makalah senrup2
TRANSCRIPT
Di Macanang
2012/2013
Seni rupa
kontemporer
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas Seni Budaya yang menjadi
persyaratan untuk mengikuti Ujian Semester Ganjil pada Tahun Ajaran 2012/2013 di
Madrasah Aliyah As’adiyah Putera Sengkang yang berdomisily di Macanang.
Penyusun:
Kelompok I
MADRASAH ALIYAH AS’ADIYAH PUTERA SENGKANG
DI MACANANG
2012/2013K A T A P E N G A N T A R
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah swt. Atas Berkah dan Rahmat-Nya
sehingga penyusunan makalah Seni Budaya ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit masalah yang penyusun dapatkan. Namun
berkat kerjasama, do’a restu dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Makanya dari itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari pihak-pihak yang
telah membacanya. Atas kritik dan sarannya, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
Macanang, 10 November 2012
P e n y u s u n
D A F T A R I S I
HALAMAN SAMPUL.................................................................... -
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................... 2
D. Manfaat Penulisan............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Rupa Kontemporer................ 3
B. Ciri-Ciri Seni Rupa Kontemporer................... 4
C. Keunikan Gagasan dan Teknik Seni
Kontemporer...................................................... 5
D. Aliran-Aliran Seni Rupa Kontemporer........... 10
E. Apresiasi Karya Seni Rupa Kontemporer
Indonesia............................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................... 21
B. Saran................................................................... 23
NAMA-NAMA KELOMPOK I..................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 25
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang dengan sangat pesat. Seiring
dengan hal tersebut, system pendidikan mengalami perkembangan dan pembaharuan. Untuk
memperlancar tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan dan untuk mendukung proses belajar
mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang memedai. Salah satunya adalah perlu
dikembangkannya pendidikan dalam Seni dan Budaya. Hal ini dikarenakan Seni dan Budaya
merupakan perluasan dan pendalaman dalam bidang seni di Indonesia. Seni menjadi sumber
gagasan masyarakat untuk menghasilkan karya Seni dan Budaya yang beragam. Seni
berkembang seiring dengan kemajuan zaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memajukan karya seni di Indonesia . Maka untuk mencapai tujuan tersebut, pemakalah akan
membahas tentang seni yang berkembang mengikuti zaman atau yang lebih dikenal sebagai Seni
Rupa Kontemporer.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa kontemporer?
2) Bagaimana ciri-ciri seni rupa kontemporer?
3) Apa yang dimaksud dengan keunikan gagasan dan tekhnik seni kontemporer serta macam-
macamnya?
4) Bagaimana aliran-aliran seni rupa kontemporer?
5) Bagaimana apresiasi karya seni rupa kontemporer di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui maksud dari seni rupa kontemporer.
2) Untuk mengetahui ciri-ciri seni rupa kontemporer.
3) Untuk mengetahui maksud dari keunikan gagasan dan tekhnik seni kontemporer serta macam-
macamnya.
4) Untuk mengetahui aliran-aliran seni rupa kontemporer.
5) Untuk mengetahui apresiasi karya seni rupa kontemporer di Indonesia.
D. Manfaat PenulisanAdapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1) Agar menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang seni rupa kontemporer.
2) Agar kita dapat menumbuh kembangkan karya seni rupa di Indonesia.
3) Agar menambah wawasan bagi penyusun, teman-teman dan bagi pembacanya.
B A B I IP E M B A H A S A N
A. Pengertain Seni Kontemporer
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.
Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini; jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah
karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan
yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Kata “Kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu).
Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa
kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan
dari wacana Pascamodern (postmodern art) dan pascakolonialisme yang berusaha
membangkitkan wacana pemunculan Indegenous Art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal
yang menjadi tempat tinggal para seniman.
Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa
kini, jadi berkaitan dengan waktu. Sedangkan seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan
idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu
bisa dikategorikan sebagai seni posmodern, seni posmodern sendiri di satu sisi memberi
pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris). Seni
rupa kontemporer menentang modernisme Barat.
