malaria

Upload: nindya-primadhita

Post on 31-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

malaria adalah

TRANSCRIPT

LI.1. Plasmodium

LO.1.1. definisi plasmodium Plasmodiummerupakan genusprotozoaparasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagaimalaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektornyamukdan inangvertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia.

LO.1.2-4 klasifikasi, morfologi dan siklus hidup

Siklus Hidup PlasmodiumSiklus hidupPlasmodiumberlangsung pada manusia dan nyamuk. Di dalam tubuh manusia yang merupakan hospes perantara, terjadi siklus hidup aseksual yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap skizogoni, tahap skizogoni eksoeritositik, tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni.

Tahap skizogoni preeritrositik dan skizogoni eksoeritrositik berlangsung di dalam sel-sel hati, sedangkan tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni berlangsung di dalam sel-sel eritrosit. Pada tahap skizogoni preeritrositik, stadium sprozoit yang masuk bersama gigitan nyamuk, mula-mula masuk dan berkembang biak di dalam jaringan sel-sel parenkim hati. Tahap skizogoni preeritrositik berlangsung selama 8 hari padaPlasmodium vivax, 6 hari padaPlasmodium falciparumdan 9 hari padaPlasmodium ovale. Lamanya tahap ini padaPlasmodium malariaesukar ditentukan. Siklus preeritrositik di dalam jaringan hati padaPlasmodium falciparumhanya berlangsung satu kali, sedangkan pada spesies lainnya siklus ini dapat berlangsung berulang kali. Keadaan ini disebut skizogoni eksoeritrositik yang merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan pada malaria vivax, malaria ovale dan malaria malariae.

Tahap skizogoni eritrositik berlangsung di dalam sel darah merah (eritrosit). Tahap ini berlangsung selama 48 jam padaPlasmodium vivax,Plasmodium falciparumdanPlasmodium ovale, sedangkan padaPlasmodium malariaeberlangsung setiap 72 jam. Pada tahap ini akan terjadi bentuk-bentuk trofozoit, skizon dan merozoit. Bentuk-bentuk tersebut mulai dijumpai 12 hari sesudah terinfeksiPlasmodium vivax, dan 9 hari sesudah terinfeksiPlasmodium falciparum.

Multiplikasi malaria pada tahap skizogoni eritrositik akan menyebabkan pecahya sel eritrosit yang menyebabkan terjadinya demam yang khas pada gejala klinik malaria.

Sesudah tahap skizogoni eritrositik berlangsung beberapa kali, sebagian dari merozoit akan berkembang menjadi bentuk gametosit. Perkembangan ini terjadi di dalam eritrosit yang terdapat di dalam kapiler-kapiler limpa dan sumsum tulang. Tahap ini disebut tahap gametogoni yang berlangsung selama 96 jam. Gametosit tidak menyebabkan gangguan klinik pada penderita malaria, sehingga penderita dapat bertindak sebagai karier malaria.

Di dalam tubuh nyamukAnophelesyang bertindak sebagaihospes definitive, berlangsung siklus hidup seksual (sporogoni). Bentuk gametosit yang terhisap bersama darah manusia, di dalam tubuh nyamuk akan berkembang menjadi bentuk gamet dan akhirnya menjadi bentuksporozoityang infektif bagi manusia.

Di dalam lambung nyamuk terjadi proses awal pematangan parasit. Dari satu mikrogametosit akan terbentuk 4-8 mikrogamet, dan dari satu makrogametosit akan terbentuk satu makrogamet. Fusi antara mikrogamet dengan makrogamet akan menghasilkan zigot yang dalam waktu 24 jam akan berkembang menjadi ookinet.

Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk, masuk ke jaringan antara lapisan epitel dan membran basal dinding lambung, berubah menjadi ookista yang bulat bentuknya. Di dalam ookista akan terbentuk ribuan sprozoit. Jika ookista telah matang, dindingnya pecah dan sporozoit menyebar ke berbagai organ nyamuk, terutama masuk ke dalam kelenjar ludah nyamuk. Dalam keadaan ini nyamuk vektor Yng infektif.

Klasifikasi PlasmodiumPada manusia terutama disebabkan oleh empat spesies utama yaitu :

1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax

2. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.

3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae

4. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale.

