laporan kampus dan kunjungan industri krebet baru malang
DESCRIPTION
Laporan kunjungan kampus dan industri . sdssasdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN KAMPUS DAN INDUSTRI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STASIUN WATER TREATMENT PLANT PG. KREBET BARU II
MALANG
SALSABILA FEBRIYANTI
56/56.053/23
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI
SMK GULA RAJAWALI MADIUN
2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Laboratorium Mikrobiologi dan Stasiun Water Treatment Plant....................... 1
A. Tujuan
1. Kunjungan Kampus....................................................................... 1
2. Kunjungan Industri........................................................................ 1
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................. 2
C. Uraian Kegiatan
1. Informasi Kampus.......................................................................... 2
2. Materi Kunjungan Industri.............................................................
3. Materi Kunjungan Lapangan.........................................................
4. Hasil yang Diperoleh.....................................................................
D. Kesimpulan dan Saran
E. Daftar Pustaka
F. Lampiran - Lampiran
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah s.w.t karena berkat rahmat, karunia serta
hidayah Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Kampus dan Industri.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan serta membantu menyelesaikan laporan ini. Semoga Allah
s.w.t memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kampus dan Industri. Saya berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan juga memperluas wawasan
kita.
Saya menyadari bahwa Laporan Kunjungan Kampus dan Industri ini
masih terdapat kekurangan dan belum sempurna. Saya berharap atas kritik dan
saran yang bersifat membangun de kemudian hari.
Penulis
iii
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN STASIUN WATER
TREATMENT PLANT
A. Tujuan
1. Penyelenggaraan Kunjungan Kampus dan Industri bertujuan
untuk :
1) Membekali peserta didik untuk dapat memasuki DU/DK
yang berskala Nasional dan Internasional dengan sikap
mental yang professional.
2) Mengetahui IPTEK baru didunia instasi.
3) Mengetahui dan memahami tentang visi, misi dan sejarah,
manajemen pada dunia instansi.
4) Mengetahui dan memahami sistem kerja pada dunia instansi.
5) Memotifasi agar peserta didik lebih bergairah dalam belajar
6) Menambah wawasan siswa mengenai dunia kampus guna
memotivasi siswa yang berkeinginan melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi.
7) Memberikan pengalaman siswa dalam menyusun dan
mengembangkan laporan kunjungan kampus dan industri.
2. Penyelenggaraan Kunjungan Industri bertujuan untuk :
1) Mengenalkan Dunia Usaha dan Dunia Kerja (DU/DK) yang
berskala Nasional dan Internasional yang berada di Malang
dan sekitarnya.
2) Membuka peluang utuk menjalin keerjasama dalam magang
dan penyaluran tamatan.
3) Mengetahui IPTEK baru didunia usaha dan industri.
4) Mengetahui dan memahami tentang visi, misi dan sejarah,
manajemen pada dunia usaha dan industri.
5) Mengetahui dan memahami sistem kerja pada dunia usaha
dan industri.
6) Memberikan pengalaman siswa dalam menyusun dan
mengembangkan laporan kunjungan kampus dan industri.
1
2
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Kegiatan Kunjungan Kampus
Hari, tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
Pukul : 10.00 s.d 12.00 WIB
Tempat : Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang
2. Kegiatan Materi Malam
Hari, tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
Pukul : 19.30 s.d 21.30 WIB
Tempat : Aula Pertemuan
3. Kegiatan Kunjungan Lapangan
Hari, tanggal : Kamis, 16 Oktober 2015
Pukul : 07.00 s.d 11.00 WIB
Tempat : PG. Krebet Baru 1 dan 2 Malang
C. Uraian Kegiatan
1. Kunjungan Kampus ke Universitas Brawijaya
Pada hari pertama, saya mengunjungi Fakultas MIPA
(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Brawijaya
Malang. Di sana saya mengunjungi bagian Kimia dan Biologi.
Laboratorium pada bagian kimia yang saya kunjungi yaitu :
a) Laboratorium Analitik
b) Laboratorium Anorganik
c) Laboratorium Fisik
d) Laboratorium Organik
Sedangkan pada bidang biologi saya mengunjungi Laboratorium
Mikrobiologi. Laporan Kunjungan Kampus dan Industri ini akan
membahas Laboratorium Mikrobiologi.
