makalah narkoba

35
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF FIKRA NURUL INDRA X.A

Upload: fikra-nurul-indra

Post on 29-Jun-2015

1.497 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH NARKOBA

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATANNARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF

FIKRA NURUL INDRAX.A

Page 2: MAKALAH NARKOBA

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Narkotika, Psikotopika, dan Zat Adiktif.

Makalah Narkotika, Psikotopika, dan Zat Adiktif dirancang untuk memberikan informasi khususnya para remaja tentang berbagai macam narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya yang sangat berbahaya bagi tubuh. Sehingga kita semua dapat menghindari segala jenis narkoba dan obat-obatan terlarang agar tetap hidup sehat.

Batam, Desember 2010

Fikra Penulis

Page 3: MAKALAH NARKOBA

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar_____________________________________________________________ 1

Daftar Isi__________________________________________________________________ 2

Bagian 1 : Sejarah Narkoba____________________________________________________ 3

Bagian 2 : Narkoba__________________________________________________________ 4

Bagian 3 : Zat Adiktif_________________________________________________________ 6

Bagian 4 : Psikotropika_______________________________________________________10

Bagian 5 : Pemanfaatan dalam Bidang Kesehatan___________________________________ 14

Bagian 6 : Bahaya Narkoba____________________________________________________ 15

Bagian 7 : Penanggulangan Narkoba_____________________________________________ 20

Bagian 8 : Hukum Narkoba____________________________________________________22

Daftar Pustaka_____________________________________________________________ 26

Page 4: MAKALAH NARKOBA

3

Sejarah Narkoba

Sebelum muncul istilah narkoba lama sudah kita mengenal apa yang dinamakan dengan Candu.

dalam catatan sejarah kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga opium atau kemudian lebih dikenal dengan nama OPIUM ( Candu = Papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur didaerah dataran tinggi diatas ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke daerah India, Cina, dan Wilaya-wilayah asia lainnya.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama friedrich Wilhelim menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan nama Morphin ( diambil dari nama dewi mimpi yunani yang bernama Morphius).tahun 1856 waktu pecah perang saudara di Amerika Seriakt, Morphin ini dipergunakan untuk penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang.

Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London merebus cairan morphin dengan asam anhidrat ( cairan asam yang ada pada sejenis jamur). Campuran ini membawa efek ketika diuji coba pada anjing. Anjing tersebut memberikan reaksi yaitu : tiarap, ketakutan, mengantuk, dan muntah-muntah. Tahun 1898 pabrik obat “BAYER” memproduksi obat tersebut dengan nama HEROIN, sebagai obat resmi penghilang sakit. Sakit ini Heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya Morphin saja. Perkembangan teknologi tak dapat dibendung, sehingga candu tersebut diolah dengan berbagai campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak seperti Extasy, Putaw, dan sebagainya.

BAGIAN 1

Page 5: MAKALAH NARKOBA

4

Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain

yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.

sebotol heroin

PenyebaranHingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh

penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

BAGIAN 2

Page 6: MAKALAH NARKOBA

5

Efek Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu

dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD

Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu

Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw

Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw

Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

Jenis1) Golongan Opioid

Golongan ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:

a) Bahan alami: misalnya candu atau opium.b) Bahan buatan: misalnya metadon, demerol (pethidina), kodein (3-metoksi-morfin),

heroin (diasetilmorfin), dan morfin. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

2) Golongan Kanabis (Marijuana)

Merupakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan Cannabis sativa.

Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

3) Golongan Koka

Kokain merupakanalkaloid yang berasal dari tanaman Erithroxylon coca dari Amerika Selatan.

Page 7: MAKALAH NARKOBA

6

Zat Adiktif

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat

menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan. Contohnya seperti : kopi, rokok, miras(alkohol), dll.