Plasmodium falciparumPlasmodium falciparummempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom:HaemosporodiaDivisio:NematodaSubdivisio:LaveranKelas:SpotozoaOrdo:HaemosporidiaGenus:PlasmodiumSpecies : Falcifarum

MorfologiPerubahan morfologiP.fasciparum1.Tropozoit muda :

Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus,

Seringkala cincin mempunyai 2 inti,

Banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih tua

2.Tropozoit Dewasa :

Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada,

Parasit sangat kecil dan kompak,

Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur.

Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira kira sebesar inti.

Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.

3.Skizon muda :

Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang.

Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat.

Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali

4.Skizon dewasa :

Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali,

Biasanya mempunyai kira kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali.

5.Gametosit dewasa :

Bentuk pisang atau biji kacang kedele,

Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak,

Dapat bersama sama bentuk cincin atau tanpa cincin.

Bentuk Stadium P. falciparum dalam sediaan darah tipis

1.Tropozoit awal :

Ukuran 1/5 dari eritrosit,

Bentuk cincin sangat halus,

Kromatin titik halus sering kali dua,

Bentuk acole stadium ini tidak ada,

Pigmen pada stadium ini tidak ada.

2.Tropozoit sedang berkembang :

Jarang terlihat dalam darah perifer,

Mempunyai ukuran kecil,

Berbentuk padat,

Vakuole tidak dikenal,

Kromatin titik atau batang batang,

Berpigmen bentuk kasar.

3.Skizon Imature ( muda ) :

Jarang terlihat dalam darah perifer,

Ukuran hampir mengisi eritrosit,

Pigmen berkumpul ditengah,

Kromatin ini banyak berupa massa ireguler.

4.Skizon matur ( tua ) :

Jarang terlihat dalam darah perifier,

Ukuran hampir mengisi eritrosit,

Bentuk berpigmen,

Pigmen berkumpul ditengah.

5.Makrogametosit :

Jumlah dalam darah banyak,

Ukuran lebih besar daripada eritrosit,

Bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat,

Sitoplasma biru tua,

Kromatin granula padat dekat pusat,

Pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.

6.Mikrogametosit :

Waktu timbul 7 12 hari,

Jumlah dalam darah banyak,

Ukuran lebih besar daripada eritrosit,

Bentuk seperti pisang,

Sitoplasma biru kemerahan,

Kromatin granula halus tersebar,

Pigmen granula gelap tersebar

Siklus Hidup

Perkembangan aseksual terjadi di dalm hati yang hanya menyangkut fase praeritrosit saja (tidak fase eksoeritrosit). Bentuk didni di dalam hati adalah skizon yang berukuran 30 mikron pada hari ke empat setelah infeksi. Dalam darah bentuk cincin stadim tropozoit mudaP.falciparumsangat kecil dan halus dengan ukuran seperenam diameter eritrosit. Pada bentuk cincin terdapat du abutir kromtin.Bentuk cincinP.falciparumkemudian semakin besar,berukuran berukuran seperempat dan kadang kadang hampir setengah eritrosit.

Stadium perkembangan aseksual selanjunya umumnya tidak berkembang di daerah tepi, kecuali pada kasus berat(pernisiosa). Bentuk cincin dan tropozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan tertahan di kapiler alat alat dalm, seperti,otak, jantung, plasenta, usus atau sumsun tulang. Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembangbiak secara skizogoni. Eritrosit yang mengandung tripozoit tua dan skizon mempunyai titik titik kasar yang tampak jelas (titik Maurer) yang tersebar duapertiga di bagian eritrosit.

Pembentukan gametosit berlangsung di alat alat dalam.Gametosit muda mempunyai bentuk lonjong, kemudian panjang dan akhirnya berbentuk bulan sabit sebagai gametosit matang. Gametosit betina biasanya lebih langsing dan sitoplasmanya lebih biru denagn pulasan Giemsa. Intinya lebih kecil dan padat,bewarna merah tua dan buitr- butir pigmen tersebar di sekitar inti. Mikrogametosit berbentuk lebih lebar seperi sosiss. Sitoplasmanya biru pucat agak kemerah merahan dan intinya bewarna merah muda,besar dan tidak padat,butir butir pigmen tersebar di sitoplasma sekitar inti.

