laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan

24
LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL dengan DIABETES MELITUS disusun Oleh: Pitri Andriyana Kusumastuti PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SATRIA BHAKTI NGANJUK 2012/2013 LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS A. Pengertian Penyakit gula dapat merupakan penyakit keturunan dengan cirri kekurangan atau tidak terbentuknya insulin, yang sangat penting untuk metabolism gula dan pembentukan glikogen. Akibatnya kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi metabolism tubuh secara menyeluruh dan mempengaruhi pula pertumbuhan dan

Upload: topan

Post on 29-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATANIBU HAMIL dengan DIABETES MELITUS

 disusun Oleh:   Pitri Andriyana Kusumastuti

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SATRIA BHAKTI NGANJUK

2012/2013

LAPORAN PENDAHULUANIBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS

A.    PengertianPenyakit gula dapat merupakan penyakit keturunan dengan cirri kekurangan atau tidak

terbentuknya insulin, yang sangat penting untuk metabolism gula dan pembentukan glikogen. Akibatnya kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi metabolism tubuh secara menyeluruh dan mempengaruhi pula pertumbuhan dan perkembangan janin. Kejadian penyakit gula sekitar 0,3% samapi 0,7%.

Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:1.      Umur penderita makin tua.

Page 2: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

2.      Pada multiparitas3.      Penderita gemuk.4.      Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.5.      Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir

mati, sering mengalami keguguran.6.      Bersifat keturunan.7.      Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.      Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:a.       Keadan pre-diabetes lebih lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan, dan kala

nifas.b.      Penyakit diabetes (gula) makin berat.c.       Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma diabetikum.2.      Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:a.       Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan

premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.b.      Dapat terjadi hidramnion.c.       Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.3.      Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:a.       Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.b.      Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.c.       Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.d.      Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.e.       Postpartum mudah terjadi infeksi.f.       Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan kematian.4.      Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:a.       Mudah terjadi infeksi postpartum.b.      Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.5.      Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:a.       Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim (setelah minggu

36) dan lahir mati.b.      Bayi dengan dismaturitas.c.       Bayi dengan cacat bawaan.d.      Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.e.       Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

B.     Klasifikasi Diabetes Melitus pada KehamilanPada ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat dikemukakan beberapa bentuk klasifikasi

sesuai dengan pengamatan ahli. Klasifikasi pertama berdasarkan apakah memerlukan insulin atau tidak sehingga disebut dependen insulin/nondependent insulin sebagai berikut.

Page 3: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

White (1965) membagi diabetes berdasarkan kemungkinan komplikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus. Pembagian berdasarkan fungsional diabetes mellitus gestasional adalah:

1.      D.M. Gestasionala.       Kelas A Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes kehamilan; tes

toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.

b.      Kelas B Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang daripada 10 tahun, dan tidak disetai kelainan pembuluh darah.

c.       Kelas C Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun atau timbul pada umur antara 10-19 tahun, dan tampa kelainan pembuluh darah.

d.      Kelas D Diabetes telah diderita lama; 20 tahun atau lebih; atau diderita sebelum umur 10 tahun; atau disertai kelainan embuluh darah, termasuk arteroskelrosis pada retina dan tungkai, dan retinitis.

e.       Kelas E Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah penggul, termasuk arteria uterine.

f.       Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glumeluronefritis.

2.      Prekonsepsi dan D.M.a.       Tanpa komplikasi :1)      Tipe I: dependen insulin.2)      Tipe II: nondependen insulin.b.      Disertai komplikasi dalam bentuk:1)      Retinopati lanjut2)      Nefropati.3)      Neuropati autonomic.4)      Penyakit jantung koroner.

Dasar klasifikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus adalah:1.      Umur saat terjadi diabetes mellitus adalah makin muda terjdi, komplikasi semakin besar.

Tatalaksana pemberian terapi semakin sulit.2.      Lamanya menderita diabetes mellitus makin lama menderita, komplikasi akan semakin berat.

Dampaknya terjadi morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janinnya semakin besar.3.      Komplikasi penyakit: kombinasi umur muda dan lamanya menderita akan memperbesar

komplikasi ibu hamil/janin. Terapi akan semakin sulit karena harus memerhatikan fungsi organ vital yang diharapkan dapat mendukung kesembuhannya.

