laporan biokim 1 dena & koa fix

Upload: mayzulfathulain

Post on 07-Jul-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    1/23

    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA

    I. Nomor Percobaan : V (Lima)II. Tanggal Percobaaan : Kamis !"#!$#%$!"III. &''l Percobaan : ena*'rasi Pro*ein an U+i Koag'lasiIV. T'+'an Percobaan :  Untuk menguji kandungan yang

    terdapat didalam protein.

    V. asar Teori

    Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat

     bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang

     berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang

    mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku

    adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak muda bereaksi, sedangkan

     protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah

     bereaksi. Anna poedjiadi, !00"#.

    $uatu larutan protein seperti albumin telur se%ara perlahan-lahan dipanaskan

    sampai kira-kira &0 atau '0   ℃ , larutan tersebut lambat laun akan menjadi keruh dan

    membentuk koagulasi berbentuk seperti tali. Proses ini telah dikenal, karena terjadi pada

    (aktu anda merebus telur. Putih telur yang mengandung albumin berkoagulasi menjadi

     padatan putih dengan pemanasan. $etelah putih yelur terokagulasi oleh panas dengan

    %ara ini, produk yang terjadi tidak akan melarut lagi dengan pendinginan dan tidak dapat

    membentuk larutan jernih seperti putih telur semula sebelum dipanaskan. Pemanasan

    albumin telur, telah mengubah sifat-sifatnya se%ara tidak dapat balik. Pengaruh panas

    terjadi pada semua protein globular, tanpa memandang ukuran atau fungsi biologinya,

    (alaupun suhu yang tepat bagi fenomena ini mungkin bervariasi. Perubahan pada suatu

     protein yangb ditimbulkan oleh panas dikenal sebagai Denaturasi. Protein dalam

    keadaan alamiahnya disebut protein asli natif# ) setelah perubahan menjadi protein

    terdenaturasi.

    *erdapat akibat kedua yang penting dari denaturasi protein+ protein yang

     bersangkutan hampir selalu kehilangan aktivitas biologi khususnya. adi, jika suatu

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    2/23

    larutan enim dipanaskan sampai titik didih selama beberapa menit dan didinginkan,

    molekul ini biasanya akan menjadi tidak larut, dan yang paling penting protein enim

    tidak lagi akan aktif mengkatalisa.denaturasi protein dapat diakibatkan bukan hanya

    oleh panas, tetapi juga oleh p ekstrim) oleh beberapa pelarut organik seperti alkohol

    atau aseton) oleh at pelarut tertentu seperti urea) oleh detergen) atau hanya dengan

     penggun%angan intensif latutan protein dan bersinggungan dengan udara sehingga

    terbentuk busa. /asing-masing pereaksi yang menyebabkan denaturasi ini merupakan

     perlakuan yang relatif lunak. yatanya, uji langsung memperlihatkan bah(a jika protein

    mengalami denaturasi, tidak ada ikatann kovalen pada kerangka rantai polipeptida yang

    rusak. adi, deret asam amino khas protein tersebut tetap utuh setelah denaturas) namun

    demikian, aktivitas biologi hampir semua protein ini menjadi rusak.

    Sintesis kimia

    Protein pendek juga dapat disintesis se%ara kimia dengan keluarga metode yang

    dikenal sebagai sintesis peptida , yang mengandalkan sintesis organik  teknik 

    seperti ligasi kimia untuk menghasilkan peptida dalam hasil yang tinggi. 1imia sintesis

    memungkinkan untuk pengenalan asam amino non-alam menjadi rantai polipeptida,

    seperti lampiran neon probe untuk rantai samping asam amino. /etode ini berguna

    dalam laboratorium  biokimia dan  biologi sel , meskipun umumnya tidak untuk aplikasi

    komersial. $intesis kimia tidak efisien untuk polipeptida lebih dari sekitar 200 asam

    amino, dan protein disintesis mungkin tidak mudah menganggap asli mereka struktur 

    tersier  . $ebagian besar metode sintesis kimia melanjutkan dari 3-terminus -terminus,

    sebaliknya reaksi biologis.

    KOAGULASI

      1oagulasi adalah suatu keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagaisuatu koloid karena unit ikatan yang terbentuk %ukup banyak. 1oagulasi dapat juga

    diartikan sebagai salah satu kerusakan protein yang terjadi akibat pemanasan dan terjadi

     penggumpalan serta pengerasan pada protein karena menyerap air pada proses tersebut

    /akfoeld,!004#.

    # 6aktor 7 faktor Penyebab

      1oagulasi adalah penurunan daya larut molekul 7 molekul protein atau

     perubahan bentuk %airan sol# menjadi bentuk padat atau semu padat gel#. 1agulasi

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Peptide_synthesis&usg=ALkJrhjMe_a8E_QinD9PKt4b0i7JEYicfAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Peptide_synthesis&usg=ALkJrhjMe_a8E_QinD9PKt4b0i7JEYicfAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Organic_synthesis&usg=ALkJrhi56SgkGPpNytdIZ50HFsGiYDcO0ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Organic_synthesis&usg=ALkJrhi56SgkGPpNytdIZ50HFsGiYDcO0ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Chemical_ligation&usg=ALkJrhine6fSJjIxu_CciZS-xU7r95jadAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorescent&usg=ALkJrhg4d7PuYUI_zQjJfpvzZslcPas_Owhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorescent&usg=ALkJrhg4d7PuYUI_zQjJfpvzZslcPas_Owhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Biochemistry&usg=ALkJrhhLtg_733nMO9eDN3cVHvXUmZcarQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Biochemistry&usg=ALkJrhhLtg_733nMO9eDN3cVHvXUmZcarQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cell_biology&usg=ALkJrhhV2BCNsG1WckrgJXdXhW2gGlfY0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cell_biology&usg=ALkJrhhV2BCNsG1WckrgJXdXhW2gGlfY0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Tertiary_structure&usg=ALkJrhghVvAcGzOYhQW3Rf7utw87s3zIgwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Tertiary_structure&usg=ALkJrhghVvAcGzOYhQW3Rf7utw87s3zIgwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Organic_synthesis&usg=ALkJrhi56SgkGPpNytdIZ50HFsGiYDcO0ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Chemical_ligation&usg=ALkJrhine6fSJjIxu_CciZS-xU7r95jadAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorescent&usg=ALkJrhg4d7PuYUI_zQjJfpvzZslcPas_Owhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Biochemistry&usg=ALkJrhhLtg_733nMO9eDN3cVHvXUmZcarQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cell_biology&usg=ALkJrhhV2BCNsG1WckrgJXdXhW2gGlfY0Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Tertiary_structure&usg=ALkJrhghVvAcGzOYhQW3Rf7utw87s3zIgwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Tertiary_structure&usg=ALkJrhghVvAcGzOYhQW3Rf7utw87s3zIgwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dprotein%2Bfor%2Bchemistry%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D587&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Peptide_synthesis&usg=ALkJrhjMe_a8E_QinD9PKt4b0i7JEYicfA

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    3/23

    dapat disebabkan oleh panas, pengo%okan, garam, asam, basa, dan pereaksi lain seperti

    urea. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 5083 atau lebih.

    1oagulasi hanya terjadi ketika protein berada di titik isolistriknya, dimana pada titik ini

     protein masih dapat larut pada p di titik luar isolistrik tersebut Pur(aningsih,!00'#.

    !# /ekanisme

      1oagulasi bera(al dari pemanasan yang dapat menyebabkan pemutusan ikatan

    hidrogen yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga

    menyebabkan sisi hidrofobik dari gugus samping polipentida akan tebuka. al ini

    menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya mengendap dan

    menggumpal. Pada saat inilah terjadi proses koagulasi 9inarno,!00.

    2# Dampak yang Ditimbulkan pada Produk

    1oagulasi dapat menimbulkan dampak terhadap produk, dampak tersebut

    diantaranya adalah hilangnya sifat 7 sifat biologis suatu protein 9inarno,!00

    VI. Alat dan bahan

    . Alat +

    . :eker gelas

    !. ;elas ukur 

    2. Pipet tetes

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    4/23

    &-l ( +

    /aO& ( +

    0,5 ml

    -

    -

    0,5 ml

    -

    -

    *empatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 5 menit dan dinginkan pada

    temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. @ntuk tabung-

    tabung # dan !# tambahkan 5 ml buffer asetat p

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    5/23

    • " ml larutan albumin B

    ml buffer asetat Pp

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    6/23

    < $usu   • " ml larutan susu B

    ml 3l 0, / tempatkan

    tabung didalam air  

    mendidih 5 menit.

    Dinginkan kemudian

    tambahkan 0 ml buffer 

    asetat p

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    7/23

    tabung didalam air  

    mendidih 5 menit.

