laporan praktikum biokim

Upload: moh-syaifudin

Post on 14-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    1/16

    1

    IDENTIFIKASI PEWARNA BERBAHAYA DAN UJI KANDUNGAN KACANG

    TANAH

    A. TUJUAN PERCOBAAN1. Menguji zat pewarna berbahaya pada beberapa sampel2. Menguji kandungan vitamin c, gula pereduksi dan lemak pada kacang tanah

    B. LANDASAN TEORIMinuman berenergi diklasifikasikan sebagai suplemen dan dipromosikan dapat

    menambah energi, stamina, kinerja atletik, dan konsentrasi serta menurunkan berat badan.

    Bahan umum yang digunakan yakni gula atau pemanis buatan, vitamin, suplemen herbal,

    dan yang paling penting; sejumlah besar stimulan seperti kafein, taurine, dan guarana, yang

    mempengaruhi sistem kardiovaskular.

    Berikut adalah bahaya minuman energi :1. Mengandung gula tinggi

    Kandungan gula yang tinggi dalam minuman berenergi bisa memicu

    peningkatan kadar gula darah, merusak gigi dan menyebabkan pertambahan berat

    badan. Pastikan Anda memeriksa kemasan untuk mengetahui berapa jumlah gula dalam

    minuman tersebut. Bandingkan dengan minuman soda dan Anda akan menemukan

    kandungan gula dalam minuman energi lebih tinggi.

    2. Bahaya untuk anakPaparan kafein dan gula yang tinggi pada anak-anak lebih berbahaya daripada

    pada orang dewasa. Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga dampaknya

    negatifnya lebih buruk di masa depan. Lagi pula minuman energi tidak mengandung

    zat gizi apa pun.

    3. Menyebabkan dehidrasiMenyebabkan dehidrasi Kandungan gula yang tinggi bisa menyebabkan

    penyerapan air ke dalam tubuh terhambat sehingga menimbulkan risiko dehidrasi.

    Tubuh yang dehidrasi justru memiliki performa yang buruk, baik saat Anda sedang

    beraktivitas atau duduk di belakang meja. Jika Anda merasa tidak bisa meninggalkan

    minuman berenergi disarankan untuk mengonsumsi segelas air setelah menenggak

    minuman energi.

    4.

    Menyebabkan jantung berdebarKafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat dan jantung terasa

    berdebar-debar, terutama bagi mereka yang sensitif. Reaksi yang berbahaya pada

    minuman energi yang bisa terjadi antara lain rasa pusing, mual, sakit maag, tremor,

    serta mati rasa. (Day & Underwood, 1980)

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    2/16

    2

    Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih

    segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna

    yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah:

    a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warnahijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada

    Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning

    merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka

    dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan

    kimia.

    b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia.Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu

    memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.

    Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun

    belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan

    minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan danminuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh

    karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus

    berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus

    yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau

    minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.

    Pewarna alami adalah pigmenpigmen yang diperoleh dari bahan nabati, hewani,

    bakteri, dan alga. Pigmen tersebut antara lain:

    1. Antosianin (oranye, merah, biru)

    2. Betasianin dan betanin (kuning dan merah)

    3. Karotenid (kuning, merah, dan oranye)

    4. Klorofil (warna hijau sampai hijau kotor)

    5. Flavoid (kuning)

    6. Tanin (kuning)

    7. Betalain (kuning dan merah)

    8. Kuinon (kuning sampai hitam)

    9. Xantin (kuning)

    10. Pigmen heme (merah dan cokalt)

    Beberapa faktor mengapa orang-orang menggunakan pewarna pada makanan diantaranya:

    1. mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan

    kelembaban

    2. memperbaiki variasi warna

    3. menguatkan warna yang terjadi secara alami

    4. mewarnai bahan makanan yang tak berwarna

    5. membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    3/16

    3

    Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis

    terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan

    tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun, Hiperaktivitas adalah suatu keadaan

    dimana anak memiliki kesulitan untuk mengontrol perilaku dan memusatkan perhatian

    sehingga timbul aktivitas yang berlebih dan tak terkendali. (Khopkar, S.M, 1990)

    Beberapa jenis pewarna buatan yang terkenal dan beberapa efek samping yang

    ditimbulkannya :

    1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)

    Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan

    obat-obatan. Yang berakibat meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari

    sepuluh ribu orang dan menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit),

    rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Zat ini

    akan lebih berbahaya lagi pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.

