makalah pembahasan kesimpulan laporan penelitian

Upload: lita-novilia

Post on 10-Oct-2015

796 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

20

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangManusia pada dasarnya merupakan insan yang selalu ingin tahu. Dengan indera yang dimiliki, manusia dapat mengamati berbagai objek disekitarnya. Segala gejala pada obyek di sekitarnya itulah menimbulkan rasa ingin tahu pada diri manusia. Rasa ingin tahu terhadap gejala alam merupakan sebuah bentuk pengetahuan. Sebuah pengetahuan dapat menjadi ilmu jika mengalami proses dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan dengan melakukan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah dapat berupa penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Penelitian ilmiah mencakup beberapa langkah mulai dari penentuan masalah yang berasal dari kehidupan sehari-hari, mapun dari penelitian sebelumnya, hingga memperoleh data dan menganalisisnya. Setelah dianalisis, data tersebut tidak akan menceritakan isi dari penelitian jika data tersebut tidak dilakukan pembahasan. Pembahasan pada penelitian ilmiah memiliki peranan penting satu diantaranya mengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teori. Dengan adanya pembahasan, data yang didapatkan dikaitkan dengan teori yang ada maka menghasilkan suatu makna atau inti dari penelitian. Pembahasan dalam suatu penelitian merupakan hal yang paling penting disamping analisis data. Setelah dilakukan pembahasan, di akhir penulisan laporan penelitian ditariklah suatu kesimpulan. Penarikan suatu kesimpulan tidak serta merta dilakukan penulis sesuka hatinya melainkan dikaitkan dengan masalah yang telah dirumuskan dan hipotesis yang telah dibuat (jika penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif).Pembahasan dan kesimpulan merupakan bagian dari penulisan sebuah laporan penelitian ilmiah. Penulisan laporan penelitian juga memiliki beberapa aturan dalam penulisan. Oleh sebab itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai pembahasan, penarikan kesimpulan dan laporan penelitian.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah dari makalah ini antara lain:1. Apakah yang dimaksud dengan pembahasan?2. Bagaimanakah fungsi pembahasan dalam penelitian?3. Apakah yang dimaksud dengan kesimpulan?4. Apakah fungsi kesimpulan dalam penelitian?5. Bagaimanakah prosedur penulisan laporan penellitian?6. Bagaimanakah format penulisan laporan penleitian?7. Apa sajakah jenis laporan penelitian?C. TujuanBerdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini antara lain:1. Mengetahui pengertian pembahasan2. Mengetahui fungsi pembahasan dalam penelitian3. Mengetahui pengertian kesimpulan4. Mengetahui fungsi kesimpulan dalam penelitian.5. Mengetahui prosedur penulisan laporan penelitian6. Mengetahui format penulisan laporan penelitian7. Mengetahui jenis laporan penelitian

II. ISIA. Pembahasan1. Pembahasan dalam penelitian kuantitatifSetelah hasil penelitian kita sajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah melakukan pembahasan. Esensi dari pembahasan adalah menjelaskan mengapa hasil penelitian yang dilakukan seperti itu. Penjelasan harus dibuat bukan hanya jika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, bahkan jika sesuaipun harus dibuat penjelasannya. Upaya pembahasan dapat dilakukan dengan pembahasan teori maupun pembahasan metodologi. Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-teori yang mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan dengan menyajikan proses penelitian itu dilakukan hingga memperoleh hasil penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan bagaimana upaya seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya. Sementara tujuan dari pembahasan akan dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

