biokim asam amino (1)

Upload: luthfi-fikri-baskoro

Post on 06-Mar-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas sekolah

TRANSCRIPT

BAB IPendahuluan

1.1 TujuanTujua percobaan kali imi adalah untuk mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino, selain itu juga untuk melakukan identifikasi asam amino dan protein, dan menentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif dan kuantitatif.

1.2 Tinjauan PustakaAsam amino adalah senyawa organik yang merupakan suatu penyusun protein yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik, tetapi mirip dengan garam-garam organik. Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organik.Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. Pada kenyataannya, sifat muatan dari protein ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator organik atau biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nucleoprotein.Protein adalah makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebihdari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makromolekul, protein merupakansenyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribusampai jutaan dan tersusun dari C,H,O dan N serata unsur lainnya seperti S yang membentukasam-asam amino. Rumus umum untuk asam amino ialah :

R CH COOH|

Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon ialah atom karbonasimetrik, kecualibila R ialah atom H.Molekulasam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, apabilagugus terdapat disebelah kiri atom karbon .Dalam suatu elektroforesis yang mempunyai elektroda positif dan negative, asam amino akan bergerak menuju elektroda yang berlawanan dengan muatan ion asam amino yang terdapat dalam larutan. Oleh karena muatan ion itu tergantung pada pH larutan, maka pH larutan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga ion asam amino tidak bergerak kea rah elektroda positif maupun negative dalam system elektroforesis. pH yang sedemikian ini disebut titik isolostrik (Patong. Dkk. 2012)1.3 Tinjauan BahanNinhidrinBerbentukpadat/Kristal padat, dantidakberasa, beratmolekul 178.14 g/mol. Berwarnaputihpucatdanber pH asam.tidakmemilikititikdidih, mencairpadasuhu 241,11C. beratjenis air 0,86 (Air=1). Tidakberlakutekananuap, densitasuap 6,2 (Air=1).

BiuretBerbentukbedakpadat, tidakberbau, tidakmemiliki rasa, beratmolekul 103,09 g/mol, berwarnaputihtidakmemilikipH.Tidakmemilikititikdidih, suhupenguraian 193C. beratjenis air 1, 467 (Air=1), tidakberlakutekananuap, tidaktersediadensitasuap, tidakmemilikivolatilitas. Larutdalam methanol, sebagianlarutdalam air dingin, dietileter.NaOHBerbentukpadat, berwarnaputih, tidakberbau, memiliki pH basayaitu 14, memilikitekananuap 1 mmHg @ 739 deg C. Tidakmemilikidensitasuap, tingkatpenguapandanviskositas. Titikdidih 1390 deg C @ 760 mmHg. Titikbeku 318 deg C. dayaledakrendah. Larutdalam

BAB IIMetodologi

2.1 AlatAlat yang dalam praktikum kali ini adalah : tabung reaksi yang berfungsi untuk tempat mereaksikan dua larutan / bahan kimia atau lebih. Gelas beker berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia, membuat larutan, menempatkan larutan, menampung bahan kimia beruapa larutan, melarutkan bahan dan memanaskan bahan. Erlenmeyer untuk menempatkan larutan yang akan dititrasi. Gelas ukur untuk mengukur suatu larutan dengan volume tertentu. Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil. Bunsen spiritus berguna untuk membakar reaksi dengan pemanasan. Rak tabung reaksi berguna untuk tempat meletakkan tabung reaksi. Penjepit kayu berfungsi untuk memegang/menjepit tabung reaksi ketika di panaskan.