    2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)

    Sunset Yellow dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikankalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil

    individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi,

    hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan

    kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun Kajian Organisasi Kesehatan

    Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek

    dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.

    3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)

    Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk

    seperti: selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Zat tersebut berpotensi memicu

    hiperaktivitas pada anak, dan dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara.

    4. Allura Red (E129)

    Allura Red adalah pewarna sinetis merah jingga yang banyak digunakan pada

    permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara.

    Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang

    mengkonsumsi Allura Red. dalam studi itu, 52% telah menderita gatal-gatal atau ruam

    kulit.

    5. Quinoline Yellow (E104)

    Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman

    energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara karena meningkatkan risiko hiperaktivitas

    dan serangan asma.

    Beberapa pewarna alami adalah sebagai berikut :

    a. Klorofil

    Klorofil adalah zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun.. Terdapat

    dua jenis klorofil yang telah berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b. keduanya

    terdapat pada tanaman dengan perbandingan 3:1. Klorofil a termasuk dalam pigmen yang

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    4/16

    4

    disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk di dalamnya.Klorofil a mengandung atom Mg

    yang diikat dengan N dari dua cincin pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua atom N

    dari dua cincin pirol lainmelalui ikatan koordinat; yaitu N dari pirol yang menyumbangkan

    pasangan elektronnya pada Mg (pada gambar dinyatakan dengan garis putus-putus).

    b. Mioglobin dan Hemoglobin

    Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh

    protein globin dan heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme merupakan senyawa

    yang terdiri dari dua bagian yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang besar yaitu

    porfirin. Porfirin tersusun oleh empat cincin pirol yang dihubungkan satu dengan lainnya

    dengan jembtan meten. Heme juga disebut feroprotoporfirin. Baik hemoglobin maupun

    mioglobin memiliki fungsi yang serupa yaitu berfungsi dalam transfor oksigen untuk

    keperluan metabolisme.

    c. Karotenoid

    Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah

    oranye yang terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman, misalnyafukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan neoxanthin terdapat

    pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe merah, biksin pada annatto,

    caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.

    Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye

    dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air.

    Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake

    merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu.

    Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk

    mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak

    dan minyak.

    Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan

    kemampuan adsorpsi terhadap zat - zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat

    terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008).

    Dalam kromatografi, komponen - komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase

    gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul

    - molekul campuran serap pada permukaan partikel - partikel atau terserap. Pada

    kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup

    di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada

    bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari

    dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah

    bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil,

    dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut - solut dari campuran semula

    akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk

    sederet noda - noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda - nodanya

    dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    5/16

    5

    alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi

    cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada

    suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada

    lempeng kaca atau lembaran plastik (Anonim, 2010).

    Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin

    (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan

    selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air

    diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog

    dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase

    diam yang terserap di antara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa

    campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang

    didepositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan

    partisi masing-masing komponen di antara fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi

    kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuntitatif. Senyawa - senyawa yang

    dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam amino, gula - gula, dan pigmen- pigmen alam (Yazid, 2005).

    Dalam teknik kromatografi kertas, proses pengeluaran asam mineral dari kertas

    disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada

    jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah

    kertas dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan

    pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending

    adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gravitasi.

    Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama

    baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara

    radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi - kondisi berikut harus diperhatikan untuk

    memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak

    boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer

    pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas.

    Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02

    (Khopkar, 2008).

    Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi

    didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase

    diam. dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh

    pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase

    gerak (Yazid, 2005).

