laporan magang

68
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI APOTEK BENCOOLEN DAN UPTD PUSKESMAS JALAN GEDANG Laporan praktik kerja lapangan ini diajukan Untuk memenuhi syarat syarat dan melengkapi Tugas tugas untuk mengikuti Ujian akhir nasional Disusun Oleh: RELIN YESIKA NISN : 9944577818 SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN SWASTA (SMKS) 16 FARMASI BENGKULU TAHUN AJARAN 2011/2012

Upload: relin-yesika

Post on 15-Jan-2017

364 views

Category:

Science


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan magang

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK BENCOOLEN

DAN

UPTD PUSKESMAS JALAN GEDANG

Laporan praktik kerja lapangan ini diajukan

Untuk memenuhi syarat syarat dan melengkapi

Tugas tugas untuk mengikuti

Ujian akhir nasional

Disusun Oleh:

RELIN YESIKA NISN : 9944577818

SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN SWASTA (SMKS)

16 FARMASI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2011/2012

Page 2: laporan magang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan salah satu bagian yang sangat

penting dalam pembangunan nasional dibidang kesehatan yang diarahkan

untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara

optimal. Dalam hal ini, pendidikan kesehatan diselenggarakan untuk

memeperoleh tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu melaksanakan

tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

SMKS 16 Farmasi Bengkulu merupakan salah satu instansi tenaga

kesehatan yang berperan dalam hal menyiapkan tenaga kesehatan yang

terampil, terlatih, dan dapat mengembangkan diri, baik sebagai pribadi

maupun sebagai tenaga kesehatan profesional berdasarkan aturan yang

berlaku. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal

tersebut adalah dengan memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik

melalui latihan kerja nyata atau langsung melayani masyarakat dibidang

kefarmasian.

Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan kerja

bagi para peserta didik agar peserta didik dapat melihat, mengetahui,

menerima, dan menyerap teknologi kesehatan di masyarakat. Dengan kata

lain, Praktik Kerja Lapangan merupakan masa orientasi bagi peserta didik

sebelum bekerja langsung di masyarakat.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1. Dapat menghasilkan tenaga farmasi tingkat menengah yang mampu

bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi.

2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan

pengalaman kerja nyata dan langsung dalam melaksanakan kegiatan

pelayanan kefarmasian.

Page 3: laporan magang

3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan

diri pada suasana lingkungan kerja sebenarnya.

4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan sikap

profesionalisme, disiplin kerja, sikap dan keterampilan yang baik sebagai

tenaga kesehatan.

5. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan

informasi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

6. Memperoleh masukan umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di

SMKS 16 Farmasi

7. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan

masyarakat secara menyeluruh, baik dari segi administrasi dan sebagainya

8. Sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujian Nasional (UN).

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1. Peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan pelanggan dalam hal

pelayanan kesehatan di masyarakat.

2. Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan pelajaran yang

didapat di sekolah dan menerapkannya di lapangan kerja.

3. Menambah pengetahuan dan melatih peserta didik untuk memberikan

pelayanan kesehatan di masyarakat secara sopan dan santun sesuai dengan

aturan yang berlaku.

4. Mengumpulkan data guna kepentingan pendidikan dan diri sendiri.

Page 4: laporan magang

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian Apotek

Dalam Peraturan pemerintah RI No.26 tahun 1965 tercantum

pengertian Apotek, Apotek adalah Suatu tempat di mana dilaksanakan usaha-

usaha dalam bidang farmasi. Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-

undang No.7 Tahun 1963 tentang Farmasi.

Peraturan pemerintah diatas diganti dengan Peraturan Pemerintah

No.25 tahun 1980 tentang Apotek, menjelaskan bahwa Apotek adalah suatu

tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyeluran obat

kepada masyarakat.

Berdasarkan Permenkes RI No.992 tahun 1993 tentang Ketentuan dan

Tata Cara Pemberian Izin Apotek, menyebutkan bahwa Apotek adalah suatu

tempat, suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

perbekalan farmasi kepada masyarakat.

Permenkes No.1332 tahun 2002 dan Kepmenkes No.1027 tahun 2004

menyatakan bahwa Apotek adalah adalah suatu tempat, suatu tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan

perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980, tugas dan fungsi

Apotek adalah sebagai berikut:

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan.

2. Sarana farmasi yang telah melakukan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, dan penyerahan obat atau penyaluran bahan obat

3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat

yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

Page 5: laporan magang

4. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi

lainnya kepada masyarakat.

2.3 Ketentuan Umum dan peraturan perundang-undangan Apotek

A. Ketentuan Umum

1. Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran Sediaan farmasi, Perbekalan

Kesehatan lainnya kepada masyarakat.

2. Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah

mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan

pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

3. Surat Izin Apotik atau SIA adalah Surat izin yang diberikan oleh

Menteri kepada Apoteker atau Apoteker bekerjasama dengan

pemilik sarana untuk menyelenggarakan Apotik di suatu tempat

tertentu.

4. Apoteker Pengelola Apotik adalah Apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotik (SIA).

5. Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di Apotik di

samping Apoteker Pengelola Apotik dan / atau menggantikannya

pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotik.

6. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker

pengelola Apotik selama Apoteker Pengelola Apotik tersebut tidak

berada ditempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus,

telah memiliki Surat Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai

Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lain.

7. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan

kefarmasian sebagai Asisten Apoteker;

8. Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter, Dokter Gigi, Dokter

Hewan kepada Apoteker Pengelola Apotik untuk menyediakan dan

Page 6: laporan magang

menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

9. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat

kesehatan dan kosmetika.

10. Alat Kesehatan adalah Instrumen aparatus, mesin, implan yang

tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,

mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,

merawat orang sakit serta pemulihan kesehatan pada manusia, dan

atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

11. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

12. Perlengkapan Apotik adalah semua peralatan yang dipergunakan

untuk melaksanakan pengelolaan Apotik.

13. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang

kesehatan.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Berdasarkan Kepmenkes No.1332 tahun 2002, Apotik adalah

suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran Sediaan farmasi, Perbekalan Kesehatan lainnya kepada

masyarakat.

2.4 Persyaratan Apotek

Menurut Kepmenkes RI No.1332 tahun 2002, disebutkan bahwa

persyaratan-persyaratan Apotek adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan izin Apotek, apoteker bekerja sama dengan Pemilik

Sarana Apotek yang memenuhi persyaratan harus memiliki tempat,

perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang

lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

2. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan

komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.

Page 7: laporan magang

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar

sediaan farmasi.

Beberapa persyaratan lain dalam pendirian Apotek, antara lain :

1. Lokasi dan Tempat

Jarak antara Apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya

tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan

kesehatan, jumlah penduduk dan kemampuan daya beli penduduk,

kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau oleh

masyarakat.

2. Bangunan dan Kelengkapan

Bangunan Apotek harus memenuhi persyaratan yang tercantum,

serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin perbekalan

kesehatan farmasi.

Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari :

a) Ruang tunggu

b) Ruang administrasi dan ruang kerja apoteker

c) Ruang penyimpanan obat

d) Ruang peracikan dan penyerahan obat

e) Tempat pencucian

f) WC dan kelengkapan bangunan Apotek.

Bangunan Apotek juga harus dilengkapi dengan :

a) Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan

b) Penerangan yang baik

c) Alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik

Page 8: laporan magang

d) Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat

higyenis

e) Papan nama Apotek.

3. Perlengkapan Apotek

Apotek harus memiliki perlengkapan antara lain:

a) Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat seperti:

1. Timbangan miligram dengan anak timbangan

2. Timbangan gram dan anak timbangan

3. Perlengkapan lain diantaranya seperti: Alu, lumpang, gelas ukur

b) Perlengkapan dan tempat menyimpan alat perbekalan farmasi:

1. Lemari dan rak untuk menyimpan obat

2. Lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan

diantaranya seperti:

3. Lemari berkunci khusus untuk menyimpan obat narkotika dan

psikotropika

c) Wadah pengemas dan pembungkus:

1. Etiket berwarna putih dan biru, lengkap dengan labelnya

2. Wadah pengemas dan pembungkus untuk menyerahkan obat

d) Buku acuan

1. Buku standar yang diwajibkan diantaranya seperti: Farmakope

Indonesia dan Informasi Spesialite Obat

2. Kumpulan peraturan perundang-undagan yang berhubungan

dengan Apotek

e) Alat Administrasi

1. Blanko pesanan obat

2. Blanko kartu stok obat

3. Blanko copy resep

4. Blanko faktur dan blanko nota penjualan

Page 9: laporan magang

5. Blanko pencatatan narkotika

6. Buku pesanan narkotika

7. Form laporan obat narkotika

4. Papan Nama Apotek

Berdasarkan Kepmenkes No.278 tahun 1981 tentang persyaratan

Apotek disebutkan bahwa papan nama harus memuat :

a) Nama Apotek

b) Nama Apoteker Pengelola Apotek

c) Nomor Surat Izin Apotek

d) Alamat Apotek dan nomor telpon Apotek jika ada

Apotek harus punya papan nama apotek yang berukuran panjang

minimal 60 cm dan lebar minimal 40 cm dengan tulisan hitam di atas

dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm dan lebar minimal 5 cm.

2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola di Apotek

2.5.1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

A. Pengertian Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker Pengelola Apotek adalah Apoteker yang telah

diberi Surat Izin Apotek. Setiap Apotek harus ada satu Apoteker

Pengelola Apotek dan seseorang yang telah menjadi Apoteker

Pengelola Apotek di suatu Apotek, tidak dapat menjadi Apoteker

Pengelola Apotek di Apotek lain.

Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja

disamping Apoteker Pengelola Apotek dan menggantikannya pada

jam-jam tertentu pada hari buka Apotek. Syarat untuk menjadi

apoteker pendamping sama dengan syarat untuk menjadi

Apoteker Pengelola Apotek.

Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan

Apoteker Pengelola Apotek yang tidak berada di tempat lebih dari

3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki surat izin kerja dan

tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.

Page 10: laporan magang

Beberapa persyaratan untuk menjadi Apoteker Pengelola

Apotek adalah sebagai berikut :

a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.

b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.

c. Memiliki surat izin dari Menteri Kesehatan.

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk

melaksanakan tugasnya sebagai apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi

Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.

Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab penuh

selama dalam menjalankan tugasnya di Apotek serta mengawasi

kinerja Asisten Apoteker dan karyawan lain.

B. Tugas Apoteker Pengelola Apotek :

1. Membuat visi dan misi Apotek.

2. Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja.

3. Membuat dan menentukan indikator form record pada fungsi

kegiatan.

4. Membuat, menetapkan, mengawasi ,mengendalikan

peratura/Standar Prosedur Obat dan program kerja

C. Wewenang Apoteker Pengelola Apotek :

1. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan di Apotek

2. Menentukan sistem atau peraturan yang akan

digunakan/diterapkan di Apotek

3. Mengawasi pelaksanaan Standar Prosedur Obat dan program

kerja yang diterapkan di Apotek

4. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang di Apotek.

Page 11: laporan magang

2.5.2. Asisten Apoteker (AA)

A. Pengertian Asisten Apoteker

Asisten Apoteker adalah seseorang yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan

pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker dibawah

pengawasan Apoteker.

B. Fungsi Asisten Apoteker

1. Tugas :

a. Melayani konsumen dengan ramah dan santun.

b. Memberikan informasi dan solusi kepada konsumen.

c. Merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan

yang diperlukan Apotek.

d. Menerima dan mengeluarkan barang berdasarkan fisik

barang.

e. Menata, merawat, dan menjaga keamanan barang.

f. Mengumpulkan, mencatat, melaporkan dan mengarsipkan

laporan dengan benar dan tepat waktu.

2. Tanggung Jawab:

a. Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan.

b. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan barang.

c. Bertanggung jawab bila ada barang rusak atau hilang.

d. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan

serta kelengkapan dokumen.

e. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kecepatan

penyajian laporan hasil kegiatan obat.

2.5.3. Pemilik Sarana Apotek (PSA)

A. Tugas:

1. Menyediakan semua jenis sarana yang diperlukan Apotek.

2. Memberi gaji kepada semua karyawan yang bekerja di

Apotek

Page 12: laporan magang

3. Menyediakan semua jenis perbekalan farmasi yang

dibutuhkan Apotek.

4. Menyediakan semua uang diperlukan dalam pengelolaan

Apotek.

B. Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap semua permodalan yang

dibutuhkan di Apotek.

2.5.4. Juru Resep, kasir, akuntan, petugas kebersihan dan karyawan lain

Juru Resep, kasir, akuntan, petugas kebersihan dan karyawan

lain tidak diatur dalam perundang-undangan. Tidak harus ada, sesuai

dengan kebutuhan Apotek saja.

2.6 Tata Cara Pendirian Apotek

2.6.1. Prosedur Perizinan Apotek

Berdasarkan Permenkes RI No.1332 tahun 2002, tentang Tata

cara pemberian izin apotek disebutkan bahwa :

1. Permohonan izin Apotek diajukan Apoteker kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Kepala Dinas/Kota selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah

menerima permohonan, dan meminta bantuan teknis kapada Kepala

Balai Pengawasan Obat dan Makanan untuk melakukan

pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan

kegiatan.

3. Selambat-lambatnya 6 hari setelah permintaan bantuan teknis dari

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, tim Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.

4. Dalam hal pemeriksaan, pemohon dapat membuat surat pernyataan

siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Page 13: laporan magang

Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Balai

Pengawasan Obat dan Makanan.

5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan

pemeriksaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

mengeluarkan Surat Izin Apotek.

6. Namun jika Dalam hal hasil pemeriksaan Kepala Pengawasan Obat

dan Makanan masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam waktu 12 hari kerja

mengeluarkan Surat Penundaan.

7. Terhadap Surat Penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk

melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya

dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.