1) Kopi

Caffeine adalah sebuah bahan kimia yang mempunyai efek:

Stimulasi system saraf pusat Stimulasi metabolisme Menyerap karbohidrat (26% lebih banyak jika mengonsumsi

caffeine)dan lemak lebih banyak pada saat beraktivitas

Stimulasi system saraf pusat yang meningkat akan meningkatkan alertness, wakefulness, kecepatan dalam berpikir, fokus dan koordinasi tubuh yang baik. Efek inilah yang diharapkan jika seseorang mengonsumsi kopi di pagi hari ataupun pada waktu mau beraktivitas.

Stimulasi metabolisme akan mempercepat proses metabolisme, contohnya konsumsi kopi akan mempercepat tubuh kita untuk memproduksi urin. Efek lain yang banyak dicari orang adalah tingkat penyerapan karbohidrat yang lebih tinggi jika kita mengonsumsi caffeine. Bagi beberapa orang yang sedang ingin menurunkan berat badan, efek yang terakhir ini mungkin menjadi salah satu prioritas. Efek caffeine dapat dirasakan dalam 45 menit (untuk pria dewasa yang sehat) dan akan bertahan selama 8 jam (efek caffeine akan menurun dari jam ke-3 sampai jam ke 8). Penelitian mengenai caffeine juga sudah dilakukan di dunia olah raga misalnya olah raga bersepeda dengan hasil bahwa konsumsi caffeine 9 miligram per kilogram berat badan akan meningkatkan endurance sebesar 51%

2) Alkohol Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan oleh manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi/penapaian (agan tau kan tape singkong), madu , gula , sari buah atau umbi-umbianan. dari peragian tersebut dapat di peroleh alkohol sampai 15% tetapi dgn proses penyulingan (destilasi) dapat diperoleh kadar alkohol yg lebih tinggi biasanya 100%Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke seluruh jaringan cairan tubuh. dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang tersebut dapat menjadi depresi.

BAGIAN 3

Page 8: MAKALAH NARKOBA

7

Jenis - jenis minuman kerasMinuman keras terbagi menjadi 3 golongan yaitu : 1. Gol.A Berkadar alkohol 1-5% (bir, dsb)2. Gol.B Berkadar alkohol 5-20% (wine, dsb)3. Gol.C Berkadar alkohol 20-55% (wisky,vodca, dsb)

Efek yang ditimbulkan :

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol alkohol dapat dirasakan segera dalam beberapa menit saja, tapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang di konsumsi. dalam jumlah yang kecil, alkohol dapat menimbulkan perasaan relax, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan (Euforia)Pemabuk atau pengguna/pecandu alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yg serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. kadang-kadang alkohol digunakan sebagai kombinasi obat2an berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis yang besar.

Efek setelah minum dalam jumlah besar :

-Banyak sekali berbicara -muntah -sakit kepala,pusing -rasa haus-rasa lelah-tekanan darah menurun-disorientasi

Ketergantungan Alkohol

Penyebab utama ketergantungan alkohol adalah racun yg disebut Congeners yg dihasilkan saat fermentasi (peragian) pada proses pembuatan alkohol tersebut. Beberapa minuman seperti Whisky, rum, brandy dan anggur termasuk lebih banyak Congeners dibandingkan dgn minuman lain. hal inilah yg menyebabkan timbulnya ketergantungan akan alkohol

Page 9: MAKALAH NARKOBA

8

bir whiskey white wine

3) Rokok

rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara.

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok.

5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.

Page 10: MAKALAH NARKOBA

9

Asap rokok dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung ke paru-paru perokok lalu dihembuskan kembali.

Asap sampingan adalah asap rokok dari ujung rokok yang terbakar.

Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia:

1) TAR → bahan kimia beracun, dapat merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker.2) Karbon monoksida (CO) → gas beracun, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan darah

membawa oksigen.3) Nikotin → salah satu obat perangsang yang dapat merusak otak dan sirkulasi darah. Nikotin

menyebabkan kecanduan.

