ilaporan magang

46
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Tinggi diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang profesional terutama dalam menghadapi persaingan global. Kenyataan di lapangan seringkali menunjukan bahwa lulusan perguruan tinggi belum secara optimal mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal itu disebabkan karena adanya kesenjangan antar teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan yang lebih kompleks terutama di instansi dengan sumber daya yang padat ilmu, padat teknologi dan padat karya (Panduan Magang, 2015). Sehingga, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (FKM UNSRAT) mengadakan program magang bagi mahasiswa. Agar supaya lulusan sarjana FKM UNSRAT melalui pelaksanaan magang dapat memiliki bekal dan pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan professional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang ada saat ini. (Panduan Magang, 2015). Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan prioritas utama bagi umat manusia. Sebab, apabila seseorang atau individu tidak dalam keadaan sehat maka 1

Upload: arby-hardian-larope

Post on 12-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

arby

TRANSCRIPT

Page 1: Ilaporan magang

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Tinggi diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang

profesional terutama dalam menghadapi persaingan global. Kenyataan di

lapangan seringkali menunjukan bahwa lulusan perguruan tinggi belum secara

optimal mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal

itu disebabkan karena adanya kesenjangan antar teori yang diperoleh dengan

kenyataan di lapangan yang lebih kompleks terutama di instansi dengan sumber

daya yang padat ilmu, padat teknologi dan padat karya (Panduan Magang, 2015).

Sehingga, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (FKM

UNSRAT) mengadakan program magang bagi mahasiswa. Agar supaya lulusan

sarjana FKM UNSRAT melalui pelaksanaan magang dapat memiliki bekal dan

pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan professional sehingga

lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang ada saat ini.

(Panduan Magang, 2015).

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan prioritas utama bagi umat

manusia. Sebab, apabila seseorang atau individu tidak dalam keadaan sehat maka

tingkat produktifitasnya akan menurun. Hal ini juga tertera dalam Undang-

Undang kesehatan tahun 2009. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana

pelayanan kesehatan yang bisa menunjang dalam peningkatan derajat kesehatan

seseorang bahkan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Salah satu pelayanan kesehatan yang ada untuk melayani masyarakat adalah

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang tersebar diseluruh Indonesia

untuk memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh jaminan kesehatan.

Puskesmas dalam pelaksanaan fungsionalnya berfungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat, pusat pelayanan

kesehatan tingkat pertama, yang melaksanakan kegiatannya secara menyeluruh

pada masyarakat. Oleh karena itu, Puskesmas sebagai ujung tombak sistem

pelayanan kesehatan (Azwar, 2010).

1

Page 2: Ilaporan magang

Dari sekian banyak puskesmas yang tersebar di Minahasa Selatan (MINSEL)

Puskesmas Ongkaw di wilayah Sinonsayang, menjadi pilihan untuk melakukan

kegiatan magang selama kurang lebih 3 (tiga) minggu.

1.2 Tujuan Magang

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu

dan terampil dalam mengaplikasi ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh

selama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memproleh gambaran mengenai

tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja

pemerintah maupun swasta.

1.2.2 Tujuan Khusus

A. Bagi Peserta Magang

1) Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem

manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat

magang (Puskesmas, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Perusahaan dan

instansi terkait lainnya baik milik pemerintah maupun swasta).

2) Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan

alternatif pemecahan masalah (problem solving) yang ada di tempat

magang.

3) Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan

dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang minat

yang digeluti.

4) Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam suatu tim sehingga di

peroleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi

tempat magang.

2

Page 3: Ilaporan magang

B. Bagi Fakultas dan Tempat Magang

1) Fakultas mendapat masukan yang berguna untuk penyempurnaan

kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja.

2) Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang .

3) Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan instansi/unit

kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan

magang.

4) Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di instansi/unit

kerja pemerintah maupun swasta.

1.3 Manfaat Magang

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1) Mandapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan

Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama sesuai bidang peminatan

yaitu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat,

Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, serta Epidemiologi.

2) Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.

3) Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang

tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.

4) Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama

sesuai bidang minat yang digeluti.

5) Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan

masalah kesehatan.

6) Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.

1.3.2 Bagi Tempat Magang

1) Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-

masing.

3

Page 4: Ilaporan magang

2) Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang

telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.

3) Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan

tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, trampil dan memiliki

pengalaman kerja.

1.3.3 Bagi Fakultas

1) Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas

pengajaran.

2) Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait.

3) Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.

4) Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya

meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik

dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang

dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

1.3.4 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan magang dimulai dari tanggal 6 Juli 2015 dan berakhir

tanggal 25 Juli 2015, dengan tempat pelaksanaan magang di Puskesmas Ongkaw

Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan.

4

Page 5: Ilaporan magang

BAB II. GAMBARAN UMUM

2.1 Analisis Situasi Umum Puskesmas Ongkaw

2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Ongkaw

2.1.1.1 Geografis

Kecamatan Sinonsayang adalah sebuah kecamatan di wilayah pemerintahan

Kabupaten Minahasa Selatan Propinsi Sulawesi Utara yang berjarak + 40 km dari

pusat pemerintahan Kabupaten yaitu Kota Amurang.