2.2 BahanAsam amino (1g/L), Fenol 1 g/L, HNO3 pekat, NaOH 10 M, Protein (5g/L), pereaksi nihidrin, pereaksi xanthoprotein, pereaksi biuret, CuSO4.5H2O 10 g/L, NaOH 10 N, HCl 1N, NaOH 1N, Logam-logam berat (0,1 M), CuSO4,Pb(CH3COO)2, Hg(NO3)2 .2.3 Skema Kerja2.3.1 Asam Amino2.3.2 Kelarutan Asam Amino

HasilPeriksa kelarutan dengan pelarutnyaAmbil asam amino 0,1 g masukkan ke tabung reaksiReagen

2.3.3 Reaksi Ninhidrin

Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrinLarutan asam amino 1 mL, netralkanReagen Ninhidrin

Masukkan ke dalam penangas air selama 2 menit

Hasil

2.3.4 Reaksi Xanthoprotein

Reagen Asam amino

Tambahkan 0,5 mL asam nitrat pekat ke 0,5 mL asam amino

Dinginkan dan amati perubahan warnanya

Hasil

2.3.5 Protein2.3.6 Uji Biuret

Reagen biuret

Tambahkan 5 tetes larutan kuprisulfat

Campurkan dengan 2 mL larutan protein

Tambahkan 2 mL NaOH dan kocok

Hasil

2.3.7 Denaturasi Protein Oleh Panas dan pH Ekstrim

Reagen semua larutan kedalam 3 tabung reaksi

Tambahkan 0,5 mL larutan pada setiap tabung

Letakkan pada penangas air selama 10 menit,dinginkan dan amati

Tambahkan 2 mL HNO3 pekat ke tabung 2 mL

Campurkan kedua lapisan tersebut

Hasil

2.3.8 Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

Kocok dan diamkan 30 menit pada suhu kamar.1 mL larutan protein tambahkan 4 mL reagen biuret.HasilReagen

BAB IIIData Hasil Pengamatan

3.1 Tabel Pengamatan3.1.1 Asam Amino3.1.1.1 Kelarutan Asam AminoNo.PerlakuanPengamatan

1.Mencuci tabung reaksi dengan air dan aquades. Tabung bersih dan steril

2.Tambahkan 5 tetes larutan glisin ke dalam tabung reaksi. Larutan bening

3.Tambahkan 5 tetes pelarut ke dalam masing-masing tabung berisi larutan glisin. Glisin + chloroform

Glisin + HCl Glisin + etanol Glisin + NaOH

Tidak larut (seperti minyak & air), bening Larut, bening Larut, bening Larut, bening

4.Tabung dicuci bersih

5.Tambahkan serbuk alanin secukupnya ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan bening

6.Tambahkan 5 tetes pelarut. Alanin + chloroform Alanin + HCl Alanin + etanol Alanin + NaOH Tidak larut Alanin larut oleh HCl, bening Keruh, mengendap (alanin), larut Larut, bening

7.Tabung dicuci

8.Tambahkan 5 tetes larutan asam glutamate ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan bening

9.Tambahkan 5 tetes pelarut ke dalam masing-masing tabung yang berisi larutan asam glutamat. Asam glutamat + chloroform Asam glutamat + HCl Asam glutamat + etanol Asam glutamat + NaOH

Tidak larut (seperti minyak & air) Larut, bening Larut, bening Larut, bening

10.Mencuci alat-alat praktikum.

No.Asam AminoPelarut

ChloroformEtanolHClNaOH

1.

2.

3.Glisin

Asam Glutamat

Alanin-

-

-+

+

++

+

++

+

+

Keterangan: (+) = larut (-) = tidak larut

3.1.1.2 Reaksi NinhidrinNoPerlakuanPengamatan

1.Mencuci seluruh tabung reaksi dengan akuades- Tabung menjadi steril

2.Meneteskan asam amino ( glisin, tyrosin, tryptofan, asam glutamat, kasein) sebanyak 20 tetes- Semua berwarna bening

3. Kemudian dinetralkan

4.Mencampurkan larutan ninhidrin sebanyak 5 tetes- Tryptofan = bening- Glisin = bening- Tyrosin = bening- Asam Glutamat = bening- Kasein = bening

5.Memanaskan dalam penangas air selama 2 menit- Tryptofan = kuning (+)- Glisin = tetap bening (-)- Tyrosin = sedikit kuning (+)- Asam Glutamat = bening- Kasein = bening

Percobaan II

1.Meneteskan asam amino sebanyak 20 tetes pada tabung reaksi- Semua berwarna bening

