laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan penyakit ca paru ppt

41
LAPORAN P ENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT CA PARU OLEH KELOMPOK 2 : PURWATI (13.05.1.020.1) WURY RETNOWATI (13.05.1.028.1) YESI YULIANI (13.05.1.029.1) LAILY HIMMATUL FITHRIYAH (13.05.1.031 .1)

Upload: ainun-najib-an-naim

Post on 24-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ca paru

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PENYAKIT CA PARU

OLEH KELOMPOK 2 :

PURWATI (13.05.1.020.1)

WURY RETNOWATI (13.05.1.028.1)

YESI YULIANI (13.05.1.029.1)

LAILY HIMMATUL FITHRIYAH (13.05.1.031.1)

Page 2: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

BAB IPENDAHULUAN

1.1 latar belakang

• Ca paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat

disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (suryo, 2010)

• Meskipun penyebab sebenarnya ca paru belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang

agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru, seperti merokok, iradiasi, ca

paru akibat kerja, polusi udara, genetik dan diet.

• Pada pasien yang menderita ca paru harus menghindari penyebab-penyebab yang dapat

menimbulkan ca paru serta semua yang dapat memperberat penyakit ca paru. Pada orang yang

belum atau tidak menderita ca paru harus mengatur pola makan yang sehat, olah raga dan hidup

yang sehat.

Page 3: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.2 rumusan masalah

• Apa yang dimaksud ca paru?

• Bagaimana etiologi ca paru?

• Bagaimana patofisiologi ca paru?

• Bagaimana manifestasi klinis ca paru?

• Apa saja klasifikasi ca paru?

• Bagaimana pemeriksaan ca paru?

• Bagaimana penatalaksanaan terapi ca paru?

• Bagaimana asuhan keperawataan ca paru?

Page 4: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.3 tujuan

• Untuk mengetahui pengertian ca paru.

• Untuk mengetahui etiologi ca paru.

• Untuk mengetahui patofisiologi ca paru.

• Untuk mengetahui manifestasi klinis ca paru.

• Untuk mengetahui klasifikasi ca paru.

• Untuk mengetahui pemeriksaan ca paru.

• Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi ca paru.

• Untuk mengetahui asuhan keperawatan ca paru.

Page 5: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.4 manfaat

• Pembaca dapat mengetahui pengertian ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui etiologi ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui patofisiologi ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui manifestasi klinis ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui klasifikasi ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui pemeriksaan ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui penatalaksanaan terapi ca paru.

• Pembaca dapat mengetahui asuhan keperawatan ca paru.

Page 6: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 definisi

• Ca paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, 1995).

• Ca paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru

(underwood, patologi, 2000).

• Ca paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat

disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (suryo, 2010).

Page 7: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2.2 etiologi

Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor

yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :

merokok.

Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang

defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari

kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh

kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang

sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan

perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter

dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

Page 8: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

Iradiasi.

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di schneeberg dan

penambang radium di joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan

dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi

operatif.

Ca paru akibat kerja.

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur

nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan

orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan

insiden.

Polusi udara.

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada

mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan

uap diesel dalam atmosfer di kota. ( Thomson, catatan kuliah patologi,1997).

Page 9: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

Genetik.

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :

• Proton oncogen.

• Tumor suppressor gene.

• Gene encoding enzyme.

Diet.

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin a

menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (ilmu penyakit dalam, 2001).

Page 10: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2.3 patofisiologi

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan

deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka

menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,

hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi

langsung pada kosta dan korpus vertebra.

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini

menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala –

gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral

dapat terdengan pada auskultasi.

Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,

khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,

dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

Page 11: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2.4 Manifestasi Klinis• Gejala awal.Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.• Gejala umum.

• Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.

• HemoptisisSputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.

• Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

Page 12: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2.5 klasifikasi

klasifikasi menurut WHO untuk neoplasma pleura dan paru – paru (1977) :

1. Karsinoma bronkogenik.

a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel

bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia,

atau displasia akibat merokok jangka panjang,

secara khas mendahului timbulnya tumor.

Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol

kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang

melampaui beberapa centimeter dan cenderung

menyebar langsung ke kelenjar getah bening

hilus, dinding dada dan mediastinum.

b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan

utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel

kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.

Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti

hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.

Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe

hilus, demikian pula dengan penyebaran

hematogen ke organ – organ distal.

Page 13: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma

sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar

bronkus dan dapat mengandung mukus.

Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen

bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan

dengan jaringan parut local pada paru – paru dan

fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas

melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium

dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan

gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang

jauh.

d. Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan

berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma

yang besar dan ukuran inti bermacam – macam.

Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada

jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat

dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke

tempat – tempat yang jauh.

Page 14: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.

f. Lain – lain.

1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).

2). Tumor kelenjar bronchial.

3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.

4). Tumor campuran dan karsinosarkoma

5). Sarkoma

6). Tak terklasifikasi.

7). Mesotelioma.

8). Melanoma. (Price, patofisiologi, 1995).

Page 15: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2.6 pemeriksaan penunjang

1.      Radiologi.

a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta tomografi dada.

Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.

b. Bronkhografi.

Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2.      Laboratorium.

a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.

b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA

Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.

c. es kulit, jumlah absolute limfosit.

Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

Page 16: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

3.      Histopatologi.

a. Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma

bronkogenik dapat diketahui).

b. Biopsi trans torakal (TTB).

Biopsi dengan ttb terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya

mencapai 90 – 95 %.

c. Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.

d.Mediastinosopi.

Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

e. Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan

invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

Page 17: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

4.      Pencitraan.a. Ct-scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

2.7 penatalaksanaan

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :

• Kuratif

Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.

• Paliatif.

Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

Rawat rumah (hospice care) pada kasus terminal.

Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

• Supotif.

Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat

anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu penyakit dalam, 2001 dan doenges, rencana asuhan keperawatan, 2000)

Page 18: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1. Pembedahan.

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.

1. Toraktomi eksplorasi.

Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.

2. Pneumonektomi pengangkatan paru).

Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.

3. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).

Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.

4. Resesi segmental.

Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.  

5. Resesi baji.

Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es).

6. Dekortikasi.

Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)

Page 19: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2. Radiasi

Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan

kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan

komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap

pembuluh darah/ bronkus.

3. Kemoterafi.

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor,

untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi

luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

2.8 WOC

Terlampir

Page 20: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

Format asuhan keperawatan

1. Pengkajian

1.1 biodata

Nama :tn. A

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : islam

Alamat : kediri

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : wiraswasta

Diagnosa medis : ca paru

Tanggal MRS : 24 november 2014

Tanggal pengkajian : 25 november 2014

Golongan darah : A

no. Reg. :13553

Page 21: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.2 keluhan utama :

Px mengatakan sesak nafas, sesak nafas dirasakan seperti dada px tertekan

dengan sangat kuat. Yang dirasakan sangat mengganggu, px sudah minum obat

tetapi obat dirasa tidak membantu sehingga px dibawa ke RS.

1.3 riwayat penyakit sekarang :

Selain mengeluh sesak nafas, px juga mengatakan tidak nyaman dan sesak nafas

bila berbaring.

Kemudian pada tanggal 24 november 2014 keluarga membawa px ke rs kediri .

setelah sampai di rs kediri , px di bawa ke igd dan mendapatkan pertolongan

pertama oleh perawat yang berjaga. Kemudian px di pindahkan di ruang mawar, px

di opname dan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi.

Page 22: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.4 riwayat penyakit masa lalu :

px mengatakan belum pernah sakit ca paru sebelumnya.

1.5 riwayat kesehatan keluarga :

tidak ada keluarga yang mengindap ca paru sebelumnya.

