makalah kwashiorkor (h.ahmad 107)

Upload: ahmada-haji

Post on 02-Jun-2018

746 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    1/18

    KWASHIORKOR

    Makalah ini disusun untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Anak

    yang dibina oleh: Nurul Aini S.Kep.,Ners.,M.Kep

    Disusun oleh:

    H.Ahmad

    201010420311107

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2013

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Malnutrisi masih tetap menjadi masalah kesehatan utama di dunia saat ini terutama

    pada anak dibawah usia 5 tahun, namun kekurangan makanan tidak selalu menjadi

    penyebab primer malnutrisi. Di banyak Negara berkembang dan Negara miskin, diare

    merupakan faktor mayor. Faktor tambahan adalah pemberian susu botol (pada kondisi

    sanitasi yang buruk), pengetahuan yang tidak memadai mengenai praktik asuhan anak

    yang baik, orang tua yang buta huruf, faktor ekonomi dan politik, dan kekurangan

    makanan. Bentuk malnutrisi paling ekstrem atau MPE adalah kwashiorkor dan marasmus

    (Wong 2008).

    Di era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia

    menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada

    umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya

    kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah

    gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu

    disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi.

    Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam

    menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan

    sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan

    anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan

    lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit

    masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti

    lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan

    pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi

    buruk.

    Kwashiorkor sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas,

    dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara

    miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan.

    Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.

    Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8%

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    3/18

    balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor). Di

    Indonesia angka kejadian KEP berkisar 10 % dari 4.723.611 balita menurut laporan

    Depkes RI tahun 2003. Di Jawa Tengah sendiri angka penderitaKEP yang ada yaitu

    sebesar 12,75 % dari 336.111 balita yang diukur menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah

    tahun 2004.

    Kekurangan energi protein merupakan penyakit gangguan gizi yang cukup penting di

    Indonesia. Di Indonesia angka kejadiannya cukup tinggi pada anak di bawah 5 tahun.

    Untuk menentukan klasifikasi berat ringannya KEP dapat menggunakan beberapa cara,

    yang paling sering digunakan dan cukup mudah adalah dengan melihat berat badan dan

    umur anak disesuaiakan dengan grafik KMS (Kartu Menuju Sehat).

    Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan

    dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat bervariasi dan

    masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis digunakan

    istilah kekurangan energi dan protein (KEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis KEP

    yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi badan,

    berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit)

    Menurut WHO, 49% dari 10.4 juta kematian terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun

    di negara berkembang yang dihubungan dengan kekurangan energi dan protein (Gehri,M, 2006).Menurut DEPKES bahwa standar nasional penderita KEP tidak lebih dari 1,12

    % penderita KEP dari total anak di suatu wilayah.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Kwashiorkor.

    Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang

    kekurangan kasih sayang ibu.Kwashiorkor adalah gambaran yang termasuk kegagalan

    untuk bertumbuh , edema, apatis, anoreksia, muntah, dan diare, perubah pada kulit,

    rambut dan membrane mukosa (Prinsip Perawatan Pediatrik)

    Kwashiorkor adalah defisiensi primer protein dengan pasokan kalori yang adekuat,

    kata Kwashiorkor berarti pemyakitpenyakit yang diderita anak yang lebih besar ketika

    adiknya lahir dan tepat sekali menggambarkan sindrom yang terjadi pada anak pertama,

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    4/18

    biasanya pada usia 1 sampai 4 tahun, ketika disapih dari ASI begitu anak kedua lahir

    (Wong 2008).

    Kwashiorkor merupakan suatu bentuk gangguan gizi dengan penyebab utama

    penyakit ini adalah defisiensi protein. Hal ini terutama karena kekurangan zat protein,

    keadaan ini digambarkan dengan adanya gagal tumbuh, edema, apatis, anoreksia,

    muntah, dan diare, perubahan pada kulit rambut, dan membrane mukosa. Kwashiorkor

    hamper tidak ditemukan pada bayi yang diberi ASI, tetap lazim terjadi pada bayi yang

    telah disapih dengan makanan tinggi karbohidrat dan rendah protein, terutama terjadi

    antara umur 4 bulan dan 2 tahun, kadang-kadang lebih lambat (Sodikin 2011)

    Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh

    intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Tanda

    yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk,

    wajah anak membulat dan sembab (moon face) terutama pada bagian wajah, bengkak

    terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang,

    otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LIngkar Lengan Atas

    LILA-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan

    berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau

    kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabuttanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi

    rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan

    pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita "busung lapar".