2. Tujuan pembahasan hasil penelitiana. Pembahasan untuk menyimpulkan atau meringkasSalah satu fungsi paling sederhana dari pembahasan adalah untuk meringkas temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan. Jika penelitian telah dibentuk untuk menguji hipotesis tertentu, maka bagian pembahasan harus melaporkan hasil dari setiap uji hipotesis, serta hasil-hasil temuan lainnya. Bagian pembahasan biasanya dimulai dengan ringkasan dari temuan utama penelitian. Sebagai bagian pertama, bagian ini bisa membuat pembaca untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dari penelitian, dan juga membantu mengarahkan mereka kepada pembahasan yang akan diberikan.Contoh:Judul: Penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi chemo-entrepreneurship pada praktikum kimia fisikaKutipan pembahasan: Pada siklus I, ketuntasan belajar mahasiswa hanya 34% dan motivasi untuk mempelajari kimia fisik masih rendah karena pada saat praktikum masih kelihatan bingung dan tergantung pada asisten. Tanpa bantuan asisten, mahasiswa belum terarah saat mengerjakan tugas dan praktikum. Sebagian besar mahasiswa masih salah dalam membuat larutan, mengencerkan larutan, seta mengerjakan tugas pendahuluan sebelum praktikum dilaksanakan. Kemampuan memecahkan permasalahan dalam menjawab pertanyaan belum berjalan lancar. Pada siklus II, masih ada sebagian kecil mahasiswa yang tugasnya belum baik. Namun ketuntasan belajar pada siklus II naik menjadi 100%. Hal ini menunjukkan mahasiswa sudah termotivasi untuk belajar kimia fisik dengan bersemangat. Mahasiswa telah dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar mandiri dengan hasil yang baik dan benar.

b. Pembahasan untuk menginterpretasiMenginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel dengan hipotesis yang telah diajukan apakah mendukung atau tidak mendukung hipotesis. Hasil penelitian terkadang menampilkan data yang tidak mendukung suatu hipotesis, oleh karena itu perlu dibahas secara mendalam dan logis apa saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya terjadinya hasil yang bertentangan (anomali) tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya. Contoh:Judul: Penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi chemo entrepreneurship pada praktikum kimia fisikaKutipan pembahasan: Pada siklus I, kecakapan akademik dan vokasional belum muncul, sedangkan pada siklus II kecakapan akademik seperti kemampuan untuk berkomunikasi lisan dan tertulis sudah muncul, begitu juga kemampuan bekerjasama, kemampuan memecahkan permasalahan dan menganalisis hasil praktikum. Mahasiswa sudah mampu untuk berkomunikasi secara lisan, tertulis, dan bekerjasama.

c. Mengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teoriMengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teoritis dari suatu teori yang menjadi basis teoritis, apakah temuan riset mendukung atau tidak mendukung suatu teori tertentu. Hal lain yang sering menjadi masalah, adalah ketika hasil penelitian tidak sesuai atau bahkan bertolak belakang dengan teori. Jika keadaan ini terjadi, maka langkah yang perlu diambil adalah melakukan pembahasan metodologi. Bisa jadi, ada kesalahan dalam penerapan metodologi penelitian. Kesalahan ini bisa terjadi dalam pemilihan sampel atau penetapan kriteria responden di lokasi penelitian, proses pengumpulan data atau mekanisme analisa data. Seorang peneliti harus menyajikannya sebenar-benarnya. Jika diyakini metodologinya sudah benar, maka dapat dikaji kemungkinan faktor-faktor apa saja yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Jika sudah dapat diidentifikasi, maka dapat dimasukkan sebagai saran penelitian berikutnya. Tetapi jika ternyata ada kesalahan, kekurangan atau keterbatasan dalam metodologi, maka seorang peneliti harus mengakuinya. Dalam naskah penelitian dapat dituliskan sebagai keterbatasan penelitian.Contoh:Judul: Penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi chemo-entrepreneurship pada praktikum kimia fisikaKutipan pembahsan: Dasar pemikiran pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dengan pengembangan buku panduan praktikum dengan sejumlah Tugas Pendahuluan berupa pertanyaan produktif sesuai dengan pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa setiap individu secara aktif membangun pengetahuannya sendiri ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian ketika mahasiswa masuk kelas mereka tidak dalam keadaan kosong, melainkan mereka sudah memiliki pengetahuan awal.