4.      Kebutuhan insulin:a.       Membutuhkan insulin berarti penyakitnya cukup serius disertai komplikasi.b.      Pemberian insulin seharusnya dikonsultasikan dengan ahli penyakit dari subdivisi endokrinologi.

Dengan memerhatikan klasifikasi dan dasar pembuatan klasifikasi berarti bahwa ibu hamil dengan diabetes mellitus memerlukan konsultasi dalam bentuk tim. Dengan demikian, terapi

Page 4: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

dapat diteruskan dengan perencanaan bersama, termasuk persalinan tepat waktu dan tepat tindakan untuk mencapai konsep well born baby dan well health mother.

Upaya terapi untuk ibu hamil dengan diabetes mellitus kelas A.1 adalah dengan melakukan diet seperti yang dijabarkan sebagai berikut.

BB saat ini dan tendensi kenaikan untuk mencapai BB ideal

Kebutuhan kalori/kg untuk mencapai BB ideal

Harapan ideal pertambahan BB ibu hamil

<80-90% 36-40 14-20 kgIdeal, 80-120% 36 12-17 kg120-150% 24 7-13 kg≥ 150% 12-18 7-13 kg

Diet dilakukan walapun ibu hamil memerlukan kalori yang di butuhkan untuk hal-hal berikut:

1.      Pertumbuhan janin intrauteri.2.      Persiapan laktasi.3.      Penyangga metabolisme umum.4.      Tingginya estrogen/progesterone menimbulkan retensi air dan garam.5.      Persiapan organ reproduksi untuk menyangga hamil:a.       Persiapan laktasi mama.b.      Deposit lemak, glukosa protein untuk energy inpartuc.       Persiapan untuk inpartu. Kenaikan idealnya harus mendapat perhatian khusus.

Nutrisi dan kenaikan berat badan yang berlebihan akan menimbulkan komplikasi, diantaranya diabetes mellitus gestasional dengan segala manifestasi klinik.

Secara umum kebutuhan kalori ibu hamila yang didapatkan dari berbagai sumber dalah:1.      Ibu hamil normal: 2.000-2.500 kalori/24 jam.2.      Ibu hamil gemuk: 1.600-2.000 kalori/24 jam

Kalori dalam jumlah tersebut diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan ibu hamil dan janin intrauteri dengan proposi wajar dan kenaikan berat badan ideal.

C.    Komplikasi Diabetes Melitus  Terhadap KehamilanDiabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin intrauteri.Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai manifestasi

klinik dapat bersumber dari :1.      Lamanya menderita diabetes mellitus.2.      Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.3.      Hiperglikemi glukosuria.4.      Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.

Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:

Page 5: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

1.      Kerusakan pembuluh darah.2.      Viskositas darah meningkat, sehingga distribusi dan suplai O2 ke jaringan makin menurun.

3.      Pembuluh darah mengalami aterosklerosis sekunder dapat menimbulkan hipertensi.

4.      Hipertensi menimbulkan gangguan organ vital terkait melalui:

a.       Diabetika endarteritis.b.      Mikrokoagulasi.c.       Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.

D.    Bentuk-bentuk Kelainan Kongenital1.      Kardiovaskulera.       Transposisi pembuluh darah besar.b.      Defek septum ventrikuler.c.       Defek septum atrial.d.      Hipoplastik ventrikel kiri.e.       Situs invrsus.f.       Anomaly aorta2.      System saraf pusata.       Anensefalus.b.      Ensefalokel.c.       Meningomielokele.d.      holoprosensefale.e.       Mikrosefali.3.      Penulangana.       Sindrom regresi kuadalis.b.      Spina bifida4.      Genitourinaria.       Tanpa ginjal (Potter syndrome)b.      Polikistik ginjal.c.       Ureter ganda.5.      Gastrointestinala.       Fistula trakeo-oesophagus.b.      Atresiaanic.       Anus inforferata.E.     Pengaruh kehamilan pada diabetes

Glukosuria renal sering dijumpai dalam kehamilan. Kelainan ini terdapat tidak karena kadar glukosa darah tinggi, melainkan karena ambang ginjal terhadap glukosa rendah. Karena itu diabetes dalam kehamilan tidak bisa dinilai dari pemeriksan reduksi urin.