    Kwashiorkor adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah

    besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Nama kwashiorkor

    berasal dari suatu daerah di Afrika, artinya penyakit anak yang terlantar atau disisihkan

    karena ibunya mengandung alergi dan tidak lagi memberikan air susu ibu padanya.

    Tanpa mengganti air susu ibu dan dapat tambahan pangan yang seimbang anak

    (umumnya berumur kurang lebih 18 bulan) kurang mendapat protein. Jenis penyakit ini

    sering dijumpai pada bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun pada keluarga

    berpenghasilan rendah, dan umumnya kurang sekali pendidikannya. Kurang protein

    pangan adalah penyebab utama kwashiorkor sedang zat pangan pemberi tenaga mungin

    cukup diperolehnya atau bahkan berlebihan.

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    5/18

    2.2 Etiologi

    1. Pola makan

    Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan

    berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua

    makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui

    umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak

    memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)

    sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak

    berperan penting terhadap terjadi kwashiorkor, terutama pada masa peralihan ASI ke

    makanan pengganti ASI.

    2.

    Faktor sosial

    Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan

    politik tidak stabil ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan

    sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya

    kwashiorkor.

    3.

    Faktor ekonomi

    Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi

    kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana

    ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

    4.

    Faktor infeksi dan penyakit lain

    Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi

    derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Sebaliknya, MEP dalam derajat ringan

    akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

    2.3 Manifestasi Klinik Kwashiorkor

    Tanda dan gejala klinis yang terdapat pada penderita Kwashiorkor antara lain :

    (Sodikin 2011)

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    6/18

    1. Rambut kering, rapuh, tidak mengkilap, dan mudah dicabut.

    2. Anemia ringan.

    Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit

    lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia

    berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk

    pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari

    pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi

    protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan 6

    pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan

    gangguan sistem komplimen.

    3. Lengan atas kurus.

    Otot mengecil (hipotrofi) dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA-

    nya kurang dari 14 cm.

    4. Edema.

    Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya

    bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding

    kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.

    5.

    Flaky pains dermatosis.

    6.

    Perubahan mental.

    Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa

    menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.

    7. Kelainan kulit.

    Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih

    mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada

    sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit

    kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau

    merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat

    tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat

    atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, paha,lipat paha, dan

    sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang

    dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat

    mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi

    oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.

    8. Kelainan gigi dan tulang.

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    7/18

    Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan

    hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.

    9.

    Kelainan hati

    Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir

    semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis,

    nekrosis, dan infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor

    lipotropik.

    10.Kelainan Gastrointestinal

    Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang

    demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya

    dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal

    ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus,intoleransi

    laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensilaktase.

    Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi

    lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus.

    Kita sering bingung untuk membedakan antara Kwashiorkor dan Marasmus,

    dikarenakan keduanya sama-sama karena kurangnya asupan gizi (gizi buruk). Oleh

    karena itu, berikut ini adalah gambaran yang dapat membuat kita semakin mengerti

    perbedaan antara Kwashiorkor dan Marasmus :

    MARASMUS KWASHIORKOR

    Anak tampak sangat kurus, tinggal

    tulang terbungkus kulit.

    Wajah seperti orang tua.

    Cengeng, rewel.

    Perut cekung.

    Kulit keriput

    Edema di seluruh tubuh,

    terutama pada punggung kaki.

    Wajah membulat dan sembab.

    Pandangan mata sayu.

    Perubahan status mental:

    cengeng, rewel, kadang apatis.

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    8/18

    Rambut berwarna kepirangan,

    kusam, dan mudah dicabut.

    Otot mengecil, teramati terutama

    saat berdiri dan duduk.

    Bercak merah coklat pada kulit,

    yang dapat berubah hitam dan

    mengelupas.

    Menolak segala jenis makanan

    (anoreksia).

