laporan sgd 4 blok 19 lbm 3.docx

21
LAPORAN SGD 4 BLOK 19 LBM 3 BEDAH PREPROTESTIK Disusun oleh: 1. Agus Prabowo (112110175) 2. Andhika A. A (112110177) 3. Dwi Rinawati Astari (112110191) 4. Eka Febriani P (112110192) 5. Shita Mahanani (112110225) 6. Soraya Dewi I (112110226) 7. Syarifah Nur Laili S (112110227) 8. Taufiah Reza Ariana (112110228) 9. Tifani Ardiana (112110229) 10.Yulia Millardi (112110239) 11.Zulfi Fawziana Risqi (112110241)

Upload: babonz-andhita-ambo

Post on 24-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

LAPORAN SGD 4 BLOK 19 LBM 3BEDAH PREPROTESTIK

Disusun oleh:

1. Agus Prabowo(112110175)2. Andhika A. A(112110177)3. Dwi Rinawati Astari(112110191)4. Eka Febriani P(112110192)5. Shita Mahanani(112110225)6. Soraya Dewi I(112110226)7. Syarifah Nur Laili S(112110227)8. Taufiah Reza Ariana(112110228)9. Tifani Ardiana(112110229)10. Yulia Millardi(112110239)11. Zulfi Fawziana Risqi(112110241)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG2014KATA PENGANTAR

BismillahirrahmanirrahimAlhamdulillahirabbilalamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan SGD 4 BLOK 19 LBM 3 Rehabilitative mengenai Bedah Preprotestik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan. Meskipun banyak hambatan yang Kami alami dalam proses pengerjaan laporan, Alhamdulillah Kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.Tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu Kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersusah membantu membuat laporan ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, Kami akan menerima kritik dan saran dengan terbuka dari para pembaca.Tentunya ada hal-hal yang ingin Kami berikan kepada para pembaca dari hasil laporan ini. Karena itu, Kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Pada bagian akhir, Kami akan mengulas mengenai pendapat-pendapat dari para ahli. Oleh karena itu, Kami berharap hal ini dapat berguna bagi kita. Semoga laporan ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Amin.Jazakumullahi khoiro jazaSemarang, 21 April 2014

Judul: Ingin dibuatkan didi tiruan tapi kenapa harus menjalani prosedur bedah??Skenario

Seorang wanita berusia 55 tahun datang ke dokter gigi klinik pribadi ingin di buatkan gigi tiruan supaya bisa kembali mengunyah normal. Pasien mengaku 5 tahun yang lalu pernah dirawat karena penyakit jantung koroner.Pada pemeriksaan intra oral tampak kehilangan gigi 11, 12, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 25, 26, 36, 37, 38, 46, 47, 48. Terdapat sisa akar gigi 34, 35, 44, 45. Gigi 13, 14, 23, 24, 27, 28 karies luas dan goyang derajad 3. OHIS sedang. Tahanan jaringan mukosa rendah, ketinggian alveolar ridge sedang. Ditemukan adanya penonjolan tulang (eksostosis) pada regio anterior rahang bawah, dan frenulum labialis rahang atas yang tinggi. Kedua kondisi tersebut diperkirakan akan mengganggu kestabilan gigi tiruan.Dokter gigi merekomendasikan ke pasien untuk dilakukan perawatan bedah pre-protestik dahulu sebelum pembuatan gigi tiruan. Sebelumnya pasien dikonsulkan ke dokter penyakit dalam.

BEDAH PREPROSTETIK

Bedah preprostetik merupakan suatu operasi yang bertujuan untuk mengeliminasi lesi atau abnormalitas dari jaringan keras maupun jarngan lunak, dan merupakan modifikasi bedah pada tulang alveolar serta jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental protesa yang baik, nyaman, dan prostetis. Bedah preprostetik ini meliputi tekhnik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai pencangkokan.Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Bedah preprostetik merupakan tindakan bedah yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan tulang alveolar agar menjadi lebih baik untuk pemakaian gigi tiruan. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik (Stephens, 1997).Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan hati - hati sebaiknya dilakukan sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan geligi tiruan (Panchal et al, 2001).

