laporan pratikum biokim kelompok 4

52
LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA OLEH : KELOMPOK 4 : 1. AYU MELVASARI 09.14201.31.04 2. ETA MILIYANTI 09.14201.31.10 3. HAIRUNISYAH 09.14201.31.15 4. JAMILAH 09.14201.31.20 5. MARISA RAMA DONI 09.14201.31.25 6. NOVRIAN DIKA 09.14201.31.30 7. REFKI ANRA PUTRA 09.14201.31.35 8. SANDI ADITYA 09.14201.31.40 9. SRI NIRMALA 09.14201.31.45 10. UTHIYA LAILA H.R 09.14201.31.50 11. DEKA FERDIANTO 09.14201.31.55 KELAS : PSIK A2 SEMESTER : 3 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: novrian-ali-ylber

Post on 29-Jun-2015

918 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

LAPORAN PRATIKUM

BIOKIMIA

OLEH :

KELOMPOK 4 :

1. AYU MELVASARI 09.14201.31.04

2. ETA MILIYANTI 09.14201.31.10

3. HAIRUNISYAH 09.14201.31.15

4. JAMILAH 09.14201.31.20

5. MARISA RAMA DONI 09.14201.31.25

6. NOVRIAN DIKA 09.14201.31.30

7. REFKI ANRA PUTRA 09.14201.31.35

8. SANDI ADITYA 09.14201.31.40

9. SRI NIRMALA 09.14201.31.45

10. UTHIYA LAILA H.R 09.14201.31.50

11. DEKA FERDIANTO 09.14201.31.55

KELAS : PSIK A2

SEMESTER : 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIK BINA HUSADA

TAHUN 2010

Page 2: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

Pertemuan Kedua

Hari : Jumat

Tanggal : 05/11/2010

Metode : Sahli

Tujuan

Untuk mengetahui kadar Hemoglobin seseorang yang terkandung didalam darah

Prinsip

Darah diubah menjadi hematin asam yang berwarna kecoklatan kemudian ditambahjan

aquadest tetes demi tetes, warna yang terbentuk dibandingkan dengan stndar warna

Alat

Seperangkat Haemometer yaitu seperti

1. Pipet sahli

2. Tabung pengencer

3. Kotak standar, dan lain-lain

Reagensia

Larutan HCL 0,1 N dan darah

Sampel :

DARAH yang diambil dari :

Nama : Haiurunisyah

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Page 3: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Landasan Teori

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah

merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,[1] pada

mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju

paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,

apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang

disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan

talasemia.

Prosedur kerja

1. Tabung pengencer disi dengan HCL 0.1 N sampai batas 2 gr/dL

2. Darah diisap dengan pipet shali samapai 0.02 mL

3. Pipet sahli dimasukkan kedalam tabung pengencer sampai ke dasar tabung

4. Hisap bagian HCL 0.1 N yang masih jernih kemudian keluarkan lagi, lakukan 2-3 kali

membilas pipet

5. Tambahkan aquadest tetes demi tetes hingga warna yang terbentuk sama dengan

warna standar

6. Ukur kadar hemoglobin dengan melihat skala pada tabung pengencer

Kriteria Hasil Normal

1. Laki-laki : 14-18 gr/dL

2. Perempuan: 12-16 gr/Dl

Page 4: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Hasil Percobaan

Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil pengukuran kadar

hemoglobin darah yang samplenya berasal dari salah satu anggota kelompok kami yang

berjenis kelamin perempuan sebesar 13,6 gr/dL. dan Kami juga menyimpulkan bahwa

percobaan kami termasuk didalam kriteria hasil yang telah ditentukan sebelum percobaan

Gambar percobaan hemoglobin

Pembahasan

Berdasarkan kriteria normal, percobaan yang kami lakukan berhasil karena didalam kriteria

normal menjelaskan bahwa nilai normal hemoglobin perempuan 12-16 gr/dL.

Haemometer

HB 13,6 ( normal)

Page 5: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Kesimpulan

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah

merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,Mutasi

pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut

hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan

talasemia. Dan untuk Kriteria Normal hemoglobin : Laki-laki : 14-18 gr/dL dan Perempuan:

12-16 gr/dL, percobaan kami berhasil dengan hasil 13,6 gr/dL untuk kadar hemoglobin

perempuan.