    Sering disertai anemia, diare,

    dan infeksi.

    GAMBARAN KLINIS MARASMUS KWASHIORKOR

    Kehilangan berat badan ++++ ++

    Kehilangan otot ++++ +

    Kehilangan lemak ++++ +

    Edema ----- ++++

    Gangguan psikologis ++ ++++

    Anoreksia + ++++

    Hepatomegali -- ++

    Infeksi yang menyertai ++ ++++

    Diare +++ +++

    Lesi pada kulit -- ++

    Perubahan rambut + ++

    Gambaran Laboratorium

    Anemia + +++

    Albumin, transferin serum yang

    rendah

    + ++++

    Homeostasis natrium yang

    terganggu

    + ++++

    Defisiensi kalium tubuh total ++ ++++

    Waktu protrombin NORMAL MEMANJANG

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    9/18

    Sitem imun DITEKAN DITEKAN

    Sumber : Buku pegangan pediatric. Gerald 2001

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    10/18

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    11/18

    2.4 Patofisiologi Kwashiorkor

    Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat

    berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.

    Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan

    edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi

    kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang

    tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini

    akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat

    timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein,

    sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya

    penimbunan lemak dalam hati.

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    12/18

    2.5 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang bagi pederita Kwashiorkor.

    Pengkajian Fisik :

    Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan

    komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota

    keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan,

    persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

    Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yang meliputi:

    keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada,

    abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.

    Fokus pengkajian pada anak dengan Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri

    (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan

    gejala yang mungkin didapatkan adalah:

    - Penurunan ukuran antropometri

    - Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)

    - Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra

    - Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot

    intercostal)

    - Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi

    diare.

    - Edema tungkai

    - Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis

    terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal,lutut, ruas

    jari kaki, paha dan lipat paha).

    Pemeriksaan Penunjang.

    -Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik

    normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis

    sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan,

    kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin

    serum yang menurun.

    -Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan

    pada paru.

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    13/18

    2.6 Penatalaksanaan Kwashiorkor

    Diet tinggi kalori, protein, cairan, vitamin dan mineral.

    Makanan yang dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap.

    Memberikan makanan secara bertahap.

    Pemberian terapi cairan dan elektrolit.

    Penanganan diare.

    Pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi.

    1. Dietik

    Makanan TKTP : 1 setengah x kebutuhan normal

    Kebutuhan normal : 03 tahun 150175 kal/kg/hari, diberikan bertahap.

    Minggu I : Fase stabilitasi ( 75 % - 80 % kebutuhan normal), Protein : 115

    gram/kg/BB/hari

    Minggu II : Fase transisi (150 % dari kebutuhan normal) Protein 23

    gram/kgBB/hari

    Minggu III : Fase rehabilitasi (150200% kebutuhan normal), Protein : 46

    gram/kgBB/hari.

    2. Penambahan suplementasi Vitamin

    Vitamin A

    Vitamin D

    Vitamin B kompleks

    Vitamin C

    3. Mineral

    Jumlah cairan : 130200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)

    Kalau edema berkurang berikan Porsi kecil tapi sering.

    2.7 Komplikasi Kwashiorkor.

    1. Diare

    2. Anemia

    3. Gangguan tumbuh kembang

    4. Hipokalemia

    5. Hipernatremia

    6. Shock

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    14/18

    7. Koma

    8. Cacat

    2.8 Asuhan Keperawatan Kwashiorkor

    1. Pengkajian yang meliputi :

    I. DATA IDENTITASNama Bayi :

    Jenis Kelamin :

    Nama Ayah :

    Nama Ibu :

    Diagnosis :

    Agama :

    Suku :

    Pendidikan Ayah :

    Pendidikan Ibu :Alamat :

    II. PENGKAJIAN FISIK

    A. Reflek

    Keterangan

    Jenis Reflek

    Kuat Lemah Tidak

    Ada

    MoroMenggenggam

    Menghisap

    Babinski

    B. Aktivitas

    1. Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( ).

    2.

    Menangis : keras ( ) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit ( )

    C. Kepala atau Leher

    1. Lingkar Kepala = .cm

    2. Fontanel Anterior : Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( ) cekung ( )

    3.