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak moderenisasi
dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat
sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indinesia
seiring beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni,
juga karena telah terjadi suatu percampuran antar praktek suatu disiplin yang berbeda, pilihan
artistic, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
B. Ciri-ciri Seni Rupa Kontemporer
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis,
patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
2. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran
visualisasinya tidak terbatas.
3. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang
sesuai zaman.
4. Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai
tesis.
5. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai
aktualitas berita yang fashionable.
6. Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video, seni serat
dan menerima seni kriya dan seni popular.
7. Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya : jender, HAM, multikultural,
budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain
Tafsiran lain mengenai ciri praktek seni kontemporer di Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik yang ditandai dengan meleburnya
batas-batas antar seni visual, teater, tari dan musik.
2. Intervensi disiplin ilmu sains dan social, terutama yang dicetuskan sebagai pengetahuan popular
atau memanfaatkan teknologimutakhir.
Istilah ini dianggap bisa menyartai sebutan seni visual, music, tari dan teater. Meskipun
di Barat, istilah Contemporary Art biasa digunakan untuk menyebut praktek seni visual yang
sesuai dengan kebutuhan kegiatan Museum maupun lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni
dan Balai Lelang.
C. Keunikan Gagasan dan Teknik Seni Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciotaan suatu karya. Gagasan/ide dalam seni rupa
merupakan buah pikaran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagsan untuk membuat suatu
karya akan tercetus bika disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani. Keunikan gagasan
berkarya seni rupa kontemporer adalah selalu menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan
sesuatu yang baru.
Kreativitas seni rupa kontemporer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Unik (tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya)
2. Individual (bersifat pribadi atau perseorangan)
3. Universal (diperuntuk semua orang atau masyarakat luas)
4. Ekspresif (ungkapan perasaan atau curahan jiwa)
5. Survival (berlangsung sepanjang zaman/abadi)
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu
karya. Teknik berkarya seni rupa kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan dan alat yang
digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa kontemporer dapat juga dipengaruhi
oleh kreativitas seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik
berkarya.
Beragam keunikan dan teknik dalam melukis atau membuat suatu karya seni rupa
kontemporer. Namun hal itu tidak terlepas dari ciri dan gaya masing-masimg pekaryanya. Dari
beragam keunikan dan teknik tersebut dapat dijalaskan sebagai berikut:
1. Anamorphisme
Anamorphosme berarti penyajian perspektif atau proyeksi yang tradisional. Lebih khusus
istilah ini mengacu kepada imajinasi yang terdistorsi sedemikian rupa hingga hanya akan terlihat
normal jika dilihat dari sudut tertentu. Hans Holbein the Younger adalah salah satu contoh
pengguna trik anamorfisme dalam karyanya. Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St.
Ignazio di Roma.
2. Sotto In Su
Sotto In su berarti terlihat dari bawah (di sotto in su) merupakan teknik ilusionistis yang
biasanya yang digunakan pada lukisan langit-langit untuk memberikan persepsi perspektif.
Setiap elemen yang dilihat oleh pemirsa disusun agar memberikan ilusi yang tepat. Teknik ini
banyak digunakan pada masa Barok untuk lukisan fresko. Diperkirakan teknik ini pertama kali
digunakann oleh Andrea Mantegna dalam Camera Degli Sposi (Mantus). Selain itu juga terdapat
nama-nama Antonio de Corregio dalam Duomo Parma, Pietro de Cortona dengan karyanya
Allegory of Divine Providence and Barberini di Palazzo Barberini, dan Andrea Pozzo dengan
karyanya Apotheosis of St. Ignatius.
3. Hatching
Hatching (hachure dalam bahasa Prancis) dan juga cross-hatching adalah teknik dalam
lukisan dan karya grafis yang digunakan untuk memberikan efek warna maupun bayangan
dengan membuat garis-garis paralel. Jika garis-garis parallel ini ditimpa dengan garis-garis
parallel lain yang saling berpotongan, maka teknik ini dinamakan cross hatching. Teknik sangat
populer pada masa Renaissance Awal.
4. Impasto
Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas kanvas
sehingga arah goresan mudah terlihat. Teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas,
sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Cat minyak sangat cocok dengan eknik ini, sebab
ketebalannya sangat tepat, proses pengeringan lama, dan sifat opacity-nya buruk. Impasto
memberikan dua efek, pertama memberikan kesan pantulan cahaya berbeda dibandingkan
dengan goresan kuas biasa. Yang kedua, memberikan kesan ekspesi yang lebih kuat.