d. Mengaitkan kesesuaian hasil riset dengan hasil-hasil riset sebelumnya, apakah mendukung atau tidak mendukung hasil penelitaian. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian kita. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil penelitian orang lain.Contoh: Misalnya penelitian berjudul Pengaruh Penerapan Model Daur Belajar 6 Fase pada Materi Termokimia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAI Almaarif Singosari memiliki hasil penelitian yang sama dengan Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Malang pada Materi Hidrolisis Garam yang menunjukkan bahwa model Daur Belajar (Learning Cycle) lebih baik dari metode konvensional (ceramah).

e. Jika hasil penelitian dinilai akurat dan sangat krusial, peneliti dapat mengajukan modifikasi teori atau model yang sudah ada atau mengajukan teori atau model baru yang relevan yang disertai dengan asumsi-asumsinya dan penalaran logis yang kuat.

f. Pembahasan untuk merekomendasikan atau menerapkanPada bagian pembahasan ini yang biasanya pada bagian akhir, penulis memeriksa temuannya untuk memberikan saran dalam penerapannya. Misalnya, pendidikan secara esensi merupakan bidang terapan, sehingga penelitian pendidikan hendaknya menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan dalam praktik pendidikan. Contoh: Judul: Penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi chemo-entrepreneurship pada praktikum kimia fisikaKutipan pembahasan: Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa metode pembelajaran berbasis masalah dengan mengembangkan panduan praktikum dengan sejumlah Tugas Pendahuluan berupa pertanyaan produktif pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisik memiliki peran penting dalam rangka memudahkan mahasiswa untuk memahami materi perkuliahan. Hal ini sebagai bekal mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan pada semester berikutnya dan sebagai bekal apabila nanti terjun sebagai guru di SMA, di mana pelajaran kimia SMA yang diajarkan nanti sesuai dengan tuntutan indikator di dalam KTSP. Selain itu metode ceramah sebaiknya dikurangi. Proses pembelajaran sebaiknya, guru hanya sebagai pembimbing atau fasilitator sedangkan siswa dituntut kemandirian dan keaktifannya baik fisik maupun mental (intelectual-emotional).

g. Menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.Contoh:Judul: Kajian prestasi belajar siswa sma dengan metode student teams achievement divisions melalui pendekatan chemo-entrepreneurshipKutipan pembahasan: Dalam penelitian ini peneliti menemui beberapa kendala, diantaranya (1) pada awalnya siswa kurang menerima dan memahami pembelajaran metode STAD melalui pendekatan CEP, (2) keterbatasan waktu mengakibatkan kurangnya waktu untuk mempelajari materi. Hal ini disebabkan karena pembelajaran berkelompok memerlukan pengelolaan kelas yang lebih memakan waktu daripada pembelajaran yang biasa. (3) keterbatasan buku-buku kimia yang digunakan sebagai sumber belajar dalam diskusi kelompok.

h. Pembahasan untuk menyarankan Bagian pembahasan pada laporan penelitian seringkali menyimpulkan dengan saran untuk penelitian lebih lanjut, ulangan, atau perbaikan.Contoh: Judul: Promoting preservice teachers critical thinking skills by inquiry-based chemical experimentKutipan pembahasan: In the study, there was a significant difference in the analysis and evaluation subscale scores of critical thinking skill of experimental group after the inquiry experiments were implemented. The analysis subscale measures the skill of categorization, decoding significance, and clarifying meaning. A high score in this subscale shows that the individual has a greater ability to comprehend and express the meaning or significance of a wide variety of experiences, situations, data, events, judgments, conventions, beliefs, rules, procedures or criteria (Facione, 1990). It is believed that the difference in this subscale may be due to the emphasis in inquiry experiment on developing preservice teachers collecting and interpreting of information, analyzing arguments and expressing their beliefs or opinions skills. The pre-post test of experimental group also differed significantly on evaluation, which reflects a persons abilities of justifying and assessing the arguments. The evaluation may be relate to the focus on experimental procedure, during which preservice teachers assess the credibility of statements and justify their reasoning based on relevant evidence, concepts, methods or standards (Facione, 1990). The lack of difference in the inference subscales is worthy of further investigation (menyarankan penelitian lebih lanjut).

