laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

40
Laporan Praktik Umum/Magang Teknik Pembibitan Pada Jenis Tanaman Trambesi (Aleurites moluccana) dan Jabon (Tectona grandis) di Pembibitan CV. Pratama Mandiri, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Magang Pada Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako Oleh : RAHMAT HIDAYAT L 131 08 121

Upload: rahmat-hidayat

Post on 05-Aug-2015

368 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Laporan Praktik Umum/Magang

Teknik Pembibitan Pada Jenis Tanaman Trambesi (Aleurites moluccana) dan Jabon (Tectona grandis) di Pembibitan CV.

Pratama Mandiri, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Magang Pada Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Oleh :

RAHMAT HIDAYATL 131 08 121

JURUSAN KEHUTANANFAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKOPALU 2012

Page 2: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktik Umum/Magang : Teknik pembibitan pada jenis tanaman trambesi (Aleurites mollucana) dan durian (Tectona grandis) di Pembibitan CV. Pratama Mandiri, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.

Nama : Rahmat Hidayat

No. Stambuk : L 131 08 121

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Tadulako

Palu, Maret 2012

Menyetujui,

KoordinatorPraktik Umum/Magang

Ir. Hj. Retno Wulandari, MPNIP . 19621114 198903 2 001

Dosen Pembimbing

DR. Sc. Agr. Yusran, SP.MP Nip. 19740101 200212 1 002

Mengetahui,Ketua Jurusan Kehutanan

Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Dr. Ir. Hj. Wardah, MF.ScNIP. 19600605 198503 2 001

Page 3: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Magang yang berjudul “ TEKNIK PEMBIBITAN JENIS POHON TRMBESI

DAN JABON” Di CV. Mandiri Pratama, ini tepat Pada waktu yang di harapkan.

Laporan praktik Umum/Magang ini disusun sebagai salah satu mata kuliah

wajib yang bertujuan agar dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh melalui

bangku kuliah. Lebih dari itu, praktik Umum/Magang dapat memberikan

kontribusi positif kepada mahasiswa berupa orientasi pengenalan tentang kondisi

bidang yang digelutinya selama masa studi di Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan magang ini memiliki

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, Hal ini disebabkan Karena

keterbatasan pengalaman serta pengetahuan Penulis. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

Laporan praktikum magang di kemudia hari. Akhirnya, semoga laporan ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Palu, Maret 2012

Penyusun

Page 4: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

UCAPAN TERIMA KASIH

Selam dalam proses Praktikum magang Dan penyusunan ini

Penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itulah perkenankanlah Penulis Mengucapkan Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Sc. Agr. Yusran, SP. MP sebagai dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan selama penyelesaian Laporan Praktik

Umum/Magang ini.

1. Ir. Hj. Retno Wulandari. MP sebagai Koordinator Praktik Umum/ Magang

Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir. Hj. Wardah, MF.Sc sebagai Ketua Jurusan Kehutanan Universitas

Tadulako.

3. Bapak Fery selaku pengelola CV. Pratama Mandiri yang telah

memberikan informasi serta fasilitas selama pelaksanaan Praktik

Umum/Magang.

4. Moh. Azwar, Rahmat Hidayat dan Rahmad Agung yang merupakan teman

rekan magang di CV. Pratama Mandiri yang telah banyak membantu

dalam pelaksanaan Praktik Umum/Magang ini.

5. Rekan-rekan Seperjuangan Mahasiswa Kehutanan khususnya angkatan

2008.

6. Kedua Orang tua dan keluarga penulis yang dengan sabar dan tulus telah

memberikan motivasi, nasehat dan do’a yang tak ternilai harganya.

Page 5: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak

memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis Hanya bisa berharap, semoga Allah SWT selalu memberikan

perlindungan dan balasan yang lebih di kemudia hari.

Palu, Maret 2012

Penyusun

Page 6: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iiKATA PENGANTAR .................................................................................................... iiiUCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................... ivDAFTAR ISI ...................................................................................................... viDAFTAR TABEL .............................................................................................................................................................................................................................viiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

...............................................................................................................................

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 11.1. Latar Belakang ............................................................................................. 11.2. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 42.1. Botani Tanaman Kemiri .............................................................................. 42.2. Botani Tanaman Jati ....................................................................................52.3. Keterangan Umum Hama dan Penyakit Tanaman ...................................... 6

2.3.1 Pegertian Hama dan Penyakit Tanaman .......................................... 72.3.2 Bentuk Kerusakan ............................................................................ 82.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Hama dan Penyakit Tanaman ............................................................ 11III. METODE PRAKTIKUM .................................................................................. 12

3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 123.2. Bahan dan Alat ............................................................................................ 123.3. Metode Praktikum ........................................................................................ 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ............................................................... 144.1. Letak dan Luas ................................................................................... 144.2. Organisasi dan Tenaga Kerja ..............................................................

174.3. Aksesbilitas .........................................................................................

20V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 21

5.1. Jenis Hama Yang Menyerang Tanaman Kemiri dan Jati ........... 215.2. Jenis Penyakit Yang Menyerang Tanaman Kemiri dan Jati ..... 235.3. Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama dan Penyakit

Pada Tanaman Kemiri dan Jati........................................................... 29

Page 7: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 316.1. Kesimpulan ........................................................................................ 316.2. Saran .................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32LAMPIRAN ...................................................................................................... 34

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Profil Fasilitas Perusahaan ............................................................................ 16

2. Peralatan Penunjang Produksi ...................................................................... 16

3. Nama-nama Perusahaan Pembeli Produk ..................................................... 23

4. Spesifikasi dan Standar Kualitas Bahan Baku pada CV. Pratama Mandiri ................................................. 24

Page 8: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................... 19

2. Bagan Alur Proses Produksi ........................................................................ 26

Page 9: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang keinginan saya mengambil judul tentang teknik

Pembibitan Tanaman Trembesi dan Jabon adalah karena Keduanya

merupakan jenis tanaman hutan yang bisa dimasukan juga ketanaman

perkebunan yang sangat penting penting, baik sebagai sumber pendapatan,

kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra

baru di wilayah sekitar perkebunan Jabon dan Trembesi maupun pelestarian

lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal

terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi

beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang

merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk olahan

yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber).

Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal

tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta

kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan

peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.

Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh

rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan karet rakyat

masih positif walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal

perkebunan negara dan swasta samasama menurun 0,15%/th. Oleh karena itu,

tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada perkebunan rakyat.

Page 10: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Namun luas areal kebun rakyat yang tua, rusak dan tidak produktif mencapai

sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan peremajaan. Persoalannya adalah

bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk peremajaan. Di tingkat

hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun

mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam industri

pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk

karet lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet

sebenarnya mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan

furniture tetapi belum optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih

lanjut.

Tujuan pengembangan karet ke depan adalah mempercepat

peremajaan karet rakyat dengan menggunakan klon unggul, mengembangkan

industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan pendapatan

petani. Sasaran jangka panjang (2025) adalah: (a) Produksi karet mencapai

3,5-4 juta ton yang 25% di antaranya untuk industri dalam negeri; (b)

Produktivitas meningkat menjadi 1.200-1.500 kg/ha/th dan hasil kayu minimal

300 3 m /ha/siklus; (c) Penggunaan klon unggul (85%); (d) Pendapatan petani

menjadi US$ 2.000/KK/th dengan tingkat harga 80% dari harga FOB; dan (e)

Berkembangnya industri hilir berbasis karet. Sasaran jangka menengah (2005-

2009) adalah: (a) Produksi karet mencapai 2,3 juta ton yang 10% di antaranya

untuk industri dalam negeri; (b) Produktivitas meningkat menjadi 800 kg/ha/th

dan hasil kayu minimal 3 300 m /ha/siklus; (c) Penggunaan klon unggul

(55%); (d) Pendapatan petani menjadi US$ 1.500/KK/th dengan tingkat harga

Page 11: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

75% dari harga FOB; dan (e) Berkembangnya industri hilir berbasis karet di

sentrasentra produksi karet.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktik umum/magang ini yaitu untuk mengetahui jenis hama

dan penyakit yang menyerang tanaman kemiri dan jati di persemaian di CV.

Pratama Mandiri di Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.

Kegunaan dari praktik umum/magang ini yaitu untuk dijadikan sebagai

bahan informasi tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kemiri dan

jati di persemaian.