5. Trompe I’oeil
Secara istilah, trompe I’oeil teknik lukisan yang melibatkan teknik dan perhitungan tinggi
untuk menyajikan objek-objek di dalam lukisan yang mampu menghasilkan ilusi optis untuk
menipu persepsi otak terhadap imaji. Contoh-contoh yang klise dari trompe I’oeil adalah jendela,
pintu, atau koridor tiruan yang dimkasudkan menciptakan ilusi ruangan yang luas. Trompe I’oeil
juga bisa ditemukan di berbagai furniture, seperti meja atau kursi, seperti kartu permainan yang
bisa terlihat sangat nyata di atas meja.teknik diperkenalkan kembali di Amerika Serikat pada
abad 19 oleh pelukis William Harnett. Pada abad 20, Richard Haas membuat mural dengan
pemanfaatan teknik trompe I’oeil di kota-kota Amerika.
6. Sfumato
Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da Vinci untuk
merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk menciptakan
ilusi kedalaman, volume dan bentuk. Sebagai hasil akhir, perpindahan warna tersebut tidak lagi
terlihat jelas. Dalam bahasa Italia,sfumato berarti berasap,tetapi dibedakan dengan istilah fumo
yang berarti asap. Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai “tanpa outline”, dalam
pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.
7. Cyclorama
Cyclorama adalah lukisan yang didesain dalam media silinder dengan maksud pemirsa
akan berada di tengah silinder tersebut, dan bisa menikmati pemandangan selebar 360 derajat.
Biasanya teknik ini digunakan untuk menampilkan pemandangan alam yang mengagumkan.
Karya cyclorama sangat populer di abad 19. Yang paling populer adalah yang menampilkan
perjalan dari kota ke kota seperti sebuah film modern. Ada ratusan karya cyclorama yang dibuat
pada masa kejayaannya. Tetapi hanya 30 yang masih terawat dan bisa dinikmati.
Contoh karya:
a. Atlanta cyclorama, menggambarkan battle of Atlanta saat perang saudara Amerika, dipamerkan
di Atlanta.
b. Behalt cyclorama, meggambarkan keturunan orang-orang amish Mennonite.
c. Gettysburg cyclorama, menggambarkan battle of Gettysburg saat perang saudara Amerika
dipamerkan di Gettysburg National Military Park.
d. Cyclorama of Jerusalem, menggambarkan penyaliban jesus Christ dipamerkan di Quebec,
Kanada.
e. Waterloo cyclorama, menggambarkan kisah Battle of waterloo dipamerkan di Belgia di dekat
kota Waterloo.
8. Chiaroscuro
Chiaroscuro berasal dari bahasa Italia yang berarti gelap-terang yang bisa juga diartikan
menjadi kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan di dalam suatu karya seni.
a. Ciri khas chiaroscuro
Hal yang mejadi ciri khas chiaroscuro adalah pengaplikasian cahaya pada objek lukisan
yang memberikan kesan trimatra sangat jelas akibat pengaplikasian highlight dan bayangan.
Teknik ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang perspektif, raeksi permukaan benda
terhadap pantulan cahaya, dan proses pembentukan bayangan. Berbeda dengan gambar dari
zaman modern, kesan trimatra tidak dihasilkan olek kontur goresan kuas, tetapi hanya dari
gradasi warna terang ke gelap.
b. Sejarah chiaroscuro
Teknik ini mulai diperkenalkan pada abad ke 15 oleh pelukis Italia dan Flender (Belgia
utara). Tetapi pemanfaatannya secara luas baru terjadi pada abad ke 16, pada periode
Mannerisme dan barok. Objek yang cenderung berwarna gelap diberikan pencahayaan secara
dramatis oleh sumber cahaya dan terkadang tidak terlihat didalam lukisan itu sendiri. Sebagai
contoh pengusung teknik ini adalah Ugo da carpi (1455-1523), Giovanni baglione (1566-1643),
dan Caravaggio (1573-1610). Teknik ini kemudian merambah seni cetak pada abad ke 18, yang
sering dipakai dalam karya aquantint, xylogaraf, dan gambar-gambar dengan tinta cina lainnya.