Secara Geografis Kecamatan Sinonsayang terletak di sebelah selatan

Kabupaten Minahasa Selatan dengan batas-batas wilayah yaitu sebagai berikut :

a. Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tenga

b. Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow

c. Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Motoling

d. Barat : Berbatasan dengan Laut Sulawesi

UPTD Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang memiliki wilayah kerja yang

terdiri dari 13 (tiga belas desa) dan 74 (tujuh puluh empat) jaga yang tersebar di

wilayah Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan. Wilayah kerja UPTD Puskesmas

Ongkaw Kecamatan Sinonsayang memiliki luas wilayah ± 17,295 Km².

2.1.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk yang tersebar di 13 (tiga belas) Desa, di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan akhir

tahun 2014 berjumlah 18.864 orang, yang terdiri dari:

a. Pria : 9.714 orang

b. Wanita : 9.150 orang

Dengan tabel tiap Desa sebagai berikut:

5

Page 6: Ilaporan magang

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw

No DesaLuas Wilayah

(KM²)Jumlah Jaga Jumlah Penduduk

1 Durian 2,016 5 1.2042 Poigar Satu 2,592 8 1.3013 Poigar Dua 2,250 6 1.2434 Tanamon 808 10 3.1895 Tanamon Utara 762 4 1.2536 Aergale 675 3 8377 Ongkaw Satu 975 4 9758 Ongkaw Dua 2,000 10 2.0009 Ongkaw Tiga 1,190 4 80710 Boyong Pante 1,302 5 2.17211 Boyong Pante Dua 1,025 6 1.02312 Blongko 1,000 7 1.62913 Tiniawangko 700 6 1.231

Jumlah 17,295 78 18,864Sumber: Profil Puskesmas Ongkaw,2014

2.1.1.3 Pendidikan

Gambaran tingkat pendidikan masyarakat yang tersebar di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan akhir

tahun 2014 terdiri dari : (Profil Puskesmas Ongkaw, 2014)

a. Tidak memiliki ijasah SD : 35,02%

b. SD/MI : 24,54%

c. SMP/MTs : 26,70%

d. SMA/MA : 6,71%

e. SMK : 4,83%

f. Diploma III (D3) : 1,38%

g. UNIVERSITAS(S1) : 0,83%

6

Page 7: Ilaporan magang

2.1.1.4 Sumber Daya (Tenaga Kerja)

Gambaran sumber daya (tenaga kerja) yang ada di UPTD Puskesmas Ongkaw

Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Data Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Ongkaw

No Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Dokter Umum 2

2 Perawat 12

3 Perawat Gigi 1

4 Bidan 6

5 Kesmas 3

6 Sanitarian 2

7 Gizi 1

  Jumlah 27

2.1.1.5 Perekonomian

Penduduk Kecamatan Sinonsayang rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai Petani

4058 (empat ribu lima puluh delapan) orang, Nelayan 488 (empat ratus delapan

puluh delapan) orang, Buruh 632 (enam ratus tiga puluh dua) orang, Tukang 232 (dua

ratus tiga puluh dua) orang, Tukang Ojek 208 (dua ratus delapan) orang, Wiraswasta

349 (tiga ratus empat puluh Sembilan) orang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 212 (dua

ratus dua belas) orang, sebagian kecil adalah TNI 9 (sembilan) orang, POLRI 9

(sembilan) orang, serta pedagang 180 (seratus delapan puluh) orang.

Jenis usaha perekonomian yang ada yaitu usaha mikro kecil dan menengah

berupa Industri Rumah Tangga 17 (tujuh belas) buah, Warung 114 (seratus empat

belas) buah, Kios 79 buah, serta Pasar Tradisional berjumlah 3 (tiga) buah. (Profil

Puskesmas Ongkaw, 2014).

2.1.1.6 Sarana dan Prasarana

Gambaran kondisi bangunan serta sarana penunjang lainnya yang berada di

Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu

sebagai berikut:

7

Page 8: Ilaporan magang

Tabel 3. Kondisi Bangunan dan Sarana di Puskesmas Ongkaw

NO UNITKONDISI

B RR RB Jumlah Ket

1 UPTD Puskesmas Ongkaw -  1 -  1 Non Perawatan

2 PUSTU - 7 - 7

3 POSKESDES - 1 - 1

4 Ambulance/Pusling - - 1 1

5 Sepeda Motor 1 3 - 4

6 Pusling Laut  -   - -   -  

2.1.2 Manajemen Puskesmas

Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam sistem Kesehatan

Nasional. Subsistem Manajemen Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun

berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan

informasi pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin

tercapainnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Subsistem manajemen

kesehatan terdiri dari 4 (empat) unsur utama yakni administrasi kesehatan, informasi

kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hukum kesehatan. Dengan

demikian administrasi kesehatan merupakan salah satu bagian dari managemen

kesehatan (Sistem Kesehatan Nasional, 2004).

Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja

secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis yang dibentuk puskesmas membentuk manajemen.

Ada 3 (tiga) fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua

fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan

(Departemen Kesehatan, 2004).

8

Page 9: Ilaporan magang

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Ongkaw

a. Kepala Puskesmas

Mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan

puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan fungsional maupun struktural

b. Kepala Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi, kegiatan

ketatausahaan puskesmas meliputi bidang kepegawaian, keuangan, dan

perlengkapan Puskesmas.

c. Divisi Pelayanan Kesehatan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan penyakit secara rawat

jalan, tuberculosis/kusta, rabies, imunisasi, infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA), laboratorium, KIA, keluarga berencana (KB), tugas kefarmasian,

upaya perbaikan gizi, kesehatan gigi dan mulut, melaksanakan pemulihan

kesehatan serta pelaporan penyakit.

d. Divisi Penyuluhan dan Informasi

1. Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan

penyakit dan penyuluhan kesehatan.

2. Peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan

masyarakat, UKS, kesehatan remaja dan usia lanjut.

3. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya Kesehatan

Masyarakat, serta pencatatan dan pelaporan.

e. Bidan

1. Melaksanakan asuhan kebidanan

2. Melakukan asuhan persalinan

3. Kujungan neonatal

4. Memberikan edukasi

5. Melaksanakan pelayanan KB pada Wanita Usia Subur (WUS)

6. Melakukan pelacakan layanan rujukan, dll.

9

Page 10: Ilaporan magang

f. PUSTU/POSKESDES

Pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang

lingkup wilayah lebih kecil.

2.1.4 Prosedur Kerja Puskesmas

2.1.4.1 Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan KepMenkes No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas,

terdapat dua upaya kegiatan pokok puskesmas dalam rangka menuju kemandirian

puskesmas tersebut, yaitu:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib

harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a) Upaya Promosi Kesehatan

b) Upaya Kesehatan Lingkungan

c) Upaya KIA serta KB

d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

e) Upaya Pemberantasan Penyakit Menular

f) Upaya Pengobatan

2. Usaha Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat sesuai

dengan kemampuan puskesmas. Usaha kesehatan pengembangan dan upaya

program pokok kesehatan yang dilaksanakan puskesmas ongkaw, yaitu:

a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

b) Keluarga Berencana (KB)

c) Perbaikan Gizi

10

Page 11: Ilaporan magang

d) Pemberantasan Penyakit Menular

e) Penyuluhan Kesehatan

f) Perawatan Kesehatan Masyarakat

g) Kesehatan Lingkungan

h) Kesehatan Sekolah

i) Kesehatan Gigi

j) Kesehatan Usila

k) Laboratorium

l) Pengobatan/PKD

m) Pencatatan dan Pelaporan.

2.1.5 Ruang Lingkup Puskesmas Ongkaw

Dalam pelaksanaanya, Puskesmas mempunyai ruang lingkup pelayanan kesehatannya

yang dijalankan yaitu:

a. Pelayanan Kesehatan/Rujukan

b. Melakukan Program Imunisasi

c. Usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)

d. Usaha Kesehatan Gizi

e. Usaha Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

f. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yaitu P2 TB dan Kusta

g. Usaha Kesehatan Sekolah yaitu melakukan Penyuluhan, serta mengalakan

PHBS.

h. PERKESMAS

i. Usaha Kesehatan Lanjut Usia (USILA)

j. Pelayanan Kesehatan (YANKES)

k. FARMAMIN, mengawasi obat-obat yang akan diberikan pada masyarakat.

l. Kesehatan Gigi dengan melakukan pemeriksaan tindakan, pelayanan

kesehatan gigi.

m. Tata usaha yang terbagi atas: Keuangan, Kepegawaian, SP2TP, Pengolahan

dan Analisis Data.

11

Page 12: Ilaporan magang

2.2 Analisis Situasi Khusus

Selama pelaksanaan magang Posyandu menjadi salah satu tempat yang di tugaskan

oleh pimpinan Puskesmas. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) merupakan salah

satu bentuk upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola

dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

kematian ibu dan bayi.

Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (Imunisasi, timbang berat

badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu merupakan program

tambahan yang dilahirkan pada tahun 1984 yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.

Puskesmas terlibat dalam hal membina teknis medis yang ada di Posyandu, sehingga

dapat dikatakan Puskesmas turut ambil bagian dalam pelaksanaan Posyandu.

Kegiatan Posyandu meliputi:

a. KIA (kesehatan ibu dan anak)

b. Keluarga Berencana (KB)

c. Gizi

d. Penanggulangan Penyakit Diare

e. Imunisasi

2.2.1 Jenis-Jenis Posyandu

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama, sehingga pembinaan untuk

Posyandu berbeda-beda. Posyandu terbagi atas empat jenis, yaitu:

a. Posyandu Pratama

Posyandu pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh

kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin, serta jumlah kader

yang terbatas.yakni kurang dari 5 (lima) orang, selain itu belum siapnya

masyarakat, sehingga jalannya Posyandu masih mengalami kendala.