Selain perokok aktif, perokok pasif juga beresiko terhadap beberapa jenis penyakit yang ditimbulkan asap rokok, yaitu:

1) Meningkatkan resiko terkena kanker paru-paru dan jantung koroner2) Beresiko mengidap penyakit:

Angina : nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung Asma : keslitan bernapas Alergi : iritasi akibat asap rokok

Pada wanita hamil, nikotin dapat mnyebabkan detak jantung janin bertambah cepat dan dapat menyebabkan keguguran.

Page 11: MAKALAH NARKOBA

10

Psikotropika

Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

beberapa jenis obat psikotropika

Efek pemakaian psikotropikaZat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf

pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.

Golongan psikotropikaPsikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:

1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat

2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.

3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.

4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.

BAGIAN 4

Page 12: MAKALAH NARKOBA

11

Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika, tahun 1988 tersebut maka psikotropika dapat digolongkan sebagai berikut : (didahului dengan nama International dan nama kimia diletakkan dalam tanda kurung)

Psikotropika golongan I

Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine) Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone) DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole) DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine ) DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-olo ) DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole) DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine) Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine ) Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole ) Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-carboxamide) MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine) Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine) Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one ) 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline ) MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine) N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine) N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine) Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-1-ol) PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine) Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol) Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate) Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine ) STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine) Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine) Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine) Tetrahydrocannabinol TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)

Psikotropika golongan II

Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine) Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine) Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline) Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine) Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine) Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone) Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine) Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine) Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone) Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate) Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)

Page 13: MAKALAH NARKOBA

12

Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine) Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid) Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-

pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol) Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-piperazineethanol)

Psikotropika golongan III

Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid) Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-

6,7,8,14-tetrahydrooripavine) Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid) Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol) Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid) Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide) Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-methyl-2-butenyl)-2,6-

methano-3-benzazocin-8-ol) Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)

Psikotropika golongan IV

Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid) Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine) Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone) Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline) Barbital (5,5-diethylbarbituric acid) Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine) Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid) Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-a][1,4]diazepine) Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4 benzodiazepin-2-one

dimethylcarbamate (ester)) Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepine-4-oxide) Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione) Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylic acid) Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-e] -1,4-diazepin-2-one) Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo- [3,2-d]

[1,4]benzodiazepin-6(5H)-one) Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine) Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol) Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate) Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-benzodiazepine-3-

carboxylate) Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine) Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)

Page 14: MAKALAH NARKOBA

13

Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile) Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-

benzodiazepin-2-one) Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one) Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo [3,2-d]

[1,4]benzodiazepin-6(5H)-one) Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-[1,3]oxazino[3,2-d]

[1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione) Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)

Page 15: MAKALAH NARKOBA

14

Pemanfaatan dalam Bidang Kesehatan

Tabel

Beberapa Zat Adiktif dan Psikotropika pada Bidang Kesehatan

BAGIAN 5

No.

Jenis Fungsi

1. Terosin Penyembuhan penyakit kanker terminal karena mempunyai efek analgesik dan euforik yang baik.

2. Amfetamin dan turunannya Sebagai stimulan syaraf pusat, mengobati depresi, hiperaktivitas, narkolepsi, dan obat perangsang.

3. Morfin Mengurangi rasa sakit.

4. Valium dan oksasepam Sebagai antiansietas (menghilangkan rasa cemas), menghilangkan kekejangan otot, obat penenang (sedatif), dan obat tidur.

Page 16: MAKALAH NARKOBA

15

Bahaya Narkoba

Bahaya narkoba sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Berbagai kampanye

anti narkoba dan penanggulangan terhadap orang-orang yang ingin sembuh dari ketergantungan narkoba semakin banyak didengung-dengungkan.

Sebab, penyalahgunaan narkoba bisa membahayakan bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan bangsa.

Salah satu akibat narkotika adalah mempengaruhi kerja otak. Pemakaian narkoba sangat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja pada otak, narkoba mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah sebabnya narkoba disebut zat psikoaktif.

