lp hiv fix

47
Praktik Profesi Keperawatan Medikal Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA HIV/AIDS OLEH AYU INDAH CAROLINA NIM 1002105073

Upload: indahcarol

Post on 17-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANPADA PENDERITA HIV/AIDS

OLEH

AYU INDAH CAROLINANIM 1002105073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2015

A. Konsep Dasar PENYAKIT1. Pengertian AIDS (Acquired ImmunoDeficiency Syndrome) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang menyebabkan kolapsnya sistem imun (Corwin, 2000). AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus (HIV). Manifestasi infeksi HIV ditandai dengan tanda dan gejala gangguan sistem imun yang ringan sampai manifestasi yang menunjukkan kelainan sistem imun yang berat (Smeltzer, 2001). HIV menyerang sel imun penjamu (terutama sel yang memiliki molekul CD4+) sehingga individu yang terinfeksi HIV akan mengalami penurunan daya tahan tubuh secara progresif. Dengan demikian, penderita HIV sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme sehingga muncul berbagai gejala penyakit yang bermanifestasi sebagai AIDS (Nursalam, 2007).

2. Epidemiologi / insiden kasus UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 33 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia, dan 90% dari mereka berada di negara berkembang. HIV telah menginfeksi 4,4 juta anak-anak dan telah mengakibatkan kematian 3,2 juta. Besarnya epidemi AIDS di Asia adalah signifikan. Meskipun tingkat infeksi nasional prevalensi HIV yang rendah di Asia dibandingkan dengan benua lain (terutama Afrika), populasi dari negara-negara Asia banyak yang begitu besar sehingga bahkan tingkat prevalensi rendah mencerminkan sejumlah besar orang yang hidup dengan HIV. Tingkat prevalensi pada wanita hamil sudah 2%, dan tingkat penularan adalah 24% tanpa menyusui. Ibu India terinfeksi HIV secara rutin menyusui dan memiliki tingkat transmisi setinggi 48%. Di Asia Tenggara Thailand yang pertama kali melaporkan AIDS pada anak tahun 1988. Meskipun saat ini tingkat prevalensi HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan prevalensinya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah jumlah populasi yang besar, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan stigmatisasi sosial. Diperkirakan pada tahun 2005 terdapat 6.7 juta orang yang menjadi pengidap HIV/AIDS, tetapi yang mengetahui status HIVnya diperkirakan kurang dari 10%. Negara dengan tingkat infeksi tertinggi adalah India, Thailand, Myanmar dan Indonesia. Umumnya infeksi di Asia Tenggara disebarkan melalui hubungan seksual heteroseksual yang tidak aman. Pemakaian jarum suntik tidak steril pada pencandu narkoba suntik menambah cepatnya penyebaran infeksi HIV. Sekitar setengah dari pengguna narkoba suntik di Nepal, Myanmar, Thailand, Indonesia dan Distrik Manipur dan Nagaland di India sudah terinfeksi HIV.Di IndonesiaDi RSCM hingga tahun 2006 terdapat 150 pasien terinfeksi HIV/AIDS pada anak < 15 tahun, dan 100 anak yang terpapar HIV tetapi tidak tertulari. Pada orang dewasa sampai dengan September 2005 terdapat 8,169 pengidap infeksi HIV. Penderita pria lebih banyak 3 kali lipat dari wanita. Sebagian besar pengidap usia dewasa ini adalah pada usia subur. Dengan kemampuan reproduksi penderita dewasa, akan lahir anak-anak yang mungkin tertular HIV. Bila tidak dilakukan intervensi, dari setiap 100 wanita dewasa pengidap HIV yang hamil dan melahirkan, sebanyak 40-45 anak-anak ini akan tertulari.Statistik Kasus AIDS di Indonesia dilapor s/d Maret 2012 (Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI)Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Jenis KelaminJenis KelaminAIDS

Laki-laki20665

Perempuan8339

Tak Diketahui304

Jumlah29308

Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor RisikoFaktor RisikoAIDS

Heteroseksual17267

Homo-Biseksual948

Penasun10165

Transfusi Darah70

Transmisi Perinatal846

Tak Diketahui1134

Prevalensi Kasus AIDS per 100.000 Penduduk Berdasarkan ProvinsiNo.ProvinsiPrevalensi

1Papua157.73

2BALI66.36

3DKI Jakarta53.27

4Kalimantan Barat28.87

3. EtiologiAIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.Ada berbagai strain HIV. HIV 2 merupakan yang prevalen di Afrika, sedangkan strain HIV 1 dominan di Amerika Serikat dan bagian dunia lainnya. Transmisi horizontal HIV terjadi melalui kontak seksual yang intim atau pajanan parenteral dengan darah atau cairan tubuh lain yang mengandung HIV. Transmisi perinatal (vertikal) terjadi ketika ibu hamil yang terinfeksi HIV meneruskan infeksi kepada bayinya. Tidak terdapat bukti yang menunjukan bahwa kontak secara sepintas antara orang yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi dapat menyebarkan virus tersebut (Corwin, 2000).