Page 12: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Trembesi ( Albizia saman (jacq)

Klasifikasi tanaman trembesi (Albizia saman (Jacq.)

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Albizia

Spesies : Albizia saman ( jacq)

Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr.

sinonim Samanea saman (Jacq.) Merr.) merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi,

dengan tajuk yang sangat melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai

tumbuhan peneduh. Pohon ini mempunyai beberapa julukan nama seperti Saman,

Pohon Hujan dan Monkey Pod, dan ditempatkan dalam genus Albizia.

Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat

merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering

menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta

kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon.

Page 13: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Albizia Saman adalah spesies pohon berbunga dalam keluarga kacang polong.

Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar di seluruh

daerah tropika. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena

tajuknya menghambat tumbuhan lain untuk berkembang. Berdasarkan penelitian

Hartwell (1967-1971) di Venezuela, akar Rain Tree dapat digunakan sebagai obat

tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker. Ekstrak daun Rain Tree

dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis (Perry, 1980) yang

dapat menyebabkan sakit perut. Rain Tree juga dapat digunakan sebagai obat flu,

sakit kepala dan penyakit usus (Duke and Wain, 1981)

Ciri-Ciri Umum

Ciri Pohon

Albizia Saman dapat mencapai ketinggian rata-rata 30 - 40 m,lingkar pohon

sekitar 4,5 m dan mahkota pohon mencapai 40 - 60 m. Bentuk batangnya tidak

beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. Daunnya majemuk

mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. Sedangkan pada pohon yang sudah

tua berwarna kecekelatan dan permukaan kulit sangat kasar dan terkelupas.

Ciri Daun

Daunnya melipat pada cuaca hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di

namakan Pohon pukul 5. Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu kecokelatan

pada pohon muda yang masih halus. Sedangkan lebar daunnya sekitar 4-5 cm

Page 14: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

berwarna hijau tua, pada permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau

di pegang terasa lembut.

Ciri Bunga

Pohon hujan berbunga pada bulan Mei dan juni. Bunga berwarna putih dan bercak

merah muda pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 cm dari

pangkala bunga hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkota berukuran 3,7 cm dan

memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3-5 cm. Bunga

menghasilkan nektar untuk menarik seranga guna berlangsungya penyerbukan.

Ciri Buah

Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai

panjang sekitar 10-20 cm, mempunyai lebar 1,5 - 2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm.

Buahnya berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya

tertanam dalam daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket dan manis

berisi sekitar 5 - 25 biji dengan panjang 1,3 cm.

2.2 Botani Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.)

Di Indonesia Jabon dikenal sebagai kelempayan. Tanaman ini terdapat di

pulau Jawa, Sumantera, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Tanaman yang

termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1 000 m dpl, pada

jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya

terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik.

Page 15: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Jabon  adalah jenis pohon cahaya (light-demander)  yang cepat tumbuh. Pada

umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Di alam

bebas, pohon Jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter

lebih dari 100 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan

melingkar. Daunnya tidak lebat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir.

Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan, mudah diolah,

lunak dan ringan. Jabon berbuah setahun sekali. Musim berbungannya pada bulan

Januari-Juni dan buah masak pada bulan Juli-Agustus dengan jumlah buah

majemuk per kg 33 buah. kadar air kayu jabon rata-rata 0,40 g/cm3 dengan rata-

rata kadar air kayunya 17%. Menurut Hadjib dan Abdurachman (2009) kerapatan

kayu jabon rata-rata 0,55 g/cm3 dengan kadar air rata-rata 16%. Secara umum

nilai kerapatan tersebut sesuai dengan kisaran kerapatan untuk kayu jabon yang

yaitu berkisar antara 0,29 g/cm3 sampai 0,56 g/cm3 dengan rata-rata 0,42 g/cm3.

Mandang dan Pandit (1997)

Klasifikasi Jabon

Kerajaan  :Plantae

Divisi      :Spermatophyta

Kelas      :Magnoliopsida

Ordo       :Rubiales

Famili      :Rubiaceae

Genus     :Anthocephalus

Spesies :Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.

Penyebaran dan Tempat Tumbuh.