12

Page 13: Ilaporan magang

b. Posyandu Madya

Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

posyandu lebih dari 8 (delapan) kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih , tetapi cangkupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah kurang dari 50%.

c. Posyandu Purnama

Posyandu purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 (delapan) kali per tahun. Dengan jumlah kader sebanyak lima

orang atau lebih, cangkupan kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

melaksanakan program tambahan, serta memperoleh sumber pembiayaan dari

dana sehat yang dikelolah masyarakat yang jumlahnya masih terbatas, yakni

kurang dari 50% KK di wilayah kerja Puskesmas.

d. Posyandu Mandiri

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 (delapan) kali per tahun dengan rata-rata kader lebih dari lima

orang atau lebih. Cangkupan kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

melakukan program tambahan, telah memperoleh sumber pembiayaan dari

dana sehat yang dikelolah oleh masyarakat lebih dari 50% KK di wilayah

kerja Posyandu.

2.2.2 Keadaan Posyandu di Puskesmas Ongkaw

Puskesmas Ongkaw memiliki 13 (tiga belas) Desa, yakni Durian, Poigar Satu, Poigar

Dua, Tanamon, Tanamon Utara, Aergale, Ongkaw Satu, Ongkaw Dua, Ongkaw Tiga,

Boyong Pante, Boyong Pante Dua, Blongko, Tiniawangko. Dimana setiap Desa

memiliki satu Posyandu, sehingga jumlah Posyandu berjumlah 13 (tiga belas)

posyandu di 13 (tiga belas) Desa, di Kecamatan Sinonsayang.

13

Page 14: Ilaporan magang

Tabel 4. Jenis Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw

DesaJenis Posyandu

Pratama Madya Purnama MandiriDurian - - 1 -Poigar Satu - - 1 -Poigar Dua - - 1 -Tanamon - - 1 -Tanamon Utara - - 1 -Aergale - - 1 -Ongkaw Satu - - 1 -Ongkaw Dua - - 1 -Ongkaw Tiga - - 1 -Boyong Pante - - 1 -Boyong Pante Dua - - 1 -Blongko - - 1 -Tiniawangko - - 1 -Jumlah - - 13 -

Sumber: Profil Puskesmas Ongkaw, 2014

14

Page 15: Ilaporan magang

BAB III. HASIL KERJA MAGANG

3.1 Uraian Kegiatan

Kegiatan yang telah dilalui dari awal pelaksanaan magang hingga selesai kegiatan

magang di lokasi magang yang telah dilaksanakan selama ≥ 3 minggu yakni pada

tanggal 6 Juli - 25 Juli 2015 di Puskesmas Ongkaw. Kegiatan yang dilakukan terdiri

dari:

1. Penentuan Serta Pembuatan Surat Permohonan Magang di Fakultas

Mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan lokasi pelaksanaan

magang, yang kemudian dari pihak fakultas membuat surat permohonan untuk

diberikan di tempat lokasi magang yang telah disepakati dari mahasiswa dan

pihak fakultas dalam hal ini tempat magang yaitu di Puskesmas Ongkaw,

Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan.

2. Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Ongkaw

Dari tanggal pelaksanaan magang, yang seharusnya dimulai pada tanggal 1

Juli 2015, belum bisa dicapai pada tanggal tersebut dikarenakan masih ada

tugas PBL III untuk melakukan revisi, dan pengumpulan laporan. sehingga

pertemuan sekaligus pengarahan untuk memulai magang, baru dapat

dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2015.

3. Membantu Dokter, di bagian Tensi Pasien

Tugas pertama yang di berikan adalah, membantu kerja dokter Puskesmas

dengan melakukan tensi pasien yang akan memeriksakan dirinya pada dokter

Puskesmas.

4. Membantu di Bagian Registrasi Pasien

Membantu mencatat pendaftaran pasien yang akan diperiksa, ataupun dirujuk

baik pasien baru maupun lama, pasien yang terdaftar dalam BPJS, maupun

JAMKESMAS.

5. Membantu Keadaan Gawat Darurat

Membantu petugas puskesmas, melaksanakan kegiatan kegawat daruratan

untuk pasien yang kritis/meninggal, mencatat identitas pasien yang

15

Page 16: Ilaporan magang

mengalami kecelakaan (meninggal) untuk kebutuhan visum di bantu petugas

kesehatan dan polisi.

6. Melakukan Kegiatan Posyandu

Berhubung waktu pelaksanaan magang bersamaan dengan bulan Posyandu,

maka selama ≥ 1 minggu bersama para petugas Posyandu melakukan

kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw. Kegiatan selama di

Posyandu diantaranya, melakukan penimbangan bayi/balita, membagikan

makanan tambahan untuk ibu hamil, membantu bidan dalam pemeriksaan ibu

hamil, melakukan penyuluhan rabies pada masyarakat, membantu petugas

dalam melakukan imunisasi pada bayi, dll.

