alat peraga dakon untuk metode demonstrasi pada pembelajaran matematika

96
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 1

Upload: mohamad-ridwan

Post on 14-Jun-2015

13.996 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN dan PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS TEMATIK

TRANSCRIPT

Page 1: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga

berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek

perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang

sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala

sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan

antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung

kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk

setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran,

IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam

pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya

mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan

dengan mata pelajaran itu.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala

sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata

pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak

untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 1

Page 2: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul

permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka

mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus

sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

yang lain.

Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas

satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas

empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama

angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%,

kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.

Mata pelajaran Matematika nampaknya masih sebagai “hantu” bagi

sebagian besar siswa khususnya bagi siswa di Sekolah Dasar. Namun pada

dasarnya jika pelajaran Matematika tersebut diberikan atau disampaikan

dengan cara dan modifikasi yang berbeda tetapi tidak menyimpang dari

tujuan pembelajaran tentunya matematika dapat dipahami dan diterima

dengan baik pula.

Salah satu contoh pokok bahasan pada mata pelajaran matematika

adalah perkalian dan pembagian dasar pada bilangan cacah yang telah

diajarkan mulai kelas II semester 2. Menyimak materi dan pokok bahasan

serta peserta didik yang masih belum bisa menerima materi dengan baik,

maka perlu suatu metode dan media pembelajaran yang mudah diserap dan

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 2

Page 3: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

ditangkap oleh peserta didik, dengan tidak mengurangi tujuan dari model

pembelajaran tematik.

Perkalian merupakan topik yang amat krusial/penting dalam

pembelajaran matematika karena amat sering dijumpai terapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Definisi perkalian sendiri secara sederhana dapat

dinyatakan bahwa: perkalian adalah penjumlah secara berulang ulang.

Contoh: 4 x 5 dapat dijabarkan 5 + 5 + 5 + 5 = 20, artinya adalah bilangan 5

dijumlahkan sebanyak 4 kali, maka dapat ditulis dalam bentuk perkalian 4 x

5, dimana angka 4 didapat dari banyaknya angka 5, dan angka 5 sendiri

adalah bilangan yang dikalikan.

Sejalan dengan perkalian, maka pembagian juga mempunyai pengertian

yang berbeda tetapi menggunakan pola yang hampir sama. Contoh : 10 : 2,

dapat dijabarkan 10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0, artinya 10 dikurangi 2 hasilnya

dikurangi 2 hasilnya lagi dikurangi 2 dan seterusnya hingga mendapatkan

hasil akhir 0 ( nol ). Dari penjabaran pembagian diatas dapat dituliskan

bentuk pembagian 10 : 2 = 5, dapat diambil pengertian secara sederhana 10

adalah bialangan yang akan dibagi dan 2 adalah bialangan pembagi,

sedangkan 5 adalah banyaknya angka 2 setelah bilangan yang dibagi tersebut

dikurangi sampai 0.

Penamanam konsep dan pemahaman konsep kepada siswa tentunya

tidak serta merta harus menggunakan bahan ajar berupa tulisan saja.

Alangkah baiknya apabila guru menggunakan media belajar yang bervariasi

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 3

Page 4: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

yang memudahkan pemahaman siswa tentang materi perkalian dan

pembagian tersebut.

Selama ini penulis/peneliti memberikan pengertian perkalian dan

pembagian sebatas pengenalan saja dan siswa diminta menghafal perkalian 1

– 10. Sehinga pada saat siswa dihadapakan pada perkalian lanjut yang terdiri

dari 2 angka atau lebih maka siswa akan kesulitan.

Sebagai contoh, penulis memberikan penjelasan perkalian 4 x 5 = 20,

dan pembagian 20 : 5 = 4 kemudian dinyatakan bahwa perkalian kebalikan

dari pembagian begitu juga sebaliknya, sedangkan siswa hanya disuruh

menghafal saja tanpa mengerti bagaimana perkalian dan pembagian itu bisa

terjadi sebagai operasi hitung.

Permasalahan yang muncul adalah ketika penulis akan memberikan

sebuah pertanyaan perkalian atau pembagian dasar maka siswa akan

berusaha untuk mengingat perkalian, tentunya hal ini memakan waktu dan

energi yang banyak.

Jika disimpulkan dari uraian diatas, maka faktor yang menyebabkan

ketidakberahasilan dalam pembelajaran diatas adalah :

1. Penulis/peneliti menggunakan metode dan pembelajaran yang bersifat

tradisonal/konvensional yaitu hanya ceramah, pemberian tugas, dan tidak

dengan metode yang bervariasi dan kreatif.

2. Siswa/peserta didik selama pembelajaran tidak banyak memperhatikan

penjelasan guru, hal ini dikarenakan siswa merasa jenuh dan bosan dengan

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 4

Page 5: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

pembelajaran matematika yang hanya menciptakan suasana tegang, serius,

dan menakutkan.

Berbeda cara tentunya juga akan berbeda hasilnya. Jika penulis/pneliti

sebelumnya mengenalkan konsep perkalian dan pembagian dengan metode

dan media belajar yang menarik dan konkret maka dengan waktu yang sedikit

siswa dapat memecahkan atau menjawab pertanyaan dengan benar.

Kegiatan bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari

anak. Banyak manfaat yang didapat dari kegiatan bermain, selain

menyenangkan anak, bermain dapat memupuk rasa sosial anak dan

meningkatkan kreativitas anak. Bermain juga dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Rumbold

(dalam Nevile Bennett at All, 2005, 23).

B. Rumusan masalah.

Melihat minat dan hasil bekajar siswa pada pembelajaran matematika

tentang pemahaman konsep perkalian dan pembagian, serta metode dan

media yang selama ini penulis ajarkan pada siswa, maka dapat diambil

rumusan masalah, yaitu : Apakah dengan alat peraga dakon, dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika

materi ajar perkalian dan pembagian, pada siswa kelas tematik.

C. Tujuan.

Adapun tujuan dari penyusunan Tinjauan Ilmiah ini adalah

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 5

Page 6: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. Untuk mengetahui minat dan prestasi belajar siswa kelas tematik

dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian pada

pembelajaran matematika.

2. Memberikan informasi baik kepada pendidik maupun siswa bahwa

menggunakan metode pembelajaran Cooperative tipe demonstration

dengan permainan dakon, sangat efektif untuk pokok bahasan

perkalian dan pembagian pada pemebelajaran matematika tematik.

D. Manfaat Tinjauan Ilmiah.

1. Bagi siswa, hasil penyusunan Tinjauan Ilmiah dapat bermanfaat untuk

meningkatkan pemahaman, prestasi dan hasil belajar siswa pada konsep

operasi hitug perkalian dan pembagian dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi guru, tinjauan ilmiah ini selain dapat menambah strategi dan metode

dalam pembelajaran matematika juga dapat meningkatkan kinerja dan

Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB).

3. Bagi sekolah, tinjauan ilmiah ini dapat sebagai bahan informasi dan

referensi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 6

Page 7: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki ciri – ciri yang

abstrak, berpola fikir deduktif dan konsisten. Matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

yang penting dalam kehidupan sehari – hari.

