Materi Kegiatan

1. Pelatihan

Istilah pelatihan tidak dapat dipisahkan dengan istilah pendidikan, karena

dalam latihan mengandung proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pelatihan

tersebut. Dalam pelatihan mengandung banyak makna diantaranya adalah proses

melaksanakan kegiatan, mengubah pemahaman, mengubah perilaku agar

seseorang yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut mendapatkan pengalaman

yang lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan. Pelatihan adalah

terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “ training”. Latihan menurut (Moekijat : 1991)

adalah proses pengembangan tenaga kerja untuk menyesuaikan dengan pekerjaan

dan lingkungan secara umum, baik lingkungan internal perusahaan maupun

lingkungan eksternal perusahaan. Sementara (Scott : 1962) merumuskan latihan

sebagai suatu kegiatan lini dan staf yang dimaksudkan untuk mengembangkan

pemimpin memperoleh efektivitas pekerjaan perseorangan yang lebih besar,

hubungan antar perseorangan dalam organisasi yang lebih baik dan penyesuaian

pemimpin yang ditingkatkan kepada suasana seluruh lingkungannya. Menurut

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 11: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

11

(Moenir : 1995) khusus mengenai latihan ada beberapa pengertian yang diberikan

oleh ilmuan Robert mengatakan bahwa latihan adalah proses belajar yang

menghendaki kemampuan konsep, sikap, dan atau pengetahuan dari seseorang

untuk membantu mereka mencapai tujuan. Demikian juga (Anoraga : 1998)

menggunakan istilah latihan yang digunakan disini menunjukkan suatu proses

peningkatan sikap, kemampuan dan kecakapan dari para pekerja untuk

menyelenggarakan pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut (Moekijat : 1991) latihan

berarti mendidik dalam arti yang sempit, terutama dengan cara instruksi, berlatih

dan disiplin. Hal ini dipandang sebagai pelaksanaan yang penting untuk perbaiakan

kemampuan dan dari sini mempelajari bagaimana melaksanakan tugas-tugas

tertentu. Menurut (Sikula dalam As’ad : 1995) mendefinisikan latihan sebagai proses

pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan

terorganisir, yang mana peserta pelatihan mempelajari pengetahuan dan

keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Definisi yang lebih singkat oleh (Proctor :

1961) yang mengatakan bahwa “ latihan adalah tindakan yang disengaja untuk

memberikan alat agar belajar dapat dilaksanakan. Latihan juga merupakan tindakan

untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan pegawai untuk melaksanakan

suatu pekerjaan tertentu.

Berdasarkan konsep di atas, maka latihan mengandung unsur-unsur

penanaman konsep pengetahuan tentang kognisi, afeksi, dan keterampilan kepada

peserta pelatihan, sehingga tercipta manusia-manusia yang memiliki kualitas

sumber daya manusia yang unggul. Dengan kata lain latihan yang dilaksanakan

merupakan upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Latihan

merupakan pengembangan usaha-usaha berencana yang diselenggarakan agar

supaya dicapai penguasaan akan keterampilan, pengetahuan, dan sikap-sikap yang

relevan terhadap pekerjaan. Latihan juga mengandung unsur pendidikan. Menurut

(Munandar : 1978) latihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dengan tujuan mempelajari

dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan

tertentu. Dalam kaitan dengan ini yang dimaksud dengan pelatihan adalah proses

pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan

terorganisir dimana peserta latihan mempelajari dan mengembangkan pengetahuan

konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum. Kesimpulannya adalah pelatihan

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 12: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

12

mengandung unsur pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, tingkah laku

dan keterampilan bagi peserta latihan.

2. Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan instalasi listrik, lebih dahulu harus dibuat gambar-

gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan

dipasang. Juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik

bengunan harus diperhatikan. Spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan ini

menguraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak pemborng (kontraktor) antara

lain mengenai pelaksanaannya, material yang harus digunakan, waktu penyerahan,

dan sebagainya. Gambar-gambar harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti.

Gambar denah bangunan biasanya disederhanakan, dinding-dinding gambar

dengan garis tunggal, agak tipis. Saluran-saluran listriknya karena lebih penting

digambar lebih tebal.