Page 6: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)

Pertemuan Kedua

Hari : JUMAT

Tanggal : 05/11/2010

Metode : IVY dan DUKE

Tujuan

Untuk mengetahui waktu berakhirnya suatu perdarahan yang Normal

Prinsip Kerja

Menentukn lama perdarahan pada luka yang mengenai kapiler

Alat dan Bahan

1. Laset steril

2. Turiquet ( tensi darah)

3. Kertas saring

4. Kapas

5. Alkohol 70%

6. Stopwatch

Sampel :

DARAH yang diambil dari :

1. Nama : Hairunisyah

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Untuk Metode : IVY

Page 7: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

2. Nama : Ayu melvasari

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Untuk Metode : DUKE

Landasan Teori

Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya

tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan

ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan

cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.

Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi

pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi. Bila trombosit .

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada

permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat

digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-

6 menit. Teknik Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk

insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama

waktu perdarahan.

Prosedur kerja

1. ivy

Siapkan sphygnometer

Pasang turiquet, pompa tekanan sampai 40 mmHg. Selama pemeriksaan tekanan

tersebut dipertahankan

Page 8: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Bersihkan lokasi yang akan ditusuk yaitu dibagian poler (depan) lengan bawah

alcohol 70 %, biarkan mengering

Tegangkan kulit pada lengan bawah tusuk dengan blood lancet/ auto klik sedalam ±

3mm ( jangan tertusuk vena

Bila terlihat darah mulai keluar, jalankan stopwatch

Isap tetes darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring

Catat waktu apabila darah tidak dapat diisap lagi

2. Duke

Bersihkan daun telinga pada bagian lobus dengan alcohol 70 %, biarkan mengering

Tusuk sedalam ± 2 mm, pada saat darah keluar jalankan stopwatch

Isap tetesan darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring ( jangan sampai

menekan luka)

Bila perdarahan berhenti matikan stopwatch, catat waktunya

Kriteria Hasil Normal

1. ILY : 1-7 menit

2. DUKE ; 1-8 menit

Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, kami mendapat hasil waktu perdarahan

dengan metode ivy 2 menit, dan duke 1 menit

Page 9: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Pembahasan

Berdasarkan kriteria Normal, hasil yang kami dapat pada percobaan ini termasuk kategori

normal, tetapi ada kendala pada saat mulai percobaan ivy, darah yang kami ambil dari tangan

salah satu anggota kami hanya sedikit keluar sehingga kami harus mengulang kembali

penusukakan dengan kanset

Kesimpulan

Hasil praktikum yang kami dapatkan 2 menit untuk lvy dan duke 1 menit menurut kriteria

hasil normal waktu yang kami dapatkan termasuk dikriteria normal.

Page 10: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

WAKTU PEMBEKUAN DARAH (CLOTTING TIME )

Pertemuan Kedua

Hari : JUMAT

Tanggal :05/11/2010

Metode : Modifikasi Lee dan White

Tujuan

untuk mengetahui waktu pembekuan darah seseorang apakah normal atau tidak

Prinsip Kerja

Menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku

Alat Dan Bahan

1. Empat Buah Tabung Reaksi

2. Spuit

3. Rak tabung Reaksi

Sampel :

DARAH yang diambil dari :

Nama : Hairunisyah

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Landasan Teori

Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah

untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk

tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang.

Page 11: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Prosedur Kerja

1. Sediakan 4 tabung dengan diameter 7-8mm ( dianjurkan menggunakan yang dilapisi

silicon)

2. Ambil darah vena dengan spuit 5 mL, bila darah terlihat masuk ke dalam spuit

jalankan stopwatch isap darah sampai 5 mL

3. Lepaskan jarum dari spuit, alirkan darah secara perlahan masing-masing 1 mL ke

dalam setiap tabung

4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dan dimiringkan untuk melihat apakah telah

terjadi pembekuan ( dalam tindakan ini jaga jangan sampai tabung lain terganggu dan

ditaruh di rak tabung reaksi)

5. Setelah darah pada tabung 1 membeku, catat waktunya kemudian eriksa tabung 2

setiap 30 detik, catat waktunya bila terjadi pembekuan.

6. Tindakan yang sama dilakukan pada tabung 3 dan 4. Masa pembekuan 95 adalah nilai

rata-rata tabung 2,3, dan 4 dibulatkan sampai setengah menit.

