107. hantu tangan empat.pdf

Upload: almizan17

Post on 03-Jun-2018

268 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    1/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    2/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    3/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 1

    I BALIK curahan air terjun Air Lajatuh tampak duasosok mendekam tak bergerak. Mereka telah beradadi tempat itu sebelum sang surya muncul menerangi

    bumi Latanahsilam. Dari sikap keduanya dapat didugakalau mereka tengah menunggu sesuatu. Di langit awanpagi berarak biru. Dari arah timur serombongan burungmelayang ke jurusan barat.

    Sosok di sebelah kanan mengusap wajahnya. Orang inibertubuh besar kekar. Di pertengahan keningnyamenempel sebuah benda menyerupai kaca sebesar kukuibu jari kaki.

    Lagandrung, sejak dini hari kita berada di sini. Saat inimatahari sudah mulai tinggi. Orang yang kita tunggu belum

    juga muncul. Apa kau yakin dia akan datang ke sini?Wahai adikku Lagandring! Jangan kau ragukan apa

    yang kuketahui dan kukerjakan. Sejak puluhan tahun,setiap pertengahan bulan ganjil Hantu Tangan Empatselalu datang ke tempat ini untuk membersihkan diri,berlangir bersiram air bunga. Sabarkan hatimu, kita tunggusaja. Dia pasti datang. menjawab orang di samping kiriLagandring. Muka dan sosok tubuhnya sangat menyerupaiLagandrung karena mereka berdua memang adalahsaudara kembar. Satu-satunya tanda yang membedakansang kakak dari adiknya ialah kalau di kening Lagandringmenempel kaca berwarna merah maka di keningLagandrung melekat kaca berwarna putih.

    Yang membuat aku tidak sabar adalah hadiah yangmenunggu kita di Istana Kebahagiaan. Si Luhsariam itu!Wahai! Wajahnya memang tidak seberapa cantik. Tapi

    D

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    4/103

    belum pernah aku melihat gadis memiliki tubuh padat dankencang seperti dia. Sewaktu penguasa IstanaKebahagiaan menyuruhku mengintai gadis itu ketika diasedang mandi, rasanya mau kuterkam dia saat itu juga!

    Lagandrung tertawa mengekeh mendengar kata-kataadiknya itu. Kalau urusan kita selesai dan kita membawakepala orang itu ke hadapan penguasa IstanaKebahagiaan, jangankan satu Luhsariam, sepuluh gadisseperti dia bakal bisa kau dapatkan! Belakangan ini sangpenguasa banyak gembiranya dan murah hati. Sebelumkita pergi aku sempat melihat sekitar selusin perempuan

    cantik, kebanyakan masih gadis-gadis diturunkan darisebuah kereta besar di pintu gerbang Istana...

    Lagandring menyeringai dan basahi bibirnya denganujung lidah. Nasib kita memang sedang baik. Diangkatpenguasa Istana Kebahagiaan menjadi orang-orangkepercayaannya. Aku...

    Ucapan Lagandring terputus ketika dia melihat

    kakaknya membuat isyarat dengan gerakan tangan kanan.Aku mendengar suara sesuatu...

    Lagandring pasang telinganya. Matanya menatapmenembus curahan air terjun. Aku belum melihat apa-apa. Tapi telingaku memang menangkap sesuatu. Suaraorang bersiul-siul. Agaknya orang itu bersiul sambilbergerak menuju ke arah air terjun ini. Wahai! Apakah

    orang yang kita tunggu punya kebiasaan bersiul-siul sepertiitu?Lagandrung pasang telinganya baik-baik lalu gelengkan

    kepala. Siulan itu bukan siulan biasa...Membawakan nyanyian tidak karuan nada iramanya,

    kata Lagandring.Bukan itu yang aku maksudkan. Siulan itu

    mengandung tenaga dalam tinggi. Apa kau tidakmerasakan gendang-gendang telingamu bergetar dansemilir angin seperti berubah arah?

    Kau benar kakakku. Telingaku mulai terasa bergetar.Malah ada rasa sakit... kata Lagandring pula lalu kembali

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    5/103

    dia memandang ke depan menembus curahan air terjun AirLajatuh.

    Siapapun orangnya, dia bukan orang yang kitatunggu! berucap Lagandrung.

    Lihat! Ada orang berkelebat di atas batu sana!Lagandring berseru sambil menunjuk ke arah deretan batu-batu yang mengelilingi telaga besar di depan air terjun.

    Sang kakak juga sudah melihat sosok orang yangmelayang dan tegak di atas batu. Orang itu berdiri sambilbertolak pinggang. Dia memandang berkeliling sembaribersiul-siul. Rambutnya yang gondrong melambai-lambai

    tertiup angin.Apa kataku! ujar Lagandrung. Yang datang memang

    bukan orang yang kita tunggu. Orang itu bukan HantuTangan Empat!

    Mungkin dia sengaja muncul dengan merubah wajah?ujar Lagandring.

    Aku tahu wajah asli Hantu Tangan Empat. Menurut

    penguasa Istana Kebahagiaan, Hantu Tangan Empatmemang bisa merubah wajah, tapi jelas bukan wajahseperti orang yang berdiri di atas batu itu. Orang itubertubuh kekar. Masih muda dan berambut gondrong. Kaulihat sikapnya yang aneh. Sambil bersiul dia cengar-cengirdan sesekali menggaruk kepala...

    Cuma seorang pemuda tolol. Mengapa ambil peduli!

    kata Lagandring.Kehadiran pemuda itu bisa merusak urusan kita!Adikku Lagandring lekas kau usir pemuda itu dari tempatini!

    Walau agak malas-malasan tapi Lagandring lakukan juga perintah kakaknya itu. Sekali lompat saja diamenembus air terjun. Demikian cepat gerakannya hingga

    dia tidak sampai basah kuyup oleh jatuhan air. Sesaatkemudian dia sudah berada empat langkah di hadapanpemuda berambut gondrong.

    Belum sempat membentak, pemuda di hadapanLagandring malah menegur lebih dulu.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    6/103

    Astaga! Kukira tidak ada orang di sekitar sini. Sahabat

    yang jidatnya ada kaca warna merah, apakah kau penghunidi kawasan air terjun ini?

    Pertama! Lagandring membentak yang membuatpemuda berambut gondrong pencongkan mulutkeheranan.

    Dalam hati Wiro memaki. Sialan! Apa pertama yangdimaksudkan makhluk berkaca di jidatnya ini!

    Pertama! Kita tidak bersahabat...!Oh, begitu?! Tidak bersahabat boleh-boleh saja. Aku

    tidak rugi, kau juga mungkin tidak untung!

    Kedua!Kedua! Huh...! Apa yang kedua?! si gondrong kembali

    pencongkan mulutnya dan garuk-garuk kepala.Kedua! Lekas tinggalkan tempat ini!Walah! Aku baru saja sampai di sini! Sudah disuruh

    pergi! Apa-apaan ini! Memangnya tempat ini termasuktelaga dan air terjun itu milikmu?

    Aku menghitung sampai tiga! Jika pada hitungan ketiga kau tidak angkat kaki berarti kau minta mati! hardikLagandring.

    Pemuda berambut gondrong tertawa gelak-gelak. Kau jago berhitung rupanya! Coba ini berapa! Si gondrong laluacungkan satu jari tangan kanannya.

    Satu! teriak Lagandring. Tentu saja dia berteriak

    bukan menyahuti pertanyaan si pemuda tapi sebagaimemberi tanda bahwa dia sudah mulai dengan hitunganpertama.

    Pintar! memuji pemuda di hadapan Lagandring sambilsenyum-senyum. Sekarang ini berapa! Lalu pemuda ituacungkan dua jari tangan kanan.

    Dua! berseru Lagandring. Mukanya mulai kaku

    mengetam. Kaca merah di keningnya memancarkan sinaraneh.Hebat! seru pemuda gondrong. Nah, kalau ini

    berapa?! Dia kini acungkan tiga jari tangan kanan.Tiga! teriak Lagandring.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    7/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    8/103

    tepi telaga yang terdekat.

    Lagandring tidak tinggal diam. Dia bertindak cepat.Baru saja si gondrong menjejakkan kaki di tepi telagadengan sekujur tubuh mengepulkan asap panas,Lagandring telah berada di hadapannya. Lelaki inigoyangkan kepalanya. Dan, wussss! Kembali sinar merahmelesat ganas dari kaca merah yang menempel dikeningnya!

    Kurang ajar! Jahanam satu ini benar-benar tidakmemberi kesempatan padaku! memaki si gondrong. Dualututnya ditekuk. Tenaga dalam dialirkan ke tangan kanan.

    Lagandring tidak sempat memperhatikan bagaimanatangan lawannya kini sebatas siku ke bawah berubahmenjadi putih berkilauan laksana perak sampai ke ujung-ujung kuku! Lagandring baru sadar dan berteriak kerasketika melihat satu cahaya putih disertai hawa panas luarbiasa berkiblat menghantam ke arahnya!

    Satu letusan dahsyat menggema di tepi telaga air terjun

    Air Lajatuh. Tepian telaga sepanjang sepuluh tombakruntuh. Air telaga muncrat tinggi ke atas. Lagandringterpental empat tombak, jatuh terhenyak di dekat sebuahbatu besar lalu muntahkan darah segar. Sebagianpakaiannya yang terbuat dari kulit kayu hangusmengepulkan asap. Tubuhnya di sisi kanan termasuktangan kanan bergetar dan berubah kemerah-merahan

    seperti terpanggang. Di bagian lain pemuda berambutgondrong terguling-guling di tanah. Walau dia berhasilbangun namun nampak lututnya agak goyah dan mukanyapucat tak berdarah. Sepasang matanya memandangmendelik pada Lagandring.

    Untung tubuhku sudah berubah besar begini. Kalaumasih cebol seperti dulu, bentrokan pukulan sakti tadi

    pasti akan membuatku konyol! Si pemuda membatin. Darikata-kata yang diucapkan dalam hati ini serta melihatkepada ciri-cirinya sudah bisa diduga si pemuda bukan lainadalah pendekar kita, murid Eyang Sinto Gendeng WiroSableng yang jalan hidupnya telah membawa dirinya

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    9/103

    terpesat ke Negeri Latanahsilam, satu negeri 1200 tahunsilam.

    Tiba-tiba Lagandring berdiri. Matanya menyala laksanaapi. Tangan kanannya bergerak mencabut kaca merahyang ada di keningnya. Mulutnya berkomat-kamit sepertimembaca mantera. Kaca merah yang ada dalamgenggamannya mengepulkan asap. Di saat yang samatubuhnya berubah menjadi besar dan tinggi.

    Astaga! Dia berubah menjadi dua kali lebih besar!Pendekar 212 tercekat. Kalau tadi dia masih mengerahkansetengah saja dari tenaga dalamnya, kini dia alirkan

    seluruh hawa sakti yang ada dalam tubuhnya ke tangankanan. Akan kuhantam selangkangannya! Masakan tidakamblas! kata Wiro dalam hati. Tangan kanannya segeradiangkat ke atas. Ditarik ke belakang. Pada saat dia siapmenghantam tiba-tiba dari balik air terjun berkelebatsesosok tubuh. Menyusul suara orang berseru.

    Lagandring! Tinggalkan pemuda itu! Orang yang kita

    tunggu sudah datang!

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    10/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 2

    AGANDRING menyeringai buruk. Kau masih untunganak muda! Kalau tidak ada urusan lain yang lebihpenting pasti sudah kupanggang kau dengan Sinar

    Darah Merah! Wiro Sableng menyeringai lalu menjawab. Sebenarnya

    kau yang lebih beruntung! Tadinya aku sudah siapmerubah perabotan di bawah perutmu menjadi lontongbasi dan telor rebus busuk!

    Pemuda jahanam! Kali ini kau kulepas hidup-hidup!Tapi jika sekali lagi kau berani unjukkan diri dan bertingkahdi hadapanku, wahai..., kupanggang habis tubuhmu mulaidari kepala sampai kaki!

    Lagandring batuk-batuk lalu meludah ke tanah.Ludahnya bercampur darah tanda bentrokan pukulan saktiyang sama-sama mengandung tenaga dalam tinggi taditelah menyebabkan dirinya terluka di dalam. Kaca merahyang tadi ditanggalkannya kini dipasangnya kembali kekeningnya. Saat itu juga tubuhnya kembali menjadi sebesardan setinggi semula.

    Diam-diam Wiro Sableng menarik nafas lega juga walausebenarnya dia tidak merasa takut untuk meneruskanpertarungan. Ilmunya aneh. Dia bisa merubah diri menjadidua kali lebih besar. Seperti raksasa! Melihat gelagatnyadia bukan bangsa makhluk baik-baik. Dia bicara segalamacam urusan penting. Lalu siapa tadi yang berserupadanya dan melesat dari balik air terjun sana?

    Wiro ikuti kepergian Lagandring dengan pandanganmata. Ternyata orang itu berkelebat ke arah timur airterjun. Air terjun itu mengingatkan Wiro pada tempat

    L

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    11/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    12/103

    atas telaga. Segenggam bunga terakhir yang barusandilempar ditebarkannya ke dalam telaga tidak luruh jatuhke atas air, tetapi tergantung di udara, sepuluh jengkal daripermukaan air telaga!

