laporan lbm 3 blok 3 sgd 4

27
LAPORAN TUTORIAL SGD 4 LBM 3 BLOK 3 SISTEM PERNAFASAN NAMA ANGGOTA: 1. ADHALIN FUKU HANDINI (31101400399) 2. ALIFIA MEDISTIANA (31101400400) 3. CASSANDRA PRAMUDITA (112100123) 4. CLARISSA BONITA SYARAVINA (31101400413) 5. DEVI KARTIKA ROHMAH (31101400417) 6. DEWI SARTIKA (31101400418) 7. DITA WIDYANINGSIH (31101400420) 8. FEBRIANTO (112080018) 9. ISMI SITI FATIMAH (31101400434) 10. KARIZA AULIYA (31101400435) 11. NISA SAFITRI (31101400449)

Upload: noni-tuhlifi-miadani

Post on 19-Dec-2015

248 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

LAPORAN TUTORIAL

SGD 4 LBM 3 BLOK 3

SISTEM PERNAFASAN

NAMA ANGGOTA:

1. ADHALIN FUKU HANDINI (31101400399)2. ALIFIA MEDISTIANA (31101400400)3. CASSANDRA PRAMUDITA (112100123)4. CLARISSA BONITA SYARAVINA (31101400413)5. DEVI KARTIKA ROHMAH (31101400417)6. DEWI SARTIKA (31101400418)7. DITA WIDYANINGSIH (31101400420)8. FEBRIANTO (112080018)9. ISMI SITI FATIMAH (31101400434)10. KARIZA AULIYA (31101400435)11. NISA SAFITRI (31101400449)12. NONI TUHLIFI MIADANI (31101400450)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2014

Page 2: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL

SGD 4 LBM I

SISTEM PERNAFASANTelah Disetujui oleh :

Semarang, Desember 2014

Tutor

Drg. Andina Rizkia, Sp.KG.

NIK. 211009009

ii

Page 3: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1

B. Skenario..................................................................................................................... 2

C. Identifikasi Masalah................................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori........................................................................................................... 3

B. Hasil Diskusi dan Pembahasan.................................................................................. 7

C. Kerangka Konsep ...................................................................................................... 14

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 16

iii

Page 4: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerja utama sistem pernapasan adalah memfasilitasi

pertukaran gas antara darah yang bersirkulasi terhadap

jaringan tubuh dan mengeliminasi karbondioksida.

Pemeriksaan fungsi paru sangat bermanfaat dalam

menegakkan diagnosis atau memantau perkembangan

penyakit sistem pernapasan. Uji olahraga juga merupakan

pendekatan yang lebih langsung untuk mendeteksi gangguan

difusi, juga untuk bentuk-bentuk lain penyakit pernapasan.

Uji fungsi paru sejak lama dikenal sebagai sarana

penting dalam mendeteksi berbagai kelainan paru. Spirometri

digunakan untuk mengukur kapasitas vital dan subdivisinya

serta kecepatan aliran ekspirasi atau inspirasi. Ada banyak

penilaian yang biasa dilakukan di antaranya adalah volume

ekspirasi adalah volume ekspirasi paksa pada detik pertama

(VEP1)/force expiration volume in 1 second (FEV1) dan

kapasitas vital paksa (KVP)/force volume capacity (FVC).

Pemberian oksigen selama melakukan latihan fisik akan

meningkatkan kandungan oksigen arteri, menurunkan

ventilasi paru, denyut jantung submaksimal dan asam laktat

yang rendah, dan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal.

Beberapa tahun terakhir ini, air beroksigen dalam

kemasan semakin banyak dijumpai di pasar bebas. Iklan-iklan

yang mengemukakan kelebihan produk ini pun terus

membanjiri masyarakat di berbagai media massa. Para

produsen menjanjikan bahwa air minum tersebut memiliki

beragam manfaat yang menyehatkan tubuh karena

1

Page 5: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

mengandung 7-10 kali jumlah oksigen yang lebih banyak

dibandingkan air minum biasa.Sehingga diharapkan tubuh

yang

mengalami defisit oksigen setelah lelah berolahraga

akan digantikan oleh oksigen

yang telah mengalami absorpsi di saluran cerna.