Menurut PUIL gambar-gambar yang diperlukan sebagai berikut :

a. Gambar Situasi, menyatakan letak bangunan dimana instalasinya akan

dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.

b. Gambar Instalasi, Meliputi :

- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan

sarana pelayanannya. Misalnya titik lampu, sakelar, kotak kontak,

perlengkapan hubung bagi dan sebagainya.

- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya.

Misalnya antara lampu dan sakelarnya, motor dan pengasutnya, dan

sebagainya.

- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan

perlengkapan hubung bagi.

- Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.

c. Diagram Instalasi Garis Tunggal, meliputi :

- Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai

ukuran atau daya nominal setiap komponennya.

- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembagiannya.

- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan

- Sistem pentanahannya.

d. Gambar Perincian/Keterangan yang Diperlukan, Meliputi Misalnya :

- Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 13: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

13

- Cara pemasangan alat-alat listriknya

- Cara pemasangan kabelnya

- Cara kerja instalasi kontrolnya jika ada

3. Kabel Rumah dan Kabel Instalasi

Jenis hantaran yang banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal

pasangan tetap ialah kabel rumah NYA dan kabel instalasi NYM. Penggunaan kabel

NYA berlaku ketentuan sebagai berikut :

- Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA harus dilindungi dengan

pipa instalasi.

- Diruang lembab NYA harus dipasang dalam pipa PVC.

- NYA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau

ditanam langsung di dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan

pipa instalasi.

- Kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA boleh dipasang terbuka dengan

menggunakan isolator jepit atau isolator rol dengan cara pemasangannya harus

sedemikian hingga jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding dan terhadap

bagian lain dari bangunan atau konstruksi.

- Kabel NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan

sebagainya.

- Kabel NYA tidak boleh digunakan diruang basah, di alam terbuka atau di tempat

kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran/ledakan.

Penggunaan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Kabel NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau

ditanam langsung dalam plesteran, juga di ruang lembab/basah, ditempat kerja

atau gudang dengan bahaya kebakaran/ledakan.

- Kabel NYM boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,

konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak

selubung luar kabelnya.

- Dan tidak boleh dipasang di dalam tanah, serta pemasangannya digunakan klem

dengan jarak antara yang cukup rapat, sehingga kabelnya terpasang rapi, lurus

dan tidak melendut.

4. Identifikasi Hantaran dengan Warna

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 14: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

14

Mengenai penggunaan warna untuk identifikasi hantaran berlaku ketentuan-

ketentuan sebagai berikut :

- Untuk penghantar pembumian hanya boleh digunakan warna majemuk hijau-

kuning, dan warna ini tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

- Pada instalasi dengan penghantar netral atau kawat tengah, untuk penghantar

netral atau kawat tengahnya harus digunakan warna biru, dan boleh digunakan

untuk maksud lain.

- Pada instalasi fasa-tiga, warna-warna yang harus digunakan untuk fasa-fasanya

adalah :

a). Fasa 1 (R) : warna merah

b). Fasa 2 (S) : warna kuning

c). Fasa 3 (T) : warna hitam

- Ketentuan-ketentuan di atas berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap

maupun sementara, termasuk dalam perlengkapan hubung bagi.

- Untuk pengawatan di dalam peralatan listrik dianjurkan supaya digunakan hanya

satu warna khususnya hitam, kecuali untuk penghantar pembumian dan netral.

Bila dipandang perlu penggunaan warna dan warna majemuk lain di dalam

peralatan listrik tidak dilarang.

- Kabel berselubung berurat tunggal boleh digunakan untuk penghantar fasa,

netral maupun pembumian, asalkan isolasinya yang terlihat di kedua ujung kabel

( bagian yang dikupas selubungnya), dibalut dengan pita berwarna yang sesuai

dengan warna-warna tersebut di atas.