Genogram:

Terlampir

1.6 Pola psikososial dan spiritual

Pola psikososial : hubungan px dengan keluarga dan orang lain baik, terbukti waktu di

rumah sakit keluarga dan orang lain (tetangga) menjenguk silih berganti.

Pola spiritual : waktu di rumah sakit, px tetap rajin beribadah dan memohon agar

penyakitnya bisa disembuhkan.

Page 23: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.7 pola aktifitas sehari-hari

Pola Di Rumah Di Rumah Sakit

Nutrisi Makan

Jenis : nasi, sayur, lauk

Frek : 1 porsi tiap makan

Jumlah : 3x/hari

Masalah : tidak ada masalah

 

 

Minum

Jenis : air putih, teh

Jumlah: 7 gelas/hari

Frek: sering

Masalah: tidak ada masalah

 

Makan

Jenis : nasi, sayur,

lauk, buah

Frek : 1/4 porsi tiap

makan

Jumlah : 3x/hari

Masalah : ada masalah

Minum

Jenis : air putih, teh

Jumlah : 3 gelas / hari

frek : kadang-kadang

Masalah: ada masalah

Eliminasi BAB

Frek : 1x/hari

Bentuk: seperti colon

Konsistensi : padat

Bau: khas

Warna: kuning

Masalah: tidak ada masalah

 

BAK

Frek : 5-6x/hari

Konsistensi:cair

warna : kuning

Bau : khas

Masalah : tidak ada masalah

 

BAB

Frek : belum BAB

Bentuk : tidak di ketahui

Konsistensi : tidak di

ketahui

Bau : tidak di ketahui

Warna : tidak di ketahui

Masalah : tidak di ketahui

BAK

Frek : 4-5x/hari

Konsistensi : cair

Warna : kuning

Bau : khas

Masalah : tidak ada

masalah

Page 24: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

Istirahat Tidur

Jumlah

Siang : 1 jam

Malam : 7 jam

Masala : tidak ada

masalah

Tidur

Jumlah

Siang : - jam

Malam : 3 jam

Masalah : ada masalah

 

Aktivitas Pasien dapat melakukan

aktifitas secara mandiri dengan

skala ADL 0

Masalah : tidak ada masalah

 

Pasien hanya dapat

melakukan beberapa

aktivitasnya sepert :

makan,minum, aktivitas

yang lain dibantu oleh

keluarga. skala ADL 2

Masalah : ada masalah

 

Personal

Hygiene

Mandi

Jenis : mandi guyur

Frek : 2x/hari

Masalah :tidak ada masalah

Oral hygiene

Frek : 2x/hari

Masalah : tidak ada

masalah

Mandi

Jenis : mandi guyur

Frek : 2x/hari

Masalah :

Oral hygiene

Frek : 2x/hari

Masalah : di bantu

keluarga atau perawat

 

Kebiasaan Saat di rumah pasien

sebagai kepala keluarga

dan melakukan

pekerjaannya sebagai

wiraswasta.

Saat di rumah sakit,

pasien hanya

berbaring di tempat

tidur.

Page 25: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.8 keadaan / penampilan / kesan umum pasien

Pasien tampak sesak nafas, tidak nyaman dan sesak nafas bila berbaring.

 

1.9 tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 37 C0

Denyut nadi/HR : 105 x/menit

Tensi/TD/BP : 110/70 mmhg

Pernapasan/RR : 26 x/menit

TB / BB : 163 cm / 60 kg

Page 26: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

1.10 pemeriksaan fisik (diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya)

a. Pemeriksaan kepala dan leher :

1. Kepala

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada benjolan, rambut tumbuh secara merata, tidak ada ketombe dan rambut beruban.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

2. Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

3. Hidung

Inspeksi : bentuk hidung simetris terdapat bulu hidung, tampak bersih.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

4. Mulut

Inspeksi : mukosa bibir kering.

5. Leher

Inspeksi : tidak ada pembengkakan.

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Page 27: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

 

b. Pemeriksaan integumen / kulit dan kuku

Kuku

Inspeksi : warna merah mudah, pendek, bersih.

