bab pembahasan makalah deteksi sayang

30
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan. Perkembangan dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek lainnya. Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama kehidupan, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol.Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat. Perkembangan aspek intelektual diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa belajar dan 1

Upload: eibi-pramitha-miranda-fahmi

Post on 09-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pembahasan materi deteksi dini

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian

membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek

utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa,

moral dan keagamaan. Perkembangan dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama

atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti

aspek lainnya. Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun

pertama kehidupan, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol.Selama sembilan

bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus milimeter menjadi

50 sentimeter panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal

kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai

berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat.

Perkembangan aspek intelektual diawali dengan perkembangan kemampuan

mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang

ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat

pada masa anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama

masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun).

Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Masa usia

dini merupakan masa yang penting yang perlu mendapat penanganan

sedini mungkin. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa masa anak

usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat dan

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan

karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik

orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu

ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak

pernah berhenti untuk belajar.

I.2 Rumusan masalah

1

Page 2: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbullah beberapa pertanyaaan mengenai

beragam perilaku bermasalah dari segi kognisi yang menjadi pembahasan dalam makalah ini

antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan masalah konsep sebab akibat ?

2. Apa yang dimaksud dengan masalah konsep waktu ?

3. Apa yang dimaksud dengan miskonsepsi ?

4. Faktor apa saja yang menyebabkan miskonsepsi itu terjadi ?

5. Bagaimana pencegahan miskonsepsi ?

6. Apa yang dimaksud dengan problem solving ?

7. Faktor apa saja yang menyebabkan problem solving itu terjadi ?

8. Bagaimana penanganan problem solving ?

9. Apa yang dimaksud dengan masalah rasa ingin tahu ?

10. Faktor apa saja yang menyebabkan rasa ingin tahu terjadi ?

11. Bagaimana penanganan rasa ingin tahu ?

12. Apa yang dimaksud dengan rentang perhatian?

13. Faktor apa saja yang menyebabkan rentang perhatian itu terjadi ?

14. Bagaimana penanganan rentang perhatian ?

15. Apa yang dimaksud dengan under achievement ?

16. Faktor apa saja yang menyebabkan achievement itu terjadi ?

17. Bagaimana penanganan achievement?

18. Apa yang dimaksud dengan disfungsi otak minimal ( DOM ) ?

19. Faktor apa saja yang menyebabkan disfungsi otak minimal ( DOM ) itu

terjadi ?

20. Bagaimana penanganan disfungsi otak minimal ( DOM )?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain yaitu untuk memahami

beragam perilaku bermasalah anak usia dini dari segi kognisi serta mampu

mengidentifikasi penyebab terjadinya perilaku tersebut serta mengetahui bagaimana

cara menangani beragam perilaku bermasalah anak usia dini dari segi kognitif

tersebut.

2

Page 3: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Masalah Konsep Sebab Akibat

a. Pengertian

Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss menemukan bahwa anak-anak punya

kecenderungan untuk berpikir animistik, yaitu “menghidupkan” benda-benda mati.

Anak mungkin saja akan berkata bahwa matahari itu hidup karena ia bergerak. Hidup

adalah sebab dari aktivitas si matahari. Piaget membagi pemikiran animistik ini ke

dalam 4 tahap:

1. Tahap pertama, anak-anak percaya bahwa sesuatu itu hidup bila obyek

tersebut utuh atau lengkap atau berada dalam kondisi yang baik. Apabila

obyek tersebut rusak atau pecah nisalnya piring yang pecah, maka anak

akan menganggap piring itu mati.

2. Setelah itu, anak akan menganggap obyek itu hidup bila ia bergerak.

Apabila ia tidak bergerak, misalnya lukisan dinding artinya ia mati.

3. Tahap ini sampai pada keyakinan bahwa obyek-obyek itu hidup bila ia

bisa bergerak dengan kekuatannya sendiri, misalnya matahari, sementara

sepeda tidak

4. Tahap terakhir hanya binatang dan tumbuhan yang anak yakini sebagai

sesuatu yang hidup.

Pemahaman anak akan konsep kausalitas juga ditandai dengan cara

berpikirnya yang magical. Ia kadang-kadang berpikir bahwa sesuatu (terutama yang

tidak ia kenal) itu terjadi karena adanya kekuatan magis. Dan aspek lain dari konsep

kausalitas pada anak adalah artificialisme, atau kecenderungan untuk percaya bahwa

manusialah yang menyebabkan segala fenomena. Seorang anak yang pernah melihat

segumpal asap keluar dari pipa ayahnya akan menganggap awan adalah ciptaan

ayahnya juga.