Bedah preprostetik yang objektif adalah untuk membentuk jaringan pendukung yang baik untuk penempatan gigi tiruan. Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan (Tucker, 1998) : Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral. Adanya hubungan/relasi rahang yang baik secara antero posterior, transversal dan dimensi vertikal. Bentuk prosesus alveolar yang baik (bentuk yang ideal dari prosesus alveolar adalah bentuk daerah U yang luas, dengan komponen vertikal yang sejajar). Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut. Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan. Kedalaman vestibular yang cukup. Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan implant.Tujuan Bedah Preprostetik (Matthew et al, 2001). Tujuan dari bedah preprostetikadalah untuk menyiapkan jaringan lunak dan jaringan keras dari rahang untuk suatu protesa yang nyaman yang akan mengembalikan fungsi oral, bentuk wajah dan estetis.Tujuan dari bedah preprostetik membantu untuk : Mengembalikan fungsi rahang (seperti fungsi pengunyahan, berbicara, menelan) Memelihara atau memperbaiki struktur rahang Memperbaiki rasa kenyamanan pasien Memperbaiki estetis wajah Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada daerah yang mendukung prothesa Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimana terdapat kehilangan tulang alveolar yang banyak.

Pilihan non bedah harus selalu dipertimbangkan (seperti pembuatan ulang gigi tiruan, penyesuaian tinggi muko oklusal, memperluas pinggiran gigi tiruan) sebelum dilakukan bedah preprostetik.

Perseden (1996), tujuan alveolektomi: Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol Membuang tulang interseptal yang sakit sewaktu dilakukan gingivektomy Untuk membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam melaksanakan pengendalian plak yang efektif. Untuk membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan gingival setelah penymbuhan. Untuk memudahkan penutupan luka primer. Utuk membuka mahkota klinis tambahan agar dapat dilakukan restorasi yang sesuaiDalam melakukan bedah preprostetik, kita harus memperhatikan kondisi seperti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada bedah preprostetik, berikut merupakan indikasi dan kontraindikasi dilakukannya bedah preprostetik.Indikasi1. Adanya eksostosis2. Adanya torus3. Adanya frenulum tinggi4. Memperoleh keadaan linggir alveolar yang baik5. Tidak ada kondisi patologis pada keadaan intra oral dan ekstra oral6. Nyeri akibat pemasangan gigi tiruan7. Karena ulcer yang berulang pada sekitar gigi tiruan8. Atrofi rahang karena proses fisiologis9. Disfungsi yang tidak berkurang dengan perbaikan konvensional, misalnya disfungsi mastikasi, disfungsi fonetik, dan disfungsi temporo-mandibular joint10. Bentuk proc. alveolaris yang tidak baik11. Terdapat tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut12. Mukosa yang tidak baik pada daerah gigi tiruan13. Kedalaman vertibular yang tidak cukup

Kontraindikasi1. Pasien usia lanjut karena tulang mengalami resorbsi. Bila dilakukan pembedahan harus hati hati.2. Kelainan psikologis: depresi, bingung, dan belum siap menggunakan gigi palsu.3. Pasien dengan resorbsi tulang akut4. Penderita dengan kelainan sistemik yang tidak terkontrol, contoh diabetes mellitus5. Penyakit atrofi6. Pada pasien dengan kelainan darahSumber lain menyatakan indikasi dan kontra indikasi bedah pre prostetik, yaitu:

Indikasi1. Indikasi dari prosedur alveolektomi jarang dilakukan tetapi biasanya pada dilakukan pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge pada maxilla(Wray et al,2003) atau untuk pengurangan prosesus alveolaris yang mengalami elongasi (Thoma, 1969). Area yang berlebih tersebut dapat menimbulkan masalah dalam estetik dan stabilitas gigi tiruan. Pembedahan ini paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I (Wray et al,2003).2. Alveolektomi juga dilakukan untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi.3. Alveolektomi diindikasikan juga untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik yaitu untuk memperkuat stabilitas dan retensi gigi tiruan (Thoma, 1969).4. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing yang dapat menyebabkan : neuralgia,protesa tidak stabil,protesa sakit pada waktu dipakai.5. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan protesa yang stabil dan enak dipakai6. Untuk eksisi eksostosis (Thoma, 1969).7. Menghilangkan interseptal bonediseas.8. Menghilangkan undercut.9. Mendapatan spaceintermaksilaris yang diharap.10. Untuk keperluan perawatan ortodontik,bila pemakaian alat ortho tidak maksimal maka dilakukan alveolektomi11. Penyakit periodontal yang parah yang mengakibatkan kehilangan sebagian kecil tulang alveolarnya.12. Ekstraksi gigi yang traumatik maupun karena trauma eksternal.Kontraindikasi1. Pasien dengan penyakit sistemik2. Periostitis3. PeriodontitisKomplikasi yang mungkin terjadi pada bedah preprostetik diantaranya akan terjadi infeksi, parestesi, hematoma, fraktur tulang, osteomyelitis, resorbsi tulang yang berlebihan, pembengkakan, perdarahan, endokarditis, dan syok anafilaktik.Klasifikasi Bedah Preprostetik

Bedah preprostetik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mayor dan minor. Mayor dan minor di bagi lagi menjadi bermacam macam, diantaranya:a. Mayor, untuk lesi besar. Contoh augmentasi alveolaris relatif, vestibuloplasti, implan, dan augmentasi alveolaris absolut. Vestibuloplasti adalah meninggikan vestibular dengan cara reposisi mukosa, dapat dilakukan pada maksila dan mandibula, maksud dari bedah ini agar diperoleh retensi dan stabilitas yang baik.Vestibuloplasty suatu tindakan memperdalam sulkus vestibulum. Prosedur memperdalam sulkus untuk rahang atas atau bawah biasanya dibutuhkan oleh sulkus yang sangat rendah sehinggga protesa tidak stabil.b. Minor , diantaranya pembedahan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Jaringan lunak: Gingivoplasty. Mereka dilakukan untuk menghapus atau membentuk kembali jaringan gusi untuk memberikan permukaan yang lebih dapat diterima untuk gigi tiruan removable. Kadang-kadang jaringan lunak kelebihan atau berlebihan memerlukan penghapusan (Fortin, 2000). Frenektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan fibrosa (frenulum). Pembedahan jaringan lunak ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa. (Pedersen, 1997) Jaringan keras: Torektomi, merupakan pengambilan torus, pengambilan satu atau lebih jaringan tulang. Torus removal adalah prosedur pembedahan yang dilakukanuntuk menghilangkansatuataulebihtonjolanekstratulangbaik padarahang atas maupun rahang bawah.Meskipun segmen seperti tulang tambahan tidak berbahaya, kehadiran tulang ini dapat menjadikan masalah bagi pasien yang memerlukan beberapa jenis protesa gigi, seperti gigi tiruan lengkap ataupun sebagian. (Neville, et all., 2002) Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk mengambil prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa untuk mempersiapkan lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kontur yang tidak diinginkan, pegunungan, maupun tajam untuk memberikan landasan yang lebih halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997)Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi: Simple alveolektomi. Dilakukan setelah multiple ekstraksi, apabila ada tulang yang tajam di periksa dulu kemudian di alveolektomi Radical alveolektomi. Merupakan pembentukan kontur tulang radiks dari tulang alveolar yang diindikasikan karena adanya undercut yang sangat menonjol

Prosedur Bedah Preprostetik

Alveolektomi1. Disinfeksi dengan povidon iodine1. Anastesi daerah kerja1. Buat flap (triangular atau trapesium) pada daerah pembedahan1. Pengurangan tulang dengan bur tulang, knabel tang, dan bone file1. Dilakukan perabaan pada mukosa, bila masih ada yang tajam dikurangi lagi1. Irigasi denga bersih dengan larutan saline (NaCl)1. Apabila didapatkan pengambilan tulang yang berlebihan dilakukan free graft1. Ditutup dan dijahit1. Pemberian anti inflamasi, antibiotik dan analgesik1. Instruksi pasienKomplikasi yang timbul pasca alveolektomi adalah infeksi, parastesi, hematoma, fraktur tulang, osteomielitis, resorbsi tulang yang berlebihan, pembengkakan, dan nekrosis.