Palpasi :CRT < 2 detik.

Kulit

Inspeksi : warna kulit putih, kulit bersih.

Palpasi :turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan.

c. Pemeriksaan payudara dan ketiak (bila diperlukan)

d. Pemeriksaan thorax / dada

Thorax / dada

Inspeksi : saat inspirasi dan ekspensi antara dada kanan dan kiri, tidak ada kelainan seperti barrel cest, punel chest.

Palpasi : tidak ada benjolan / tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi : suara paru krekels/mengi.

Auskultasi : suara nafas pendek.

Page 28: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

 

e. Pemeriksaan Jantung

Inspeksi : crt < 2 detik.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada daerah jantung.

Perkusi : letak jantung normal.

Auskultasi : ritme dan frekuensi jantung teratur.

f. Pemeriksaan abdomen :

Inspeksi : turgor kulit normal.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada perut.

Perkusi : terdapat suara timpani pada abdomen.

Auskultasi: terdapat suara bising usus 12x/menit.

Page 29: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

 

g. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) :

Kelamin

Inspeksi : genetalia bersih, terdapat rambut pubis.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Anus

Inspeksi : bersih.

h. Pemeriksaan muskuloskeletal :

MMT:

5 5

5 5Keterangan : 5: Ekstermitas atas dan bawah bagian kanan dan kiri dapat menahan beban secara penuh dan terdapat gerak otot yang baik serta melawan grafitasi.

Page 30: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

 

i. Pemeriksaan neurologi :

Gcs : 4,5,6

4: respon mata baik, secara spontan

5: respon verbal dapat berkomunikasi secara baik

6: respon pasien dapat mengikuti perintah dengan baik

j. Pemeriksaan status mental :

Status mental pasien baik, terbukti dengan terjawabnya semua pertanyaan yang perawat ajukan dan

memahami serta menuruti instruksi yang diberikan. Orientasi terhadap orang, waktu, tempat baik.

k. Pemeriksaan penunjang medis

PH : 7,25 TCO2 : 23 mmol/L

PCO2 : mmhg BE : 1 meq/L

PO2 : 85 mmhg saturasi O2 : 95%

Hco3 : 23 Lab : hb 12,6 gr %, ht 34,7 %, leukosit 400/ml, kreatinin 2,40 mg/dl.

Page 31: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

l. Pelaksanaan terapi

Tanggal Dosis Nama obat

24 November

2014

- 12 tetes/menit

- 3 x 500 mg

- 3 x 2 ampul

- Infuse RL

- Aminophilin

- Injeksi

Dexamethason

25 November

2014

- 12 tetes/menit

- 3 x 500 mg

- 3 x 2 ampul

- Infuse RL

- Aminophilin

- Injeksi

Dexamethason

21 November

2014

- 12 tetes/ menit

- 3 x 500 mg

- 3 x 2 ampul

- Infuse RL

- Aminophilin

- Injeksi

Dexamethason

 

 

j. Harapan klien / keluarga sehubungan dengan penyakitnya :

Klien beserta keluarga berharap agar pasien dapat segera sembuh dari penyakitnya, sehingga dapat beraktifitas seperti biasanya dan dapat berkumpul lagi bersama keluarga di rumah.

Page 32: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2. Analisa data

DATA GAYUT :

DATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIF

KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

1. Ds :

- Px mengatakan susah bernafas.

Do :

- Px tampak pucat

dan gelisah.

- Dispnea.

- Nafas cuping hi dung.

TTV :

- RR: 26 x/menit

- N : 105 x/menit

Merokok, Polusi udara, pengunaan Zat karsinogen, factor

genetic, Vit A

 

(basis kraction, nicotin, nitrosamne, nicka, caomum, argen,

uranium, abses)

 

Iritan mucosa bronchial

 

Inflamasi mucosa bronchial

 

Ca Paru

 

Sel2 bronkial

 

Klp alveolar dibatasi oleh sel2 gen penghasil mucus

 

Secret

 

Obstruksi jalan nafas

 

Hipoventilasi

 

Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas

Page 33: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2. Ds :

- Px mengatakan kesulitan berbica ra dan

batuk.

