laporan praktikum pengukuran kandungan klorofil · laporan praktikum pengukuran kandungan klorofil...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL
Oleh:
Golongan D / Kelompok 3B
1. Risa Novita Sari (161510501099)
2. Muhammad Fachrur Ramadhandi (161510501107)
3. Sema Isnaeni Fitriana (161510501267)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang memberikan sebagian besar
warna pada tanaman dan membuat tanaman untuk dapat melakukan proses
fotosintesis. Klorofil juga memiliki beberapa bentuk yang terbilang sama, masing
– masing struktur cincin yang sangat kompleks dan mempunyai hidrokarbon yang
panjang. Struktur yang dimiliki molekul klorofil hampir mirip dengan bagaian
heme pada hemoglobin tetapi zat besi yang terakhir terkandung terdapat di tempat
magnesium.
Pada tumbuhan, karbon dioksida nantinya akan diubah menjadi oksigen
dan selanjutnya akan di keluarkan kembali ke lingkungan untuk diberikan kepada
makhluk hidup yang membutuhkan seperti hewan dan manusia. Saat klorofil di
ekstrak, pigmen hijau yang terdapat pada klorofil akan digunakan sebagai
pewarna makanan dan ada seuplemen makanan yang mengandung klorofil agar
dapat membuat kesehatan dapat terjaga.
Klorofil dapat ditemukan yaitu di dalam kloroplas, kloroplas adalah
pigmen aktif yang terdapat didalam fotosintesis. Klorofil juga termsuk tetra-spiral
yang dihubungkan oleh atom Mg, yang berbentuk oval dan terkandung
didalamnya. Penyerapan yang dilakukan dalam proses esensial oleh kloroplas
didalam membran tilakoid. Tiap – tiap foton dapat mengeluarkan electron yang
nantinya akan menuju kedalam klorofil. Penyerapan terhadap panjang gelombang
sangatlah bervariasi dan dapat dikukur dengan mengguakan spektrofometer.
Banyaknya penyerapan yang terjadi dari fungsi panjang gelombang dapat disebut
dengan spectrum penyerapan.
Tipe – tipe klorofil terdapat 6 tipe, diantaranya adalah klorofil a, b, dan c,
dorobium dan klorofil 650 sertda 660. Klorofil a dan b dapat ditemukan pada
semua organisme yang dapat melakukann proses fotosintesis. Ukuran kloroplas
sangatlah bervariasi pada setiap spesiesnya. Pada tanaman yang mempunyai
tingkat tinggi mempunyai diameter kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas yang
terdapat pada sel polipoid mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan
2
tanaman yang selnya bukanlah polipoid. Perubahan yang terjadi pada bentuk dan
volume kloroplas dapat disebabkan oleh cahaya, dalam keadaaan yang gelap
kloroplas dapat direduksi dengan adanya penambahan ATP. Terdapat beberapa
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan klorofil, diantaranya
adalah faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, air, temperatur
dan unsur – unsur lainnya.
1.2 Tujuan
1. untuk dapat mengetahui dan memahami tentang klorofil
2. untuk dapat mengetahui kandungan yang terdapat pada klorofil
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman merupakan salah satu yang memiliki kandungan klorofil yang
relatif banyak, Dimana hampir diseruluh permukaan tanaman mengandung
klorofil. Menurut Haryanti et all. (2015) Kandungan klorofil di dalam tanaman
banyak dikarenakan klorofil berperan langsung dalam penangkapan radiasi serta
mengubahnya menjadi energi kimia, sehingga jumlahnya tersebut sangat
berpengaruh terhadap kecepatan tanaman untuk terus tumbuh. Klorofil sangat
penting untuk proses fotosintesis pada tanaman karena dapat memberi pigmen
yang beragam pada tanaman. Energi kimia yang dihasilkan ada hubungan
terhadap proses respirasi tanaman yang menjadi sangat penting berlangsungnya
proses metabolisme dalam tanaman menurut (Toro et all. 2015).
Dalam proses pembentukan klorofil pada tanaman cahaya sangat
berpengaruh terhapat hasil akhir nantinya. Menurut Setyawati et all. (2015)
Cahaya sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan klorofil sehingga
cahaya yang sedikit dapat menjadi pembatas pembentukan klorofil pada tanaman.
Pada tanaman Klorofil terbagi atas dua macam yaitu klorofiil a dan klorofil b
dimana kedua klorofil tersebut sangat penting bagi tanaman. Klorofi a dan klorofil
b merupakan komponen utama yang terdapat pada trikoid hal inilah menyebabkan
keberadaan klorofil a dan klorrofil b sangat penting pada tanaman khususnya
untuk proses fotosintesis pada tanaman Menurut (Rohmatul et all. 2012).
Dalam fotosintesis terdapat proses respirasi dimana ada dua macam
Respirasi diantaranya Respirasi aerob dan anaerob. Degradasi asimilasi CO2 di
jamur pada tanaman yang terjadi di stomata (Menurut Celeste et all.2012). Proses
respirasi pada tanaman yang hanya menggunakan air akan menyebabkan
berkurangnya konsentrasi oksigen yang terlarut dalam air sehingga berpengaruh
terhadap proses respirasi tanaman menurut (Puspitaningrum et all.2012).
Klorofil dapat ditemukan yaitu di dalam kloroplas, kloroplas adalah pigmen aktif
yang terdapat didalam fotosintesis. Klorofil juga termsuk tetra-spiral yang
4
dihubungkan oleh atom Mg, yang berbentuk oval dan terkandung didalamnya.
Terdapat beberapa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan
klorofil, diantaranya adalah faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat,
nitrogen, air, temperatur dan unsur – unsur lainnya.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum agrobiosains mengenai “Pengukuran Kandungan
Klorofil” dilaksanakan pada hari sabtu 4 November 2017, pukul 12.30 - selesai di
laboratorium Fisiologi Tumbuhan.
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Mortar dan pestle (dinginkan sebelum digunakan)
2. Spektrofotometer
3. Alat sentrifugasi
4. Mikropipet
5. Kertas karbon
3.1.2
1. 10 mM Borate pH 8,0 yang telah didinginkan
2. Ethanol absolute (dingin 4oC)
3. Nitrogen cair
3.3 PelaksanaanPraktikum
1. Menimbang 0,5 gram jaringan daun segar dan memasukkan ke dalam mortar
yang telah didinginkan sebelumnya.
2. Menambahkan nitrogen cair (bila perlu) ke dalam mortar dan menggerus
dengan pestle sampai menjadi tepung.
3. Menambahkan 3 ml larutan 10 mM Borate pH 8,0 yang telah didinginkan dan
menggerus lagi sampai semua tepung daun tersuspensi.
4. Mengambil 40 μl suspense di atas dan memasukkan ke dalam tabung mikro
sentrifugasi(eppendorf).
6
5. Menambahkan 960 μl ethanol absolute dingin 4oC, kemudian divorteks.
6. Menginkubasikan selama 30 menit pada suhu 4oC dalam keadaan gelap.
7. Mensentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm suhu 4oC selama 5 menit.
8. Mengukur optical density (OD) menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 649 nm dan 665 nm.
9. Hitungan kandungan klorofil menggunakan rumus:
Klorofil a = (13,7 x Abs 665) – (5,76 x Abs 649)
= ………..μg ml-1
Klorofil b = (25,8 x Abs 649) – (7,60 x Abs 665)
= ……….. μg ml-1
Dari data di atas dapat dibuat rasio antara klorofil a : klorofil b
Rumus alternative untuk menghitung total klorofil a dan b dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
Total klorofil (a+b) = (6,10 x Abs 665) + (20,04 x Abs 649)
= ………. μg ml-1
3.4 Variabel Pengamatan
3.5 Analisis Data
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Sampel
ABSORSI
A B
4.2 Pembahasan
Kandungan klorofil pada tanaman menunjukkan bahwa tanaman
melakukan proses fotosintesis yang nantinya menghasilkan pigmen atau biasa
dikenal sebagai klorofil pada tanaman. Umumnya pigmen pada tanaman berwarna
hijau tua lebih banyak kandungan klorofilnya dibandingkan pada daun yang
berwarna hijau muda. Hal ini ditujjukkan pada daun lamtoro yang memiliki
kandungan klorofil a terbanyak jika dibandingkan dengan daun yang lain.
Sedangkan untuk kandungan klorofil b daun cabai masih paling tinggi hal ini
dikarenakan warna daun cabai yang berwarna hijau tua jika dibandingkan dengan
yang lain. Menurut Rohmatul et all.(2012) kandungan klorofil pada daun yang
berwarna hijau tua 50 % lebih banyak dibandingkan daun yang berwarna merah
tua ini dikarenakan kandungan klorofil pada daun yang berwarna hijau tua lebih
dominan daripada daun warna merah tua.
Kandungan klorofil yang paling sedikit terdapat pada daun kelengkeng
dimana jumlah total klorofil a sebanyak 1,101146 μg ml-1 sedangkan klorofil b
1 Daun pepaya 3,6522 μg ml-1 1,975 μg ml-1
2 Daun kelengkeng 1,101146 μg
ml-1
0,4966 μg ml-1
3 Daun nangka 1,34744 μg ml-
1
0,6314 μg ml-1
4 Daun jati 1,2583 μg ml-1 1,246 μg ml-1
5 Daun lamtoro 6,07 μg ml-1 3,19 μg ml-1
6 Daun cabai 4,04 μg ml-1 2,5 μg ml-1
8
sebanyak 0,4966 μg ml-1. Hal ini disebabkan warna pada daun kelengkeng tidak
terlalu hijau pekat sehingga kandungan klorofil didalamnya kurang. Proses analisa
kandungan klorofil dimulai dari pemotongan daun hingga menjadi lebih kecil hal
ini untuk memudahkan dalam proses penghalusan daun.
Setelah itu daun ditimbang hingga 10 gram, lalu diletakankan di wadah
mortar dan di haluskan menggunakan pestle. Lalu di tambahkan Nitrogen cair hal
ini agar tektur dari daun menjadi keras dan memudahkan dalam proses
penghalusan. Setelah daun halus lalu diberi larutan borate sebanyak 3 ml diaduk
hingga merata menggunakan sendok. Setelah tercampur hingga rata lalu
dipindahkan kedalam tabung mikro selanjutnya di beri ethanol absolute dingin
dengan suhu 4oC sebanyak 960 μl. Tahapan selanjutnya ialah diikubasi selama 30
menit pada ruangan gelap dengan suhu 4oC. Mengukur (OD) menggunakan
spektrofometer pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Selanjutnya
menghitung jumlah klorofil a dan klorofil b yang kemudian dihitung keseluruhan
atau total dari klorofil a dan b menggunakan rumus. Hingga akan didapat total
klorofil a dan klorofil b pada masing-masing daun tanaman.
9
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Klorofil merupakan pigmen pada setiap tanaman, umumnya Klorofil berwarna
hijau yang memberikan sebagian besar warna pada tanaman dan membuat
tanaman untuk dapat melakukan proses fotosintesis. Klorofil banyak terdapat
pada daun yang berwarna hijau tua hal ini karna jumlah klorofilnya lebih
dominan jika dibandingkan dengan yang berwarna merah tua.
2. Dalam klorofil mengandung zat hijau yang berguna bagi tanaman untuk
fotosintesis. Klorofil terbagi atas klorofil a dan klorofil b, dimana pada daun
bagian bawah mengandung lebih banyak klorofil dibandingkan dengan daun
bagian atas.
5.2 Saran
Pada praktikum minggu lalu informasi tentang jadwal pengamatan terlalu
mendadak sehingga praktikan tidak mengetahui informasi tentang hasil
pengamatan dikarenakan keterbatasan lab yang hanya mewajibkan satu orang
dalam setiap kelompok.
10
DAFTAR PUSTAKA
Celeste M.D., 2012. Phytotoxicity: An Overview of the Physiological Responses
of Plants Exposed to Fungicides. 1(1):1-2
Haryanti S., Budhiastuti R. 2015. Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan
Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada
Naungan yang Berbeda. 1(23):47
Rohmatul M.R., Ainun N.L., 2012. Kadar Total Pigmen Klorofil dan Senyawa
Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Berdasarkan Umur
Daun. 1(2): 225-230
Puspitaningrum M. Munifatul I. Sri H., 2012. Produksi dan Konsumsi oksigen
Terlarut oleh beberapa Tumbuhan air. 1(1) : 47-52
Setyawati T.H., Answar S., dan Slamet W., 2013. Karakteristik Fotosintetik dan
serapan fosfor hijauan alfaalfa (mediccago sativa) pada tinggi pemotongan
dan pemupukan nitrogen yang berbeda. 1(2): 86-96
Toro G., Manuel P. 2015. Plant respiration under low oxygen. 1(1): 57-58
Tuhuteru S.M.L Hehanussa, S.H.T. Raharjo (2012) .Pertumbuhan Perkembangan
Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In Vitro dengan
beberapa Konsentrasi Air kelapa. 1(1):1-10
LAMPIRAN ANALISA KANDUNGAN KLOROFIL
LAMPIRAN ANALISA TOTAL LIPID
Pemotongan daun
Penimbangan daun sebanyak 10 gram
Pemberian nitrogen cair
Penghalusan daun
Pemberian larutan borate sebanyak 3 ml
Diaduk hingga merata
Pemasukan ke tabung mikro
Pemberian ethanol
Diinkubasi selama 30 menit