Dalam penyampaian pembelajaran matematika khususnya bagi siswa di

sekolah dasar diperlukan suatu metode dan media belajar yang konkret untuk

dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Sesuai apa yang tertuang dalam

kurikulum 2006 (KTSP) yang ada, tujuan umum dari matematika adalah

agar peserta didik mampu :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma , secara luwes , akurat ,

efisien, dan cepat dalam memecahkan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat , melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi , menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah ,

merancang model matematika , menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 7

Page 8: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbul , tabel , diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu:

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar, (Mulyasa, 2005). Oleh karena itu maka pembelajaran di sekolah perlu

adanya kreativitas dan aktivitas antara siswa dan guru.

Suyatinah, dkk (1999) mengemukan bahwa guru berkewajiban untuk

menciptakan suatu kondisi di sekolah, terutama di dalam kelas yang

memungkinkan anak mengembangkan minat untuk belajar matematika.

B. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada

rentangan usia dini.Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi

merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena

itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga

akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD

biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah

mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat

melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 8

Page 9: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan

mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu,

perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain

mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah

mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu

berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat

mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi,

sudah mampu berpisah denganorang tua dan telah mulai belajar tentang benar

dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD

ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi,

mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,meningkatnya

perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan

berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

C. Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri

dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori

perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif

yang disebut schemata yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai

hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses

asimilasi(menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam

pikiran) dan akomodasi(proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 9

Page 10: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus

menerus akan membuat pengetahuan lama danpengetahuan baru menjadi

seimbang.

Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapa tmembangun

pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan

haltersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek

dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin

dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri

anak dengan lingkungannya

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada

rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai

berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek

situasi ke aspek lain secara reflektif danmemandang unsur-unsur secara

serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara

berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)Membentuk

dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah

sederhana,dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami

konsep substansi, volumezat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan

belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang

konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 10

Page 11: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil

belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan

peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga

lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat

dipertanggungjawabkan.

b) Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang

dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah

konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak

yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

c) Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara

bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih

kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut,maka perlu diperhatikan

mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupankeluasan serta

kedalaman materi .

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam

kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.

Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 11

Page 12: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar

anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.

Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan

dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses

belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi

dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang.Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa

mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-

konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang

relevan di dalam struktur kognitif siswa.

Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-

fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep

untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari

akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.

Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus

selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki

siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep

tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 12

Page 13: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami

langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera

daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

Berdasarkan uraian diatas maka, pembelajaran di kelas awal SD akan

lebih bermakna jika menggunakan metode pembelajaran tematik yang

digabungkan dengan tipe dari model pembelajaran kooporatif.

D. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman

langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk

Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan

berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar

sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan

unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 13

Page 14: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan

membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah

dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu

keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1)

Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan

dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan

siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar

yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui

siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial

siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 14

Page 15: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan

kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (directexperiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa

dihadapkan pada sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas.Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

tema-tema yang paling dekatberkaitan dengan kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa

mampu memahami konsep konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan

untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 15

Page 16: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan

keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

E. Pembelajaran Cooperative.

Sejalan dengan tujuan matematika dan pembelajaran tematik yang

tersebut diatas maka perlu adanya suatu strategi dan metode yang bervariasi

dalam pembelajaran. Stahl (1994) mengembangkan pembelajaran

Cooperative, yaitu pembelajaran yang mempunyai ciri – ciri : 1) belajar

bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar

teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4)

belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil,

(6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan

tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif.

Sejalan dengan pemikian Stahl 1994, Johnson dan Johnson (1984) dan

Hilke (1990), juga mengemukan ciri – ciri pembelajaran Cooperative sebagai

berikut : (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di antar anggota

kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3) heterogen,

(4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada

tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 16

Page 17: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

mengamati proses belajar siswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada

kelompok.

Secara umum pembelajaran yang bersifat cooperative terdapat 6

langkah atau fase, walaupun pada nantinya dapat dikembangkan sendiri

sesuai dengan kondisi yang ada dan dapat dituangkan dalam RPP.

Tabel 1:Tahap/Fase Pembelajaran Cooperative

Fase Kegiatan Guru

Fase 1Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

Fase 2Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa lewat bahan bacaan

Fase 3Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.

Fase 5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajar

Fase 6Memberi penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya atau hasil belajar individu dan kelompok

Berbagai model dan tipe pembelajaran Cooperative yang saat ini

populer dan mudah untuk dipraktekan dalam pembelajaran antara lain :

1. Student Teams Achievement Division (STAD), adalah bentuk

pembelajaran yang menggunakan tim siswa kelompok prestasi, (Slavin,

1995).

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 17

Page 18: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

2. Group Investigation, (Shaban, 1992)

3. Jigsaw/Model Tim ahli, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and Snapp,

1978).

4. Two Stay Two Stray (TSTS), memberi kesempatan kelompok untuk

membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya, (Spencer

Kagan, 1992).

5. Think Pair and Share, (Frank Lyman, 1985).

6. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Cooperative

terpadu menulis dan membaca, (Steven & Slavin, 1998).

7. Make A Match/Mencari pasangan, (Lurna Curran, 1994).

8. Problem Based Intoduction (PBI), pembelajaran berdasarkan masalah.

9. Role Playing/bermain peran.

10. Demonstration, materi pembelajaran memerlukan peragaan atau

percobaan.

Dari sekian jenis model pembelajaran Cooperative yang dilaksanakan

seperti yang tercantum diatas, tentunya juga masih banyak tipe lainnya. Pada

intinya terdapat beberapa kompetensi yang ingin dicapai dari tujuan

pembelajaran Cooperative tersebut antara lain

a. Pemahaman terhadap nilai, konsep atau masalah-masalah yang

berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu,

b. Kemampuan menerapkan konsep/memecahkan masalah,

c. Kemampuan menghasilkan sesuatu secara bersama-sama berdasarkan

pemahaman terhadap materi yang menjadi obyek kajiannya,

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 18

Page 19: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

d. Dapat dikembangkan softskills kemampuan berfikir kritis, berkomunikasi,

bertanggung jawab, serta bekerja sama

Karakter siswa sekolah dasar yang masih senang bermain dan

berkelompok sebenarnya sangatlah menunjang sekali dalam pemilihan

metode dan media pembelajaran. Munurt Conny R Semiawan ( Jalal

2002:16), melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat

ditingkatkan.

F. Tipe Pembelajaran Demonstration/Demonstrasi.

Dengan banyaknya pilihan dan tipe pembelajaran Cooperative seperti

yang telah dipaparkan diatas, maka penulis /peneliti mengambil satu metode

pembelajaran Cooperative pada pembelajaran tematik untuk mata pelajaran

matematika yaitu tipe demonstration.

Tipe demonstration ini sangat membantu sekali dalam penyampaian

materi perkalian dan pembagian. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan

contoh atau action dari materi yang diajarkan guru bukan lagi secara abstrak

tetapi sudah secara konkret (nyata).

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu

siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau

data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 19

Page 20: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya

sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan

pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat

digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran.

Model pembelajaran Cooperative tipe demonstration ini mempunyai

ciri–ciri sebagai berikut :

a) Menggunakan alat atau media untuk membantu dan mendukung

penyampaian materi kepada siswa;

b) Melibatkan siswa dalam pembelajaran;

c) Pembelajaran lebih bersifat santai dan menyenangkan.

Untuk melaksanakan model pembelajaran tipe demonstartion pada

pembelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian pada

siswa kelas tematik SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

tahun pelajaran 2012/2013, peneliti menggunakan alat demonstration berupa

permainan dakon.