3

Page 4: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

II.2 Masalah Konsep Waktu

a. Pengertian

Bagi anak usia 3 tahunan pengertian tentang sekarang, yang lalu, dan yang

akan datang masih sangat kabur. Ia hanya kenal waktu sekarang, waktu miliknya

(anak-anak) sesuai dengan cara berpikir anak yang masih sangat egosentris, berpusat

kepada kebutuhannya sendiri. Kekaburan ini dapat kita amati dari pernyataan-

pernyataann khas anak 3 tahunan, seperti “Saya mandi besok” atau”Kemarin saya

mau mandi, lalu pergi ke sekolah. Cara berpikir yang masih sangat egosentris ini juga

seringkali membuat konsep waktu ia kaitkan dengan rutinitasnya sehari-hari.

Misalnya saja, “Hari sudah malam karena ibu suda menyalakan lampu kamar”. Atau

“Sudah waktunya tidur karena ibu sudah selesai membacakan cerita” atau “TV sudah

menyiarkan dunia dalam berita.”

Anak memang membutuhkan sejumlah pengalaman sebelum dapat memahami

perbedaan waktu dengan tepat. Kemampuan ini umumnya baru muncul di usia 4

tahunan, sekalipun sampai usia 8 anak masih suka salah menyebutkan nama hari atau

bulan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa televisi sebenarnya juga turut berperan

dalam mempercepat pemahaman konsep waktu pada anak. Waktu penayangan film

anak-anak atau acara lain yang disukai anak-anak umumnya selalu sama sehingga

secara tidak langsung anak belajar tentang waktu lewat rasa ingin tahunya seperti

kapan film tersebut akan ditayangkan (jam 6 misalnya), berapa lama (30 menit), dan

setiap hari apa.

Bagi anak-anak usia 3 tahunan, pengertian tentang “sekarang”, “yang lalu”

dan “akan datang” masih sangat kabur. Ia hanya kenal waktu sekarang, waktu

miliknya sesuai caranya berpikir yang masih sangat egosentris, berpusat kepada

kebutuhannya sendiri. Kekaburan ini dapat kita amati dari pernyataan-pernyataan

khas anak di rentang usia ini, seperti “Saya sudah makan besok”, atau “Kemarin saya

mau mandi, lalu ikut Bunda”.

4

Page 5: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Anak perlu bantuan untuk memahami konsep “waktu” yang memang sulit bagi

anak-anak usia dini karena waktu bukan sesuatu yang dapat mereka sentuh, rasakan

atau eksplorasi. Latihan dan motivasi yang kita berikan akan sangat membantu.

Membantunya mengenali konsep waktu bisa dengan menyebutnya berulang-ulang.

Namun, tak perlu berharap anak segera bisa menguasai konsep ini karena ia sedang

menata pemahamannya.

b. Cara membantu anak mengembangkan pemahamannya tentang konsep

“waktu”

Dengan bernyanyi, “Ayo, nyanyi!” Perkenalkan nama-nama hari dalam

seminggu lewat syair berirama. Kegiatan belajar dengan cara ini lebih mudah

dan menyenangkan bagi anak. Manfaatkan kemampuan mengingat anak yang

semakin baik. Misalnya, “Pada hari Sabtu, ayah ada acara di kantor”, atau

“Hari Kamis nanti, kita ada agenda PAUD ya..”

Bacakan cerita. Pilih buku cerita dengan topik terkait “waktu”. Anak akan

belajar lewat cerita yang ia dengar dan gambar-gambar menarik yang ia lihat.

Sekali waktu, tanyakan tentang apa yang sudah pernah kita ceritakan berulang

kali untuk mengukur pemahamannya.

Ngobrol seru dengan sering-sering menggunakan kata yang mengandung

unsur waktu. Masukkan dalam setiap pembicaraan pada anak periode waktu

seperti pagi, siang, sore atau malam. Misalnya, “Selamat pagi. Pagi hari adalah

saatnya kamu mandi”, “Saat perut kamu lapar dan hari terang benderang itu

tandanya siang”, “Sore adalah waktunya kamu bermain dengan teman-teman

di taman”, atau “Hari sudah malam, karena itu Bunda menyalakan lampu

kamar.” Menjelang usia 4 tahun, pemahaman anak bahwa sehari terdiri dari

beberapa periode waktu akan semakin baik.

Gunakan kata-kata yang terkait “waktu”, seperti “kemarin”, “hari ini”, dan

“besok” saat kita berbicara dengan anak. Misalnya, “Kita pergi ke kolam

renang pada hari Selasa, dan itu adalah besok”, lalu kita bisa menunjuknya

pada kalender agar tampak lebih konkret untuk anak. Hindari penggunaan

definisi tentang waktu yang terlalu lama, misalnya “tahun depan”. Sebagai

5

Page 6: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

gantinya katakan, “..saat kamu pindah rumah ke Depok”, akan lebih mudah

dipahami anak.