Menurut Laurensius Daniel Agen, SKM, Dosen Akper Darma Insan Pontianak, ada beberapa macam pengaruh narkoba pada kerja otak. Ada yang menghambat kerja otak, disebut depresansia, sehingga kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan ini adalah opioida yang di masyarakat awan dikenal dengan candu, morfin, heroin dan petidin. Kemudian obat penenang atau obat tidur (sedativa dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan sebagainya, serta alkohol.

Namun ada pula narkoba yang memacu kerja otak, disebut stimulansia, sehingga timbul rasa segar dan semangat, percaya diri meningkat, hubungan dengan orang lain menjadi akrab. Akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya adalah amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam tembakau. Ada pula narkoba yang menyebabkan khayal, disebut halusinogenika. Contoh LSD. Ganja menimbulkan berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika.

Agen mengatakan, dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya ketergantungan adalah dopamin.

Bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem limbus. Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan. Jika narkoba masuk ke dalam tubuh, dengan cara ditelan, dihirup, atau disuntikkan, maka narkoba mengubah susunan biokimiawi neurotransmitter pada sistem limbus. Karena ada asupan narkoba dari luar, produksi dalam tubuh terhenti atau terganggu, sehingga ia akan selalu membutuhkan narkoba dari luar.

“Yang terjadi pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan orang itu. Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan. Jika memakai narkoba lagi, orang kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan batinnya terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau ketergantungan,” kata dia.

BAGIAN 6

Page 17: MAKALAH NARKOBA

16

Pada ketergantungan, orang harus senantiasa memakai narkoba, jika tidak, timbul gejala putus zat, jika pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya dikurangi. Gejalanya bergantung jenis narkoba yang digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur.

Narkoba juga mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung, paru-paru, hati dan sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit. Contoh: opioida menyebabkan sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi. Jika memakai jarum suntik bergantian berisiko tertular virus hepatitis B/C (penyakit radang hati). Juga berisiko tertular HIV/AIDS yang menurunkan kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi, dan dapat menyebabkan kematian. Ganja menyebabkan hilangnya minat, daya ingat terganggu, gangguan jiwa, bingung, depresi, serta menurunnya kesuburan. Sedangkan kokain dapat menyebabkan tulang sekat hidung menipis atau berlubang, hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung meningkat, dan serangan jantung.

Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula oleh pemakai narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya. Seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman, rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan dirinya.

Akibat lain menurut dia adalah terancam disfungsi seksual. Dalam hal ini narkoba mengakibatkan kecanduan yang sulit diatasi karena adanya withdrawal syndrome yang dikenal sebagai “sakauw”. Belakangan ini penyalahgunaannya semakin luas di kalangan masyarakat, baik muda maupun tua. Banyak alasan dikemukakan. Dari sebagai gaya hidup, dibujuk orang lain agar tergantung dan penjadi kemudian pelanggan tetap, sebagai pelarian dari masalah, dan belakangan popular anggapan narkoba bisa meningkatkan fungsi seksual. Anggapan itu tidak terbukti, sebaliknya dapat merusak fungsi seksual dan organ tubuh yang lain.

Ada beberapa golongan Narkoba; narkotika (opiat, candu), halusinogenik (ganja atau mariyuana), stimulan (ecstasy, shabu-shabu), depresan (obat penenang). Masing-masing memiliki efek sendiri-sendiri terhadap penggunanya.

Opiat yang menghasilkan heroin atau putauw membuat perasaan pengguna seperti melayang, enak atau senang luar biasa (euforia). Ganja atau mariyuana (kelompok halusinogenik) akibatkan timbulnya halusinasi, sebagai pengguna tampak senang berkhayal. 40 – 60% pengguna melaporkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti muntah, sakit kepala, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri dan lain-lain. Sementara zat stimulant (ecstasy, shabu-shabu), zat terkandung di dalamnya merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan rangsangan fisik dan psikis. Pengguna ecstasy bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai tak ingin tidur dan makan.

Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan gangguan fisik dan psikis. Semua tergantung jenis narkoba yang dipakai, cara penggunaan dan lamanya penggunaan. Gangguan itu yang terjadi antara lain; kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, lambung, paru/pernafasan, jantung dan pembuluh darah, penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik yang dipakai bergantian, kelumpuhan otot, gangguan neurologis, kehamilan, kelainan hormon, dan kanker.

Sementara gangguan psikisnya adalah; sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku sampai mengalami sakit jiwa. Akibat fisik dan psikis adalah kurang bisa berhubungan sosial dengan orang lain, merugikan orang lain, contoh: perkelahian, kecelakaan lalu lintas.

Page 18: MAKALAH NARKOBA

17

Narkoba, kata Agen, juga mengganggu fungsi seksual reproduksi. Heroin, walaupun menimbulkan euforia, tetapi berpengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria bisa menurunkan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seks, disfungsi ereksi dan hambatan ejakulasi. Pada wanita menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan.

Sedangkan Mariyuana selain menimbukan halusinasi berakibat buruk pula bagi fungsi seksual.Pada pria, bisa membuat ukuran testis atau buah pelir mengecil. Menurunnya kadar hormon testosteron, pembesaran payudara pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, gangguan pada sperma. Sementara pada wanita bias mengakibatkan gangguan pada sel telur, hambatan menjadi hamil/ terhambatnya proses kelahiran, dorongan seksual menurun.

Ecstasy sendiri sifat stimulannya membuat pengguna terus bersemangat tinggi, gembira, ingin gerak terus. Meskipun menimbulkan pengaruh merangsang, tetapi tidak timbulkan efek positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter dopamin di dalam otak, yang kemudian merangsang perilaku seksual dan bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual. Pengguna jadi berani melakukan hubungan seks tanpa pikirkan resiko yang mungkin terjadi.

Sementara Depresan atau obat penenang dapat pula berakibat buruk terhadap fungsi seksual. Penggunaan barbiturat menyebabkan gangguan metabolisme testosteron dan estrogen. Pada pria bisa menurunkan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Pada wanita mengakibarkan gangguan menstruasi, dorongan seksual menurun dan sukar mencapai orgasme.

Oleh sebab itu lah, Agen mengingatkan agar generasi muda menjauhi narkoba. Jangan sekali pun mencoba jika tak ingin terjerumus lebih dalam. ”Banyak hal positif yang bisa kita buat. Narkoba akan membunuh penggunanya pelan-pelan,” tegas dia.

Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :

Opioid

Depresi berat Apatis Rasa lelah berlebihan Malas bergerak Banyak tidur Gugup Gelisah Selalu merasa curiga Denyut jantung bertambah cepat Rasa gembira berlebihan Banyak bicara namun cadel Rasa harga diri meningkat Kejang-kejang Pupil mata mengecil Tekanan darah meningkat Berkeringat dingin Mual hingga muntah Luka pada sekat rongga hidung Kehilangan nafsu makan Turunnya berat badan

Page 19: MAKALAH NARKOBA

18

Kokain

Denyut jantung bertambah cepat Gelisah Rasa gembira berlebihan Rasa harga diri meningkat Banyak bicara Kejang-kejang Pupil mata melebar Berkeringat dingin Mual hingga muntah Mudah berkelahi Mendarahan pada otak Penyumbatan pembuluh darah Pergerakan mata tidak terkendali Kekakuan otot leher

Ganja

Mata sembab Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair Sering melamun Pendengaran terganggu Selalu tertawa Terkadang cepat marah Tidak bergairah Gelisah Dehidrasi Tulang gigi keropos Liver Saraf otak dan saraf mata rusak Skizofrenia

Ectasy

Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, Berkeringat Sulit tidur Kerusakan saraf otak Dehidrasi Gangguan liver Tulang dan gigi keropos Tidak nafsu makan Saraf mata rusak

Shabu-shabu

Enerjik Paranoid Sulit tidur Sulit berfikir Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas

Page 20: MAKALAH NARKOBA

19

Banyak bicara Denyut jantung bertambah cepat Pendarahan otak Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.

