lp bbl fix

25
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR NORMAL A. Pengertian 1. Menurut Depkes RI (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram. 2. Menurut M. Soleh Kosim (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-3500 gram, cukup bulan, langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. 3. Menurut Dona L. Wong (2003) Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya biasanya dari usia gestasi antara 38-42 minggu. Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan sehat dengan berat antara 2500-3500 gram, dengan usia gestasi 38-42 minggu, secara sponton tanpa ada penyulit yang menyertai. B. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal. a. Initial ukuran dan vital sign. Panjang : Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm. Berat : 2500 – 4000gram.

Upload: panjie-ariek-indraswara

Post on 06-Aug-2015

656 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP BBL FIX

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. Pengertian

1. Menurut Depkes RI (2005)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.

2. Menurut M. Soleh Kosim (2007)

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-3500 gram, cukup

bulan, langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)

yang berat.

3. Menurut Dona L. Wong (2003)

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya

biasanya dari usia gestasi antara 38-42 minggu.

Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan

sehat dengan berat antara 2500-3500 gram, dengan usia gestasi 38-42

minggu, secara sponton tanpa ada penyulit yang menyertai.

B. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.

a. Initial ukuran dan vital sign.

Panjang      : Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm.

Berat          : 2500 – 4000gram.

Suhu           : Ketiak = 36,5 – 37 ‘C.

Rektum = 35,5 – 37,5 ‘C.

Denyut Jantung : 110 – 160 x/m.

Respirasi    : 40 – 60 x/m.

b. Kulit

Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan

merah, vernik caseosa dan lanuno sedikit.

c. Kepala

Fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 –

6 cm, fontanella minor 1 – 2 cm.

Page 2: LP BBL FIX

d. Leher.

Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan

memutar kepala dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk

memperlihatkan kemampuan sementara waktu untuk menegakkan kepala.

Lingkar kepala   OB = 35 cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.

e. Mata.

Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.

f. Telinga.

Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani

terlihat suram.

g. Hidung, tenggorokan, dan mulut

Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan

kuat, lidah terletak digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap

baik.

h. Dada dan paru

Lingkar dada 30,5 – 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral

adalah sama, ujung xipoie anterior menonjol pada puncak dari sudut iga,

pernafasan perut        40 – 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan

cepat dengan periode apneu 6 – 15 detik, suara nafas jelas, nyaring,

bronchovesikuler dan hipersonan, terkadang payudara mengeluarkan

sekret.

i. Punggung dan ekstrimitas.

Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang

simetris, tubuh fleksi dan kedua tangan menggenggam, tulang belakang

lurus saat berbaring dan menapak pada posisi berbaring telungkup “seperti

huruf C” punggung stabil dan tidak terjadi dislokasi, tonus otot baik

terutama ketahanan terhadap posisi fleksi yang berlawanan dan rentang

penuh sendi utama.

j. Jantung

Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 – 160

x/m, bunyi jantung jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin

Page 3: LP BBL FIX

terlihat dari interkosta ke 4 kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring,

S2 pada puncak dan S2 lebih nyaring dari S1 di daerah pulmonal.

k. Perut.

Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut

terlihat permukaan vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver

teraba kenyal, ujung tajam / halus, 1 – 2 cm dibawah kosta iga kanan,

ujung lien sepanjang pinggir dari sudut kuadran kiri atas, ginjal bisa

dipalpasi dalam dengan menekan sekitar 1 – 2 cm diatas umbilikal.

l. Genetalia wanita dan pria.

Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup.

Pada pria glans plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra,

tertis sudah dalam skrotum, urin terlihat jernih.

m. Rektum.

Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.

C. Perawatan Bayi Baru Lahir.

a. Pencegahan hipotermia.

Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.

Pantau suhu bayi.

b. Pemenuhan nutrisi.

Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.

c. Pencegahan aspirasi.

Tehnik menyusui yang baik.

Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.

Observasi vital sign dan keadaan umum.

d. Pencegahan infeksi.

Perawatan yang steril.

Personal hygent.

B. Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Pada waktu kelahiran, adaptasi terjadi pada tubuh bayi baru lahir,

karena perubahan dramatis ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk

Page 4: LP BBL FIX

menentukan dan memberikan perawatan yang komprehensif pada bayi pada

saat ia diruang rawat, untuk mengajarkan orang tua bagaimana cara merawat

bayi mereka dan untuk memberi motivasi dalam upaya pasangan menjadi

orang tua, sehingga orang tua menjadi percaya diri dan mantap.

1. Pengkajian segara bayi baru lahir

Penilaian segera kondisi bayi, yaitu :

1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulutan?

2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?

3) Apakah warna kulit bayi kemerahan, pucat/biru?