1.      Pengaruh kehamilanTelah diuraikan di atas bahwa pre-diabetes dapat menjadi manifest, atau penyakitnya menjadi lebih berat dan lebih sukar dikendalikan dalam kehamilan, sehingga pengobatan lebih sulit. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan itu ialah:

a.       Hiperemesis gravidarum dapat mengubah metabolismus hidrat arang

Page 6: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

b.      Pemakaian glikogen bertambah karena miometrium dan jaringan-jaringan lain bertambahc.       Janin yang bertumbuh memerlukan makin lama makin banyak bahan makanan, termasuk hidrat

arangd.      Adanya pancreas dan adrenal janin yang sudah berfungsi in uterone.       Meningkatnya metabolisme basal dengan pertukaran zat yang lebih cepat dalam hati ibu

mengurangi banyaknya glikogen cadanganf.       Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulinasi dalam plasentag.      Khasiat insulin dalam kehamilan dikurangi oleh plasenta laktogen, dan mungkin juga oleh

estrogen dan progesterone.2.      Pengaruh persalinan

Kegiatan otot rahim dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih banyak, sehingga dapat terjadi hioglikemia, apalagi jikalau wanita muntah-muntah.

3.      Pengaruh nifasLaktasi menyebabkan keluarnya zat-zat makanan, termasuk hidrat-arang dari tubuh ibu.

4.      Pengaruh pada bayi                        Diabetes mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi, dan dapat terjadi

penyulit sebagai berikut:a.       Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortusb.      Cacat bawaan terutama pada kelas D keatasc.       Dismaturitas terutama pada kelas D keatasd.      Janin besar (makrosomia) terutama pada kelas A sampai Ce.       Kematian dalam kandungan, biasanya pada kelas D keatasf.       Kematian neonatalg.      Kelainan neurologi dikemudian hariF.     Penatalaksaan Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus

Pengelolan ibu hamil dengan diabetes mellitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula dalam darah sehingga tercapai keadaan euglukosa. Dengan mempertahankan gula darah dalam posisi euglukosa maka:

1.      Komplikasi pada ibu hamil tidak akan terjadi.2.      Komplikasi pada janin dapat ditekan sebanyak mungkin sehingga mordibitas dan mortalitas

perinatal menjadi minimal.Kemajuan teknologi dan kerjasam antar bidang ilmu dalam upaya pengelolaan ibu hamil

dengan diabetes mellitus dapat menekan mordibitas dan mortalitas sampai nol.Masalah pertumbuhan janin intrauteri dalam suasana:

1.      Kelebihan nutrisi peningkatan suasana keton bodi2.      Peningkatan suasana insulinnya3.      Mungkin kekurangan suplai O2

Perlu evaluasi dengan cermat sehingga dapat ditetapkan:1.      Waktu persalin yang tepat2.      Komplikasi minimal dalam proses persalinan.3.      Tercapai well born baby dan well health mother.

Persalinan umumnya dilakukan:

Page 7: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

1.      Umur hamil 37-38 minggu2.      Paru telah matur3.      Kemungkinan komplikasi: IUFD/ makrosomia pada ibu hamil yang sulit dikendalikan kadar

konsentrasi glukosa.

G.    Evaluasi PostpartumEvalusi post partum pada bayi perlu dilakukan oleh karena:

1.      Bayi dalam suasana hiperinsulin, sehingga metabolism dengan cepat dapat menurunkan glukosa darah menjadi hipoglikemia.

2.      Hiperglikemia yang berlangsung lama postpartum dapat menimbulkan gangguan perubahan metabolism dari glukosa menuju asam lemak dan protein, sehingga menimbulkan gangguan siklus Kerb.

3.      Kegagalan siklus Kerb menimbulkan:a.       Badan keton bayi menungkat1)      Aseton2)      Aseto-asetat3)      Beta hidroksi karbonil.b.      Terjadi penuruna pH darah menjadi asidosis dengan segala akibatnya.

Keterlambatan melakuakan evaluasi bayi dengan berat 4.000 gr atau ibu hamil dengan diabetes mellitus akan berakibat fatal, yaitu terjadi kematian neonates.

Kendalipun bayi dengan makrosomia, dalam pengelolaannya, dianggap berstatus premature sehingga memerlukan intensive care unit. Dengan evaluasi ketat dan teratur maka gejala dini-hipoglikemia-akan dapat dikenali dan terapi untuk mengatasinya segera dapat diberikan.