    Wahai... Bagaimana mungkin bunga-bunga itumelayang di udara, jatuh tidak bergerak pun tidak, sikakek membatin. Dia memandang berkeliling. Lalu tampakdia tersenyum dan usap-usap janggut putihnya. Ada orangyang sengaja hendak unjukkan kehebatan tenaga dalam.Sengaja menahan jatuhnya bunga ke atas air. Satuperagaan yang hebat. Apakah di balik kehebatan ini

    tersembunyi maksud baik atau maksud buruk...?Di atas pohon Wiro juga telah melihat apa yang terjadi.

    Dia melirik ke kiri di mana dua orang kembar tadi terusberkelebat mendekati Hantu Tangan Empat. Tidak sepertitadi kali ini sambil bergerak mereka angkat tangan kiri kesamping, sama datar dengan tingginya bunga-bunga yangtergantung di permukaan telaga. Tak selang berapa lama

    ke duanya melintas di bawah pohon di atas mana Wiroberada. Di sini mereka mendekam sesaat. Tegak takbergerak sambil dua tangan direntang ke samping samatinggi dengan bunga-bunga yang menggantung di atas airtelaga.

    Di tempatnya berdiri Hantu Tangan Empat kelihatanterus saja mengusap-usap janggutnya dengan tangan

    kanan. Tapi perlahan-lahan tangan kiri diangkat laluditempelkan menyilang di atas dada. Bunga-bunga di atastelaga yang tadinya diam menggantung di udara perlahan-lahan bergerak turun ke bawah. Dari sini sudah bisa dinilaibagaimana tingkat tenaga dalam Lagandrung yangdigabung dengan Lagandring masih kalah dengan yangdimiliki si kakek berjuluk Hantu Tangan Empat itu.

    Lagandring! Lipat gandakan tenaga dalammu! Rentangdua kaki! Lawan mengajak adu kekuatan. Kita berdua diasendiri masakan kalah!

    Mendengar ucapan kakaknya itu Lagandring segerasalurkan seluruh tenaga dalamnya ke tangan kiri kanan.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    13/103

    Dua kaki bergeser merenggang. Saking hebatnyapengerahan tenaga dalam dua saudara kembar itu,sepasang kaki mereka sampai amblas setengah jengkaldan tanah yang mereka pijak kelihatan kepulkan asap!

    Di atas batu di tepi telaga kakek berjuluk Hantu TanganEmpat melihat bunga di atas air telaga bergoyang-goyang.Lalu perlahan-lahan dia merasakan pula dua kakinya mulaibergetar. Getaran itu turun ke batu yang dipijaknya! HantuTangan Empat adalah seorang tokoh disegani yangmemiliki kesaktian tinggi serta tenaga dalam yang sudahmencapai puncaknya. Namun diserang gabungan dua

    kekuatan lawan begitu rupa tak urung dia mengalamikesulitan.

    Hantu Tangan Empat memandang ke arah bunga-bungadi atas permukaan telaga. Sebentar lagi bunga-bunga ituakan hancur jadi bubuk. Kalau aku tidak sanggupbertahan, kekuatan tenaga dalam yang menyerang bisamencelakai diriku... Si kakek lalu kerahkan seluruh tenaga

    dalam yang dimilikinya. Namun dia tak bisa bertahan lama.Apa yang barusan diduganya menjadi kenyataan sesaatkemudian.

    Deessss! Dessss! Dessss! Terdengar suaraberkepanjangan menyusul suara byaar... byaarr... byaaar!Belasan bunga yang menggantung di atas telaga hancurmenjadi bubuk. Di atas batu, Hantu Tangan Empat

    merasakan tekanan sangat hebat melanda dadanya.Wajahnya pucat dan sekujur tubuhnya basah oleh keringat.Sementara itu di atas pohon Wiro yang menyaksikan

    apa yang terjadi mulai merasa khawatir. Aku tidak sukapada dua cecunguk kembar ini. Apalagi dia hendakmencelakai Hantu Tangan Empat, orang yang pernahmenolongku. Kakek Peri Angsa Putih... Habis berkata

    begitu Wiro lalu turunkan ke bawah celana putihnya. Lalu,serrrr... Enak saja dia kencingi dua orang yang ada dibawah pohon.

    Lagandrung dan Lagandring yang tengah memusatkankekuatan tenaga dalam dan hampir dapat menghantam

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    14/103

    Hantu Tangan Empat sama-sama berseru kaget ketika dariatas ada kucuran air menyirami kepala dan sebagian tubuhmereka.

    Hujan aneh! Mengapa hanya terjadi di sini! seruLagandring.

    Ini bukan hujan! teriak Lagandrung. Air hujan tidakhangat begini! Lagandrung lalu dekatkan lengan kirinyayang basah ke hidung. Sial kurang ajar! Air bau! Ini airkencing!

    Lagandring tiru perbuatan abangnya dan mengendusair yang membasahi bahunya. Memang air kencing!

    Jahanam! Siapa yang berani melakukan pekerjaan gila ini!Dua kakak adik itu mendongak ke atas pohon. Mereka

    tidak melihat siapa-siapa karena sebelumnya Wiro Sablengtelah melompat ke pohon di sebelahnya lalu menyelinapturun dan lari ke arah tepi telaga di mana Hantu TanganEmpat tegak berdiri.

    Anak muda! Siapa kau?! Hantu Tangan Empat

    menegur penuh curiga.Kek, masakan kau lupa pada saya? Saya Wiro

    Sableng, sahabat cucumu Peri Angsa Putih. Orang yang kautolong tempo hari...

    Si kakek kerenyitkan kening. Wahai! Aku ingatsekarang! Kau muncul pada saat yang salah, anak mudadari jagat seribu dua ratus tahun mendatang. Tapi, jangan-

    jangan kau yang barusan memamerkan kekuatanmengajak aku bertanding kehebatan tenaga dalam! Sikakek pelototi Wiro dari kepala sampai ke kaki denganperasaan curiga.

    Kek, masakan saya berani berlaku kurang ajarpadamu. Lagi pula dibanding dengan dirimu, saya ini punyakepandaian apa?! ujar Wiro.

    Heeee... Hantu Tangan Empat masih sajamemperhatikan Wiro dengan seksama dan curiga.Kek, orang yang patut kau curigai adalah sepasang

    manusia kembar yang jidatnya ditempel kaca. Satu kacamerah satu kaca putih. Mereka sudah sejak lama ada di

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    15/103

    sini menunggu kehadiranmu. Jika dugaan saya tidak salahpasti sebentar lagi mereka akan muncul di sini...

    Baru saja Wiro berkata begitu tiba-tiba dua sosokberkelebat dan tegak di hadapan Hantu Tangan Empat.

    Anak muda, jika dua orang ini yang kau maksudkanrasanya aku tidak perlu khawatir. Mereka adalah duasahabat lama yang puluhan tahun tidak pernah berjumpa!kata Hantu Tangan Empat pula begitu mengenali siapayang datang. Wahai sahabatku Lagandrung danLagandring sungguh hatiku senang melihat kau muncul disini. Kabar gembira apakah yang bisa kita perbincangkan

    setelah sekian lama tidak bertemu? Tetapi, apakah kalianberdua bisa menunggu sampai aku selesai mandi ditelaga? Sementara dia berkata begitu di dalam hati HantuTangan Empat diam-diam kembali merasa curiga terhadapWiro. Bagaimana pemuda itu tadi mengatakan bahwa duaorang inilah yang telah mengajaknya bertanding kekuatantenaga dalam hingga bunga-bunga di atas telaga hancur

    menjadi bubuk. Jangan-jangan pemuda ini memutar balikkenyataan. Jangan-jangan dia merasa sakit hati karenadulu aku tidak menolongnya sepenuh hati bahkan tidakmampu membuat dirinya dan dua temannya menjadisebesar orang-orang di Negeri Latanahsilam. Selagi HantuTangan Empat membatin seperti itu, Lagandring danLagandrung saling pandang lalu sama-sama menyeringai.

    Wahai Hantu Tangan Empat, Lagandrung angkatbicara. Kedatangan kami tidak membawa beritamenyenangkan. Kami muncul tidak pula dengan niatgembira berbincang-bincang...

    Wahai! Kalian masih seperti dulu saja. Serba kesusu,selalu sibuk hingga tidak bisa berbagi waktu dengan parateman.

    Lagandrung gelengkan kepala. Ketahuilah wahaiHantu Tangan Empat, kami datang membawa berita sedih.Jangan terkejut. Kami diperintahkan untuk mengambilkepalamu!

    Wiro tersentak kaget. Sebaliknya Hantu Tangan Empat

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    16/103

    tidak tampak terkejut. Malah dia tertawa bergelak.Lagandrung! Sejak kapan kau pandai melawak!

    Kami tidak melawak! membentak Lagandring. Sangadik memang punya sifat lekas naik darah.

    Tawa Hantu Tangan Empat langsung terputus.Wajahnya kini berubah. Tapi hatinya masih tidak percaya.Maka dia bertanya. Kalau kalian tidak sedang membanyol,lalu siapakah yang memerintahkan kalian mengambilkepalaku?!

    Hantu Muka Dua! jawab dua lelaki kembar ituberbarengan.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    17/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 3

    ENDEKAR 212 menyumpah dalam hati begitumendengar nama yang disebutkan dua lelaki kembaritu. Hantu Tangan Empat sendiri selain kaget juga

    cepat menilai keadaan. Tadi dia hampir sempat dirobohkanoleh dua orang itu dalam adu kekuatan tenaga dalam.Walau dia jauh dari rasa takut tapi naga-naganya jikaterjadi pertarungan antara dia dengan Lagandrung danLagandring, tidak akan mudah baginya menghadapi duaorang itu.

    Lagandrung dan Lagandring, aku merasa kurangpercaya kalau kalian berdua diberi perintah oleh HantuMuka Dua untuk membunuhku! Mungkin kalian tidak tahu,tapi sampai saat ini aku sendiri berada di bawahkekuasaan orang yang merasa dirinya sebagai Raja DirajaSegala Hantu di Negeri Latanahsilam ini...

    Hantu Muka Dua punya alasan minta nyawa dankepalamu, wahai Hantu Tangan Empat...

    Dia mengatakan pada kalian alasannya itu? tanyaHantu Tangan Empat.

    Hantu Muka Dua marah besar. Kau menghilangsetelah gagal melakukan perintahnya! jawab Lagandrungpula.

    Perintahnya yang mana? tanya Hantu Tangan Empat.Jangan berpura-pura tidak tahu! sentak Lagandring.Lagandrung menyambung. Kau diperintahkan ke

    negeri seribu dua ratus tahun mendatang. Untukmembunuh tiga orang dan mendapatkan Batu SaktiPembalik Waktu. Kau gagal malah menghilang tidak beranimenghadap Hantu Muka Dua. Lalu ada yang memberi tahu

    P

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    18/103

    pada penguasa Istana Kebahagiaan itu bahwa kau justrutelah membantu tiga orang yang seharusnya dibunuh itu...

    Betul! Membuat mereka jadi lebih besar dari sosokaslinya! kata Lagandring.

    Kalau kini Hantu Muka Dua minta kami mengambilkepalamu, apa kau berani melawan? Seharusnya hal inisudah dilakukannya begitu kau kembali menginjakkan kakidi Negeri Latanahsilam ini.

    Wahai apa kalian berdua tahu, aku terpaksa tundukpada Hantu Muka Dua karena dia menguasai istrikuLuhbarini. Sekarang terbukti jahatnya! Setelah menculik

    dan menguasai Luhbarini dia masih mau memerintahkalian untuk membunuhku!

    Kalau begitu, selain kau pasrahkan istrimu, kau jugapasrahkan diri sendiri untuk kami bunuh! kata Lagandrungpula sambil menyeringai.

    Wahai! Kalau sebagai sahabat kalian tegamelakukannya, kalian tunggu apa lagi? Cepat saja turun

    tangan. Apa aku pasrah atau bagaimana lihat saja nanti!Namun sebelum kalian bertindak izinkan aku mandi ditelaga ini untuk terakhir kali! Habis berkata begitu HantuTangan Empat mengeruk kantung jerami yang tergantungdi bahunya, mengeluarkan segenggam bunga. Bungaaneka warna ini kemudian ditebarkannya di permukaan airtelaga sambil mulai melangkah seolah Lagandrung dan

    Lagandring tidak ada di tempat itu.Melihat diri mereka dipandang enteng marahlah dualelaki kembar itu. Keduanya segera menyerbu.

    Tahan! tiba-tiba Pendekar 212 Wiro Sableng berserudan melompat ke tengah kalangan.

    Pemuda keparat! Berani-beraninya kau masih ada ditempat ini! hardik Lagandring.

    Jangan-jangan dia yang tadi mengencingi kita dari ataspohon! ujar Lagandrung dengan muka beringas penuhberang.