5. Luas Penampang Hantaran

Luas penampang penghantar yang harus digunakan pertama-tama

ditentukan oleh kemampuan hantar arus yang diperlukan dan suhu keliling yang

harus diperhitungkan dan harus juga diperhatikan rugi tegangannya. Rugi tegangan

antara perlengkapan hubung bagi utama (yaitu yang berada di dekat kWh meter

PLN) dan setiap titik beban pada keadaan stasioner dengan beban penuh, tidak

boleh melebihi 5% dari tegangan di perlengkapan hubung bagi utama. Disamping

juga harus dipertimbangkan kemungkinan perluasan instalasi di kemudian hari dan

kekuatan mekanis penghantarnya.

Menurut PUIL 2000, untuk instalasi rumah tinggal pasangan tetap

penghantarnya harus memiliki luas penampang tembaga sekurang-kurangnya 1,5

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 15: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

15

mm2. Saluran dua kawat penghantar netralnya harus memiliki luas penampang

sama dengan luas penampang hantaran fasanya. Untuk saluran fasa tiga dengan

penghantar netral, kemampuan hantar arus penghantar netralnya harus sesuai

dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan beban tak seimbang

yang normal. Dan satu saluran fasa-tiga, semua penghantar fasanya harus memiliki

luas penampang yang sama.

6. Pembagian Beban dan Rekafitulasi Daya

Instalasi listrik yang dihubungkan dengan tiga fasa, bebannya harus dibagi

serata mungkin atas masing-masing fasanya. Instalasi di ruangan yang memerlukan

aliran listrik dengan gangguan sekecil mungkin, harus dihubungkan dengan lebih

dari satu rangkaian akhir dan sedapat mungkin dengan fasa yang berbeda. Ini

penting untuk gedung-gedung, di mana padamnya penerangan secara tiba-tiba

dapat menimbulkan panik, misalnya di gedung-gedung pertunjukan, toko-toko,

pasar, dan sebagainya. Di gedung-gedung demikian, penerangan ruangan dengan

lebih dari enam titik lampu, penerangan di gang, tangga dan tempat keluar, harus

dibagi atas sekurang-kurangnya dua rangkaian dan sedapat mungkin dibagi atas

beberapa fasa (tiga fasa/kelompok).

PENUTUPA. Kesimpulan

Setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini selesai, maka kami

dapat memberikan suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa kemampuan para instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto

Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah

dan cara menghitung rekapitulasi daya meningkat secara signifikan, terlihat pada

saat di evaluasi melalui ujian teori dan praktek secara langsung tiap peserta.

2. Para instalatir CV. Jaya Abadi Sani memiliki kemauan yang sangat tinggi namun

karena kebanyakan berlatar belakang SMU sehingga kesulitan di dalam

mempelajari bagaimana cara menghitung rekapitulasi daya dan cara

menggunakan alat ukur listrik.

3. Motivasi belajar para instalatir CV. Jaya Abadi Sani mengenai semua materi dan

dukungan dari Pimpinan CV. mendorong pelaksanaan kegiatan berjalan efektif

dan lancar.

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Page 16: Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Zulhajji 215 1 Jurnald

16

B. Saran-SaranSetelah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini, maka saran yang

diajukan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia khususnya para instalatir

CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dalam

melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya

sebagai berikut :

1. Agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi

Sulawesi Selatan semakin banyak belajar cara pemasangan instalasi rumah dan

menghitung rekapitulasi daya, baik instalasi penerangan maupun instalasi

tenaga.

2. Agar Pimpinan CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi

Selatan selalu memberikan kesempatan kepada para instalatirnya untuk

mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai ilmu kelistrikan.

DAFTAR PUSTAKA

APEI (Asosiasi Professionalis Elektrikal Mekanikal Indonesia). 2004. Materi

Kursus/Pembekalan Uji keahlian Bidang Teknik Tenaga Listrik Kualifikasi Ahli

Madya. Pengurus Pusat APEI : Jakarta

PT. PLN (Persero) Wilayah VIII. 1997. Buku Penataran Ujian Instalatir Golongan A,

B, dan C. PT. PLN Makassar

P. Van Harten, E. Setiawan. 1980. Instalasi Listrik Arus Kuat I. Binacipta : Bandung

P. Van Harten, E. Setiawan. 1980. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Binacipta : Bandung

Tjandi Yunus, Mudassir. 2010. Teknik Perencanaan Instalasi Listrik I. Badan

Penerbit UNM : Makassar

*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar