makalah skoliosis

36
MAKALAH KASUS 5 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKOLIOSIS KELOMPOK 11 SITI ANISA ZAKIYYA NORDIN 220110080145 SALAS AULADI 220110080138 SRI HANDINI PERTIWI 220110080105 SILVIA JUNIANTY 220110080097 SRI MELFA DAMANIK 220110080079 SELLA GITA ADITI 220110080052 SUSI HANIFAH 220110080035 SARAH RIDHASA F. 220110080013 TIARA RACHMAWATI 220110080118 TIARA TRI 220110080108 TRIANDINI 220110080095 TAMMY KUSMAYANTI 220110080053 TIARA ARUM KESUMA 220110080050 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAWATAN JATINANGOR 2009

Upload: salas-auladi

Post on 26-Jun-2015

4.138 views

Category:

Documents


74 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SKOLIOSIS

MAKALAH KASUS 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKOLIOSIS

KELOMPOK 11

SITI ANISA ZAKIYYA NORDIN 220110080145

SALAS AULADI 220110080138

SRI HANDINI PERTIWI 220110080105

SILVIA JUNIANTY 220110080097

SRI MELFA DAMANIK 220110080079

SELLA GITA ADITI 220110080052

SUSI HANIFAH 220110080035

SARAH RIDHASA F. 220110080013

TIARA RACHMAWATI 220110080118

TIARA TRI 220110080108

TRIANDINI 220110080095

TAMMY KUSMAYANTI 220110080053

TIARA ARUM KESUMA 220110080050

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

JATINANGOR

2009

Page 2: MAKALAH SKOLIOSIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai penyakit Skoliosis.

Makalah ini disusun dalam rangka pendokumentasian dari aplikasi pembelajaran mata

kuliah Sistem Muskuloskeletal. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya terutama kepada tutor kelompok 11 dalam penyusunan mata kuliah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Pada akhirnya, penyusun mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jatinangor, Januari 2010

Penulis

Page 3: MAKALAH SKOLIOSIS

LATAR BELAKANG

Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi

patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat

vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang

menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional. Bentuk skoliosis yang paling

sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen lateral,anterior posterior dan

rotasional.

Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu skoliosis struktural dan non struktural (postural). Pada

skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa

keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis

akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut

menghilang. Pada skoliosis struktural terapat deformitas yang tidak dapat diperbaiki pada

segmen tulang belakang yang terkena. Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi

vertebra; processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.

Skoliosis structural dapat dibagi menjadi tiga kategori utama : kongenital, neuromuskular, dan

skoliosisidiopatik.

Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat

dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva

lebih dari 30 derajat yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik

infantil bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara,

dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.

(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/skoliosis-idiopatik.html)

Page 4: MAKALAH SKOLIOSIS

KASUS

An F (12 thn), berat badan 18 kg dipalpasi pada vertebra teraba tulang belakang melengkung,

dada kanan posterior menonjol disertai scapula kanan tmpak lebih tinggi dan menonjol. Saat ini

klien tidak mengeluh apa pun selain ingin cepat dioperasi. Klien mengatakan jenuh dengan

proses menunggu yang lama dan sedih meninggalkan sekolahnya.

STEP I

1. Skapula (Sri Handini) : tulang belakang dimana terdapat otot belikat (all)

2. Posterior (Tiara T, Susi) : bagian belakang (Melva)

STEP II

1. Kenapa scapula kanan lebih tinggi dan menonjol? (Tiara T)

2. Diagnosa medis? (Sri Handini)

3. Pengaruh terhadap masa pertumbuhan? (Siti Annisa)

4. Masa awitan dari normal sampai jadi tidak normal? (Melva)

5. Penyebab tulang menjadi melengkung? (Tiara A)

6. Kenapa tidak menimbulkan gejala? (Susi)

7. Teknik operasi yang dilakukan? (Tiara A)

8. Peran perawat agar klien tidak merasa jenuh? (Tiara T)

9. Terapi lain selain operasi dilihat dari factor usia? (Melva)

10. Tindakan pasca operasi? (Sella)

11. Farmakologi? (Sarah)

12. Pencegahan penyakit? (Tammy)

13. Hasil pemeriksaan diagnostic yang menunjang? (Silvia)

Page 5: MAKALAH SKOLIOSIS

14. Dampak ke system lain jika tidak dioperasi? (Sri Handini)

15. Diagnosa banding? (Sella)

16. Berat badan klien sesuai umur? (Susi)

17. Apakah factor usia mempengaruhi teknik operasi? (Tiara R)

STEP III

1. Karena didukung oleh pemberiaan beban melebihi kekuatan tulang, keadaan tulang yang

melengkung menjadi factor pendukung (Tiara A)

2. Skoliosis (all)

3. Terhambat, sehingga pertumbuhan tulang abnormal

4. LO

5. LO

6. Pertumbuhan abnormal tulang terjadi seiring dengan posisi tubuh klien (yang menjadi

factor pendukung) terjadi penyakit (Tiara R)

7. LO

8. Membangun trust dengan klien, memberikan distraksi, kaji kebutuhan klien (all)

9. LO

10. LO

11. LO

12. - merubah kebiasaan (saat berjalan, posisi duduk)

- Jangan terlalu banyak membawa beban (all)

13. LO

14. Secara tidak langsung hanya pada musculoskeletal

15. Deformitas khusus (lordosis, kifosis)

16. LO

17. LO

Page 6: MAKALAH SKOLIOSIS

STEP IV (mind map)

STEP V

LO dan Mind Map

- Kemungkinan sembuh berapa persen, mungkinkah kembali normal? (Melva)

- Adakah kaitan BB dengan skoliosis? (Tiara T)

- Pengaruh konsumsi vitamin D? (Triandini)

SKOLIOSIS

Klasifikasi Konsep penyakit

(etiologi, manfes,)

komplikasi

patofisiologi

Pem. diagnostik

Penatalaksanaan

medis

ASKEP

Health education

Aspek legal etik

Page 7: MAKALAH SKOLIOSIS

STEP VII (reporting)

JAWABAN LEARNING OBJECT

1. Tidak ada masa awitan karena pada kasus ini banyak didukung factor genetik

2. Adanya kebiasaan duduk yang miring, membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi

lemah. Bila ini terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan mati. Ini

berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh karena itu,

tulang belakang yang menderita skoliosis itu bengkok atau seperti huruf S atau pun huruf

C. (Sri Handini)

http://gladiolstrange.blogspot.com/2009/05/skoliosis.html

3. Dalam operasi skoliosis, ada 2 metode:

a. metode 1: pembedahan yang lurus dari atas sampai bawah

b. metode 2: pembedahan miring, dari atas ke dada depan (Thorax)

Metode mana yang akan digunakan adalah pertimbangan dokter ahli bedah dan

spesialis skoliosis. Hasil pertimbangan akan dijelaskan pada pasien, dimana pasien diberi

kesempatan untuk bertanya secara lebih detil. Material yang akan digunakan juga akan

dijelaskan karena undang-undang kesehatan Jerman tidak membedakan pelayanan dalam

operasi. Jadi, hanya material terbaik yang akan digunakan. (Sri Handini, Tiara R)

(http://www.operasidijerman.com/skoliosis.html)

Indikasi operasi :

a. Operasi dilakukan apabila sudut leih dari 400

atau terjadi progresivitas dari sudut

sebelum usia penderita mencapai dewasa. Patokan untuk melakukan operasi ini adalah

dengan melakukan follow up secara teratur.

b. Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan

c. Pengobatan konservatif yang tidak berhasil

Page 8: MAKALAH SKOLIOSIS

d. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rotasional dan deviasi

lateral serta melakukan artrodesis pada seluruh kurva primer. Operasi yang paling sering

dilakukan adalah operasi instrumentasi menurut Harrington. (Melva)

http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=16025

4. -Pengobatan konservatif terdiri atas :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai

progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan.

b. Latihan

Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang tegang, latihan

pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.

c. Pemasangan penyangga, seperti penyangga dari milwaukee atau penyangga dari

boston. Pembuatan penyangga ini harus dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian

khusus untuk pembuatan penyangga skoliosis.

d. Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser

Pada prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local (Tammy, Melva)

- terapi fisik, pijatan, dan latihan oleh tenaga terlatih, termasuk yoga. Bagaimanapun, hal

ini tidak dapat memperbaiki lekukan tulang belakang, namun dapat membantu

peregangan otot punggung. (Siti Annisa)

http://osteoporosis.klikdokter.com/tanyajawab.php?id=1578

- diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan

arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang. (Salas)

-terapi diropatik (gerakan menarik, menekuk, menegakan tubuh). (Silvia)

Page 9: MAKALAH SKOLIOSIS

5. - Pemasangan Brace untuk menstabilkan tulang belakang. (Triandini)

-Tindakan pasca operasi di Jerman, hari pertama setelah operasi bantu pasien

menggerakan kaki dan berdiri oleh ahli gym, pada hari kedua dibantu berjalan dengan

alat-alat gymnastic.

-Di Ukraina, tindakan pasca operasi, yaitu pasien berbaring selama 6 bulan dan dibalut

gips. (Sri Handini)

6. Hasil foto rontgen:

gambar: http://hanum01.wordpress.com/2008/10/06/apa-sih-skoliosis-itu/vv

Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang belakang

dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode Cobb

dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva structural akan

memperlihatkan rotasi vertebra, pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah

ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva

diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali. (Susi)

http://gladiolstrange.blogspot.com/2009/05/skoliosis.html

7.Dampak ke system lain :

-Sistem pernafasan : Volume paru mngecil, sehingga sulit bernafas

-Sistem kardiovaskuler : jantung kesulitan memompa darah

Page 10: MAKALAH SKOLIOSIS

-Sistem musculoskeletal : resiko kehilangan desintas tulang. (Melva)

-Sistem saraf : penekanan saraf tulang belakang bila kurva > 40o sehingga mnimbulkan

nyeri. (Tiara A)

8. Diagnosa banding

• Kiposis / Kyphosis

Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke

depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok

• Lordosis

Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke

belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke belakang.

• Sublubrikasi

Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang menyebabkan kepala

penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan. (Tiara A)

http://organisasi.org/macam-jenis-gangguan-pada-tulang-dan-sendi-tulang-manusia-pengertian-

arti-definisi-penyakit

• Spinal muskulas arthropy

• Cerebral palsy muscular dystrophis. (Silvia)

9. Usia 12 tahun, BB rata-rata (dalam kilogram): 44 (laki-laki) 46 (perempuan), Batas bawah

(dalam kilogram): 35 (laki-laki) 36 (perempuan), Batas atas (dalam kilogram): 56 (laki-laki)

61,5 (perempuan). (Tiara T)

http://medicastore.com/penyakit/756/Tabel_Tinggi_Badan_-_Berat_Badan.html

Rumusnya :

Page 11: MAKALAH SKOLIOSIS

7-12 tahun= Usia (tahun) x 7 – 52

= (12x7)-52 = sekitar 32 kg (Susi)

http://pediatricinfo.wordpress.com/2009/05/20/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak/

10. Faktor usia mempengaruhi operasi :

a)Infantile : dari lahir-3 tahun.

Penatalaksanaan yang utama pada scoliosis infantile adalah non bedah, untuk pasien dengan

resolving type yaitu dilakukan pemeriksaan fisis dan radiologi tiap 3-6 bulan, untuk progressive

type maka penggunaan gips atau brace merupakan pilihan. Pada anak-anak yang masih muda,

pemberian gips secara bertahap dengan anestesi umum sampai cukup besar untuk ortoshis.

Interval antara penggunaan gips ditentukan dengan pertumbuhan rata-rata anak tapi biasanya

penggantian gips dibutuhkan selama 2-3 bulan. Penggunaan penyangga (brace) di pakai sampai

terjadi stabilisasi kurva minimal 2 tahun. Penggunaan brace dapat dengan jenis Milwaukee Brace

(Cervical-Thoracic-Lumbar-Sacral-Orthosis) atau Boston Brace (Thoracic-Lumbar-Sacral-

Orthosis). Jika kurva besar atau bertambah walaupun dengan orthosis, pembedahan stabilisasi

tetap dibutuhkan. Jika pembedahan dibutuhkan, arthrodesis anterior dan posterior dapat

dipertimbangkan, termasuk hanya struktural atau kurva primer. Gabungan antara arthrodesis

anterior dan posterior perlu untuk mencegah “crankshaft phenomenon”. Jika tekhnik

memungkinkan, batang subkutaneus dapat dipertimbangkan.

b)Anak-anak : 3 tahun – 10 tahun

Walaupun cenderung progresif dan membutuhkan pembedahan, skoliosis juvenil ditangani

sesuai pedoman yang sama terhadap skoliosis adolescent. Untuk kurva yang kurang dari 200

maka dilakukan observasi dengan pemeriksaan radiologi PA tegak setiap 4-6 bulan. Tanda

adanya progresif pada radiologi jika terdapat perubahan paling sedikit 5-70 sehingga dibutuhkan

Brace. Jika kurva tidak progresif maka observasi diteruskan sampai skelet matur. Walaupun

banyak literatur yang menunjukkan pengobatan orthotik pada scoliosis juvenile, Milwaukee

brace tetap diprioritaskan. TLSO biasanya digunakan untuk kurva thorakal dengan apeks pada

Page 12: MAKALAH SKOLIOSIS

T8 atau dibawah. Pada awalnya, brace digunakan full-time (23 jam perhari) kemudian dikurangi

secara berangsur-angsur. Bagaimanapun, pasien harus tetap berhati-hati adanya tanda

progresivitas, jika terdapat progresivitas maka program brace full-time dilanjutkan kembali. .

Pembedahan dilakukan pada kurva >500, dapat digunakan dengan subcutaneous rod, multihook

segmental system atau spinal fusion. Spinal fusion dapat dilakukan dengan anterior dan posterior

perlu untuk mencegah “crankshaft phenomenon”.

c)Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yang paling umum )

Skoliosis Idiopatik adolescent terjadi pada umur 10 tahun atau lebih, scoliosis jenis ini paling

sering terjadi pada remaja putri. Untuk mendiagnosa sebagai scoliosis idiopatik, harus

mempunyai derajat kurvatura minimal 100

dengan rotasional dan deviasi lateraral pada radiologi

( < 10 derajat dapat dikatakan normal). (Sella)

http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/skoliosis-idiopatik.html

- *Operasi skoliosis adalah operasi besar dimana risiko tidak berhasil dan komplikasi bisa

diperhitungkan antara 50% sampai 1%. Komplikasi operasi yang dapat timbul adalah

kehilangan darah, paru-paru terluka, tulang-tulang iga patah, lever dan jantung terganggu,

bahkan sampai terjadi kelumpuhan.

*Risiko-risiko ini harus sedapat mungkin diperkecil dengan alat-alat yang canggih dan

pengetahuan struktur ilmiah dari tulang. Dibedakan dengan 10 tahun yang lalu, risiko

operasi skoliosis di Jerman sekarang ini sangatlah minimal (di bawah 1%), dibandingkan

dengan di negara-negara lainnya. (Silvia, Tiara T)

(http://www.operasidijerman.com/skoliosis.html)

- Kaitan BB dengan skoliosis :

Didukung oleh dampak ke system pencernaan sehingga nafsu makan menurun. (Siti Annisa)

- Pengaruh konsumsi vitamin D :

Vitamin D berguna untuk pertumbuhan tulang yang mempengaruhi skoliosis. (Sarah, Tiara

R)

Page 13: MAKALAH SKOLIOSIS

MIND MAP

A. ANATOMI FISIOLOGI TULANG BLAKANG

RUAS-RUAS TULANG BELAKANG

Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama, hanya ada perbedaannya

sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya.

Ruas-ruas ini terdiri dari beebrapa bagian :

• Badan ruas. Merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuat terletak↑

di sebelah depan.

• Lengkung ruas. Bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang↑

belakang, terletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat beberapa

tonjolan, yaitu :

- Prosesus spinosus/taju duri, terdapat di tengah-tengah lengkung ruas,

menonjol

ke belakang.

- Prosesus tranversum/taju sayap, terdapat di samping kiri dan kanan

lengkung

ruas.

- Prosesus artukularis/taju penyendi, membentuk persendian dengan ruas

tulang

belakang.

Fungsi ruas tulang belakang :

1. Menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain↑

2. Melindungi alat halus yang ada di dalamnya (sumsum tulang)↑

3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul↑

4. Menentukan sikap tubuh.↑

Page 14: MAKALAH SKOLIOSIS

Bagian-bagian dari ruas tulang belakang :

Vertebra servikalis 7 ruas. Mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya↑ besar. Pada

taju sayapnya terdapat lubang tempat lalunya saraf yang disebut foramen transversalis.

Ruas pertama tulang servikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas

kedua disebut aksis yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ke-7

mempunyai taju yang disebut prosesus prominan.Vertebra torakalis terdiri dari 12 ruas. Badan

ruasnya besar dan kuat, taju↑ durinya panjang dan melengkung. Pada bagian dataran sendi

sebelah atas, bawah, kiri dan kanan membentuk persendian dengan tulang iga. Vertebra

lumbalis terdiri dari 5 ruas. Badan ruasnya besar, tebal dan kuat,↑ taju durinya agak picak.

Bagian ruas ke-5 agak menonjol di sebut promontorium.Vertebra sakralis terdiri dari 5 ruas.

Ruas-ruasnya menjadi satu, sehingga↑ menyerupai sebuah tulang. Di samping kiri dan kanan

terdapat lubang-lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis. Vertebra koksigialis terdiri

dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi↑

sebuah tulang yang disebut juga os koksigialis.

Page 15: MAKALAH SKOLIOSIS

B. KONSEP PENYAKIT

1. Definisi

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang

dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).

Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri

atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat

dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah

penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007).

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi

pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis

ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya

terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang

belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang

Page 16: MAKALAH SKOLIOSIS

seperti jaringan lunak sekitarnya[1] dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007).

Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.

Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi

patologik.Vertebra servikal, torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan

pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas kelainan tulang

belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional.

(http://syukronaffdoc.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-klien-

dengan.htmlvvv)

Skoliosis merupakan pembengkokan kearah samping dari tulang belakang yang

merupakan suatu deformitas (kelainan) daripada suatu penyakitDapat terjadi pada

segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang)

(httpwww.klikdokter.comillnessdetail180.htm)

2. Etiologi

a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam

pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu

b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau

kelumpuhan akibat penyakit berikut:

- Cerebral palsy

- Distrofi otot

- Polio

- Osteoporosis juvenil

c. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui. (www.medicastore.com)

d. Faktor genetik

Dilaporkan bahwa faktor genetik mempunyai komponen pada perkembangan

Page 17: MAKALAH SKOLIOSIS

scoliosis, terjadi peningkatan insiden pada keluarga pasien dengan scoliosis

idiopatik dibandingkan dengan pasien yang tidak mempunyai riwayat penyakit

scoliosis.

e. Faktor hormonal.

Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada

malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan

pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan

pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya

dilaporkan pada pasien dengan growth hormone.

f. Perkembangan Spinal dan Teori Biomekanik

Abnormalitas dari mekanisme pertumbuhan spinal juga menunjukkan penyebab

dari perkembangan dan progresivitas skoliosis, dimana dihubungkan dengan waktu

kecepatan pertumbuhan pada remaja.

g. Abnormalitas Jaringan.

Beberapa teori diajukan sebagai komponen struktural pada komponen tulang

belakang (otot, tulang, ligamentum dan atau discus) sebagai penyebab skoliosis.

Beberapa teori didasari atas observasi pada kondisi seperti syndrome Marfan

(gangguan fibrillin), duchenne muscular dystrophy (gangguan otot) dan displasia

fibrosa pada tulang.

(Alpers, Ann. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 3. Jakarta : EGC dan

Doengoes, Marylinn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC)

3. Factor resiko

Sampai saat ini berbagai hasil penelitian pun masih simpang siur. Meski demikian,

para ahli sependapat bahwa ada faktor-faktor yang membuat seseorang memiliki risiko

lebih besar terkena skoliosis daripada orang lain.

Berbagai faktor tersebut antara lain:

• Jenis kelamin.

Dari banyak kasus, kaum Hawa lebih banyak terserang skoliosis daripada kaum

Page 18: MAKALAH SKOLIOSIS

Adam. Selain itu, derajat lengkungan pada wanita biasanya lebih parah

dibandingkan pada kaum pria. Alasan mengapa hal ini terjadi masih belum

diketahui dengan pasti\

• Usia.

Penyakit skoliosis ini lebih banyak menyerang remaja perempuan karena

berhubungan dengan faktor genetik. Laki–laki dengan prosentase sekitar 40–60

persen ( Ketut, 2006). Senada dengan hal tersebut, penyakit ini banyak

diketemukan dalam usia remaja dimana saat remaja terjadi percepatan dari

pertumbuhan Biasanya penyakit ini dirasakan pada umur sekitar 10 tahun sampai

umur pertumbuhan tulang berhenti ( Soetjiningsih, 2004).

• Derajat lengkung tulang.

Semakin besar derajatnya, semakin besar kemungkinan bertambah parah dan susah

untuk ditangani

• Lokasi.

Lekukan yang terjadi pada tulang punggung bagian bawah lebih kecil kemungkinan

bertambah parah, dibandingkan dengan lekukan pada tulang punggung bagian atas.

• Gangguan tulang punggung bawaan.

Anak yang lahir dengan skoliosis (skoliosis kongenital) sangat berpeluang untuk

bertambah parah keadaannya.

• kelainan saraf, keturunan, dan penyakit infeksi

(httpwww.klikdokter.comillnessdetail180.htm) dan

http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=3&id=80)

4. Manifestasi klinis

Gejalanya berupa:

• tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

• bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

• nyeri punggung

• kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

Page 19: MAKALAH SKOLIOSIS

• skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa

menyebabkan gangguan pernafasan. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang

belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang

membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan

juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

http://www.blogcatalog.com/blog/yang-terlintas di

benakku/040459e8e3dbce4864fb6d12c567e746

Menurut Dr Siow dalam artikel yang ditulis oleh Norlaila H. Jamaluddin

(Jamaluddin, 2007), skoliosis tidak menunjukkan gejala awal. Kesannya hanya

dapat dilihat apabila tulang belakang mulai bengkok. Jika keadaan bertambah buruk,

skoliosis menyebabkan tulang rusuk tertonjol keluar dan penderita mungkin

mengalami masalah sakit belakang serta sukar bernafas. Dalam kebanyakan kondisi,

skoliosis hanya diberi perhatian apabila penderita mulai menitik beratkan soal

penampilan diri. Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, rata-rata

penderita merasa malu dan rendah diri.

5. Klasifikasi

• Nonstruktural : Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk

semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung

a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk

b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :

(i) Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik

(ii) Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau keganasan

(iii) Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis

c. Perbedaan panjang antara tungkai bawah

(i) Actual shortening

(ii) Apparent shortening :

Page 20: MAKALAH SKOLIOSIS

1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek

2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang

• Sruktural : Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang

punggung

a. Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis

(i) Bayi : dari lahir – 3 tahun

(ii) Anak-anak : 4 – 9 tahun

(iii) Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)

(iV) Dewasa : > 19 tahun

b. Osteopatik

(i) Kongenital (didapat sejak lahir)

1. Terlokalisasi :

a. Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)

b. Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)

2. General :

a. Osteogenesis imperfecta

b. Arachnodactily

(ii) Didapat

1. Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma

2. Rickets dan osteomalasia

3. Emfisema, thoracoplasty

c. Neuropatik

(i) Kongenital

1. Spina bifida

2. Neurofibromatosis

(ii) Didapat

1. Poliomielitis

2. Paraplegia

3. Cerebral palsy

4. Friedreich’s ataxia

5. Syringomielia

Page 21: MAKALAH SKOLIOSIS

(http://www.klikdokter.com/illness/detail/180)

• Klasifikasi umum lain dari skoliosis :

Functional: Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu lekukan

abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat

disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh

kekejangan-kekejangan di punggung.

Neuromuscular: Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang

dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk membentuk

sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe scoliosis ini

berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk kerusakan-

kerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral palsy, atau

penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe

scoliosis ini seringkali adalah jauh lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih

agresif daripada bentuk-bentuk lain dari scoliosis.

Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada

anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa

yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada spine yang disebabkan

oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lain yang

normal dari spine digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat

menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal.

Lain-Lain: Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk tumor-

tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada

spine dan menyebabkan nyeri/sakit. Nyeri menyebabkan orang-orang untuk

bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang

diterapkan pada tumor. Ini dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.

Page 22: MAKALAH SKOLIOSIS

• Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana dalam Soetjiningsih,

2004) :

Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20”

Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 – 40”

Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41”

(Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC.\)

Klasifikasi berdasarkan Tipe lengkungan skoliosis

C. KOMPLIKASI

• System pernafasan

Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan

paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas. bengkoknya tulang belakang

juga bisa mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi berkurang karena

sebagian bengkoknya tulang mengambil ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).

• System kardiovaskuler

Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru,

namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru

Page 23: MAKALAH SKOLIOSIS

akan mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam

keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.

• System musculoskeletal

Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan risiko

kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita

skoliosis sejak remaja dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan

dengan bertambahnya usia. Selain postur tubuh yang jelek, skoliosis tingkat ringan

dan sedang baru menimbulkan keluhan bila sudah berusia di atas 35 tahun. Keluhan

yang mereka derita biasanya sakit kronis di daerah pinggang yang lebih dini

dibandingkan orang yang normal seusianya. Hal ini akibat proses degenerasi yang

lebih dini. Daerah yang menerima beban yang berlebihan (daerah cekung=concave)

akan lebih cepat mengalami proses degenerasi ini. Pada kenyataannya skoliosis akan

menjadi problem yang perlu mendapat perhatian di masa yang akan datang.

• System pencernaan

sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak tulang, sehingga kerja

peristaltic usus kian menurun

• System neuromuskuler

berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya adalah menekan saraf

yang berseliweran di tulang belakang, gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit

bernafas (karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat merasa lelah, susah

untuk fokus, dan lain sebagainya

Physicians’ guide to the diagnosis of scoliosis. Available from URL: Hyperlink

http://medstat.med.utah.edu/scoliosis/H&P.html

D. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :

1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan

2. Mempertahankan fungsi respirasi

3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis

4. Kosmetik

Page 24: MAKALAH SKOLIOSIS

• Pengobatan

Tujuan pengobatan :

1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang.

2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih berat jenis pengobatan

yang disesuaikan dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya

kurva dan progresivitas skoliosis.

1. Pengobatan konservatif

Hampir semua skoliosis dapat ditangani dengan terapi konservatif. Pengobatan

konservatif dipertahankan sampai terjadi pematangan pertumbuhan tulang. Prinsip

pengobatan konservatif terdiri atas distraksi, traksi, penekanan lokal atau semacam

kombinasi. Pengobatan konservatif terdiri atas :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk

menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan

dilakukan.

b. Latihan

Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang

tegang, latihan pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.

c. Pemasangan penyangga, seperti penyangga dari milwaukee atau penyangga dari

boston. Pembuatan penyangga ini harus dilakukan oleh orang yang mempunyai

keahlian khusus untuk pembuatan penyangga skoliosis.

d. Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser Pada prinsipnya pemakaian

jaket untuk traksi dan penekanan local

Page 25: MAKALAH SKOLIOSIS

• Terapi

Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :

1. Observasi

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada tulang

yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.

Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.

Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu

tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter.

Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20>20.

2. Orthosis

Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama

brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :

· Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30-40o

· Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

Jenis dari alat orthosis ini antara lain :

- Milwaukee brace dan Boston brace : Milwaukee brace,

mulai dari leher hingga pinggul, sudah jarang digunakn, Brace dari Milwaukee

& Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus

dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.

- Charleston bending brace : Charleston bending brace’ hanya dipakai waktu

malam. Brace ini pada lengkungan tunggal di pinggang

• Operasi

Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :

- Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa

- Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat pada anak

yang sedang tumbuh

- Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis

Page 26: MAKALAH SKOLIOSIS

Teknik operasi cukup dilakukan dengan menyemen tulang belakang melalui

penyuntikan atau dikenal dengan vertebroplasty. Cara itu dapat mengurangi rasa

sakit dan proses penyembuhannya pun tergolong singkat, sekitar Sebelum ada teknik

vertebroplasty, operasi tulang belakang dilakukan dengan cara pembedahan selebar

14 sampai 16 milimeter. Dengan proses itu, pasien mesti menjalani proses

penyembuhan selama empat sampai lima hari.

Anak-anak yang tidak ada respon dengan brace, yang lengkungannya >45 derajat atau

yang mempunyai keluhan termasuk kelainan fisik, nyeri dan gangguan jantung atau

paru, sebaiknya langsung dioperasi. Umumnya operasi yang dilakukan adalah fusi

tulang belakang dari belakang (posterior spinal fusion) dengan menggunakan ‘internal

metal fixation’ hingga fusi tulang terjadi. Tidak semua skoliosis dilakukan operasi.

F. ASUHAN KEPERAWATAN

- Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Biodata

1) Nama : Anak F

2) Usia : 12 tahun

3) Alamat : -

4) Jenis Kelamin : Laki-laki

5) Pendidikan : -

6) Agama : -

7) Suku Bangsa : -

8) Tanggal pengkajian : -

9) Diagnosa Medis : skoliosis

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama : jenuh pada proses hospitalisasi

dalam menunggu proses operasi

Page 27: MAKALAH SKOLIOSIS

2) Riwayat Kesehatan Sekarang : tulang kanan melengkung, dada

kanan posterior menonjol disertai scapula kanan tampak lebih tinggi dan

menonjol

3) Riwayat Kesehatan Dahulu : -

c. Pemerikasaan Fisik

1) Inspeksi : dada kanan posterior menonjol disertai scapula kanan tampak lebih

tinggi dan menonjol.

2) Palpasi : teraba tulang kanan menlengkung

3) Perkusi : -

4) Auskultasi : -

Pada pemeriksaan fisis, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain :

- Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor

tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam

kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik

selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

• Berdiri tegak, untuk melihat adanya :

- Asimetri bahu, leher, tulang iga, pinggul, scapula

- Plum line (kesegarisan antara leher dan pinggul)

- Body arm distance (jarak antar lengan dengan badan)

• Membungkuk, untuk melihat adanya :

1. Rotasi (perputaran dari tulang punggung)

2. Derajat pembungkukan (kifosis)

3. Mengukur perbedaan panjang tungkai bawah (leg length discrepancy)

• Mencari :

1. Kelenturan sendi

2. Sinus-sinus pada kulit

3. Hairy patches

4. Palpable midline defects

- Mengkaji tulang belakang

Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

Page 28: MAKALAH SKOLIOSIS

- Mengkaji sistem persendian

Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya

benjolan, adanya kekakuan sendi

- Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-

masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri

otot.

- Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas

lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan

caraberjalan abnormal (mis.

cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –

penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

- Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang

lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya

edema.Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan

waktu pengisian kapiler.

- Analisis data

Data yang menyimpang Etiologi Masalah

DS : -

DO: tulang belakang

melengkung, Dada kanan

posterior menonjol,

disertai scapula kanan

tampak lebih tinggi dan

menonjol

Skoliosis�lengkungan

berbentuk C/S�prosesus

spinosus berputar kea rah

lengkung dan iga merapat ke

arah cembung�deviasi

semakin bertambah ke sisi

cekung dan iga semakin

terdorong ke belakang

�penonjolan daerah torakal/

hump

Gangguan mobilitas

DS: - Skoliosis�menekan system

pencernaan�volume

lambung menurun� asupan

Ketidakseimbangan

nutrisi

Page 29: MAKALAH SKOLIOSIS

DO: BB 18 kg

nutrisi

DO: tulang belakang

melengkung,

Dada kanan posterior

menonjol, disertai scapula

kanan tampak lebih tinggi

dan menonjol

Skoliosis�lengkungan

berbentuk

C/S�ketidakseimbangan

klavikula dekstra dan

sinistra serta bagian

punggung

superior�mempengaruhi

Stabilitas tulang belakang

dan pergerakan pinggul

Gangguan proses

tumbuh kembang

Skoliosis�lengkungan

berbentuk

C/S�ketidakseimbangan

klavikula dekstra dan sinistra

serta bagian punggung

superior�vetebrata teraba

tulang yang melengkung,

dada kanan posterior

menonjol, dan scapula kanan

tampak lebih tinggi dan

menonjol� mempengaruhi

cara berjalan

Gangguan body image

DS: klien mengatakan

jenuh dengan proses yang

menunggu lama dn sedih

meninggalkan sekolahnya

Skoliosis� proses

hospitalisasi yang lama

Ansietas

Gangguan parenting

Page 30: MAKALAH SKOLIOSIS

G. P

Skoliosis�menekan system

syaraf pada tulang

punggung�membawa

impuls ke otak

Resiko nyeri

Skoliosis� menekan rongga

toraks�menurunkan

complains paru dan kerja

jantung

Resiko pola nafas tak

efektif

Page 31: MAKALAH SKOLIOSIS

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan

sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.

• Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau

refleks.

• Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

1. Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.

Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi

membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-

ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah

vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh

dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada

apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka

derajat kurva.

Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh

lebih besar dari 50, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200

pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan

evaluasi yang lanjut

2. Rontgen tulang belakang

X-Ray Proyeksi

Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap

tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai

derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan

metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra, pada

proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus

spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva

diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.

Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang

punggung yang meliputi :

a. Foto AP dan lateral ada posisi berdiri : foto ini bertujuan untuk

menentukan derajat pembengkokan skoliosis

b. Foto AP telungkup

Page 32: MAKALAH SKOLIOSIS

c. Foto force bending R and L : foto ini bertujuan untuk menentukan

derajat pembengkokan setelah dilakukan bending

d. Foto pelvik AP

• MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen

• Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari batas superior dari

vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak lurus dari akhir inferior vertebra

paling bawah. Perpotongan kedua garis ini membentuk suatu sudut yang diukur.

• Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting karena kurva sering

bertambah selama periode pertumbuhan dan pematangan kerangka yang cepat.

Apofisis iliaka mulai mengalami penulangan segera setelah pubertas; ossifikasi meluas

kemedial dan jika penulangan krista iliaka selesai, pertambahan skoliosis hanya minimal.

Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser, dimana ossifikasi pada apofisis

iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior (SIAS) ke posteriormedial. Tepi iliaka

dibagi kedalam 4 kuadran dan ditentukan kedalam grade 0 sampai 5.

Derajat Risser adalah sebagai berikut :

• Grade 0 : tidak ada ossifikasi,

• grade 1 : penulangan mencapai 25%,

• grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,

• grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,

• grade 4 : penulangan mencapai 76%

• grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.

(http://syukronaffdoc.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-klien-

dengan.htmlvvv)

H. HEALTH EDUCATION

Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah besarnya lengkungan. Salah satu

contoh latihan tersebut adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi

jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo massage dan sejenis teknik

gerakan chiropatic, seperti menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh. Terapi ini tetap

memakai panduan medis, seperti hasil roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak

Kembali Bengkok berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita skoliosis :

Page 33: MAKALAH SKOLIOSIS

• Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan tubuh terlebih dulu,

barulah bangkit perlahan.

• Tidak boleh membungkukkan badan.

• Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila ingin mengambil

sesuatu.

• Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama menjalani terapi, terutama

bila masih ada rasa sakit.

• Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas sembarangan.

• Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh total serta ada risiko

terulang lagi bila ada faktor pemicunya, seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat,

atau salah melakukan gerakan tubuh.

Scoliosis. Available from URL: http://www.keepkidshealthy.com/welcome/

conditions/scoliosis.html

I. ASPEK ETIK DAN LEGAL

• Respect for autonomi, yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko,

bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan,

termasuk dalam menentukan dan mengatur dirinya sendiri. Dalam hal ini perawat

memberikan penjelasan yang sebenarnya tetntang penyakit yang diderita kepada

pasien dan keluarganya, serta membrikan pilihan tentang perawatan yang dipilih oelh

pasien dan keluarganya, misal: tempat perwatan dan jenis perawatan.

• Non-malaficence, mendikusikan risiko dan masalah denga klien perawat dan tim

kesehatan dalam pemberian perawatan, perawat berhati-hati terhadap penyakit pasien

agar tidak terjadi atau bertambah parahnya penyakit pasien. Perawat dalam melakukan

perawatan kepada klien hindari hal-hal yang menyebabkan injuri, misalnya dalam

merubah posisi klien saat istirahat jangan sampai membahayakan terutama daerah

perut yang buncit akibat limpa yang membesar.

• Beneficence, yaitu selalu mengupayakan tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan

untuk melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien, serta merahasiakan tentang

penyakit yang diderita kepada orang lain.

Page 34: MAKALAH SKOLIOSIS

• Justice, dengan tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social

budaya, keadaan ekonomi, dsb. tetapi diperlukan klien sebagai individu yang

memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. Oleh karena itu, perawat

memberikan perawatan yang memenahg harus didapat.

• inform concent

Perawat harus memberikan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, misalnya

kapan tindkaan itu akan diberikan, apa tujuannya dari pemberian tindakan itu, apa

manfaatnya, apa resiko yang akan timbul dari tindakan itu, biaya yang diperlukan

untuk melaksanakan tindakan, apa yang harus dipersiapkan klien,,dan lain-lain

Page 35: MAKALAH SKOLIOSIS

KESIMPULAN

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang

dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).

Penyebab umum dari skoliosis meliputi kongenital, neuromuskuler dan idiopatik, Skoliosis di

bagi menjadi dua yaitu skoliosis struktural dan non struktural. Gejala dari skoliosis berupa

kelengkungan abnormal ke arah samping, bahu dan pinggul tidak sama tinggi, nyeri punggung,

kelelahan pada tulang belakang, dan gangguan pernafasan.

Komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan jantung dan sakit

tulang belakang. Untuk pemeriksaan penunjang yang biasa di lakukan yaitu Rontgen tulang

belakang, Skoliometer terapi yang dapat di pilih, di kenal sebagai ” The Three O's ” adalah

observasi, orthosis, operasi, prioritas.

Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu gangguan mobilitas fisik, ketidakseimbangan nutrisi,

gangguan tumbuh kembang, gangguan body image, ansietas, gangguan parenting, resiko nyeri,

dan resiko pola nafas tidak efektif.

Page 36: MAKALAH SKOLIOSIS

DAFTAR PUSTAKA

Mutaqqin, Arif. 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Trauma Sistem Muskuloskeletal.

EGC : Jakarta.

Brenda, Suzanne.Keperawatan Medikal Bedah vol 3.2002.EGC: Jakarta.

Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of Orthopaedics. 2nd ed.

Philadelphia : W.B. Saunders, 1996 : 270-91

Miller F, Horne N, Crofton SJ. Tuberculosis in Bone and Joint. In : Clinical Tuberculosis.2nd

ed.: London : Macmillan Education Ltd, 1999 : 62-6.

Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of Orthopaedics.

http://pustakaunpad.ac.id

http://gladiolstrange.blogspot.com/2009/05/skoliosis.html

http://www.operasidijerman.com/skoliosis.htmlhttp://syafaka4wl.multiply.com/jornal/item/102/

Nyeri lumbal

http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=16025

http://osteoporosis.klikdokter.com/tanyajawab.php?id=1578

http://hanum01.wordpress.com/2008/10/06/apa-sih-skoliosis-itu/vv

http://organisasi.org/macam-jenis-gangguan-pada-tulang-dan-sendi-tulang-manusia-pengertian-

arti-definisi-penyakit