Syarat administratif yang harus dilampirkan pada permohonan izin

Apotek :

1. Salinan/fotocopy Surat Izin Kerja Apoteker.

2. Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk.

3. Salinan/fotocopy denah bangunan.

4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk akta hak

milik/sewa/kontrak.

5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat,

tanggal lulus, dan Nomor Surat Izin Kerja

6. Asli dan salinan/fotocopy daftar terperinci alat perlengkapan

Apotek

7. Surat pernyataan Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja

tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker

Pengelola Apotek di Apotek lain.

8. Asli dan salinan/fotocopy surat izin atasan (bagi pemohon pegawai

negeri anggota ABRI, dan pegawai instansi pemerintah lainnya).

Page 14: laporan magang

9. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan

Pemilik Sarana Apotek.

10. Surat pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak terlibat pelanggaran

perundang-undangan di bidang obat.

11. Izin HO (Hinder Ordonatie).

12. Surat Izin Usaha Perdagangan

13. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

2.7 Pengelolaan Apotek

2.7.1. Pengelolaan Obat

A. Perencanaan Pengadaan

Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis,

jumlah, dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan

mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran serta menghindari kekosongan obat. Dalam perencanaan

perlu dilakukan pengumpulan data-data obatan yang akan dipesan.

Data tersebut ditulis dalam buku defecta, yaitu buku yang berisi

data persediaan habis atau persediaan yang menipis berdasarkan

jumlah barang yang tersedia pada bulan-bulan sebelumnya sebagai

pertimbangan yang harus dilakukan Apoteker Pengelola Apotek

didalam melaksanakan perencanaan.

B. Pengadaan

Pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah

dibuat dan disesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada. Ada 3

macam pengadaan yang biasa dilakukan di Apotek :

1) Pengadaan dalam jumlah terbatas

Yaitu pembelian dilakukan apabila persediaan barang dalam

hal ini adalah obat-obatan yang sudah menipis.

2) Pengadaan secara berencana

Page 15: laporan magang

Yaitu perencanaan pembelian obat berdasarkan penjualan

perminggu atau perbulan.

3) Pengadaan secara spekulatif

Yaitu pengadaan yang dilakukan apabila ada kenaikan harga

serta Bonus yang ditawarkan jika mengingat kebutuhan, namun

resiko ini terkadang tidak sesuai rencana, karena obat dapat

rusak apabila stock obat di gudang melampaui kebutuhan.

C. Pemesanan

Disiapkan surat pesanan rangkap 3 yang ditujukan kepada:

1) Penyalur

2) petugas gudang

3) arsip pembelian Apotek.

Surat pesanan ini berisi tanggal, nama pemesanan, Nomor

Surat Pesanan /Surat kerja Apoteker pengelola Apotek dan tanda

tangan Apoteker Pengelola Apotik. Surat pesanan narkotika

merupakan surat pesanan ditulis atas nama Apotek dalam memesan

obat, surat pesanan ini harus dibawa sendiri ke Perusahaan Besar

Farmasi tempat pemesanan obat dengan membawa uang tunai.

Setelah obat didapat, kita akan memperoleh faktur yang harus

ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Surat Pesanan

(SP) dibuat 2 rangkap untuk pembelian di dalam provinsi, yaitu :

a. 1 rangkap untuk Perusahaan Besar Farmasi

b. 1 rangkap untuk Apotek

Sedangkan pemesanan obat narkotika diluar provinsi dibuat

5 rangkap dan perlu dilegalisir oleh Dinas Kesehatan, yaitu :

a. 1 rangkap untuk arsip Dinas Kesehatan

b. 3 rangkap untuk Perusahaan Besar Farmasi.

c. 1 rangkap untuk arsip Apotek

Untuk pemesanan obat psikotropika, caranya hampir sama

dengan pemesanan obat narkotika dan pemesanan obat keras. Bila

pemesanan dilakukan di luar provinsi dan surat pemesanan obat

Page 16: laporan magang

tersebut dibuat 2 rangkap, dimana 1 rangkap dikirim ke Pedagang

Besar Farmasi dan 1 lagi sebagai arsip Apotek.

D. Penyimpanan

Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang

cocok dan harus memenuhi ketentuan keputusan dan penandaan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Obat yang disimpan harus

terhindar dari pencemaran dan peruraian, terhindar dari pengaruh

udara, kelembaban, panas dan cahaya.

1. Tujuan penyimpanan obat:

a. Memelihara mutu obat.

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.

c. Menjaga kelangsungan kesediaan.

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.

2. Pertimbangan dalam menentukan tata ruang, yakni :

a. Memudahkan bergerak arus barang.

b. Sirkulasi udara yang baik.

c. Penempatan rak yang tepat.

d. Kondisi penyimpanan khusus, untuk vaksin, narkoba dan

alkohol atau zat yang mudah terbakar.

3. Penyimpanan barang di Apotek :

a. Petugas gudang mencatat seluruh penerimaan barang hari

itu dalam buku penerimaan barang.

b. Mencatat semua surat pengiriman barang ke kartu stok.

c. Menyimpan barang sesuai dengan jenis dan sifat barang

disusun secara abjad.

d. Barang barang yang disimpan di tempat yang terpisah:

1. Narkotika dan psikotropika dilemari khusus.

2. Bahan yang mudah terbakar disimpan tersendiri.

3. Suppositoria, vaksin di lemari pendingin.

Page 17: laporan magang

E. Pengeluaran

Pengeluaran barang di apotek menggunakan sistem FIFO

atau First In First Out, demikian pula halnya obat-obat yang

mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling depan

yang memungkinkan diambil terlebih dahulu First Expire First Out

atau FEFO. Perhatikan cara pengeluaran sediaan-sediaan dibawah

ini :

1) Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada

umum tanpa resep dokter, tidak termasuk ke dalam obat

narkotika, obat psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas

dan sudah dilaporkan pada Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Contohnya diantaranya seperti: Parasetamol.

Penyimpanan obat bebas di dalam etalase, pada ruangan

obat bebas dan disusun berdasarkan abjad atau disimpan dalam

lemari yang tidak akan terkena cahaya langsung dan bersih.

Penandaan obat bebas yaitu Lingkaran bulat bewarna

hijau dengan garis tepi bewarna hitam.

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas

2) Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya

termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas

tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan.

Penyimpanannya di dalam etalase, pada ruangan obat

bebas dan disusun berdasarkan abjad atau disimpan dalam

lemari yang tidak akan terkena cahaya langsung, bersih dan

tidak terkena debu

Penandaan obat bebas terbatas adalah lingkaran biru

dengan garis tepi berwarna hitam.

Page 18: laporan magang

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas terbatas

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat

bebas terbatas, berupa persegi panjang berwarna hitam

berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat

pemberitahuan berwarna putih.