Menggunakan metode pembelajaran Cooperative tipe Demonstrtaion

memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain sebagai berikut :

a) Kelebihan tipe Demonstration

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki

beberapa kelebihan, di antaranya:

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 20

Page 21: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan

pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi

pembelajaran.

b) Kelemahan Tipe Demonstration

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki

beberapa kelemahan, di antarannya:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal

sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan

sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu,

guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga

dapat memakan waktu yang banyak.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang

memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan

pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang

khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 21

Page 22: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi

guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

c) Langkah – langkah pelaksanaan metode demonstration

Sebagai sebuah metode pembelajaran, demosntration perlu

menggunakan langkah – langkah yang sesuai, sehingga dalam

pelaksanaannya nanti tidak akan terjadi kesalahan yang mengakibatkan

siswa menjadi bingung. Langkah – langkah tersebut dibagi dalam 3 tahap

yaitu, a) Tahap Persiapan, dan b) Tahap Pelaksanaan.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir.

Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan.

Lakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini dibagi dalam langkah pembukaan,

pelaksanaan dan mengakhiri demonstration.

Langkah pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, di antaranya:

Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 22

Page 23: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,

misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang

dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

Langkah pelaksanaan demonstrasi.

Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui

pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga

mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari

suasana yang menegangkan.

Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi

dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari

proses demonstrasi itu.

3. Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses

pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu

yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses

pencapaian tujuan pembelajaran.

Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa

memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 23

Page 24: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama

tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

G. Alat Peraga

Alat peraga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas dan menarik perhatian

siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran, yang pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar. Alat peraga sebaiknya mudah cara

menggunakannnya, tidak berbahaya, mudah dicari, murah harganya, dan

lebih utama lagi siswa dapat membuatnya sendiri (Achmad DS, 1996:1).

Dengan demikian alat peraga sangatlah penting dalam proses belajar

mengajar, tergantung pada kejelian kreativitas pendidik untuk menggunakan

alat peraga ataupun tidak. Alat peraga banyak ragam jenisnya, mulai dari

gambar, benda tiruan, maupun sampai benda sesungguhnya. Yang perlu

diperhatikan dalam menggunakan alat peraga yaitu, disukai siswa, muah,

tidak berbahaya, serta flexibel dan mudah dalam penggunaannnya.

Menurut teori penerimaan rangsaan seperti yang dikutip sekaligus

dipraktekan oleh Sapto Legowo, (2006), mengemukakan bahwa jenjang daya

mengingat hanya mencapai 10 % apabila hanya membaca, dan akan

meningkat menjadi 20 % apabila disertai dengan mendengarkan. Jika kedua

hal tersebut diikuti dengan melihat benda secara konkret daya ingat mencapai

30 %. Akan meningkat lagi ke 50 % apabila seseorang membaca, mendengar,

melihat atau mengamati kejadian.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 24

Page 25: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Jika terjadi diskusi terhadap sesuatu yang dipelajari maka ingatan akan

mencapai 70 % dan mencapai 90 % jika melakukan percobaan. Dari

gambaran tersebut terlihat bahwa untuk dapat mencapai daya tangkap yang

tinggi, penggunaan alat peraga permainan khususnya dakon sangat

diperlukan.

H. Permainan Dakon

Dengan menggunakan metode permainan dakon ini pada nantinya dapat

diperoleh hasil yang maksimal dalam penyampaian materi pembelajaran

matematika di sekolah dasar. Banyak sekali materi di dalam pembelajaran

matematika di sekolah dasar yang menggunakan permainan Dakon, mulai dari

penjumlahan dan pengurangan, menentukan KPK dan FPB serta masih

banyak materi lainnya.

Dakon adalah suatu permainan tradisonal yang telah lama ada, yaitu

permainan yang umumnya terbuat dari kayu yang memiliki 16 lubang yang

terdiri dari 2 lubang besar dan 14 lubang kecil yang disusun sedemikian rupa,

dan dapat dimainkan lebih dari 2 orang.

Permainan dakon ini menggunakan batu kerikil (bisa juga menggunakan

biji sawo dan lainnya) yang nantinya batu–batu itu dimasukan di lubang

sesuai urutannya. Namun pada penggunaannya untuk media pembelajaran

sedikit berbeda caranya, hal ini dimaksudkan untuk membantu guru dan siswa

dalam pembelajaran matematika.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 25

Page 26: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Model pembelajaran cooperative tipe demonstration ini sesuai dengan

karakter siswa yang masih senang bermain, sekaligus pada akhirnya siswa

mengerti tentang materi yang disampaikan.

Dalam menggunakn media permainan ini tentunya juga akan

mengalami kelebihan dan kelamahan dalam penggunaannya, antara lain :

a) Kelebihan

Kelebihan dari permainan dakon ini antara lain :

1. Mengajarkan siswa untuk bisa hidup berkelompok dan saling

berbagi serta memecahkan masalah secara bersama-sama.

2. Mengenalkan kepada siswa tentang permainan tradisonal yang

belum tentu semua siswa mengenal permainan tersebut pada saat

ini.

3. Dengan bentuk dan cara permainan dakon seperti umumnya, sangat

menunjang guru untuk memberikan contoh konkret dalam

pembelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian.

4. Tidak memerlukan biaya yang sangat tinggi dalam proses

pembelajaran Cooperative.

5. Bisa diganti dengan media ubin/lantai yang berkotak – kotak jika

tidak menemukan alat permainan dakon.

6. Dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas.

b) Kelemahan

Kelemahan dari pemilihan permainan dakon ini adalah :

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 26

Page 27: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. Tidak/belum semua siswa yang mengenal dan mengerti permainan

dakon.

2. Tidak dapat dibawa dengan ringkas.

Seperti apa yang telah dilaksanakan oleh Sutarman, (Surakarta, 2012 )

dalam penelitiannya pada upaya peningkatan hasil belajar matematika pada

siswa lamban, dan yang telah dilakukan oleh Sapto Legowo, (Semarang,

2006), pada penggunaan alat peraga dakon untuk meningkatkan penguasan

materi penguasan konsep operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat,

dapat dibuktikan bahwa dakon memang efektif untuk dijadikan sebagai

sarana media pembelajaran yang konkret.

Oleh sebab itu berdasarkan pengalaman dan teori yang telah

dipraktekan, maka penulis melaksanakan pembelajaran matematika ini pada

pokok bahasan perkalian dan pembagian dengan media permainan Dakon.

Gambar 1:Salah satu bentuk permainan dakon

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 27

Page 28: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melihat fakta dan permasalahan yang telah dipaparkan pada rumusan

masalah diatas, maka permainan dakon dilaksanakan untuk pokok bahasan

perkalian dan pembagian.

Sebelum dilaksanakan metode pembelajaran Cooperative tipe demonstrasi

dengan media pembelajaran berupa permainan dakon, penulis/peneliti hanya

menerapkan model pembelajaran cermah dan tanya jawab, sehingga banyak siswa

yang belum memahami dan belum dapat menyelesaikan permasalahan yang

berhubungan dengan perkalian dan pembagian.

Hal ini dilihat dari prestasi belajar siswa yang terdiri dari 12 anak, hanya

ada 5 anak yang sudah mengerti tentang perkalian dan pembagian tersebut dengan

nilai 70 - 90. Itu artinya hanya 42 % siswa yang mampu dan sisanya sebanyak 7

siswa dengan nilai 20-60 atau 58 % siswa yang belum tuntas dalam materi

perkalian dan pembagian, atau dengan kata lain hasil pencapaian dari

pembelajaran tersebut hanya memperoleh rata – rata 60,42 (belum tuntas dengan

KKM 65 ).