Kriteria Hasil Normal :

Metode Lee dan White : 9-15 menit

Hasil Percobaan

Pada oercobaan menentukan waktu pembekuan kami mendapat hasil percobaan bahwa waktu

pembekuan pada percobaan kami yaitu

Tabung Waktu pembekuan

Page 12: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

1 0- 13menit

2 14 menit

3 15 menit

4 17 menit

berdasarkan teori hasil akhirnya yaitu waktu tabung 2,3,4 ditambah dan dibagi 3 maka

14+15+17 / 3= 15 menit. jadi hsilnya 16 dan waktu pembekuan yang didpat masuk kedalam

kriteria normal

Gambar CT

Pembahasan

Berdasakan kriterian normal, percobaan kami berhasil karena hasil yang kami dapat masih

termasuk diantara 9-15 menit.kami juga dapat menyimpulkan bahwa laju waktu pembekuaan

darah konstan tidak berubah, kalau tabung satu memerlukan waktu pembekuan selama 15

menit, begitu juga dengan tabung seterusnya, waktunya tetap sama.

Page 13: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Kesimpulan

Waktu penbekuan darah normal yaitu 9-15 menit dan hasil yang kami dapatkan yaitu rata-

rata pembekuan darah kami sekitar 10 menit setiap tabung reaksinya

Test waktu pembekuan digunakan u ntuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah

untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk

tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang

Page 14: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

Pertemuan Ketiga :

Hari : Sabtu

Tanggal : 06/11/2010

Metode : Thoma

Tujuan

Untuk mengetahui jumlah leukosit didalam darah dengan Thoma

Prinsip Kerja

Darah diencerkan dalam pipet thma kemudian dimasukkan ke dalam titik hitung dan dihitung

jumlah leukositnya per mm2 darah

Alat dan Bahan

1. Bilik hitung improved neubauer

2. Kaca penutup

3. Mikroskop

4. Pipet thoma

5. Cairan Turk

Sampel :

DARAH yang diambil dari :

Nama : Sandi Aditya

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Page 15: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Landasan Teori

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk

komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai

penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,

memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /

diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di

dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam

setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah

putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,

mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak

secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau

mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi

dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic

pluripotent yang ada pada sumsum tulang.

Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk

makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan

menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan

dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat

memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan

membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan

penyembuhannya dimungkinkan

Page 16: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Prosedur kerja

1. Siapkan bilik hitung improved neubauer yang bersih dan kering

2. Pasang kaca penutup pada bilik hitung tersebut

3. Letakkan bilik hitung pada meja benda mikroskop kemudian cari lapangan pandang

(gari-garis bilik hitung) degan perbesaran objektif 10x

4. Darah diisap dengan pipet thoma leukosit sammpai batas o.5

5. Turk diisap sampai batas 11 kemudian homogenkan ( pengenceran 20 x)

6. Buang 3-4 tetes larutan yang berada dibatang pipet

7. Isi larutan ke dalam bilik hitung

8. Jumlah leukosit dihitung dalam 9 bidang besar

Kriteria Hasil Normal

terdapat 5000-10.000/mm2darah leukosit

Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan kami dapat melihat dan menghitunng

leukosit secara jelas. oleh sebab itu kami bisa mengelmpokkan jumlah leukosit itu menjadi 9

kotak dengan jumlah

Page 17: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Hitung jumlah leukosit dengan rumus

N X P/V =

KETERANGAN :

N :s Jumlah leukosit dalam 4 bidang besar.

P : Pengencer = 20

V : Volume = 0,2

maka :

70 X 20 / 0.2 = 7000 per mm3

Pembahasan

2 1 0 0

1 7 9 11

1 2 1 3

1 0 5 1

0 1 2 1

0 2 4 3

2 1 2 2

1 0 2 2

Page 18: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

befrdasarkan data yang telah lami dapat, kami dapat menyimpulkan bahwa dara yang

leukositnya diperiksa masih termasuk di krieria normal

Kesimpulan

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk

komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai

penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,

memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /

diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di

dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. dan hasil

percoaan kami 5200 per mm.

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( LED)

Page 19: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Pertemuan ketiga

Hari : Sabtu

Tanggal : 06/11/2010

Metode : Westergren dan Wintrobl

Tujuan

Untuk

Prinsip Kerja

Mengukur kecepatan darah mengendap bila dibiarkan selama 1 (satu) jam pada posisi tegak

lurus.

Alat Dan Bahan

1. Bahan

darah vena diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml

2. Alat

Tabung dan rak, tusuk tabung westergren

Sampel :

Darah yang di ambil dari

Nama : Sandi Aditya

Umur : 19 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Landasan teori

Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat

pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya

diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung

Page 20: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan

pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi :

Fase pengendapan lambat I

Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan

melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0

Fase pengendapan cepat

Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife

kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )

Fase pengendapan lambat II

Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )

Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan

mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang

mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti

kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan

infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan.

Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in

Hematology ) adalah cara westergren.

Prosedur Kerja

1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis

tanda 0 pipet harus kering dan bersih

2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul

tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari dan getaran

3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan nm/jam

Page 21: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Interprestasi Hasil :

1. Metode Westergreen :

o Pria : 0 - 15 mm/jam

o Wanita : 0 - 20 mm/jam

2. Metode Wintrobe :

o Pria : 0 - 9 mm/jam

o Wanita : 0 - 15 mm/jam

Kriteria Hasil Normal

Jika setelah di endapkan 1 sampai 2 jam terjadi pengendapan :

Pria : 0 - 15 mm/jam

Wanita : 0 - 20 mm/jam

Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample darah

salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana pengendapan darah

selama 1 jam setelah dilakukan percobaan.

Page 22: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Pembahasan

Berdasakan kriteria hasil, darah yang kami endapkan mengalami pengendapan setelah 1 jam

14 mm/jam , degan menggunakan alat yang steril, ternyata darah yang jadi sample percobaan

dinyatakan normal

Kesimpulan

Dari hasil uji Laju Endap Darah yang telah dilakukan dapat    disimpulkan bahwa pasien

memiliki Laju Endap Darah normal.

Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan

tidak menimbulkan keluhan pada pasien.

Setelah 1 jam akan kelihatan pengendapan yg terjadi. Pengendapan yg kami lakukan setelah 1 jam = 14 mm/jam

Page 23: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN GLUKOSA DIDALAM DARAH

Pertemuan Pertama

Hari : Rabu

Tanggal : 03/11/2010

Metode : Bendict

Tujuan

Untuk belajar bagaimana cara mengetahui kandungan glukosa dalam urine

Prinsip Kerja

Bila urine dipanaskan akan mereduksi suval sulfat menjadi kupen sulfat denfan warna merah

bata kalau positif berarti ada gangguan di pancreas

Alat Dan Bahan

1. Tabung reaksi

2. Corong

3. Rak tabung

4. Kertas saring

5. Beker gelas

6. Penjepit

7. Gelas ukur lampu

8. Tabung reaksi

9. Corong

10. Rak tabung

11. Kertas saring

Page 24: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

12. Beker gelas

13. Penjepit

14. Gelas ukur lampu

Sampel :

Urine yang diambil dari :

Nama : Novrian dika

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Landasan Teori

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung

enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon

dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil

untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping

hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di

luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan

dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat

menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu

banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga

akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme

tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang

tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini

Page 25: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju

glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang

reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan

saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Prosedur Kerja

1. Masukkan 5 ml penedict kedalam tabung dan 8 tetes urine

2. Panaskan ± 2-3 menit

3. Angkat dan diamkan ± 5menit

4. Lalu baca hasilnya

Interprestasi Hasil :

jika ada unsur glukosa didalam urine maka

1. Positif 1 Warna kuning kehijauan

2. Positif 2 Warna kuning kunyit

3. Positif 3 Lumpur keruh 2.5- 2,5 %

4. Positif 4 Merah bata lebih dari 3,5 %

Kriteria Hasil Normal

Jika setelah dipanaskan tidak ada perubahan maka warnanya biru, Jika setelah dipanaskan

tidak ada perubahan maka warnanya biru, akan tetapi

Page 26: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample urine

salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana warna urine yang

mengandung glukosa setelah dilakukan percobaan.

Gambar Glukosa Positif dan Negatif.

Pembahasan

Berdasakan kriteria hasil, urine yang kami teliti tidak mengandung glukosa, degan

menggunakan alat yang steril, ternyata urine yang jadi sample percobaan dinyatakan tidak

terkandung glukosa

Kesimpulan

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung

enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon

Glukosa Negatif Glukosa Positif

Page 27: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil

untuk aldosa berkabon enam.

Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa,

dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik

dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak

fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan

berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti

diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’),

kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample urine

salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana warna urine yang

mengandung glukosa setelah dilakukan percobaan.