B. KesimpulanKesimpulan adalah intisari dari bab-bab sebelumnya atau hasil dari analisis dari pembahasan (Riduwan, 2006: 183). Kesimpulan merupakan pernyataan yang ditarik berdasarkan data yang telah dikumpulkan, adalah merupakan jawaban yang benar-benar dicari (Arikunto, 2010:385). Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Selain itu, menyimpulkan hasil penelitian dengan singkat, jelas dan mudah dipahami (Riduwan, 2006: 183). Kesimpulan berfungsi untuk menjawab rumusan masalah atau berupa hasil pengajuan hipotesis yang didapatkan dalam bab pendahuluan (Susilowarno, 2003: 81). Kesimpulan penelitian bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian (Saukah, 2010: 22). Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak (Setyowati, 2000: 1).Kesimpulan berisi tentang hubungan antara problematik dan tujuan penelitian, hipotesis, dan kesimpulan. Gambar 1. Kaitan antara problematik dan tujuan, hipotesis dan kesimpulan.

Langkah penyususnan kesimpulan diantaranya: (1) menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian memberi ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya; (2) menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu; (3) menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis (Setyowati, 2000: 1).Kesimpulan penelitian dibedakan menjadi kesimpulan penelitian non-statistik (kualitatif) dan kesimpulan penelitian statistik (kuantitatif). 1. Kesimpulan Penelitian KualitatifPenarikan kesimpulan pada penelitian kualitatif dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan, sebagai berikut:a. Sesuai dengan standarb. Kurang dengan standarc. Tidak sesuai dengan standar

2. Kesimpulan Penelitian KuantitatifKesimpulan penelitian kuantitatif dapat digeneralisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa populasinya berdistribusi normal. Apabila populasinya tidak berdistribusi normal maka harus menggunakan statistik non-parametrik (Arikunto, 2010:388).Contoh penarikan kesimpulan pada penelitian kuantitatif dapat dijelaskan melalui beberapa penelitian berikut:Judul penelitian: Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran LC 5E-TPS dengan LC 5E pada Materi Asam Basa Kelas XI SMK Negeri 6 Malang.Kutipan rumusan masalah:1. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC 5E-TPS dengan LC 5E pada materi Asam-Basa?2. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran LC 5E-TPS dan LC 5E pada materi Asam-Basa?Kutipan kesimpulan:1. Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E-TPS (rerata 79,14) dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E (rerata 68,38). Hal ini juga dibuktikan dengan uji-t yaitu Independent sample t test yang menunjukkan nilai thitung (3,684) > ttabel (1,996) dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05. Hasil belajar afektif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E-TPS lebih baik dari pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Hasil penilaian karakter, persentase siswa yang memperoleh kriteria sangat baik = 31,43 %; baik = 8,57 % dan cukup = 60 % pada kelas yang dibelajarkan dengan LC 5ETPS. Sedangkan persentase siswa yang memperoleh kriteria sangat baik = 11,76 %, baik = 2,94 %, cukup = 82,35 % dan kurang = 2,94 pada kelas yang dibelajarkan dengan LC 5E. Penilaian keterampilan sosial, persentase siswa yang memperoleh kriteria sangat baik = 2,86 %, baik = 31,43 % dan cukup = 65,71% pada kelas yang dibelajarkan dengan LC 5E-TPS, sedangkan 67 persentase siswa yang memperoleh kriteria baik = 17,65 %, cukup = 76,47 %, dan kurang = 5,88% pada kelas yang dibelajarkan dengan LC 5E .2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E-TPS di SMK Negeri 6 Malang dengan materi Asam-Basa dapat terlaksana dengan baik dibandingkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Hal ini dibuktikan dengan keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E-TPS terlaksana dengan rerata persentase keterlaksanaan RPP I,II, III, IV, V, dan VI sebesar 90,90% dan rerata nilai kuis pada fase evaluation sebesar 77,80. Sedangkan model pembelajaran Learning Cycle 5E terlaksana dengan rerata persentase keterlaksanaan RPP I, II, III, IV, V dan VI sebesar 90,17% dan rerata nilai kuis pada fase evaluation sebesar 70,55.(Trisnawati, 2013)Pada contoh penelitian di atas terdapat kesesuaian antara rumusan masalah dan kesimpulan, dimana rumusan masalah merumuskan tentang perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC 5E-TPS dengan LC 5E pada materi Asam-Basa dan keterlaksanaan model pembelajaran LC 5E-TPS dan LC 5E pada materi Asam-Basa, dan pada kesimpulan terdapat hasil yang sesuai dengan perumusan masalah tersebut yang disertai dengan data yang mendukung.Contoh lain kesimpulan terdapat pada sebuah artikel yang dimuat dalam jurnal berikut ini:Judul: Directed Self-Inquiry: A Scaffold for Teaching Laboratory Report WritingPenulis: L.Jay Deiner, Daniel Newsome, and Diana Samaroo.