Sepertii dikemukakan bahwa kini ibu hamil dengan diabetes mellitus sudah jarang dijumpai, demikian juga dengan morbiditas dan mortalitas bagi maternal dan perinatalnya oleh karena kasus jarang terjadi tetapi harus mencapai tujuan umum obstetri dan pengawasan intensif dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan teknologi.

Dengan demikian, ibu hamil dengan DM merupakan kasus multi disipliner sehingga laboratorium obstetric hanya sebagi pelaksana pertolongan dengan rekomendasi:

1.      Persalina letak belakng kepala.2.      Mungkin dilakuakn outlet vakum dan forceps.3.      Seksio sesarea.

H.    PrognosisPrognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, dan apabila

penyakitnya lekas diketahui dan segera diobati oleh dokter yang ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, dan apabila penderita sampai meninggal, hal ini biasanya dijumpai pada diabetes yang sudah lama dan berat. Terutama yang disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan dipengaruhi oleh 1) berat dan lamanya penyakit, terutama apabila

Page 8: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

disertai asetonuria, 2) insufisiensi plasenta, 3) prematuritas, 4) gawat nafas, 5) cacat bawan, dan 6) komplikasi persalinan.

Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh belum adanya kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam kehamilan, belum ada keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan, dan/atau tidak adanya fsilitas perawatan neonates oleh dokterspesialis kesehatan anak.

Pada umumnya anak kematian perinatal diperkirakan anak 10-15%, dengan pengertian bahwa sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D, E, F, dan G. tidak saja angka kematian perinatal maningkat, melainkan dalam  jangka panjang pula terjadi kelainan-kelainan neuro-psikologik dan kelainan dalam pertumbuhan anak.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS

A.    Pengkajian1.      Identitas

Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun  ibu mendeita Diabetes melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.

2.      Keluhan UtamaBiasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.

3.      Riwayat Kehamilan4.      Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat keturunan.5.     Riwayat Obstetria.    Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu

haid, HPHTb.    Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamilc.    Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age,Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab

Page 9: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

jelas, Anomali congenital,Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih dari 4000 gram.

d.   Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir

e.    Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya infeksi.

6.      Riwayat Kehamilan sekaranga.    Hamil muda, keluhan selama hamil mudab.    Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,

pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.7.      Riwayat antenatal care meliputi :

Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.

8.     Pola Aktivitas Sehari-haria.       Pola nutrisi1)      Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.b.      Pola eliminasi

BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.BAB : biasanya tidak ada gangguan.

c.       Pola personal hygienePola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.

d.      Pola istirahat dan tidurGangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.

e.       Pola aktifitas dan latihanAktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.

9.      Pemeriksaan FisikKeadaan umum           : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letihTD                               : ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.Nadi                            : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.Respirasi                      : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau keton.Suhu                            : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi hipoglikemi.Berat badan                 : ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.

Page 10: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

a.       Kepala dan rambutTidak gangguan

b.      WajahPasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.

c.       MataPada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.

d.      HidungPasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton.

e.       Keadaan mulutTidak ada gangguan.

f.       TelingaTidak ada gangguan.

g.      LeherTidak ada gangguan.

h.      Dada dan payudara1)      Dada

Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton.2)      Sirkulasi jantung

Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.3)      Payudara

Pada umumnya tidak gangguan.i.        Ekstremitas dan kulit

Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit pasien lembab.

B.     Diagnosa Keperawatan1.      Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.2.      Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia3.      Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan

pada sirkulasi.4.      Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan

ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.

Page 11: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Page 12: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

C.    IntervensiNo

Diagnose Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

Setelah  dilakukan tindakan keperawatan nutrisi pasien terpenuhi.

Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.

1.      Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.

2.      Observasi masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.

3.     Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.

4.      Ajarkan pasien tentang metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri.

5.     Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.

6.     Kolaborasi dengan ahli gizi.

1.      Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.

2.      Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet

3.      Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.

4.      Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa darah serum secara periodic

5.      Pembagian dosis insulin mempertimbangkan kebutuhan

Page 13: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

7.      Observasi kadar Glukosa darah.

8.      Tentukan hasil HbA1c setiap 2 – 4 minggu.

basal maternal dan rasio waktu makan.

6.      Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemi.

7.      Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar glukosa darah antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.