c. Aplikasi di luar lukisan
Teknik chiaroscuro dalam karya cetak sedikit berbeda dengan dengan teknik Camaieu
Germany, dimana efek grafis terlihat berbeda jelas dalam pembentukan efek pantulan pelastik,
dan lebih sering menggunakan medium kertas berwarna. Di dalam dunia sinema, Sin city adalah
contoh film yang mengaplikasinkan teknik ini.
d. Tenebris
Salah satu teknik yang berhubungan dekat dengan chiaroscuro adalah tenebrisme. Dalam
bahasa Italia, kata tenebroso berarti berpendar (bisa pula diartikan pencahayaan dramatis).
Lukisan dengan teknik ini menggunakan kontras yang sangat kasar dalam gradasi gelap ke
terang, yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari chiaroscuro. Bedanya, posisi sumber
cahaya terlihat jelas di dalam lukisan. Contoh perupa yang menggunakan teknik tenebrisme
adalah Caravaggio, George De La Tour, dan Rembrant.
D. Aliran-Aliran Seni Rupa Kontemporer
Berikut ini adalah beberapa aliran dalam seni rupa kontemporer yaitu:
1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Prancis pada tahun 1789,merupakan titik akhir dari dari kekuasaan
feodalisme di Prancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini
tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para
seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, di mana mereka
berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai
dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam seni
rupa modern. Pada tahun 1784, David melakukan ’’sumpah Horatii”. Lukisan ini
menggambarkan Horatius, bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah
tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di
sebelah kanan. Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik,
menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap negara.
J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-klasik, dimana lukisan neo-klasik bersifat
rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
2. Aliran Romantisme
Aliran romantisme merupakan pemberontakan terhadap aliran neo-klasik, dimana Jean
Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki
pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi. Lukisan-lukisan romantic cenderung
menampilkan
Hal yang berhubungan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-klasik).
Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
Digunakan untuk menggugah perasaan dari penontonnya.
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh realism yang bernama “Courbet”
dari Perancis mengatakan,” tunjukanlah kepadaku malikat, maka aku akan melukisnya”, artinya
dia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukan kepadanya. Aliran realism selalu
melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa adanidealisasi, distorsi atau
pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu
pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup
yang pahit.
4. Aliran Naturalisme
Aliran naturalism adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khusunya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan naturalism selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet
meruapakan salah satu tokoh pelukis naturalism, tetapi terkadang lukisannya mendekati realisme.
Meskipun lukisan monet medekati realism, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave
Courbet sebagai tokoh realisme.
Realisme Courbet bersifat sosialistik dengan moralitas cukup tinggi, sedangkan realism
Monet adalah ”seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun”. Para pelukis naturalism sering
dijuluki sebagai pelukis pemandangan.
5. Aliran Impresionisme
Apabila ada orang yang mendengar istilah impresionisme, maka asosia mereka bias any
tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail.
Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak di ilhami oleh
penemuan-penemuan Claud Monet dalam lukisannya.
Seorang tokoh impresionisme dari Perancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919)
sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan
impresionisme sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio.
Lukisan impresionisme baiasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan Nampak
6. Aliran Ekspresionesme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga
munculah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak
kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne, Paul
Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme merupakan aliran yang
melukiskan aktualitas yang sudah didistrosikan kearah suasana kesedihan, kekerasan, ataupun
tekanan batin.
7. Aliran Fauvisme
Aliran fauvism berasal dari bahasa Perancis Les Fauves, yang artinya binatang liar.
Aliran fauvisme sangat mengagumkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan
yang dibuat kontras dengan aslinya seprti pohon berwarna orange atau jingga dan lainnya.
Lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis Fauvesme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan
arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang
banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata, ”saya
lebih mencintai Van Gogh dari pada ayah saya”.
8. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakan bahwa
bentuk dasar dari segala bentuk adalah silinder, bola, dan semua bentuk yang ada di dalam
dipengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi inspirasi kemunculan karya-karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh
Picasso.