    Kalian pernah bersahabat, mengapa sekarang mausaja disuruh Hantu Muka Dua membunuh kakek ini,

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    19/103

    sahabat sendiri?!

    Itulah kehidupan, wahai anak muda. Hari ini teman,besok lawan. Hari ini saudara besok jadi seteru...

    Oh, begitu...? ujar Wiro sambil angguk-angguk dangaruk-garuk kepala. Kurasa kehidupan macam itu hanyabisa terjadi karena ada manusia-manusia culas munafikatau karena tergoda sesuatu. Melihat tampang-tampangkalian, jangankan teman, kalau Hantu Muka Dua menyuruhbunuh istri atau ibu kalian sendiri, pasti kalian lakukan! Iya,kan?!

    Jahanam! Lagandring lekas kau bunuh bangsat satu

    ini! teriak Lagandrung pada adiknya. Lalu tanpamenunggu lebih lama Lagandrung melompat menyerangHantu Tangan Empat.

    Lagandring sendiri sudah lebih dulu menyergap Wiro.Aku sudah memberi ingat! Kalau kau berani lagi unjuk diridan bertingkah di depanku akan kupanggang sekujurtubuhmu! Mulai dari kepala sampai kaki! Kau keras kepala.

    Aku mau tahu sampai di mana kerasnya kepalamu,pemuda tolol!

    Lagandring goyangkan kepalanya. Dari kaca merahyang menempel di keningnya berserabutan keluar sinarmerah angker. Inilah ilmu kesaktian yang disebut SinarDarah Merah.

    Seperti tadi murid Sinto Gendeng hendak hadapi

    serangan lawan dengan pukulan Sinar Matahari. Namun disaat terakhir dia putuskan menghantam dengan pukulanTangan Dewa Menghantam Matahari. Ini adalah jurus atauilmu pukulan sakti inti pertama yang berasal dari KitabPutih Wasiat Dewa yang berisi Delapan Sabda Dewa dandisebut Enam Inti Kekuatan Dewa (Baca serial WiroSableng Wasiat Iblis s/d Kiamat Di Pangandaran terdiri

    dari 8 episode).Lagandring tersentak dan berseru kaget ketika melihatbagaimana satu gelombang angin dahsyat membuat sinarmerah yang keluar dari kaca sakti di keningnya mencelatke atas. Dia kerahkan tenaga coba bertahan. Akibatnya

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    20/103

    tubuhnya ikut terangkat ke atas. Sambil membentakgarang Lagandring kembali goyangkan kepalanya. Sinarmerah dari dalam kaca di kening menyapu keluarkan suaraseperti seratus ular mendesis.

    Wiro tak tinggal diam. Sambil tekuk dua lututnya, duatelapak tangan didorong ke atas. Laksana disambarhalilintar Sinar Darah Merah musnah bertaburan denganmengeluarkan beberapa kali suara letusan yangmenggetarkan seantero telaga. Air terjun seolah berhentimengalir untuk sepersekian kejapan mata!

    Di tepi telaga Lagandring terkapar dengan mata

    mendelik, mulut ternganga dan tubuh seperti lumpuh.Darah mengucur dari sela bibir dan hidungnya.Sebelumnya sewaktu bertarung melawan Wiro, orang inisempat menderita luka di dalam. Bentrokan yang terjadibarusan membuka lukanya bertambah parah. Kalau sajabukan Lagandring mungkin saat itu sudah megap-megapmeregang nyawa!

    Beberapa belas langkah di sebelah kanan telaga,Pendekar 212 Wiro Sableng terduduk di tanah dengantubuh tergontai-gontai. Di pelupuk matanya dia seolahmasih melihat sinar merah darah pukulan sakti yangdilepaskan lawan. Walau dia memejamkan mata sekalipununtuk beberapa saat lamanya sinar merah itu masihmenyelubungi pemandangannya. Dadanya berdegup keras

    tanda jantung dan jalan darahnya berada dalam keadaantidak wajar. Murid Sinto Gendeng cepat duduk bersila, atur jalan darah dan pernafasannya. Perlahan-lahan diakerahkan tenaga dalam ke bagian tubuh yangdirasakannya cidera. Selagi keadaannya belum pulih betul,di depan sana dilihatnya Lagandring dengan terhuyung-huyung bangkit berdiri. Tangan kanannya bergerak

    mencabut kaca merah di keningnya.Dia hendak merubah dirinya menjadi raksasakembali! Wiro sadar apa yang akan segera terjadi.Terhuyung-huyung dia bangkit pula berdiri. Sebelum kacamerah di tangan lawan mengepulkan asap, Wiro segera

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    21/103

    melabrak Lagandring dengan jurus Kilat MenyambarPuncak Gunung! Ini adalah jurus silat yang dipelajarinyadari seorang tokoh beken di Pulau Andalas dikenal denganpanggilan Tua Gila (Siapa adanya Tua Gila harap bacaserial Wiro Sableng berjudul Tua Gila Dari Andalas).

    Lagandring berseru kaget ketika laksana kilat, tangankanan lawan menyambar ke arah batok kepalanya. Kalautidak cepat dia rundukkan badan pasti kepalanya kenadihajar Wiro. Mukanya pucat dan tengkuknya menjadidingin.

    Ternyata jurus Kilat Menyambar Puncak Gunung yang

    dikeluarkan Wiro hanya tipuan belaka. Karena yang diincarmurid Sinto Gendeng ini adalah kaca merah di tangankanan lawan. Dia menyadari kesaktian benda aneh itulahyang menjadi andalan Lagandring dan sanggup merubahdirinya menjadi raksasa dengan bobot dua kali lebih besaraslinya. Karenanya begitu tangan kanan lancarkanserangan ganas, Wiro pergunakan tangan kiri untuk

    merampas kaca merah di tangan lawan.Tapi Lagandring rupanya cepat membaca maksud sang

    pendekar. Begitu tangan kiri Wiro berkelebat dia ayunkankaki kanan kirimkan tendangan menyilang. Karena tidakmau tangannya cidera dihantam kaki lawan, murid SintoGendeng angkat tangan kirinya sebatas dada lalu dengantangan itu dia menghantam sisi kanan tubuh Lagandring.

    Untungnya Lagandring telah bersurut mundur satu langkah,kalau tidak, hantaman Wiro akan mendarat telak di barisantulang-tulang iganya sebelah kanan! Walau selamat daricidera berat tak urung pukulan Wiro membuat Lagandringterpental tiga langkah dan sesak nafasnya.

    Sambil menahan sakit Lagandring usap-usap kacamerah dengan jari-jari tangan kanan.

    Wiro tak mau membuang waktu. Sebelumnya dia telahmelihat Lagandring melakukan hal itu dan tubuhnyakemudian berubah menjadi besar serta tinggi. Sebelumkaca merah mengeluarkan kepulan asap dia kembalimenghantam. Kali ini Wiro lepaskan pukulan Segulung

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    22/103

    Ombak Menerpa Karang.

    Kembali Lagandring keluarkan teriakan kaget.Tubuhnya terangkat ke udara sampai dua jengkal. Cepatdia kerahkan tenaga dalam. Sambil lepaskan pukulandengan tangan kiri dia teruskan mengusap kaca merah ditangan kanan.

    Celaka! Aku tak berhasil mencegah! ujar Wiro sewaktumelihat bagaimana sosok lawannya berubah menjadi besardan tambah tinggi hampir menyandak cabang pohon diatasnya! Wiro merasa dirinya seolah kembali ketika dirinyasetinggi lutut.

    Sambil menyeringai Lagandring maju mendekati Wiro.Setiap langkah yang dibuatnya mengeluarkan suara kerasdan menggetarkan tanah walau tidak sehebat langkah kakibatu Lakasipo (Baca Bola Bola Iblis).

    Wutttt!Tiba-tiba kaki kanan Lagandring menderu. Belum lagi

    tendangannya sampai, angin sudah menyambar laksana

    topan prahara. Semak belukar hancur rambasbeterbangan, pohon-pohon di kiri kanan berderak patah.

    Mati aku! jerit Wiro ketika tubuhnya ikut tersapu.Begitu jatuh di antara semak belukar dia segeramenyelinap. Tapi Lagandring bergerak cepat sekali. Belumsempat Wiro bangkit berdiri, kaki Lagandring sudah beradadi depannya dan kembali menendang. Wiro jatuhkan diri

    sama rata dengan tanah. Dia masih bisa selamatkan diriwalau angin tendangan membuat tubuhnya melesaktertelungkup satu jengkal ke dalam tanah. Sebelum Wirosempat keluarkan dirinya dari dalam lobang, kaki kananLagandring telah menghunjam ke punggungnya. Selain itudari kaca merah yang ada di tangan kanan lawanmenyambar keluar pukulan Sinar Darah Merah. Sekali ini

    nyawa murid Sinto Gendeng tidak tertolong lagi. Kalaupunada keajaiban menyelamatkan dirinya dan membuatnyamasih bisa bernafas maka dia akan hidup dengan tubuhbungkuk cacat karena patah tulang punggung. Selain itusinar merah yang keluar dari kaca sakti Lagandring akan

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    23/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    24/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    25/103

    Dua tangan yang meskipun kecil dibanding dengantangannya menggelung lehernya. Sebuah tumit menekanurat besar di lehernya hingga tubuhnya seperti setengahkaku. Nafasnya megap-megap dan lidah terjulur sementaratulang lehernya seperti mau berderak patah.

    Jahanam! Kukunyah tubuhmu! teriak Lagandring.Dicekalnya sosok yang mencekik tubuhnya lalu, bukkk!Dibantingnya ke tanah. Namun akibat gerakannya itu, kacamerah yang ada dalam genggamannya terlepas jatuh ketanah, menggelinding ke dekat orang yang barusandibantingnya. Orang ini ternyata adalah Wiro Sableng.

    Sebelum tubuhnya jatuh ke tanah murid Sinto Gendengberjumpalitan lalu siap menyelinap ke balik pohonselamatkan diri. Ketika hendak melompat dia sempatmelihat kaca merah milik Lagandring menggelinding ditanah dan menyusup masuk ke dalam semak belukar. Wirocepat sambar benda itu, lalu sembunyikan di balikpakaiannya.

    Karena tidak lagi memegang kaca merah sakti, sosokLagandring perlahan-lahan mengecil seperti semulaMukanya pucat tubuhnya miring seperti layangan singit.Dia memandang kian kemari mencari-cari kaca merahnya.

    Melihat lawan tidak lagi sebesar tadi tanpa tunggu lebihlama Wiro berkelebat keluar dari balik pohon langsungmenyerang.

    Diterjang secara tiba-tiba Lagandring berseru kaget. Diabalas menyerang hingga terjadilah perkelahian hebat.Setelah sepuluh jurus berlalu terlihatlah bahwa ilmu silattangan kosong Lagandring berada jauh di bawah Wiro.Apalagi jurus-jurus yang dimainkan Wiro serba asingbaginya. Maka tak urung Lagandring menjadi bulan-bulanan. Untungnya Wiro tidak punya niat jahat.

    Serangannya lebih banyak mempermainkan lawan sepertimenggelitik, menjewer, menendang bokong dan palingakhir, di puncak kejahilannya, Wiro tarik lepas celanaLagandring yang terbuat dari kulit kayu hingga orang inikalang kabut.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    26/103

    Lagandring! Lekas tinggalkan tempat ini! Tiba-tiba

    terdengar seruan Lagandrung. Dalam keadaan seperti itutentu saja Lagandring tidak pikir panjang. Tanpa banyakbicara dia menghambur lari mengikuti kakaknya walauuntuk itu dia masih ketiban nasib sial karena pantatnyasempat ditendang Wiro!

    Apa yang terjadi dengan Lagandrung?Setelah memerintahkan adiknya menyerang Wiro,

    Lagandrung langsung menyerbu Hantu Tangan Empat yangacuh tak acuh terus saja menebar kembang di ataspermukaan air telaga. Pukulan-pukulan Lagandrung datang

    laksana air bah. Hantu Tangan Empat pergunakan bungadalam genggamannya untuk menangkis serangan lawan.Walau cuma bunga lembut namun karena sudah diisitenaga dalam, bunga-bunga itu berubah laksana menjadibatu dan melesat menyambar bersiuran ke arahLagandrung.

    Orang lain mungkin akan sulit menghindari serangan

    belasan bunga itu. Tapi Lagandrung dengan mudah bisamengelak. Ketika dia kembali hendak menyerbu, dihadapannya Hantu Tangan Empat angkat tangan serayaberkata.

    Kita pernah bersahabat! Jangan kau termakanperintah jahat Hantu Muka Dua! Habisi semua kegilaan inisampai di sini! Hantu Tangan Empat memandang ke

    langit. Wahai! Matahari sudah tinggi. Aku perlu cepat-cepat mandi!Lagandrung meludah dan menjawab dengan seringai

    mengejek. Kau boleh mandi kalau air telaga sudahkucampur dengan darahmu!