FrenektomiTeknik Frenektomi konvensional:1. Persiapan alat bedah1. Desinfeksi dengan Iod gliserin pada daerah yang akan di anestesi. Anestesi pada sinistra dan dextra frenulum labialis superior yang akan dieksisi dan bagian palatal perluasan frenulum labialis superior.1. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat dan dekat dengan permukaan mukosa bibir untuk menghindari perdarahan pasca eksisi.1. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat.dengan scalpel.1. Daerah dasar vestibulum dan mukosa bibir dijahit agar tidak terjadi perluasan daerah irisan dan perdarahan yang berlebihan.1. Eksisi perluasan frenulum labialis superior yang melebar hingga palatal.1. Lakukan kuret di daerah permukaan tulang. Bersihkan semua serabut periosteum agar tidak terjadi pertemuan serabut bagian koronal dan apikal1. Irigasi dengan saline, tekan 3-5 menit1. Pemasangan periodontal pack pada daerah bedah agar penyembuhan luka optimal dan tidak terjadi perlekatan bibir dengan gingival selama proses penyembuhan gingival.1. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik.1. Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaan periodontal pack dan pengambilan jahitan, irigasi dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.1. Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi dan instruksi perawatan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi:1. Kondisi kesehatan umum1. Nutrisi dan diet1. Oral hygiene1. Pemberian resep obatKomplikasi dari prosedur frenektomi: Komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada pembedahan frenulum adalah sebagai berikut (Kruger 1974) :1. PerdarahanPerdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau beberapa jam sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder). Perdarahan ini dapat terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab sistemik dapat berupa kelainan darah.Penanggulangan dengan melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan dengan kasa dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya dikonsulkan ke bagian penyakit dalam.1. PembengkakanBiasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi. Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau kain dingin.1. InfeksiUntuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.1. Rasa sakit yang berlebihan.Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat berbicara atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat analgetik, obat kumur antiseptik yang hangat.Maintenance Phase:Maintenance phase merupakan fase pemeliharaan yang meliputi kunjungan periodik dan pemeriksaan ulang. Hal yang diperiksa pada saat pasien melakukan kunjungan antara lain:1. Melihat ada tidaknya perdarahan,1. Melihat apakah jahitan lepas atau tidak,1. Apakah ada keluhan sakit,1. Ada tidaknya pembengkakan pada luka,1. Luka mengalami infeksi atau tidak,1. Untuk keperluan estetik, dilihat apakah ada bekas lukaVestibuloplasti

5. Disinfeksi dan anastesi5. Insisi vertikal5. Diseksi untuk melepaskan perlekatan otot5. Suturing5. Masukkan pada denture dengan bagian labial di panjangkan

Torus removal palatines

1. Disinfeksi dan anastesi2. Insisi pada midline palatum, ujung dan pangkal dibuat serong untuk membuka 3. Dibagi dulu torus menjadi kecil-kecil dengan bur fissure4. Hilangkan tulang tersebut dengan bevel chisel5. Haluskan dengan bone file6. Evaluasi jaringan lunak, bila terlalu tebal dipotong seperlunya7. Irigasi dan flap di tutup8. Suturing dengan matras horizontal yang tertutup dari posterior ke anterior9. 5 7 hari kemudian jahitan dilepasKomplikasi hematom

Torus removal Lingual

1. Disinfeksi dan anastesi2. Insisinya lurus, seperti buka flap3. Buka dengan rasparatorium4. Tulang dibur dengan menggunakan bur tulang5. Haruskan tulang dengan bone file6. Recounturing 7. Suturing8. 5 7 hari kemudian jahitan dilepas

