prosedur evaluasi pembelajaran matematika

21
Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika Disusun Dalam Rangka Tugas Kuliah Dengan Dosen Pengasuh Dr. Martua Manullang, M.Pd. Oleh : 1. RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI 2. SALIMAH ANGGREINY NASUTION 3. SITI AMINAH NABABAN Program Studi Pendidikan Matematika Jenjang Program Strata Dua (S-2)

Upload: state-university-of-medan

Post on 23-Jun-2015

705 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

Prosedur EvaluasiPembelajaran Matematika

Disusun Dalam Rangka Tugas Kuliah

Dengan Dosen Pengasuh

Dr. Martua Manullang, M.Pd.

Oleh :

1. RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI2. SALIMAH ANGGREINY NASUTION3. SITI AMINAH NABABAN

Program Studi Pendidikan Matematika

Jenjang Program Strata Dua (S-2)

Program Pasca SarjanaUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Page 2: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayahNya berupa ilmu pengetahuan serta limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Makalah ini berjudul “Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika” disusun dalam

rangka memenuhi salah satu tugas perkuliahan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi ilmu maupun tata bahasa,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

demi sempurnanya makalah ini. Kiranya makalah ini bermanfaat dalam memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih, semoga Allah swt senantiasa meridhoi niat baik kita semua. Amin.

Medan, 03 Februari 2014

Tim Penulis

Page 3: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Evaluasi dan Prosedur Evaluasi 3

2.2 Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika 4

2.3 Perbedaan Evaluasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 7

2.4 Penggunaan Hasil Evaluasi 8

BAB III PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I

Page 4: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebagian besar pendidik, istilah pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen

adalah istilah yang sering digunakan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.

Menentukan hasil pembelajaran diupayakan untuk berlaku objektif, adil, dan menyeluruh,

Oleh karena itu penggunaan alat ukur yang handal dan terpercaya mutlak untuk dilaksanakan

dengan cara-cara yang tepat.

Dalam melakukan evaluasi terdapat subjek dan sasaran evaluasi, dimana subjek

evaluasi merupakan orang yang melakukan pekerjaan evaluasi yang ditentukan oleh suatu

aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, contohnya untuk melaksanakan evauasi

terhadap kepribadian dimana menggunakan alat ukur yang sudah distandarisasikan maka

subjeknya adalah ahli-ahli psikologi di samping alatnya yang harus bersifat rahasia maka

subjek evaluasi haruslah seorang yang betul-betul ahli karena jawaban dan tigkah laku orang

yang di tes harus diinterpretasikan dengan cara tertentu. Kemudian sasaran evaluasi

merupakan segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilaian

menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Semuanya itu sebagai satu kesatuan yang

akan menentukan kualitas pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta

didik masing-masing berupaya mensukseskan tugas utama.

Evaluasi berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar, tujuannya sudah jelas

untuk mencari informasi dan umpan balik bagi pelaksana proses kegiatan belajar mengajar

untuk membuat atau mengambil keputusan yang sesuai dengan hasil evaluasi tersebut.

Evaluasi dilakukan dalam interval dalam satuan jangka pendek (satu kali pertemuan) dan

dalam jangka waktu panjang dalam satu semester. Kedudukan evaluasi pendidikan, ditinjau

dari segi waktu pelaksanaannya terdiri dari tiga jenis, yaitu sebelum, selama, dan setelah

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ditinjau dari sudut transformasi pendidikan,

kedudukan evaluasi untuk mengevaluasi calon siswa, proses, lulusan, tujuan dan umpan balik

dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang akan

datang.

Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada

pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran. Dalam evaluasi

tersebut terdapat bagian yang sangat penting dalam memberikan gambaran tentang jelas atau

kaburnya suatu data yang akan diketahui karakteristiknya, bagian tersebut adalah prosedur

(langkah-langkah) evaluasi. Pada prosedur evaluasi pembelajaran matematika diperlukan

Page 5: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

adanya proses yang sistematis dari setiap langkah-langkah dalam evaluasi tersebut. Di dalam

hal ini juga perlu dilihat apakah ada perbedaan yang mendasar dari evaluasi kurikulum KTSP

dan kurikulum 2013 dan baagaimana bentuk penggunaan hasil evaluasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penulisan makalah

ini adalah :

a. Pengertian prosedur (langkah-langkah) evaluasi

b. Prosedur (langkah-langkah) evaluasi pembelajaran matematika

c. Perbedaan evaluasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013

d. Penggunaan hasil evaluasi

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengertian prosedur (langkah-langkah) evaluasi

b. Untuk memahami prosedur (langkah-langkah) evaluasi pembelajaran matematika

c. Untuk mengetahui perbedaan evaluasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013

d. Untuk mengetahui penggunaan hasil evaluasi

BAB II

Page 6: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi dan Prosedur (langkah-langkah) Evaluasi

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan evaluasi? Banyak literatur yang

memberikan pengertian tentang evaluasi ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam

Supardi, 2013:1) evaluasi berarti penilaian. Nurgiyantoro (dalam Supardi, 2013:1)

menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Dia

lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama

konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika

masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan

aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes

hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini

merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Menurut Norman E. Gronlund (dalam

Maulana, 2013:2) menyatakan bahwa “evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata,

tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan

kegiatan belajar mengajar yang baik”.