Macam-macam obat bebas terbatas :

a. P No 1

Gambar 2.3 Penandaan P No.1

Contohnya diantaranya seperti: Sulfaguanidium.

b. P No 2

Gambar 2.4 Penandaan P No.2

Contohnya diantaranya seperti: obat kumur yang

mengandung Zincum.

c. P no 3

Gambar 2.4 Penandaan P No.3

Contohnya diantaranya seperti: Air Burowi.

d. P no 4

Page 19: laporan magang

Gambar 2.5 Penandaan P No.4

Contohnya diantaranya seperti: rokok dan serbuk untuk

penyakit bengek untuk dibakar yang mengandung

Scopolaminum.

e. P no 5

Gambar 2.6 Penandaan P No.5

Contohnya diantaranya seperti: Sulfanilamidum steril

dalam bungkusan tidak lebih dari 5 mg bungkusnya.

f. P no 6

Gambar 2.7 Penandaan P No.6

Contohnya diantaranya seperti: Suppositoria untuk obat

wasir.

3) Obat Keras

Obat keras adalah golongan obat yang hanya boleh

diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat generik dan

Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk didalamnya

narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.

Obat keras atau obat daftar “G”,menurut bahasa Belanda

“G” singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya.

Maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika

pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter. Menurut

Page 20: laporan magang

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia yang

menetapkan obat-obatan yang termasuk ke dalam daftar obat

keras memberikan pengertian obat-obat keras yang ditetapkan

sebagai berikut ini :

Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat

disebutkan bahwa obat itu hanya obat boleh diserahkan dengan

resep dokter dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa dipergunakan

secara parenteral, baik dengan suntikan maupun dengan

cara merobek rangkaian asli dari jaringan.

b. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen

Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat itu

tidak membahayakan.

c. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras:

Penandaan Lingkaran bulat bewarna merah dengan

huruf “K” bewarna hitam yang menyentuh garis tepi bewarna

hitam.

Gambar 2.8 Penandaan obat keras

Resep yang terdapat Obat keras ini dicatat dalam buku

pencatatan harian Psikotropika lalu dibuat laporan

pemakaiannya setiap bulan oleh Asisten Apoteker.

4) Obat Wajib Apotek (OWA)

Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat

diserahkan Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa resep

dokter. Obat Wajib Apotek dibagi menjadi:

1. OWA No. 1

Page 21: laporan magang

Contohnya diantaranya seperti Obat kontrasepsi, baik

tunggal maupun kombinasi untuk satu siklus

2. OWA No. 2

Obat saluran cerna, Contohnya diantaranya seperti:

a. Antasida, antispasmodik, dan sedative

b. Antispasmodik (misalnya: papaverin dan atropin)

c. Analgetik dan antispasmodik

Pemberian maksimal 20 tablet

3. OWA No. 3

Obat mulut dan tenggorokan yang pemberiannya maksimal

1 botol.

4. OWA No. 4

Obat saluran nafas yang terdiri dari obat asma tablet atau

mukolitik yang pemberiannya maksimal 20 tablet.

5. OWA No. 5

Obat yang mempengaruhi sistem neuronmuskolar yang

terdiri dari :

a. Analgetik (misalnya: Antalgin, Asam mefenamat,

Glavenin, atau Antalgin dikombinasi dengan Diazepam

atau derivatnya.

b. Antihistamin yang pemberiannya tidak lebih dari 20

tablet.

6. OWA No. 6

Antiparasit yang terdiri dari obat cacing yang

pemberiannya tidak lebih dari 6 tablet.

7. OWA No. 7

Obat kulit tropikal yang terdiri dari

a. Semua salep atau cream antibiotik

b. Semua salep atau cream kortikosteroid

c. Semua salep atau cream antifungi

d. Antiseptik lokal

Page 22: laporan magang

e. Enzim antiradang tropikal

f. Pemutih kulit, yang pemberiannya tidak lebih dari 1

tube.

5) Obat Narkotika

Menurut Undang-undang Narkotika No.35 tahun 2009

menyebutkan bahwa, Narkotika adalah zat atau obat yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis Maupun

semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan tingkat atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan. Penggolongan narkotika:

a. Narkotika golongan I, adalah narkotika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

dan tidak digunakan untuk terapi serta mempunyai potensi

sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh

narkotika golongan I, diantaranya seperti: Tanaman

Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya

termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya..

b. Narkotika golongan II, adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan diantaranya

seperti: Tebaina, Tebakon.

c. Narkotika golongan III, adalah narkotika yang berkhasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan menimbulkan ketergantungan.

Contoh narkotika golongan III, diantaranya seperti: kodein

Penandaan : Berdasarkan peraturan yang terdapat dalam

ordonasi Obat Bius yaitu “Palang Medali Merah”.

Page 23: laporan magang

Gambar 2.9 Penandaan obat Narkotika

Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari

resep yang lainnya dan ditandai dengan garis merah dibawah

nama obat narkotika. Pemakaian Obat Narkotika ini dicatat

dalam buku pencatatan harian Narkotika lalu dibuat laporan

pemakaiannya setiap bulan.

Apotek memesan narkotika ke Perusahaan Besar Farmasi

Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) yang

ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan

dilengkapi :

a. Nama jelas

b. Nomor Surat Izin Kerja , Surat Izin Apotek.

c. Stempel Apotek, dimana untuk 1 lembar Surat Pesanan

hanya untuk 1 macam narkotika saja.

6) Obat Psikotropika

Menurut Undang-undang Psikotropika No.5 Tahun

1997, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun

sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

prilaku.

Penggolongan Psikotropika berdasarkan Undang-

Undang psikotropika No.5 tahun 1997 menjadi 4 golongan :

a. Psikotropika golongan I, adalah psikotropika yang hanya

dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak

digunakan untuk terapi serta mempunyai potensi amat kuat

Page 24: laporan magang

menimbulkan ketergantungan. Contohnya diantaranya

seperti: Psilosibina.

b. Psikotropika golongan II, adalah psikotropika yang

berkhasiat pengobatan yang dapat digunakan dalam terapi

atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi sedang menimbulkan ketergantungan. Contohnya

diantaranya seperti: amfetamin.

c. Psikotropika golongan III, adalah psikotropika yang

berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan

atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi ringan menimbulkan ketergantungan. Contohnya

diantaranya seperti: amylobarbital

d. Psikotropika golongan IV, adalah psikotropika yang

berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi,

untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

sangat ringan dapat menimbulkan ketergantungan.

Contohnya diantaranya seperti: fenobarbital.

Penandaan: Untuk psikotropika penandaan yang

digunakan sama dengan penandaan obat keras. Sehingga

penandaannya : Lingkaran bulat bewarna merah dengan huruf

“K” bewarna hitam yang menyentuh garis tepi bewarna hitam.

Gambar 2.10 penandaan obat psikotropika

Resep yang terdapat Obat Psikotripika ini dicatat dalam

buku pencatatan harian Psikotropika lalu dibuat laporan

pemakaiannya setiap bulan oleh Asisten Apoteker.