    Habis berkata begitu Lagandrung goyangkan kepalanya.Dari kaca putih yang menempel di keningnya menderu

    sinar putih sangat panas.Hantu Tangan Empat lemparkan kantung jerami yangada di bahunya. Benda ini hancur lebur berantakan. Sinarputih panas terus menyambar ke arah curahan air terjun.Terdengar berkepanjangan suara seperti besi panas

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    27/103

    dicelup ke dalam besi sewaktu sinar putih menembuscurahan air terjun. Lalu dinding batu di belakang air terjunkelihatan terkuak, sesaat kemudian hancur berantakan!

    Hantu Tangan Empat! Kau lari ke mana?! Janganharap bisa lolos dari tanganku! Lagandrung berteriakketika dia tidak lagi melihat si kakek.

    Aku berada di sini, Lagandrung! Himbauan seorangteman tidak kau dengar. Apalagi harus kulakukan? Akuterpaksa mengajarkan adab bersopan santun padamuwahai Lagandrung!

    Lagandrung kertakkan rahang. Dia balikkan tubuh.

    Hantu Tangan Empat dilihatnya duduk bersila di atassebuah batu besar di tepi telaga, menatap menyeringai kearahnya. Ketika dia memperhatikan ternyata si kakeksebenarnya tidak duduk bersila di atas batu itu karenasosoknya menggantung di udara satu jengkal di atas batu!Dari apa yang disaksikannya itu sebenarnya Lagandrungmenyadari bahwa ilmu dan tenaga dalam Hantu Tangan

    Empat berada jauh di atasnya. Namun karena sudahkepalang tanggung, untuk mundur begitu saja tentu diamerasa malu.

    Hantu Tangan Empat, bicaramu sombong amat.Hendak mengajarkan tata cara bersopan santun padaku!Padahal sebelum kita dilahirkan adab sopan santun itusudah ada di Negeri Latanahsilam ini! Karenanya biar aku

    saja yang memberi pelajaran padamu. Kau tak lebih dariseorang kacung yang tidak becus melakukan perintah tuanbesarnya! Jadi pantas kepalamu kucopot dari tubuhmu!

    Hantu Tangan Empat tertawa mengekeh. Ingin akumelihat bagaimana caramu mencopot leherku! katanya.Lalu dia ulurkan kepalanya. Lehernya mendadak berubahpanjang. Selagi Lagandrung keheranan tahu-tahu muka

    Hantu Tangan Empat sudah berada hanya satu jengkal didepan wajahnya!Jahanam! Kau kira aku takut dengan segala ilmu setan

    yang kau pamerkan! Putus lehermu!Lagandrung goyangkan kepalanya. Dari cermin putih

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    28/103

    yang ada di keningnya tiba-tiba melesat sinar putihmenyilaukan. Anehnya sinar ini berbentuk demikian rupamenyerupai sosok sebilah pedang. Cepat sekali pedang

    jejadian itu menabas leher Hantu Tangan Empat yang telahberubah menjadi panjang! Inilah ilmu pukulan Sinar DarahPutih!

    Ilmu sihir picisan! Siapa takut! kata Hantu TanganEmpat lalu tertawa mengekeh.

    Sesaat lagi pedang cahaya itu akan menabas leher sikakek tiba-tiba dua tangan berkelebat. Satu mencekal hulupedang, satu menangkap bagian badan. Dua tangan itu

    tampak mengepulkan asap. Hantu Tangan Empatmengerenyit menahan panas luar biasa sinar putih yangdicekalnya. Ketika tangan itu memuntir, sinar putih meliuk.Kepala Lagandrung ikut meliuk. Lagandrung menjeritkesakitan. Sambil melompat mundur dia terpaksa tarikkembali serangan sinar putih. Ketika dia memandang kedepan nyali Lagandrung nyaris leleh.

    Di hadapannya sosok Hantu Tangan Empat yangtadinya berupa seorang kakek berwajah rata kini telahberubah menjadi satu makhluk menyeramkan. Rambutnyaberubah warna menjadi merah dan lurus naik ke atas. Darikulit kepalanya mengepul asap merah. Sepasang matanyayang besar memberojol merah, bergoyang-goyang sepertimau jatuh. Menggidikkan. Bibirnya berwarna biru aneh.

    Hidung panjang membengkok sedang gigi mencuatpanjang keluar dari mulut. Tangannya yang tadi dua kinikelihatan ada empat dan bergerak kian kemari tak bisadiam. Dua dari empat tangan inilah tadi yang berhasilmenahan serangan pedang Sinar Darah Putih yangdilancarkan Lagandrung. Selama ini Lagandrung hanyamendengar tentang sosok Hantu Tangan Empat namun

    baru sekali ini dia melihat dengan mata kepala sendiri. Takurung tengkuknya menjadi dingin! Untuk meneruskanniatnya nyalinya sudah putus. Dia maklum, kalau tidakmampu menghadapi Hantu Tangan Empat bagaimanamungkin dia bisa membawa kepala makhluk itu kepada

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    29/103

    Hantu Muka Dua. Selain itu ketika dia melirik ke kalanganpertarungan antara adiknya dengan Pendekar 212 hatinyabertambah kecut karena sang adik tengah berada dalamkeadaan terdesak hebat hingga menjadi bulan-bulanandipermainkan lawan bahkan diselomoti celananya hinggakelihatan bugil! Melihat gelagat yang tidak baik iniLagandrung lalu berteriak agar si adik mengikutinyamelarikan diri.

    Hantu Tangan Empat tertawa terkekeh-kekeh ketikamelihat dua saudara kembar itu lari lintang pukang.Lagandrung di sebelah depan. Adiknya di sebelah belakang

    sambil pegangi pantat celananya yang robek dibetot Wiro!Murid Eyang Sinto Gendeng sendiri memperhatikan keduaorang itu sambil tertawa-tawa, satu tangan menunjukpantat Lagandring yang tersingkap tak karuan, satu tanganlagi menggaruk-garuk kepala!

    Begitu Lagandrung dan Lagandring lenyap, Pendekar212 segera mendatangi Hantu Tangan Empat yang saat itu

    telah kembali ke bentuknya semula yaitu seorang kakekbermuka rata.

    Kek, kau tak apa-apa...? tanya Wiro.Hantu Tangan Empat usap matanya yang basah oleh air

    mata karena tertawa terpingkal-pingkal tadi. Kau sendiribagaimana?

    Hampir celaka! Untung ada seseorang menolong...

    jawab Wiro.He... Hantu Tangan Empat hanya manggut-manggutseolah tak mau bertanya siapa adanya orang yangmenolong Wiro tadi. Dia memandang ke arah telaga. Laluberkata pada Wiro. Anak muda, kau jangan ke mana-mana dulu.Tunggu sampai aku selesai mandi! Laju enaksaja kakek itu ceburkan diri ke dalam telaga. Anehnya

    setelah ditunggu sekian lama sosok Hantu Tangan Empattak kunjung muncul. Mau tak mau Pendekar 212 jadi agakgelisah.

    Kek! Hantu Tangan Empat! Wiro memanggil.Tak ada jawaban. Air telaga kelihatan tenang.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    30/103

    Jangan-jangan dia jatuh pingsan di dalam air... pikir

    Wiro. Dia segera hendak terjun ke dalam telaga tapi,byuuurrr! Hantu Tangan Empat muncul sambil tertawaterkekeh-kekeh.

    Tua bangka brengsek... maki Wiro dalam hati. Diamemutar tubuhnya.

    Hai! Kau mau ke mana?! Terdengar Hantu TanganEmpat berteriak.

    Tidak ke mana-mana. Hanya mencari orang yangbarusan menolongku! jawab Wiro. Lalu dia berkelebat kearah sebuah pohon besar dari arah mana tadi dia

    mendengar suara kakek-kakek yang memberi petunjukagar dia mengeluarkan ilmu Belut Menyusup Tanah.

    Wiro bolak-balik mengitari pohon besar sampai limakali. Dia bahkan memanjat naik ke atas pohon itu. Tapi diatidak menemukan siapa-siapa.

    Ah, sayang sekali. Menyesal aku tidak bertindak cepat.Orang yang menolongku itu mungkin sudah pergi tanpa aku

    sempat menemui dan mengucapkan terima kasih!Wiro melihat ke arah air terjun. Di dalam telaga Hantu

    Tangan Empat masih asyik berkecimpung mandi. Sambilgaruk-garuk kepala Wiro akhirnya dudukkan diri di bawahpohon besar. Belum lama duduk mendadak dia mendengarsuara gemerisik semak belukar. Lalu ada suara orangmenyanyi.

    Na... na... na... Ni... ni... ni. Na... na... na... Ni... ni... ni.Eh, orang gila dari mana kesasar dan menyanyi ditempat ini?! pikir pendekar kita sambil bangkit berdiri dancelingak-celinguk mencari orang yang menyanyi. Tapi diatidak melihat siapa-siapa. Aneh, suaranya begitu dekattapi orangnya tidak kelihatan. Wiro melangkah ke kiri,berputar ke kanan, membelok lagi ke kiri. Tetap saja dia

    tidak melihat siapa-siapa.Na... na... na... Ni... ni... ni. Na... na... na. Ni... ni... ni.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    31/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 5

    IRO memandang berkeliling. Hatinya mulai was-was. Jangan-jangan tempat ini ada hantupelayangannya... katanya dalam hati. Mendadak

    sudut matanya menangkap sesuatu. Dia berpaling ke kiri.Astaga! Benar-benar aneh! Tadi aku mundar-mandirberulang kali di tempat itu. Tak ada siapa-siapa. Kini adaorang itu! Wiro cepat melangkah ke balik satu pohon kayu.Dari sini dia memperhatikan.

    Sepuluh langkah di hadapannya ada seorang kakek-kakek memegang payung dari daun-daun kering. Sambilbernyanyi na-na-na ni-ni-ni dia melangkah setengahmenari-nari mengelilingi sepokok pohon keladi hutan. Dipunggungnya si kakek membekal sebuah kantong panjang.

    Murid Sinto Gendeng tekap mulutnya menahan ketawa.Banyak hal yang membuat Wiro ingin tertawa terpingkal.Kakek itu bermuka jelek selangit tembus. Pipinya keriputkempot. Hidungnya pesek dan matanya belok. Lalu bibirnyamencuat karena deretan gigi-giginya yang tonggos.

    Berarti seumur hidup dia tidak pernah bisamengatupkan mulutnya! kata Wiro, geli dalam hati. Lalusambil bernyanyi si kakek goyang-goyangkan pinggulnya.Sesekali tubuhnya sebelah bawah didorong dilejang-lejangkannya ke depan. Dan kini yang paling gila! Kakek inimengenakan celana dari kulit kayu yang bagianbelakangnya sengaja dirorotkan ke bawah hinggapantatnya yang hitam kasap tersingkap jelas!

    Tidak meleset dugaanku! Kalau tidak sinting pasti gilaalias kurang waras! kata Wiro dalam hati. Lalu sambilbatuk-batuk Wiro keluar dari balik pohon.

    W

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    32/103

    Mendengar ada suara orang batuk, si kakek aneh

    tampak terkejut. Suara nyanyiannya lenyap. Langkah dantariannya langsung berhenti. Lalu dengan gaya malu-malulucu dia cepat-cepat angkat ke atas celananya yangtersingkap. Tapi ketika dia melihat Wiro, kakek ini tertawalebar dan berkata. Wahai! Kukira perempuan. Ternyatalaki-laki juga. Sama tanduknya dengan tandukku! Sama-sama di depan! Buat apa malu-malu! Hik... hik! Lalu enaksaja celananya yang tadi sudah dibetulkan kinididodorkannya kembali, malah lebih bawah darisebelumnya. Wiro tertawa geli. Di sebelah sana si kakek

    kembali menyanyi-nyanyi, menari memutari pohon keladihutan. Payung di tangan kirinya diputar-putar demikianrupa hingga mengeluarkan suara berdesing keras. Setiapujung payung yang berputar itu mengenai daun ataurerantingan maka daun dan ranting-ranting itu putus,melayang tinggi ke atas.

    Memutus ranting dengan daun kering bukan pekerjaan

    mudah! Hanya orang berkepandaian luar biasa mampumelakukannya! Kakek yang seperti sinting ini pasti bukanmakhluk sembarangan! Baru saja Wiro membatin sepertiitu tiba-tiba si kakek sudah ada di depannya. Diamenyengir hingga seluruh giginya memberojol keluar.

    He, Buyung! Kau tentu menduga aku ini sinting! Iya,kan?!

    Walah, jangan-jangan dia bisa mendengar suarahatiku! kata Wiro. Lalu dia balas menyengir. Tidak, Kek.Menurutku kau tidak sinting! Malah aku senangmendengar nyanyianmu! kata Wiro pula.

    He, begitu? Terima kasih! Yang betul saja Buyung!Betul, nyanyianmu sangat sedap didengar, kata Wiro.Si kakek menyengir. Terima kasih! katanya lagi. Lalu,

    Sekarang tolong kau pegangkan tangkai payung ini!Karena payung langsung disodorkan kepadanya terpaksaWiro pegang payung daun itu. Dari dalam kantongpanjangnya si kakek keluarkan sebuah tambur terbuat daribatang pohon yang dilubangi lalu ditutup dengan kulit

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    33/103

    kering binatang. Dia juga mengeluarkan sebuah tongkatyang ujungnya ditancapi benda bulat. Sebelum berkata dialebih dulu menyengir. Kalau nyanyianku memang sedapdidengar, berarti kau harus ikut menari bersamaku! Akumenyanyi sambil memukul tambur. Kau memayungi akudan ikut melangkah menari memutari pohon keladi itu.Setuju...?!