Benzodiazepin:

Berjalan sempoyongan Wajah kemerahan Banyak bicara tapi cadel Mudah marah Konsentrasi terganggu Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Perilaku pemakai untuk mendapatkan narkoba :

a) Melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkoba secara terus-menerusb) Pemakai yang sudah berada pada tahap kecanduan akan melakukan berbagai cara untuk bisa

mendapatkan narkoba kembali. Misalnya, pelajar bisa menggunakan uang sekolahnya untuk membeli narkoba jika sudah tidak mempunyai persediaan uang.

c) Bahkan, mereka bisa mencuri uang dari orangtua, teman, atau tetangga. Hal tersebut tentu akan mengganggu stabilitas sosial.

d) Dengan kondisi tubuh yang rusak, mustahil bagi pemakai untuk belajar, bekerja, berkarya, atau melakukan hal-hal positif lainnya.

Page 21: MAKALAH NARKOBA

20

Penanggulangan Narkoba

Mengingat sudah menjamurnya pengaruh Narkoba diberbagai kalangan maka Penanggulangan

Narkoba sangatlah penting, guna untuk menjaga generasi penerus bangsa.

Cara terbaik untuk mencegah kecanduan terhadap Narkoba adalah dengan tidak mengkonsumsi kembali obat-obat terlarang, nah perlunya pihak dokter, layanan masyarakat, keluarga memberikan penjelasan secara detail efek dari obat terlarang dalam dosis berlebih terhadap tubuh kita.

Nah apabila Anda perlu mengambil lebih banyak dosis diluar yang telah dianjurkan karena penyakit kambuh kembali, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter Anda.

Orang tua dapat mengambil langkah-langkah berikut dalam membantu Penanggulangan Narkoba khusus bagi anaknya :

1. Komunikasi, sering berbicara antar orang tua dan anak, dengan memberikan informasi tentang resiko penggunaan dan penyalahgunaan Narkoba atau obat-obat terlarang.

2. Dengarkan, Jadilah pendengar yang baik bagi orang tua bila anak-anak sedang berbicara mengenai tekanan antar sebaya mereka, maka anak akan mendukung dalam penolakan terhadap Narkoba.

3. Jadilah Contoh Yang baik, mencontohkan pengaruh buruk terhadap anak, khususnya ketergantungan kepada obat terlarang, akan berdampak sangat buruk bagi perkembangan hidupnya, dan efeknya akan lebih cepat untuk kecanduan Narkoba.

4. Jagalah keharmonisan keluarga, memperkuat hubungan dalam keluarga itu sangat diperlukan, karena bila anak dikucilkan dalam keluarga, maka dia akan merasa asing, sendirian dan biasanya obat terlaranglah sebagai penghilang rasa sakit yang diderita oleh si anak.

5. Tujuan dari program terapi kecanduan obat pada umumnya adalah agar si pasien berhenti menggunakan obat-obat terlarang secepat dan se aman mungkin, cara penanggulangan Detoxification secara bertahap akan mengurangi dosis obat atau zat kimia seperti methadone yang memiliki efek samping yang tidak terlalu parah bagi tubuh. Untuk beberapa orang, mungkin lebih aman bila menjalani proses program Rehabilitasi rawat jalan.

Beberapa bentuk penanggulanan Narkoba tambahan setelah Detoxification :

1. Konseling, pasien atau keluarga melakukan konsultasi kepada psikolog, atau psikiater, nah kegiatan ini dapat membantu si pasien terhindar dari kecanduan obat-obatan, kebiasaan atau prilaku terapi yang dijalankan akan membantu si pasien apabila terjadi kambuh atau penarikan kembali terhadap obat-obatan.

2. Program Perawatan, program perawatan ini termasuk pendidikan umum dan sesi terapi yang difokuskan pada pembentukan ketenangan dan pencegahan kecanduan kembali.