7) Alat Kesehatan (alkes)

Alat kesehatan adalah bahan, instrument mesin, implant

yang mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,

mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit,

Page 25: laporan magang

merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia

dan atau struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

8) Obat Rusak dan Kadaluarsa

Kegiatan yang harus dilakukan bila ada kerusakan pada

obat :

a. Mengumpulkan obat-obatan yang rusak atau daluarsa

b. Mencatat jenis dan jumlah obat yang rusak atau

daluarsa tersebut pada formulir laporan obat

rusak/daluarsa pada kartu stok pada kolom

pengeluaran

c. Mencatat jumlah obat yang rusak atau daluarsa pada

kartu stok pada kolom pengeluaran

d. Isi format laporan

e. Kirimkan obat yang rusak atau daluarsa bersama-sama

laporan ke Dinas Kesehatan Dati II.

2.7.2. Pengelolaan Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter

hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi

penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apotek

wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Pelayanan

resep sepenuhnya atas tanggung jawab APA. Dalam hal ini, pasien tidak

mampu menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib

berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat alternative.

Jika Asisten Apoteker dan Apoteker Pengelola Apotek mengalami

kesulitan dalam membaca resep yang ditulis oleh dokter penulis resep

maka Asisten Apoteker atau Apoteker Pengelola Apotek wajib

berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mengetahui dan mendapatkan kejelasan atas resep tersebut dengan pasti.

Dan apabila Asisten Apoteker dan Apoteker Pengelola Apotek

Page 26: laporan magang

menganggap dalam resep terdapat kekeliruan dalam penulisan resep

yang tidak tepat, maka Asisten Apoteker atau Apoteker Pengelola

Apotek wajib memberitahu kepada dokter penulis resep. Dan bila

karena pertimbangannya dokter penulis resep tersebut tetap pada

pendiriannya, maka Apoteker Pengelola Apotek wajib meminta dokter

penulis resep tersebut untuk menandatangani atas keputusan ia terhadap

resep tersebut. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.

Dan apabila ada Asisten Apoteker atau Apoteker Pengelola Apotek

berkeinginan untuk menganti obat paten yang ada di dalam resep

tersebut dengan obat generik karena pertimbangan kondisi ekonomi

pasien yang kurang, maka Apoteker Pengelola Apotek harus

berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter penulis resep untuk

mendapatkan titik tengah yang tidak memberatkan pasien tersebut.

A. Peracikan

Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, mencampur,

mengemas, dan member etiket pada wadah. Pada waktu

menyiapkan obat harus melakukan perhitungan dosis, jumlah obat,

dan penulisan etiket yang benar. Sebelum obat diserahkan kepada

pasien, perlu dilakukan pemeriksaan akhir dari resep meliputi

tanggal, kebenaran jumlah obat, dan cara pemakaian. Penyerahan

obat disertai pemberian informasi dan konseling untuk beberapa

penyakit tertentu.

B. Penyerahan

Apoteker wajib memberi Layanan Informasi Obat yang

berkaitan dengan obat yang diserahkan kepada pasien. Dan adapun

Layanan Informasi Obat tersebut meliputi beberapa hal yaitu:

1. Cara pemakaian obat

2. Dosis dan frekuensi pemakaian

3. Lamanya obat digunakan

4. Indikasi obat

5. Kontra indikasi obat

Page 27: laporan magang

6. Kemungkinan efek samping yang akan timbul akibat reaksi

obat

2.7.3. Pengelolaan Administrasi

Administrasi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan

menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan, menyusun, dan

menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kantor

(usaha kerja sama). Di dalam pengelolaan administrasi di Apotek sering

kali diidentikkan dengan pembukuan Apotek. Fungsi dari pembukuan di

Apotek adalah untuk mengawasi, mengelola, dan memecahakan

masalah keuangan di Apotek, diantaranya :

1. Membuat laporan hasil usaha Apotek dalam membuat perhitungan

rugi atau laba serta menilai kondisi keuangan Apotek.

2. Membuat sistem akuntansi yang sesuai dan dapat diterapkan di

Apotek agar Apotek terhindar dari penyelewengan dan pemborosan.

3. Memberikan informasi tentang hal apa saja yang diperlukan Apotek

dalam pengadaan barang dikemudian hari.

Di Apotek pengelolaan administrasi umumnya meliputi :

A. Buku Kas

Buku kas adalah buku yang digunakan untuk mencatat

semua transaksi dan mengatur keluar masuknya obat, baik secara

tunai maupun kredit dan dibuat setiap hari berdasarkan bukti

transaksi. Buku ini ditutup pada akhir bulan yang bertujuan untuk

mengetahui berapa banyak barang yang keluar atau masuk.

Tabel 2.1 Format Buku Kas

No Tanggal Debet Kredit Saldo

Jumlah

B. Buku Pembelian

Buku pembelian adalah buku yang digunakan untuk

mencatat semua pembelian obat yang dilakukan Apotek melalui

Page 28: laporan magang

Pedagang Besar Farmasi. Pencatatan semua pembelian obat

dilakukan setiap harinya.

Tabel 2.2 Buku Pembelian

Tgl NoNo

Faktur

PBF Nama

BarangJml

Harga

satuanDisc (%)

Total Jumlah

total

C. Buku Pembayaran

Buku pembayaran mempunyai fungsi untuk mencatat

semua pembayaran faktur faktur dari Pedagang Besar Farmasi.

Sebelum dilakukan pembayaran obat kreit dilakukan:

1. Pengumpulan faktur faktur berdasarkan tanggal jatuh tempo

2. pencatatan dilakukan di buku pembayaran, lalu ditotal berapa

jumlah pembayaran yang harus dilakukan.

Tabel 2.3 Format Buku Pembayaran

No PBF Nomor faktur Tanggal jatuh tempo jumlah

D. Buku Setoran Harian

Dibuat dengan untuk tujuan mencatat jumlah pendapatan

yang diperoleh setiap harinya.

Tabel 2.4 Format Buku Setoran Harian

Tanggal Jam kerja jumlah Pendapatan

Page 29: laporan magang

Nama Obat: :

Satuan:

Harga:

E. Buku stok obat

Buku stok obat memuat tentang obat obatan yang ada di

apotek dan memuat jumlah barang yang masih ada dalam

persediaan. Buku stok ini berfungsi untuk:

1. Mengetahui obat obat apa saja yang paling sering terjual

2. Untuk mengetahui obat apa saja yang tidak laku

3. Untuk mengetahui jumlah obat yang tersisah sebagai data dalam

pengadaan obat.

Tabel 2.5. Buku Stok obat

No Nama obat Jumlah

F. Kartu Stok

Kartu Stok adalah blangko yang digunakan untuk mencatat

keluar masuknya obat di Apotek setiap harinya. Blangko kartu stok

berfungsi sebagai media untuk melihat banyaknya jumlah barang.

Tabel 2.5 Format Kartu stok

KARTU STOK APOTEK

Tanggal Uraian Masuk Keluar Sisa Paraf

A. Buku Pencatatan Resep

Buku Pencatatan Resep adalah buku yang digunakan untuk

mencatat resep yang masuk ke Apotek setiap harinya.