Gunakan kalender spesial. Gantungkan kalender sederhana di kamarnya. Beri

tanda atau tempelkan stiker menarik di hari-hari istimewanya, misalnya hari

ulang tahun dan hari libur. Ajari anak memberi tanda silang pada tanggal hari

itu dan hari-hari berikutnya setiap sebelum ia pergi tidur. Lebih mudah

menghitung mundur hari-hari yang ia tunggu, terutama hari ulang tahunnya.

Kesabaran anak pun terasah. Tanpa sadar anak mempelajari proses pencetakan

tanggal-tanggal kalender yang bergerak dari kiri ke kanan.

Gunting rantai. Untuk hari spesial, seperti hari ulang tahun anak, kita bisa

membuat sesuatu yang bisa menggambarkan berlalunya waktu secara menarik

dan interaktif. Misalnya, gunting kertas menjadi bentuk cukup panjang, lalu

rekatkan masing-masing ujungnya setelah sebelumnya dikaitkan antara satu

dengan yang lain sehingga terbentuk rantai. Bila mungkin, lakukan bersama

anak. Jumlah mata rantai sesuai jumlah hari sampai hari ulang tahunnya.

Khusus untuk “mata rantai” yang menunjukkan hari ulang tahunnya, buat

lebih besar atau beri hiasan menarik agar tampak menonjol dibanding “mata

rantai” lain. Gantungkan di tempat yang mudah terlihat dan mudah bagi anak

untuk merobek atau menggunting satu demi satu “mata rantai” setiap malam.

Nikmati kebahagiaan anak saat melihat “rantai” semakin pendek, yang berarti

hari ulang tahunnya semakin dekat.

Berkenalan dengan jam. Walau belum betul-betul paham, anak di rentang usia

ini sedikit demi sedikit dapat membaca jam dengan cara sangat sederhana.

Kemampuannya mengenal angka yang sudah mencapai 10 bahkan 20,

membantu kepandaiannya membaca jam. Beri anak buku cerita yang

dilengkapi mainan jam lengkap dengan jarum panjang dan jarum pendek.

Tunjukkan cara sederhana membaca jam, yaitu hanya dengan membaca jarum

pendeknya. Misalnya, bila jarum ini menunjuk angka 1, dibaca jam satu. Bila

ia sudah dapat membaca jarum pendek, beri penjelasan makna jarum panjang

jika jarum itu terletak di angka 6 dan 12

6

Page 7: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

II.3 Miskonsepsi

a. Pengertian

Miskonsepsi adalah interpretasi yang salah terhadap apa yang dilihat,didengar,

diraba serta dicium atau dikecap. Mungkin saja pengamatan atau pendengaran anak

itiu benar, tetapi ia kemudian mengasosiasikannya dengan pengertian yang salah.

Misalnya, banyak anak yang percaya bahwa benda yang letaknya jauh mempunyai

ukuran lebih kecil hanya karena tampak kecil. Miskonsepsi mempunyai pengaruh

yang serius dalam penyesuaian diri anak. Di sekolah ia akan sulit memahami apa yang

diterangkan oleh guru maupun isi buku bacaan. Anak tidak dapat menikmati

hubungan sosial karena selalu salah persepsi terhadap sikap teman-temannya.

b. Penyebab terjadi miskonsepsi

Antara lain yaitu :

1. Informasi yang salah

Ada tiga sumber informasi yang salah pada masa anak yaitu :

Orang tua, hal ini bisa terjadi dikarenakan orang tua

tidak memperhatikan pertanyaan anaknya akibatnya

mereka memberi jawaban yang salah

Saudara, dalam hal ini anggota keluarga lain yang

pengetahuannya tidak benar.

Media massa yang tidak bertanggung jawab

2. Pengalaman terbatas

Keterbatasan pengalaman menyebabkan anak memberi

penilaian secara tidak akurat.

3. Mudah ditipu

Anak dengan pola asuh otoriter, selalu menganggap orang tua

lebih tahu segalanya. Kemudian, ia juga akan menggeneralisasikan hal

7

Page 8: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

ini untuk orang- orang yang lebih tua lainnya. akibatnya, ia akan selalu

menerima apa yang akan dikatakan orang tanpa bertanya lebih lanjut.

Anak, kehilangan potensi kritis nya.

4. Salah pengertian

Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan anak untuk berpikir

sendiri. Kemampuannya untuk berpikir akurat terhambat

5. Imajinasi yang melekat kuat

Kuatnya imajinasi anak membuat dirinya tidak mengecek

kembali kebenaran informasinya. Mereka percaya pada apa yang ada

dalam khayalannya, yang sebenarnya merupakan informasi yang salah.