2. Menetralkan dengan NaOH 5 tetes- Semua berwarna bening

3.Mencampurkan 5 tetes ninhidrin- Semua berwarna bening

4.Memanaskan dalam penangas air selama 2 menit- Tryptofan = sedikit kuning- Glisin = kuning- Tyrosin = sedikit kuning- Asam Glutamat = sedikit kuning- Kasein = kuning

5.Menambahkan 5 tetes ninhidrin lagi dan memanaskan ke penangan air selama 2 menit- Tryptofan = kuning (+)- Glisin = tetap kuning (+)- Tyrosin = kuning (+)- Asam Glutamat = sedikit kuning (+)- Kasein = kuning keruh (+)

Keterangan(+) = terdapat -amino(-) = tidak terdapat -amino

3.1.1.3 Reaksi XanthoproteinNo.PerlakuanPengamatan

1.GlisinMasukkan glicin ke dalam tabung reaksi 10 tetes/0,5 mlWarna bening

2.Tambahkan asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi tadi 10 tetes/0,5 mlReaksi hangat (eksotermis)

3.Tambahkan 1 ml/20 tetes NaOH ke dalam tabung reaksiReaksi menjadi panas, warna larutan kuning bening, keluar asap

4.Tambahkan fenol 20 tetes/1 ml ke dalam tabung reaksinyaLarutan tidak sepanas seelumnya, keluar asap, warna tetap kuning bening

5.Reaksinya (hasil)- (negatif)

1.TyrosinMasukkan tyrosin ke dalam tabung reaksi 10 tetes/0,5 mlLarutan berwarna bening

2.Tambahkan asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi tadi 10 tetes/0,5 mlLarutan tetap bening tapi hangat (eksoterm)

3.Tambahkan 20 tetes/1 ml NaOH ke dalam tabung reaksiLarutan menjadi warna kuning & panas

4.Tambahkan fenol 20 tetes/1 ml ke dalam tabung reaksinya.Larutan menjadi jingga& panas

5.Reaksinya (hasil)+ (positif)

1.TriptofanMasukkan triptofan ke dalam tabung reaksi 10 tetes/0,5 mlLarutan berwarna kuning bening

2.Tambahkan asam nitrat pekat ke dalam tabug reaksi tadi 10 tetes/0,5 mlLarutan berubah menjadi merah & hangat (eksoterm)

3.Tambahkan 20 tetes/1 ml NaOH ke dalam tabung reaksiBerubah menjadi jingga + panas

4.Tambahkan fenol 20 tetes/1 ml ke dalam tabung reaksiMenuju kuning (jingga pucat) dan berasap

5.Reaksinya (hasil)+ (positif)

3.1.2 Protein3.1.2.1 Uji BiuretNoPerlakuanPengamatan

1Mencuci alat praktikum dan disterilkan dengan akuades

2Memasukkan larutan protein sebanyak 2ml (40tetes) kedalam tabung reaksi- Kasein- Gelatin- Pepton

- Bening- Bening- Kuning Bening

3Memasukkan larutan kuprisulfat ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetesa. Kasein I

Kasein II

b. Gelatin I

Gelatin II

c. Pepton I

- Berubah warna menjadi ungu muda dan terdapat endapan putih- Berubah warna menjadi ungu muda dan terdapat endapan putih- Berwarna bening

- Berwarna bening

- Berwarna kuning kehijauan bening

4Memasukkan 2ml larutan NaOH, kemudian kocoka. Kasein I

Kasein II

b. Gelatin I

Gelatin II

c. Pepton I

Pepton II

- Berubah warna menjadi ungu (+)

- Berubah warna menjadi ungu (+)

- Berwarna ungu pekat

- Berwarna ungu pekat

- Berwarna ungu pucat

- Berwarna ungu pucat

3.1.2.2 Denaturasi Protein Oleh Panas dan pH EkstrimNOPerlakuanPengamatan

1 2 ml kasein dimasukkan 2ml pepton dimasukkan 2ml gelatin dimasukkan Ke dalam 3 tabung reaksi Warna bening Warna kuning pucat Warna kuning keruh