Tabel 2.6 Buku Pencatatan Resep

Page 30: laporan magang

No Tanggal Nama obatJumlah

obat

Nama

pasiendokter Rupiah

A. Buku Pencatatan Penjualan Obat Keras

Buku pencatatan penjualan obat keras adalah buku yang

digunakan untuk mencatat obat keras yang telah dijual dan berfungsi

untuk mempermudah pengawasan barang-barang yang telah dijual

di Apotek.

Tabel 2.7 Buku Pencatatan Penjualan Obat Keras

No Tanggal Nama obat Jumlah Harga Ket

B. Buku Pencatatan Penjualan Obat Bebas

Buku pencatatan penjualan obat bebas adalah buku yang

digunakan untuk mencatat obat bebas yang telah dijual dan

berfungsi untuk mengetahui jumlah penjualan setiap hari di Apotek.

Tabel 2.8 Buku Pencatatan Penjualan barang / Obat Bebas

No Tanggal Nama barang Total Uang

C. Buku Daftar Tagihan atau Buku Pencatatan Hutang Piutang

Buku pencatatan hutang piutang adalah buku yang

digunakan untuk mencatat barang yang dibeli secara kredit yang

berguna untuk mengetahui berapa banyak hutang piutang yang

dilakukan Apotek.

Tabel 2.9 Buku Daftar Tagihan atau Buku Pencatatan Hutang Piutang

No Nama PBF/Kreditur Tgl Faktur Jatuh Tempo Tagihan Paraf

Page 31: laporan magang

D. Buku Defecta

Buku defecta digunakan untuk mencatat baarang yang akan

disimpan ke PBF. Berisi tentang jumlah dan nama barang yang akan

dipesan.

E. Buku Salinan Resep

Buku salinan Resep adalah buku yang digunakan untuk

mencatat resep yang tidak diambil atau diambil sebagian sesuai

dengan permintaan pasien.

Page 32: laporan magang

Gambar 3.1 Struktur Apotek Bencoolen

PSA :Dr Jumnalis Sp.A

Dr Mirna Sp.PDr Rasmijon Sp.PD

APA Susi Delvera S.Si, Apt

AASiti Rosdania

Kasir apotekBagus Hardianto

AASiti Kadijah

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK

3.1 Sejarah Apotek

Apotek Bencoolen Farma adalah sebuah apotek swasta. Apotek

Bencoolen ini mulai berdiri sejak 29 april 2009 dengan surat izin Apotek

(SIA) Nomor 442/53/APTK/IV/2009. Apotek Bencoolen didirikan oleh

Bapak Rasmijon,Sp.D, Bapak Jumnalis,Sp.A, Bapak Julian,Sp.B, Ibu

Mirna.Sp.P selaku Pemilik Sarana Apotek dan sebagai Apoteker pengelola

Apotek adalah Susi delvera,S.Si, Apt yang berlokasikan di Jalan Soetoyo

no.45 Tanah Patah Bengkulu, dengan Nomor izin usaha

No.492/53/APTK/DKK/IV/2009.

3.2 Stuktur Apotek

Sruktur organisasi berfungsi untuk mempermudah pengorganisasian

dan pengaturan tugas masing masing bagian sehingga terjadinya suatu

kerjasama yang baik. Stuktur organisasi Apotek Bencoolen dapat dipahami

dalam gambar 3.1 dibawah ini :

Page 33: laporan magang

B1B2

B4B3

B5

B

C

D

E

F

G

H

I

J

x

x

B6

B7

C1 C2

C3

C4

xx

K1K2

K3

K4

L

x

C5

welcome

Gam

bar 3.2 Lay out Apotek B

encoolen Farma

3.3 Tata Ruang Apotek Bencoolen

Page 34: laporan magang

Pengelolaan Apotek

3.4.1 Pengelolaan Obat

A. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis,

jumlah dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan

mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran, serta menghindari atau mengantisipasi kekosongan obat.

Hal yang dilakukan dalam perencanaan di Apotek Bencoolen:

1. Pendaftaran obat yang akan dipesan melalui buku defecta dan

menentukan jenis obat yang akan dipesan.

2. Menentukan dan mencari penyalur masing-masing obat yang

akan dipesan.

3. Melakukan perundingan dengan beberapa penyalur untuk

merundingkan persyaratan jenis, mutu barang yang

diperlukan, perundingan harga, potongan, persyaratan

pengiriman barang, dan persyratan waktu pembayaran.

B. B.Pemesanan

Barang yang ingin dipesan kepada Pedagang Besar Farmasi

dicatat dalam Surat Pesanan masing-masing jenis obat, rangkap dua

yang diparaf oleh Apoteker Pengelola Apotek untuk dikirimkan

kepada Pedagang Besar Farmasi sesuai dengan ketentuan yang ada.

C. Penerimaan Barang

Barang yang telah sampai, harus diperiksa oleh petugas,

dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1. Mencocokkan surat pengiriman barang di faktur dengan surat

pesanan.

Page 35: laporan magang

2. Mencocokkan surat pengiriman barang dan faktur dengan

barang yang dikirimkan, baik terhadap nama barang,

kemasan, jumlah, serta pemeriksaan terhadap kadaluarsa.

D. Penyimpanan

Barang yang masuk disimpan dalam ruangan yang terlindung

dari cahaya matahari langsung dan tidak lembab. Penyimpanan obat

biasanya digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku, misalnya

bahan padat dipisahkan dengan bahan yang cair, untuk

menghindarkan zat-zat yang bersifat higroskopis. Suppositoria dan

vaksin, diletakkan di lemari es. Penyimpanan obat-obat narkotika

disimpan di lemari khusus. Dan penyusunan yang dilakukan secara

abjad dan berdasarkan khasiat obat untuk memudahkan

pengambilan obat saat diperlukan.

Penyimpanan barang meliputi :

1. Pencatatan seluruh penerimaan barang hari itu dalam buku

penerimaan barang

2. Pencatatan semua pengiriman barang ke kartu stock

3. Barang-barang tertentu disimpan terpisah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Contohnya : narkotika dan

psikotropika disimpan di lemari khusus yang berkunci kuat.

E. Penjualan Obat

Obat yang telah disimpan dijual sesuai dengan harga yang

ditetapkan. Dan dicatat dalam buku pengeluaran obat bebas ataupun

dalam buku pengeluaran obat keras. Selain dengan dilengkapi signa

yang lengkap, informasi juga diterangkan oleh Asisten Apoteker

ketika menyerahkan obat kepada pasien, Asisten Apoteker

memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien yang

meliputi cara pemakaian, penyimpanan obat, dan lain lain, hingga

tidak ada keraguan pasien terhadap cara pemakaian dan hal-hal yang

bersangkutan dengan obat tersebut.

F. Pencatatan

Page 36: laporan magang

Obat-Obat yang ada di Apotek dicatat sesuai dengan

ketentuan. Misalnya apabila terjadi pemasukan ataupun pengeluaran

obat keras dicatat di buku yang sesuai. Obat-obat tertentu seperti

narkotika dan psikotropika pencatatan penggunaannya harus

dilaporkan kepda pihak kesehatan lain. Pihak Apotek setiap

bulannya harus mengirimkan laporan pemakaian obat narkotika

ataupun psikotropika kepada :

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

2. Balai Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Bengkulu

3. Arsip Apotek

G. Pengeluaran Obat

Apotek Bencoolen melakukan sistem pengeluaran

berdasarkan FIFO ( First In First Out ) yang artinya obat yang

pertama kali keluar adalah obat yang pertama kali masuk ke apotek.