    Anu Kek...He, anu artinya memang setuju. Terima kasih Buyung!Maksudku...Aku lupa! Si kakek aneh tidak pedulikan ucapan Wiro.

    Sebelum ikut menari aku perlu memberi tahu lebih dulu.Benda bulat yang ada di ujung pemukul tambur ini! Kautahu benda apa ini sebenarnya?

    Wiro garuk-garuk kepala. Sulit aku menduga, Kek.Si kakek menyengir. Coba kau cium! Mungkin kau bisa

    menerka! Lalu enak saja ujung pemukul tamburdisodorkannya ke bawah lobang hidung Wiro. Bau sangit

    yang tidak enak menyambar pernafasannya hingga muridSinto Gendeng ini bersin sampai tiga kali.

    Si kakek tertawa terkekeh-kekeh. Lalu tangan kanannyadikembangkan, diletakkan di pinggir mulut.

    Benda bulat ini adalah potongan biji sapi yangdikeringkan! Hik... hik... hik! Waktu berucap si kakekseperti berbisik. Tapi ketika menyebutkan kata biji

    suaranya sengaja dikeraskan, hampir berteriak. Lalu diatertawa cekikikan.Untung biji sapi. Bukan biji manusia! Ha... ha... ha! Si

    kakek menyambung ucapannya tadi lalu tertawa gelak-gelak. Sudah... sudah! Dari tadi kita tertawa saja! Ayomulai menari! Payungi aku!

    Si kakek tonggos melangkah lucu. Sesekali berjingkat-

    jingkat. Sambil tiada henti memukul tambur. Dari mulutnyaterus menerus keluar nyanyian na-na-na ni-ni-ni. Pingguldan pantatnya diogel-ogel, mulutnya senyum-senyumtonggos. Matanya sesekali dikedip-kedip genit. Lalulidahnya dijulur-julur untuk membasahi bibir. Wiro yang

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    34/103

    memegang payung mau tak mau jadi melangkah mengikutisi kakek mengelilingi pohon keladi hutan. Sambilmelangkah berputar-putar diam-diam Wiro menghitung.

    Gila! Sudah dua ratus kali aku berputar mengikutinyamengelilingi pohon keladi! kata Wiro dalam hati. Kakinyamulai pegal. Tangannya yang memegang payung terasacapai. Tapi di depannya si kakek terus saja menari.Semakin cepat dia menabuh tambur kecilnya semakincepat pula langkah dan tarinya. Tubuhnya meliuk-liuk.Memandang ke depan Wiro melihat sosok kakek aneh ituseolah berputar siam mengelilingi pohon keladi seperti

    sebuah gasing! Akhirnya Wiro memilih tegak saja berdiamdiri.

    Hai! Baru segitu saja kau sudah capai keletihan! Tapikalau menari dengan gadis cantik semalam suntuk pastikau lakoni! Begitu, kan?! Hik... hik... hik! Terima kasih kausudah memayungiku!

    Kakek itu jatuhkan dirinya di tanah. Tambur dan

    pemukulnya dimasukkannya ke dalam kantong panjang.Lalu dia ulurkan tangan mengambil payungnya. Payung initidak diletakkannya di tanah atau dilipatnya tetapidiletakkannya di atas kepala. Lalu acuh tak acuh sepertitidak ada apa-apa di kepalanya dia berpaling pada Wiro.Matanya jelalatan memandangi pemuda itu dari kepalasampai ke kaki. Hidungnya yang pesek kembang kempis.

    Wahai! Baru aku sadar! Kau orang asing. Bukan orangsini! Kau pasti datang dari jauh! Si kakek tiba-tiba berkata.Bagaimana kau bisa tahu Kek? tanya Wiro sambil

    garuk-garuk kepala.Dari baumu! jawab si kakek tonggos.Walah! Memangnya bauku bagaimana?! tanya

    pendekar kita.

    Orang-orang asing di Negeri Latanahsilam ini baunyabau rayap. Tapi kau kucium bau amis! Hik... hik... hik!Ah, jangan-jangan hidungmu yang pesek salah cium

    Kek! kata Wiro agak sewot.Kakek tonggos tertawa bergelak. Terima kasih, atas

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    35/103

    pujianmu terhadap hidungku yang mancung! kata si kakeksambil usap-usap hidungnya yang memang pesek. Akumemperhatikan, sejak tadi sudah berapa kali kaumenggaruk kepala. Yang aku ingin tahu, sudah berapaminggu kau tidak pernah mandi anak muda?

    Murid Sinto Gendeng jadi cemberut. Saya mandi setiaphari. Setiap ketemu kali atau telaga...

    Kurasa kau dusta anak muda! Kurasa kau mandihanya setiap hujan turun! Hik... hik... hik! Tapi janganmarah anak muda. Aku senang. Terima kasih kau maubersenda gurau denganku! Sekarang aku mau tanya...

    Tidak, saya duluan yang tanya padamu Kek!Wahai! Pasti kau menanya mengapa aku pakai celana

    didodorkan di bagian pantatnya!Tidak, bukan itu pertanyaanku...Terima kasih kau tidak menanyakan pantatku! Hik...

    hik... hik. Apa yang mau kau tanyakan anak muda? Sikakek tertawa gelak-gelak. Payung di atas kepalanya

    mumbul turun naik.Sebelum kau muncul di sini, mungkin waktu kau

    tengah menuju ke sini, apakah kau berpapasan ataumelihat seorang lain? Wiro bertanya begitu karena diaingin menyelidiki siapa sebenarnya yang menolongnyawaktu berkelahi melawan Lagandring tadi. Yaitu yangmemberi tahu agar dia mengeluarkan ilmu Belut Menyusup

    Tanah yang selama bertahun-tahun tak pernahdipergunakannya.Memang, aku ada melihat orang lain selain dirimu!

    Kakek tonggos menjawab sambil pentang wajahbersungguh-sungguh.

    Siapa? Di mana? tanya Wiro.Dia! Di sana! jawab si kakek seraya goyangkan kepala

    ke arah Hantu Tangan Empat yang asyik mandi airkembang di dalam telaga di bawah air terjun.Wiro memaki dalam hati. Bukan dia yang

    kumaksudkan. Tapi orang lain...Heee... Ya... ya. Memang ada. Ada dua orang. Tapi

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    36/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    37/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    38/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    39/103

    mengambang elok menebar bau harum. Pagi seindah ini

    jarang terjadi. Salahkah diriku jika aku muncul untukmelihat dan merasakan keindahan alam ini? Kalau nantimataku sudah mulai lamur, apa gunanya lagi. Bukankahbegitu cara kita menikmati berkah yang melimpah wahaisahabatku Hantu Tangan Empat?

    Wiro garuk-garuk kepala menunggu apa jawaban HantuTangan Empat. Dalam hati dia berkata. Jadi kakek gebleksatu ini bernama Pelawak Sinting. Cocok dengankelakuannya yang serba konyol... Tapi ucapannya tadisungguh bagus!

    Hantu Tangan Empat sesaat masih tegak berdiam diri.Setelah melirik Wiro, selang berapa lama kemudian barudia berkata. Tak ada yang menyalahkan kehadiranmuwahai sahabatku Pelawak Sinting. Namun terbetik beritabahwa kau kabarnya telah bergabung dengan Hantu MukaDua, membangun satu tempat bernama IstanaKebahagiaan, lalu ikut menjadi salah satu pembantu

    tangan kanannya... Mungkin kau bisa memberiketerangan?

    Si Pelawak Sinting mendongak ke langit lalu tertawamengekeh. Terima kasih namaku tersebar dalam beritabegitu rupa! Terima kasih kau memberi tahu padaku!Sebenarnya siapa aku ini maka dikabarkan bergabungdengan Hantu Muka Dua membangun Istana Kebahagiaan!

    Gubuk reot saja aku tak mampu membangun, buktinya akutidak punya rumah. Apalagi membangun IstanaKebahagiaan! Amboi! memangnya aku ini tukangbangunan apa? Ha... ha! Lagi pula aku tidak suka jadipembantu. Diriku sendiri tak bisa kubantu, bagaimana bisamembantu orang lain. Ha... ha... ha! Kalaupun aku jadipembantu, Hantu Muka Dua mau memberi aku upah

    berapa? Ha... ha... ha! Aku ini cuma seorang kakek sinting.Mana mungkin Hantu Muka Dua mau dekat-dekat dengandiriku? Sahabatku Hantu Tangan Empat, hidup di alam inipaling enak seorang diri! Tidak ada yang mengikat. Kemana mau pergi tidak ada yang melarang! Dada lapang

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    40/103

    pikiran lepas. Ha... ha... ha! Kau sendiri apakah selama inibaik-baik saja wahai sahabatku? Ketika bicara si kakekyang bernama Pelawak Sinting itu gerak-gerakkan tangan,bahu dan pinggulnya secara lucu.

    Yang ditanya tersenyum. Si Pelawak Sinting kembaliberucap.

    Wahai, wajahmu yang datar tersenyum. Tapi aku tahudi hatimu ada ganjalan! Malah sebetulnya akulah yanglayak bertanya, siapa tahu aku bisa menolong...

    Apapun yang terjadi dengan diriku, adalah tanggung jawabku sendiri, kata Hantu Tangan Empat pula.

    Belakangan ini semua orang di Negeri Latanahsilam hidupseolah nafsi-nafsian. Memikir dan mengurus diri sendiri,tidak mau peduli pada diri dan keadaan orang lain...

    Wahai, jangan begitu Hantu Tangan Empat. Karenakita bersahabat jadi wajib saling tolong jika salah satumempunyai kesulitan...

    Kau tidak akan bisa menolong. Jangankan kau, Dewa

    dan para Peri-pun sepertinya tidak mempedulikan diriku...Wahai! Hantu Tangan Empat, jangan bersikap hidup

    seperti itu. Aku tahu hal ihwalmu dengan Hantu Muka Dua.Jika kau...

    Hantu Tangan Empat gelengkan kepalanya. Dia melirikpada Wiro lalu berkata. Pelawak Sinting, aku tidak sukamembicarakan hal ihwal yang satu itu! Wajah datar Hantu

    Tangan Empat tampak keras membesi.Kalau begitu halnya, wahai apa gunanya aku berlama-lama di tempat ini. Aku ingin menolong tapi yang punya dirimalah menolak. Jadi aku ini jelas bukan termasuk orangyang nafsi-nafsian seperti katamu tadi. Aku mau pergi dulu.Tapi wahai Hantu Tangan Empat, ada sesuatu aku maubilang padamu... kata Pelawak Sinting.

    Apa? tanya Hantu Tangan Empat pula.Habis mandi wajah dan tubuhmu kelihatan segar. Tapiapa gunanya kesegaran itu kalau habis mandi kau tidakberganti pakaian. Masih saja mengenakan pakaian bauapek! Ha... ha... ha!

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    41/103

    Wajah Hantu Tangan Empat tampak merah.Pelawak Sinting lambaikan tangannya lalu sambil putar

    tubuh dan melangkah dia mulai menyanyi. Na... na... na...Ni... ni... ni...

    Melihat orang hendak pergi Wiro cepat menyusul danmenghadang di depan si kakek.

    Kek, sebelum kau pergi, kau harus mengakui dulu.Benar kau yang tadi menolong saya? Lalu bagaimana kaubisa tahu saya memiliki Ilmu Belut Menyusup Tanah itu?

    Anak muda, lagi-lagi urusan belut yang kau bicarakan!Sudah kubilang belut di bawah perutku ini susah aku urusi,

    apalagi belutmu! Entah jengkel atau marah payung di ataskepala si kakek kelihatan turun naik beberapa kali.Jangan terlalu bawel. Jangan salahkan aku kalau nantiaku pencet belutmu!

    Wiro garuk-garuk kepala. Si Pelawak Sinting hendakmelangkah. Pendekar 212 kembali menghadang.

    Tapi Kek, saya merasa berhutang budi dan nyawa.

    Selain itu mungkinkah ada hubungan antara kau dengan...Hutang budi dan nyawa itu tidak ada di alam ini wahai

    anak muda. Yang ada hanya hutang uang atau harta!Hutang budi dan hutang nyawa hanya basa basi oranggeblek agar dianggap beradab! Ha... ha... ha! Si kakek lalumelangkah hendak lanjutkan perjalanan sambil mulutnyakembali bernyanyi Na... na... na... Ni... ni... ni. Tapi Wiro

    cepat mencegat hingga Pelawak Sinting terpaksa hentikanlangkahnya. Matanya yang belok memandang lebar-lebarnamun dia tidak marah malah tersenyum. Wahai anakmuda, kau keliwat memaksa. Seolah kau mau mati besokdan aku mau meninggal lusa. Mari kuperlihatkan sesuatupadamu...

    Wuttt!