2 Kasein ditambah 0,5 ml NaOH Pepton ditambah 0,5 ml NaOH Gelatin ditambah 0,5 ml NaOH

Kasein ditambah 0,5ml HCl Pepton ditambah 0,5ml HCl Gelatin ditambah 0,5ml HCl

Kasein ditambah 0,5ml Pepton ditambah 0,5ml Gelatin ditambah 0,5ml Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

Ada sedikit perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

Ada endapan putih pekat Tidak ada Tidak ada

3Dipanaskan 10 menit: Kasein+NaOH Pepton+NaOH Gelatin+NaOHDipanaskan 10 menit: Kasein+HCl Pepton+HCl Gelatin+HCl

Dipanaskan 10 menit: Kasein+ Pepton+ Gelatin+ Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Keruh, endapan sedikit Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

Endapan kuning Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

4Denaturasi protein oleh pH ekstrim Kasein+ pekat Protein+ pekat Gelatin+pekat

Ada endapan warna kuning Berbau menyengat, tidak berubah Berbau menyengat, tidak berubah

3.1.2.3 Pengendapan Protein dengan Logam BeratNoPerlakuanProtein

KaseinHasil UjiGelatinHasil UjiPeptonHasil Uji

1.Awal (warna+endapan)Berwarna beningBerwana kuning pucatBerwarna sedikit kuning

2.Setelah ditetesi CuSO4 5 tetesBerwarna ungu, endapan biru+Warna tetap sama, muncul endapan biru.+Terjadi endapan dan berwarna biru+

3.Setelah ditetesi CuSO4 10 tetesBerwarna lebih ungu, endapan biru bertambah+Sedikit endapan biru, berwarna kuning+Tidak terjadi endapan, berwarna biru-

4.Setelah ditetesi Pb(CH3COO)2 ditetesiBerwarna putih, terdapat endapan putih+Berwarna putih cream, endapan lebih putih cerah+Berwarna putih cream keruh dan terdapat endapan+

5.Setelah ditetesi Pb(CH3COO)2 10 tetesBerwarna putih, terdapat endapan putih lebih banyak+Berwarna putih susu, tidak terdapat endapan-Berwarna putih cream keruh dan terdapat sedikit endapan+

6.Setelah ditetesi Hg(NO3)25 tetesBerwarna bening, endapan putih kekuningan+Terdapat endapan kuning dan berwarna kuning+Terdapat endapan putih kekuningan, berwarna bening+

7.Setelah ditetesi Hg(NO3)2 10 tetesTerdapat lebih banyak endapan putih, berwarna putih bening+Terdapat lebih banyak endapan kunig keruh, berwarna keruh+Berwarna semakin bening dan endapan kuning+

Keterangan :(+) terdapat endapan

3.1.2.4 Pengendapan Protein oleh AsamNOPerlakuanGelatinHasil UjiPeptonHasil UjiKaseinHasil Uji

1.Warna Awal Coklat muda keruhCoklat bening tidak ada endapan-Putih bening tidak ada endapan-

2.Ditambah 3 tetes asam sulfasalisilat 20%tidak ada perubahan-Coklat agak tua ada cincin bewarna coklat tua di atas permukaanada endapan putih keruh (putih susu) banyak+

3.Ditambahkan 3 tetes asam pikat jenuhWarna kuning muda, tidak ada endapan-Berubah jadi coklat kekuningan masih terdapat cincinlarutan berubah warna menjadi kuing, tidak ada endapan-

4.Ditambahkan 3 tetes trikloro asetatTidak berubah tidak ada endapan-Jadi coklat agak tua, ada cincin bewarna coklat tua diatas permukaanada endapan putih keruh (putih susu) sedikit+

5.Ditambahkan 6 tetes asam sulfosalisilat 20%warna jadi keruh ada enapan (sedikit)+ada endapan putih+ada endapan putih susu sangat banyak+

3.1.2.5 Penentuan Kadar Protein Secara BiuretNoPerlakuanPengamatan

1.Cuci tabung reaksi dan netralkan dengan aquades serta keringkanTabung reaksi bersih

2.Teteskanlarutan pepton 1ml (20 tetes) dan tambahkan larutan biuret 4ml (80 tetes) (3 tabung reaksi)Awalnya berwarna kuning, berubah menjadi biru keunguan