Distribusi alami di mulai dari india, Nepal dan India, menuju Thailand dan

Indochina serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman

Page 16: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

ini telah di introduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi

dengan baik. Di Indonesia, tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra,

Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Merupakan tipikal tanaman pioner dan

umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan tidak

toleran terhadap cuaca dingin. Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik

pada ketinggian 0-1000 m dpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500

mm/tahun, pada jenis tanah lempung, Podsolik coklat, dan aluvial lembab yang

umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Namun demikian

jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan sedikitnya 200

mm/tahun serta toleran pada kondisi air tergenang yang periodik.

Habitat

Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter

lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada

umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Bentuk

tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar dengan daun yang

tidak lebat dengan panjang 13-32 cm. Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak

rapat, berbentuk bulat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Kayunya

berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan.

 

2.3 Keterangan Umum Hama dan Penyakit Tanaman

2.3.1 Pengertian Hama dan Penyakit Tanaman

Page 17: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Perkembangbiakan Rain Tree dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembibitan (metode yang biasanya digunakan), pemotongan dahan, ranting, batang dengan cara pencangkokan. Proses pembibitan untuk skala besar dapat menggunakan biji Rain Tree dengan cara :

1. pembibitan biji tanpa perlakuan

perkecambahan biji akan tumbuh dengan baik sekitar 36-50% tanpa perlakuan. Perkecambahan biji yang tidak diperlakuan akan tumbuh di tahun pertama penyimpanan biji (Seed Storage)

1. pembibitan biji dengan perlakuan

pembibitan biji dapat dilakukan dengan memberi perlakuan tertentu pada biji Rain Tree untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat. Ada 2 macam perlakuan (yang penulis ketahui) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu :

memasukkan biji dalam air selama 1-2 menit dengan suhu 800C (1760F) dengan voluem air 5x lebih banyak dari volume biji, aduk biji kemudian keringkan. Rendam biji dalam air hangat dengan suhu 30-400 C (86-1040F )selama 24 jam. Metode ini akan membnatu perkecambahan biji 90-100%. (Craig and George, tanpa tahun). Skarifikasi biji (pengelupasan biji)akan tampak 3-5 hari setelah perlekuan dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk membantu pertumbuhan biji.

Biji sudah siap untuk ditanam setelah perkecambahan. Saat iru panjang kecambah 20-30m. Bibit yang mempunyai diameter >10mm dapat lebih bertahan dari air hujan. Perkiraan ukuran bibit saat penanaman yaitu ketika mempunyai tinggi sekitar 15-30 cm (6-12 inci) dengan panjang akar sekitar 10 cm (4 inci) dan panjnag batang mencapai 20 cm (8 inci). Diamtaer batang dari bibit harus mencapai 5-30mm. Penanaman ini dapat dilakukan di pasir (tempat pembibitan) atau di tanam di polybag yang berukuran 10×20 cm dengan komposisi 3:1:1 (tanah:pasir:kompos).

Perawatan bibit diperlukan untuk menjaga bibit agar bisa tumbuh besar terutama dari serangan hama dan terpaan angin. Perawatan ini dilakukan sampai Rain Tree menjadi lebih tinggi dan siap untuk melindungi.

Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga

pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan

antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat. Defenisi hama adalah

Page 18: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

semua organisme yang tergolong pada jenis serangga atau satwa yang dapat

menimbulkan kerusakan pada biji, bibit, tanaman muda dan tua yang secara

ekonis berarti sangat merugikan karena berada diatas ambang ekonomi

(Natawiria, 1991).

Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat

mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah

hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang

sering terjadi adalah hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai

musuh yang memamngsanya. Musuh alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah

populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah Ular, Burung hantu, dan elang.

Sayangnya binatang – binatang tersebut ditangkapi oleh manusia sehingga tikus

tidak lagi memiliki pemangsa alami. Akibatnya, jumlah tikus menjadi sangat

banyak dan menjadi hama.

Penyakit tumbuhan sebagian besar disebabkan oleh interaksi antara

aktivitas mikroorganisme dan inangnya. Penyebab penyakit (yang disebut

patogen) dapat berupa virus, bakteri, fungi, atau tumbuhan tingkat tinggi. Penyakit

tumbuhan juga dapat berupa factor lingkungan fisik/kimia baik tempat tumbuh

maupun lingkungannya. Lebih dari satu penyebab seringkali berinteraksi atau

bersama-sama menyebabkan penyakit pada tanaman.