Dari pengertian-pengertian di atas yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan

bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematik untuk mengukur dan memberi nilai

kuantitatif (matematika), kualitatif (non matematika), atau pun keduanya terhadap sesuatu

atau tampilan (karakter-karakter) dengan tujuan (patokan) yang telah ditetapkan. Karakter-

karakter tersebut dalam ruang lingkup kegiatan proses belajar mengajar adalah tampilan siswa

dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, emosional), dan psikomotor

(keterampilan).

Prosedur evaluasi dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus ditempuh

dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut merupakan tahapan dari kegiatan

permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan evaluasi pendidikan, yaitu

prosedur yang sistematis untuk bertujuan memberi nilai kuantitatif maupun kualitatif terhadap

berbagai aspek pada siswa.

2.2 Prosedur (langkah-langkah) Evaluasi Pembelajaran Matematika

Page 7: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

Menurut Buchari (dalam Asril & Putri, 2013:8) menyebutkan bahwa langkah-langkah

pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi pembelajaran matematika terdiri dari

perencanaan (planning), pengumpulan data (collecting), verifikasi data (verification), analisis

data (analysis), dan penafsiran (interpretation).

a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar matematika

Sebelum evaluasi hasil belajar matematika dilaksanakan, harus disusun dulu

perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar matematika

umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu :

(1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil

belajar matematika itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil

belajar matematika akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan

evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya. Tujuan evaluasi harus disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan tersebut. Tujuan evaluasi yang dibut

oleh guru bidang studi haruslah disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan

dalam suatu pelajaran.

(2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya apakah aspek kognitif,

aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Menurut Arikunto (2012:33) “Penilaian

kompetensi aspek kognitif atau yang lebih banyak dikenal dengan istilah pengetahuan,

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang telah

dikuasai dan menjadi miliknya”. Cara yang digunakan dapat melalui tes tertulis maupun lisan.

Penilaian kompetesi aspek afektif atau yang lebih banyak dikenal dengan istilah sikap /

kepribadian siswa, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa dari konsep

pelajaran yang sedang dipelajari. Cara yang digunakan dapat melalui nontes atau angket.

Penilaian kompetensi aspek psikomotorik atau yang lebih banyak dikenal dengan istilah

keterampilan / skill, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat tindak lanjut penguasaan siswa

dalam ranah kognitif dan afektif dimana cara yang digunakan dapat melalui tes tertulis.

(3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan

evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik tes atau nontes. Menurut Arikunto (2012:66)

“Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno ‘testum’ artinya piring untuk

menyisihkan logam-logam mulia.” Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau

bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok. Teknik tes bukan satu-satunya teknik untuk

melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan,

yaitu teknik non-tes. Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta

Page 8: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dengan berbagai cara,

seperti: (a) skala, (b) angket, (c) wawancara, (d) observasi.

(4) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan

penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir soal tes hasil belajar. Butir soal tes harus

valid dan reliabel. Butir tes dikatakan valid apabila butir tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur sesuai dengan indikator yang akan dicapai dan butir soal dikatakan reliabel

apabila butir soal tersebut telah diujikan beberapa kali memberikan hasil yang tetap.

(5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau

patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Menurut Matondang

(2009:16 s/d 17) mengataka bahwa “untuk dapat memberikan nilai kepada hasil belajar yang

diperoleh siswa maka guru dapat menerapkan pendekatan penilaian acuan norma (norm

referenced evaluation) dan penilaian acuan patokan (criterion referenced evaluation)”. Dalam

penilaian acuan norma hasil yang diperoleh siswa dibandingkan dengan yang diperoleh siswa

lain dalam kelompoknya. Patokan pembanding yang digunakan dalam menentukan

keberhasilan siswa adalah hasil kelompok itu yang diperoleh pada saat penilaian atau

pengukuran berlangsung, dengan demikian hasil yang diperoleh siswa tidak dikaitkan dengan

patokan / kondisi di luar kelompok tersebut, sedangkan dalam penilaian acuan patokan guru

harus menentukan patokan-patokan batas lulus atau tingkat penguasaan minimum yang akan

dipakai untuk membandingkan skor siswa sehingga hasil tersebut memiliki arti tertentu.