    Suatu atomiser umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot bila batas

    permukaan pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat dilihat. Atomiser yang

    halus lebih disukai. Gas - gas juga dapat digunakan sebagai penanda bercak, untuk

    karbohidrat notasi Rg digunakan untuk menggantikan Rf. Setelah penandaan bercak batas

    permukaan, selanjutnya dapat dilakukan analisis kalorimetri atau spektroskopi reflektansi

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    6/16

    6

    bila sampel berupa logam. Materi yang terdapat di dalam kertas dapat ditentukan secara

    langsung dengan pelarutan. Kromatografi kertas selain untuk pemisahan dan analisis

    kuantitatif, juga sangat bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini dapat dilakukan misalkan

    dengan membuat grafik antara Rm terhadap jumlah kation dalam suatu deret homolog

    (Khopkar, 2008).

    Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat

    untuk mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang secara komersial tersedia

    adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam asetil, kertas kieselgurh, kertas silikon dan

    kertas penukar ion juga digunakan. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa

    yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Zat - zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua

    jenis kertas terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silikon dapat digunakan untuk zat -

    zat hidrofobik, sedangkan untuk reagent yang korosif, kertas serat kaca dapat digunakan.

    Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan

    pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing dan pembentukan komet serta laju

    pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending (Khopkar, 2008).Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk

    jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewanlain. Asam askorbat

    adalah suatu reduktor kuat (Winarno1997). Bentuk teroksidasinya, asamdehidroaskorbat,

    mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation dipastikan karena asam ini

    tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun. Sifat fisik dan kimiawi asam askorbat

    adalah merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol dan mempunyai

    2 rumus bangun yang erat, yaitu sebagai asam askorbat dan dehidro asam askorbat

    (Wahjudi 2003). Dehidro asam askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara.

    Keduanya merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh. Merupakan kristal

    putih tidak berbau yang larut dalam air (tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak. Stabil

    dalam larutan dan penyimpanan dingin, peka terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama

    bila ada Cu, maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat). Kebutuhan vitamin C dewasa 45

    mg/hari, anak-anak 35 mg/hari, bumil & buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005).

    Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudahdioksidasi.

    Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktumencincang sayur-sayuran seperti

    kol atau pada menumbuk kentang (Lehninger 1982). Vitamin C dapat hilang karena hal-

    hal seperti: Pemanasan yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur, pencucian

    sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu, adanya alkali atau suasana basa selama

    pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan

    terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi

    kadar vitamin C.

    Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau

    enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin

    C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    7/16

    7

    Gula reduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi

    dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Aldehid dapat teroksidasi langsung

    melalui reaksi redoks. Namun, gugus keton tidak dapat teroksidasi secara langsung, gugus

    keton, tetapi harus diubah menjadi aldehid dengan perpindahan tautomerik yang

    memindahkan gugus karbonil ke bagian akhir rantai. Monosakarida yang termasuk gula

    reduksi antara lain glukosa, fruktosa, gliseraldehida, dan galaktosa. Untuk disakarida,

    contohnya adalah laktosa dan maltosa. Sedangkan yang termasuk gula non-reduksi adalah

    sukrosa. Gula non-reduksi dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai terbuka, sehingga

    tidak rentan terhadap proses oksidasi reduksi. Pada polimer glukosa seperti amilum dan

    turunan amilum (maltodextrin dan dextrin), makromolekulnya dimulai dengan gula

    reduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas

    enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi

    yang dihasilkan. Persentase gula reduksi di dalam turunan amilum/pati disebut dengan

    dextrose equivalent (DE) (Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005)

    Lemak merupakan salah satu bahan material organik yang sangat bermanfaat bagimanusia. Lemak juga merupakan sumber energi terbesar yaitu untuk 1 gram lemak

    menghasilkan 9,3 kalori. lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

    Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu

    transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta

    pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.