Page 28: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN BILIRUBIN URINE

Pertemuan Pertama

Hari : Rabu

Tanggal : 03/11/2010

Metode : Harison/Fouchet

Tujuan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya bilirubin dalam urine

Prinsip Kerja

Terjadinya perubahan warna menjadi warna hijau pada endapan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet loss

3. Pipet tetes

4. Rak tabung reaksi

5. Kertas saring

6. Corong gelas

Reagensia

1. Larutan BaCL2

2. Larutan Natrium Hidrogen Pospat

3. Larutan Fouchet

Page 29: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Sampel :

Urine yang diambil dari :

Nama : Novrian dika

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Landasan Teori

Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,

seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif,

kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi

tampak berwarna kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan bilirubinuria : Fenotiazin – klorpromazin (Thorazine),

asetofenazin (Tindal), klorprotiksen (Taractan), fenazopiridin (Pyridium), klorzoksazon

(Paraflex).

Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam

hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses.

Bilirubin dalam darah terdiri dari dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek.

Bilirubin direk larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Sedangkan bilirubin

indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin. Bilirubin total merupakan penjumlan

bilirubin direk dan indirek.

Adanya peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya penyakit pada hati (liver)

atau saluran empedu. Sedangkan peningkatan bilirubin indirek jarang terjadi pada penyakit

hati (liver).

Page 30: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Prosedur Kerja

1. Isi tabung reaksi dengan 5 ml urine

2. Tambahkan 2,5 ml larutan Barium Clorida 10 %

3. Tambahkan 2 tetes larutan natrium Pospat jenuh kocok rata

4. Saring cairan tersebut sampai habis diatas kertas penyaring

5. Tetesi endapan yang ada diatas kertas saring dengan reagen founchet

6. Lihat hasilnya

Interprestasi Hasil

1. Negatif : bila setelah didiamkan 5 menit tidak terjadi perubahan warna

2. Positif : bila diatas tetesan tersebut terjadi warna biru/hijau

Kriteria Hasil Normal

Bilirubin tidak terjadi perubahan warna

Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, hasil yang kami dapat bahwa urine yang

menjadi smaple percobaan kami tidak mengndung bilirubin, hal ini terlihat jelas pada saat

percobaan urine yang telah ditambah reagensia tidak berubah warna.

Page 31: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Gambar bilirubun negatif

Pembahasan

Berdasarkan kriteria normal, hasil yang kami dapat termasuk di kategori negatif. Dengan ini

kami dapat menyimpulkan bahwa untuk urine yang kami jadikan sample percobaan tersebut

bebas dari gangguan di organ hati

Kesimpulan

Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,

seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif,

kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi

tampak berwarna kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa. Dan urine

yang kami jadikan sample percobaan tersebut bebas dari gangguan di organ hati karena tidak

terihat cirri-ciri adanya bilirubin.

Tidak terjadi perubahan warna pada kertas penyaring

Page 32: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN ZAT KETON DIDALAM URINE

Pertemuan Pertama

Hari : Rabu

Tanggal : 03/11/2010

Metode : Rothera

Tujuan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya zat-zat keton dalam urine

Prinsip Kerja

Terjadinya perubahan warna menjadi warna lembayung

Alat dan Bahan

1. Tabung reaksi

2. Pipet loss

3. Pipet tetes

4. Rak tabung reaksi

Reagensia :

1. Natrium nitropruside 5%

Sampel :

Urine yang diambil dari :

Nama : Novrian Dika

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Page 33: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Landasan Teori

Zat-zat keton atau benda-benda keton dalam urin ialah aseton, asam aceto-acetat dan asam

beta-hidroksibutirat. Karena aceton yaitu zat yang terpenting diantara benda-benda keton

bersifat mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar, kalau urin dibiarkan aceto-

acetat berubah menjadi aceton, begitu pula asam beta-hidroksibutirat yang lebih dulu menjadi

asam acet-acetat, sehingga zat-zat itu juga menghilang dari urin.

2. Larutan amonial 10 %

3. Larutan ammonium sulfat jenuh

Prosedur Kerja

1. Isi tabung reaksi dengan 5 ml urine

2. Tambahkan pada tabung tersebut 3 tetes larutan natrium nitroprusude 5 %

3. Tambahkan pada tabung tersebut larutan amoniak 10 % sebanyak 5 ml

4. Tambahkan pada tabung tersebut larutan ammonium sulfat jenuh 5 ml , lalu aduk

5. Perhatikan tabung tersebut dan catat hasilnya

Interprestaasi Hasil

1. Negatif : tidak terjadi perubahan warna

2. Positif : terjadinya perubahan warna menjadi lembayung

Kriteria Hasil Normal

Tidak terjadi perubahan warna pada urine

Page 34: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Hasil Percobaan

Berdasarkan Percobaan yang telah kami lakukan dengan sample urine yang berasal dari salah

satu anggota kelompok kami dan hasil yang kami dapatkan bahwa urine yang kami teliti tidak

terjadi perubahan warna .