    Payung daun yang sejak tadi bertengger di ataskepalanya melesat ke atas, lalu melayang melewati kepalaWiro. Selagi Wiro mengangkat kepala, mengikuti payungyang melesat dengan pandangan matanya tiba-tiba diamerasa ada sambaran angin lewat di bawah

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    42/103

    selangkangannya. Begitu dia memandang ke bawah diahanya melihat satu bayangan melesat cepat sekali lalulenyap. Di depan sana waktu dia memperhatikan kembaliternyata payung daun milik Pelawak Sinting tak ada lagi. Sikakek sendiri juga seolah gaib entah ke mana!

    Kakek konyol itu... kata Wiro setengah termangu. Diamenyelinap di celah sempit antara dua kakiku! Satu halyang tak mungkin dilakukan. Kecuali kalau dia mempunyaidan mempergunakan Ilmu Belut Menyusup Tanah.Sungguh aneh!

    Tiba-tiba terdengar suara nyanyian.

    Na... na... na. Ni... ni... ni...Wiro berkelebat ke arah sederetan pohon-pohon besar

    dari arah mana terdengarnya suara nyanyian itu. Tapi diatidak melihat siapa-siapa di tempat itu.

    Kakek bernama Pelawak Sinting! teriak Wiro. Kalausaya ketemu kau lagi akan saya dodorkan celanamusampai ke lutut!

    Terima kasih kau mau berbuat begitu! terdengar jawaban si kakek di kejauhan. Jangan marah wahai anakmuda! Kalau aku sudah melakukan hal itu lebih dulu padadirimu!

    Wiro terkejut. Dia memandang ke bawah. Astaga!Ternyata celananya di bagian belakang telah merosotsampai mendekati lutut!

    Kapan dia melakukannya?! Bagaimana caranya?!Gila! Wiro mencak-mencak sendiri dan cepat-cepat tarikcelananya ke atas. Pasti dilakukannya waktu tadi diamenyelinap di celah dua kakiku! Huh! Benar-benar sintingdan konyol! Wiro memandang ke arah suara si kakek.Ingin sekali dia mengejar.

    Hantu Tangan Empat tertawa mengekeh lalu berkata.

    Tak perlu kau kejar kakek itu. Apakah kau tidak mengertiarti ucapannya tadi yang mengatakan kelak dia bakalmenemuimu lagi?

    Pendekar kita garuk kepala. Ucapannya yang manaKek? tanya Wiro.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    43/103

    Wahai! Tadi dia bilang, Wahai anak muda, kau keliwat

    memaksa. Seolah kau mau mati besok dan aku maumeninggal lusa...

    Wiro menarik nafas dalam. Terima kasih ataspetunjukmu. Mudah-mudahan saya bisa bertemu lagidengan kakek itu. Walau otaknya mungkin kurang berestapi kelihatannya dia baik dan hatinya polos. Bagaimanakau tadi bisa mengatakan bahwa dia adalah kaki tanganpembantu Hantu Muka Dua?

    Anak muda, aku tahu kau punya permusuhan besardengan Hantu Muka Dua. Tapi hal menyangkut urusan Si

    Pelawak Sinting itu tak perlu kita bicarakan. Aku ingintanya. Apa betul kau pemuda yang dulu dibawa olehcucuku Peri Angsa Putih untuk dibuat besar tubuhnya?

    Memang betul Kek...Tapi saat itu aku hanya mampu merubah tubuhmu dan

    dua kawanmu sampai setinggi lutut. Bagaimana kausekarang bisa jadi sebesar ini?

    Wiro tersenyum. Sebenarnya saat itu kau juga mampumerobah kami jadi sebesar seperti saya sekarang ini Kek.Hanya saja kalau tidak salah kau... Kau terganggu gara-gara melihat Peri Sesepuh yang gembrot itu dudukngongkong. Pahanya yang putih gembul tersingkap kemana-mana. Mungkin juga kau sempat melihat...

    Jangan bicara kurang ajar anak muda! bentak Hantu

    Tangan Empat dengan muka merah padam sedang Wiroberusaha agar tawanya tidak menyembur (Mengenairiwayat bagaimana Hantu Tangan Empat berusahamenolong membesarkan Wiro baca serial Wiro Sablengberjudul Peri Angsa Putih).

    Wiro, bagaimana sekarang tubuhmu bisa jadi sebesarini. Siapa yang menolongmu? Apakah kau telah bertemu

    dengan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab?Belum Kek. Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab susahdicarinya. Yang menolong saya adalah seorang sakti yangdisebut dengan nama Hantu Raja Obat. Orangnya gemuk.Di kepalanya ada sorban dan belanga tanah...

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    44/103

    Aku tahu dan kenal makhluk satu itu. Dia angin-

    anginan. Beruntung besar kau mendapat pertolongan daridia. Biasanya dia suka membunuh siapa saja yang tidakdisukainya. Lalu isi perut orang itu dibedolnya dandimasukkan ke dalam belanga di atas kepalanya...

    Hueekkk! Wiro tercekik dan seperti mau muntahmendengar ucapan Hantu Tangan Empat itu hingga sikakek mengerenyit heran. Sebelum ditanya Wiro sudahmenerangkan. Anu Kek... Saya... Justru saya bisa jadibesar begini setelah minum air godokan yang ada dalambelanga itu... Huek!

    Hantu Tangan Empat tertawa mengekeh.Untuk mendapatkan sesuatu seseorang memang

    harus berkorban. Itulah hidup. Kau masih untung cumadisuruh minum air godokan, bukannya digodok masuk kedalam belanganya oleh Hantu Raja Obat. Bagaimanadengan dua temanmu yang lain. Di mana merekasekarang?

    Mereka kurang beruntung... Lalu Wiro menceritakanapa yang dialami Naga Kuning dan Si Setan Ngompol(sebagaimana yang dituturkan dalam serial Wiro Sablengberjudul Rahasia Bayi Tergantung).

    Sekarang dua sahabat saya itu masih dalam saat-saatpenantian sampai mereka berdua diperbolehkan menegukobat dalam cangkir tanah itu...

    Rahasia hidup memang pelik. Tapi jika kita bisamenyelami dengan hati bersih dan kepala sehat pasti lebihbanyak manfaat yang bisa kita dapati...

    Wiro hanya manggut-manggut mengiyakan. Lalu diaingat akan ucapan Si Pelawak Sinting tadi. Kek,bagaimanapun kau pernah menolong saya dan kawan-kawan. Sebagai tanda terima kasih...

    Aku tidak pernah memberikan pertolongan disertaipamrih. Lagi pula aku menolongmu mengingat cucukusendiri, Peri Angsa Putih yang meminta. Sebenarnya akutelah menghadang satu bahaya sangat besar denganmelakukan hal itu...

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    45/103

    Itu sebabnya, maksud saya Kek, kalau ada sesuatu

    yang bisa saya lakukan untukmu...Tak ada yang bisa kau lakukan wahai anak muda. Juga

    tidak ada yang aku minta padamu... Kecuali, ada satupertanyaanku...

    Silakan saja kau bertanya. Siapa tahu aku memangbisa menjawab. kata Wiro pula.

    Di mana beradanya batu tujuh warna yang disebutBatu Sakti Pembalik Waktu itu...

    Wiro pandangi wajah datar Hantu Tangan Empatbeberapa lamanya. Dalam hati dia berkata, Kakek ini

    agaknya masih menginginkan batu itu. Berarti dia masihberada di bawah perintah Hantu Muka Dua...

    Maafkan saya Kek. Saya tak dapat memberikan jawaban. Terakhir sekali batu itu berada di tangan kakeksahabat saya bernama Si Setan Ngompol. Batu kemudianhilang lenyap. Tidak diketahui di mana beradanya...

    Apakah batu sakti itu hilang ketika kalian masih

    berada di negeri seribu dua ratus tahun mendatang atau diNegeri Latanahsilam ini... tanya Hantu Tangan Empat.

    Batu itu hilang di sini Kek. Belum lama setelah kamiberada di negeri ini...

    Hantu Tangan Empat termenung. Wiro tak dapatmenduga apa yang ada dalam benak orang ini. Makadiapun berkata. Kek, harap kau tidak marah. Dari ucapan

    Si Pelawak Sinting tadi kau agaknya mempunyai satumasalah besar yang kau tak sudi saya mendengarnya. Lalukalau setelah kau menolong saya masalahmu menjaditambah besar, rasanya pantas-pantas saja kalau saya kiniingin membalas budi...

    Hantu Tangan Empat tertawa tawar. Di negerimumemang ada ujar-ujar Ada ubi ada talas. Ada budi ada

    balas. Tapi Negeri Latanahsilam lain. Di sini memang adaubi tapi tak ada talas. Yang ada hanya tuba. Berartiseseorang yang berbuat budi, bisa saja mendapatkan tubasebagai balasannya!

    Tapi Kek, saya dan juga kawan-kawan tidak akan

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    46/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    47/103

    Jangan hubungkan diriku dengan makhluk satu itu!

    hardik Hantu Tangan Empat tapi sambil membuang muka,memandang ke jurusan lain.

    Kek, kau membuat aku tambah tidak mengerti. Dulu jelas-jelas sekali kau bilang kau diperintah Hantu MukaDua untuk membunuh kami bertiga dan mencari batu saktitujuh warna itu. Sikap dan ucapanmu membuat saya tidaktahu apa sebenarnya hubunganmu dengan Hantu MukaDua...

    Karena Hantu Tangan Empat tak memberikan jawabanmaka Wiro melanjutkan ucapannya tadi. Kek, ketahuilah

    jika ada kesempatan menemui Hantu Muka Dua saya akanmembuat perhitungan dengan makhluk satu itu! Kalautidak dia akan mendahului membunuh saya dan kawan-kawan. Di negeri saya ada seorang tokoh silat bernamaPangeran Matahari. Dia manusia sejuta jahat yang dijulukiPendekar Segala Cerdik, Segala Akal, Segala Ilmu, SegalaLicik, Segala Congkak. Tapi ternyata Hantu Muka Dua jauh

    lebih jahat dari Pangeran Matahari. Sesuai dengan julukannya Hantu Segala Keji, Segala Tipu, Segala Nafsu.Dia bukan saja menyuruhmu membunuh saya dan kawan-kawan, tapi juga pernah menugaskan seorang penghunipulau bernama Tringgiling Liang Batu dan anak angkatnyabernama Hantu Jatilandak untuk mempesiangi kamibertiga. Begitu nyawa kami dihabisi, darah kami akan

    dipakai untuk merendam sebilah senjata. Untung kami bisaselamat. Lalu terakhir kali dia menugaskan Lagandrungdan Lagandring untuk membunuhmu, sekaligusmenghabisi saya...

    Jangan kau berani menyentuh Hantu Muka Dua wahaianak muda bernama Wiro...

    Aneh, mengapa kau berkata begitu Hantu Tangan

    Empat? tanya Wiro keheranan.Makhluk itu menguasai...Di tanah tiba-tiba ada satu bayang-bayang besar

    bergerak berputar-putar. Hantu Tangan Empat mendongakke atas Wiro ikut-ikutan memandang ke langit. Tinggi di

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    48/103

    udara tampak sebuah benda putih melayang berputar-putar. Makin lama makin rendah.

    Angsa raksasa. Siapa lagi penunggangnya kalau bukanPeri Angsa Putih. Kelihatannya dia hendak menuju kesini... kata Wiro dalam hati begitu dia mengenali angsaputih bernama Laeputih yang jadi tunggangan Peri AngsaPutih itu.

    Kakek Hantu Tangan Empat, kebetulan sekali cucumuPeri Angsa Putih muncul di sini... Wiro berucap sambilberpaling ke samping. Tapi kakek muka datar yang hatidan jalan pikirannya susah diraba itu ternyata tidak ada

    lagi di sebelahnya.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    49/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 7

    ERI BUNDA sejak tadi diam-diam memperhatikantingkah laku Peri Angsa Putih. Sambil tersenyumakhirnya dia menegur. Wahai Peri Angsa Putih, Peri

    tercantik dari segala Peri. Lain sekali kulihat tingkahlakumu hari ini...

    Wahai Peri Bunda, lain bagaimana maksudmu? tanyaPeri Angsa Putih sementara matanya terus saja menatapke dalam cermin di dinding batu, memperhatikan wajahnyasambil sesekali mengusap pipi kiri dan kanan.

    Sejak pagi kau bangun, kau telah pergi ke telaga.Mandi sambil menyongsong terbitnya sang surya. Dalamtelaga kau bernyanyi ceria sambil menggosok tubuhmudengan bunga Sri Melati. Bunga langka yang hanyadipergunakan para gadis yang hendak melangsungkanperkawinan...

    Peri Angsa Putih tertawa panjang. Lucu kedengarannyaucapanmu wahai Peri Bunda. Apa kau menduga aku inihendak pergi kawin? Hik... hik... hik. Kawin dengan siapa,wahai Peri Bunda?