    Dengan mengetahui berbagai manfaat dari lemak kita dapat memanfaatkan segala

    potensi yang ada dalam lemak tersebut. Oleh karananya dilakukan beberapa uji pada lemak

    dalam praktikum ini. Pada Praktikum ini di lakukan 3 uji terhadap lemak, yaitu penentuan

    bilangan penyabunan, penentuan bilangan asam, dan uji kelarutan lemak.

    Dalam penentuan bilangan penyabunan dapat di ketahui seberapa besar bilangan

    saponifikasi dari lemak yang di amati. Dengan mengetahui bilangan saponifikasi dari lemak

    kita dapat mengetahui seberapa banyak gliserol yang ada di dalam lemak/ minyak.

    Sedangkan dalam penentuan bilangan asam, dapat diketahui jumlah asam lemak yang

    terkandung dalam suatu lemak/minyak. Pada dasarnya kedua uji tersebut bermanfaat untuk

    menentukan besarnya zat-zat penyusun lemak yaitu gliserol dan asam lemak. Lain halnya

    dalam uji kelarutan, Dalam Uji kelarutan minyak/lemak dapat diketahui apakah minyak

    dapat larut dalam pelarut polar dan/ atau non-polar.

    Dengan mempelajari tentang lemak kita dapat memaksimalkan pemanfaatan dari

    lemak itu sendiri serta mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan olehnya sehingga untuk

    masa yang akan datang dapat menguntungkan bagi kelangsungan umat manusia sendiri.

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    8/16

    8

    C. ALAT DAN BAHANAlat:

    1. Gunting2. Pensil3. Mistar4. Kertas saring5. Gelas Kimia6. Tabung reaksi

    7. spiritus8. Pipet tetes9. Mortar10.Stamf

    Bahan:

    1. Aquades2. Tinta bolpoin3. Kecap4. You C 10005. Sunlight

    6. Marimas7. Kacang tanah8. Fehling A dan B9. Benedict

    D. CARA KERJA1. Uji Pewarna Berbahaya

    Membuat garis horizontal

    ber jarak 2 cm dari ujung

    atas dan ujung bawah

    kertas

    Memotong kertas saring

    ukuran

    (9x12) cm

    Menotolkan sampel pada

    garis penotolan, setiap

    sampel diberikan jarak

    Meletakkan kertas saring

    pada gelas kimia yang telah

    diisi aquades (pelarut)

    Mengangkat kertas saring

    setelah pelarut mencapai

    batas pengembangan

    Batas en emban an

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    9/16

    9

    2. Uji Kandungan Kacang Tanaha. Uji vitamin c

    b. Uji gula pereduksi

    Menghaluskan

    kacang tanah

    Menambahkan

    aquades

    Menambahkan

    larutan fehling A dan

    fehling B

    Memasukkan larutan

    ke dalam tabung

    reaksi

    Diamati endapanyang terbentuk,

    warna merah bata (+)

    Menghaluskan kacang

    tanahMenambahkan aquades

    Menambahkan larutan

    benedict

    Memasukkan larutan

    ke dalam tabung reaksi

    Diamati endapan yang

    terbentuk, warna merahbata (+)

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    10/16

    10

    c. Uji lemak

    .

    E. DATA PENGAMATANTabel 1. Uji pewarna berbahaya

    No Sampel Hasil Pengamatan Hasil Uji

    1 Tinta bolpoin Warna sampel terbawa pelarut (+)

    2 Kecap cap lele Warna sampel terbawa pelarut (+)

    3 You C 1000 Warna sampel tidak terbawa pelarut (-)

    4 Sunlight Warna sampel terbawa pelarut (+)

    5 Marimas Warna sampel terbawa pelarut (+)

    Tabel 2. Uji pewarna berbahaya

    No Perlakuan Hasil Pengamatan Hasil Uji

    1 Uji vitamin c Larutan hijau lumut (-)

    2 Uji gula pereduksi Larutan hijau kehitaman (-)

    3 Uji lemak Kertas berminyak (+)

    F.