Plasmodium vivaxMorfologiBentuk perkembangan dariP.Vivax1.Bentuk cincin :

Ukuran 1/3 eritrosit

Bentuk cincin tebal

Kromatin masa padat berbatas jelas

Bentuk accole kadang kadang

Pigmen tidak ada.

2.Bentuk Tropozoit :

Ukuran besar,

Bentuk sangat irregular, vakuola nyata,

Kromatin titik titik atau benang benang,

Pigmen halus, warna kuning coklat,

Penyebaran partikel halus,

Penyebaran tersebar.

3.Bentuk Skizon Imature :

Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit,

Bentuk sedikit amoeboid,

Kromatin banyak berupa masa ireguler,

Pigmen tersebar

4.Bentuk Skizon Mature :

Mengisi Eritrosit,

Bentuk bersegmen,

Merozoit 14 16, rata rata 16,

Ukuran sedang,

Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )

5.Bentuk Mikrogametosit :

Waktu timbul 3 5 hari,

Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar

Bentuk bulat/ ovale dan padat,

Sitoplasma biru pucat,

Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna,

Pigmen tersebar.

6.Bentuk Makrogametosit :

Waktu timbul 3 5 hari,

Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar,

Bentuk bulat/ovale dan padat,

Sitoplasma biru tua,

Kromatin merupakan massa padat di perifer,

Pigmen small round perifer.

Siklus hidupDengan tusukan nyamuk Anopheles betina sprozoit dimasukkan melalui kulit ke peredaran darah perifer manusia;setelah kira kira setengah jam sporozoit masuk ke dalam sel hati dan tumbuh menjadi skizon hati dan sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati berukuran 45 mikron dan membentuk kira kira 10000 merozoit. Skizon hati masih dalam daur praeritrosit atau daur eksoeritrosit primer yang berkembang biak secara aseksual dan disebut skizon hati.

Setelah di mulai daur eksoeritrosit sekunder,merozoit dari sizon hati masuk ke peredaran darah darah menghinggapi eritrosit dan mulai dengan daur eritrosit untuk perkembangan pembiakan aseksual (skizogoni darah). Merozoit skizon eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda yang berbentuk cincin,kira kira setertiga eritsoit,dengan pulasan giemsa sitoplasmanya bewrna biru,inti merah,mempunyai vakuol yang besar. Eritrosit yang dihinggapiP.vivaxmengalami perubahan yaitu lebih besar,bewarna pucat,dan tampak bintik bintik halus bewarna merah,yang bentuk dan besarnya sama dan disebut titik schuffer. Kemudian trofozoit muda manjadi trofozoit tua yang sangat aktif sehingga sitoplasmanya tampak berbentuk ameboid. Pigmen dari parasit ini menjadi semakin nyata dan bewarna kuning tengguli. Skizon matang dari daur eritrosit mengandung 12 18 merozoit dan menggisi seluruh eritrosit dengan pigmen berkumpul di bagian tengah atau pinggir. Daur eritrosit padaP.vivaxberlangsung selama 48 jam dan terjadi secaa sikron.

Setelah daur eritrosit berlangsung beberapa kali,sebagian merozoit yang tumbuh menjadi trofozoit dapatmembentuk sel kelamin,yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang bentuknya bulat, mengisi hampir seluruh eritrosit, dan masih tampak titik schuffner. Makrigametosit( betina) mempunyai sitoplasma yang bewarna biru dengan inti kecil, padat dan bewarna merah. Mikrogametosit (jantan) biasanya bulat, sitoplasma pucat, biru kelabu dengan inti yang besar, pucat dan difus.Inti biasanya terletak di tengah.

Dalam nyamuk terjadi daur seksual yang berlangsung selama 16 hari pada suhu 200C dan 8 9 hari pada suhu 270C.Di bawah 150C perkembangbiakan secara seksual tidak mungkin terjadi.

Plasmodium malariaeP.malariaedisebut juga malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat.

MorfologiBentuk stadium Plasmodium pada sediaan darah tebal:

1.Tropozoit muda :

Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola,

Pigmen berbentuk lebih awal,

Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.

2.Tropozoit sedang berkembang :

Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen,

Fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.

3.Tropozoit dewasa :

Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya.

Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti,

Sukar membedakannya dengan gametositP. falciparumyang membulat atau dengan gametositP. malariae.4.Skizon muda :

Sangat miripP. vivaxkecuali parasitnya yang lebih kecil,

Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit,

Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya,

Sukar dibedakan dengan skizon mudaP.vivax.5.Skizon tua :

Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal,

Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.

6.Gametosit muda :

Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang kadang memancar,

Sama denganP. vivaxkecuali tidak begitu sering dijumpai,

Menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.

7.Gametosit tua :

Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dariP. vivax,

Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametositP. falciparumyang membulat.

Bentuk stadium Plasmodium malariae dalam sediaan darah tipis:

1.Tropozoit awal :

Ukuran 1/3 dari eritrosit,

Berbentuk cincin padat,

Kromatin sering ditemukan suatu massa dalam cincin,

Bentuk acole tidak ada.

2.Tropozoit sedang berkembang :

Ukuran kecil, bentuk padat,

sering berbentuk barang,

vacuole tidak dikenal,

kromatin titik atau benang,

Pigmen bentuk kasar, berwarna coklat tua dan jumlahnya banyak, 6. Penyebaran gumpalan atau batang yang tersebar.

3.Skizon immature ( muda ) :

Ukuran hampir mengisi,

Bentuk padat,

Kromatin sedikit berupa massa ireguler,

Pigmen tersebar

4.Skizon matur ( tua ) :

Ukuran hampir mengisi eritrosit,

Bentuk berpigmen,

Merozoit 6 12 dan rata rata 8,

Ukuran besar,

Pigmen berkumpul ditengah

5.Mikrogametosit :

Waktu timbul 7 14 hari,

Ukuran dalam darah sedikit,

Ukuran lebih kecil daripada eritrosit,

Bentuk bulat padat,

Sitoplasma biru pucat,

Kromatin sepertiP. vivax6.Makrogametosit :

Waktu timbul 7 14 hari,

Jumlah dalam darah sedikit,

Ukuran lebih kecil daripada eritrosit,

Bentuk bulat padat,

Sitoplasma biru tua,

Kromatin sepertiP. vivax,

Pigmen seperti P. vivaxSiklus HidupSkizon praeritrosit manjadi matang 13 hari setelah infeksi.Bila skizon matang ,merozoit dilepaskan ke aliran darah tepi,siklus eritrosit aseksual di mulai dengan periodisitas 72 jam. Stadium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda denganP.vivax, meskipun sitoplasmanya lebih tebal pada pulasan giemsa tampak lebih gelap. Eritrosit yang dihinggapiP.malariaetidak membesar. Dengan pulasan khusus , pada eitrosit tampak titik titik yang disebut titik Ziemann. Pada sediaan darah tipis,stadium trofozoit dapat melintang sepanjang eritrosit,berbentuk pita yaitu bentuk yg khas padaP.malariae. Merozoit biasanya mempunyai susunan yang teratur sehingga berbentuk bunga daisy atau disebut jugaroiset.

Siklus aseksual dengan periodisitas 72 jam biasanya berlangsung sinkron. Makrogametosit mempunyai sitoplasma yang bewarna biru tua berinti kecil dan padat; mikrogametosit, sitoplasmanya bewarna biru pucat,berinti difus dan lebih besar.Pigmen tersebar pada sitoplasma.Daur sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu rata rata 26 28 hari. Pigmen di dalam ookista berbentuk granula kasar, bewarna tengguli tua tersebar di tepi.

Plasmodium ovaleMorfologiPerubahan morfologiP.ovale1.Bentuk Cincin :

Ukuran 1/3 eritrosit,

Bentuk cincin padat,

Kromatin massa padat berbatas tegas,

Bentuk accole tidak ada,

Pigmen pada stadium ini tidak ada.

2.Bentuk Tropozoit sedang berkembang :

Ukuran kecil,

Bentuk padat, vakuola tidak dikenal,

Kromatin mempunyai kelompok besar irregular,

Pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang,

Penyebaran parikel kasar tersebar.

3.Bentuk Skizon Imature :

Ukuran hampir mengisi eritrosit,

Bentuk berpigmen,

Merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar,

Pigmen terkumpul ditengah ( kuning coklat ).

4.Bentuk Mikrogametosit :

Waktu timbul 12 14 hari,

Jumlah dalam darah sedikit,

Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat,

Sitoplasma biru pucat,

Kromatin dan pigmen seperti P. vivax

5.Bentuk Makrogametosit :

Waktu timbul 12 14 hari,

Jumlah dalam darah sedikit,

Ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat,

Sitoplasma biru tua,

Kromatin dan pigmen seperti P. vivax

Siklus Hidup

MorfologiP.ovalemempunyai persamaan denganP.malariaetetapi perubahan eritrosit mirip denganP.vivax. Trofozoit muda berukuran kira kira 2 mikron (sepertiga eritrosit). Titik schuffner (titik james) terbentu sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoitnya berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmenP.malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujung dengan titik schuffner yang menjadi lebih banyak.

Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari,skizon hati besarnya 70 mikron. Perkembangan siklus aseksualnya berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang,mengandung 8 -10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilinggi granula pigmen yang berkelompok di tengah.

Stadium gametosit betina bentuknya bulat,mempunyai inti kecil,kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan mempunyai inti difus,sitoplasma pucat kemerahan,berbentik bulat.Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 14 hari pada suhu 270C.

LO.1.5. Dampak Infeksi Plasmodium terhadap Sel Darah Merah Manusia

Infeksi malaria akan menyebabkan lisis sel darah merah yang mengandung parasit sehingga akan menyebabkan anemia hemolitik normokrom. Pada infeksi plasmodiumfalciparumdapat terjadi anemia berat karena semua umur eritrosit dapat diserang. Eritrosit berparasit maupun tidak berparasit mengalami hemolisis karena fragilitas osmotik meningkat. Selain itu juga dapat disebabkan peningkatan autohemolisis baik pada eritrosit berparasit maupun tidak berparasit sehingga masa hidup eritrosit menjadi lebih singkat dan anemia lebih cepat terjadi.LI.2 Memahami dan Menjelaskan tentang Malaria

LO.2.1 Definisi Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan)

nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

endemisitas tinggi.

LO.2.2 Etiologi malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus

Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia

terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium

malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina

Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusidarah atau jarum suntik yang

tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto P.N.2000)

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria

tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P.

ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan

malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, karena

malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat

menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di

dalam organ-organ tubuh.

LO.2.3 Epidemiologi.

Di daerah mana saja yang terdapat suhu yang sesuai, yaitu melebihi

isotherm 16C, serta terdapat koeksistensi manusia dan nyamuk Anopheles sp,

maka terdapat faktor risiko untuk penularan malaria. Kelima-lima parasit

Plasmodium yang bisa menginfeksi manusia terdistribusi di tempat geografis yang

berbeda. Plasmodium falciparum paling sering ditemui di Afrika Sub-Sahara dan

Melanesia; Plasmodium vivax pula ditemui di Amerika Sentral, Amerika Selatan,

Afrika Utara, Timur Tengah, dan subkontinen India; Plasmodium Ovale ditemui

hampir secara eksklusif di Afrika Barat; Plasmodium malariae bisa ditemui di

seluruh dunia walaupun terkonsentrasi di Afrika dan Plasmodium knowlesi yang

sejak kebelakangan ini didokumentasikan di beberapa kepulauan Bornea serta di

beberapa daerah Asia Tenggara (Roe & Pasvol, 2009).

Lingkungan fisik meliputi :

c.1.1. Suhu udara, sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau

masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu (sampai batas tertentu) makin

pendek masa inkubasi ekstrinsik.

c.1.2. Kelembaban udara, kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk.

Universitas Sumatera Utarac.1.3. Hujan, hujan yang diselingi oleh panas akan memperbesar kemungkinan

berkembangbiakan anopheles.

c.1.4. Angin, jarak terbang nyamuk dapat diperpendek arau diperpanjang tergantung

kepada arah angin.

c.1.5. Sinar matahari, pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk

berbeda-beda.

c.1.6. Arus air, An. barbirostris menyukai tempat perindukan denga air yang statsi

atau mengalir sedikit, sedangkan An. minimus menyukai aliran air cukup

deras.

c.2. Lingkungan kimiawi, dari lingkungan ini yang baru diketahui pengaruhnya

adalah kadar garam dari tempat perindukan.

c.3. Lingkungan biologik, tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis

tumbuh-tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena

dapat menghalangi sinar matahari yang masuk atau melindungi dari serangan

makhluk hidup lain.

c.4. Lingkungan sosial budaya, kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut

malam, di mana vektornya lebih bersifat eksofilik (lebih suka hinggap/ istirahat

di luar rumah) dan eksofagik (lebih suka menggigit di luar rumah) akan

memperbesar jumlah gigitan nyamuk, penggunaan kelambu, kawat kasa dan

repellent akan mempengaruhi angka kesakitan malaria dan pembukaan lahan

dapat menimbulkan tempat perindukan buatan manusia sendiri (man made

breeding places).