Dalam melakukan bedah preprostetik dilakukan prosedur pre dan pasca bedah preprostetik. Berikut prosedur pre dan pasca bedah preprostetik:

Pra bedah preprostetik: Subyektif: Evaluasi keadaan sistemik , kesehatan mental, usia pasien, kemampuan fisik, dan psikologi Obyektif: lihat keadaan intra oral dan ekstra oral rongga mulut Pemeriksaan khusus atau pemeriksaan penunjang: dengan radiografi untuk melihat kondisi tulang rahang dan kualitas keseluruhan tulang alveolar

Pasca bedah preprostetik: Pengobatan rasa sakit Beri antibiotik untuk mencegah infeksi Beri vitamin C untuk mempercepat penyembuhan Beri obat kumur chlorhexidine Sementara menghindari minuman panas untuk menghindari perdarahan Setelah 5 7 hari jahitan dibuka

Hubungan perawatan preprostetik dengan keberhasilan GTL Dari segi retensi, yang sangat berperan yaitu alveolektomi dengan membentuk linger bentuk U, bentuk lingir U akan mendapatkan retensi yang baik. Vestibulum yang rendah dan torus yang terlalu besar tidak dapat membentuk retensi. Frenulum. Tujuannya untuk perlekatan basis agar menempel atau mendapatkan retensi yang baik. Pada frenulum yang terlalu tinggi akan sulit mendapatkan retensi. Penyaluran dari tekanan dan rasa sakit

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan lengkap yaitu linggirnya yang tajam dilakukan alveolektomi terlebih dahulu, tidak ada flabby karena flabby berpengaruh terhadap kestabilan gigi tiruan, dilakukan vestibuloplasti untuk kestabilan gigi tiruan, dan frenulum yang terlalu tinggi dilakukan frenektomi agar retensi baik. Ada sumber yang mengatakan bahwa untuk jaringann lunak sesudah dilakukan bedah preprostetik menunggu 7 14 hari sebelum dibuatkan gigi tiruan lengkap. Tujuannya untuk menunggu penutupan luka secara sempurna dengan proses hemostatis, proliferasi fibroblas, dan remodelling.

KASUS SKENARIO

Jenis kelamin: WanitaUmur: 55 tahunKeluhan: Ingin dibuatkan gigi tiruan supaya bisa mengunyah kembaliRPD: Jantung koroner 5 tahun yang laluIO: 11, 12, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 25, 26, 36, 37, 38, 46, 47, 48 hilang 34, 35, 44, 45 sisa akar 13, 14, 23, 24, 27, 28 karies luas dan goyang derajad 3OHIS sedang, tahanan jaringan mukosa rendah, ketinggian alveolar ridge sedang, adanya eksostosis pada regio anterior mandibula, frenulum labialis maxilla tinggi

Manajemen yang dilakukan pada pasien

I. Konsultasi atau rujuk pasien ke penyakit dalam karena pasien memiliki riwayat penyakit sistemik jantung koroner.

Pada pasien dengan penyakit sistemik jantung, pembuluh darah mengalami penyempitan karena adanya lemak tak jenuh dan radikal bebas dari nikotin kemudian radikal bebas menjadi ruktur. Rukturnya radikal bebas menyebabkan aliran darah berhenti dan terjadilah serangan jantung. Obat yang digunakan pada pasien dengan penyekit sistemik jantung yaitu aspirin dan wasfarin, obat tersebut untuk antikoagulan (mengencerkan darah). Apabila pasien akan dilakukan pembedahan dengan masih mengkonsumsi obat tersebut akan berefek darah sukar berhenti. Seharusnya sebelum dilakukan pembedahan, konsumsi aspirin dan wasfarin dihentikan 3 5 hari.