Do :

- Px tampak geli sah dan mata ter buka

lebar.

- Adanya suara na fas tambahan.

- Sianosis

- Dipsneu

- Sputum dalam jumlah yang ber lebih.

TTV :

- RR : 26 x/menit

Merokok, Polusi udara, pengunaan Zat karsinogen,

factor genetic, Vit A

 

(basis kraction, nicotin, nitrosamne, nicka, caomum,

argen, uranium, abses)

 

Iritan mucosa bronchial

 

Inflamasi mucosa bronchial

 

Ca Paru

 

Pertukaran epitel bronkus

 

Carsinoma sel skuamosa

 

Ulserasi/ iritasi

 

Hilangnya fungsi silia

 

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 34: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

3. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TERATASI TANDA TANGAN

1. 24 November 2014 Gangguan Pertukaran gas b/d Hipoventilasi. Yang

ditandai dengan:

-Px mengatakan susah ber nafas.

-Px tampak pucat dan gelisah.

-Dispnea.

-Nafas cuping hidung.

-TTV :- RR: 26 x/menit

- N : 105 x/menit

26 November 2014  

2. 24 November 2014 Bersihan jalan nafas tidakefektif b/d Hilangnya fungsi

silia. Yang ditandai dengan :

-Px mengatakan kesulitan berbicara dan batuk.

-Px tampak gelisah dan mata terbuka lebar.

-Adanya suara nafas tamba han.

-Sianosis

-Dipsneu

-Sputum dalam jumlah yang ber lebih.

-TTV :- RR : 26 x/menit

 

26 November 2014  

Page 35: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

4. INTERVENSI / RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

1.Gangguan pertukaran gas b/d

Hipoventilasi.

  

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3

x 24 jam, pasien melaporkan sudah mampu

bernafas dengan rileks. Dengan Kriteria hasil :

- Mempertahankan Ventilasi dan oksigenasi yang

adekuat dan GDA dalam rentang yang normal.

- menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

adekuat

-bebas gejala distress pernafasan

-berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam

kemampuan dan situasi

-TTV : -RR : 20 x/menit

- N : 88 x/menit

1).Observasi status perna fasan dengan

sering, catat peningkatan frekuensi atau

upaya pernafasan atau perubahan pola

nafas.

2).Catat ada atau tidak adanya bunyi

tambahan misalnya krekels, mengi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3).Observasi adannya sia nosis.

 

4).Kolaborasi pemberian oksigen lembab

sesuai indikasi

5).Awasi atau gambarkan seri GDA. 

1).Dispnea merupakan me kanisme

kompensasi ada nya tahanan jalan

nafas.

 

 

2).Bunyi nafas dapat menurun, tidak

sama atau tak ada pada area yang

sakit. Krekels adalah bukti peningkatan

cairan dalam area jaringan sebagai

akibat peningkatan per meabilitas

membrane alve olar-kapiler. Mengi

adalah bukti adanya tahanan atau

penyempitan jalan nafas sehubungan

dengan mu cus/ edema serta tumor.

3).Penurunan oksigenasi bermakna

terjadi sebelum sianosis. Sianosis

sentral dari “organ” hangat contoh, lidah,

bibir dan daun telinga adalah paling

indikatif.

4).Memaksimalkan sedia an oksigen

untuk pertu karan.

5).Menunjukkan ventilasi atau

oksigenasi. Diguna kan sebagai dasar

eva luasi keefktifan terapi atau indikator

kebutuhan peru bahan terapi.