Pada abstrak artikel tersebut terdapat tujuan dari penulisan artikel yaitu The integration ofscaolding and personalfeedback has led toi mproved student writing (Deiner, 2012: 1511), penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui integrasi antara scaffolding dan feedback secara personal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Kesimpulan yang ditarik sesuai dengan tujuan yang diambil dalam penelitian. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah A scaold was created and introduced to help students achieve the necessary skills..Almost 80% of General Chemistry II students who completed course showed the ability to write a passing college-level laboratory report (Deiner, 2012: 1514).

C. Laporan PenelitianPemilihan jenis atau bentuk laporan penelitian harus didasarkan kepada siapa pembaca laporan penelitian tersebut (Ibnu, 2003: 105). Pembaca laporan penelitian meliputi masyarakat akademik, penyandang dana, dan masyarakat umum. Laporan penelitian berisi tentang paparan apa yang diteliti (obyek penelitian), bagaimana menelitinya (metode), dan bagaimana hasilnya (analisis data dan pembahasan). Fungsi pokok laporan penelitian adalah sebagai sarana komunikasi antara peneliti dengan masyarakat tentang temuan penelitian yang dilakukan (Ibnu, 2003: 106). Moehnilabib dalam Ibnu (2010: 106) menjelaskan bahwa laporan penelitian memiliki lima fungsi diantaranya:1. Sebagai pertanggungjawaban ilmiah2. Sebagai media informasi ilmiah3. Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan4. Untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas5. Sebagai pertanggungjawaban administratif kepada pemberi dana.Bagian-bagian laporan penelitian dapat ditulis sebelum penelitian berlangung, saat penelitian berlangsung atau setelah penelitian berlangsung. Secara garis besar urutan penulisan laporan penelitian yang harus dilakukan peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Menentukan masalah penelitian2. Melakukan kajian pustaka.3. Menulis desain operasional, berupa usulan penelitian yang lebih terperinci.4. Melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan.5. Mempertajam kajian pustaka yang telah dilakukan.6. Melakukan analisis data dan penulisan hasil analisis data.7. Menafsirkan hasil analisis data dan pembahasan analisis data.8. Menyimpulkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan.9. Menuliskan daftar rujukan dan lampiran.10. Menulis artikel berdasarkan laporan penelitian.(Ibnu, 2003:108)

Laporan penelitian ditulis dalam suatu format laporan. Format diartikan sebagai bentuk susunan, atau organisasi suatu laporan, yaitu bagaimana bagian-bagian laporan itu diurutkan dan disusun (Saukah, 2010: 89). Biasanya format laporan penelitian ditentukan oleh lembaga pemberi dana dalam penelitian tersebut. Dalam penulisan laporan penelitian terdapat tiga macam format penulisan diantaranya format bebas, format semi bebas, dan format tetap. Laporan penelitian kuantitatif seringkali ditulis dengan menggunakan format tetap, yakni format laporan penelitian yang jumlah bab dan isi masing-masing bab telah ditentukan (Ibnu, 2003: 105).