    Dinginkan kemudian

    tambahkan 0 ml buffer 

    asetat p tak 

     ber(arna# C larutan tak 

     ber(arna larutan tak 

     ber(arna B buffer asetat

    tak ber(arna# C larutan

    tak ber(arna B endapan

     putih

    • =arutan ikan tak  

     ber(arna# B buffer asetat

    tak ber(arna# C larutan

    tak ber(arna

    larutan keruh B endapan

     putih

    b. Koagulasi Protein

    Perlakuan asil Pengamatan

    . =arutan susu - 5

    a. 5 ml larutan susu B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan susu ber(arna putih# B ! tetes

    >A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata sangat sedikit

     b. 5 ml larutan susu ! B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan susu ! ber(arna putih# B ! tetes

    >A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air tidak larut

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    8/23

    Endapan B /illon sedikit endapan

    merah bata

    %. 5 ml larutan susu 2 B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan susu 2 ber(arna putih# B ! tetes

    >A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang %ukup banyak d. 5 ml larutan susu A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan susu A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang banyak 

    e. 5 ml larutan susu 5 B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan susu 5 ber(arna putih# B ! tetes

    >A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang paling banyak daripada larutan

    susu dengan konsentrasi sampai dengan

    A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan putih telur tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    9/23

     putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang sangat sedikit

     b. 5 ml putih telur ! B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan putih telur ! tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang sedikit

    %. 5 ml putih telur 2 B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan putih telur 2 tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang %ukup banyak 

    d. 5 ml putih telur A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan putih telur A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    10/23

     bata yang banyak

    e. 5 ml putih telur 5 B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan putih telur 5 tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air tidak larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang paling banyak daripada larutan

     putih telur dengan konsentrasi sampai

    dengan A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan kuning telur tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang sangat sedikit

     b. 5 ml kuning telur ! B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan kuning telur ! tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang sedikit

    %. 5 ml kuning telur 2 B ! =arutan kuning telur 2 tak ber(arna# B !

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    11/23

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata %ukup banyak

    d. 5 ml kuning telur A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan kuning telur A% tak ber(arna# endapan putih

    Endapan B air larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang banyak 

    e. 5 ml kuning telur 5 B !

    tetes >A%, masukkan

    dalam air mendidih.

    =arutan kuning telur 5 tak ber(arna# B !

    tetes >A% tak ber(arna# endapan

     putih

    Endapan B air larut

    Endapan B /illon endapan merah

     bata yang paling banyak daripada larutan

    kuning dengan konsentrasi sampai

    dengan

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    12/23

     

    A. Pembuatan larutan kuning telur dengan konsentrasi 5 6 75

    =arutan nduk 

    # Folume kuning telur murni G !0 ml# Folume a?uadest G 00 ml

    Perbandingan kuning telur murni + a?uadest G + 5 di%ampur dan disaring#

    Dengan menggunakan rumus diatas, Didapatkan larutan kuning telur yang dibutuhkan

    =arutan kuning telur# G !,5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B

    a?uadest#

    =arutan ! ! kuning telur# G 5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B

    a?uadest# =arutan 2 2 kuning telur# G ',5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B

    a?uadest#

    =arutan <

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    13/23

    =arutan nduk 

     

    /assa $usu :ubuk G 0 gram dalam 50 ml a?uades

    *erbentuklah larutan susu 50 ml.

    Dengan menggunakan rumus diatas, Didapatkan larutan susu yang dibutuhkan

    =arutan susu# G !,5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B

    a?uadest#

    =arutan ! ! susu# G 5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B a?uadest#

    =arutan 2 2 susu# G ',5 ml dimasukkan kedalam labu ukur !50 ml B

    a?uadest#

    =arutan <

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    14/23

     0,1=

    gr

    40 x 1000

    250

      0,1 x 40=gr x 4

     gr=

    4

    4

      gr=1gram

    6. +embuat larutan &-l ( + seban4ak !7 ml=arutan induk G 3l !,! /

     

    1=¿ M 2 x V 

    2

     M 1 x V ¿

     1=¿0,1 M x 250ml

    12,2 M x V ¿

     1=¿

    0,1 M x250ml

    12,2 M 

    V ¿

     1=¿2ml

    V ¿

    G. +embuat bu$$er asetat ( + %& '() seban4ak L

    Pembuatan buffer asetat 0, / p

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    15/23

     1=¿

    0,1 M x500ml

    17 M 

    V ¿

      1=¿

    3mlV ¿

    o +embuat larutan -&"-OO/a ( + seban4ak L

    =arutan induk G 323>>a.2!>

     M = gr

     Mr x 1000

    0,1=  gr

    136 x 1000

    1000

     0,1 x 136=gr x1

      gr=13,6 gram

    Pembuatan buffer asam asetat p 5 mendekati p > 0, / ditambah &>a 0, /.