    Aku tidak mengatakan kau akan kawin wahai PeriAngsa Putih. Kelainan sikapmu hari ini sungguh membuataku heran. Sehabis mandi kau berganti pakaian. Kaumengenakan pakaian panjang sutera putihkesenanganmu. Tapi sekali ini kau tambah dengan sehelaiselendang sutera biru sebiru bola matamu. Lalu kau berdiridi cermin berlama-lama, berhias bersenyum-senyum...

    Wahai! Tidak kusangka kau memperhatikan akusampai begitu teliti wahai Peri Bunda. Tak ada yang lainpada diriku. Kalau aku mandi di telaga berlama-lama,

    P

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    50/103

    berlangir bunga Sri Melati, lalu berpakaian dengan hiasanselendang sutera biru, lalu berhias di depan cerminmematut diri, itu karena hari ini aku ingin turun ke NegeriLatanahsilam...

    Wahai! Justru itulah yang menjadi tanda tanya besarbagiku, Peri Angsa Putih. Biasanya setiap pergi ke NegeriLatanahsilam, kau berdandan apa adanya. Aku khawatirada seseorang yang menunggumu di Latanahsilam. Dewamuda dan gagah yang manakah dia wahai Peri AngsaPutih?

    Peri Angsa Putih tertawa kembali. Kau ini ada-ada saja

    wahai Peri Bunda. Jika ada Peri yang ditunggu Dewa makakaulah Perinya... Peri Angsa Putih melangkah mendekatiPeri Bunda. Sambil memegang lengan Peri Bunda, PeriAngsa Putih berkata. Bukankah dulu kita pernahberbincang betapa jenuhnya hidup di alam kita ini. Betapakita merindukan sesuatu yang lain. Betapa kita inginberada dalam satu alam bebas tanpa ikatan, tanpa aturan

    yang terasa menekan kepala menjepit kaki...Wahai Peri Angsa Putih, teruskan bicaramu. Tapi lebih

    perlahan. Jangan sampai ada Peri lain yang mendengar.Terutama Peri Sesepuh. Bisa celaka kita berdua...

    Peri Angsa Putih memandang berkeliling. Biladirasakannya aman maka diapun berkata. Aku beranibicara karena bukankah dulu kita telah pernah berbincang

    tentang makin menipisnya batas antara kita para Peridengan manusia di bawah langit?Ya, aku ingat hal itu. Tapi apa hubungannya dengan

    sikapmu yang aneh hari ini? Apakah secara diam-diam kautelah membina hubungan tertentu dengan seseorang dibawah sana?

    Peri Angsa Putih mengulum senyum yang membuat Peri

    Bunda menjadi berdebar. Wahai kerabatku Peri AngsaPutih. Jangan kau berani berbuat menyalahi aturan. Kaupasti tahu betul apa yang terjadi dengan Luhmintari, periyang melanggar larangan dan melakukan perkawinandengan Lahambalang hingga melahirkan seorang anak

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    51/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    52/103

    rasa kita tak banyak bedanya dengan manusia parapenghuni Negeri Latanahsilam. Namun berhati-hatilahdalam bertindak. Jangan hati dan perasaanmu menipu

    jalan sehat akal pikiranmu. Pikirkan pula tantangan sertaakibat yang akan terjadi jika sampai kau jatuh cinta padaorang yang tidak satu darah dengan turunan kita.Renungkan contoh akibat yang telah terjadi. Akupunkadang-kadang sulit keluar dari perasaan seperti ini walausampai saat ini aku masih bisa bertahan. Tapi sampaikapan...?

    Peri Angsa Putih sangat terharu mendengar kata-kata

    Peri Bunda itu. Dipeluknya erat-erat kerabatnya itu serayaberkata. Wahai Peri Bunda, Simpul Agung Dari SegalaPeri, Peri Junjungan Dari Segala Junjungan. Terima kasihatas semua ucapan dan nasihatmu. Tapi ketahuilah, akuturun ke Negeri Latanahsilam bukan untuk menemuiLakasipo. Aku berhasrat mencari kakekku, Hantu TanganEmpat. Seperti kau ketahui sampai saat ini dia masih

    berada dalam kesulitan. Dan setiap kutanya dia tidakpernah menjelaskan apa kesulitannya itu. Hanya dari sikapdan tindakannya yang aneh-aneh aku menduga dia seolahberada di bawah satu tekanan yang sulit dilepaskan.

    Oh... Begitu? Jadi kau sebenarnya berniat mencarikakekmu sendiri. Kalau demikian pergilah selagi hari masihpagi. kata Peri Bunda pula walau diam-diam hatinya

    berdetak bahwa Peri Angsa Putih yang cantik dan bermatabiru itu berdusta padanya.Aku pergi wahai Peri Bunda.Selamat jalan Peri Angsa Putih. Jangan terlalu lama di

    Latanahsilam. Aku khawatir Peri Sesepuh memerlukansesuatu dan mencarimu...

    Aku tidak akan berlama-lama. Sebelum senja

    menjelang aku pasti sudah kembali ke sini. Peri AngsaPutih putar tubuhnya dan tinggalkan Peri Bunda.Sesaat setelah Peri Angsa Putih berlalu, Peri Bunda

    tegak merenung. Tapi tidak lama. Seolah tidak sadar PeriBunda bicara sendirian. Dari sikap dan caranya

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    53/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    54/103

    Sesaat lagi binatang ini akan hinggap di lamping batu

    dekat air terjun tiba-tiba sepasang mata biru Peri AngsaPutih membesar. Wajahnya berubah.

    Laeputih, jangan turun ke tanah. Melayang ke balikbatu sebelah sana. Aku melihat seseorang berusahamendahului kita menemui pemuda di tepi telaga itu...

    Di tepi telaga Pendekar 212 Wiro Sableng tampakheran ketika tiba-tiba angsa putih raksasa lenyap daripemandangan. Lalu tahu-tahu sebuah makhluk berwarnacoklat melesat di udara. Di lain kejap makhluk ini telahmendarat tujuh langkah di hadapannya.

    Sang makhluk ternyata adalah seekor kura-kuraraksasa berwarna coklat yang memiliki dua sayap lebarhingga mampu melayang terbang di udara. Di ataspunggung kura-kura raksasa ini duduk seorang gadis jelitaberkulit putih yang rambutnya digulung di atas kepala.Pakaiannya terbuat dari kulit kayu berwarna jingga. Di dadadan pinggang dihias dengan kalungan bunga. Untuk

    beberapa lamanya gadis di atas kura-kura itu menataptajam ke arah Wiro. Lalu lontarkan senyum yang sangatmemikat. Barisan gigi-giginya putih, rata berkilat. Sesaatdia rapikan gulungan rambutnya. Senyumnya masih belumpupus ketika tiba-tiba dia melompat dari punggung kura-kura raksasa dan sesaat kemudian telah berdiri dihadapan Wiro dengan gaya yang benar-benar mempesona.

    Luhjelita... desis Peri Angsa Putih dengan suarabergetar, Aku keduluan... Hawa cemburu serta mertamenjalari diri Peri ini hingga wajahnya yang cantik kelihatanmenjadi merah. Bagaimana dia tahu-tahu bisa muncul disini. Dulu ketika aku berusaha mendekati Lakasipo, dia

    juga yang mendahului. Malah memikat lelaki itu hinggabisa dibawa ke tempat kediamannya di Goa Pualam

    Lamerah. Sekarang dia lagi yang menghambat jalanku.Apakah dia? Kalau tahu kejadiannya akan seperti ini...Peri Angsa Putih gigit bibirnya. Matanya tak berkesipmemperhatikan gadis cantik penunggang kura-kuraterbang bernama Luhjelita itu. Dalam kecemburuan,

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    55/103

    hatinya juga merasa sangat risau. Aku khawatir diasengaja menemui pemuda itu untuk melakukan sesuatu.Bukankah dia tengah mencari satu ilmu? Bukan mustahilpemuda itu berada dalam bahaya. Wahai, apa yang harusaku lakukan? Peri Angsa Putih kepal-kepalkan sepuluh jaritangannya.

    Pemuda gagah berambut panjang berwajah tampan!Kau pasti lupa padaku! Tapi aku tidak lupa padamu!Luhjelita berkata sambil terus mengulum senyum danmelangkah melenggak-lenggok mendekati Wiro. Ketika diaberhenti, jarak mereka hanya terpisah kurang dari dua

    langkah.Di balik lamping batu Peri Angsa Putih kelihatan asam

    parasnya. Dalam hati dia berkata. Huh! Gadis bernamaLuhjelita! Siapa yang tidak tahu sifatmu! Semua lelakihendak kaujadikan korban kegenitanmu! Bermain senyumdi bibir, menyembunyikan keculasan di lubuk hati!

    Di hadapan gadis cantik berpakaian jingga itu murid

    Sinto Gendeng garuk-garuk kepalanya. Coba mengingat-ingat. Di tempat perlindungannya Peri Angsa Putih diam-diam berkata setengah berdoa. Kau harus ingat! Kauharus tahu siapa adanya gadis itu! Wahai! Jangan sampaikau tertipu!

    Wiro berhenti menggaruk-garuk kepala. Kini jari-jaritangan kanannya dipakai untuk memijit-mijit keningnya.

    Lalu mulutnya tersenyum lebar. Aku ingat siapa adanyakau, gadis cantik bertubuh elok...Wahai jangan keliwat memuji. Wajahku tidak cantik

    dan tubuhku buruk! kata gadis di hadapan Wiro tapisambil tersenyum dan lemparkan kerlingan mata. Dia majusedikit dan berjingkat hingga dia bisa dekatkan wajahnyake muka Wiro. Kalau kau benar ingat siapa diriku, coba

    kau katakan.Kau bernama Luhjelita. Kita bertemu pertama kali ditepi telaga Lasituhitam. Waktu itu aku bersama duatemanku dan seorang saudara angkat bernama Lakasipo.Kami terpaksa berpisah dengan Lakasipo karena dia harus

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    56/103

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    57/103

    hatinya. Maka dia mengambil keputusan untuk tetap sajamendekam di balik batu ini.

    Itu tidak mungkin, Luhjelita. Peri tidak mungkin kawindengan manusia biasa. Aku tahu benar hal itu... Kalau itusampai terjadi akibatnya sungguh luar biasa...

    Wahai sahabat muda berambut panjang! Belumberbilang tahun kau berada di Negeri Latanahsilam ini,banyak hal yang sudah kau ketahui. Namun jangan kaumenduga bahwa makhluk bernama Peri itu selalu beradadalam kehidupan yang serba suci. Banyak di antaramereka yang tersesat dan melanggar pantangan. Salah

    satu di antaranya adalah peri yang kawin dengan seorangmanusia biasa bernama Lahambalang hingga melahirkanseorang anak kutukan. Berbentuk manusia tapi tubuhnyapenuh dengan duri seperti landak! Dan kurasa saat ini ataudi masa mendatang semakin banyak para Peri yangmenjadi liar dan memilih jalan sesat karena tidak bisabertahan terhadap tantangan gelora nafsu. Bukan mustahil

    kau sendiri bisa-bisa sudah menjadi incaran mereka. Hati-hatilah kau wahai Wiro...

    Baru saja Luhjelita selesai berucap tiba-tiba berkelebatsatu bayangan putih disertai bentakan menggeledek.

    Gadis bernama Luhjelita! Jahat sekali mulutmu! Bisaapa yang ada di hatimu hingga berani menghina kamibangsa Peri dari atas langit?!

    Wiro terkejut dan cepat melompat mundur karenamendadak ada angin yang menyapu hebat. Luhjelita samasekali tidak menunjukkan tanda-tanda kaget. Pertanda diamemang sudah tahu kehadiran orang yang barusanberkelebat dari balik lamping batu sana. Itu sebabnyamalah dia sengaja mengeluarkan ucapan melecehkan tadi.

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    58/103

    WIRO SABLENG

    HANTU TANGAN EMPAT 8

    ALAU tidak kaget tapi Luhjelita tetap berlakuwaspada. Begitu angin dahsyat menerpa, gadis inisegera melompat mundur. Sosoknya melayang

    setengah jengkal di udara. Begitu turun injakkan kaki ditanah dia keluarkan suara tawa.

    Wahai! Tidak disangka! Ada Peri yang sengajamenyelinap sembunyikan diri untuk mencuri dengarpembicaraan orang! Itu satu bukti bahwa bangsa Perimemang tidak berhati polos dan berjiwa berani!

    Peri Angsa Putih tegak rangkapkan dua tangan di depandada. Walau mukanya merah dan hati serta telinganyapanas mendengar ucapan Luhjelita bahkan sebelumnyasengaja menghantam dengan dorongan anginmengandung tenaga dalam tinggi, namun saat itu diamasih mampu menekan hawa amarah yang menguasaidirinya. Dengan suara tenang sambil permainkan ujungselendang biru yang melingkar di lehernya dia berkata.Kepolosan hati dan keberanian juga tidak menjadi miliksatu golongan. Tapi tergantung pada diri orang masing-masing. Belakangan ini banyak sekali orang yang pandaibermanis mulut padahal menyimpan hati culasmenyembunyikan maksud jahat. Luhjelita siapa dirimubanyak orang yang sudah tahu. Kalau boleh aku bertanya,siapa lagi yang telah menjadi korban bujuk rayumu setelahterakhir kau mendapatkan sesuatu dari Lakasipo lalumeninggalkan lelaki itu begitu saja?