Penilaian awal bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR Score,

yaitu alat untuk mengkaji kondisi sesaat setelah bayi lahir meliputi 5

variabel yaitu pernafasan, frekuensi jantung, warna, tonus otot dan

iritabilitas refleks, yang dietmukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).

APGAR Score dilakukan pada saat :

1) Satu menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk

memulain perubahan.

2) Menit ke-5.

3) Menit ke-10.

Tabel. APGAR Score

Skor 0 1 2 angka

A: Appereance

color

(warna kulit)

Pucat Badan

merah,

ekstremitas

biru

Seluruh

ekstremitas

kemerah-

merahan

P: Pulse (heart

rate)

Frekuensi

jantung

Tidak ada Dibawah

100

Diatas 100

G: Grimace

(reaksi

Tidak ada Sedikit

garekan

Menangis,

batuk/

Page 5: LP BBL FIX

terhadap

rangsangan)

mimik bersin

A: Activity

(tonus otot)

Lumpuh Ekstremitas

dalam fleksi

sedikit

Gerakan

aktif

R: Respiration

(usaha nafas)

Tidak ada Lemah,

tidak teratur

Menangis

kuat

Jumlah

Sumber : Sinopsis Obstetri hal. 120

Klasifikasi klinik nilai APGAR

1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)

Memerlukan resusitasi secara aktif dan pemberian oksigen

terkendali karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan

natrikus bikarbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg BB dan cairan

glukosa 40% 1-2 ml/kg BB, diberikan via vena umbilikus.

2) Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat

bernafas normal kembali.

3) Bayi normal atau asfiksia sedikit (nilai APGAR 7-9).

4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10.

5)

2. Asuhan segera bayi baru lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam

pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukan usaha

pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Oleh karena

itu, penting diperhatikan dalam memberikan asuhan segera yaitu jaga bayi

agar tetap kering dan hangat, kontak kulit ibu dan bayi segara mungkin.

Asuhan segara pada bayi baru lahir meliputi :

a. Membersihkan jalan nafas

1) Sambil menilai pernafasan secara cepat letakkan bayi dengan

handuk diatas perut ibu.

Page 6: LP BBL FIX

2) Barsihkan lendir/darah dari wajah dengan kain bersih dan

kering/kassa.

3) Periksa ulang pernafasan.

4) Bayi akan segera menangis 30 detik pertama setelah lahir.

Jika bayi tidak dapat menangis spontan, lakukan :

1) Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan

hangat.

2) Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher

bayi ekstensi.

3) Bersihkan hidung, rongga hidung dan tenggorokan bayi dengan jari

tangan yang dibungkus kasa steril.

4) Tepuk kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan

kain kering dan kasar.

Penghisapan lendir

1) Gunakan alat penhisap lendir (De Lee)atau alat lain yang steril

sediakan juga tabung oksigen dan selangnya.

2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

3) Memantau usaha nafas yang pertama dengan mencatatnya.

4) Warna kulit, adanya cairan/mekonium dalam hidung atau mulut

harus diperhatikan.

b. Perawatan tali pusat

Mengikat tali pusat dengan cara, sebagai berikut :

1) Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangankelarutan

klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lain.

2) Bilas tangan dengan air desinfeksi tingkat tinngi.

3) Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain bersih

dan kering.

4) Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan

hangat.

Page 7: LP BBL FIX

5) Gunakan benang tali pusat atau klem penjepit tali pusat yang

didesinfeksi tingkat tinggi atau steril, kunci ikatan tali ousat

dengan simpul mati atau kuncikan plastik penjepit tali pusat.

6) Lepaskan klem penjepit logam dan letakkan didalam larutan klorin

0,5%.

7) Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bagian

kepala tertutup.

c. Mempertahankan suhu tubuh

Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui cara berikut ini :

1) keringkan bayi dengan seksama

pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk

mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi

cairan ketuban ditubuh bayi, mengeringkan dengan cara menyeka

tubuh bayi dengan kain bersih.

2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat. Mengganti

handuk, selimut atau kain yang basah, karena kain yang basah

dapat menyerap panas pada bayi.

3) Selimuti bagian kepala bayi, karena bagian kepala bayi memiliki

permukaan yang relatif luas akan cepat kehilangan panas jika tidak

ditutup.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menghangatkan bayi.

5) Melakukan penimbangan setelah bayi menggukan pakaian.

6) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.

3. Asuhan BBL 1-24 jam pertama

a. Tujuan

Mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak, mengidentifikasi

masalah kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga,

penolong persalinan dan tindak lanjut petugas kesehatan.

b. Pemantauan 2 jam pertama meliputi :

1) Kemampuan menghisap kuat/lemah.