6. Pemikirann yang tidak realistik

7. Bingung

Adanya informasi yang berlawanan membuat anak bingung.

c. Pencegahan

Antara lain yaitu :

1. Mengontrol bacaan dana acara televisi yang ditonton anak

2. Memperhatikan apa yang ditanyakan oleh anak

3. Tidak membuat anak bingung dengan informasi-informasi yang

bertentangan

4. Mengontrol perkembangan konsep diri anak, dalam hal ini tentang

sikap dan perilaku orang tua dalam mengasuh anak. Karena,

pembentukan konsep diri sangat berkaitan dengan sikap serta

perilaku orang tua dan lingkungannya.

II. 4 Problem Solving ( Kemampuan Memecahkan Masalah )

a. Pengertian

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam

menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat,

sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).

Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk

ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga

8

Page 9: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution

dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)

Tujuan utama dan mendasar dari seluruh seluruh proses dalam perkembangan

kognitif adalah mengembangkan kemampuan untuk ememcahkan masalah (problem

solving). Hampir seluruh tingkah laku manusia pada dasarnya berkaitan dengan

uapaya untuk memecahkan masalah.

Empat langkah dasar yang dikuasai anak untuk dapat memecahkan suatu masalah,

antara lain :

1. Motivasi

Sepanjang hidupnya ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.

Setiap kebutuhan dapat menimbulkan suatu masalah yang harus diselesaikan

dan diatasi.

2. Rekognisi

Merupakan kegiatan dalam mengenal masalah nya, dan dengan hal itu

ia dapat mengupayakan mencari penyelesaiannya.

3. Terdefinisi

Dalam memecahkan suatu masalah sebelumnya masalah tersebut

sudah harus didefinisikan dengan jelas. Dengan kata lain,seluruh aspek dari

permasalahan harus sudah dipahami secara akurat.

4. Hipotesis

Setelah masalah terdefinisi, maka langkah selanjutnya ialah mencari

penyelesaiannya.

Langkah- langkah pemecahan masalah bisa mudah tetapi juga bisa sulit atau

rumit tergantung pada tingkat kesulitan masalahnya. Makin tinggi tingkat

kesulitannya, makin banyak aspek-aspek pemahaman yang harus dikuasai anak untuk

menyelesaikannya. Tetapi, hal ini secara bertahap dapat mereka raih sejalan dengan

perkembangan aspek kognitifnya.

II. 5 Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian

Rasa ingin tahu merupakan kecenderungan untuk menyukai dan mencari

rangsangan baru. Anak yang penuh rasa ingin tahu biasanya :

9

Page 10: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

1. Bereaksi positif terhadap segala sesuatu yang baru, asing aneh atau misterius

dengan berusaha mendekati, mengeksplorasi atau memanipulasinya.

2. Menunjukan kebutuhan untuk tahu lebih banyak terhadap diri sendiri maupun

lingakungan.

3. Sengng mencari pengalaman baru .

4. Mengeksplorasi rangsangan untik tahu lebih banyak

Cara merangsang rasa ingin tahu. Segala hal dapa merangsang rasa ingin tahu

anak, termasuk dirinya sendiri. Anak-anak juga penuh rasa ingin tahu tentang orang-

orang di sekitarmya. Dan juga senang sekali mengamati setiap perubahn terjadi di

lingkungannya. Bagi anak, perubahan selalu menarik dan merangsang minat untuk

mencari tahu sebab dari perubahannya sendiri. Dan sejalan dengan bertambah luasnya

pergaulan mereka, maka bertambah pulalah rasa ingin tahu anak terhadap dunia dan

isinya.

Peringatan atau hukuman dari orang tua kepada anak adalah salah tanda

bahwa si kecil telah bertindak bereksplorasi guna memuaskan rasa ingin tahuny.

Termasuk saat anak tak henti-hentinya bertanya ini itu muncul di sekitar usia 3 tahun,

merupakan awal dari the best age. Anak sekolah tak henti-henti bertanya dan tak ada

satupun yang terlewat untuk di tanyakan. Fase bertanya ini mencapai puncaknya ketika

anak sudah masuk sekolah dan menurun sejalan dengan bertambahnya keterampilan

membaca. Karenanya setelah anak pandai membaca, ia tidak lagi banyak bertanya, tetapi

berusaha untuk memenuhi rasa ingin tahunya lewat buku-buku yang ia baca.