 

 

Page 36: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2. Bersihan jalan nafas tidakefektif b/d

hilangnya fungsi silia.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 x 24 jam, pasien melaporkan sudah tidak

kesulitan berbicara dan batuk hilang. Dengan

criteria hasil :

- Mempertahankan jalan nafas yang paten

dengan bunyi nafas yang bersih dan mampu

mengeluarkan secret tanpa kesulitan.

-Px mampu mendemostrasikan batuk efektif dan

suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan

dispneu (mampu mengeluarkan sputum dan

mampu bernafas dengan mudah).

-menunjukan jalan nafas yang paten.

-mampu mengidentifikasikan dan mencegah

factor yang dapat menghambat jalan nafas.

-TTV :- RR : 20 x/menit

1).Catat perubahan upaya dan pola

bernafas.

 

 

2).Observasi penurunan ekspensi

dinding dada dan adanya Cairan, edema

dan secret dalam seksi lobus.

 

3).Catat karakteristik batuk (misalnya,

menetap, efektif, tak efektif), juga

produksi dan karakteristik sputum.

 

  

4).Pertahankan posisi tubuh/ kepala

tepat dan gunakan alat jalan nafas

sesuai kebutuhan.

5).Kolaborasi pemberian bronkodilator,

contoh aminofilin, albuterol dll. Awasi

untuk efek samping merugikan dari obat,

contoh takikardi, hipertensi, tremor,

insomnia.

 

  

1).Penggunaan otot inter

kostal/abdominal dan pele baran nasal

menunjukkan peningkatan upaya

berna fas.

2).Ekspansi dada terbatas atau tidak

sama sehu bungan dengan akumulasi

cairan, edema, dan sekret dalam seksi

lobus.

3).Karakteristik batuk dapat berubah

tergantung pada penyebab/ etiologi

gagal perbafasan. Sputum bila ada

mungkin banyak, kental, berdarah,

adan/ atau puulen.

4).Memudahkan memelihara jalan

nafas atas paten.

 

5).Obat diberikan untuk

menghilangkan spasme bronkus,

menurunkan vis kositas sekret,

memper baiki ventilasi, dan memu

dahkan pembuangan sek ret.

Memerlukan peru bahan dosis/ pilihan

obat.

Page 37: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

 5. IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

N

O

TANGGAL / JAM

IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI

TT

D

1.24 November 2014

08.00-08.30 Wib

 

 

08.30-08.50 Wib

 

08.50-09.00 Wib

09.00-09.30 Wib

 

09.30-10.00 Wib

Gangguan Pertukaran

gas b/d Hipoventilasi.

Yang ditandai dengan:

-Px mengatakan

susah bernafas.

-Px tampak pucat dan

gelisah.

-Dispnea.

-Nafas cuping hidung.

-TTV :- RR: 26 x/menit

- N : 105

x/menit

 

1).Mengobservasi status

pernafasan dengan sering,

catat peningkatan frekuensi

atau upaya pernafasan atau

perubahan pola nafas.

2).Mencatat ada atau tidak

adanya bunyi tamba han

misalnya krekels, mengi.

3).Mengobservasi adannya

sianosis.

4).Berkolaborasi pemberian

oksigen lembab sesuai indikasi

5).Mengawasi atau gambarkan

seri GDA.

  

 

2. 24 November 2014

08.00-08.30 Wib

08.30-08.50 Wib

 

 

08.50-09.00 Wib

 

 

09.00-09.30 Wib

 

09.30-10.00 Wib

 

Bersihan jalan nafas

tidakefektif b/d

Hilangnya fungsi silia.

Yang ditandai dengan :

-Px mengatakan

kesulitan berbicara dan

batuk.

-Px tampak gelisah dan

mata terbuka lebar.

-Adanya suara nafas

tamba han.

-Sianosis

-Dipsneu

-Sputum dalam jumlah

yang ber lebih.

-TTV :- RR : 26 x/menit

 

 

1).Mencatat perubahan upaya

dan pola bernafas.

2).Mengobservasi penurunan

ekspensi dinding dada dan

adanya Cairan, edema dan

secret dalam seksi lobus.