2) Bayi tampak aktif atau lunglai.

Page 8: LP BBL FIX

3) Bayi kemerahan/biru.

Sebelum penolong meninggalkan ibu harus melakukan pemeriksaan

dan penilaian ada tidak masalah kesehatan terutama pada :

a. Gangguan pernafasan, warna dan aktivitasnya dilanjutkan untuk

diamati.

b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan minimal 6 jam

atau minimal suhu 36,5oC dan membungkus bayi dengan kain kering

dan hangat kepala bayi harus ditutup.

c. Lakukan pemeriksaan fisik dengan cara :

1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, gunakan sarung tangan

dan bertindak lembut.

3) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan

diterukan secara sistematik menuju kaki.

4) Jika ditemukan faktor/masalah, cari bantuan lebih lanjut jika

diperlukan.

5) Rekam hasil pengamatan.

d. Pemberian vitamin K diberikan untuk mencegah perdarahan yang bisa

muncul karena protombin rendah pada hari-hari pertama kehidupan

bayi. Bayi cukup bulan/normal 1 Kg/hari peral selama 3 hari. Bayi

berisiko 0,5-1 mg per perenteral/IM.

e. Mengidentifikasi BBL

1) Peralatan identifikasi bayi harus selalu tersedia, harus kebal air,

tepinya harus lembut tidak melukai, tidak mudah sobek, dan tidak

mudah lepas.

2) Harus tercantum pada alat identifikasi, seperti :

- Nama (bayi, ibunya)

- Tanggal lahir

- Nomor lahir

- Jenis kelamin

Page 9: LP BBL FIX

3) Disetiap tempat tidur harus dicantumkan nama, tanggal lahir dan

nomor identifikasi berat badan, panjang badan, lingkar kepala,

linkar perut, dan catat juga direkam medik.

4. Pengkajian refleks fisiologis bayi

a. Mata

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba pada

kornea. Jika tidak ada maka menunjukan adanya kerusakan saraf

cranial. Pupil kontriksi saat diarahkan sinar kepadanya, ketukan halus

pada glabela (bagian dahi diantara dua iris mata) menyebabkan mata

tertutup rapat.

b. Mulut dan tenggorokan

1) Menghisap

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral

sebagai respon terhadap rangsangan dapat terjadi pada saat tidur

sekalipun.

2) Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan

menyebabkan bayi membalikan kepala kaarah sisi tersebut dan

mulai menghisap.

3) Menguap

Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan

jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.

4) Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior terhadap makanan, hisapan atau

masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami refleks

muntah.

5) Ekstruksi

Bila lidah disentuh atau ditekan bayi meresponnya dengan

mendorongnya keluar, harus menghilang saat bayi berumur 4

bulan.

Page 10: LP BBL FIX

6) Batuk

Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada

setelah hari pertama lahir.

c. Ekstremitas

1) Menggenggam

Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan

dan jari.

2) Masa tubuh

- Refleks moro

Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan

gerakan mendadak respon bayi akan berupa menghentakan

tangan dan kaki lurus arah keluar, sedangkan lutut fleksi dan

tangan akan kembali kearah dada seperti bayi dalam pelukan.

- Tonik leher

Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan

kakinya akan berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki

fleksi.

d. Neck-Righting

Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan

batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.

e. Inkurvasi batang tubuh

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang

menyebabkan panggul bergerak kearah sisi yang distimulasi.

5. Mengajarkan orang tua cara merawat bayi

a. Pemberian nutrisi

1) Berikan ASI sesering keinginan/kebutuhan bayi atau jika payudara

penuh.

2) Frekuensi menyusui 2-3 jam.

3) Pastikan bayi mendapat kolostrum selama 24 jam untuk melindungi

diri dari infeksi.

4) Berikan ASI saja selama 6 bulan.

5)

Page 11: LP BBL FIX

b. Mempertahankan kehangatan bayi

1) Suhu ruangan setidaknya 18-20oC.

2) Jika bayi kedinginan harus didekap pada tubuh ibu.

3) Jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur (botol

berisi air panas).

c. Memberitahukan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir

1) Pernafasan sulit atau >60x/menit.

2) Suhu terlalu panas >38oC atau terlalu dingin < 36oC.

3) Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru/pucat dan

memar.

4) Jika diberikan ASI/makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan

dan muntah terus.

5) Tali pusat bengkak, merah keluar cairan, berbau busuk, dan

berdarah.

6) Adanya tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah,

bengkak, keluar cairan (nanah) dan pernafasan sulit.

7) Tidak berkemih selama 23 jam, tinja lembek, kering, hijau tua, ada

lendir/darah ditinja.

8) Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasanya, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak

bisa tenang dan menagis terus menerus.

6. Mencegah infeksi pada bayi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh

paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan atau

beberapa saat setelah persalinan. Sebelum menangni BBL pastikan

penolong persalinan telah melakukan pencegahan infeksi, sebagai berikut :

a. Pastikan cuci tangan sebelum dan sesudah memegana bayi atau setelah

menngunkan toilet untuk BAB/BAK.

b. Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih selalu dan letakkan popok

dibawah talipusat, jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih, laporkan

segera apabila timbul perdarahan, pembengkakan, dan keluar cairan

merah berbau busuk.

Page 12: LP BBL FIX

c. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara sewaktu

mandi.

d. Muka, pantat dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat dan

sabun tiap hari.

e. Jaga bayi terhadap orang yang menderita infeksi dan pastikan semua

orang memegang bayi selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

7. Pencegahan infeksi pada mata

Tetes mata untuk mencegah infeksi pada mata dpat diberikan setelah bayi

diberi ASI oleh ibunya dengan menggunakan salep mata Tetraciklin 1%.

Cara pemberian profilaksis mata :

a. Cici tangan terlebih dahulu.

b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat

tersebut.

c. Berikan salep mata pada setiap garis lurus mulai bagian mata yang

dekat dengan hidung menuju luar mata.

d. Jangan menghapus salep mata dan menganjurkan keluarga untuk tidak

menghapus obat tersebut.

8. Diagnosa keperawatan

a. Risiko hipotermi.

b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif.

c. Risiko infeksi.

9. Intervensi

a. Risiko hipotermi

Intervesinya yaitu :

1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir dengan handuk yang

bersih dan kering dan hangat.

2) Bungkus bayi dengan selimut yang hangat.

3) Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.

4) Menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.

5) Mencegah kehilangan panas pada bayi dengan cara :

- Memberikan tutup kepala bayi/topi.

- Mengganti popok/kain/pakaian yang basah dengan yang kering.

Page 13: LP BBL FIX

- Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi

mendapat sumber panas terus menerus.

b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif

Intervensinya yaitu :

1) Menilai pernafasan dengan cepat.

2) Membersihkan jaln nafas.

3) Menghisap lendir dengan penghisap De Lee.

4) Menyediakan tabung oksigen dan selangnya.

5) Segera menghisap mulut dan hidung bayi sesuai kondisi.

6) Memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.

c. Risiko infeksi

Intervensinya yaitu :

1) Kaji ulang tanda-tanda infeksi.

2) Menjaga bayi dari oarang-orang yang menderita infeksi dan

pastikan setiap orang selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

3) Memberikan tetes mata pada BBL untuk mencegah penyakit mata

dan clamidia.

4) Memberi viatamin K 0,5 mg (IM) untuk mencegah perdarahan

karena defisiensi vitamin K.

5) Membrikan perawatan tali pusat.

Page 14: LP BBL FIX

Perubahan Fisiologi Neonatus.

Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital

neonatus, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor

yang mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.

a. Respirasi Neonatus.

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus

melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan

hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme

anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis

dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2

merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah

muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering

breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu

inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan

abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya

pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada

orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air

tropping.

b. Jantung Dan Sirkulasi.

Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,

sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari

bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah

dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah

bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale

secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran.

Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui

transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian

naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

c. Traktus Digestivus.

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang

dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat

Page 15: LP BBL FIX

yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut

mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4

hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus

biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase

telah ditemukan pada fetus 7 – 8 bulan.

d. Hati Dan Metabolisme.

Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis,

yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel

hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas

permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg

metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan

dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran

lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 %

didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.

e. Produksi Panas.

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu:

aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara

untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘

Brown Fat ‘ yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak

biasa.

f. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium

relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan

ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur

belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan

glomerolus dan volume tubulus proksimal ‘ Renal Blood Flow ‘ pada neonatus

relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

g. Kelenjar Endokrin.

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi

baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat

dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan.

Kadang-kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘  misalnya pengeluaran darah dari

Page 16: LP BBL FIX

vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah

sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari

sebelum lahir.

h. Susunan Saraf Pusat.

Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir

jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.

i. Imunoglobulin.

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina

proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari

antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin

gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat

molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,

taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat

terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G,

gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam

traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.

Page 17: LP BBL FIX

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bisan. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.

Jakarta : JNPK-KR

Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawiro Harjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka

Lutan, delfi. 2008. http://keperawatan –gun.blogspot.com2008/11/2008/asuhan

bayi baru lahir html