Hubungan perawatan dengan penyakit sistemik ( Jantung koroner ) Berhubungan dengan antibiotik profilaksis Obat antikoagulan seperti aspirin dan aspilet dihentikan 5 -7 hari sebelum pembedahan Penggunaan anastesi tidak mengunakan adrenalin Asepsis alat yang akan digunakan karena akan menyebabkan endokarditis Pada pasien denga riwayat jantung akan mudah lelah sehingga pembedahan jangan terlalu lama.

II. Perawatan dalam rongga mulut

1. Gigi sisa akar dicabut. 2. Gigi yang mengalami karies luas dan goyang derajad 3 dicabut karena tidak dapat dipertahankan lagi. 3. Ketahanan jaringan mukosa harus diperbaiki, jaringan harus kokoh dan kenyal, minimal ketebalan 2mm. Bila jaringan yang menutupi tipis maka akan mudah terluka dan jaringan yang tebal dapat berpengaruh pada tekanan oklusalnya. 4. Keadaan oral higyne harus baik. 5. Bedah preprostetik untuk menghilangkan eksostosis dan frenulum yang terlalu tinggi. Eksostosis dilakukan alveolektomi dan frenulum yang tinggi dilakukan frenektomi.

EksostosisEksostosis pada regio anterior mandibula dilakukan bedah preprostetik alveolektomi. Eksostosis merupakan penonjolan tulang pada processus alveolaris, yang berbentuk membulat dan terasa tajam bila diraba. Dapat mengganggu stabilitas dan retensi. Penyebab eksostosis yaitu karena genetik atau autosomal dominan, bisa karena injuri, atau kebiasaan makan ikan karena ikan berisis asam lemak tak jenuh dan citamin D sehingga merangsang pertumbuhan tulang. Sumber lain menyebutkan penyabab eksostosis sendiri tidak diketahui tapi dapat disebabkan oleh peradangan kronik yang dapat menyebabkan pembentukn tumor sehingga mengganggu pembuatan protesa.

Prosedur alveolektomi dilakukan untuk:a. Menghilangkan serta menghaluskan dan merapikan penonjolan tulang atau eksostosis.b. Agar Estetik baikc. Tidak menimbulkan traumad. Agar tidak menimbulkan resorbsi tulang pada penekanan gigi tiruan lengkap dan rasa sakit

Tidak semua dilakukan bedah ini, namun bila sudah menggangggu retensi dan stabilisasi dilakukan prosedur ini. Faktor yg mempengaruhi bedah pre protestik yaitu, usia pasien, pada pasien muda penyembuhan cepat. Pada proses resorbsi tulang dan periodontitis yang parah harus ditunda 4 8 mingggu.Frenulum yang tinggiFrenulum labialis yang tinggi pada maxilla dilakukan bedah preprostetik frenektomi. Frenulum yang tinggi dapat mengganggu perlekatan gigi tiruan sehingga retensi kurang. Tujuan dilakukan frenektomi agar gigi tiruan mandapatkan retensi yang baik.

III. Pembuatan gigi tiruan lengkap

PETA KONSEPPembuatan GTLKomplikasi pasca bedahProsedur bedah preprostetik ( pre post )VestibuloplastyPasien 55 tahunJaringan lunakJaringan kerasBedah PreprostetikIndikasiJantung koronerSisa akarKariesEksostosisFrenulum tinggiRiwayat Penyakit DahuluPemeriksaan

Kontraindikasi

Penanganan komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Periodontology, 2003, Guideline for Periodontal Therapy, American Academy of Pediatric Dentistry, 35(6):346-350.Devishree, Kumar, S., Gujari, S.K., Shubhashini, P.V., 2012, Frenectomy: A Review with the Reports of Surgical Technique, Journal of Clinical & Diagnostic Research, 6(9):1587-1592.Kruger, O.G. 1975. Textbook of Oral Surgery. 4th ed. C.V. Mosby. Saint Louis.Isnandar, 2011, Frenektomi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan.Lucky Riawan, 2003, Bedah Preprostetik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran: BandungSuproyo, H., 2009, Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2, Kanwa: YogyakartaSuryono, 2012, Bedah Dasar Periodonsia, Ash-Shaff: Yogyakarta.