B. Skenario

Judul : Tiba-tiba sesak nafas di klinik gigi

Mr. A went to a dentist to consult about his decayed teeth. When the dentist

examine him, Mr. A got dyspnea. He was so difficult to breath, with the participation

of nostrils in breathing. Respiratory muscle cntracted and form concavity on

intercostae. Dentist stopped the treatment and looking for oxygen can.

C. Identifikasi Masalah

1. Pengaturan dan pengendalian pernafasan.

2. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru, pernafasan jaringan, dan

pernafassan tingkat sel.

3. Transportasi darah paru-jantung & keseluruhan tubuh, transpor oksigen,

dan transpor karbon dioksida.

4. Volume dan Kapasitas paru

2

Page 6: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pernafasan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh

serta lingkungan. Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari

luar yang mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi

dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses ekspirasi.

(Setiadi, 2007)

Beberapa fungsi pernafasan yang penting adalah:

1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruhan tubuh

untuk mengadakan pembakaran.

2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian

dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

Secara anatomis, saluran pernafasan manusia terdiri dari saluran nafas

atas dan saluran nafas bawah. Saluran nafas atas terdiri: Nares anterior,

cavum nasi, nares posterior , nasopharynx, oropharynx, larynxopharynx, dan

larynx. Saluran nafas bawah terdiri dari trachea, bronchus

principalis/bronchus primer, bronchus lobaris/bronchus sekunder, bronchus

segmentalis/bronchus tersier, bronchiolus terminalis, bronchiolus

respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. (UNISSULA,

2014)

Sedangkan secara fisiologis, saluran pernafasan terdiri dari sistem

konduksi dan sistem respiratorius. Sistem konduksi terdiri dari Nares anterior,

cavum nasi, nares posterior , nasopharynx, oropharynx, larynxopharynx,

larynx, trachea, bronchus principalis/bronchus primer, bronchus

3

Page 7: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

lobaris/bronchus sekunder, bronchus segmentalis/bronchus tersier, dan

bronchiolus terminalis. Sistem respiratorius terdiri dari bronchiolus

respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. (UNISSULA,

2014)

1. Rongga Hidung

Nares anterior adalah salurn-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-

saluran ini bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum

hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan

pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan selaput

lendir. Semua sinus ynag mempunyai lubng masuk ke dalam rongga

hidung. (Setiadi, 2007)

Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut:

a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan

b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu

hidung.

c. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.

d. Membunuh kuman-kuman yang bersama-sama udara pernafasan oleh

leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung. (Setiadi,

2007)

4

Page 8: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut

nasopharink. Rongga hidung dan nasopharink berhubungan dengan:

a. Sinus paranalis, yaitu rongga-ronggapada tulang kranial.

Berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium. Terdapat

beberapa sinus paranasalis, sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis

yang dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus

ethmoidalis yang terletak lebih dalam.

b. Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata ke dalam hidung.

c. Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian

tengah. (Setiadi, 2007)

2. Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan

krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis.Faring terbagi menjadi 3

bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring. (Setiadi, 2007)

a. Nasofaring

Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga

nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu :

1) Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring

dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan

tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga.

2) Amandel (adenoid) faring adalah pemupukan jaringan limfatik

yang terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid

dapat menghambat aliran darah.

b. Orofaring

Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu

perpanjangan palatum keras tulang.

1) Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical)kecil

yang ,menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum

lunak.

5

Page 9: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

2) Amandel palatum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.

(Setiadi, 2007)

c. Laringofaring

Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang

untuk sistem respiratorik selanjutnya. (Setiadi, 2007)

3. Laring

Laring berperan untuk pembentukansuara dan untuk melindungi jalan

nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring ini memiliki

epiglotis yang digunakan untuk menutup larynx sewaktu orang menelan.

(Setiadi, 2007)

4. Trakea

Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20

cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk

seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium

bersilia dan sel cangkir. (Setiadi, 2007)

5. Percabangan Bronkus

Bronkus merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer

bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan

tersier dengan diameter yyang semakin kecil. Struktur mendasar dari

paru-paru adalah percabngan bronchial yang selanjutnya secara berurutan

adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik,

duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan

extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut inrapulmonar.

