lp hil dahlia.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
HERNIA INGUNALIS
DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS
Oleh
EVI DWI INDRIYANI
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATAN
PENDIDIKAN PROFESI NERSPURWOKERTO
2013
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Hernia atau pada orang awam lebih dikenal dengan turun berok merupakan
penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding
perut. Penderita hernia akan merasakan nyeri jika terjadi ingfeksi di dalamnya.
Dalam bahasa Latin, hernia merupakan menonjolnya isi rongga melalui jaringan
ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah
membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering
terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada anak-anak lebih disebabkan karena kurang
sempurnanya prosesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis dan
buah zakar. Pada orang dewasa, karena adanya tekanan intraabdomen dan karena
faktor usia menyebabkan lemahnya otot dinidng perut.
2. Tujuan
Tujuan Umum:
Agar mahasiswa dapat mengelola pasien dengan hernia inguinalis lateral di
RSUD Banyumas
Tujuan Khusus:
a. Mengetahui dan memahami konsep Hernia inguinalis
b. Mampu memberikan intervensi kepada pasien dengan Hernia inguinalis
c. Mampu mengimplementasikan intervensi keperawatan pada asuhan
keperawatan pasien dengan Hernia inguinalis
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Hernia merupakan penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui
suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut baik yang didapat
yang memberi jalan keluar setiap tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.
Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau
melebar, akibat tekanan rongga perut yang tinggi (Mansjoer et all, 2000).
Terdapat berbagai jenis tipe hernia. Hernia inguinal muncul sebagai tonjolan
di pangkal paha dan dapat muncul dan hilang tergantung pada posisi dari orang
atau tingkat aktivitas fisik orang tersebut. Hernia femoralis merupakan hernia
inguinalis tetapi muncul sebagai tonjolan sedikit lebih rendah dan lebih sering
terjadi pada wanita karena kehamilan. Sebuah hernia ventral juga disebut sebagai
hernia insisional karena umumnya terjadi sebagai tonjolan di perut pada tempat
bekas luka bedah. Hal ini disebabkan oleh penipisan atau peregangan jaringan
parut, dan terjadi lebih sering pada orang yang mengalami obesitas atau wanita
hamil. Hernia umbilikal disebabkan oleh melemahnya area atau penutupan yang
tidak sempurna dari area umbilikal pada bayi. Sebuah hernia hiatus diafragma
berbeda dengan hernia yang lain karena tidak terlihat pada bagian luar tubuh.
Hernia hiatus, perut menonjol ke atas melalui otot yang memisahkan dada dari
perut (diafragma). Hernia inguinal pada pria,tonjolan dapat turun ke dalam
skrotum yang disebut hernia scrotalis (Medical Dictionary).
Gambar hernia scrotalis Gambar letak dan jenis hernia
2. Etiologi
Hernia dapat disebabkan karena defek konginetal dan defek aquisita. Defek
konginetal merupakan hernia yang terjadi dari kecil atau lubang embrional yang
tidak menutup atau kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Defek aquisita
merupakan hernia yang didapat sebagai akibat tekanan rongga perut yang
meninggi (Mansjoer et all, 2000). Kelemahan pada dinding abdomen anterior
yang dapat disebabkan oleh:
1) Insisi pembedahan yang menyebabkan hernia insisional
2) Kelemahan otot akibat obesitas dengan infiltrasi lemak dan kehamilan.
Faktor predisposisi herniasi terjadi ketika tekanan intra abdomen naik karena
beberapa faktor seperti:
1) Batuk kronis
2) Konstipasi
3) Obstruksi leher vesika atau uretral
4) Partus
5) Muntah
6) Penggunaan otot berlebih
7) Keganasan abdomen dengan asites
3. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air
besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
Gambar indirect dan direct hernia
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja
melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya
dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut,
bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan
intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot
dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus
inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena
kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang
disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
4. Tanda dan gejala
Manifestasi klinis yang dapat muncul dari hernia inguinalis yaitu
1) Penonjolan di daerah inguinal
2) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram
dan distensi abdomen.
4) Terdengar bising usus pada benjolan
5) Kembung
6) Perubahan pola eliminasi BAB
7) Gelisah
8) Dehidrasi
9) Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien
berdiri atau mendorong.
5. Pemeriksaan Penunjanga) Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkapb) Pemeriksaan Rontgen spinal dan endoskopic) Test leseque (mengangkat kaki lurus keatas)d) CT-Scan dan MRI
6. Pathway
7. Pengkajian
Hal-hal yang dapat dikaji pada pasien dengan hernia tersebut, yaitu:
1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan yang
berkaitan dengan kesehatan terutama hernia, adanya faktor risiko hernia yang
bethubunagn dengan kesehatan seperti sering mengejan, batuk-batuk lama.
2. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk (rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet), anoreksia,
mual, muntah, obesitas, massa otot yang terlalu berat meningkatkan tekanan
intraabdomen.
3. Pola eliminasi
Gejala konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya inkontinensia
urin atau retensi urin.
4. Aktivitas-latihan
Atrofi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan yang perlu
mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
5. Pola istirahat-tidur
Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur (nyeri pada hernia).
6. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau
tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi seseorang sehingga bisa mengalami
hernia (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri
sendiri (gemuk/ kurus, adanya hernia yang dialaminya merubah konsep
dirinya atau tidak).
8. Pola hubungan dan peran
Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga, sosialnya.
9. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah pasien mengalami hernia perlu dikaji. Berapa anak
yang dimiliki pasien. Adakah gangguan seksualnya setelah terjadi hernia.
1. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress, cemas, depresi, menghindar dari ketakutan, masalah financial,
cemas akan herniotominya.
2. Keyakinan dan nilai
Bagaiamana ibadah pasien setelah mengalami hernia.
8. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
2) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
3) Risiko infeksi berhubungn dengan adanya prosedur invasif