Gambar Zat keton Negatif.

Pembahasan

Berdasarkan kriteria hasil percobaan yang kami lakukan masuk di kategori negatif berarti

tidak ada perubahan warna urine sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa urine yang kami

teliti tidak mengandung zat-zat keton

Kesimpulan

Zat-zat keton atau benda-benda keton dalam urin ialah aseton, asam aceto-acetat dan asam

beta-hidroksibutirat. Positif : terjadinya perubahan warna menjadi lembayung dan urine yang

kami teliti tidak mengandung zat-zat keton sehingga tidak terjadi perubahan warna.

Zat keton Negatif Zat keton Positif

Page 35: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

PEMERIKSAAN PROTEIN DIDALAM URINE

Pertemuan Pertama

Hari : Rabu

Tanggal : 03/11/2010

Metode : Pemanasan

Tujuan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya protein di dalam urine

Prinsip Kerja

Warna urine berubah menjadi keruh dan menjadi normal setelah diberi asam asetat 6%

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet loss

3. Pipet tetes

4. Rak tabung reaksi

Bahan

1. Asam Asetat 6 %

Sampel dan Probadus:

Urine yang diambil dari :

Nama : dian arisandi

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Page 36: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Landasan Teori

Keberadaan protein dalam urine dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada

ginjal. Pasien yang memiliki kadar urine tinggi atau albuminuria memiliki risiko lima kali

lipat menderita luka ginjal akut. Demikian laporan sejumlah peneliti Johns Hopkins

University dalam Journal of the American Society of Nephrology yang dilansir di Baltimore,

baru-baru ini.

Mencari protein dalam urine melalui tes yang mudah dan murah mungkin dapat digunakan

sebagai cara untuk melihat kerusakan ginjal. Sekaligus bisa memperbaiki metode

pemeriksaan yang diterapkan saat ini atau biasa disebut estimasi laju penyaringan glomerular.

Luka ginjal akut tercatat mencapai 1,6 persen dari seluruh pasien di rumah sakit. Biasanya

terjadi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk menyaring produk limbah dari

darah. Luka ginjal akut dapat disembuhkan jika pasien cukup sehat. Tetapi sering

menyebabkan penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal yang memerlukan dialisis atau

transplantasi ginjal.

Prosedur Kerja

1. masukan urine 2/5 volume tabung ( urine jernih)

2. kalau keruh teteskan asam asetat 6% 2-3 tetes, kalau tidak keruh lagi pemeriksaan

selesai

3. kalau masih keruh setelah penambahan asam asetat berarti ada protein

Interprestasi Hasil

Positif 1 kekeruhan ringan tanpa butiran

Positif 2 keruh jelas dan ada butiran

Page 37: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Positif 3 keruh jelas atau berkeping- keeping

Positif 4 sangat keruh,berkeping dan bergumpal

Kriteria Hasil Normal

Keruh menghilang setelah diberi asam asetat 6%

Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan. kami mendapatkan hasil percobaan

bahwasanyan urine yang kami teliti tidak mengandung unsur protein karena setelah keruh

kemudian ditetesi asam asetat 6 % urine tersebut tidak lagi keruh.

Gambar Protein Positif Dan Negatif

Protein Positif Protein Negatif

Page 38: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Pembahasan

Berdasarkan kriteria hasil yang kita ketahui, maka hasil percobaan kami tidak termasuk di

kriteria hasil atau bisa dikatakan urine yang kami teliti tidak mengandung protein

Kesimpulan

Keberadaan protein dalam urine dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada

ginjal. Pasien yang memiliki kadar urine tinggi atau albuminuria memiliki risiko lima kali

lipat menderita luka ginjal akut. Luka ginjal akut tercatat mencapai 1,6 persen dari seluruh

pasien di rumah sakit. Biasanya terjadi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk

menyaring produk limbah dari darah. Luka ginjal akut dapat disembuhkan jika pasien cukup

sehat.

Dan hasil percobaan kami tidak termasuk di kriteria hasil atau bisa dikatakan urine yang kami

teliti tidak mengandung protein.

Page 39: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

GAMBAR ALAT PRATIKUM BIOKIMIA

Kertas Saring

Rak Untuk Tabung Pipet Tetes

Pipet Tetes

Page 40: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4

Haemometer

Tabung Reaksi

Page 41: LAPORAN PRATIKUM BIOKIM KELOMPOK 4