(Setiadi, 2007)

6. Paru-paru (bronkiolus, alveolus)

Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan

tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yanitu

struktur blok padan yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru

menutupi jantung, arteri, dan vena besar, esofagus, dan trachea. Paru-

paru berbentuk seperti spons dan bersisii udara dengan pembagian ruang

sebagai berikut:

6

Page 10: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

a. Paru kanan, memiliki 3 lobus

b. Paru kiri, memiliki 2 lobus

(Setiadi, 2007)

B. Hasil Diskusi dan Pembahasan

1. Pengaturan Dan Pengendalian Pernafasan

Mekanisme pernafasan diatur dan dikenadalikan 2 faktor utama yaitu

faktor kimiawi dan pengandalian oleh saraf.

a. Kendali kimiawi

Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan

pengaturan frekuensi, kecepatan, dan dalamnya gerakan pernafasan.

Pusat pernafasan di sumsum sangat peka pada reaksi, kimia.

Karbpndioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang

merangsang pusat pernafasan untuk mengirim kueluar impuls saraf

yang bekerja atas otot pernafasan.

Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida yang

dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbondioksida

dalam darah, mempunyai efek kuat yang langsung pada neuron-

neuron susunan retikular yang menyebabkan peningkatan ekskresi

karbon dioksida.

Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan

kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri

dan cairan serebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat

antara frekuensi dan kedalaman respirasi.

1) Kemoreseptor sentral

Yaitu neuron yang terletak dipermukaan ventral lateral medulla.

Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan

serebrspinalis merangsang peningkatan frekuensi dan kedalaman

respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh

pada kemoreseptor sentral.

2) Kemoreseptor perifer

7

Page 11: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

Terletak dibadan aorta dan karotid pada sistem arteri.

Kemoreseptor ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion

oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen.

b. Kendali syaraf

Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis

dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls

menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke

diafragma, dan melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot

interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di

dalam medula oblonganta yang mengeluarkan impuls eferen ke otot

pernafasan impuls eferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung

udara, yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam

medula.

Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama

teratur yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini.

Irama ini dilengkapi dengan Hering-Breuer yaiti reseptor-reseptor

yang regang yang terdapat pada perenkhim paru-paru yang

memancarkan rangsangan ke medula oblonganta melalui vagus,

pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang respirasi.

Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls melalui

nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi pada

saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di

kempeskan.

Selain nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan,

menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan,

karena kerjanyapada susunan retikular.

Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di

dalam medula oblonganta, dan kalau dirangsang maka pusat itu

mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot

pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis.

8

Page 12: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

Rangsang ritmis (berirama) pada medula oblonganta menimbulkan

pernafasan otomatis. Darah medula oblonganta yang berhubungan

dengan pernafasan secara klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2

neuron kelompok pernafasan, kelompok sosial yang dekat dengan

nukleus traktus solitarius adalah sumber irama yang mengendalikan

neuron motoris phrenieus kontralateral. Neuron-neuron ini juga

memproyeksikan diri dan mengendalokan golongan ventral. Golongan

ini mempunyai 2 bagian, bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron

onucleus ambigus yang mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan

ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus. Bagian caudal

dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus retroambigularis yang

menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan ekspirasi ke neuron-

neuronmotoris yang mempersarafi interkostalis.

Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsangan yang ritmis neuron

motoris yang mempersarafi otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara

keseluruhan tergantung pada impuls-impuls saraf otak.

2. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru dan pernafasan jaringan

a. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (externa)

1) Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara

dalam alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik

maka pernafasan tidak baik atau terganggu.

2) Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan

semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit

atau 4,2 liter/menit.

3) Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang

lebih sedikit daripada pernafasan lambat dan dalam pada volume

pernafasan semenit yang sama. Semua poses ini diatur sehingga

darah dari paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. jika gerak

badan lebih banyak dari paru-paru membawa banyak CO2 dan

sentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini mrangsang pusat

9

Page 13: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan

dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan

mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.

b. Pernafasan jaringan

1) Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa ke seluruh tubuh. Tiap sel

mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima hasil

buangan CO2 dari jantung dan paru-paru keluar.

2) Hemoglobin yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh

masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah

mengeluarkan O2 ke dalam jaringan mengambil CO2 untuk dibawa

ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.