Apabila obat yang mengalami kerusakan ataupun sudah

kadaluarsa,diretur kepada Pedagang Basar Farmasi atau

sebagaimana dengan kesepakatan yang telah dibuat diawal

pembelian.

3.4.2 Pengelolaan Resep

Pengelolaan Resep merupakan salah satu pelayanan di Apotek

Bencoolen. Adapun kewajiban Asisten Apoteker dan Apoteker Pengelola

Apotek dalam melayani Resep adalah :

1. Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.

2. Pada Apotek, apoteker tidak mengganti obat generik yang ditulis

dalam resep dengan obat paten.

3. Pada Apotek, jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis

dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk

pemilihan obat yang lebih tepat.

4. Apoteker wajib memberikan informasi :

Page 37: laporan magang

R/ diberi oleh pasien kepada AA

R/ diterima AA

R/ dihargai

R/ ditanyakan kepada pasien setuju atau tidak

Tidak Setuju Setuju

R/ dikembalikan kepada pasien

R/ diracik atau disiapkan,di buat

aturan pakai dan etiket

R/ diserahkan kepada pasien serta diberi

informasi obat

R/ diperiksa kembali

R/ dibayar oleh pasien

Gambar 3.3 Alur Pelayanan R/ Dokter

a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada

pasien.

b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan

masyarakat.

Page 38: laporan magang

Pencatatan Resep

Di Apotek Bencoolen, pencatatan resep dilakukan dengan

pencatatan nomor resep, harga resep dan banyakya obat-obat yang

digunakan dalam masing-masing resep. Sedangkan lembaran resepnya

disimpan di tempat tertentu sesuai dengan jenis resepnya. Seperti resep

yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.

Dilakukan setiap hari sehingga dapat diketahui jumlah resep yang masuk

tiap harinya dan untuk mempermudah pengawasan dan pelaporan.

Penyimpanan dan Pemusnahan Resep

Resep di Apotek Bencoolen disimpan sekurang-kurangnya selama

3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep

lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pelaporan dan

pemeriksaan sewaktu-waktu oleh petugas yang berwenang. Resep-resep

dimusnahkan apabila telah melebihi jangka waktu 3 tahun. Pemusnahan

resep dapat dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain dan

disaksikan oleh pejabat pemerintah yang berwenang dan minimal 1 (satu)

orang dari balai Pengawasan Obat dan Makanan. Setiap pemusnahan

resep harus dibuat berita acara pemusnahan yang dikirim kepada :

a. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

c. Balai Pengawasan Obat dan Makanan

d. Arsip Apotek

3.4.3 Pengelolaan Administrasi

Di apotek Bencoolen, pengelolaan administrasinya meliputi :

A. Buku Kas

Page 39: laporan magang

Buku kas adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua

transaksi dan mengatur keluar masuknya obat, baik secara tunai

maupun kredit dan dibuat setiap hari berdasarkan bukti transaksi.

Buku ini ditutup pada akhir bulan yang bertujuan untuk mengetahui

berapa banyak barang yang keluar atau masuk.

Tabel 3.1 Buku Kas

No Tanggal Debet Kredit Saldo

1 1 November 2011 Rp.40.000 Rp.22.000 Rp.20.000

2 10 November 2011 Rp.70.000 Rp.50.000 Rp.30.000

Jumlah Rp.110.000 Rp.72.000 Rp.50.000

B. Buku Penerimaan Barang atau Buku Faktur

Buku Penerimaan barang adalah buku yang digunakan untuk

mencatat semua barang yang diterima apotek dari PBF yang

sebelumnya dicap terlebih dahulu apakah sesuai dengan faktur yang

ditulis oleh PBF. Jika sesuai faktur tersebut ditandatangani kemudian

dicatat dalam buku penerimaan barang.

Tabel 3.2 Buku Penerimaan Barang

NoTgl

Faktur

No

Faktur

Nama

PBF

Nama

BarangJml

Harga

Barang

Jumlah

Nilai

Faktur

Tgl jth

tempoEd

1 1/4/08 23105Pt.Kalista

Bandung

Ctm

4mg

1000 tab

5 70.000 3.650.000 7/3/09

C. Buku Pencatatan Resep

Buku Pencatatan Resep adalah buku yang digunakan untuk mencatat

resep yang masuk ke apotek setiap harinya. Di apotek Sejahtera, buku

ini digunakan untuk mengecek pengeluaran obat setiap harinya.

Tabel 3.3 Buku Pencatatan Resep

Page 40: laporan magang

NoNama

Dokter

Nama

PasienResep Signa Harga Toeslah

1 Dr.Jumnalis

Sp.A

Kayla

3 tahun

R/ Bromhexin 4,0 mg

Mf pulv dtd no X

3x1 84.000 1250

D. Buku Pencatatan Penjualan Obat Keras

Buku pencatatan penjualan obat keras adalah buku yang digunakan

untuk mencatat obat keras yang telah dijual dan berfungsi untuk

mempermudah pengawasan barang-barang yang telah dijual.

Tabel 3.4 Buku Pencatatan Penjualan Obat Keras

No Tanggal Nama obat Jumlah Harga Ket

1 10 oktober 2011 Diazepam tab 30 tab Rp.123.000

E. Buku Pencatatan Penjualan Obat Bebas

Buku pencatatan penjualan obat bebas adalah buku yang digunakan

untuk mencatat obat bebas yang telah dijual dan berfungsi untuk

mempermudah pengawasan barang-barang yang telah dijual.

Tabel 3.5 Buku Pencatatan Penjualan barang / Obat Bebas

01 November 2011

Sore

No Nama barang Jumlah Satuan Harga

1 Sanmol 1 kaplet Rp. 2500

F. Buku Daftar Tagihan atau Buku Pencatatan Hutang Piutang

Buku pencatatan hutang-piutang adalah buku yang digunakan untuk

mencatat barang yang dibeli secara kredit yang berguna untuk

mengetahui berapa banyak hutang Apotek yang belum dibayar.

Tabel 3.7 Buku Daftar Tagihan atau Buku Pencatatan Hutang-Piutang

Page 41: laporan magang

No Nama PBF/Kreditur Tgl Faktur Jatuh Tempo Tagihan Ket

1 Bintang Sryasindo 30-12-2008 13-01-2009 Rp.243.910 Lunas

G. Kartu Stock

Kartu Stock adalah blangko yang digunakan untuk mencatat keluar

masuknya obat di Apotek setiap harinya. Blangko Kartu stok

berfungsi sebagai media untuk melihat banyaknya persediaan barang.