3Teteskan larutan gelatin 1ml (20 tetes) dan tambahkan larutan biuret 4ml (80 tetes) (3 tabung reaksi)Awalnya berwarna putih kekuningan, berubah menjadi biru

4Teteskan larutan kasein 1ml dan tambahkan larutan biuret 4ml (3 tabung reaksi)Awalnya berwarna kuning, berubah menjadi ungu

5.Tunggu selama 30 menit pada suhu kamar

6.Ukur masing-masing larutan tadi ke dalam spektronik 20Hasil:a. Kasein IKasein IIKasein III

b. Pepton IPepton IIPepton III

c. Gelatin IGelatin IIGelatin III

a. = 0,408A= 0,416A= 0,398A

b. = 0,246A= 0,235A= 0,260A

c. = 0,144A= 0,276A=0,371A

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Kelarutan Asam AminoUntuk menguji kelarutan asam amino pada berbagai pereaksi, diambil sampel asam amino sebanyak 0.1 g dan dicampurkan dengan pelarut air, HCl, NaOH, etanol dan kloroform pada masing masing tabung reaksi. Dari hasil praktikum diatas diperoleh kelarutan asam amino yang larut baik dengan air, HCl, dan NaOH adalah sampel asam amino glisin dan tyrosin, tetapi untuk kelarutan tyrosin dengan air hanya larut sebagian. Sedangkan prolin hanya larut pada pereaksi HCl dan NaOH. Sedangkan asam glutamate tidak dapat larut pada semua pereaksi tersebut. Untuk asam amino glisin ia dapat larut baik dengan pereaksi air, HCl dan NaOH karena sifat dari glisin yang merupakan asam amino yang hidrofilik dan merupakan asam amino yang memiliki gugus-R berupa hydrogen sehingga dapat larut dengan air dan pelarut organic polar. Sedangkan untuk tyrosin ia hanya dapat sedikit larut dalam air karena salah satu dari sifat asam amino tyrosin ini bersifat hidrofobik, sedangkan pada pereaksi seperti HCl dan NaOH larut dengan baik karena tyrosin memiliki gugus-R yang mengandung gugus hidroksil [-OH] sehingga dapat larut pada pereaksi asam dan basa. Asam glutamate tidak dapat larut pada pereaksi-pereaksi diatas karena asam glutamate memiliki rantai samping yang mengandung gugus asam atau amidanya (gugus R bermuatan negatif). Sedangkan prolin hanya larut pada pelarut yang bersifat asam dan basa karena prolin merupakanasam Amino dengan gugus R-nya membentuk ikatan siklik dengan gugus amin.Pada umunya asam amino dapat larut dalam air, dan tidak larut dalam pelarut organic non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa atom karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic.

4.2 Reaksi Ninhidrin4.3 Rekasi XanthoproteinUji xanthoprotein dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein karena uji xantoprotein dapat menunjukan adanya senyawa asam amino apabila larutan tersebut mengandung protein maka endapat putih tersebut apabila dipanaskan akan berubah menjadi warna kuning atau jingga.Uji xanthoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Reaksi positif ada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini, digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzene.

4.4 Uji BiuretPada percobaan reaksi biuret ini bertujuan untuk membuktikan adanya ikatan peptida lebih dari satu. Secara teori uji ini positif apabila pada sampel yang direaksikan menghasilkan warna ungu. Warna ungu tersebut dipengaruhi oleh banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida. Pada percobaan ini dilakukan penambahan NaOH, dimana penambahan larutan NaOH pada larutan protein tersebut yaitu sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein. Kemudian pada larutan protein albumin tersebut ditambahkan dua tetes larutan CuSO4 0,1 N, sampai timbul warna pada larutan protein albumin. Setelah ditambahkan larutan CuSO4pada larutan protein albumin, terjadi perubahan warna pada larutan albumin yaitu warna larutan menjadi berwarna ungu dan warna ungu tetap tidak hilang walaupun di kocok, serta masih terdapat endapan putih.Larutan CuSO4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan penyusun protein. Yang menandakan adanya protein yaitu terdapat ikatan peptida yang lebih banyak, hal itu terbukti saat penambahan larutan CuSO4 dan dikocok larutan tetap berwarna ungu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena apabila ikatan peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSO4, warna ungunya akan memudar saat dikocok. Uji Biuret digunakan untuk membuktikan adanya peptida pada larutan protein albumin. Dan dari hasil percobaan yang telah dilakukan terbukti adanya protein pada larutan albumin.