Gejala penyakit dibagi menurut beberapa cara, dan terminology yang

digunakan adalah luas. Pengelompokan dilakukan sesuai dengan yang

Page 19: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

dikemukakan oleh Brown (1997) yang membagi gejala menjadi empat kategori

besar yaitu:

a. Kematian dan kerusakan pada jaringan inang

b. Kelayuan, tidak dapat tumbuh subur sderta gejala yang mengikuti

c. Pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak normal, dan

d. Perubahan warna jaringan inang menjadi lebih muda

2.3.2 Bentuk Kerusakan

Suratmo (1978), bentuk kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh suatu

hama dan penyakit pada pohon atau tegakan hutan dapat dibagi sebagai berikut:

A. Kerusakan langsung

1. Mematikan pohon

2. Merusak sebhagian dari pohon

3. Menurunkan kualitas hasil-hasil hutan

4. Merusak biji dan buah

B. Kerusakan tidak langsung

1. Merubah suksesi atau komposisi tegakan

2. Menurunkan umur tegakan

3. Menimbulkan kebakaran

4. Mengurangi nilai keindahan

5. Menimbulkan penyakit-penyakit dan hama baru

2.3.3 Faktor Penyebab Perkembangan Hama dan Penyakit Tanaman

Page 20: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Penyakit tumbuhan sebagian besar disebabkan oleh interaksi anata

aktivitas mikroorganisme dan inangnya. Penyebab penyakit (yang disebut

patogen) dapat berupa virus, bakteri, fungi atau tumbuhan tingkat tinggi.

Penyebab penyakit tumbuhan juga dapat berupa faktor lingkungan fisik/kimia

baik tempat tumbuh maupun lingkunganny. Lebih dari satu pentebab seringkali

berinteraksi atau bersaama-sama penyebabnya penyakit pada pohon penyusun

hutan. Pohon-pohon di dalam hutan seringkali baru dapat diserang oleh patogen

setelah menjadi lemah pertumbuhannya karena kondisi lingkungan yang tidak

optimal. Penyimpangan kondisi lingkungan sendiri seringkali berpeluang besar

untuk menyebabkan penyakit pada pohon-pohon penyyusun hutan yang tumbuh

dalam rentang waktu yang panjang.

Suatu penyakit pada pohon penyusu hutan, dapat merupakan akibat dari,

1). Serangan patogen, misalnya fungi, bakteri, firus, atau nematoda,

2). Kondisi lingkungan yang tidak mendukung kehidupan tumbuhan,

3). Tidak adanya mikroorganisme simbiosis mutualisme pembentuk mikorisa atau

bintil akar penambat nitrogen.

Pada tahun 1897 Anton de Bary, yang dikenal sebagai bapak mikologi modern,

menggambarkan kata simbiosis sebagai hubungan yang akrab dab secara terus

menerus antara dua atau lebih mikroorganisme yang berbeda (Brown, 1997).

Page 21: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktik umum/magang ini dilaksanakan dari bulan Desember sampai bulan

Januari 2012. Bertempat di CV. Pratama Mandiri, Desa Lolu, Kecamatan

Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Page 22: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

Alat yang digunakan dalam praktik umum/magang ini yaitu alat tulis-

menulis, buku panduan jenis hama/penyakit tanaman dan kamera. Sedangkan

bahan yang digunakan yaitu berupa sampel plot tanaman kemiri dan jati.

3.3 Metode Praktikum

Penelitian diawali dengan kegiatan pengamatan lapangan untuk

mengetahui gejala dan bentuk serangan. Pengamatan dilakukan secra visual

dengan menghitung persentase serangan. Persentase serangan dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Persentase serangan= Jumlah bibit yang terserangJumlah seluruh bibit

X 100 %

Jumlah bibit yang diamati untuk setiap umur bibit adalah 200 bibit.