Tabel 3.6 format kartu stok Apotek Bencoolen

KARTU STOK

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

APOTEK BENCOOLEN FARMA

Nama Obat : Panmol

Satuan : kaplet

Harga :

Tanggal Uraian Masuk Keluar Sisa Paraf

11 Agust 2011

13 Agust 2011

15 Agust 2011

20

-

-

-

3

2

20

17

15

A. Buku Salinan Resep

Buku salinan Resep adalah buku yang digunakan untuk mencatat

resep yang tidak diambil atau diambil sebagian sesuai dengan

permintaan pasien.

Page 42: laporan magang

Bab IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengelolaan Apotek

Apotek Boncoolen merupakan salah satu sarana farmasi yang

melayani masyarakat terkait masalah masalah obat-obat yang berstatus

apotek swasta. Apotek Bocoolen berdiri pada tanggal 29 April 2009

dengan Surat Izin Apotek No 442/53/Aptk/DKK/IV/2009.

Pemilik Sarana Apotek adalah Dr.Jumnalis, Sp.A , Dr.Rasmijon,

Sp.D dan Dr.Mirna, Sp.P. Dan selaku Apoteker Pengelola Apotek adalah

Susi Delvera,Ssi.Apt. Apotek Bencoolen buka setiap hari terkecuali hari

minggu dan hari libur nasional. Apotek Bencoolen memiliki dua Asisten

Apoteker yaitu Siti khadijah dan Siti rosdania dan satu karyawan bagaian

kasir yaitu Bagus hardianto, mereka mengisi waktu bekerja di Apotek

secara bergantian sesuai dengan pembagian shif yang diberlakukan oleh

Apotek yaitu shif pagi dan shif sore, dimana shif pagi itu mulai dari pukul

08.00-16.00 dan shif sore dari pukul 16.00-21.00.

4.1.1 Penjualan obat dan Pelayanan Resep

Siklus pelayanan masyarakat dengan resep dokter di Apotek

Bencoolen sebagai berikut :

Pasien datang membawa resep dokter lalu Asisten Apoteker

menerima resep dari pasien diberi harga sambil dikontrol

ketersediaan obatnya. Kemudian resep diserahkan kembali kepada

pasien sambil diberitahukan harga dan ketersedian obat kepada

pasien. Apabila harganya disetujui oleh pasien Asisten Apoteker

meracik obat tersebut kemudian Menyerahkan serta menjelaskan

Page 43: laporan magang

cara pengunaan kemudian baru Pasien membayar resep sesuai

dengan harga.

Berdasarkan golongan obat, pengolaan dan pelayanan

pembeliaan obat dibedakan menjadi 3 :

1. Obat bebas

Pasien datang lansung ke Apotek dengan menyebutkan obat

yang dibutuhkan atau datang dengan menyebutkan keluhan

keluhan penyakitnya dan Asisten Apoteker akan mengusulkan

nama obat yang sesuai keluhan keluhan yang disebutkan oleh

pasien tersebut jika setuju obat dan harganya maka Asisten

Apoteker akan menyerahkan obat tersebut kemudian

mencatatkan nya di buku khusus Penjualan Obat Bebas. Hal ini

umumnya untuk penyakit ringan sehingga dapat dilakukan

dengan pengobatan sendiri.

2. Obat Keras

Yang tergolong dalam obat keras yaitu obat golongan obat

wajib apotek, obat bebas terbatas, narkotika, dan psikotropika.

Obat keras sebagian besar dapat diberikan dengan resep dokter,

namun ada juga yang tidak harus menggunakan resep dokter.

3. Obat Narkotika dan Obat psikotropika

Obat golongan ini harus dengan resep dokter. Pembelian obat

golongan narkotika harus dilengkapi dengan nama, alamat

lengkap, serta nomor telepon pasien yang bisa dihubungi. Dan

khusus resep obat golongan narkotika yang sudah diambil tidak

dapat untuk di ulang kembali .

4.1.2 Pengolahan Obat di Apotek Bencoolen farma

1. Alur pemesanan barang

Persediaan stok obat menipis/barang habis, Asisten Apoteker

mencatat semua persediaan barang yang hampir habis di dalam

buku defecta dan menulis surat pesanan yang sesuai dengan

Page 44: laporan magang

jenis golongan obat yang akan di pesan ke Pedagang Besar

Farmasi . Ditanda tangani oleh Asisten Apoteker atau Apoteker

Pengelola Apotek yang ada, namun khusus untuk obat

narkotika yang menandatangani tidak bisa diwakili / wajib di

tanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek.

2. Alur barang masuk

Seketika barang tiba, Asisten Apoteker mencocokkan

kesesuaian antara surat pengiriman barang, faktur dengan surat

pesanan yang dipesan, mencocokkan kesesuaian faktur dengan

wujud barang seperti nama barang, jumlah , dan tanggal expire

date, kemudian faktur ditandatangani oleh Asisten Apoteker

namun ada pengecualian untuk obat golongan narkotika harus

ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Sebelum

disimpan kedalam gudang atau disimpan ditempat

penyimpanannya masing masing, sebelumnya barang barang

diberi harga, kemudian barulah kemudian di simpan di

tempatnya masing masing.

3. Alur barang keluar

Obat bebas / perbekalan farmasi yang di jual dengan bebas

tanpa harus menyertakan copy resep dicatat di buku penjualan

obat bebas sedangkan obat yang dibeli dengan menyertakan

resep dari dokter dicatat di dalam buku pencatatan resep dan

resepnya di simpan berdasarkan tanggal dan urutan pembelian

resep

4.1.3 Pengolahan Administrasi

Pengelolaan administrasi di Apotek Bencoolen sudah

mengikuti standar yang tertera dalam persyaratan pendirian apotek,

terbukti dengan terdapatnya buku-buku yang digunakan dalam

pencatatan. Misalnya buku blanko surat pemesanan barang,

penjualan, dan administrasi lainnya. Sistem pengelolaan

Page 45: laporan magang

administrasi yang ada di Apotek Bencoolen menggunakan sistem

administrasi, yaitu dengan cara manual melalui buku administrasi

tersebut sesuai dengan prosedur.

Bab V

Penutup5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan :

1. Progaram Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan ini merupakan

sarana untuk mengembangkan dan menerapkan teori-teori dasar yang telah

dimiliki oleh siswa-siswi farmasi di dalam kehidupan nyata untuk

melayani masyarakat.

2. Keramahan dan sopan santun Asisten Apoteker dan Apoteker Pengelola

Apotek dalam melayani masyarakat merupakan faktor yang dapat

menentukan keberhasilan suatu Apotek.

3. Seorang Asisten Apoteker mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

cukup besar dalam pelaksanaan kegiatan kefarmasian di Apotek.

4. Untuk mencapai tujuan pembanagunan kesehatan, sangat diperlukan

kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan yang satu dengan yang

lainnya.

5.2 Saran

1. Bagi pihak sekolah hendaknya diperhatikan lagi dan mengevaluasi semua

kegiatan yang dilakukan siswa-siswi dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan.

2. Dan akan lebih baik jika para pembimbing siswa Praktik Kerja Lapangan

lebih berkomunikasi pihak Apotek untuk mengontrol para siswa/siswi

yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Page 46: laporan magang