Dengan hasil yang belum memuaskan tersebut, maka penulis/peneliti

memilih dan menggunakan metode pembelajaran Cooperative tipe demonstration

dengan menggunakan media pembelajaran dakon dengan tujuan agar penulis

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 28

Page 29: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

mudah menyampaikan materi sekaligus siswa dapat menyerap pengetahuan

dengan baik.

Penyampaian suatu materi pelajaran di dalam kelas selayaknya perlu

persiapan dan strategi mengajar yang baik. Hal ini dimaksudkan agar pada saat

kegiatan belajar mengajar dapat tercipta suasana belajar yang mengasyikan dan

sesuai dengan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan) sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

A. Langkah – langkah Pembelajaran

Untuk melaksanakan penelitian, penulis melaksanakan pembelajaran

Cooperative tipe demonstration dengan media belajar dakon pada

pembelajaran matematika tematik kelas tiga yang dilakukan selama 3 kali

pertemuan, dengan pembagian seperti dibawah ini, yaitu :

1. Pertemuan pertama (3 x 35 menit ), memberikan materi pembelajaran

tidak dengan menggunakan media dakon.

2. Pertemuan kedua (3 x 35 menit ), memberikan materi pembelajaran

perkalian dengan menggunakan media permaianan dakon.

3. Pertemuan ketiga (3 x 35 menit ), memberikan materi pembelajaran

pembagian dengan media pembelajaran dakon.

Setiap pertemuan menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan

pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi

waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 29

Page 30: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 1 jam pelajaran (1 x 35 menit) dan

kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).

a. Pertemun Pertama

Pada pertemuan pertama ini, peneliti/penulis memberikan

pembelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian

diberikan dengan metode ceramah dan tanya jawab serta disampaikan

secara langsung. Artinya pada pertemuan pertama ini materi tersebut

diselesaikan secara bersamaan tanpa menggunakan metode pembelajaran

koorportif tipe demonstration dengan media belajar dakon.

1. Kegiatan Awal

1.1. Guru membuka pelajaran, dan meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa.

1.2. Guru mengabsen kehadiran siswa.

1.3. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan

1.4. Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran. Siswa

mendengarkan dan menyimak penjelasan guru.

2. Kegiatan Inti

2.1. Guru memberikan penjelasan tentang perkalian. Siswa

mendengarkan dan menyimak.

2.2. Guru mencatat perkalian dasar 1 sampai dengan 10, siswa

diminta untuk mencatat.

2.3. Siswa menghafalkan perkalian yang telah dicatatkan oleh guru.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 30

Page 31: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

2.4. Guru memberikan penjelasan tentang pembagian, bahwa

pembagian adalah kebalikan dari perkalian Siswa mendengarkan

dan menyimak.

2.5. Siswa diminta untuk menghafalkan pembagian dasar dengan

cara melihat catatn perkalian yang sudah ada.

3. Kegiatan Akhir

3.1. Guru memberikan penguatan dan penjelasan tentang materi

yang telah diberikan

3.2. Guru membagikan soal kepada setiap siswa untuk dikerjakan.

3.3. Siswa mengerjakan latihan soal yang telah dibagikan guru

secara individu.

3.4. Evaluasi dan penilian hasil latihan soal individu secara bersama-

sama.

3.5. Pemberian penghargaan kepada siswa yang telah bisa

mengerjakan sesuai dengan kriteria.

3.6. Guru memberikan soal individu sebagai tugas rumah.

3.7. Guru menutup pelajaran.

b. Pertemuan Kedua ( materi perkalian ).

Pada petemuan kedua dan ketiga, penulis/peneliti tidak lagi

menggunakan metode cermah dan tanya jawab, akan tetapi beralih pada

metode pembelajaran Cooperative tpe demonstration pada pokok bahasan

perkalian.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 31

Page 32: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pembelajaran juga dibagi dalam 3 tahap/kegiatan, yaitu kegiatan

pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang

lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 1 jam pelajaran (1 x

35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).

1. Kegiatan Awal

1.1. Guru membuka pelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk

memimpin doa. ( 10 Menit )

1.2. Guru melaksanakan absen kehadiran siswa. ( 5 menit )

1.3. Guru memberikan apersepsi atau pertanyaan tentang materi

yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. (10 menit)

1.4. Guru menanyakan kepada siswa, siapa sajakah yang belum bisa

atau memahami perkalian. ( 5 menit )

1.5. Guru mempersiapkan alat peraga dakon sebanyak 7 buah

lengkap dengan batu kecil sebanyak 20 buah. ( 5 menit )

2. Kegiatan Inti

2.1. Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 2 anak, dipilih secara acak. ( 10 menit )

2.2. Perwakilan kelompok (1 siswa) maju kedepan untuk mengambil

alat peraga dakon, siswa lainnya menyiapkan buku tulis. (2

menit )

2.3. Guru memberikan petunjuk dengan mendemonstrasikan atau

memperagakan dengan alat peraga dakon, materi pertama adalah

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 32

Page 33: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

perkalian. siswa menyimak dan mengikuti penjelasan guru.(15

menit )

2.3.1. Ambil sebanyak 2 batu, kemudian taruh batu tadi pada

lubang pertama di dakon, kemudian catat batu yang

pertama.

2.3.2. Setelah dicatat, ambil 2 batu lagi, kemudian letakan di

lubang sebelahnya, kemudian catat lagi batu kedua

dengan diberikan tanda jumlah (+), misal 2 + 2.

2.3.3. Kemudian ambil lagi 2 batu, kemudian letakan di

lubang ketiga, catat lagi batu yang telah diambil, dan

jangan lupa diberikan tanda jumlah (+) seperti langkah

kedua. Begitu seterusnya hingga ada lima lubang yang

terisi batu.

2.4. Setiap kelompok diminta untuk menunjukan hasil catatannya,

kemudian menghitung hasil penjumlahan dari bilangan yang

telah dicatat tadi, misal : 2+2+2+2+2 = 10. ( 3 menit )

2.5. Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa penjumlahan

secara berulang ulang tadi adalah bentuk panjang dari perkalian,

sehingga dapat ditulis bentuk perkaliannya 5 x 2 = 10. Siswa

mendengarkan penjelasan guru. ( 3 menit )

2.6. Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa angka 5

dalam perkalian 5 x 2, didapat dari banyaknya tempat untuk batu

yang diletakan, atau banyaknya 2 batu tersebut. Angka 2 didapat

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 33

Page 34: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dari setiap tempat yang telah terisi 2 batu, dan 10 merupakan

hasil dari penjumlahan atau perkalian tersebut.( 2 menit )

3. Kegiatan Penutup

3.1. Guru memberikan soal latihan, yaitu siswa diminta memasukan

3 batu setiap lubang, jumlah lubang yang harus diisi sebanyak 5

lubang, siswa mencatat seperti yang telah diajarkan guru,

kemudian merubahnya kedalam bentuk perkalian. ( 10 menit )

3.2. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa. Dan mengevaluasi hasil

pekerjaannya. ( 15 menit )

3.3. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum mengerti dan

paham cara menyelesaikan perkalian. ( 3 menit )

3.4. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

disampaikan. ( 2 menit )

3.5. Guru membagikan tugas individu sebagai pekerjaan rumah dan

menutup pelajaran. ( 5 menit )

c. Pertemuan Ketiga ( Materi Pembagian )

Pada petemuan ketiga ini, pokok bahasan yang ingin disampaikan

penulis/peneliti adalah materi pembagian . Pembelajaran juga dibagi dalam

3 tahap/kegiatan, yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup.

Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan

kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 1 jam

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 34

Page 35: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

pelajaran (1 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35

menit).

1. Kegiatan Awal

1.1. Guru membuka pelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk

memimpin doa. ( 10 Menit )

1.2. Guru melaksanakan absen kehadiran siswa. ( 5 menit )

1.3. Guru memberikan apersepsi dan pertanyaan tentang materi yang

telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. (10 menit)

1.4. Guru menanyakan kepada siswa, siapa sajakah yang belum bisa

atau memahami perkalian. ( 5 menit )

1.5. Guru mempersiapkan alat peraga dakon sebanyak 7 buah

lengkap dengan batu kecil sebanyak 20 buah dan menjelasakan

tentang materi yang akan disampaikan. ( 5 menit )

2. Kegiatan Inti

2.1. Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 2 anak, dipilih secara acak. (10 menit )

2.2. Perwakilan kelompok (1 siswa) maju kedepan untuk mengambil

alat peraga dakon, siswa lainnya menyiapkan buku tulis.

(2 menit )

2.3. Guru memberikan petunjuk dengan mendemonstrasikan atau

memperagakan dengan alat peraga dakon, materi pertama adalah

perkalian. siswa menyimak dan mengikuti penjelasan guru. (15

menit )

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 35

Page 36: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

2.3.1. Ambil sebanyak 20 batu, kemudian letakan 20 batu

tersebut pada lubang besar yang terdapat pada dakon,

kemudian catat jumlah batu yang ada di lubang besar.

Siswa mengikuti petunjuk guru kemudian mencatatnya

di buku tulis

2.3.2. Setelah dicatat, ambil 2 batu lagi, kemudian letakan di

satu lubang kecil disebelahnya, guru menjelaskan

bahwa 20 dikurangi 2, siswa mencatat.

2.3.3. Kemudian ambil lagi 2 batu, kemudian letakan di satu

lubang kecil berikutnya, catat lagi batu yang telah

diambil, dan jangan lupa diberikan tanda minus/kurang

(-) seperti langkah kedua. Begitu seterusnya hingga ada

lima lubang kecil yang terisi batu hingga lubang besar

telah habis batunya.

2.4. Setiap kelompok diminta untuk menunjukan hasil catatannya,

kemudian menghitung hasil pengurangan dari bilangan yang

telah dicatat tadi, misal : 20 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0 ( 3 menit )

2.5. Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa pengurangan

secara berulang ulang tadi adalah bentuk panjang dari

pembagian, jumlah batu yang berada di lubang besar tadi harus

habis, sehingga dapat ditulis bentuk pembagiannya, 20 : 2 = 5.

Siswa mendengarkan penjelasan guru. ( 3 menit )

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 36

Page 37: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

2.6. Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa angka 20

dalam pembagian, didapat dari banyaknya batu yang diletakan

di lubang besar. Angka 2 didapat dari batu yang diletakan setiap

lubang kecil dan 5 merupakan banyaknya lubang kecil yang

terisi batu. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru di

buku tulis. ( 2 menit )

3. Kegiatan Penutup

3.6. Guru memberikan soal latihan, yaitu siswa diminta memasukan

15 batu pada lubang besar, jumlah lubang yang harus diisi

sebanyak 5 lubang, siswa mencatat seperti yang telah diajarkan

guru, kemudian merubahnya kedalam bentuk pembagian. ( 10

menit )

3.7. Guru memberikan soal individu berupa ulangan harian untuk

materi perkalian dan pembagian, dan mengevaluasi hasil

pekerjaannya. ( 20 menit )

3.8. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

disampaikan. ( 3 menit )

3.9. Guru menutup pelajaran (2 menit)

B. Hasil pembelajaran

1. Evaluasi

Setelah tahapan pembelajaran selesai sesuai dengan langkah–

langkah pembelajaran yang tertuang di dalam RPP pada pembelajaran

perkalian dan pembagian maka dapat dilihat hasilnya melalui evaluasi

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 37

Page 38: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

yang diberikan guru kepada siswa berupa ulangan harian yang diberikan

setelah materi pembagian selesai.

Evaluasi ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman dan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian.

2. Teknik Penilaian

Untuk teknik penilaian pada tes tulis ini penulis/peneliti

menggunakan rumus :

Keterangan :∑ = Nilai akhir

Sedangkan untuk melihat prosentase keberhasilan pembelajarn, rumus

yang digunakan adalah :

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 38

Page 39: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Tabel 2 :

Daftar Nilai SiswaMateri Pokok Perkalian dan Pembagian

(Sebelum menggunakan demonstrasi Dakon)

No Nama SiswaJawaban

BenarNilai

Prosentase

Keterangan

1 Bagus Setiawan 12 60,00 60% Belum Tuntas2 Agus Setiawan 14 70,00 70% Tuntas3 Donny Fernando P 12 60,00 60% Belum Tuntas4 Evi Dina Anggita 10 50,00 50% Belum Tuntas5 Intan Puspita Sari 18 90,00 90% Tuntas6 Putri Lestari 17 85,00 85% Tuntas7 Nia Dwi Aprilia 17 85,00 85% Tuntas8 Wulandari 16 80,00 80% Tuntas9 Siti Solekah 9 45,00 45% Belum Tuntas10 Pebri Tiyo Prasetyo 10 50,00 50% Belum Tuntas11 Anwar Firmansyah 8 40,00 40% Belum Tuntas12 Wahyu Imawati 5 25,00 25% Belum Tuntas

Rata – Rata 72,92 62%

Tabel 3 ;

Rentang Nilai dan Kriteria Penilaian 1

Nilai Frekuensi Nilai Kriteria 90 – 100 1 0 - 49 Sangat Kurang 80 – 89 3 50 - 59 Kurang 70 – 79 1 60 - 69 Cukup60 – 69 2 70 - 79 Baik 50 – 59 2 80 - 89 Memuaskan40 – 49 2 90 - 100 Sangat Memuaskan

30 – 39 0

20 – 29 1

10 – 19 0

0 – 10 0

Jml 12

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 39

Page 40: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Tingkat keberhasilan pembelajaran adalah =

= (Belum Tuntas)

Tabel 4:

Daftar Nilai SiswaMateri Pokok Perkalian dan Pembagian

(Setelah menggunakan demonstrasi Dakon)

No Nama SiswaJawaban Benar

Nilai Prosentase Keterangan

1 Bagus Setiawan 17 85,00 85% Tuntas2 Agus Setiawan 18 90,00 90% Tuntas3 Donny Fernando P 18 90,00 90% Tuntas4 Evi Dina Anggita 17 85,00 85% Tuntas5 Intan Puspita Sari 18 90,00 90% Tuntas6 Putri Lestari 19 95,00 95% Tuntas7 Nia Dwi Aprilia 17 85,00 85% Tuntas8 Wulandari 20 100,00 100% Tuntas9 Siti Solekah 15 75,00 75% Tuntas10 Pebri Tiyo Prasetyo 14 70,00 70% Tuntas11 Anwar Firmansyah 10 50,00 50% Belum Tuntas12 Wahyu Imawati 10 50,00 50% Belum Tuntas