Kriteria bibit terserang adalah apabila bagian bibit sudah terserang atau rusak

walaupun tingkat serangannya kecil.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1 Letak dan Luas

Secara administrasi CV. Pratama Mandiri terletak di Desa Lolu

Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah. Luas areal

CV. Pratama Mandiri yaitu 200 m2. Perusahaan CV. Pratama Mandiri berbatasan

dengan :

a. Sebelah utara : Selokan Lolu

Page 23: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

b. Sebelah timur : Rumah Sdr. Muhammad Hanafi

c. Sebelah selatan : Jl. Poros Lolu

d. Sebelah barat : Jl. Poros Lolu

4.2 Prasarana Pembibitan

Peralatan yang digunakan pada CV. Pratama Mandiri sebagai penunjang

pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Peralatan Penunjang

No. Peralatan Jumlah

1. Dap 1 Unit

2. Selang 1 Unit

3. Ember 5 Unit

4. Sekop 3 Unit

5. Cangkul 1 Unit

4.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dipekerjakan pada perusahaan CV. Pratama Mandiri

adalah dari tenaga kerja lokal yang berada disekitar lokasi pembibitan. Jumlah

tenaga kerja yang digunakan sebanyak.

4.4 Aksesbilitas

Perusahaan CV. Pratama Mandiri dapat ditempuh dari Kota Palu ± 15

menit dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat serta memiliki

jarak tempuh 5 Km ke arah selatan dari kota Palu.

Page 24: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Intensitas Serangan Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kemiri

Setelah dilakukan pengamatan pada demplot uji klonal kemiri, maka

ditemukan serangan/gangguan hama dan penyakit dengan intensitas seperti pada

tabel 1. Jenis-jenis hama dan penyakit dengan tipe/gejala serangan serta dampak

yang diakibatkannya terhadap tanaman selengkapnnya disajikan pada tabel 1.

5.1.1 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kemiri

Page 25: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

5.1.2

6. II. TEKNIK BUDIDAYA7. CARA PENYEMAIAN BIJI BENIH JABON8.

Benih jabon ditabur pada media pasir halus Sebaiknya menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya Penyiraman dilakukan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah Pengamatan dan pemberantasan terhadap penyakit perlu dilakukan karena rawan dumping off. Setelah daun berukuran 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos= 2 : 1), 50% atau 65%.

9.  

10. PENANAMAN

11. Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan, jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (Pinggir sungai), Tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis.

12.  13. CaraTanam:

Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm.(untuk bibit 40 - 50 cm) Lalu masukan Kompos + NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3 - 7 hr kemudian baru tanam), kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka / disobek kedalam, dudukan yang benar / rata, lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.

14.  

Page 26: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

5.2 Pelaksanaan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah diuraikan

pada Bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengendalian mutu merupakan salah satu aktivitas dari perusahaan yang

sangat perlu diperhatikan sehingga berperan dalam mencegah terjadinya

produk cacat sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang

ditetapkan perusahaan dan kebutuhan pelanggan.

2. CV. Pratama Mandiri menerapkan pengendalian mutu dengan melakukan

pemeriksaan secara keseluruhan baik terhadap bahan baku, proses

produksi, maupun produk akhir serta pengoperasian mesin dan tenaga

kerja yang terampil.

3. Penetapan ketentuan spesifikasi dan standar kualitas sangat penting

dilakukan karena dapat memberikan informasi untuk dipakai sebagai dasar

bagi tindakan-tindakan pengawasan dalam mempertahankan kualitas serta

Page 27: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi

hal yang penting lagi adalah setiap adanya penyebab kerusakan setiap

produk perlu segera dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan secara

terus menerus.

6.2 Saran

Diharapkan dalam pelaksanaan Praktik Umum/Magang berikutnya dapat

diberikan akses ke Industri-industri pengolahan kayu sehingga dalam melakukan

praktikum akan lebih mudah dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Special profiles for pasific Island Agroforesty. www.traditionaltree.org

Source : James A. Duke.1983. Handbook of Energy Crops. Unpublished. Samanea saman (jacq.) Merr. Mimosaceae Rain tree. www.hort.purdue.edu

W. Staples, George and R.E, Craig, Samanea saman (Rain Tree). Tanpa Tahun. www.agroforesty.net

Page 28: laporan lengkap magang pembibitan jabon dan trambesi