7. Membantu di Bagian Apoteker

Menyiapkan obat yang di butuhkan oleh pasien yang berobat di Puskesmas

Ongkaw dibantu petugas kesehatan.

8. Mendapat tugas turun lapangan untuk melakukan survey keberadaan jamban

dan sumur di tiap-tiap Desa di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw.

3.2 Identifikasi dan Prioritas Masalah

3.2.1 Identifikasi Masalah

Setelah melaksanakan magang selama ≥ 3 minggu di temukan beberapa masalah

yang ada di Puskesmas Ongkaw, masalah ini muncul dari pengamatan langsung

maupun wawancara dengan petugas yang ada di Puskesmas Ongkaw, masalah-

masalah tersebut antara lain:

1. Kurang berpartisipasinya masyarakat (kader) dalam menunjang kegiatan

Posyandu.

2. Banyaknya sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan, baik ringan,

sedang, maupun berat sehingga menghambat kerja petugas puskesmas.

3. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum memadai

16

Page 17: Ilaporan magang

3.2.2 Prioritas Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang ada selama melakukan pengamatan di

Puskesmas Ongkaw, harus ditetapkannya prioritas masalah dari berbagai

masalah kesehatan yang ada. Adapun metode yang digunakan dalam

penentuan prioritas masalah metode USG (Urgensi, Seriousness, Growth).

1. Urgensi

Dilihat dari tersediannya waktu mendesak atau tidaknya masalah tersebut

diselesaikan

2. Keseriusan

Melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,

pengaruhnya terhadap keberhasilan, membahayakan sistem yang ada atau

tidak.

3. Berkembangnya Masalah

Apakah masalahnya berkembang sedemikian rupa hingga sulit untuk

dapat dicegah.

Berdasarkan teknik USG masalah di atas di bandingkan untuk

mendapat masalah yang diprioritaskan.

A: Untuk Masalah 1 (pertama)

B: Untuk Masalah 2 (Kedua)

C: Untuk Masalah 3 (Ketiga)

Aspek Urgency Aspek Seriousness Aspek Growth

A : B A A : B A A : B A

A : C A A : C A A : C A

B : C B B : C B B : C B

A = 2 A = 2 A = 2

B = 1 B = 1 B = 1

C = 0 C = 0 C = 0

17

Page 18: Ilaporan magang

Adapun tabel penentuan prioritas masalah berdasarkan metode USG adalah

sebagai berikut:

Masalah Urgency Seriousness Growth Total Prioritas A 2 2 2 6 IB 1 1 1 3 II

Dengan menggunakan metode USG diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi

prioritas masalah adalah masalah pertama yakni kurang berpartisipasinya masyarakat

(kader) dalam menunjang kegiatan Posyandu.

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Metode yang digunakan adalah diagram tulang ikan (fishbone diagram). Diagram

tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode dalam meningkatkan

kualitas. Diagram ini akan menunjukan sebuah dampak atau akibat dari sebuah

permasalahan dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai

moncong kepala, sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan

pendekatan permasalahannya (Anonim, 2010)

Gambar 1 Metode Fish Bone Diagram

Keterangan:

18

METODEMAN

PROBLEM

MONEYMATERIAL

ORGANIZING

PLANNING 1A

2A

3A

1A

1A

1A

1A

2A

1A

3A

Page 19: Ilaporan magang

Problem : Kurang berpartisipasinya masyarakat dalam menunjang

pelaksanaan Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ongkaw.

Man : Kurangnya SDM dan pembinaan kader-kader posyandu. Kurangnya

ketenagaan untuk bekerja serta melaksanakan tugas secara

maksimal dalam rangka menunjang kegiatan posyanduKurangnya

pembinaan kader-kader yang ada dimasing- masing Posyandu, hal

ini dapat dilihat dimana belum adanya posyandu mandiri di wilayah

kerja Puskesmas Ongkaw Kurang keaktifan dari para kader.

Methode : Pengawasan kegiatan Posyandu di masing-masing Desa rutin

dilaksanakan.

1. Rutin melakukkan pengawasan namun tidak mensosialisasikan

kegiatan posyandu.

Material : Tersedianya bangunan permanen untuk posyandu,namun tidak

menjadi prioritas kesehatan dasar masyarakat.

Money : Dana untuk pelaksanan posyandu tersedia

1. Tersediannya dana operasional Posyandu baik melalui APBN

maupun APBD serta sumber daya lainnya.

2. Pengelolaan Dana sehat seperti halnya tingkatan jenis posyandu

yang ada.

Planning : Sudah memiliki perencanaaan dalam pelaksanaan program namun

belum di rencanakan secara matang sehingga pelaksanaan belum

maksimal.

Organizing : Belum maksimal dalam pengaturan pelaksanaan dan penetapan

petugas kesehatan untuk posyandu .