Rata – Rata 80,41 80 %

Tabel 5 ;

Rentang Nilai dan Kriteria Penilaian ke 2

Nilai Frekuensi Nilai Kriteria 90 – 100 5 0 - 49 Sangat Kurang 80 – 89 3 50 - 59 Kurang 70 – 79 2 60 - 69 Cukup60 – 69 0 70 - 79 Baik 50 – 59 2 80 - 89 Memuaskan40 – 49 0 90 - 100 Sangat Memuaskan

30 – 39 0

20 – 29 0

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 40

Page 41: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

10 – 19 0

0 – 10 0

Jml 12

Tingkat keberhasilan pembelajaran adalah =

= (Tuntas)

Dari hasil yang telah dicapai seperti yang tertera seperti pada tabel

diatas yang telah menggunakan metode pembelajaran Cooperative tipe

demonstration dengan media pembelajaran dakon, dan dibandingkan dengan

hasil pada pembelajaran sebelumnya maka minat dan hasil belajar siswa telah

meningkat pada pembelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan

pembagian seperti terlihat dalam grafik dibawah ini

Grafik 1 :

Jumlah jawaban benar sebelum dan sesudahMenggunakan media pembelajaran dakon

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 41

Page 42: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Keterangan : Warna kuning, sebelum menggunakan alat peraga dako, warna biru, sesudah menggunakan alat peraga dakon

Grafik 2

Nilai evaluasi siswaSebelum dan sesudah menggunakan alat peraga dakon

Keterangan : Warna merah, sebelum menggunakan alat peraga dako, warna hijau, sesudah menggunakan alat peraga dakon

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 42

Page 43: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah melakukan pembelajaran kooeporatif tipe demonstartion pada

pembelajaran tematik mata pelajaran matematika dengan menggunakan media

belajar dakon dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Simpulan

a) Dari hasil evaluasi individu yang diberikan sebelum menggunakan

model pembelajaran Cooperative tipe demonstration berupa Dakon ,

hanya ada 5 anak dari 12 siswa yang sudah mengerti tentang perkalian

dan pembagian tersebut, itu artinya hanya 42 % siswa yang mampu

dan sisanya sebanyak 7 siswa atau 58 % siswa yang belum mampu.

b) Setelah melakukan kajian tentang media pembelajaran berupa Dakon

tersebut, minat dan hasil belajar siswa meningkat menjadi 10 siswa

(83%). Sedangkan 2 siswa (17%) perlu pengayaan dan bimbingan

secara individu, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengikuti

pelajaran atau tidak masuk sekolah saat pembahasan materi diberikan.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 43

Page 44: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

c) Model pembelajaran Cooperative tipe Demonstration pada mata

pelajaran matematika sangat efektif membantu penulis dalam

meningkatakan kinerja guru dalam setiap pembelajaran yang

diberikan kepada siswa pada pembelajaran tematik khususnya pada

pembelajaran matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian.

d) Interaksi siswa dan guru sangat diperlukan dalam setiap pembelajaran

sehingga materi yang diberikan dapat diserap oleh siswa, salah

satunya dengan metode bermain sambil belajar.

e) Dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis tersebut, dapat

dipastikan bahwa pembelajaran yang menggunakan media belajar

yang konkret (dakon) ternyata dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa .

B. Saran

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah, khususnya

pembelajaran tematik, perlu adanya inovasi dan kreativitas dalam

penyampaian. Salah satu bentuk atau model pembelajaran adalah dengan

menggabungkan model tematik untuk kelas rendah digabungkan dengan

model pembelajaran Cooperative tipe demonstraton.

Pembelajaran alangkah baiknya jika guru melibatkan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar, tidak hanya menggunakan tipe belajar

konvensoinal saja, yang pada akhirnya tidak terpenuhi stnadart ketuntasan

minimal dalam pembelajaran.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 44

Page 45: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Daftar Pustaka

Abdullah, Solichan, (2012), Buku Panduan Penyusunan Publikasi Ilmiah, Workshop Penyusunan Publikasi Ilmiah, Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun.

Balitbang, Diknas, (2010), Panduan Pengembangan Belajar Aktif, Jakarta, Kementerian Pendidikan Nasional.

BNSP (2009), Model Silabus Pembelajaran Tematik, Jakarta.

Djunaedi, Achmad (2000). Pedoman Penulisan Tinjauan Ilmiah, ---------------

Hary Kurniadi. A.Ma, (2010), Metode Demonstration, http://www.papantulisku.com/2010/01/metode-demonstrasi.html.

KTSP (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Legowo, Sapto (2006), Penggunaan Alat Peraga Permainan Dakon, Widya Tama Vol 3 No 1 Maret,

Ridwan, M, (2012), Permainan Tradisional Dakon pada Kelas Tematik, Majalah Pendidikan Propinsi Jawa Timur.Surabaya

Setyorini, P, (2009), Pemilihan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran, Universitas Negeri Malang, Malang.

Sriwulejeng. Dyah & dkk, (2007), Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik 3A, Erlangga, Jakarta

Syafroe, O, (2011), Metode Penulisan Karya Ilmiah, www.orllebook.blogdetik.com.

Wardhani. IGAK & Wihardit. K, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka. Jakarta.

Yunus.Muhamad & Suparno, Ketrampilan Dasar Menulis, Universitas Terbuka. Jakarta

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 45

Page 46: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Batok 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III ( tiga ) / 1 (satu)

Alokasi waktu : 3 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

I. Standar Kompetensi

1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

II. Kompetensi Dasar

1.3. Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan

pembagian bilangan tiga angka.

III. Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat :

1. Menghafal perkalian dasar 1 sampai 10

2. Menghafal pembagiam dasar

3. Menyelsaikan soal yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian

dasar.

IV. Materi ajar

1. Perkalian

2. Pembagian

V. Metode Pembelajaran

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 46

Page 47: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Ceramah dan tanya jawab

VI. Langkah – langkah pembelajaran.

A. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran, dan meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa.

Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan

Guru memotvasi siswa untuk mengikuti dan mendengrkan

penjelasan yang disampaikan

Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran. Siswa

mendengarkan dan menyimak penjelasan guru.

B. Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan tentang perkalian. Siswa

mendengarkan dan menyimak.

Guru mencatat perkalian dasar 1 sampai dengan 10, siswa diminta

untuk mencatat.

Siswa menghafalkan perkalian yang telah dicatatkan oleh guru.

Guru memberikan penjelasan tentang pembagian, bahwa

pembagian adalah kebalikan dari perkalian Siswa mendengarkan

dan menyimak.

Siswa diminta untuk menghafalkan pembagian dasar dengan cara

melihat catatn perkalian yang sudah ada.

C. Kegiatan Akhir

Guru memberikan penguatan dan penjelasan tentang materi yang

telah diberikan

Guru membagikan soal kepada setiap siswa untuk dikerjakan.

Siswa mengerjakan latihan soal yang telah dibagikan guru secara

individu.

Evaluasi dan penilian hasil latihan soal individu secara bersama-

sama.

Guru memberikan soal individu sebagai tugas rumah.

Guru menutup pelajaran.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 47

Page 48: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

VII. Sumber/Bahan Ajar

1. Buku Matematika BSE

2. Lembar Kerja Siswa

3. Tabel Matrik Perkalian

VIII. Penilaian

1. Dilaksanakan selama proses pembelajaran dan setelah proses

pembelajaran.