Laboratorium Mikrobiologi adalah laboratorium yang khusus
mempelajari tentang mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur,
dan mikroage. Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya
juga meneliti mikroba yang berhubungan dengan tanaman tebu. Pada
3
tanaman tebu terdapat mikroba yang membantu tanaman tebu
menyerap zat hara lebih banyak dari dalam tanah. Maka dari itu
laboratorium mikrobiologi harus memiliki mikroskop yang
digunakan untuk meneliti mikroorganisme tersebut.
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah
semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi
sangat berkembang pesat semenjak ditemukannya mikroskop.
Penemuan alat ini membantu para peneliti dalam mengidentifikasi
serta menganalisis mikroorganisme yang tersebar di seluruh dunia.
Penelitian mengenai mikroorganisme dilakukan di suatu
tempat khusus yaitu laboratorium mikrobiologi. Di tempat ini
disediakan segala alat-alat atau instrument dan reagent atau bahan-
bahan kimia yang mendukung dalam analisis dan identifikasi
mikroorganisme. (mikro biologi, 2013)
Mikroba dari PG yang dikembangkan pada pengolahan limbah yaitu:
a) Tetes, difermentasi menggunakan metode tertentu yang
melibatkan mikroba sehingga menghasilkan MSG
(Monosodium Glutamat).
b) Limbah cair, diolah kembali menjadi pupuk cair yang
berfungsi untuk menyuburkan tanaman.
c) Limbah padat yaitu blotong, diolah kembali dengan cara
fermentasi menggunakan mikroba sehingga menjadi pupuk.
Dalam blotong masih terdapat senyawa organik yang
komplek, sehingga harus disederhanakan dengan cara diolah
menjadi pupuk.
Kebanyakan dari mikroba yang ada digunakan untuk
mencegah hama dan penggerek dalam tanaman tebu.
4
Alat – alat yang terdapat dalam laboratorium mikrobiologi yaitu:
a) Autoclave
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi (121oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15
menit. Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan
untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah yang akan
membunuh microorganisme. Autoclave terutama ditujukan
untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang
dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. (Achmad
Sulaiman, 2013)
Prosedur penggunaan autoclave yaitu:
1) Autoclave dibersihkan dahulu sebelum dipakai.
2) Periksa air di dalam dan di luar autoclave.
3) Air di dalam autoclave harus diatas thermostat,
sedangkan air di luar autoclave harus ½ bagian. (Air
harus aquades).
4) Pembuka (bagian uliran) autoclave diolesi dengan
vaselin.
5) Kabel autoclave dipasang dengan benar pada stop
kontak travol, nyalakan stavolt.
6) Masukkan semua yang akan disterilisasi ke dalam
autoclave, tutup autoclave dan tekan tombol power
pada posisi ON kemudian tekan tombol START
7) Tunggu sampai suhu dibawah 70oC ± 2 jam
8) Sterilisasi selesai tekan tombol STOP, tekan tombol
power pada posisi OFF. Jika autoclave tidak bisa
5
dibuka tunggu sampai tekanannya 0 (sampai bisa
dibuka).
9) Isi Log Book autoclave.
10) Bersihkan autoclave setelah dipakai.
6
Hal – hal yang harus diperhatikan saat menggunakan
autoclave yaitu:
1) Exhaust harus ditutup rapat, hal ini bertujuan untuk
mencegah tekanan agar tidak keluar.
2) Autoclave dapat dibuka jika suhunya sampai dengan
70oC. Jika suhu lebih tinggi dari 70oC dapat
menyebabkan letupan dan ledakan.
b) Shaker
Shaker adalah alat yang digunakan untuk
menghomogenkan bakteri dalam media dengan cara dikocok.
