laporan biokim uji gula

Upload: hasti-rizky-wahyuni

Post on 03-Jun-2018

268 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    1/12

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    2/12

    PRAKTIKUM I

    DETEKSI GULA PEREDUKSI

    I. TujuanPraktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami

    prinsip deteksi gula pereduksi secara umum yang merupakan keterampilan

    dasar dalam bidang keahlian biokimia klinik.

    II. PrinsipMelakukan uji coba kadar glukosa dalam sampe dengan mengamati

    perubahan yang terjadi pada larutan glukosa setelah ditambahkan reagen

    Benedict dan reagen Fehling A dan Fehling B, serta dilakukan pemanasan.

    III. Dasar TeoriKarbohidrat, yang lazim dikenal sebagai gula berdasarkan

    ukurannya terbagi menjadi menjadi empat kelas yang berbeda:

    monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida,

    misalnya glukosa, galaktosa, dan dan fruktosa, adalah gula-gula paling

    kecil. Mereka dapat disatukan bersama-sama oleh ikatan glikosidat untuk

    membentuk kelas karbohidrat yang lain. Disakarida misalnya sukrosa,

    maltosa, dan laktosa, masing-masing terdiri dari 2 monosakarida disatukan

    oleh sebuah ikatan glikosidat. Oligosakarida, misalnya komponen

    karbohidrat glikoprotein dan glikolipid, mengandung 3 sampai sekitar 12

    unit monosakarida.Polisakarida, misalnya kanji dan glikogen, mengandung

    puluhan ribu unit monosakarida.

    Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen

    yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris

    CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau

    turunan mereka. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang

    tersederhana, yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat

    yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    3/12

    dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Sedangkan

    monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa,

    galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida

    seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa (Fessenden, 1990).

    Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel

    dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua

    molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang

    dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan

    polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika

    mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup

    keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6,

    tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka

    glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang

    banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa

    disakarida (Morrison,1983).

    Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan

    untuk mereduksi dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton

    bebas.Aldehid dapat teroksidasi langsung melalui reaksi redoks.Namun,

    gugus keton tidak dapat teroksidasi secara langsung, gugus keton, tetapi

    harus diubah menjadi aldehid dengan perpindahan tautomerik yang

    memindahkan gugus karbonil ke bagian akhir rantai. Monosakarida yang

    termasuk gula reduksi antara lain glukosa, fruktosa, gliseraldehida, dan

    galaktosa. Untuk disakarida, contohnya adalah laktosa dan

    maltosa.Sedangkan yang termasuk gula non-reduksi adalah sukrosa. Gula

    non-reduksi dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai terbuka, sehinggatidak rentan terhadap proses oksidasi reduksi. Pada polimer glukosa seperti

    amilum dan turunan amilum (maltodextrin dan dextrin), makromolekulnya

    dimulai dengan gula reduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan

    berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas

    enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan.Persentase

    gula reduksi di dalam turunan amilum/pati disebut dengan dextrose

    equivalent (DE).

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    4/12

    IV. Alat dan Bahana) Alat yang digunakan dalam praktikum ini :

    1. Beaker gelas2. Pipet tetes3. Gelas ukur4. Tabung reaksi5. Bunsen

    b) Bahan yang digunakan dalam praktikum ini :1. Larutan glukosa2. Aquadest3. Reagen Benedict4. Reagen Fehling A dan Fehling B5. NaOH

    V. Cara Kerja1. Dengan pereaksi Benedict

    Larutan glukosa

    Ditambahkan

    Reagen Benedict 1 ml pada setiap tabung

    reaksi

    Aquadest 1 mL pada tabung reaaksi 2, danaquadest 2 mL pada tabung reaksi 3

    Perubahan warna yang terjadi

    Ditambahkan

    Diamati

    Dipanaskan

    ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 20

    tetes

    Dimasukkan

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    5/12

    2. Dengan pereaksi Fehling A dan B

    VI. Hasil Pengamatan- Warna benedict : biru - Warna Fehling A : Putih- Warna larutan glukosa : putih - Warna Fehling B : Biru- Warna aquadest : biru