    Berubahlah paras Luhjelita mendengar kata-kata PeriAngsa Putih itu. Gadis berpakaian warna jingga ini meliriksekilas pada Wiro yang berdiri memandang saling berganti

    W

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    59/103

    pada dua gadis cantik itu sambil garuk-garuk kepala.

    Wajahmu berubah pucat! Wahai! Satu pertanda bahwaucapanku tadi tepat menghunjam di lubuk hatimu! PeriAngsa Putih sambung ucapannya.

    Peri Angsa Putih, sungguh kau tidak bermalu. Kautergila-gila pada Lakasipo! Namun lelaki itu tidakmempedulikanmu. Buktinya dia meninggalkanmu begitusaja dan ikut aku ke Goa Pualam Lamerah! Apakah di ataslangit sana tidak ada pemuda yang cocok menjadipasanganmu hingga kau mengejar-ngejar Lakasipo. Kali inikau turun ke Latanahsilam pasti tengah mengintai mangsa

    baru! Lalu Luhjelita berpaling pada Pendekar 212 WiroSableng. Sahabatku pemuda gagah, berhati-hatilah.Bukan mustahil kau yang ada dalam incarannya!

    Bermanis mulut, berminyak kata. Menyebar fitnahmenyembunyikan keculasan. Itulah salah satu sifat burukdi Negeri Latanahsilam. Semula kusangka hanya kaumlelakinya saja yang berbuat seperti itu. Ternyata kau

    perempuan dan para gadis sudah ikut ketularan. Sungguhmalang dirimu wahai Luhjelita! Kau yang dikenal dengangadis puluhan kekasih, apakah perlu aku sebutkan satupersatu siapa saja mereka itu? Apakah masih belum puashingga kini memutar balik kenyataan. Padahal sebenarnyakau tengah berusaha agar pemuda asing itu jatuh ditanganmu? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan

    pemuda bernama Wiro Sableng itu. Jika kau merasamampu merayu dan ingin memilikinya silakan saja. Akankulihat apakah dia mau ikut bersamamu!

    Ditantang seperti itu panaslah hati Luhjelita. Dalam hatitimbul tekadnya, apapun yang terjadi Wiro harus bisadiajaknya pergi.

    Peri dari atas langit! Jangan keliwat takabur karena

    merasa diri paling sakti dan paling cantik! Aku akanbuktikan padamu sebentar lagi bahwa pemuda ini akansudi ikut bersamaku. Tapi sebelum itu kulakukan, aku inginmemberi pelajaran bersopan santun padamu!

    Habis berkata begitu Luhjelita dorongkan tangan

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    60/103

    kanannya ke arah Peri Angsa Putih. Selarik sinar berwarna

    jingga menggebubu. Peri Angsa Putih berseru kaget dancepat menghindar sembari kibaskan lengan pakaiannyayang berupa gulungan sutera putih.

    Dessss!Sinar jingga serangan Luhjelita laksana menghantam

    bantalan kapas lalu buyar. Tahu bahwa dalam kekuatanhawa sakti dia tak bakal dapat mengungguli sang Peri,Luhjelita menyergap ke depan, lancarkan serangan tangankosong. Cepat dan beruntun tak berkeputusan. Mendapatserangan sangat gencar begitu rupa Peri Angsa Putih tetap

    berlaku tenang. Gerakan-gerakannya sebat dan enteng.Namun karena kalah cepat dengan serangan berantai yangdilancarkan lawan, jurus demi jurus sang Peri akhirnyatertekan dan terdesak hebat. Melihat hal ini Pendekar 212Wiro Sableng segera berteriak.

    Hentikan perkelahian!Tapi tak satupun dari dua gadis cantik itu yang mau

    mendengar. Mau tak mau murid Sinto Gendeng terpaksamelompat ke tengah kalangan perkelahian. Tapi diaketiban nasib sial. Dia melintang di antara dua gadis itupada saat Peri Angsa Putih lancarkan satu pukulan kilat kearah Luhjelita. Namun karena sosok Wiro melintang didepan maka hantaman Peri Angsa Putih mendarat telak didada kanan sang Pendekar.

    Bukkkk!Wiro terjajar ke belakang sampai tiga langkah. Salahsatu lututnya tertekuk dan tubuhnya hampir roboh kalaudia tidak cepat pergunakan tangan kanan untuk bertopangke tanah. Peri Angsa Putih terpekik pucat ketika melihatapa yang terjadi. Saat itu justru tamparan tangan kananLuhjelita berkelebat ke depan.

    Plaaakkk!Tamparan keras mendarat di pipi kiri Peri Angsa Putih.Peri bermata biru ini terpekik kesakitan. Darah mengucurdi sudut kiri mulutnya. Meski menahan sakit akibatpukulan yang kesalahan menghantam dadanya, namun

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    61/103

    melihat darah yang mengucur di sudut pipi Peri AngsaPutih, Wiro jadi memelas. Selain itu dia merasa ikutbersalah. Peri Angsa Putih berlaku lengah karena tadi telahkesalahan tangan memukul dirinya. Dengan cepat diarobek lengan kiri baju putihnya lalu menyeka darah di pipisang Peri. Belum sempat darah itu disapunya tiba-tibaLuhjelita menarik tangan kiri Wiro seraya berkata.

    Wiro! Tak ada gunanya berbaik hati pada Peri bermatabiru itu. Apa kau tidak tahu kalau Hantu Tangan Empatkakeknya adalah kaki tangan Hantu Muka Dua!Kematianmu dan kawan-kawan sudah masuk dalam

    rencana mereka!Aku sudah tahu siapa Hantu Tangan Empat, siapa pula

    Hantu Muka Dua! jawab Wiro seraya berusaha menariktangannya yang dibetot.

    Namun entah apa yang dilakukan Luhjelita saat itumendadak Wiro merasakan tubuhnya sebelah kiri menjadilemas. Di lain saat dia sudah ditarik naik ke atas punggung

    kura-kura raksasa. Binatang ini segera mengepakkan duasayapnya.

    Melihat apa yang terjadi Peri Angsa Putih cepatberteriak. Wiro! Jangan dengar kata-katanya! Jangan ikutbersama dia! Dia justru adalah kekasih Hantu Muka Dua!

    Di atas kura-kura raksasa bernama Laecoklat ituPendekar 212 jadi bingung. Dia berusaha hendak

    melompat turun. Namun gerakan kura-kura raksasa sebatsekali. Begitu mengepakkan sayap binatang ini sudahberada hampir dua puluh tombak di udara. Murid SintoGendeng tak bisa berbuat apa-apa selain mendekamduduk di atas punggung kura-kura sambil pinggangnyadipegangi oleh Luhjelita.

    Hendak kau bawa ke mana aku? tanya Wiro.

    Tenangkan hatimu. Tak usah takut! Aku tidak punyaniat buruk padamu. Aku hanya ingin membicarakanbeberapa hal. Untuk itu kau akan kubawa ke tempatkediamanku di Goa Pualam Lamerah.

    Mendengar disebutnya nama goa itu, otak sang

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    62/103

    Pendekar bekerja cepat. Menurut cerita Lakasipo ketikadia dibawa Luhjelita ke goa itu, justru di tempat itulah diahampir terbunuh di tangan Hantu Muka Dua.

    Luhjelita, jika kau memang hanya punya maksudmembicarakan sesuatu, mengapa harus ke Goa PualamLamerah? Turun saja di lereng bukit sana! Wiro menunjukke arah lereng sebuah bukit sambil diam-diam kerahkantenaga dalamnya ke bagian tubuh sebelah kiri yang tadimendadak terasa lemas.

    Aku ingin memperlihatkan padamu betapa indahnyatempat kediamanku. Lagi pula jika sewaktu-waktu kau

    butuh tempat berteduh, apa salahnya kau menetap disana...

    Aku berterima kasih pada tawaranmu. Tapi aku lebihsuka kita turun di lereng bukit itu. Kita bicara di sana!

    He... Kalau aku tidak mau memenuhi permintaanmu,apa yang hendak kau lakukan wahai pemuda gagah?bertanya Luhjelita sambil tangan kanannya menggelung

    pinggang Wiro lebih erat dan hembusan nafasnyamenghangati tengkuk murid Eyang Sinto Gendeng itu.

    Kalau kau tidak mau mendengar permintaanku, berartikau memilih mati berdua!

    Wahai! Apa maksudmu Wiro? tanya Luhjelita serayakerenyitkan kening.

    Akan kuhancurkan kepala kura-kura coklat ini!

    Kau tak akan tega melakukan hal itu, kata Luhjelitapula menganggap enteng.Kau benar-benar ingin menyaksikan sendiri?! kata

    Wiro seraya kepalkan tinju kanannya dan kerahkan ilmupukulan Kilat Menyambar Puncak Gunung. Ini adalah ilmukesaktian yang didapat Wiro dari Tua Gila di Pulau Andalas.Jangankan kepala kura-kura raksasa itu, batu karangpun

    bisa hancur jika kena dihantam.Luhjelita tertawa merdu. Sambil mengusap punggungWiro dia berkata.

    Mati berdua dengan seorang pemuda gagah! Wahaibetapa indahnya! ujar Luhjelita. Tapi siapa yang inginkan

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    63/103

    mati? Hik... hik... hik...! Baiklah Wiro. Kuturuti maumu. Kitaturun di lereng bukit yang kau tunjuk tadi! Luhjelitamengetuk punggung kura-kura raksasa. Binatang iniberputar lalu melayang ke arah lereng bukit di sebelahbarat.

    ***

    DI TEPI telaga Peri Angsa Putih memandang ke langit,memperhatikan kura-kura raksasa melayang tinggi. Jikadituruti amarah hatinya ingin dia melesat mengejar lalumenyerang dengan serangan mematikan yakni sepasangsinar biru sakti yang bisa menyembur dari dua matanya.Namun kalau hanya akan ikut mencelakai Wiro, tak adagunanya. Penuh kesal gadis ini akhirnya hanya bisamenundukkan kepala, tutup wajahnya dengan keduatangan. Sesaat kemudian baru dia menyadari kalau diamasih memegang robekan lengan baju si pemuda yang

    tadi diberikan untuk menyeka darah dari luka di sudut bibirakibat tamparan Luhjelita.

    Aku memukul tubuhnya. Pasti dia kesakitan sekali.Tapi dalam keadaan seperti itu dia masih ingat pada ciderayang kualami akibat tamparan gadis liar itu. Wahai! Diasengaja merobek lengan bajunya dan berusaha mengusapdarah di sudut bibirku. Wahai... Kalau saja aku bisa

    membaca isi hatinya... Peri Angsa Putih tekapkan robekanbaju Wiro itu ke wajahnya. Sepasang matanya berkaca-kaca. Aku khawatir akan keselamatannya. Aku harus bisamengejar kura-kura terbang itu dan membuat perhitungandengan Luhjelita...

    Peri Angsa Putih cepat memutar tubuhnya untuk segeramenemui Laeputih si angsa raksasa. Tapi begitu dia

    membalik, begitu dia terkejut. Karena tepat di hadapannyategak berdiri Peri Bunda. Menatap ke arahnya denganpandangan sayu seraya berkata.

    Kau benar, kau turun ke Negeri Latanahsilam bukanuntuk menemui Lakasipo...

  • 8/12/2019 107. Hantu Tangan Empat.pdf

    64/103

    Peri Bunda, tentunya kau sudah sejak tadi berada di

    sini. Mungkin juga berkesempatan melihat apa yangterjadi. Wahai, saat ini tak dapat aku bicara berpanjanglebar. Aku harus pergi. Aku harus melakukan sesuatu...Lalu Peri Angsa Putih melangkah melewati Peri Bunda,melompat naik ke atas angsa raksasa.

    Sesaat setelah Laeputih lenyap di batas pemandangan,Peri Bunda masih tegak di tempatnya. Beberapa kali diamenarik nafas dalam dan menatap ke arah air terjun. Airterjun yang menggemuruh jatuh seolah terasa sepertigemuruh hatinya.

    Tidak bisa kusalahkan kalau gadis itu bersikap anehakhir-akhir ini. Rupanya telah terjadi sesuatu denganpemuda dari negeri seribu dua ratus tahun mendatang itu.Ternyata dia memang gagah, jauh lebih gagah dari semuapemuda yang ada di negeri ini. Bahkan Lakasipo bukanapa-apa dibanding dengan dirinya. Apakah Peri Angsa Putihtelah jatuh hati pada pemuda itu? Apakah akan terjadi lagi

    pelanggaran yang bisa membawa akibat besar? Kegegeranlahirnya Hantu Jatilandak masih belum pupus. Kutuk masihbelum berakhir. Sekarang agaknya akan terjadi lagi satumasalah yang jauh lebih hebat. Kalau semua akan berakhirseperti itu lalu bagaimana dengan diriku sendiri...?Luhjelita bukan gadis sembarangan. Ilmunya tinggi.Mampukah Peri Angsa Putih menghadapinya dan

    menyelamatka