lp glaukoma fix

9
LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA Disusun untuk memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3 Stase Keperawatan Medikal Bedah oleh Muhammad Rofiq, S.Kep NIM 10!111010"# PROGRAM PENDIDIKAN PRO$ESI NERS PROGRAM S%UDI ILMU KEPERA&A%AN UNI'ERSI%AS (EM)ER 01# LAPORAN PENDAHULUAN

Upload: roviq-si-pengky

Post on 02-Nov-2015

243 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nursing is art

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

GLAUKOMA

Disusun untuk memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)

Stase Keperawatan Medikal Bedah

oleh

Muhammad Rofiq, S.Kep

NIM 102311101085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA KLIENDENGAN GLAUKOMA DI POLI MATARSD DR. SOEBANDI JEMBEROleh : Muhammad Rofiq, S. Kep.

DEFINISI

Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler (Long Barbara, 1996). Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa tekanan intra okuler penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.

ETIOLOGI1. Primer: Terdiri dari

a. Akut: Dapat disebabkan karena trauma

b. Kronik: Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: Diabetes mellitus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang, Miopia tinggi dan progresif

2. Sekunder: Disebabkan penyakit mata lain seperti: Katarak, Perubahan lensa, Kelainan uvea, Pembedahan.KLASIFIKASI

1. Glukoma primer: Glukoma sudut terbuka terjadi karena tumor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular kelainannya berkenang lambat. Glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut tertutup terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqoeus mengalir ke saluran schlemm.

2. Glaukoma sekunder: Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume cairan dari dalam mata dapat diakibatkan oleh: perubahan lensa, Kelainan uvea, Trauma, Bedah.3. Glaukoma kongenital: Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabecular.4. Glaukoma absolut: Hasil akhir dari suatu glaukoma yang tidak terkontrol yaitu mengerasnya bola mata, berkurangnya penglihatan sampai dengan nol, dan rasanyeri. Glaukoma absolute merupakan keadan terakhir dari semua macam glaucoma dimana ketajaman penglihatan sudah menjadi nol, rata-rata terjadi setelah satu atau dua tahun serangan pertama glaucoma apabila tidak mendapat pengobatan, tidak dioperasi, salah diagnosis, salah penanganan atau tekanan intra okuler dibiarkan meninggi.

TANDA DAN GEJALA

1. Glaukoma primer

a. Glaukoma sudut terbuka: Kerusakan visus yang serius, Lapang pandang mengecil dengan macammacam skotoma yang khas, Perjalanan penyakit progresif lambat.b. Glaukoma sudut tertutup: Nyeri hebat didalam dan sekitar mata, Timbulnya halo di sekitar cahaya, Pandangan kabur, Sakit kepala, Mual, muntah, Kedinginan, Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, foto fobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.2. Glaukoma sekunder: Pembesaran bola mata, Gangguan lapang pandang, Nyeri di dalam mata

3. Glaukoma kongenital: Gangguan penglihatan

PATOFISIOLOGI

Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar akues humor dari mata. TIO normal 10 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor diproduksi di dalam badan silier dan mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini bersifat permanen tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.

KOMPLIKASIJika tidak diobati, bola mata akan membesar dan hampir dapat dipastikan akan terjadi kebutaan.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan retina;2. pengukuran tekanan intraokuler dengan menggunakan tonometry;3. pemeriksaan lapang pandang;4. pemeriksaan ketajaman penglihatan;5. pemeriksaan refraksi;6. respon refleks pupil;7. pemeriksaan slit lamp.

PENATALAKSANAANTujuan penatalaksanaan adalah menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan, penatalaksanaan berbeda-beda tergantung klasifikasi penyakit dan respons terhadap terapi:

1. Terapi obat: Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral. Pilokarpin HCL 2-6 % 1 tts / jam.

2. Bedah lazer: Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan menurunkan tio.

3. Bedah konfensional: Iredektomi perifer atau lateral dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aqueus dari kornea posterior ke anterior. Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk menciptakan saluran balu melalui sclera.

CLINICAL PATHWAYS

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.Tujuan

: Nyeri hilang atau berkurangKriteria hasil:a. pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyerib. pasien mengatakan nyeri berkurang/hilangc. ekspresi wajah rileksIntervensi

:a. Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri;b. kaji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis analgesik;c. anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang;d. atur sikap fowler 300atau dalam posisi nyaman;e. hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO;f. alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan;g. berikan analgesik sesuai anjuran.

2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.Tujuan

: Penggunaan penglihatan yang optimalKriteria Hasil:a. Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatanb. Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.Intervensi :a. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan;b. dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan;c. tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis;d. lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam;e. kolaborasi obat sesuai dengan indikasi.3. Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.Tujuan

: Cemas hilang atau berkurang

Kriteria Hasil:a. Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.b. Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalahc. Pasien menggunakan sumber secara efektifIntervensi

:a. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini;b. berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan;c. dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan;d. identifikasi sumber/orang yang menolong.4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan; pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.Tujuan

: Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.Kriteria Hasil:a. pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, danpengobatan.b. Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakitc. Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.Intervensi

:a. Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi;b. tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata;c. izinkan pasien mengulang tindakan;d. kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topical;e. identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll;f. dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup;g. dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit;h. diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat;i. tekankan pemeriksaan rutin;j. anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tandaglaukoma.DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddart. 2002.Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.Doungoes, M E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan pendokumentasian perawatan pasien.Edisi 3.Jakarta: EGC.Junadi, P. dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, FK-UI.Long, C Barbara. 1992.Medical surgical Nursing.Sidarta, Ilyas. 2000.Ilmu Penyakit Mata. FKUI.Susan, M T. 1998Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan Evaluasi.Ed 5 Vol3. Jakarta: EGC.Obstruksi jaringan Trabekuler

peningkatan tekanan Vitreus

TIO meningkat

Gangguan persepsi sensori penglihatan

pergerakan iris kedepan

Nyeri

Glaukoma

Ansietas

Kurang pengetahuan

tindakan operasi

Hambatan pengaliran Cairan humor aqueous

Kebutaan

Perubahan penglihatan Perifer

TIO Meningkat

Gangguan saraf optik

Usia > 40 th DM Kortikosteroid jangka panjang Miopia Trauma mata