LO.2.4 Patogenesis Malaria

Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan

lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas

pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan

kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan

parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal

ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan

sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang

menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit

(Harijanto, 2000)

Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga

mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi

fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria

kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag (Harijanto, 200)

Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit

ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami

perubahan struktur dan biomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit.

Perubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel,

Sitoadherensi, Sekuestrasi dan Resetting (Harijanto, 2000)

Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.

falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit juga

dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset (Harijanto,

2006). Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang

mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non

parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya Resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A

dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi.

(Harijanto P.N, 2006)

Menurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multifaktorial dan

berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Penghancuran eritrosit

Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga terhadap

eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia dan

hipoksemia jaringan. Pada hemolisis Intravascular yang berat dapat terjadi

hemoglobinuria (Black White Fever) dan dapat menyebabkan gagal ginjal. (Pribadi W,

2000)

2. Mediator endotoksin-makrofag.

Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang

sensit ive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksin mungkin

berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis

tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah

manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dansitokin dapat

Universitas Sumatera Utaramenimbulkan demam, hipoglikemia, dan sindrom penyakit pernapasan pada orang

dewasa. (Pribadi W, 2000)

3. Sekuestrasi eritrosit yang terluka

Eritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolan (knobs)

pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan bereaksi dengan

antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung parasit

terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi

alat dalam. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk

gumpalan yang mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan Anoksia dan

edema jaringan. (Pribadi W, 2000)

Patogenesis penyakit atau proses terjadinya penyakit yang telah dijelaskan

sebelumnya digambarkan dalam teori simpul. Patogenesis atau proses kejadian penyakit

diuraikan ke dalam 4 simpul, yakni simpul 1 disebut dengan sumber penyakit, simpul 2

merupakan komponen lingkungan, simpul 3 penduduk dengan berbagai variabel

kependudukan seperti pendidikan, perilaku, kepadatan, dan jender dan simpul 4

penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mengalami interaksi atau exposure

dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.

LO.2.5 Manifestasi Klinik

Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (Glycosyl Phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa

penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang

dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam

periodic, anemia dan splenomegali. (Mansyor A dkk, 2001)

Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut :

1. Masa inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit

(terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae), beratnya infeksi

dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga

cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya

transfuse darah yang mengandung stadium aseksual). (Harijanto P.N, 2000)

2. Keluhan-keluhan prodromal

Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa: malaise,

lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut

tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan

prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P.

malariae keluhan prodromal tidak jelas. (Harijanto P.N, 2000)

Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut.

a. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

b. Nafsu makan menurun.

c. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

d. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

plasmodium Falciparum.

e. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.

f. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

g.Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang

menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia)

serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:

a. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium

panas, dan stadium berkeringat

b. Splenomegali (pembengkakan limpa)

c. Anemi yang disertai malaise

3. Gejala-gejala umum

Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secara

berurutan:

a. Periode dingin

Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus

dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan

gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung

antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature. (Mansyor A

dkk, 2001)

b. Periode panas

Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh

tetap tinggi, dapat sampai 40o C atau lebih, penderita membuka selimutnya,

respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat

terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2

jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006)

c. Periode berkeringat

Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa

capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat

melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006)

Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih

sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3

hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain(3,8,9):

- Malaria tertiana

Disebabkan oleh plasmodium vivax. Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodormal berupa: sakit kepala, sakit punggung, mual, malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, tetapi kemudian menjadi intermitten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, dimana suhu meninggi kemudian turun menjadi normal.

- Malaria quartana atau Malaria malariae

Disebabkan oleh plasmodium malariae. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore hari. Perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat.