9. Aliran Abstraksionisme
Aliran abstraksionisme adalah aliran yang berusaha melepeskan diri dari sensasi-sensasi
atau asosiasi figurative suatu objek. Aliran abstaksionis dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut :
a) Abstrak kubistis yaitu abstrak dalam bentuk geometric murni seperti lingkaran kubus dan segi
tiga. Tokoh aliran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich (1913).
b) Abstrak nonfigurative yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ungkapan
perasaan, dimana garis mewakili garis, warna mewakili warna dan swebagainya. Bentuk alami
ditnggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily Kindinsky dan Naum Goba.
10. Aliran Futurisme
Aliran futurisme muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme
yang dianggap dinamis penuh gerak, karena itu tema cenderung menggambarkan kesibukan-
kesibukan seperti pesta arak-arakan, perang dan lain-lain. Tokoh ajaran ini adalah Marineti.
11. Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep sebelumnya. Aliran ini
mempunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum yang berlaku. Ciri aliran ini sinis, dan
nihil dan berusaha melenyapkan ilusi. Aliran ini dilator belakangi prang dunia pertama yang tak
kunjung berhenti.
12. Aliran Surealisme
Aliran surealisme banyak dipengaruhi oleh teori analisis psikologis Sigmund Freud
mengenai ketidak sadaran dalam anatonisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis
dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi.
E. Apresiasi Karya Seni Kontemporer Indonesia
Karya seni rupa kontemporer Indonesia memiliki beragam bentuk, jenis dan corak, antara
lain berupa karya seni rupa dua dimensi yaitu seni lukis, grafik, batik dan lain-lain. Adapun tiga
dimensi yaitu seni patung, keramik, seni instalasi, dan lain-lain. Dengan kreativitas masing-
masing, para seniman Indonesia mampu menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan
ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di
Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi
untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut.
Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai
atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni
rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara
lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesa-pesan melalui hasil karyanya dengan
cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi adapula yang mengkomunikasikan karyanya
melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan
(kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam
suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Berikut ini jenis-jenis dan contoh atau replika karya seni rupa kontemporer di Indonesia (untuk keperluan pembelajaran apresiasi karya seni rupa) Seni Lukis “Adik Kakak” karya Basuki Abdullah
Seni Patung karya Nyoman Nuarta
Seni Instalasi
Seni Grafis
Seni Kriya Tenun
Seni Kriya Batik
Seni Kriya Tas
Contoh Gambar Seni Kontemporer
B A B I I IP E N U T U P
A. KesimpulanAdapun kesimpulan dari isi pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.
Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini, jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang.
2. Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini,
jadi berkaitan dengan waktu.
3. Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis,
patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran
visualisasinya tidak terbatas.
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang s
zaman.
Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai
tesis.
Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai
aktualitas berita yang fashionable.
Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video, seni serat
dan menerima seni kriya dan seni popular.
Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya : jender, HAM, multikultural, budaya
etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain
4. Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Keunikan gagasan berkarya seni rupa
kontemporer adalah selalu menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru.
Sedangkan teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan
suatu karya.
5. Ragam keunikan teknik dan gagasan seni kontemporer yaitu: Anamorphisme, Sotto In Su,
Hatching, Impasto, Trompe I’oeil, Sfumato, Cyclorama, dan Chiaroscuro.
6. Aliran-aliran seni kontemporer meliputi: Aliran Neo-Klasik, Aliran Romantisme, Aliran
Realisme, Aliran Naturalisme, Aliran Impresionisme, Aliran Ekspresioniosme, Aliran Fauvisme,
Alifran Kubisme, Alirsan Abstraksionisme, Aliran Futurisme, Aliran Dadaisme, dan Aliran
Surealisme.
7. Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan
(kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam
suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
B. SaranAdapun saran-saran dari penyusun adalah sebagai berikut:
1. Marilah kita mempelajari seni agar menjadi sumber gagasan masyarakat untuk menghasilkan
karya seni dan budaya yang lebih beragam.
2. Marilah kita menjadikan seni kontemporer (seni yang berkembang seiring dengan kemajuan
zaman) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan karya seni di Indonesia .