II.6 Masalah Rentang Perhatian

a. Pengertian

Rentang perthatian adalah lamanya waktu yang dapat dipertahankan seorang

anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu. Ganggguan dalam perhatian

disebut distrakbilitas yaitu ketika anak tanpa dapat dikontrol tertarik pada aktifitas atau

rangsangan lain. Rata-rata rentang perhatian anak;

usia 2 tahun berkisar sekitar 7 menit

usia 3 tahun bertambah hingga 9 menit

usia 4 tahun menjadi 12 menit

usia 5 tahun berkisar antara 15 menit

10

Page 11: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Tanda-tanda adanya gangguan perhatian dapat diketahui bila anak hanya dapat

bermain dalam beberapa menit saja, kemudian perhatiannya cepat beralih dari satu aktivitas

ke aktivitas lain. Disekolah, karena ceroboh ia sering kehilangan barang-barangnya, tidak

mampu menyelesaikan tugas, dan sering terganggu konsentrasinya oleh hal-hal kecil.

b. Penyebab

Rentang perhatian yang singkat sering kali disebabkan keterlambatan perkembangan

saraf, faktor lingkungan, dan psikis. Hal ini tampa pada anak yang cemas, tidak aman, tidak

sabar, tidak percaya diri dan terlalu tenggelam dalam lamunan. Anak yang cemas dan merasa

tidak aman sangat was-was akan tanggapan atau penilaiam lingkungan, ia merasa tidak

mampu mengatasi masalah sendiri sehingga sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan.

Sebagaimana hiperaktif dan impulsif, rentang perhatian pendek (SAS) seringkali

disebabkan gangguan perkembangan syaraf. Proses kematangan syaraf yang lambat

dan disfungsi otak dapat mengakibatkan SAS. SAS juga dapat merupakan sifat

bawaan. Perbedaan temperamen dapat diamati sejak bayi. Ada anak yang sangat aktif,

perhatiannya mudah teralihkan dan bergerak dari satu kegiatan ke kegiatan lain.

c. Pencegahan

Mengembangkan perasaan mampu dengan memberi tugas yang sesuai dengan

perkembangan anak. Perasaan bahwa ia mampu mendorong anak untuk tidak

cepat berputus asa dalam melakukan sesuatu.

Mengajarkan dan menguatkan perhatian yang terfokus.

Perawatan ibu hamil yang memadai. Hal ini sangat penting karena gangguan

perhatian dapat disebabkan oleh kondisi bayi sejak dalam kandungan.

d. Penanganan

Menyediakan lingkungan yang “rapi” serta mengurangi hal-hal yang dapat

mengalihkan perhatian.

Memberi ganjaran setiap anak berhasil memusatkan perhatian pada tugas. Tugas

yang diberikan tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Ganjaran yang

diberikan dapat berupa mainan atau sekedar pujian senyuman bangga.

II.7 Under-Uchievement

a. Pengertian

11

Page 12: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Underachievement dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau

kegagalan untuk menampilkan tingkah laku atau prestasi sesuai dengan usia atau

bakat yang dimiliki anak atau dengan kata lain, potensi yang tidak terpenuhi

(unfulfilled potentials). Namun demikian, underachievers tidak tergolong ke dalam

satu golongan atau memiliki karakteristik yang sama. Underachievement muncul

dalam bentuk yang luas dan beragam.

b. Penyebab

Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya underachiever pada anak, yaitu :

1. Perilaku orangtua yang tidak disukai anak.

Orangtua menuntut terlalu tinggi atau perfeksionis. Anak bisa kurang motivasi

untuk menyelesaikan tugasnya sebagai cara untuk membalas dendam pada

orangtuanya, yang dirasakan terlalu otoriter, kaku, bersikap tidak adil dan sok kuasa.

Kalau orangtua terlalu menuntut kesempurnaan, anak bisa menyerah sebelum

mencoba mengerjakan tugas-tugasnya atau berpura-pura mengerjakannya. Waspadai

sikap anda, karena sikap perfeksionis tidak selalu dalam bentuk ucapan. Anak yang

peka bisa menangkap isyarat, misalnya dari ekspresi wajah orangtua yang kecewa

atau kurang puas ketika ia gagal menjadi juara kelas.

2. Orangtua terlalu meremehkan

Anak belajar dari sikap orangtua yang meremehkan atau meragukan

kemampuannya, sehingga ia pun meragukan kemampuannya sendiri untuk berprestasi

dan untuk bersikap mandiri.

3. Orangtua kurang perhatian

Orangtua yang kelewat sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga tidak

sempat memperhatikan prestasi dan usaha anaknya. Hal ini akan meninggalkan kesan

12

Page 13: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

kepada anak bahwa belajar bukanlah aktivitas yang penting. Demikian pula orangtua

yang hanya pedulu pada prestasi atau hasil tetapi tidak peduli pada proses atau usaha

pencapaian prestasi tersebut.

4. Orangtua bersikap terlalu permisif

Sebagian orangtua memilih bersikap permisif (serba membolehkan) karena

mengira dengan demikian anak akan tumbuh mandiri. Kenyataannya, anak yang

sehari-hari tidak mengenal disiplin di rumah dan disiplin dalam belajar akan

cenderung merasa tidak aman dan kurang motivasi untuk mencapai prestasi. Anak

tidak belajar mendisiplinkan diri sendiri untuk memenuhi harapan orang lain, atau

untuk mencapai target. Ia juga tidak belajar bagaimana bekerja keras dan bertahan

dalam situasi yang menekan.