    Sutura sagitalis : tepat ( ) terpisah ( ) menjauh ( )

    4. Gambaran wajah : simetris ( ) Asimetris ( )

    5.

    Molding : caput succadeneum ( ) cephalhematoma ( )

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    15/18

    D. Mata

    Bersih ( ) Sekresi ( ) Jelaskan !

    Tidak ada gangguan pada penglihatan anak. Sclera berwarna putih, konjungtiva

    hiperanemis, pupil miosis.

    E. Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT)

    1. Telinga : normal ( ) Abnormal ( ) Jelaskan !

    2. Hidung : normal ( ) Abnormal ( ) Jelaskan !

    F. Abdomen

    1. Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )

    2. Lingkar perut =cm

    3. Liver : 2 Cm ( )

    G. Toraks.

    1.

    Simetris ( ) Asimetris ( )

    2. Klavikula : Normal ( ) Abnormal ( )

    H. Paru-Paru

    1. Suara nafas kanan kiri : sama ( ) tidak sama ( )

    2. Bunyi nafas di semua lapang paru : terdengar ( ) Tidak terdengar ( ) menurun ( )

    3.

    Frekuensi nafas : kali/menit

    I. Jantung

    Bunyi normal ( ) sinus rhytm ( )

    Frekuensi : kali/menit

    Murmur ( ) PMI : kanan ( ) kiri ( )

    Waktu pengisisan kapiler:

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    16/18

    2.

    Keterangan nadi

    perifer

    Kuat Lemah Tidak ada

    Brachial kanan

    Brachial kiri

    Femoral kanan

    Femoral kiri

    3. Ekstremitas atas : normal ( ) Abnormal ( ) jelaskan !

    4. Ekstremitas bawah : Normal ( ) Abnormal ( ) jelaskan!

    K. Umbilicus

    1. Normal ( ) Abnormal ( ) jelaskan!

    2. Inflamasi ( ) Drainase ( )

    L. GenetaliaPerempuan : normal ( ) laki-laki : normal ( ) jelaskan

    M. Anus

    Permanen ( ) imperforate ( )

    N. Spina

    Normal ( ) Abnormal ( ) jelaskan!

    O. Kulit

    1. Warna : pink ( ) pucat ( ) jaundice ( )

    2. Sianosis pada : kuku ( ) periorbital ( ) seluruh tubuh ( )

    3. Kemerahan (rash) ( )

    4. Tanda lahir:

    P. Suhu

    1. Lingkungan : pengaturan suhu ( ) incubator ( ) suhu ruang ( ) boks terbuka ( )

    2.

    Suhu aksila: oC

  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    17/18

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Kwashiorkor adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh

    rendahnya tingkat konsumsi protein dalam makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu

    yang cukup lama. Penyebab gizi buruk terdiri dari penyebab langsung dan tidak

    langsung. Penyebab langsung, yaitu kurangnya asupangizi darimakanan, akibat

    terjadinyapenyakit yang mengakibatkaninfeksi.Sedangkan penyebab tidak langsungnya

    yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang

    memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.

    3.2 Saran

    Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk

    terlambat. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi

    buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah

    pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila

    tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah

    membudaya selama ini adalah,anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan

    perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan

    kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Maka dari itu tim kesehatan beserta jajaran

    pemerintahan yang tersebar diseluruh dunia khususnya di Indonesia harus lebih

    bekerjasama dan lebih sensitive lagi melihat keadaan sekitar, lebih spesifiknya lebih peka

    terhadap keadaan gizi anak para generasi penerus bangsanya. Karena di Negara yang

    kuat terdapat generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas.

    http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/
  • 8/10/2019 Makalah Kwashiorkor (H.ahmad 107)

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Sodikin. 2011.Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan

    Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika

    Wong. 2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

    Merenstein, Gerald B. 2001.Buku Pegangan Pediatri. Jakarta : Widya Medika.

    http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/gizi-buruk.html.Diakses

    pada tanggal 4 Maret 2013.

    Malnutrisi Energi Protein-MEP-Kwashiorkor [on-line]. Tersedia

    (http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/).

    Diakses pada tanggal 4 Maret 2013.

    http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/gizi-buruk.htmlhttp://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/gizi-buruk.html