Siswa baru dapat beralih ke pelajaran atau materi berikutnya bila dia telah lulus atau

memenuhi kriteria yang dibuat sebagai patokan.

(6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri. Kegiatan

evaluasi dapat dilakukan secara formatif atau sumatif. Menurut Supardi (2013:3) mengatakan

bahwa “Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir

program satuan pelajaran”. Fungsinya yaitu untuk mengetahui sampai dimana pencapaian

hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai

dengan tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran. Dalam

penilaian formatif ini, jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan dengan tepat,

distribusi tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing soal tidak

begitu penting, yang penting adalah bahwa setiap soal betul-betul mengukur tujuan

instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di dalam progam satuan pelajaran.

Standar yang digunakan dalam mengolah hasil tersebut adalah standar mutlak, sedangkan tes

sumatif adalah tes untuk menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap

bahan pelajaran yang telah diajarkan selam jangka waktu tertentu. Kegunaannya yaitu untuk

Page 9: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir

sekolah. Oleh karenaitu pada umumnya jumlah item atau soal-soal tes sumatif lebih banyak

daripada item tes formatif, dan bentuk soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa

bentuk item tes (seperti true-false, multiple, choice, completion, matching, dan essay).

b. Pengumpulan data

Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan pengumpulan data adalah

melaksanakan pengukuran misalnya, dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila hasil

belajar itu menggunakan teknik tes, yaitu dengan melakukan tes pilihan berganda (multiple

choise) atau dengan tes uraian (essay test) dan dengan menggunakan teknik nontes, yaitu

melakukan pengamatan wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen

tertentu berupa ranting scale, check list, interview guide atau questionaire.

c. Melakukan verifikasi data

Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah. Proses

penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi adalah

suatu proses pembuktian kebenaran suatu teori, konsep atau hipotesa yang lazimnya

dilakukan melalui penelitian. Verifikasi data yang dimaksud untuk dapat memisahkan data

yang “baik” (yaitu data yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh

mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang

“kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data

itu ikut serta diolah).

d. Mengolah dan menganalisis data

Setelah diverifikasi, data tersebut dianalisis atau diolah dengan menggunakan teknik

analisis statistik atau non statistik. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan

dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang berhasil dihimpun dalam

kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur

sedemikian rupa sehingga dapat berbicara. Langkah pengolahan data dilakukan untuk

memberikan “makna” terhadap data yang ada pada kita. Macam-macam jenis pengolahan

yang dapat dilihat bahwa ada beberapa macam jenis  pengolahan yang dapat dilakukan

terhadap sekumpulan data. Pengolahan yang  kita hadapi sekarang sebagai seorang

evaluator  adalah menentukan pengolahan mana sajakah yang harus kita lakukan  terhadap

sekumpulan data pada ssat tertentu. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu

Page 10: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

disadari bahwa untuk memperoleh gambaran yang lengkap  tentang diri seorang yang sedang

di evaluasi adalah langkah pengolahan data.

e. Memberi interpretasi dan menarik kesimpulan

Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah

merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami

pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar evaluasi terhadap data hasil evaluasi itu pada

akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil

evaluasi itu sudah barang tentu harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu

sendiri. Data interpretasi ini dilakukan atas dasar kriteria tertentu yang telah disusun secara

rasional. Interpretasi hasil belajar bisa berupa pernyataan atau keputusan yang diungkapkan

dengan kata-kata baik - cukup - buruk, tinggi - rendah - sedang, lulus - tidak lulus, dan lain-

lain.

f. Tindak lanjut hasil evaluasi

Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis, dan

disimpulkan maka dari itu dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamnya sehingga

pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-

kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

2.3 Perbedaan Evaluasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Menurut Kunandar (dalam Suhartono, 2013:4) mengatakan bahwa berdasarkan

karakteristiknya dalam kurikulum KTSP peserta didik dibentuk untuk (1) mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar

(learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber

belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Mengingat hal tersebut dalam kurikulum 2013

terjadi beberapa perubahan dari kurikululum 2013 seperti (1) pengembangan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk

pribadi yang tidak hanya terapil dan madiri tetapi pada pembentukan karakter yang berbudi

pekerti; (2) Kurikulum 2013 tidak hanya berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)

dan keberagaman tetapi jauh lebih berorientasi pada proses pembalajaran; (3) penyampaian

dalam pembelajaran tidak hanya menggunakan metode bervariasi tetapi juga disertai dengan

Page 11: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

sifat pembelajaran yang kontekstual dan berpusat pada peserta didik; (4) pada kurikulum 2013

aspek penilaian menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara

proporsional dan penilaian tes dan portofolio saling melingkapi, hal ini didasar oleh bahan uji

publik kurikulum 2013.