    Di atas Bunsen selama 20 detik

    NaOH 1 tetes

    Perubahan warna larutan dan catat waktu

    perubahan serta tentukan kadar glukosa pada

    setiap larutan

    Ditambahkan

    Diamati

    Ditambahkan

    Masukkan larutan glukosa ke dalam 3 tabung

    reaksi masing-masing 10 tetes

    Reagen Fehling A 1 ml dan fehling B 1 ml

    dan pada setiap tabung reaksi

    Aquadest 1 mL pada tabung reaksi 2, dan

    aquadest 2 mL pada tabung reaksi ke 3

    Ditambahkan

    Diamati

    Diatas Bunsen hingga terjadi perubahanwarna yang konstan dan catat waktu

    perubahan

    Perubahan warna larutan dan catat waktu

    setia ter adi erubahan warna

    Di anaskan

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    6/12

    1. Hasil dengan Menggunakan Reagen BenedictNo Percobaan

    Hasil

    Pengamatan

    Waktu

    (dtk)

    Kadar

    Glukosa

    Gambar

    1 Glukosa (20 tetes) +

    Benedict (1 ml) dipanaskanselama 20 detik

    + NaOH (1 tetes)

    Larutan berwarna kuning

    Larutan berwarna oranye

    Larutan berwarna oranye

    pekat (kecoklatan)

    9

    14

    22

    (+++)

    1,5-2,5 g/dl

    2 Glukosa (20 tetes) +

    Aquadest 1 ml + Benedict

    (1 ml)dipanaskan selama 20 detik

    + NaOH (1 tetes)

    Larutan berwarna kuning

    Larutan berwarna oranye

    Larutan berwarna oranye

    pekat

    10

    17

    49 (+++)

    1,5-2,5 g/dl

    3 Glukosa (20 tetes) +

    Aquadest 2 ml + Benedict

    (1 ml)dipanaskan selama 20 detik+

    NaOH (1 tetes)

    Larutan berwarna kuning

    Larutan berwarna oranye

    kehijauanLarutan berwarna oranye

    homogen

    1

    17

    24

    (+++)

    1,5-2,5 g/dl

    2. Reagen Fehling A dan Fehling BNo Percobaan

    Hasil

    PengamatanGambar

    1 Glukosa (20 tetes) +

    Fehling A (1 ml) +

    Fehling B (1 ml)

    Saat Pemanasan

    Pada detik ke-8: Larutan berubah warna

    dari biru muda menjadi biru dongker.

    Pada detik ke-21: Larutan berubah menjadi

    warna hijau.Pada detik ke-35: Terbentuk 3 lapisan

    warna (biru, kuning, cokelat).

    Pada 1 menit 15 detik: Terbentuk 4 lapisan

    warna (hijau, kuning, cokelat, bening).

    Larutan berubah warna menjadi kecoklatan

    pada detik ke-20.

    2 Glukosa (20 tetes) +

    Aquadest 1 ml +

    Fehling A (1 ml) +Fehling B (1 ml)

    Saat Pemanasan

    Pada detik ke-6: Larutan berubah warna

    dari biru muda menjadi biru dongker.

    Pada detik ke-40: Larutan berubah menjadiwarna hijau.

    Pada 1 menit 40 detik: Larutan berubah

    menjadi warna hijau lumut.

    Pada 3 menit 40 detik: Terbentuk 2 lapisan

    warna (cokelat dan orange).

    Larutan berubah warna menjadi kecoklatan

    pada detik ke-23.

    3 Glukosa (20 tetes) +

    Aquadest

    Pada detik ke-3: Larutan berubah warna

    dari biru muda menjadi biru tua.

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    7/12

    2 ml + Fehling A (1

    ml) + Fehling B (1 ml)

    Saat Pemanasan

    Pada detik ke-43: Larutan berubah menjadi

    warna hijau.

    Larutan berubah warna menjadi merah

    kecoklatan pada detik ke-34.

    VII. PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang deteksi gula

    pereduksi pada glukosa. Dalam hal ini, digunakan peraksi Benedict dan

    Fehling (A dan B). Larutan Benedict dan Fehling (A dan B) yaitu indicator

    atau reagen yang digunakan untuk menguji dan mengetahui kandungan

    gula pereduksi yaitu glukosa pada sampel dalam berbagai konsentrasi.

    Kadar glukosa yang dihasilkan dapat terlihat dari warna larutan sampel

    yang dihasilkan. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi

    sampai yang paling rendah adalah merah (2,5-4,0 g/dl), orange (1,5-2,5

    g/dl), kuning (1-1,5 g/dl), hijau dengan endapan kuning (0,5-1,0 g/dl) dan

    biru hijau tak ada endapan (0,0-0,1 g/dl).