5. Konflik keluarga yang serius

Suasana rumah yang terus menerus kalut akan membuat anak merasa tidak

aman. Kehilangan rasa aman ini membuat anak kehilangan minat terhadap aktivitas

sekolah dan berprestasi. Kebutuhan yang mendesak dalam dirinya adalah lari dari

situasi yang menegangkan, dan itu bisa dicapainya dengan cara melamun,

menggunakan obat-obat terlarang, atau perbuatan-perbuatan yang menyimpang

lainnya. Karena orang tua bagi anak hanya merupakan sumber ketegangan dalam

dirinya, anak juga kehilangan motivasi untuk menyenangkan hati orangtuanya.

6. Orang tua yang tidak menerima anak atau sering mengkritik

Anak yang merasa kehadirannya tidak diharapkan, terutama oleh orangtuanya

akan merasa dirinya tak berdaya, tidak mampu atau geram. Dengan prestasi buruk di

sekolah atau tidak peduli pada tugas-tugas sekolah merupakan upaya anak untuk

membalas dendam kepada orangtua. Kritik yang terlalu sering atau terlampau keras

mempunyai dampak yang serupa. Anak yang sering mendapat kritik atau cela, lama-

kelamaan merasa bahwa kehadirannya tidak diharapkan oleh orangtuanya.

7. Orang tua terlalu melindungi (overprotective)

13

Page 14: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Orangtua dengan berbagai alasan bersikap terlalu melindungi anak. Alasan

yang klise adalah mengkhawatirkan keselamatan anak dan menginginkan anak

mendapat yang terbaik. Orang tua yang merasa bersalah karena tidak terlalu

mengharapkan kehadiran anaknya juga dapat bersikap overprotective. Anak yang

terlalu dilindungi tidak sempat belajar bagaimana memotivasi diri sendiri bila bekerja

di bawah situasi yang menekan. Mereka tidak tumbuh matang dan tidak punya

motivasi belajar.

8. Anak merasa rendah diri

Perasaan tidak berharga akan menurunkan motivasi anak. Anak merasa tidak

berdaya berhadapan dengan lingkungannya. Ia merasa tidak berharga, tidak bisa

belajar apa-apa bahkan tidak berani menginginkan sesuatu. Ia hanya berani

menginginkan target di bawah potensi sesungguhnya yang ia miliki. Ia juga takut

ketahuan bahwa ia tidak mampu atau tak berguna. Maka ia lebih suka menarik diri

daripada menempuh risiko gagal dalam mencoba kemampuannya. Mungkin saja ia

tampil sebagai anak manis yang patuh dan cenderung pasif.Konflik nilai juga bisa

membuat anak rendah diri, misalnya anak yang kreatif, eksentrik, easygoing, alih-alih

merasa dirinya unik, bisa-bisa merasa bersalah dan tidak berguna dihadapan orang

tuanya yang rapi, konservatif dan hanya menghargai prestasi akademik. Akhirnya

anak menyalahkan dirinya sendiri lalu mencari teman di luar rumah dan mencari

kepuasan dari aktivitas yang justru tidak diharapkan orangtuanya.

C. Ciri-ciri anak underachiever

Menurut Montgomery seperti dalam jurnal Westminster Institute of Education,

seorang anak dapat dikatakan underfunctioning bila memiliki lima dari indikator yang

ada di bawah ini, yaitu:

14

Page 15: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

1. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian dalam tugas-tugas

sekolah

2. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian pada mata pelajaran

tertentu

3. Adanya ketidakcocokan antara kemampuan dan pencapaian karena

kemampuan yang dimiliki ternyata lebih tinggi

4. Konsentrasi yang kurang

5. Suka melamun atau mengkhayal di dalam kelas

6. Terlalu banyak melawak di dalam kelas.

7. Selalu mempunyai strategi untuk menghindari pengerjaan tugas sekolah

8. Kemampuan belajar yang rendah

9. Kebiasaan belajar yang tidak baik

10. Sering menghindar dan tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah

11. Menolak untuk menuliskan apa pun

12. Terlalu banyak aktivitas dan gelisah atau tidak bisa diam

13. Terlalu kasar dan agresif atau terlalu submisif dan kaku dalam bergaul

14. Adanya ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan

hubungan sosial dengan teman sebaya

15. Adanya ketidakmampuan untuk menghadapi kegagalan

16. Adanya ketakutan dan menghindar dari kesuksesan

15

Page 16: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

17. Kurang mampu untuk menggali pengetahuan yang dalam tentang diri dan

orang lain

18. Kemampuan berbahasa yang rendah

19. Terus berbicara dan selalu menghindar untuk mengerjakan sesuatu

20. Merupakan bagian dari kelompok minoritas

D. Pencegahan Dan Penanganan Underachiever

Pencegahan

Untuk mencegah anak menjadi underachiever, beberapa upaya bisa dilakukan,

yaitu:

a. Terima anak apa adanya dan beri support (dukungan)

Sejak dini, anak perlu sering-sering ditanggapi keluhannya, misalnya ketika ia

meragukan kemampuannya, anda bisa mengatakan: "Insya Allah kamu bisa".