2. Kriteria penilaian yang tediri dari dari : produk, performansi, dan

lembar penilaian serta soal dan kunci jawaban terlampir.

@ Pree tes : tidak ada

@ Penilaian Proses : diadakan

@ Post tes ; diadakan

Mengetahui Madiun, ...........................2012Kepala SDN Batok 01 Guru Kelas III

MARWAN, S.Pd. SD MOHAMAD RIDWAN, A. Ma. Pd, SDNIP. 19631026 198703 1 005 NIP. 19840219 201001 1 010

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 48

Page 49: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 2

LATIHAN SOAL INDIVIDU

Nama : .........................No. Absen : .........................Nilai : .........................

Kerjakan soal – soal dibawah ini dengan baik dan benar !

A. Perkalian

1. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = ....

2. Bentuk penjumlahan 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15, jika dirubah kedalam bentuk

perkalian menjadi ....

3. Bentuk perkalian 5 x 4, jika dirubah kedalam bentuk penjumlahan

berulang menjadi ....

4. 3 x 6 = ... + ... + ...+ = ....

5. 7 x 5 = ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... = ....

Untuk soal nomor 6 sampai dengan 10 isikan hasil perkalian secara

langsung.

6. 4 x 7 = ....

7. 9 x 8 = ....

8. 3 x 6 = ....

9. 7 x 6 = ....

10. Ayah membeli 5 buah jeruk, jika satu buah jeruk harganya Rp. 500,

berapa uang yang harus dikeluarkan ayah untuk membeli jeruk tersebut !

B. Pembagian

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 49

Page 50: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

11. 20 – 5 - 5 - 5 – 5 = 0, dirubah dalam bentuk pembagian menjadi ....

12. 30 – 6 – 6 – 6 – 6 – 6 = 0, jika dirubah dalam bentuk pembagian

menjadi....

13. 21 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0, bentuk operasi hitung pembagiannya

adalah ....

14. 10 : 2 = ....

15. 35 : 7 = ....

16. 40 : 8 = 5

... x 8 = 40

8 x ... = 40

17. 45 : 5 = ....

... x 5 = ....

5 x ... = 45

18. 7 x 8 = 56, maka 56 : 8 adalah ....

19. Ibu membeli 28 apel, akan dibagikan kepada 4 anaknya, berapa bagian

setiap anak untuk mendapatkan apel tersebut ....

20. Paman mendapatkan 36 kelereng, akan diberikan kepada keponakannya

setiap keponakan mendapat 6 kelereng. Berapa keponakan paman

seleruhnya....

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 50

Page 51: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 3

Kunci Jawaban :

A. Perkalian

1. 25

2. 5 x 3 = 15

3. 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20

4. 6 + 6 + 6 = 10

5. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 35

6. 28

7. 72

8. 18

9. 42

10. 5 x 500 = 2500

B. Pembagian

11. 20 : 5 = 4

12. 30 : 6 = 5

13. 21 : 3 = 7

14. 5

15. 5

16. 5

17. 9

18. 7

19. 28 : 4 = 7

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 51

Page 52: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

20. 36 : 6 = 6

Kriteria Penilaian :

Jawaban Benar x 10 = (20:2) x 10 = 10 x 10 = 1002Jawaban Benar = nilai 1Jawaban Benar tidak lengkap = Nilai 0,5Jawaban Salah = 0

Lampiran 4Lembar Penilaian

Tes Tulis

No Nama NilaiKeterangan

(Tuntas/Belum)1 Bagus Setiawan

2 Agus Setiawan

3 Donny Fernando P

4 Evi Dina Anggita

5 Intan Puspita Sari

6 Putri Lestari

7 Nia Dwi Aprilia

8 Wulandari

9 Siti Solekah

10 Pebri Tiyo Prasetyo

11 Anwar Firmansyah

12 Wahyu Imawati

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 52

Page 53: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 5

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Batok 01Mata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : III ( tiga ) / 1 (satu)Alokasi waktu : 6 x 35 menit ( 2 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga

angka

Kompetensi Dasar : 2. Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan

tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka.

Indikator : 1. Perkalian

2. Pembagian

I. Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat :

1. Memahami konsep perkalian dasar

2. Menghafal perkalian

3. Merubah bentuk penjumlahan berulang ke bentuk perkalian dan

sebaliknya.

4. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan perkalian

II. Metode Pembelajaran

1. Demonstration

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

III. Langkah – langkah pembelajaran.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 53

Page 54: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pertemuan ke 1 ( 3 x 35 Menit )

A. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk

memimpin doa. ( 10 Menit )

Guru melaksanakan absen kehadiran siswa. ( 5 menit )

Guru memberikan apersepsi atau pertanyaan tentang materi yang

telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. (10 menit)

Guru menanyakan kepada siswa, siapa sajakah yang belum bisa

atau memahami perkalian. ( 5 menit )

Guru mempersiapkan alat peraga dakon sebanyak 7 buah lengkap

dengan batu kecil sebanyak 20 buah. ( 5 menit )

B. Kegiatan Inti

Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 2 anak, dipilih secara acak. ( 10 menit )

Perwakilan kelompok (1 siswa) maju kedepan untuk mengambil

alat peraga dakon, siswa lainnya menyiapkan buku tulis. (2 menit)

Guru memberikan petunjuk dengan mendemonstrasikan atau

memperagakan dengan alat peraga dakon, materi pertama adalah

perkalian. siswa menyimak dan mengikuti penjelasan guru. (15

menit)

Ambil sebanyak 2 batu, kemudian taruh batu tadi pada

lubang pertama di dakon, kemudian catat batu yang pertama.

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 54

Page 55: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Setelah dicatat, ambil 2 batu lagi, kemudian letakan di lubang

sebelahnya, kemudian catat lagi batu kedua dengan diberikan

tanda jumlah (+), misal 2 + 2.

Kemudian ambil lagi 2 batu, kemudian letakan di lubang

ketiga, catat lagi batu yang telah diambil, dan jangan lupa

diberikan tanda jumlah (+) seperti langkah kedua. Begitu

seterusnya hingga ada lima lubang yang terisi batu.

Setiap kelompok diminta untuk menunjukan hasil catatannya,

kemudian menghitung hasil penjumlahan dari bilangan yang telah

dicatat tadi, misal : 2+2+2+2+2 = 10. ( 3 menit )

Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa penjumlahan

secara berulang ulang tadi adalah bentuk panjang dari perkalian,

sehingga dapat ditulis bentuk perkaliannya 5 x 2 = 10. Siswa

mendengarkan penjelasan guru. ( 3 menit )

Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa angka 5 dalam

perkalian 5 x 2, didapat dari banyaknya tempat untuk batu yang

diletakan, atau banyaknya 2 batu tersebut. Angka 2 didapat dari

setiap tempat yang telah terisi 2 batu, dan 10 merupakan hasil dari

penjumlahan atau perkalian tersebut.( 2 menit )

C. Kegiatan Penutup

Guru memberikan soal latihan, yaitu siswa diminta memasukan 3

batu setiap lubang, jumlah lubang yang harus diisi sebanyak 5

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 55

Page 56: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

lubang, siswa mencatat seperti yang telah diajarkan guru, kemudian

merubahnya kedalam bentuk perkalian. ( 10 menit )

Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa. Dan mengevaluasi hasil

pekerjaannya. ( 15 menit )

Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum mengerti dan

paham cara menyelesaikan perkalian. ( 3 menit )

Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

disampaikan. ( 2 menit )