    Dalam percobaan ini, warna larutan glukosa yang bercampur

    dengan air tetap berwarna putih, dan warna reagen benedict berwarna biru.

    Saat larutan glukosa dan larutan Benedict dicampur, akan membentuk 2

    lapisan yang tidak saling bercampur, namun lama kelamaan akan saling

    bercampur, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

    3 sampel glukosa dengan berbagai

    konsentrasi (tanpa air, dengan 1 ml, dan

    2 ml, air)

    Glukosa murni + Pereaksi

    Benedict

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    8/12

    Larutan glukosa dengan adanya penambahan reagen benedict akan

    saling bereaksi. Pereaksi Benedict mengandung atom Cu yang terikat sebagai

    kompleks. Glukosa mengandung gugus aldehid yang dapat dioksidasi asam

    karboksil sehinggaakan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Dalam

    reaksi ini glukosa diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena

    adanya basa. Pemanasan dalam hal ini berperan untuk mempercepat reaksi

    antara larutan glukosa dengan reagen benedict. Selanjutnya dengan adanya

    penambahan NaOH adalah untuk menciptakan suasana basa karena reduksi

    terjadi dalam basa yang akan mempercepat terjadinya endapan Cu2O. Pada

    gambar di bawah ini terlihat adanya reaksi antara benedict dan larutan glukosa

    penambahan air 2 mL), serta perubahan saat larutan ditetesi NaOH 1 tetes.

    Pemanasan Glukosa + Benedict Penambahan NaOH

    Perubahan warna dari biru menjadi hijau setelah penambahan NaOH

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    9/12

    Dalam waktu kurang lebih 34 detik, warna larutan akan segera menjadi

    kuning, selanjutnya oranye, dan menjadi oranye yang sangat pekat. Hal ini

    dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Pada uji Benedict semua sampel glukosa menunjukkan perubahan warna dari

    biru menjadi orange yang menunjukkan bahwa sampel mengandung glukosa

    sebanyak 1,5-2,0 g/dl. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Ketiga sampel ini berbeda tergantung pada adanya pengenceran dengan air

    atau tidak. Pada sampel 1 yang merupakan larutan glukosa murni menunjukkan

    waktu perubahan yang lebih cepat dibandingkan pada sampel lain yang

    ditambahkan air.

    Pada uji Fehling, dilakukan penambahan Fehling A dan B dengan volume

    yang sama. Jika terdapat gula pereduksi pada sampel maka warna biru dari

    pereduksi Fehling akan hilang dan endapan merah atau kuning dari Cu2O akan

    terbentuk. Seperti halnya pereaksi fehling, glukosa akan diubah menjadi asam onat

    (fehling mengoksidasi aldosa menjadi aldonat), sedangkan pereaksi benedict

    (sebagai Cu++) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi dalam uji ini akan

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    10/12

    terjadi proses oksidasi dan reduksi. Dalam pereaksi ini ion Cu2+direduksi menjadi

    ion Cu+ yang dalam suasana basaakan diendapkan sebagai Cu2O (kupro oksida).

    Sama halnya dengan uji benedict bahwa konsentrasi glukosa yang encer bereaksi

    lebih lama dibandingan konsentrasi yang lebih pekat.

    Perubahan setelah ditetesi Fehling A dan B

    Saat pemanasan Hasilnya

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    11/12

    VIII. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

    1. Sampel glukosa menunjukkan reaksi positif dengan pereaksi benedictditunjukkan dengan warna orange dengan kadar glukosa 1,5-2,5 g/dl.

    2. Sampel glukosa menunjukkan reaksi positif dengan pereaksi fehling (Adan B) ditunjukkan dengan warna kecoklatan.

    3. Gradasi warna saat pemberian pereaksi fehling disebabkan olehtingkatan bereaksinya glukosa dengan fehling, jika semakin pekat maka

    glukosa sudah mereduksi fehling secara sempurna.

    4. Glukosa mereduksi ion Cu2+ pada pereaksi benedict dan fehlingmenjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu2O

    (kupro oksida).

    5. NaOH digunakan untuk menciptakan suasana basa agar mempercepatterbentuknya endapan Cu2O (kupro oksida).

  • 8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula

    12/12

    Daftar Pustaka

    Clark, John M. 1964.Experimental Biochemistry. San Franciso : WH Freeman andCompany.

    Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry. New york: Mc-Graw-Hill

    Book Company.

    Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

    Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:

    New York University.