BAGIAN 7

Page 22: MAKALAH NARKOBA

21

3. Self help groups meeting, seperti pertemuan kelompok khusus untuk ketergantungan obat Narkoba tingkat satu. Dengan sharing secara personal permasalahan yang terjadi dapat meningkatkan harga diri dari si pasien, sehingga dapat mencegah dari kecanduan Narkoba.

4. Peer Education atau Pendidikan di kalangan anak muda, telah menjadi populer di berbagai Negara sebagai metode pendidikan dan pencegahan narkoba bagi anak muda.

5. Program ini beroperasi pada prinsip bahwa anak muda yang lebih mungkin untuk bisa menyebarkan informasi serta pendekatan lainnya dikalangan kaum muda lainnya. Pendidik dalam program ini, melatih khusus agar informasi positif bisa menyebar secara luas di lingkungan anak-anak muda.

6. Manfaat dari program ini secara luas berdampak positif dalam hal pengetahuan, keterampilan, pengembangan diri, sikap dan keyakinan.

Page 23: MAKALAH NARKOBA

22

Hukum Narkoba

Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika, 1988

Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadakan konvensi mengenai pemberantasan peredaran psikotropika (Convention on psychotropic substances) yang diselenggarakan di Vienna dari tanggal 11 Januari sampai 21 Februari 1971, yang diikuti oleh 71 negara ditambah dengan 4 negara sebagai peninjau.

Sebagai reaksi yang didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam atas meningkatnya produksi, permintaan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan psikotropika serta kenyataan bahwa anak-anak dan remaja digunakan sebagai pasar pemakai narkotika dan psikotropika secara gelap, serta sebagai sasaran produksi, distribusi, dan perdagangan gelap narkotika dan psikotropika, telah mendorong lahirnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988.

Konvensi tersebut secara keseluruhan berisi pokok-pokok pikiran, antara lain, sebagai berikut :

1. Masyarakat bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia perlu memberikan perhatian dan prioritas utama atas masalah pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

2. Pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika merupakan masalah semua negara yang perlu ditangani secara bersama pula.

3. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi Tunggal Narkotika 1961, Protokol 1972 Tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961, dan Konvensi Psikotropika 1971, perlu dipertegas dan disempurnakan sebagai sarana hukum untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

4. Perlunya memperkuat dan meningkatkan sarana hukum yang lebih efektif dalam rangka kerjasama internasional di bidang kriminal untuk memberantas organisasi kejahatan trans-nasional dalam kegiatan peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

Fungsi dari Hukum Narkoba dalam suatu Negara untuk membatasi penyalahgunaan Narkoba sehingga lingkungan masyarakat menjadi yang aman dan nyaman.

Beberapa fungsi dari hukum Narkoba : Melindungi banyak orang dari bahaya. Menghukum para penjahat yang memperdagangkan atau menggunakan obat-obat terlarang. Meminimalis dampak negatif dari Narkoba dalam masyarakat.

Hukum bersifat kompleks dan terus berubah, karena disesuaikan dengan jenis dan tindah kejahatan obat terlarang. Begitupun dengan tingkat hukuman yang dijatuhkan sesuai dengan jenis kejahatan yang dilakukan.

BAGIAN 8

Page 24: MAKALAH NARKOBA

23

Hukuman yang dijatuhkan berdasarkan tingkat kasus Narkoba diantaranya :

a) Kejahatan Narkoba tingkat A atau kelas 1, nah tingkatan kasus obat yang paling berbahaya, dan hukuman pun paling serius, contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah: Opium, Morfin, Heroin, Methadone, Dextromoramide, Methylamphetamin, Kokain, Ecstasy, dan LSD.

b) Kejahatan Narkoba tingkat B atau kelas 2, nah tingkatan kasus obat yang dianggap tidak terlalu berbahaya atau lebih rendah dari tingkat A, dan hukumannya lebih ringan. Contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah: Kodein, Ampetamin, barbiturates dan dihydrocodeine.

c) Kejahatan Narkoba tingkat C, atau kelas 3, tingkatan kasus obat yang tidak berbahaya atau lebih rendah tingkatannya dari kelas B, tentu saja hukuman pun paling ringan, diantara lainnya. Contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah: obat resep seperti Tranquillisers ( obat rasa cemas, depresi dan insomnia), Ketamine (obat bius yang berefek halusinogen dan melumpuhkan semua indera) , GHB (obat penenang) dan cannabis (jenis tanaman untuk penenang).