4.5 Denaturasi Protein oleh Panas dan Ph EkstrimPada percobaan denaturasi protein ini, dilakukan pengamatan terhadap beberapa jenis protein dengan menggunakan pereaksi HCl NaOH dan air sebanyak 0,5 ml pada masing-masing tabung reaksi. Pada sampel albumin, keju dan tirosin mengalami perubahan yang signifikan pada albumin dan tirosin menghasilkan endapan putih dan untuk keju menghasilkan warna putih susu setelah dipanskan. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwastruktur primer proteintidak ada yang rusak. Denaturasi adalah akibat perubahan struktur yang lebih kompleks dari protein, terutamastruktur tersieratau struktur kuartenernya menjadi struktur primer. Jika suatu protein terdenaturasi, susunan tiga dimensi khas dari rantai polipeptida akan terganggu dan molekul ini akan terbuka menjadi struktur yang acak tanpa ada kerusakan pada struktur kerangka kovalen.4.6 Pengendapan Protein dengan Logam BeratDari percobaan ini dapat diketahui bahwa protein dapat terkoagulasi sebagai akibat dari denaturasi protein. Denaturasi protein dapat terjadi karena adanya pengaruh dari logam-logam berat. Jika terjadi denaturasi protein, akan terjadi pula penurunan kelarutan protein dalam air, sehingga terbentuklah gumpalan-gumpalan putih. Gumpalan-gumpalan putih ini merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilkan garam protein yang mengendap.Penambahan logam berat seperti AgNO3, Pb-asetat, dan HgCl akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersamaan gugus COOH dan gugusNH2 yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Jumlah endapan yang yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Ag dan Hg lebih reaktif daripada Pb karena kedua logam tersebut merupakan logam transisi pada system periodic unsur.Uji NinhidrinANPROSPrinsip dari uji ninhidrin yaitu semua asam amino atau peptida yang mengandung asam -amino bebas dan sedikitnya satu gugus hidroksil akan bereaksi dengan ninhidrin (tri keton hidrin denahidrat) membentuk senyawa kompleks berwarna biru ungu. Fungsi perlakuan penetralan adalah agar asam amino yang digunakan tidak mengandung unsur-unsur yang pekat.Fungsi penambahan reagen nihidrin adalah untuk membuktikan adanya asam amino dalam protein, fungsi pemanasan selama dua menit adalah untuk mempercepat reaksi karena reaksi akan dapat bereaksi lebih cepat saat dilakukan pemanasan atau pada saat suhu berlangsung secara optimal. ANHASHasil yang didapatkan saat pengamatan uji nihidrina dalah hasil positif ditunjukkan pada tripofan, tyrosin, asamglutamatdan kasein. Pada tripofan, tyrosin, asam glutamat dan kasein menunjukkan warna kuning karena mengandung gugus prolin atau hidroksiprolin.Pada tripofan, tyrosin, asam glutamat dan kasein diperoleh indikasi terbentuk atau adanya asam amino bebas, yang mengandung dua amino lalu, reaksi dengan ninhidrin menujukan warna kuning. Semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat warnanya. Hal ini juga mendasari bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara kuantitatif.Menurut literatur, semua asam amino atau yang mengandung dua asam amino bebas akan bereaksi dengan nihidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru ungu. Namun, pada proli dan hidroksi prolin mengahasilkan larutanberwarna kuning (Abas, 2010).