1. Format Bebas

BAB I. PENDAHULUANKonteks Penelitian (Latar Belakang)Fokus Penelitian (Rumusan Masalah dan TujuanPenelitian)Manfaat PenelitianBAB II. KAJIAN PUSTAKABAB III.METODOLOGI PENELITIANBAB IV.PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIANBAB V. PEMBAHASANBAB VI.PENUTUP (Ibnu, 2003: 109)Format bebas dalam penulisan laporan penelitian tidak memliliki batasan tentang jumlah bab dan isi masing-masing bab. Format bebas biasanya digunakan dalam laporan penelitian kualitatif. Sebagai contoh format laporan penelitian berikut:

2. Format Semi Bebas

BAB I. PENDAHULUANKonteks Penelitian (Latar Belakang)Fokus Penelitian (Rumusan Masalah dan TujuanPenelitian)Metodologi Penelitian (termasuk lokasi, waktu, dsb)Landasan TeoriBAB II.(Bab dua dan bab-bab selanjutnya memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh.)(Ibnu, 2003: 108)Format semi bebas dalam penulisan laporan penelitian tidak mengikat dalam jumlah bab, namun isi bab pertama dan kedua telah ditentukan, bab pertama berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian pustaka, dan bab-bab berikutnya berisi paparan hasil penelitian.

3. Format Tetap

BAB I. PENDAHULUANLatar Belakang MasalahRumusan masalahTujuan penelitianHipotesis penelitian (jika ada)Kegunaan penelitianAsumsi penelitianRuang lingkup keterbatasan penelitianDefinisi operasionalBAB II. KAJIAN PUSTAKA....................................................... dstBAB III. METODOLOGI PENELITIANRancangan penelitianPopulasi dan sampelInstrumen penelitianPengumpulan dataAnalisis dataBAB IV. HASIL PENELITIANDeskripsi dataPengujian hipotesisBAB V. PEMBAHASANBAB VI. PENUTUPSimpulanSaran (Ibnu, 2003: 110)Pada format tetap, jumlah bab dan isi setiap bab sudah ditentukan. Penulisan laporan penelitian kuantitatif cenderung menggunakan format tetap. Berikut merupakan contoh format tetap dalam penulisan laporan penelitian:

Menurut Saukah (2010: 89) pedoman penulisan laporan penelitian dibedakan menjadi dua cara yaitu berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dan hasil penelitian kualitatif. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang, pedoman penulisan laporan ini yang berlaku untuk penyusunan laporan penelitian yang dananya dikelola langsung oleh Universitas Negeri Malang.

1. Laporan Penelitian Kuantitatif

Bagian AwalBagian awal meliputi:Halaman sampulHalaman judulAbstrakKata pengantarDaftar isi Daftar tabelDaftar gambarDaftar lampiranDaftar lainnyaBagian intiBagian inti meliputi:BAB I.PENDAHULUANLatar belakangRumusan masalahTujuan penelitianHipotesis penelitianKegunaan penelitianAsumsiRuang lingkup dan Keterbatasan penelitianDefinisi operasionalBAB II. METODE PENELITIANRancangan penelitianPopulasi dan sampelInstrumen penelitianPengumpulan dataAnalisis dataBAB III. HASIL PENELITIANBAB IV. PEMBAHASANBAB V. PENUTUPKesimpulanSaran Bagian AkhirDaftar rujukan Lampiran-lampiranSaukah (2010: 90)Laporan penelitian kuantitatif disajikan secara lugas, obyektif dan sesuai dengan kenyataan. Berikut ini merupakan sistematika penulisan laporan penelitian kuantitatif dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri Malang:

2. Laporan Penelitian Kualitatif

Alternatif 1BAB I. PENDAHULUANLatar belakangRumusan masalahTujuan penelitianLandasan teoriKegunaan penelitianBAB II. METODE PENELITIANPendekatan dan jenis penelitianKehadiran penelitiLokasi penelitian Sumber dataProsedur pengumpulan dataAnalisis dataPengecekan keabsahan temuanTahap-tahap penelitianBAB III. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIANBAB IV. PEMBAHASANBAB V. PENU TUPAlternatif 2BAB I. PENDAHULUANLatar belakangRumusan masalahTujuan penelitianMetode penelitianLandasan teoriBAB II. (Bab ini dan bab-bab selanjutnya memuat hasil penelitian yang diperoleh).(Saukah, 2010: 92)Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruh dan kontekstual (Saukah, 2010: 91). Berbeda dengan yang diungkapkan Ibnu (2003: 110) yang menyatakan bahwa format penulisan laporan penelitian kualitatif cenderung menggunakan format bebas, namun terdapat tiga model format penulisan laporan penelitian kualitatif menurut Saukah (2010:89) dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang yaitu format tetap 1, format tetap 2 dan format bebas.

Jenis laporan penelitian tergantung pada jenis pembaca laporan penelitian. Secara umum pembaca laporan penelitian dibedakan menjadi tiga kelompok: masyarakat akademik, sponsor, dan masyarakat umum. Laporan penelitian untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, lengkap, lugas, obyektif, dan mengikuti format laporan yang ditentukan (format tetap). Laporan penelitan berupa tesis, skripsi, dan laporan penelitian merupakan contoh laporan penelitian untuk masyarakat akademik.Laporan penelitian untuk sponsor dapat dipilah menjadi sponsor yang memberikan dana dan sponsor yang menentukan topik penelitian. Laporan penelitian untuk sponsor pemberi dana misalnya Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DP3M), Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial (YIIS), Toyota Foundation, Hibah bersaing, Riset Unggulan Terpadu (RUT) dan sebagainya. Isi dan sistematika biasanya telah ditentukan oleh penyandang dana. Laporan penelitian untuk sponsor yang menentukan topik biasanya disebut dengan laporan penelitian pesanan, meliputi laporan untuk mengmbangkan perusahaan, persenjataan dsb (Ibnu, 2003: 107). Pada umumnya peulisan sesuai dengan teknis penulisan laporan untuk masyarakat akademik.Laporan penelitian untuk masyarakat umum cenderung bersifat populer tidak bersifat teknis (Ibnu, 2003: 107). Maksudnya masyarakat umum tidak ingin tahu secara mendetail tentang apa yang diteliti. Laporan penelitian untuk masyarakat akademik bersifat teknis, resmi dan cenderung tebal serta diproduksi dalam jumlah terbatas, hal ini menyebabkan masyarakat umum sulit untuk mengakses dan membaca laporan penelitian. Sehingga laporan penelitian untuk masyarakat umum dikemas dalam bentuk artikel yang dimuat di jurnal, dimana hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dalam jurnal akan memberikan dampak akademik yang luas.Laporan penelitian dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika dan prosedur penulisan (Saukah, 2010: 71). Bahan yang ditulis untuk artikel berisi hal-hal yang penting saja meliputi temuan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, kajian pustaka hanya diguanakan untuk mengawali artikel dan pembahasan tentang rasional masalah yang diteliti. Sistematika penulisan artikel hasil penelitian terdiri atas bagian dan subbagian. Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Berikut ini disajikan sistematika penulisan artikel menurut Pedoman Penulisan JudulNama PenulisSponsorAbstrak dan kata kunciPendahuluan (Berisi tiga gagasan mengenai latar belakang, masalah dan wawasan rencana perencanaan pemecahan masalah, dan rumusan tujuan penelitian).Metode (Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis).Hasil (menyajikan hasil analisis data, yang disajikan merupakan hasil bersih tanpa proses analisis data seperti penghitungan statistik, pengujian hipotesis).Pembahasan Kesimpulan dan saranDaftar rujukan(Saukah, 2010: 72)Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri Malang:

Contoh jurnal yang dipublikasikan dapat dilihat dalam lampiran pada makalah ini.

II. PENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan pada makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan diantaranya:1. Pembahasan esensinya adalah menjelaskan mengapa hasil penelitian yang diperoleh seperti itu dalam upaya menyakinkan pembaca tentang penelitian yang dilakukan.2. Pembahasan memiliki fungsi diantaranya: pembahasan untuk menyimpulkan atau meringkas, pembahasan untuk menginterpretasi, mengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teori, mengaitkan kesesuaian hasil riset dengan hasil-hasil riset sebelumnya, modifikasi teori atau model yang sudah ada atau mengajukan teori atau model baru, menjelaskan keterbatasan temuan-temuan penelitian, pembahasan untuk menyarankan untuk penelitian lebih lanjut, ulangan, atau perbaikan.3. Kesimpulan merupakan intisari dari bab-bab sebelumnya atau hasil analisis dan pembahasan.4. Kesimpulan berfungsi untuk menjawab rumusan masalah atau berupa hasil pengajuan hipotesis.5. Terdapat sepuluh langkah dalam prosedur penulisan laporan penelitian diantaranya: menentukan masalah penelitian, melakukan kajian pustaka, menulis desain operasional, melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan, mempertajam kajian pustaka yang telah dilakukan, melakukan analisis data dan penulisan hasil analisis data, menafsirkan hasil analisis data dan pembahasan analisis data, menyimpulkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan, menuliskan daftar rujukan dan lampiran, menulis artikel berdasarkan laporan penelitian.6. Format penulisan laporan penelitian dibedakan menjadi format bebas, format semi bebas dan format tetap. Penulisan laporan penelitian kuantitatif cenderung menggunakan format tetap sedangkan penulisan laporan penelitian kualitatif cenderung menggunakan format bebas.7. Jenis laporan penelitian tergantung pada pembacanya. Jika pembaca merupakan masyarakat akademik maka laporan penelitian berupa disertasi, tesis, skripsi, dsb. Jika pembaca merupakan sponsor dalam penelitian maka laporan penelitian berupa laporan yang formatnya telah ditetapkan oleh sponsor. Jika pembaca merupakan masyarakat umum maka laporan penelitian berupa artikel yang dimuat di dalam jurnal.

III. DAFTAR RUJUKANArikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka CiptaDeiner, L. Jay, dkk. 2012. Directed Self-Inquiry: A Scaffold for Teaching Laboratory Report Writing. Journal of Chemical Education, 89: 1511-1514.Ibnu, Suhadi. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri MalangQing, Z. Jing, G. & Yan, W. 2010. Promoting preservice teachers critical thinking skills by inquiry-based chemical experiment. Procedia Social and Behavioral Sciences 2. 2010:4597460.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.Saukah, Ali dkk. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.Setyowati, Endah dan Umi Proboyekti. 2000. Kesimpulan, Saran, dan Abstrak, (Online), (lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf), diakses 08 Desember 2013.Supartono, Wijayati, N., & Sari, Anita H. 2009. Kajian prestasi belajar siswa SMA dengan metode student teams achievement divisions melalui pendekatan chemo-entrepreneurship. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 3 (1): 337-344.Susilowarno, Remigius G. 2003. Kelompok Ilmiah Remaja Petunjuk Membimbing dan Meneliti Bagi Remaja. Jakarta: PT. Grasindo.Trisnawati, Ade. 2013. Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran LC 5E-TPS dengan LC 5E pada Materi Asam Basa Kelas XI SMK Negeri 6 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.Tuckman, Brush W. 1999. Conducting Educational Research. Orlando: Harcourt Brace College Publisher Wahyuni, S. & Widiarti, N. 2010. Penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi chemo entrepreneurship pada praktikum kimia fisika. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1),: 484-496.