8.      Memberikan keakuratan gambaran rata rata control glukosa serum selama 60 hari . Kontrol glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.

2 Resiko cedera berhubungan

Setelah dilakukan

Pasien dapat memverbalisasi

1.    Jelaskan pada pasien, suami

1.    Dengan meningkatnya

Page 14: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

dengan hipoglikemia atau hiperglikemia

tindakan keperawatan tidak terjadi resiko cedera.

pemahaman mengenai hipoglekemia dan hiperglikemia termasuk sebab dan tanda gejalanya.Pasien dapat mengidentifikasi konsekuensi potensial dari hiperglikemi dan hipoglkemia pada dirinya dan janinnya.Hipoglikemia dan hiperglikemia dapat dicegah atau diminimalkan.

atau keluarga mengenai hipoglikemia dan hiperglikemia termasuk penyyebab dan tanda gejalanya.

2.    Anjurkan pasien untuk membawa insulin spuit, juga gula kerja-cepat saat bepergian jauh dari rumah.

3.    Diskusikan hubungan latihan fisik dan diet dan efek keduanya pada stres.

pengetahuan ibu, suami dan keluarga kondisi hipoglikemi dan hiperglikemi dapat dicegah sehingga dapat meminimalkan resiko cedera.

2.    Dimungkinkan jika pada keadaan hipoglikemia atau hiperglikemi dapat dilakukan penanganan cepat.

3.    Latihan fisik dan kepatuhan diet dan stres sangat berpengaruh pada kondisi ibu maupun janin, maka dari itu perlunya membatasi kegiatan fisik yang berlebih dan kepatuhan diet sangat berperan dalam menjaga kondisi ibu dan janin.

3 Resiko Tinggi cidera janin

Setelah dilakukan

Menunjukan reaksi Non

1.      Observasi control diabetik

1.      Pengontrolan secara ketat

Page 15: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.

tindakan keperawatan tidak terjadi resiko cidera janin.

stress test dan Oxytocin Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.

sebelum konsepsi.

2.      Observasigerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan.

3.      Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan.

4.      Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk Non stress Test setiap minggu.

5.      Observasikadar albumin glikosilat pada getasi minggu ke 24 sampai ke 28 khususnya pada

sebelum konsepsi membantu menurunkan resiko mortalitas janin dan abnormal konginental.

2.      Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara negatif mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung janin.

3.      Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal

4.      Aktifitas dan pergerakan janin merupakan petanda baik dari kesehatan janin.

5.      Tes serum albumin glikosilat

Page 16: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

ibu dengan resiko tinggi.

6.      Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein pada gestasi minggu ke 14 sampai minggu ke 16.

7.      Siapkan untuk ultrasonografi pada gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36 sampai minggu ke 38.

menunjukkan glikemia lebih dari beberapa hari.

6.      Insiden kerusakan tuba neural lebih besar pada ibu diabetik dari pada non diabetik bila kontrol sebelum kehamilan sudah buruk.

7.      Ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi dan membantu dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra uterin.

4 Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami trauma dan gangguan pertukaran gas pada janin.

1.      Kehamilan cukup bulan.

2.      Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat.

3.       Bebas cedera.4.      Menunjukkan

kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia

1.      Tinjau ulang riwayat pranatal dan kontrol maternal.

1.      Hiperglikemia maternal pada periode pranatal meningkatkan makrosomia, membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia atau disporsia sefalopelvis. Kadar glukosa

Page 17: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

2.      Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan pantau tekanan darah.

3.      Observasi tanda vital.

4.      Anjurkan posisi rekumben lateral selama persalinan.

5.      Tinjau hasil tes pranatal seperti profil biofisikal, tes nonstres dan tes stres kontraksi.

6.      Observasi frekuensi denyut jantung janin.

maternal yang tinggi pada kelahiran meransang pankreas janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.

2.      Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang dapat mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan syaeaf pusat.

3.      Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.

4.      Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan oksigen untuk janin.

5.      Memberikan informasi tentang cadangan pada plasenta untuk oksigenasi janin selama periode intrapartal.

6.      Tacikardi,

Page 18: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan variabilitas menandakan kemungkinan hipoksia janin.

Page 19: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGCManuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri. Jakarta:

EGC                       . 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGCPurwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jogjakarta : Nuha

Medika