    PEMBAHASAN1. Uji Pewarna Berbahaya

    Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi zat warna berbahaya pada

    makanan. Dalam percobaan ini sampel yang digunakan tidak seluruhnya merupakan

    makanan. Namun digunakan sampel tinta dan sunlight untuk menunjukkan hasil uji

    yang positif (kontrol positif). Dalam percobaan ini digunakan kertas kromatografi yaitu

    kertas saring sebagai medium penyerapan larutan pengembang. Pada kromatografi

    Menggosok bahan makanan

    ke atas ketas minyak

    Menjemur kertas sampai

    kering

    Mengamati kertas kering,

    apabila menunjukkan

    keadaan yang transparan

    maka mengandung lemak

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    11/16

    11

    kertas, fase diam merupakan selulosa yang berupa padat dan fase geraknya merupakan

    air yang berupa cairan.

    Kertas saring terlebih dahulu dipotong berukuran (9x12) cm. Ukuran ini

    disesuaikan dengan tempat peletakkan pelarut. Kemudian dibuat garis horizontal

    berjarak 2 cm dari ujung bawah kertas. Garis ini disebut sebagai garis penotolan. Setelah

    itu, dibuat juga garis horizontal berjarak 2 cm dari ujung atas kertas yang disebut batas

    pengembanagan. Tersebut. Pada garis penotolan, sampel ditotolkan secara berturut-turut

    yaitu tinta bopoin, kecap lele, you c 1000, sunlight dan marimas. Penotolan dilakukan

    sebanyak tiga kali untuk memperjelas pemisahan zat warna. Namun penotolan ini

    dilakukan setelah sampel yang ditotolkan keing. Hal ini dilakukan agar sampel berupa

    cair tidak melebar dan menyebabkan sampel bercampur dengan sampel yang lainnya.

    Dalam percobaan ini digunakan metode ascending, dimana pelarut maupun

    komponen akan teradsopsi dan bergerak ke atas dengan gaya kapiler pada kertas

    kromatografi, berlawanan dengan gaya gravitasi. Pergerakan pelarut dihentikan setelh

    pelarut mencapai batas pengembangan, Hal ini dilakukan unttuk mempermudahperhitungan Rf. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada tinta bolpoin, kecap lele,

    sunlight dan marimas warnanya bergerak menuju ke bagian atas kertas, seiring dengan

    bergeraknya pelarut. Zat warna yang ada terpisah menunjukkan bahan tersebut

    tergolong berbahaya. Sedangkan pada you c 1000 tidak mengalami perubahan maka

    tidak tergolong berbahaya dan menunjukan itu sehat untuk di konsumsi. Akibat dari efek

    kapiler kertas pada pelarut, maka larutan warna akan bergerak menuju ke bagian atas

    kertas, dan seiring dengan bergeraknya larutan, maka zat warna yang ada akan terpisah

    berdasarkan perbedaan densitasnya. Larutan warna yang bergerak keatas dan bergerak

    cepat menandakan mengandung zat pewarna yang tidak baik bagi tubuh.

    2. Uji Kandungan Kacang Tanaha) Uji Lemak

    Dalam uji lemak, kami menyiapkan sampel kacang tanah yang sudah ditumbuk

    halus dan dilarutkan dengan air. Kami pun mengambil sampel dan menyiapkan kertas

    sampul buku berwarna cokelat dengan ukuran 10x10 cm2. Kami menyiapkan dua kertas

    dan pipet untuk menetesi kertas terlebih dahulu untuk melakukan suatu perbandingan

    dimana satu kertas ditetesi air dan satu kertas ditetesi minyak. Kedua kertas cokelat yang

    telah ditetesi air dan minyak tersebut didiamkan selama 10 menit. Kami mengamati

    adanya perubahan pada kertas dimana kertas yang ditetesi air tidak meninggalkan bekaspada kertas tersebut. Sedangkan kertas yang ditetesi dengan minyak meninggalkan

    bekas. Kemudian kami menyiapkan satu kertas cokelat untuk kemudian kami gunakan

    sebagai tempat sampel kacang tanah. Kami menunggu sekitar 10 menit untuk

    mengamati sampel kacang tanah tersebut. Ternyata berdasarkan percobaan di atas kami

    mengamati adanya perubahan pada kertas cokelat tersebut. Dimana kertas yang ditetesi