- Malaria tropika atau Malaria serebral

Disebabkan oleh plasmodium falciparum. Penyakit ini merupakan spesies yang paling berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat. Demam tidak teratur, disertai gejala terkenanya otak, koma, dan kematian mendadak..

- Malaria ovale

Disebabkan oleh plasmodium ovale. Gejalanya mirip dengan malaria vivax, serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang.

Perjalanan penyakit malaria terdapat serangan demam yang disertai oleh gejala lain diselingi oleh periode bebas penyakit. Gejala khas demamnya adalah periodisitasnya masa tunas intrinsik pada malaria adalah waktu antara sporozoit masuk dalam badan hospes sampai timbulnya gejala demam, biasanya berlangsung antara 8-38 hari, tergantung pada spesies parasit. (terpendek untuk P. Falciparum, terpanjang untuk P. malariae), pada beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau derajat resistensi hospes. Disamping itu juga tergantung pada cara infeksi, yang mungkin disebabkan oleh tusukan nyamuk atau secara induksi, misalnya melalui transfusi darah yang mengandung stadium aseksual.(8,9,11,13)Masa prepaten berlangsung sejak saat infeksi sampai ditemukan parasit malaria dalam darah untuk pertama kali, karena jumlah parasit telah melewati ambang mikroskopik (Microscopic threshold).(8,9)Periode laten klinis, yaitu bila infeksi malaria tidak menunjukkan gejala diantara serangan pertama dan relaps, walaupun mungkin ada parasitemia dan gejala lain seperti splenomegali. Periode laten parasit terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium ekso-eritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.(8,9)Demam. Pada infeksi malaria, demam secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi). Pada malaria vivax dan ovale (tersiana), skizon setiapBrood(kelompok) menjadi matang setiap 48 jam sehingga periodisitas demamnya bersifat tersiana. Pada malaria kuartana yang disebabkan oleh P. malariae hal ini terjadi dengan interval 72 jam. Masa tunas intrinsik parasit malaria yang ditularkan oleh nyamuk kepada manusia adalah 12 hari untuk malaria falciparum, 13-17 hari untuk malaria vivax dan ovale dan 28-30 hari untuk malaria malariae (terlama). Masa tunas intrinsik berakhir dengan timbulnya serangan demam pertama (firstattack).

LO.2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Gejala Klinis

Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita

tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit

kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal), riwayat berkunjung dan

bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis malaria, riwayat tinggal di daerah

endemis malaria, riwayat sakit malaria, riwayat minum obat malaria satu bulan

terakhir, riwayat mendapat transfusi darah. Selain itu juga dapat dilakukan

pemeriksaan fisik berupa :

b.1.1. Demam (pengukuran dengan thermometer 37.5 C)

b.1.2. Anemia

b.1.3. Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali)

b.2. Pemeriksaan Laboratorium

b.2.1. Pemeriksaan mikroskopis

b.2.2. Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid Diagnostic Test) b.3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita,

meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan

trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto toraks,

EKG (Electrokardiograff), dan pemeriksaan lainnya.LO.2.7 Komplikasi Malaria

Malaria SerebralMerupakan komplikasi paling berbahaya. Ditandai dengan penurunan kesadaran (apatis, disorientasi, somnolen, stupor, sopor, koma) yang dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau mendadak dalam waktu hanya 12 jam, sering disertai kejang. Penilaian penurunan kesadaran ini dievaluasi berdasarkan GCS.

Diperberat karena gangguan metabolisme, seperti asidosis, hipoglikemi, gangguan ini dapat terjadi karena beberapa proses patologis.

Diduga terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia otak. Sumbatan karena eritrosit berparasit sulit melalui kapiler karena proses sitoadherensi dansekuestrasiparasit. Tetapi pada penelitian Warrell, menyatakan bahwa tidak ada perubahan cerebral blood flow, cerebro vascular resistence, atau cerebral metabolic rate for oxygen pada pasien koma dibanding pasien yang telah pulih kesadarannya.

Kadar laktat pada cairan serebrospinal (CSS) meningkat pada malaria serebral yaitu >2.2 mmol/L (1.96 mg/dL) dan dapat dijadikan indikator prognostik: bila kadar laktat >6 mmol/L memiliki prognosa yang fatal.

Biasanya disertai ikterik, gagal ginjal, hipoglikemia, dan edema paru. Bila terdapat >3 komplikasi organ, maka prognosa kematian >75 %.