Tekankan bahwa yang paling penting adalah berusaha semaksimal mungkin, gagal itu

merupakan hal yang bukan tidak diperbolehkan tetapi pantang untuk berputus asa.

b. Anda juga perlu bersikap konsisten

Jangan menuntut anak di luar kemampuannya. Apapun prestasi anak, orang

tua harus percaya kepada anak (bahwa ia mampu dan telah berusaha maksimal),

menghargainya (bahwa ia telah berusaha, terlepas ia berhasil atau gagal, kehadiran

anak tetap merupakan karunia bagi orangtua), dan mendengarkan apa yang disuarakan

anak. Jangan sekali-kali berkata kasar atau melecehkan.

c. Target yang realistik

Tetapkanlah target yang menurut perkiraan anda sesuai dengan anak. Jangan

terlalu berlebihan berharap anak akan cepat mengatasi masalahnya. Semua itu harus

melalui suatu proses.

16

Page 17: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

d. Kuasai seni menuntut

Perhatikan kesiapan anak untuk mengerjakan tugas baru, sehingga

dimungkinkan mereka dapat berprestasi optimal. Tugas yang terlalu mudah tidak akan

menantang anak untuk menunjukkan kemampuannya. Sebaliknya kegagalan yang

terus menerus (karena target terlalu tinggi) akan membunuh motivasi anak untuk

berprestasi. Menetapkan target yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah

merupakan seni tersendiri.

e. Belajar menunda kepuasan jangka pendek

Setelah anak berusia 5 tahun, ia mulai bisa mengenal target jangka panjang

dan jangka pendek serta mengenal kepuasan jangka panjang dan jangka pendek. Ajari

dan dorong anak untuk menunda kepuasan jangka pendeknya demi mendapatkan

kepuasan jangka panjang atau kepuasan yang lebih besar. Misalnya, "Yuk, kita

menghapal Al-Qur’an ayat demi ayat, lalu surat demi surat, kalo sudah hapal beberapa

surat pendek sholatmu bisa lebih khusyu’."

f. Ajari dan beri contoh untuk belajar aktif memecahkan masalah

Ajari anak bahwa rasa ingin tahu itu menggairahkan, mengajukan pertanyaan

dan mencari jawabannya itu mengasyikkan, sehingga belajar itu kegiatan yang

menyenangkan. Lontarkan saja pertanyaan pada diri sendiri, dan biarkan anak ikut

mendengarkan dan terangsang rasa ingin tahunya, mengapa dan bagaimana cara kerja

sesuatu (yoyo yang sedang dimainkan anak, juicer di dapur, hujan turun dari langit

dsb). Biasakan secara bersama mencari jawaban dari buku. Jadi secara tidak langsung

anak mendapatkan bekal bagaimana caranya belajar aktif dan menyenangi kegiatan

belajar. Motivasi belajar akan bangkit dan terpelihara dalam dirinya karena anak

merasakan sendiri manfaatnya.

g. Beri ‘reward atau imbalan’ bila anak menunjukkan prestasi besar

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa prestasi akademik dan kepribadian

yang positif (misalnya konsep diri yang positif, merasa berfungsi secara efektif)

17

Page 18: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

terkait erat dengan kondisi rumah. Anak yang selalu dihargai karena prestasinya

umumnya akan lebih termotivasi untuk berprestasi. Anak underachever biasanya

kurang memiliki tanggungjawab atas dirinya sendiri, termasuk prestasinya. Sistem

imbalan akan membantu membangkitkan rasa tanggung jawab ini. Tugas orangtua

adalah menemukan imbalan apa yang efektif bagi anak. Ada yang senang dengan

pujian tetapi ada yang pada awalnya memerlukan imbalan yang lebih konkret,

misalnya tambahan pensil baru, meja belajar baru atau sekedar ciuman di pipi.

PenangananApabila anak sudah terlanjur underachiever, ada dua hal yang perlu dilakukan,

yaitu:1. Pertama,

Gunakan sistem imbalan yang efektif. Efektifitas ini tergantung akurasi informasi prestasi anak di kelas. Karena itu orang tua harus sesering mungkin berkonsultasi dengan guru.