3).Mencatat karakteristik batuk

(misalnya, menetap, efektif, tak

efektif), juga produksi dan

karakteristik sputum.

4).Mempertahankan posisi tubuh/

kepala tepat dan gunakan alat

jalan nafas sesuai kebutuhan.

5).Berkolaborasi pemberian

bronkodilator, contoh aminofilin,

albuterol dll. Awasi untuk efek

samping merugikan dari obat,

contoh takikardi, hipertensi,

tremor, insomnia. 

 

Page 38: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

6. EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN

NO TANGGAL / JAM EVALUASI DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI TTD

1. 24 November 201420.00 Wib

         

25 November 201420.00 Wib

      

  

 26 November 2014

20.00 Wib

Gangguan Pertukaran gas b/d

Hipoventilasi. Yang ditandai dengan:

-Px mengatakan susah bernafas.

-Px tampak pucat dan gelisah.

-Dispnea.

-Nafas cuping hidung.

-TTV :- RR: 26 x/menit

- N : 105 x/menit

S : Px mengatakan susah bernafas.

O : Px tampak pucat dan gelisah, Dipsnea, nafas cuping

hidung.

TTV : - RR : 26 x/menit - N : 105 x/menit

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan.

 

S : Px mengatakan masih sedikit susah bernafas.

O : Px masih tampak sedikit pucat dan gelisah, dipsnea hilang.

TTV :- RR : 23 x/menit - N : 100 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi 1, 4, 5 dilanjutkan.

 

S : Px mengatakan sudah mampu bernafas dengan rileks.

O : Px tampak segar dan rileks, dipsnea hilang.

TTV : -RR : 20 X/menit - N : 90 x/menit

A : Masalah teratasi keseluruhan.

P : Intervensi dihentikan.

 

 

Page 39: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

2. 24 November 201420.00 Wib

        

  

25 November 201420.00 Wib

    

  

    

26 November 201420.00 Wib

Bersihan jalan nafas tidakefektif b/d Hilangnya fungsi

silia. Yang ditandai dengan :

-Px mengatakan kesulitan berbicara dan batuk.

-Px tampak gelisah dan mata terbuka lebar.

-Adanya suara nafas tambahan.

-Sianosis

-Dipsneu

-Sputum dalam jumlah yang ber lebih.

-TTV :- RR : 26 x/menit 

S : Px mengatakan kesulitan berbicara dan batuk.

O : Px tampak gelisah dan mata terbuka lebar, adanya suara tambahan,

sianosis, dipsneu dan sputum dalam jumlah yang berlebihan.

TTV : -RR : 26 x/menit

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan.

 

S : Px mengatakan masih sedikit kesulitan dalam berbicara dan masih sedikit

batuk.

O : Px masih tampak sedikit gelisah, masih adanya suara nafas tambahan.

TTV : - RR : 23 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi 3, 4, 5 dilanjutkan.

 

S : Px mengatakan sudah tidak kesulitan dalam berbicara dan batuk hilang.

O : Px tampak rileks, tidak ada suara nafas tambahan, sianosis dan dipsneu

hilang.

TTV : - RR : 20 x/menit

A : Masalah teratasi keseluruhan.

P : Intervensi dihentikan dan Px pulang.

 

Page 40: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

BAB IVPENUTUP

 

4.1 kesimpulan

Ca paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat

disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (suryo, 2010)

Meskipun penyebab sebenarnya ca paru belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang

agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru, seperti merokok,

iradiasi, ca paru akibat kerja, polusi udara, genetik dan diet.

4.2 saran

Pada pasien yang menderita ca paru harus menghindari penyebab-penyebab yang dapat

menimbulkan ca paru serta semua yang dapat memperberat penyakit ca paru.

Pada orang yang belum atau tidak menderita ca paru harus mengatur pola makan yang

sehat, olah raga dan hidup yang sehat.

 

Page 41: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Penyakit CA Paru Ppt

TERIMA KASIH