Gagal Ginjal Akut(GGA)

Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi prerenal karena dehidrasi (>50%), dan hanya 510 % disebabkan oleh nekrosis tubulus akut. Gangguan fungsi ginjal ini oleh karena anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah ke ginjal akibat dehidrasi dan sumbatan mikrovaskular akibatsekuestrasi, sitoadherendan rosseting.Apabila berat jenis (BJ) urin 1.05, rasio urin:darah > 4:1, natrium urin < 20 mmol/L menunjukkan dehidrasi

Secara klinis terjadi oligouria atau poliuria. Beberapa faktor risiko terjadinya GGA ialah hiperparasitemia, hipotensi, ikterus, hemoglobinuria.

Dialisis merupakan pengobatan yang dapat menurunkan mortalitas. Seperti pada hiperbilirubinemia, anuria dapat berlangsung terus walaupun pemeriksaan parasit sudah negatif

Kelainan Hati(Malaria Biliosa)

Ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum, mungkin disebabkan karenasekuestrasidansitoadherenyang menyebabkan obstruksi mikrovaskular. Ikterik karena hemolitik sering terjadi. Ikterik yang berat karena P. falsiparum sering penderita dewasa hal ini karena hemolisis, kerusakan hepatosit. Terdapat pula hepatomegali, hiperbilirubinemia, penurunan kadar serum albumin dan peningkatan ringan serum transaminase dan 5 nukleotidase. Ganggguan fungsi hati dapat menyebabkan hipoglikemia, asidosis laktat, gangguan metabolisme obat.

Edema Parusering disebut Insufisiensi Paru

Sering terjadi pada malaria dewasa. Dapat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas kapiler dan atau kelebihan cairan dan mungkin juga karena peningkatan TNF. Penyebab lain gangguan pernafasan(respiratory distress):1)Kompensasi pernafasan dalam keadaan asidosis metabolic;2)Efek langsung dari parasit atau peningkatan tekanan intrakranial pada pusat pernapasan di otak;3)Infeksi sekunder pada paruparu;4)Anemia berat;5)Kelebihan dosis antikonvulsan (phenobarbital) menekan pusat pernafasan.

HipoglikemiaHipoglikemi sering terjadi pada anakanak, wanita hamil, dan penderita dewasa dalam pengobatan quinine (setelah 3 jam infus kina). Hipoglikemi terjadi karena:1)Cadangan glukosa kurang pada penderita starvasi atau malnutrisi;2)Gangguan absorbsi glukosa karena berkurangnya aliran darah ke splanchnicus;3)Meningkatnya metabolisme glukosa di jaringan;4)Pemakaian glukosa oleh parasit;5)Sitokin akan menggangu glukoneogenesis;6)Hiperinsulinemia pada pengobatan quinine.

Metabolisme anaerob glukosa akan menyebabkan asidemia dan produksi laktat yang akan memperburuk prognosis malaria berat

Haemoglobinuria(Black Water Fever)

Merupakan suatu sindrom dengan gejala serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravascular, hemoglobinuria, dan gagal ginjal. Biasanya terjadi pada infeksiP. falciparumyang berulang-ulang pada orang non-imun atau dengan pengobatan kina yang tidak adekuat dan yang bukan disebabkan oleh karena defisiensi G6PD atau kekurangan G6PD yang biasanya karena pemberian primakuin.

Malaria AlgidTerjadi gagal sirkulasi atau syok, tekanan sistolik 1 C, kulit tidak elastis, pucat. Pernapasan dangkal, nadi cepat, tekanan darah turun, sering tekanan sistolik tak terukur dan nadi yang normal.

Syok umumnya terjadi karena dehidrasi dan biasanya bersamaan dengan sepsis. Pada kebanyakan kasus didapatkan tekanan darah normal rendah yang disebabkan karena vasodilatasi.

AsidosisAsidosis (bikarbonat 250.000/ml atau >5%)

b. Skizontemia dalam darah perifer

c. Leukositosis

d. PCV (packed cell volume) 3,0 mg/dl

i. Laktat likuor serebrospinalis meningkat

j. SGOT meningkat > 3 kali normal

k. Antitrombin rendah

l. Peningkatan kadar plasma 5-nukleotidase