Evaluasi atau penilaian dalam KTSP dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang

dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi

diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Menurut

Surya (2013:4) “Pemahaman guru mengenai aspek penilaian seperti pemahaman konsep,

penerapan, dan komunikasi dan pemecahan masalah masih kurang dan penilai aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik juga masih kurang”. Padahal pada kurikulum 2013 aspek afektif dan

psikomotorik siswa merupakan sasaran aspek penilaian yang penting, hal ini dikuatkan oleh

pernyataan Wahyono (dalam Suhartono, 2013:13) mengatakan bahwa “evaluasi secara garis

besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil”.

2.4 Penggunaan Hasil Evaluasi

Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil

evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan

untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang dimaksud, antara lain : peserta

didik, guru, kepala sekolah, orang tua, pendidik dan pemakai lulusan. Dengan demikian, hasil

evaluasi dapat digunakan untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik,

menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orangtua dan membantu

guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dikemukakan beberapa jenis penggunaan

hasil evaluasi sebagai berikut :

a. Untuk keperluan laporan pertanggungjawaban;

b. Untuk keperluan seleksi;

c. Untuk keperluan promosi;

d. Untuk keperluan diagnosis;

e. Untuk memprediksi masa depan peserta didik.

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan

perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam

dua bentuk:

Page 12: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

1)    Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku

yang diinginkan;

2)    Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap

atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan

perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.

Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses pembelajaran

yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan

evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya,

oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan

pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat (dalam Asril & Putri, 2013:11)

mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut:

1)   Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian

pertanyaan;

2)   Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis

keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri;

3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar

isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik

(SDS).

Page 13: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

BAB III

PENUTUP

Evaluasi merupakan proses yang sistematik untuk mengukur dan memberi nilai

kuantitatif (matematika), kualitatif (non matematika), atau pun keduanya terhadap sesuatu

atau tampilan (karakter-karakter) dengan tujuan (patokan) yang telah ditetapkan. Karakter-

karakter tersebut dalam ruang lingkup kegiatan proses belajar mengajar adalah tampilan siswa

dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, emosional), dan psikomotor

(keterampilan).

Prosedur evaluasi dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus ditempuh

dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut merupakan tahapan dari kegiatan

permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan evaluasi pendidikan, yaitu

prosedur yang sistematis untuk bertujuan memberi nilai kuantitatif maupun kualitatif terhadap

berbagai aspek pada siswa.

Menurut Buchari (dalam Asril & Putri, 2013:8) menyebutkan bahwa langkah-langkah

pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi pembelajaran matematika terdiri dari

perencanaan (planning), pengumpulan data (collecting), verifikasi data (verification), analisis

data (analysis), dan penafsiran (interpretation).

Beberapa perbedaan yang mendasar kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah

sebagai berikut : peserta didik dibentuk untuk (1) pada kurikulum KTSP mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri, sedangkan pada kurikulum 2013

pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada

akhirnya akan membentuk pribadi yang tidak hanya terapil dan madiri tetapi pada

pembentukan karakter yang berbudi pekerti; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar

(learning outcomes) dan keberagaman, sedangkan Kurikulum 2013 tidak hanya berorientasi

pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman tetapi jauh lebih berorientasi pada

proses pembelajaran; (3) KTSP menyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan

metode yang bervariasi, sedangkan pada kurikulum 2013 menyampaikan pembelajaran tidak

hanya menggunakan metode bervariasi tetapi juga disertai dengan sifat pembelajaran yang

kontekstual dan berpusat pada peserta didik; (4) pada kurikulum KTSP penilaian hanya

menekankan pada aspel kognitif saja, sedangkan pada kurikulum 2013 aspek penilaian

menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proporsional dan penilaian

tes dan portofolio saling melingkapi.

Page 14: Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Asril, A.S., Andika Putri., (2013), Makalah Evaluasi Pembelajaran Matematika Prinsip dan

Prosedur Evaluasi dan Hasil Belajar Peserta Didik, Volume 1 hal.16.

Matondang, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Medan, Medan.

Maulana, D.S., (2013), Evaluasi Pembelajaran Matematika, Makalah Pendidikan Matematika,

Volume 1 hal.32.

Suhartono., (2013), Perbedaan Tujuan, SK, KD, dan Evaluasi dalam Kurikulum KTSP dan

Kurikulum 2013, Volume 1 hal. 25.

Supardi, F., (2013), Evaluasi Hasil Pembelajaran Matematika, Modul, Kalimantan Barat,

penginggu.blogspot.com/2013/05/evaluasi-hasil-pembelajaran-matematika.html.

Surya, E., (2013), Kurikulum dan Evaluasi Perencanaan Pembelajaran Matematika, Volume 1

hal.12