3. Transportasi darah paru-jantung & keseluruhan tubuh, transpor oksigen,

dan transpor karbon dioksida.

a. Transportasi darah paru-jantung dan seluruh tubuh

10

Penggunaan O2 oleh sel & pembuangan

CO2

Jantung kanan

Arteri pulmonalis

(darah kotor dari jantung)

ke pulmo

kapiler yang menyentuh

dinding alveoli

pertukaran gas

masuk jantung kiri

vena pulmonalis

(darah bersih)

disebarkan ke seluruh jaringan tubuh

Page 14: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

b. Transpor Oksigen

Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah

dibawa dalam larutan air sederhana untuk mempertahankan kehidupan

jaringan. Sehinngga sekitar 97% oksigen dalam darah di bawah

eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin(Hb), 3% sisanya

larut dalam plasma. Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme

(suatu ikatan besi-purfirin) dan globi(suatu protein), Hemoglobin

berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2).

Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin

berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk

oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel darah

merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan setiap gram

hemonglobin dapat mengikat 1, 34 ml oksigen. Dan 100 ml darah

rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml

O2 per 100 ml darah (15 X 1, 34).

Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen, pernafasan dalam

atau menghirup oksigen murni tidak dapatmemberi peningkatan yang

berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen tetapi menghirup

oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen kedalam

jaringan karena volume oksigen terlarut dalam plasma meningkat.

Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih

75% jenuh. Hal ini menunjukan darah hanya melepas sekitar

seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini

memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu

pernafasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.

c. Transpor Karbon dioksida

Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida

berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah merah untuk

membentuk ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai

paru-paru konsentrasi karbondioksida relatif rendah, terbentuk

11

Page 15: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

kembalii karbon dioksida dan air, dan karbon dioksida dilepaskan

sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dari

jaringan di bawah ke paru-paru melaui cara sebagai berikut sebagian

kecil karbon sioksida (7%-8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon

dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%

nya bergabung dalam bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus

amino dibagian globin pada hemoglobin untuk membentuk

karbaminohemoglobin.

4. Volume dan Kapasitas paru

Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi

dan expirasi dapat diukur melalui spirometer.

a. Volume

1) Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar

paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa

normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk

perempuan.

2) Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra yang

masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximumdi atas inspirasi

tidal. CDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada

perempuan.

3) Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang

dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak normal.

VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ,l pada perempuan.

4) Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru

setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar

1200 ml dan padaperempuan 1000 ml. volume residual penting

untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.

b. Kapasitas

1) Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume

residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan

12

Page 16: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi

normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. Jadi nilai (KRF=

VR+VCE)

2) Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan

volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500ml. Jadi

nilai (KI= VT+VCL)

3) Kapasitas vital (KV), yaitu oenambahan volume tidal, volume

cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi (KT=

VT+VCI+VCE). Nilai rata-ratanya sekitar 4500ml.

4) Kapasitas total paru (KTP), adalah jumah total udara yang dapat

ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital

ditambah volume residual (KTP= KV+VR). Nilai rata-ratanya

adalah 5700 ml.

C. Kerangka Konsep

13

Sistem Respirasi pada Manusia

Mekanisme Pernapasan

Saluran Pernapasan

Trakea

Organ-organ pernapasan

Laring

Faring

HidungInspirasi dan Ekspirasi

Pernapasan Eksterna (Antara Paru-paru dan Pembuluh kapiler)

Pernapasan dada

Pernapasan perut

Page 17: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam

paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan masuk

dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan,

penghangatan, dan melembabkan udara yang masuk juga melindungi

permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara

diparu-paru melalui saluran pernafasan atas.

Saluran pernafasan manusia terbagi menjadi 2, yaitu saluran

pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan tersebut

memiliki fungsi masing-masing.

Paru-paru memiliki volume dan kapasitas. Volume paru meliputi:

Volume tidal, volume cadangan respirasi, volume cadangan ekspirasi, dan

volume residual. Sedangkan kapasitas paru meliputi: kapasitas residual

fungsional, kapasitas inspirasi, kapasitas vital, dan kapasitas total paru.

14

Trakea

Page 18: Laporan Lbm 3 Blok 3 Sgd 4

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C. (1983). Fisiologi Manusia dan Mekanismenya Terhadap Penyakit.

Jakarta: EGC.

Setiadi. (2007). Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Sherwood, L. (2001). Fisologi Manusia dari Sel ke Jaringan. Jakarta: EGC.

UNISSULA, F. (2014). Diktat Anatomi. Semarang: Bagian Anatomi FK

UNISSULA.

Ward, J. R. (2004). At a Glance Fisiologi. Jakarta: EMS.

15