19

Page 20: Ilaporan magang

1. Belum maksimalnya pembinaan kader-kader posyandu

2. Kurangnya penempatan petugas untuk bertanggung jawab

dalam pelaksanaan posyandu

3. Tidak ada upaya memotivasi kader-kader

Dengan menggunakan metode fishbone diagram dapat diambil beberapa poin

sebagain alternatif pemecahan masalah yang ada, yaitu:

1. Memberikan ruang kepada masyarakat ikut berpatisipasi dalam memberikan

masukan terhadap program-program yang akan dilaksanakan di Posyandu,

dengan diarahkan oleh petugas kesehatan.

2. Melakukan bimbingan, pengawasan, serta melatih secara berkala untuk kader-

kader yang siap berpatisipasi dalam kegiatan posyandu.

3. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kesehatan bagi individu,

keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat

4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor antara petugas

kesehatan, kader-kader, dan masyarakat agar pelayanan yang ada di Posyandu

dapat berjalan dengan baik.

5. Melakukan evalusi untuk setiap kegiatan posyandu yang telah dilakukan,

antunsias masyarakat terhadap program tersebut, serta melakukan evaluasi

terhadap kader-kader.

3.4 Kontribusi

3.4.1 Bagi Puskesmas Ongkaw

Hasil magang ini dapat menjadi bahan acuan atau gambaran untuk

mempertimbangkan kebijakan serta pelaksanaan program kesehatan

Puskesmas Ongkaw untuk kedepannya sehingga derajat kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Ongkaw bisa meningkat.

3.4.2 Bagi Peserta Magang

20

Page 21: Ilaporan magang

Dengan Kegiatan magang ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana

kenyataan dilapangan yang dihadapi yang disesuaikan dengan teori yang

didapat dalam perkuliahan dikampus, mahasiswa juga dapat mengidentifikasi

masalah yang terdapat diinstansi yang ditempatkan serta mahasiswa juga

mampu untuk menganalisis permasalahan serta memberikan solusi untuk

pemecahan masalah yang ada.

BAB IV. PEMBAHASAN

21

Page 22: Ilaporan magang

4.1 Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)

4.1.1 Sejarah Posyandu

Departemen kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang dimaksudkan sebagai strategi

pembangunan kesehatan yang menetapkan prinsip gotong royong dan swadaya

masyarakat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan

penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara

lintas program dan lintas sektor terkait.

Tahun 1984 dilakukan instruksi bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala

BKKBN dan Menteri Dalam Negeri yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang

ada dimasyarakat kedalam suatu wadah yang disebu dengan nama Pos Pelayanan

Terpadu (POSYANDU). Kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk lebih

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep

GOBI-3F (Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast Feading, Imunization,

Female Education, Family Planing, dan Food Suplementation), untuk Indonesia di

terjemahkan kedalam 5 kegiatan Posyandu yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan

Penanggulangan Diare.

Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara

massal untuk pertama kalinya oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun

1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu

Posyandu tumbuh pesat. Tahun 1990 terjadi perkembangan sangat luar biasa, yakni

dengan keluarnya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomor 9 tahun 1990

tentang peningkatan pembinaan mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala

daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu dilakukan oleh

satu Kelompok Kerja Operasional. Posyandu yang merupakan tanggung jawab

bersama masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

4.1.2 Landasan Hukum

22

Page 23: Ilaporan magang

Penyelenggaraan Posyandu memiliki beberapa landasan hukum guna

keberlangsungan dan proses penyelenggaran Posyandu antara lain:

1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan.

2. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Proponsi sebagai daerah otonom.

3. PP No. 20 THN 2001 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah.

4. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang Revitalisasi

Posyandu.

5. Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 tahun 2003 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

7. UU NO. 32 Thn 2004 “Pemerintah Daerah”.

8. UU NO. 33 Thn 2004 “ Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah

Daerah”.

9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 2004 “Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat”.

10. KepMenkes RI No. 131 Thn 2004 “Sistem Kesehatan Nasional”.

11. PP No. 7 Tahun 2005 tentang RPJMN, dll.

4.2 Tujuan Posyandu

4.2.1 Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan ,masyarakat.

4.2.2 Tujuan Khusus

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

23

Page 24: Ilaporan magang

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama

yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

4.3 Kegiatan Utama Posyandu

4.3.1 Kesehatan Ibu dan Anak

a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil terdiri dari berbagai bagian

antara lain:

1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh

kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan

pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi tetanus toksoid. Bila

tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi

fundus/usia kehamilan.

2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan

kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain

sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok tersebut antara lain

penyuluhan, perawatan payudara, dan pemberian ASI, peragaan pola

makan, peragaan perawatan bayi baru lahir serta senam ibu hamil.

b. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan Gizi, Ibu nifas, perawatan

kebersihan jalan lahir (vagina)

2. Pemberian vitamin A dan tablet besi

3. Perawatan payudara

4. Senam ibu nifas

5. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan

pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi

24

Page 25: Ilaporan magang

fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan segera

dirujuk di Puskesmas.

c. Bayi dan Anak Balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan

dan mengacu kreatifitas tumbuh kembang anak. Jenis pelayanan yang

diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1. Penimbangan berat badan

2. Penentuan status pertumbuhan

3. Penyuluhan

4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,

imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

4.3.2 Keluaga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu uang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian

kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan dilakukan suntikan

KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan dilakukan

pemasangan IUD.

