metodologi pembelajaran matematika

12
Persentase : Metodologi Pembelajaran Matematika Pendekatan Matematika Realistik Di persentasekan pada kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prodi Pendidikan Matematika T. A 2013-2014 Oleh : Rizki Kurniawan Rangkuti (NIM : 8136171045)

Upload: state-university-of-medan

Post on 15-May-2015

1.626 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi pembelajaran matematika

Persentase : Metodologi Pembelajaran Matematika

Pendekatan Matematika RealistikDi persentasekan pada kuliah Metodologi Pembelajaran

Matematika

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Prodi Pendidikan Matematika

T. A 2013-2014

Oleh :

Rizki Kurniawan Rangkuti

(NIM : 8136171045)

Page 2: Metodologi pembelajaran matematika

Pendekatan Matematika RealistikRealistic mathematics education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan matematika realistik (PMR), adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905 – 1990) bahwa matematika adalah kegiatan manusia.

Page 3: Metodologi pembelajaran matematika

Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Di sini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah (Dolk dalam Hartono, 2006). Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru.

Page 4: Metodologi pembelajaran matematika

Proses matematisasi konseptual digambarkan oleh de Lange (dalam Hartono, 2005) sebagai lingkaran yang tak berujung

Dunia nyata

Matematisasi Matematisasi dalam aplikasi dan refleksi

Abstraksi dan formalisasi

Page 5: Metodologi pembelajaran matematika

Selanjutnya, oleh Treffers (dalam Hartono, 1996) matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.

,

Matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri.

Matematisasi vertikal adalah proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langung tanpa bantuan konteks.

Page 6: Metodologi pembelajaran matematika

Matematisasi horizontal dan vertikal

Sistem matematika formal

Bahasa Algoritma Matematika

Penyelesaian Penguraian

Soal-soal kontekstual

Page 7: Metodologi pembelajaran matematika

Karakteristik Pendekatan Matematika RealistikAda 5 karakteristik utama pendekatan matematika realistik sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran matematika. Kelima karakteristik itu adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran harus dimulai dari masalah

kontekstual yang diambil dari dunia nyata. 2. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani

oleh model. 3. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa, atau

simbol mereka sendiri dalam proses mematematikakan dunia mereka.

4. Proses pembelajaran harus interaktif. 5. Hubungan di antara bagian-bagian dalam

matematika, dengan disiplin ilmu lain, dan dengan masalah dari dunia nyata diperlukan sebagai satu kesatuan yang saling kait mengait dalam penyelesaian masalah.

Page 8: Metodologi pembelajaran matematika

Prinsip pendekatan matematika realistik merupakan gabungan pendekatan konstruktivisme dan kontekstual dalam arti memberi kesempatan kepada siswa untuk membentuk (mengkonstruksi) sendiri pemahaman mereka tentang ide dan konsep matematika, melalui penyelesaian masalah dunia nyata (kontekstual).

Page 9: Metodologi pembelajaran matematika

Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 1. Memahami masalah kontekstual

Guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah yang belum di pahami.

2. Menjelaskan masalah kontekstualJika dalam memahami masalah kontekstual siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya.

Page 10: Metodologi pembelajaran matematika

3. Menyelesaikan masalahSiswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah.

4. Membandingkan jawabanGuru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan dengan teman sebangkunya, bekerja sama mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi).

5. MenyimpulkanDari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan suatu rumusan konsep/ prinsip dari topik yang dipelajari.

Page 11: Metodologi pembelajaran matematika

Peranan Alat Peraga Sesuai dengan teori belajar Bruner, pembelajaran matematika di sekolah dasar terutama di kelas bawah sangat memerlukan benda kongkrit yang dapat diamati dan dipegang langsung oleh siswa ketika melakukan aktivitas belajar. Karena itu, peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika realistik tidak boleh dilupakan. Dalam hal ini alat peraga dapat menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia nyata. Di samping itu, alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan strategi pemecahan masalah. Dari penggunaan alat peraga ini siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, memahami masalah, dan menemukan strategi pemecahan masalah.

Page 12: Metodologi pembelajaran matematika

Terima Kasih Atas Perhatiannya