    &. Pembuatan larutan Albumin 5

     Folume larutan yang akan dibuat G !50 ml

      G x gr

    250ml x 100

    H00 !50# G I 00H00#

      !50H00 G I

    !,5 gram G I

    /assa albumin yang dibutuhkan G !,5 gram dimasukkan kedalam labu ukur

    !50 ml B a?uadest#

    I. Pembuatan larutan -&"-OO& + seban4ak !7 ml

    =arutan induk G 323>> ' /

     

    1=¿ M 2 x V 

    2

     M 1 x V ¿

     1=¿1 M x 250ml

    17 M x V  ¿

     1=¿

    1 M x250ml

    17 M 

    V ¿

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    16/23

     1=¿14,7ml

    V ¿

    2. Persamaan 3eaksi

    . U0i Denaturasi %rotein

    >

      - 33 7 33 B !>, B ! 33>! B ! 33>!

    R 1alor R   R !

      3>>-  3>>-

    2 B - 3 7 B  2 

    B - 3 -

      R R 

      3>>-  3>>-

    2 B - 3 7 B  2 

    B - 3 - B !>

    R R 

      U0i Koagulasi

    •Dengan Reagen /illon

      > >

    - 3 7 7 3 7 3 7 7 3 - B 3u!B > > G 3 3 G >

    R R

      Protein R3 3R 

      3u!B

    n

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    17/23

      > G 3 3 G >

     

      R3 3R 

      1ompleks @ngu

     

    Dengan Air !>#

     

    R 7 3 7 3>>-  !> R 7 3 7 3>>-  B B

       B2   B!

     

    3>> -  3>>

    2 B - 3 7 B B  !> 2 

    B - 3 7

      R asam R 

    2I. Pembahasan

    Pada per%obaan kali ini mengenai uji protein yang kami lakukan, pada uji

     protein ini kami menguji adanya kandungan protein yang terkandung dari dari larutan

    albumin -5, larutan putih telur -5, larutan kuning telur -5, larutan ikan -5,

    larutan susu -5. dentifikasi protein pada per%obaan kali ini dilakukan dengan

    metode denaturasi dan koagulasi protein, yaitu perubahan struktur protein yang

    menyimpang dari struktur alamiahnya yang mengakibatkan hilangnya banyak sifat

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    18/23

     biologis dari suatu protein. Penyebab terjadinya denaturasi dan koagulasi protein adalah

    karena adanya perubahan suhu atau p yang terlalu ekstrem.

     Pada per%obaan denaturasi dibuat tiga larutan protein yang dimasukkan dalamtiga tabung yang berbeda dengan larutan protein yang berbeda dengan konsentrasi yang

    sama tetapi dengan penambahan larutan yang berbeda, yaitu larutan buffer asetat

    dengan p

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    19/23

    *abung dengan penambahan buffer asetat yang larut dan mengendap sempurna lebih

     banyak dibandingkan dengan penambahan 3l 0, /, dan a> 0. /. Pada tabung

    dengan penambahan 3l 0. / juga terdapat endapan yang banyak tetapi termasuk 

     pengendapan sebagian karena masih terdapat pemisahan lapisan antara larutan yang

    mengendap dengan larutan ber(arna bening pada bagian atas tabung, begitu juga

    dengan penambahan a> 0. / mengendap sebagian dan pada bagian atas masih

    terdapat larutan ber(arna kuning bening.

    Pada per%obaan ini, setelah larutan tersebut didinginkan lalu pada tabung pertama

    dan kedua ditambahkan dengan :uffer asetat p

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    20/23

    3= dan yang paling sedikit pada a>. ni sesuai dengan teori yang dijelaskan

    sebelumnya dan karena larutan protein susu , albumin , ikan , putih telur #

    memiliki p yang diba(ah titik isoelektrik sehingga pada larutan protein yang

    ditambahkan dengan :uffer asetat dan 3= mennghasilkan endapan dan pada a>

    sangatlah sedikit menghasilkan endapan karna titik isoelektriknya terlalu jauh.