4.3.3 Gizi

Pelayanan Gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaran adalah bayi, balita, ibu

hamil dan WUS. Jenis pelayanan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini

gangguan pertumbuhan, penyuluhan Gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan

pemberian sirup FE. Khusus untuk ibu hamil dan nifas ditambah dengan pemberian

tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok

endemik.

4.3.4 Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan dan penanggulangan Diare di posyandu dilakukan antara lain dengan

penyuluhan perilaku bersih dan sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu

25

Page 26: Ilaporan magang

dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam, yang dapat dibuat

sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.

4.3.5 Imunisasi

Pelayanan Imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas

Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan sesuai dengan program, baik terhadap

bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

4.4 Kegiatan Pengembangan/Tambahan Posyandu

Dalam kegiatan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan

kegiatan baru, misalnya perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit

menular, dan berbagai program pembangunan desa lainnya.penambahan kegiatan

posyandu dilakukan apabila 5 kegiata utama telah dilaksanakan dengan baik dalam

arti cakupan diatas 50% serta tersedia sumber daya yang mendukung.

Kegiatan tambahan telah dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang

diselenggarakan antara lain:

1. Bina Keluaga Balita (BKB)

2. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)

3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya:ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis,

tetanus neonatorum.

4. Pengembangan anak usia dini (PAUD)

5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)

7. Program diverifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui

tanaman obat keluarga (TOGA)

8. Desa Siaga

9. Pos Malaria Desa (Posmaldes)

10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan pendapatan keluarga

(UP2K), usaha simpan pinjam.

11. Tabungan Ibu bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)

26

Page 27: Ilaporan magang

4.5 Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu

Posyandu merupakan wadah kegiatan kesehatan yang berprinsip dari, oleh dan untuk

masyarakat, sehingga peran dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal

pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan posyandu ini. Pengelola atau yang sering

disebut kader merupakan masyarakat yang ada, jumlah ketenagaan kader Posyandu

seperti yang di gambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Data Jumlah Kader Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw

Posyandu Jumlah Kader Kader Yang Aktif

Durian 10 4

Poigar Satu 10 3

Poigar Dua 10 4

Tanamon 20 7

Tanamon Utara 20 7

Aergale 5 1

Ongkaw Satu 10 4

Ongkaw Dua 20 3

Ongkaw Tiga 6 2

Boyong Pante 5 4

Boyong Pante Dua 10 3

Blongko 10 4

Tiniawangko 10 7

Jumlah 146 53

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa, dari jumlah keseluruhan kader

kesehatan yang ada sebanyak 146 (seratus empat puluh enan) kader, tidak semua

kader berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan posyandu, hanya sebanyak 53 (lima

puluh tiga) kader di 13 (tiga belas) Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ongkaw yang aktif dalam kegiatan Posyandu.

Adapun keberlangsungan program Posyandu ini, tidak lepas dari partisipasi

masyarakat untuk terus ikut dalam program Posyandu ini. Agar supaya tujuan dari

program posyandu dapat tercapai.

27

Page 28: Ilaporan magang

Gambaran partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam pelaksanaan Posyandu di

gambaran dalam tabel berikut ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Gambaran Jumlah Balita yang Datang dan Laporan Penimbangan selama bulan Januari sampai Juni 2015 di Puskesmas Ongkaw

BulanSKDN

S K D N

Januari 1322 1322 1140 929

Februari 1424 1424 1401 1145

Maret 1382 1382 1265 999

April 1367 1367 1230 1031

Mei 1435 1435 1242 1032

Juni 1441 1441 1260 1029

Keterangan:S : Jumlah Seluruh BalitaK : Balita yang Mempunyai KMSD : Jumlah Balita yang DatangN : Jumlah Persentase Kenaikan (Kunjungan)

Dari data pada tabel tersebut dapat dilihat pada bulan Januari 2015 tercatat

sebanyak 1140 balita yang berkunjung ke Posyandu dari 1322 orang balita yang

tercatat di Puskesmas Ongkaw, kemudian mengalami peningkatan pada bulan

februari 2015 menjadi 1401 balita dari 1424 balita yang tercatat pada posyandu bulan

Februari, kemudian menurun lagi pada bulan selanjutnya. Penurunan jumlah balita

yang datang berkunjung di Posyandu terjadi pada bulan Mei 2015 dengan jumlah

1242 balita dari 1435 balita, dan pada bulan Juni yang hanya sebanyak 1260 balita

dari 1441 balita yang tercatat pada posyandu.