Shaker merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk
atau mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain
Gambar 1.1 Autoclave
7
sehingga bersifat homogen dengan gerakan satu arah. Alat ini
biasanya digunakan di laboratorium. Alat ini sangat penting
mengingat didalam laboratorium sering kali di gunakan untuk
praktikum yang banyak melakukan kegiatan pencampuran
larutan. Pencampuran larutan jika dilakukan secara manual
akan kurang efisien dalam waktu maupun tenaga. Disamping
itu ada beberapa larutan yang berbahaya untuk disentuh.
(Royan, 2011)
Jenis shaker yang ada di Laboratorium Mikrobiologi
Universitas Brawijaya ada 2 yaitu:
1) Shaker aerob, adalah alat yang digunakan untuk
mengaduk atau mencampur suatu larutan untuk media
yang membutuhkan udara.
8
2) Shaker anaerob, adalah alat yang digunakan untuk
mengaduk atau mencampur suatu larutan yang tidak
boleh berada pada suhu ruang. Shaker jenis ini berada
di dalam lemari untuk menghindari kontak langsung
dengan udara, dan suhu dapat diatur sesuai kebutuhan
bakteri.
c) Neraca Analitik
Gambar 1.2 Shaker Aerob
Gambar 1.3 Shaker Anaerob
9
Neraca Analitik adalah alat untuk menimbang suatu zat.
Alat ini biasanya diletakkan di laboratorium sebagai alat ukur
dalam kegiatan penelitian. (Oktaviani, 2012)
d) Water Bath atau Penangas Air
Water Bath atau Penangas air besfungsi untuk
menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa
dengan teknik tuang atau pure plate ) supaya media tetap
dalam kondisi leleh atau cair, dan terdapat pengaturan suhu.
e) Magnetic Stirrer
Gambar 1.4 Neraca Analitik
Gambar 1.5 Water Bath atau Penangas Air
10
Magnetic Stirrer adalah alat yang digunakan untuk
memanaskan dan juga mengaduk suatu larutan. Magnetic
Stirrer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan
dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi. (Achmad Sulaiman, 2013)
f) Mikroskop
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, micros artinya
kecil dan scopein artinya melihat. Mikroskop adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang
dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat
mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis).
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan
alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopikberarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. (wikipedia)
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya
memiliki tiga macam mikroskop. Mikroskop monokuler,
Gambar 1.6 Magnetic Stirrer
11
binokuler dan mikroskop yang digunakan untuk melihat
kapang.
1) Mikroskop binokuler, merupakan mikroskop yang
hanya memiliki 1 lensa okuler.
12
2) Mikroskop monokuler, merupakan mikroskop yang
hanya memiliki 2 lensa okuler.
Gambar 1.7 Mikroskop Binokuler
13
3) Mikroskop senyawa, mikroskop senyawa
menggunakan dua bagian optik, yaitu lensa okuler
dan lensa objektif. Mikroskop senyawa dapat
menyediakan sekitar perbesaran 2000x. Dengan
demikian, mikroskop senyawa adalah jenis mikroskop
yang digunakan dalam biologi untuk mengamati
bakteri, alga, protozoa serta hewan dan sel tumbuhan.
(Tanri Alim, 2013).
Gambar 1.8 Mikroskop Monokuler
14
Minyak emersi adalah minyak yang digunakan untuk
memperjelas obyek dan melindungi mikroskop itu sendiri
atau imersi minyak merupakan teknik yang digunakan pada
saat kita akan mengamati preparat mikroskopik dengan
perbesaran yang besar (10 x 100 misalnya). Bahan yang
digunakan saat melakukan teknik tersebut adalah minyak
imersi. Teknik tersebut dilakukan dengan cara mengoleskan
minyak di lensa objektif dan preparat yang akan kita amati.
Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi
Gambar 1.9 Mikroskop Senyawa
15
dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek yang kita
amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa
minyak imersi. (Hirukaziana, 2014)
g) Vacuum
h) Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan
kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi
jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling
panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar
gas atau metanol. (Achmad Sulaiman, 2013)
i) Spektofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam
kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi
suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV
Gambar 1.10 Pembakar Bunsen
16
(ultraviolet) dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa
atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah
elektron valensi.(Emel Seran, 2011)
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya
memiliki spektrofotometri UV. Spektrofotometri UV
merupakan salah satu metode analisis yang dilakukan dengan
pangjang gelombang 100-400 nm atau 595–299 kJ/mol. Sinar
ultraviolet atau sinar ungu terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1) Ultraviolet jauh, memiliki rentang panjang gelombang
± 10 – 200 nm.