4. PatofisiologiSel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi di kelenjar limfe, limpa, dan sumsum tulang. HIV menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T-Helper. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpes zoster dan jamur oportunistik) muncul. Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS. (Pathway Terlampir)

5. KlasifikasiA. CDC mengkategorikan dewasa dan dewasa muda terinfeksi HIV berdasarkan hitung limfosit CD4 dan kondisi klinis, yaitu :Tabel 1. Sistem Klasifikasi untuk Infeksi HIV dan definisi Kasus Surveilans AIDS yang diperluas bagi pasien Remaja dan DewasaCD 4Kategori Klinis

Total%A(Asimtomatik)B(Simtomatik, bukan kondisi A atau C)C(Indikator AIDS)

500 /ml 29%A.1B.1C.1

200-49914-28%A.2B.2C.2

< 200< 14 %A.3B.3C.3

(1) Berdasarkan hitung limfosit CD4+: Kategori 1 : lebih besar atau sama dengan 500 cells/ul Kategori 2 : 200-499 cells/ul Kategori 3 : < 200 cells/ul(2) Berdasarkan kondisi klinis :(a) Kategori klinis AMencakup satu atau lebih keadaan pada dewasa/remaja dengan infeksi HIV yang sudah dipastikan tanpa keadaan dalam kategori B dan C, yaitu: Infeksi HIV yang asimptomatik. Limpadenopati generalisata yang persisten Infeksi HIV yang akut dengan keadaan sakit yang menyertai.(b) Kategori klinis BKeadaan dalam kategori klinis B mencakup : Angiomatosis baksilaris Kandidiasis orofaring/vulvaginal Displasia servik Gejala konstitusional, seperti panas (38,5C) atau diare lebih dari 1 bulan Herpes zoster Leukoplakia oral yang berambut Idiopatik trombositopeni purpura Listeriosis Penyakit inflamasi pelvic khususnya jika disertai komplikasi abses tuboovarii Neuropati peripir(c) Kategori klinis CKeadaan dalam kategori C mencakup ; Kandidiasi bronkus, trakea/paru-paru, esophagus Kanker servik inpasif Koksidiodomikosis ektrapulmoner/diseminata Kriptokokosis ekstrapulmoner Kriptosporidosis internal kronis Penyakit cytomegalovirus (bukan hati, lien, kelenjar limpe) Retinitis cytomegalovirus Encepalopati yang berhubungan dengan HIV Herves simpleks, ulkus kronis (durasi lebih dari 1 bulan) Histoplasmosis diseminata atau ekstrapulmoner Isosporiasis intestinal yang kronis Sarkoma Kaposi Limfoma Burkitt Kompleks mycobacterium avium atau M. kansasil yang diseminata atau ekstrapulmoner Mycobakterium spesies lain atau spesies yang tidak dikenali, diseminata atau ekstrapulmoner Pneumonia pneumocytis carnii Pneumonia rekuren Leukoensefalopati multifokal progresif Septikemia salmonella yang rekuren Toksoplasmosis otak Sindrom pelisutan akibat HIV (Smeltzer, 2001)B. WHO mengklasifikasikan infeksi HIV pada orang dewasa sebagai berikut:Tabel 2. Klasifikasi HIV Berdasarkan stadiumSTADIUMGAMBARAN KLINISSKALA AKTIFITAS

I1.Asimtomatik2.Limpadenopati generalisataAsimtomatik aktivitas normal

II1.BB menurun < 10%2.Kelainan kulit dan mukosa yang ringan, seperti: dermatitis seboroik, prurigo, onikomikosis, ulkus oral rekuren, kheilitis angularis3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir.4. Infeksi saluran nafas bagian atas, seperti sinusitis bakterialis.Simptomatik aktivitas normal.

III1.BB menurun > 10%2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.3.Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.4.Kandidiasis orofaringeal.5.Oral hairy leukoplakia6.TB paru dalam tahun terakhir.7.Infeksi bakterial yang berat, seperti pneumonia, piomiositis.Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50 %.

IV1.HIV wasting syndrome, seperti yang didefinikan oleh CDC.2.PCP (Pnemonia Pneumocytis Carnii)3.Toksoplasmosis otak4.Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan.5.Kriptokokus ekstra pulmonal.6.Retinitis virus sitomegalo.7.Herper simpleks mukokutan > 1 bulan.8.Leukoensefalopati multi fokal progresif .9.Mikosis diseminata, seperti histoplasmosis.10.Kandidiasis di esophagus, trakea, bronkus dan paru.11.Mikobakteriosis atipikal diseminata.12.Septisemia salmonelosis non tifoid.13.Tuberkulosis ekstrapulmoner.14.Limfoma.15.Sarkoma kaposi16.Ensefalopati HIV.Pada umumnya sangat lemah, aktifitas ditempat tidur lebih dari 50%

6. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis penyakit AIDS pada dasarnya mengenai setiap sistem organ. Penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV atau penyakit AIDS adalah akibat terjadi infeksi, malignansi atau akibat dari efek langsung HIV itu sendiri. Berikut adalah manifestasi klinis dari penyakit AIDS:a. Sistem respiratoriGejala yang timbul seperti, napas pendek, sesak napas (dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, dan demam yang disebabkan infeksi yang terjadi pada paru-paru.b. Sistem GastrointestinalGejala yang timbul seperti hilangnya selera makan, mual, muntah, adanya kandidiasis oral yang dapat menyebar pada esophagus dan lambung, diare kronis, penurunan berat badan lebih dari 10% berat badan sebelumnya, hilangnya massa otot, kelemahan karena hipermetabolisme tubuh.c. Kanker Penderita AIDS mengalami insiden lebih tinggi terhadap kanker daripada orang normal karena stimulasi HIV terhadap sel kanker dan defisiensi sistem kekebalan sehingga substansi penyebab kanker seperti virus lebih mudah menyerang tubuh. Gejala klinisnya seperti lesi pada kulit, pada wanita terdapat perdarahan yang terus menerus pada vagina, keluar cairan yang berbau busuk dan rasa gatal dan panas pada daerah vagina.d. Sistem neurologiKomplikasi neurologik meliputi fungsi saraf sentral, perifer dan autonom dimana gangguan ini dapat terjadi akibat efek langsung HIV pada jaringan saraf, IO, neoplasma primer atau metastatik, perubahan serebrovaskuler, ensefalopati metabolik atau komplikasi sekunder karena terapi kompleks, seperti: Ensefalopati HIV (kompleks dimensia AIDS) berupa sindrom klinis yang ditandai penurunan progesif pada fungsi kognitif, perilaku dan motorik. Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan konsentrasi, konfusi progesif, pelambatan psikomotorik, apatis dan ataksi. Stadium lanjut mencakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal, gangguan afektif, seperti pandangan yang kosong, hiperrefleksi paraparesis spatik, psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia, serangan kejang, mutisme. Meningitis kriptokokus, yaitu infeksi jamur Cryptococcus neoform dengan gejala demam, sakit kepala, malaise, kaku kuduk, mual, vomitus, perubahan status mental, dan kejang. Leukoensefalopati multifokal progresiva (PML) merupakan kelainan sistem saraf pusat dengan demielinisasi yang disebabkan virus J.C manifestasi klinis dimulai dengan konfusi mental dan mengalami perkembangan cepat yang pada akhirnya mencakup gejala kebutaan, afasia, paresis . Mielopati vaskuler merupakan kelainan degeneratif yang mengenai kolumna lateralis dan posterior medulla spinalis sehingga terjadi paraparesis spastik progresiva,ataksia serta inkontinensia. Neuropati perifer yang berhubungan dengan HIV diperkirakan merupakan kelainan demielisasi dengan disertai rasa nyeri serta matirasa pada ekstrimitas, kelemahan, penurunan reflkes tendon yang dalam, hipotensi ortostatik.e. Sistem integumentGejala klinisnya timbul vesikel pada kulit akibat infeksi Herpes Zoster atau hesper simpleks, terdapat ruam, kulit bersisik, kulit kering, mengelupas.(Smeltzer, 2001).Selain itu, terdapat pula gejala HIV sesuai dengan fase-fase infeksi:Tabel 3. Gejala HIV sesuai dengan fase-fase infeksiFaseLamanya faseAntibodi yang terdeteksiGejala-gejalaDapat ditularkan

1. .Periode jendela4mg-6bln setelah infeksiTidak

Tidak ada

Ya

2. Infeksi HIV primer akut1-2 minggu

KemungkinanSakit seperti flu

Ya

3. Infeksi asimtomatik1-15 tahun atau lebih

YaTidak ada

Ya

4. Supresi imun simtomatik

Sampai 3 tahun

YaDemam, keringat malam hari, penurunan BB, diare, neuropati, keletihan, ruam kulit, limpadenopati, perlambatan kognitif, lesi oral

Ya

5. AIDSBervariasi 1-5 tahun dari penentuan kondisi AIDSYaInfeksi oportunistik berat dan tumor tumor pada setiap sistem tubuh,manifestasi neurologikYa

PenularanHIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung partikel virus, yang ditularkan melalui cara:a. Hubungan sex dengan penderita HIV (+)b. Tranfusi darah yang terkontaminasic. Penggunaan jarum suntik bersama pada IDUd. Ibu hamil yang HIV (+) ke bayi yang dikandunge. Memberi ASI dari ibu yang HIV (+) ke bayiYang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :1. Lelaki homoseksual atau biseks. 2. Orang yang ketagihan obat intravena3. Partner seks dari penderita AIDS4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

7. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dimana pada pasien AIDS diterapkan universal precaution. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan termasuk:Keadaan umum : kurus, sakit akut/kronis,lemah Pemeriksaan funduskop, terutama pada pasien dengan penyakit HIV lanjut (mis. CD4