Guru membagikan tugas individu sebagai pekerjaan rumah dan

menutup pelajaran. ( 5 menit )

Pertemuan ke 2 ( 3 x 35 menit )

A. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk

memimpin doa. ( 10 Menit )

Guru melaksanakan absen kehadiran siswa. ( 5 menit )

Guru memberikan apersepsi dan pertanyaan tentang materi yang

telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. (10 menit)

Guru menanyakan kepada siswa, siapa sajakah yang belum bisa

atau memahami perkalian. ( 5 menit )

Guru mempersiapkan alat peraga dakon sebanyak 7 buah lengkap

dengan batu kecil sebanyak 20 buah dan menjelasakan tentang

materi yang akan disampaikan. ( 5 menit )

B. Kegiatan Inti

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 56

Page 57: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari

2 anak, dipilih secara acak. (10 menit )

Perwakilan kelompok (1 siswa) maju kedepan untuk mengambil

alat peraga dakon, siswa lainnya menyiapkan buku tulis. (2 menit )

Guru memberikan petunjuk dengan mendemonstrasikan atau

memperagakan dengan alat peraga dakon, materi pertama adalah

perkalian. siswa menyimak dan mengikuti penjelasan guru. (15

menit )

Ambil sebanyak 20 batu, kemudian letakan 20 batu tersebut

pada lubang besar yang terdapat pada dakon, kemudian catat

jumlah batu yang ada di lubang besar. Siswa mengikuti

petunjuk guru kemudian mencatatnya di buku tulis

Setelah dicatat, ambil 2 batu lagi, kemudian letakan di satu

lubang kecil disebelahnya, guru menjelaskan bahwa 20

dikurangi 2, siswa mencatat.

Kemudian ambil lagi 2 batu, kemudian letakan di satu lubang

kecil berikutnya, catat lagi batu yang telah diambil, dan

jangan lupa diberikan tanda minus/kurang (-) seperti langkah

kedua. Begitu seterusnya hingga ada lima lubang kecil yang

terisi batu hingga lubang besar telah habis batunya.

Setiap kelompok diminta untuk menunjukan hasil catatannya,

kemudian menghitung hasil pengurangan dari bilangan yang telah

dicatat tadi, misal : 20 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0 ( 3 menit )

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 57

Page 58: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa pengurangan

secara berulang ulang tadi adalah bentuk panjang dari pembagian,

jumlah batu yang berada di lubang besar tadi harus habis, sehingga

dapat ditulis bentuk pembagiannya, 20 : 2 = 5. Siswa

mendengarkan penjelasan guru. ( 3 menit )

Guru memberikan penjelasan kepada siswa, bahwa angka 20 dalam

pembagian, didapat dari banyaknya batu yang diletakan di lubang

besar. Angka 2 didapat dari batu yang diletakan setiap lubang kecil

dan 5 merupakan banyaknya lubang kecil yang terisi batu. Siswa

menyimak dan mencatat penjelasan guru di buku tulis. ( 2 menit )

C. Kegiatan Penutup

Guru memberikan soal latihan, yaitu siswa diminta memasukan 15

batu pada lubang besar, jumlah lubang yang harus diisi sebanyak 5

lubang, siswa mencatat seperti yang telah diajarkan guru, kemudian

merubahnya kedalam bentuk pembagian. ( 10 menit )

Guru memberikan soal individu berupa ulangan harian untuk

materi perkalian dan pembagian, dan mengevaluasi hasil

pekerjaannya. ( 20 menit )

Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

disampaikan. ( 3 menit )

Guru menutup pelajaran (2 menit)

VII. Sumber/Bahan Ajar

1) Buku Matematika BSE

2) Lembar Kerja Siswa

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 58

Page 59: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

3) Tabel Matrik Perkalian dan pembagian

4) Alat permainan dakon

VIII. Penilaian

1) Dilaksanakan selama proses pembelajaran dan setelah proses

pembelajaran.

2) Kriteria penilaian yang tediri dari dari : produk, performansi, dan

lembar penilaian serta soal dan kunci jawaban terlampir.

@ Penilaian Proses : diadakan

@ Post tes ; diadakan

Mengetahui Madiun, ...........................2012Kepala SDN Batok 01 Guru Kelas III

MARWAN, S.Pd. SD MOHAMAD RIDWAN, A. Ma. Pd, SDNIP. 19631026 198703 1 005 NIP. 19840219 201001 1 010

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 59

Page 60: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 6LATIHAN SOAL INDIVIDU

Nama : .........................

No. Absen : .........................

Nilai : .........................

Kerjakan soal – soal dibawah ini dengan baik dan benar !

1. 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = ....

2. Bentuk penjumlahan 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 12, jika dirubah kedalam bentuk

perkalian menjadi ....

3. Bentuk perkalian 6 x 4, jika dirubah kedalam bentuk penjumlahan berulang

menjadi ....

4. 3 x 8 = ... + ... + ...+ = ....

5. 7 x 9 = ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... = ....

Untuk soal nomor 6 sampai dengan 10 isikan hasil perkalian secara langsung.

6. 8 x 7 = ....

7. 8 x 8 = ....

8. 7 x 6 = ....

9. 9 x 6 = ....

10. Ayah membeli 4 buah jeruk, jika satu buah jeruk harganya Rp. 1.200, berapa

uang yang harus dikeluarkan ayah untuk membeli jeruk tersebut !

11. 20 – 5 - 5 - 5 – 5 = 0, dirubah dalam bentuk pembagian menjadi ....

12. 30 – 6 – 6 – 6 – 6 – 6 = 0, jika dirubah dalam bentuk pembagian menjadi....

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 60

Page 61: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

13. 21 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0, bentuk pembagiannya adalah ....

14. 10 : 2 = ....

15. 35 : 7 = ....

16. 72 : 9 = ....,

17. 810 : 8 = 10

... x 8 = 810

8 x ... = 810

18. 120 : 12 = 10

12 x .... = ....

120 : 10 = ....

19. 64 : 8 = 8, maka 8 x 8 adalah ....

20. Ibu membeli 50 apel, akan dibagikan kepada 5 anaknya, berapa bagian setiap

anak untuk mendapatkan apel tersebut ....

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 61

Page 62: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 7

Kunci Jawaban :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

20

6 x 2 = 12

4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24

8 + 8 + 8 = 24

9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9 = 63

56

64

42

54

1.200 x 4 = 4. 800

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

20 : 5 = 4

30 : 6 = 5

21 : 3 = 7

5

5

8

10

10 – 120, 12

64

50 : 5 = 10

Kriteria Penilaian :

Jawaban Benar x 10 = (20:2) x 10 = 10 x 10 = 1002

Jawaban Benar = nilai 1Jawaban Benar tidak lengkap = Nilai 0,5Jawaban Salah = 0

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 62

Page 63: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lampiran 8

Lembar Penilaian Tes Tulis

No Nama NilaiKeterangan

(Tuntas/Belum)1 Bagus Setiawan

2 Agus Setiawan

3 Donny Fernando P

4 Evi Dina Anggita

5 Intan Puspita Sari

6 Putri Lestari

7 Nia Dwi Aprilia

8 Wulandari

9 Siti Solekah

10 Pebri Tiyo Prasetyo

11 Anwar Firmansyah

12 Wahyu Imawati

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 63

Page 64: ALAT PERAGA DAKON UNTUK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Tinjauan Ilmiah, Alat Peraga Dakon, Ridwan. M, 2012 64