2) Ultaviolet dekat, memiliki rentang panjang
gelombang ± 200-400 nm.
j) Polymerase Chain Reaction (PCR)
Kepanjangan dari PCR yaitu Polymerase Chain
Reaction. PCR adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi
materi genetik virus, bakteri, tumbuhan, hewan, dan lain-lain.
(Catatan Kecil, 2014).
PCR adalah reaksi polimerase berantai, yaitu reaksi yang
melibatkan enzim polimerase yang dilakukan secara
berulang-ulang. Proses pemisahan untai ganda DNA
Gambar 1.11 Spektrofotometri UV
17
(Deoxyribose – nucleic acid) menjadi untai tunggal,
hibridisasi primer untuk mengawali replikasi DNA
dilanjutkan dengan proses penambahan basa pada cetakan
DNA oleh enzim polimerase, untuk melakukan kegiatan ini
dibutuhkan tabung PCR yang bersifat reponsif dengan
perubahan suhu dan mesin thermal cycler, suatu mesin yang
mampu menaikkan dan menurunkan suhu dengan cepat, dan
bahan-bahan untuk membuat reaksi PCR. (Siska Budi, 2012)
Prosedur penggunaan gene cycler pada Polymerase
Chain Reaction:
1) Hubungkan kabel gene cycler ke stavolt
2) Nyalakan stavolt
3) Tekan tombol ON dari gene cycler (dibagian belakang
dari alat)
4) Jika telah muncul menu pada layar, pilih Files
(dengan mengarahkan tanda hingga ke Files
dengan menggunakan tombol pada alat),
selanjutnya tekan tombol Enter.
5) Pilih Edit, tekan tombol Enter
6) Pengguna dapat mengedit program yang ada sesuai
dengan program yang akan digunakan (untuk catatan
nilai Lid pada menu harus diisi dengan nilai suhu
10oC lebih besar dari suhu denaturasi awal, misalnya
suhu denaturasi awal 95oC, maka nilai Lid 105oC)
7) Setelah selesai mengedit program yang akan
dijalankan, tekan tombol Exit. Simpan program yang
telah dimasukkan dengan mengganti nama program
(untuk mengedit nama program dengan huruf dapat
menggunakan tombol Sel pada alat). Kemudian tekan
Enter
18
8) Masukkan PCR tube yang akan diamplifikasi ke
kotak. Arahkan penutup kotak hingga kotak benar –
benar terkunci.
9) Tekan tombol Start untuk menjalankan program
10) Lamanya program yang dijalankan dapat dilihat
dengan menekan tombol Opt pada alat.
k) Oven
Oven berfungsi untuk sterilisasi kering. Alat-alat yang
disterilkan menggunakan oven antara lain peralatan gelas
seperti cawan petri, tabung reaksi. Sterilisasi kering dengan
oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu 180oC
selama 1 jam. (Achmad Sulaiman, 2013)
Prosedur penggunaan oven yaitu:
1) Oven dibersihkan dahulu sebelum digunakan.
2) Kabel oven dipasang dengan benar pada stop kontak.
3) Tombol ON dinyalakan.
4) Tombol suhu bawah disetting melebihi suhu yang
diinginkan. Tombol suhu atas disetting sesuai dengan
suhu yag diinginkan.
Gambar 1.12 PCR
19
5) Tombol suhu atas disetting dengan cara memutar
tombol sedikit demi sedikit sehingga mencapai suhu
yang diinginkan, tidak boleh diputar langsung pada
suhu yang dingiinkan.
6) Sampel yang akan dioven dimasukkan.
7) Selesai mengoven suhu diolkan dan oven dimatikan.
8) Pengguna oven harus mengisi log book oven.
9) Bahan atau alat yang telah selesai dioven segera
dikeluarkan dari oven dan oven harap dibersihkan
setelah dipakai.