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    12/16

    12

    minyak dan sampel kacang tanah meninggalkan bekas. Sedangkan yang ditetesi air tidak

    meninggalkan bekas. Maka dapat disimpulkan bahwa kacang tanah mengandung lemak.

    b) Uji Vitamin CPercobaan yang dilakukan bertujuan untuk menguji secara kualitatif vitamin C

    dalam sampel kacang tanah. Persiapan awal untuk memulai percobaan adalah

    menyiapakan alat dan bahan. Pertama-tama kacang tanah dihaluskan dengan ditumbuk

    dengan mortal. Lalu ditambahkan aquades, masukkan sampel dalam tabung reaksi.

    Kemudian tambahkan beberapa tetes Fehling A dan Fehling B. Panaskan dalam water

    bath. Amati perubahan warnanya. Jika lauran berubah menjadi orange tua, maka sampel

    positif mengandung vitamin C. Jika warna larutan tetap maka negative mengandung

    vitamin C.

    Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki

    peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.

    Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asamaskorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal

    berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat

    mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

    Struktur kimia vitamin C

    c) Uji Gula PereduksiUji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)

    pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida

    seperti laktosa dan maltosa.

    Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley

    Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan

    studi di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk

    mendalami Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.

    Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali

    aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun

    fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton,

    maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan

    memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    13/16

    13

    Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram

    sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II)

    sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.

    Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam

    makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi

    benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan

    akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah

    dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi).

    Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa

    mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan

    glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha

    hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.

    Sedangkan pada sampel kacang tanah setelah dipanaskan dalam waterbath warna

    biru. Hal ini menunjukkan bahwa sampel negative mengandung gula pereduksi.

    Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa.Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali

    urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk

    memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang

    mengindikasikan penyakit diabetes.

    G. KESIMPULAN1. Kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan menggunakan kertas penyaring

    sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak, berupa cairan yang terserap di antara

    struktur pori kertas.

    2. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat warna berbahayapada makanan.

    3. Berdasarkan hasil percobaan sampel yang positif mengandung zat warna berbahayaantara lain tinta bolpoin, kecap merk lele, sunlight dan marimas.

    4. Berdasarkan hasil percobaan kacang tanah mengandung lemak.

    H. SARAN1. Sebaiknya digunakan pelarut yang bervariasi untuk menghasilkan pemisahan yang

    lebih baik

    2. Penempatan kertas saring hendaknya dalam posisi yang benar agar pemisahannyadapat teramati dengan baik.

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    14/16

    14

    I. DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010.Kromatografi Kertas. http://autumninday.com. Diakses pada 27 Mei 2012.

    Palu.

    Khopkar, SM.2008.Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

    Yazid, Estien. 2005.Kimia Fisik untuk Paramedis. ANDI. Yogyakarta.

    Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. PenerbitBuku Kedokteran EGC. Jakarta.

    Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.

    Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

    Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro

    Jilid 1 Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta

    Baliwati, Y.F dan Ali, K. 2002.Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC

    Girindra,A.1993.Biokimia 1. Jakarta:Gramedia

    Harjadi.1986.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:Gramedia

    Hawab,HM. 2005.Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Bayumedia:Medan

    Lehninger A.1982. Dasar-dasar Biokimia. Maggy Thenawidjaya, penerjemah.

    Jakarta:Erlangga.Terjemahan dari :Basic of Biochemistry

    Lide R.2004. CRC Handbook of Chemistryy and Physics. London:CRC Press

    Mulyono,HAM. 2005.Kamus Kimia. Jakarta:Bumi Aksara

    Winarno F.G.1997.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

    Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia (edisi ke-Jilid 1, diterjemahkan oleh M.

    Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga.

    Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organic, Sterokimia, Lemak, danProtein.Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    15/16

    15

    J. LAMPIRAN

  • 5/24/2018 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

    16/16

    16