28

Page 29: Ilaporan magang

Tabel 6. Data Laporan Jumlah Balita dan Laporan Penimbangan di Tiap-Tiap Desa di Puskesmas Ongkaw Bulan Juni 2015

DESA

SKDN

S K D N

Durian 106 106 92 71

Poigar Satu 108 104 94 81

Poigar Dua 115 112 103 81

Tanamon 165 165 143 140

Tanamon Utara 122 122 114 140

Aergale 78 78 60 99

Ongkaw Satu 98 98 88 73

Ongkaw Dua 139 137 121 79

Ongkaw Tiga 72 72 64 108

Boyong Pante 85 85 68 68

Boyong Pante Dua 96 96 84 75

Blongko 118 118 104 69

Tiniawangko 139 139 125 79

Keterangan:S : Jumlah Seluruh BalitaK : Balita yang Mempunyai KMSD : Jumlah Balita yang DatangN : Jumlah Persentase Kenaikan (Kunjungan)

Dari data yang ada pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah bayi dan

balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw pada bulan Juni 2015 sebanyak

1441 balita , yang datang berkunjung di Posyandu sebanyak 1260 orang atau

sebanyak 87,43%.

29

Page 30: Ilaporan magang

4.6 Hasil Persentase Cakupan D/S Balita Bulan Januari Sampai Juni Tahun

2015 di Puskesmas Ongkaw

Dalam penentuan persentase cakupan D/S balita di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw

pada periode bulan Januari sampai Juni tahun 2015 dihitung dengan menggunakan

rumus:

Balita yang ditimbang (D)

D/S = Balita yang ada di wilayah Posyandu (S) X 100

Data yang didapat melalui rumus diatas untuk tiap bulannya dihitung juga

jumlah rata-rata tiap-tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw selama bulan

Juni. Dari hasil yang telah didapat digambarkan dalam grafik yang disajikan sebagai

berikut:

Januari Februari Maret April Mei Juni80

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

Gambar 2 Grafik Persentase cakupan D/S balita rata-rata bulan Januari sampai Juni Tahun

2015 di Posyandu wilayah kerja puskesmas Ongkaw

30

Page 31: Ilaporan magang

Berdasarkan grafik menunjukan bahwa cakupan bayi yang ada di wilayah

Posyandu Puskesmas Ongkaw selama bulan Januari hingga Juni 2015 dengan

persentase bulan Januari 86,23% meningkat pada bulan Februari sebanyak 98,38%,

mengalami penurunan pada bulan maret menjadi 89,97% dan pada bulan April

hingga bulan Mei masing-masing 89,97% dan 86,55%, mengalami peningkatan

sebesar ±1% pada bulan Juni.

Dari hasil persentase ini tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi terhadap

kunjungan yang ada, meskipun persentase kunjungan berada di rata-rata 50% ke atas

namun, angka-angka tersebut masih tidak stabil, perlu lagi sosialisasi, dan kerjasama

antar kader yang ada di tiap-tiap desa agar semakin meningkatkan minat masyarakat

terhadap pelayanan posyandu. Faktor pendidikan dan pekerjaan juga mempengaruhi

kunjungan masyarakat di posyandu.

Beberapa hambatan yang ada dalam pelaksanaan posyandu antara lain:

1. Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw masih banyak

yang tidak berperan aktif dalam kegiatan Posyandu

2. Pola pikir masyarakat yang masih menganggap tidak terlalu penting tentang

pelayanan posyandu

3. Banyaknya ibu yang hamil pada usia remaja, sehingga belum paham betul

tentang pentingnya Posyandu

4. Letak posyandu yang tidak strategis di beberapa desa, sehingga menghambat

masyarakat untuk mengunjungi posyandu

31

Page 32: Ilaporan magang

BAB V. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang ada dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw masih banyak

yang tidak berperan aktif dalam kegiatan Posyandu

2. Kunjungan masyarakat di Posyandu perlu diawasi karena masih tidak stabil.

Sosialisasi, dan kerjasama antar kader yang ada di tiap-tiap desa diperlukan agar

semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap pelayanan posyandu.

3. Faktor pendidikan dan pekerjaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

kunjungan masyarakat di posyandu.

4.2 Saran

Dari pembahasan yang ada dapat diambil saran, yaitu:

1. Memberikan ruang kepada masyarakat ikut berpatisipasi dalam memberikan

masukan terhadap program-program yang akan dilaksanakan di Posyandu,

dengan diarahkan oleh petugas kesehatan.

2. Melakukan bimbingan, pengawasan, serta melatih secara berkala untuk kader-

kader yang siap berpatisipasi dalam kegiatan posyandu.

3. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kesehatan bagi individu, keluarga,

kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat

setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat

4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor antara petugas

kesehatan, kader-kader, dan masyarakat agar pelayanan yang ada di Posyandu

dapat berjalan dengan baik.

5. Melakukan evalusi untuk setiap kegiatan posyandu yang telah dilakukan,

antunsias masyarakat terhadap program tersebut, serta melakukan evaluasi

terhadap kader-kader.

32