Uji BiuretANPROSPrinsip dari uji Biuret ikatan peptida yang menyusun protein dalam suasana basa akan berwarna ungu dengan Cu. Pengendapan dengan Logam Reaksi ion logam dengan protein mengakibatan Reaksi Biuret Ikatan peptida yang menyusun protein dalam suasana basa akan berwarna ungu dengan Cu. Pengendapan dengan Logam Reaksi ion logam dengan protein mengakibatkan terjadinya endapan. Pengendapan dengan Alkohol menyebabkan penurunan kelarutan protein akibat penambahan pelarut organik.Fungsi perlakuan penambahan NaOH dan Kupri sulfat dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptide pada (sampel) protein.ANHASHasil percobaan pada praktikum ini, hasil positif ditunjukkan pada gelatin, kasein dan pepton. Galatin I dan gelatin II memiliki hasil positif karena menghasilkan warna ungu pekat. Kasein I dankasein II juga positif karena menghasilkan warna ungu pekat.Pada pepton I danpepton II pun positif karena menghasilkan warna ungu pucat.Menurut (Fessenden 2007) Biuret merupakan senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unjur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Dalam susunan basa (penambahan NaOH), ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet.

BAB VPENUTUPKESIMPULANProtein merupakansenyawa organikkompleks berbobot molekul tinggi yang merupakanpolimerdarimonomer-monomer asam aminoyang dihubungkan satu sama lain denganikatan peptida. Molekul protein mengandungkarbon,hidrogen ,oksigen,nitrogendan kadang kala sulfursertafosfor,daripraktikum identifikasi protein dan asam amino yang telah diuraikan pada laporan singkat ini diketahui bahwa tidak semua bahan bahan percobaan yang diuji mengandung protein, setelah dilakukan percobaan dan didapat hasilnya diketahui bahwa penguji yang mengandung protein akan berubah warna sedangkan bahan yang tidak mengandung protein tidak akan berubah warna. dalam uji kali ini juga kita dapat menyimpulkan pada uji biuret bahan yang mengandung protein akan berubah warna menjadi ungu sampi ungu pekat.sedangkan pada percobaan ninhidrin kita ketahui jika bahan prcobaan positif maka akan berubah warna menjadi kuning.SARANSaran saya dengan praktikum kali ini adalah praktikum ini dapat dilakukakn lebih tertib dan lebih terarah lagi. dan juga asprak yang ada dapat membantu dan menjeaskan fungsi fungsi dari bahan dan percobaan apa saja yang sedag berlangsung

DAFTAR PUSTAKA

Garcia,Bertand .2014. Proteins: Structure, Function, and Bioinformatics. ISI Journal Citation Reports

LAMPIRAN

1. Sebutkan judul dan tujuan praktikum!2. Jelaskan yang anda ketahui tentang:a. Asam amino beserta strukturb. Protein3. Sebutkan macam-macam struktur dari protein!4. Sebutkan uji-uji pada protein!5. Gambarkan skema kerja dari penentuan kadar protein secara biuret dan reaksi ninhidrin!JAWAB:1. Judul: Asam Amino dan ProteinTujuan: untuk mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino, melakukan identifikasi asam amino dan protein, untuk melakukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif dan kuantitatif

2. a. Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan suatu penyusun protein yang mempunyai gugus amino dan karbohidrat. Struktur:

b. Protein adalah senyawa yang terdiri dari hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen yang tersusun sebagai helai asam amino3. - Struktur primer Struktur sekunder Struktur tersier Struktur kuartener

4. Uji biuret, denaturasi protein oleh panas dan pH ekstrim, pengendapan protein dengan logam berat, pengendapan protein oleh asam, penentuan kadar protein secara biuret

5. Penentuan kadar protein secara biuret

Reagen Pipet 1ml larutan protein yang mengandung 1-10mg/L Masukkan dalam tabung reaksi dan tambahkan 4ml reagen Biuret Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar Baca serapannya pada panjang gelombang 540nm Buat larutan blanko dan larutan protein dengan konsentrasi 1, 3, 5, 8, 10 mg/L

Hasil

Reaksi Ninhidrin

Reagen Tambahkan 5 tetes larutan kuprisulfat ke dalam tabung reaksi berisi 2 mL larutan protein Tambahkan 2 mL NaOH

Dikocok Hasil