    $elanjutnya pada uji koagulasi, larutan kuning telur -5, putih telur -5 dan

    susu -5 ditambahkan larutan asam asetat yang kemudian dipanaskan sehingga dapat

    menghasilkan endapan protein. Penambahan asam ke dalam larutan protein

    menyebabkan ion-ion B dari asam akan terikat pada gugus-gugus yang bermuatan

    negatif sehingga terjadi perubahan pengutuban dari molekul protein. Perubahan

     pengutuban ini menyebabkan perubahan konformasi dari protein atau rusaknya struktur 

    tersier atau struktur k(artener protein sehingga protein mengalami koagulasi.

    Pada per%obaan ini dilakukan penambahan asam asetat ke dalam larutan protein.

    1etika larutan protein ditambahkan dengan larutan asam asetat, tidak terjadi perubahan.

     amun setelah dipanaskan terbentuk gumpalan-gumpalan putih yang menunjukkan

     protein telah terkoagulasi.

    *erjadinya koagulasi disebabkan karena ion B dari 323>> terikat pada

    gugus negatif pada protein. 1etika ion B dari asam asetat masuk ke dalam larutan,

    akan mempengaruhi keseimbangan dan pengkutuban muatan dari molekul protein.

    Perubahan pengkutuban ini menyebabkan rusaknya konformasi alamiah protein seperti

    struktur tersier dan struktur k(artener protein. Rusaknya konformasi alamiah protein

    menyebabkan terganggunya stabilitas dari larutan protein, sehingga larutan protein

    mengalami koagulasi.

    Per%obaan uji koagulasi ini juga menghasilkan endapan protein setelah

    dipanaskan. Endapan ini juga di bagi menjadi dua yang kemudian di tambahkan air 

    a?uadest# dan reagen millon. $ama halnya dengan uji pengendapan garam, pada uji

    koagulasi ini juga menghasilkan larutan be(arna merah bata ketika endapan

    ditambahkan reagen millon dan menghasilkan larutan bening ketika ditambahkan air 

    a?uadest#.

    2II. Kesim%ulan

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    21/23

    . Denaturasi protein disebabkan adalah karena adanya perubahan suhu atau p

    yang terlalu ekstrem.

    !. Perubahan yang terjadi pada uji denaturasi protein yakni larutan menjadi keruh

    dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.

    2. *abung yang hanya ditambakan larutan buffer asetat menghasilkan endapan

     paling banyak kemudian tabung yang ditambahkan a> dan yang paling

    sedikit endapannya adalah tabung yang ditambahkan larutan 3l.

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    22/23

    a(ab +$ifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi

    molekul protein

     berubah, misalnya oleh perubahan suhu, p atau karena terjadinya suatureaksi

    dengan senya(a lain, maka keaktifan biokimianya berkurang.

    !. /etode lain yang dapat digunakan pada denaturasi protein K

    a(ab + yaitu metode pemanasan, metode kromatografi dan metode

     pemurnian enim.

    2. Perubahan apa yang berhubungan dengan denaturasi proteinK

    a(ab + perubahan suhu, p, dan pelarut organik perubahan atau modifikasi

    terhadap struktur skunder, tersier dan kuartener terhadap molekul protein

    tanpa terjadinya peme%ahan ikatan kovalen. Pemekaran atau pengembangan

    molekul protein yang terdenaturasi akan membuka gugus reaktif yang ada

     pada rantai poli peptida. $elanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada

    gugus reaktif pada rantai poli peptida. $elanjutnya akan terjadi pengikatan

    kembali pada gugus reaktif yang sama atau yang berdekatan.:ila unit ikatanyang terbentuk %ukup banyak sehingga protein tidak lagi terdisfersi sebagai

    suatu yang koloid.

    U0i Koagulasi

    . /engapa ditambahkan asamK

    a(aban+ Ditambahkan asam bertujuan untuk mengkoagulasikan protein.

    !. Protein apa yang menggumpal pada pendidihanK

    a(aban+ protein yang menggumpal yakni sampel protein susu bubuk yang

     berdasarkan hasil pengamatan menghasilkan gumpalan pada proses

     pemanasan.

    Lam%iran !

    Denaturasi ikan Denaturasi Susu

  • 8/18/2019 Laporan Biokim 1 Dena & Koa Fix

    23/23