2. Kedua,Ajari anak strategi untuk membangkitkan motivasi. Selain

imbalan yang diterimanya, ajari anak untuk mencari imbalan kepada dirinya sendiri. Misalnya setelah mengerjakan PR ia boleh main komputer atau naik sepeda.

Mengingat gangguan underachiever ini akan sangat mempengaruhi

perkembangan anak, sebaiknya kita sesegera mungkin mengatasinya. Mencegah itu

lebih baik daripada mengobati. Karena itu, kenalilah putera-puteri kita sebaik

mungkin dan bergaul lah sedekat mungkin. Bukan tidak mungkin, karena didera

kesibukan, tahu-tahu kita telah mendapatkan mereka sudah beranjak dewasa dan kita

menyesal karena kehilangan masa-masa emas bersama mereka. Menyesal kemudian

tentu tidak berguna.Model trifokal yang diajukan Rimm (dalam Joan, 2004) adalah

salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang

underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah.

Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program trifokal ini,

sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap masalah

underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan leih komprehensif (dalam

Bakers, Bridger & Evans, 1998). Agar dapat mengatasi siswa underachiever dengan

tepat, maka diperlukan intervensi yang berbeda pada setiap kasus karena menurut

18

Page 19: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

Hansford (dalam Joan, 2004) underachievement sangat spesifik pada individu masing-

masing.

II.8 Disfungsi Otak Minimal (DOM)

a. Pengertian

Yaitu ganggaun belajar yang hanya meliputi segi tertentu dari perkembangan,

yang disebabkan adanya kelainan aatau hambatan perkembangan pada bagian tertentu

pada otak. Gangguan ini muncul dalam berbagai gejala, yang umumnya menimbulkan

masalah kesulitan belajar pada anak. Namun karena biasanya gejala-gejala itu tidak

nyata nyata (minimal). Maka sulit untuk di deteksi, aneka ragam gejala dapat

dikelompokan, antara lain :

Tidak terampil (clumsiness),

Kesulitan belajar khusus, berupa kesulitan bahasa (disfasia), menulis

(disgrafia), membaca (disleksia) dan menghitung (diskalkulia),

Gejala perilaku anti-sosial, seperti tidak bisa bergaul dan memberontak

terhadap lingkungan.

Gejala hiperaktifitas,

Kesulitan dalam memusatkan perhatian,

Gejala emosional, seperti depresi, cita diri yang buruk.

Makin banyak gejala yang terdapat dalam anak makin berat

keaadaannya.Kesulitan belajar pada DMO sama sekali bukan disebabkan oleh faktor

potensi intelegensi yang rendah. Tidak jarang kasus ini menimpa anak-anak dengan

taraf intelegensi tinggi. Penyimpangan fungsi otak dapat disebabkan oleh faktor

genetik. Kelainan perkembangan otak pada masa prenatal, proses kelahiran, serta

adanya penyakit atau cedera yang terjadi pada tahun-tahun kritis perkembangan

sistem saraf pusat. Karena penyimpangan ini dapat terjadi selama masa kehamilan ,

kelahiran serta tahun-tahun pertama kehidupan. Maka untuk mendeteksi adanya

DMO, riwayat anak sejak dalam kandungan perlu diketahui.

b. Penyebab

19

Page 20: Bab Pembahasan Makalah Deteksi Sayang

- Kelainan genetik.

- Kelainan metabolik.

- Gangguan otak (brain insult) pada masa prenatal dan perinatal.

- Penyakit dan trauma dari susunan saraf pusat terutama pada masa krisis dari

perkembangan dan maturasi dari susunan saraf pusat.

c. Penanganan

1. hiperaktivitas yang berdasarkan fisiologik dapat diberikan psikostimulan seperti

golongan amfetamin, efedrin dan sebagainya. Penggunaan dalam jangka waktu lama dapat

menyebabkan kemunduran psikik. Pada hiperaktivitas karena keadaan cemas dapat diberikan

anxiolitik. Pemberian obat-obat ini tidak tanpa gejala samping, hingga dianjurkan pemberian

dalam jangka waktu pendek dan dosis yang tepat. Obat golongan cerebro-metabolic-

vasodilators dapat diberikan untuk stimulasi metabolisme otak.

2. Remedial teaching programme Program pendidikan khusus yang diberikan di sekolah

dapat memperbaiki penampilan anak.

3. Untuk membantu anak-anak dengan kesulitan belajar secara menyeluruh, para profesional

perlu mengikut-sertakan orang tua dalam program pendidikan. Orang tua diberi keterangan

mengenai kelemahan dan kemampuan dari anaknya, serta bagaimana cara menanganinya

guna memperoleh keberhasilan secara maksimal dan mengurangi kegagalan se-minimal

mungkin.

20