Di Indonesia ada 2 undang-undang yang digunakan untuk permasalahan Narkoba yaitu :

1) Undang-undang no. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan2) Undang-undang no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika

Berikut salah satu kutipan dari Undang-undang no. 22 tahun 1997 tentang Narkotika :

o Pasal 78 ayat 1(a) dan 1 (b)

Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan, atau menguasai narkotika golongan I dalam bentuk tanaman atau bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah).

o Pasal 80 ayat 1(a)

Memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,-(satu milyar rupiah).

o Pasal 81 ayat 1 (a)

Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito narkotika golongan I dipidana dengan pidana penjara paling lama15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

o Pasal 82 ayat 1 (a)

Mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli. atau menukar narkotika golongan I, dipidana dengan pidana

Page 25: MAKALAH NARKOBA

24

mati atau pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1,000.000.000,- (satu milyar rupiah).

o Pasal 84 ayat 1 (a)

Memberikan narkotika golongan I untuk digunakan orang lain.dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

o Pasal 85 ayat 1 (a)

Menggunakan narkotika golongan I bagi dirinya sendiri,dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun .

o Pasal 86 ayat 1 (a)

Orang tua atau wali pencandu yang belum cukup umur, yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana penjara kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

o Pasal 88 ayat 1 (a)

Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan dengan sengaja melaporkan diri sebagai mana dimaksud dalam pasal 42 ayat (2), dipidana denga pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

o Pasal 88 ayat 2

Keluarga pecandu narkoba sebagai mana dimaksud dalam pasal 88 ayat 1 yang dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotoka tersebut, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau dengan denda paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

o Pasal 92

Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menghalang-halangi atau mempersulit penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika dimuka sidang pengadilan, dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Sedangkan ancaman hukuman bagi penyalahgunaan dan pengedar gelap Psikotropika, seperti dikutip dari undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, sbb:

o Pasal 60 ayat 1 (a)

Memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat yang tidak terdaftar pada department yang bertanggung jawab dibidang kesehatan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

o Pasal 60 ayat 2

Menyalurkan psikotropika, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Page 26: MAKALAH NARKOBA

25

o Pasal 60 ayat 3

Menerima penyaluran psikotropika, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

o Pasal 6 ayat 4 dan 5

Menyerahkan dan menerima penyerahan psikotropika, dipidana paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

o Pasal 62

Barang siapa tanpa hak memiliki, menyimpan dan membawa psikotropika, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dengan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

o Pasal 63

Melakukan pengangkutan psikotropika tanpa dilengkapi dokumen pengangkutan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dengan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

o Pasal 64 ayat (a dan b)

Menghalang-halangi penderita syndrome ketergantungan untuk mengalami pengobatan dan atau perawatan pada fasilitas rehabilitasi atau menyelenggarakan fasilitas rehabilitasi tanpa memiliki izin, dipidana denga penjara paling lama 1a (satu) tahun denga pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

o Pasal 65

Tidak melaporkan penyalahgunaaan dan atau pemilikan psikotropika secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahu dengan pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

Page 27: MAKALAH NARKOBA

26

Daftar Pustaka

Wahyuni, Sri. Master Kimia SMP. Penerbit Erlangga. 2006

www.wikipedia.org

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4109299

http://www.anomalicoffee.com/112/journal/kopi-dan-kafein/

http://yuda1000.multiply.com/journal/item/9/Sejarah_Narkoba