20
l) Laminar Air Flow (LAF)
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk
melakukan kegiatan inokulasi atau penanaman. Laminar Air
Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan
tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in
vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena
meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja
sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang
mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan
penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang
ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang
kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus
Gambar 1.13 Oven
21
yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI),
dengan menggunakan blower. (Natuna, 2012)
Prosedur penggunaan Laminar Air Flow yaitu:
1) Pintu LAF dibuka dengan penahan pintu.
2) Bersihkan bagian dalam LAF sebelum dipakai dengan
alcohol 70%
3) Bahan dan alat kecuali biakan atau isolat diletakkan
ke dalam LAF dengan rapi, bunsen spirtus dapat
dimasukkan ke dalam ruang LAF jika diperlukan dan
pintu LAF ditutup.
4) Kabel LAF dipasang pada stop kontak. Tombol power
LAF dinyalakan dengan menekan tombol pada posisi
ON.
5) Pengatur waktu LAF diatur sesuai dengan kebutuhan
dengan cara memutar sampai pada angka yang sesuai.
6) Jika pengatur waktu telah kembali pada posisi semula
maka lampu UV akan padam dan blower akan nyala
selama LAF pada kondisi nyala.
7) Jika pengguna LAF telah selesai maka tombol power
ditekan pada posisi OFF.
8) Bahan dan alat yang berada dalam LAF dikeluarkan
dan LAF dibersihkan kembali dengan alcohol 70%.
9) Kabel LAF dilepas dari stop kontak
10) Pengguna LAF harus mengisi log book LAF
22
m) Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl.
Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya
(adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau
mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia
satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mikropipet
memerlukan tip.
(Achmad Sulaiman,
2013)
Gambar 1.14 LAF
23
Tip untuk 1000 μl atau 1 ml berwarna biru, tip untuk
5000 μl atau 5 ml berwarna putih, sedangkan tip untuk 200 μl
atau 0,2 ml berwarna kuning.
n) Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram
mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. (Achmad
Sulaiman, 2013)
Prosedur penggunaan inkubator yaitu:
1) Inkubator dibersihkan dahulu sebelum digunakan
2) Kabel inkubator dipastikan dipasang pada stop kontak
Gambar 1.15 Mikropipet
Gambar 1.16 Inkubator
24
3) Nyalakan inkubator, inkubator menyala jika lampu
power mennyala dan angka penunjuk suhu pada layar
digital telah terlihat.
4) Suhu disetting sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menekan tombol panah ke atas untuk
menaikkan dan panah ke bawah untuk menurunkan.
Termometer dimasukkan ke dalam inkubator untuk
memastikan suhu telah sesuai.
5) Bahan atau alat yang akan diinkubasi harus dilabel
nama pemiliknya.
6) Jika suhu inkubator sudah konstan, inkubator dibuka
dengan cara menarik pegangan pembuka pintu
inkubator. Bahan atau alat yang diinkubasi bisa
dimasukkan.
7) Pengguna inkubator harus mengisi log book
inkubator.
8) Bahan atau alat yang telah selesai masa inkubasinya
segera dikeluarkan dari inkubator dan inkubator harap
dibersihkan setelah digunakan.
o) Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan
koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan
karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala atau kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak.
Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung
otomatis yang dapat di-
reset.
25
p) Centrifuge
Pengertian centrifuge sendiri adalah alat untuk memutar
sampel pada kecepatan tinggi, sehingga didapatkan endapan
dari sampel tersebut. Fungsinya, untuk memisahkan
komponen-komponen dari cairannya, sehingga komponen
tersebut dapat dilakukan pemeriksaan. (Yuni Wulan, 2015).
Kapasitas maksimum Centrifuge adalah 1000 rpm (rotary per
minute). Centrifuge digunakan untuk :
1) Memisahkan komponen darah (sehingga dapat
terbentuk serum)
2) Urine (terbentuk endapan, digunakan untuk
mikroskopis)
3) Dalam pemeriksaan parasitologi (contoh: Px Gula
pekat, Garam pekat)
4) Memisahkan sampel air
Gambar 1.17 Colony Counter
26
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya
memiliki dua macam Centrifuge, yaitu:
1) Centrifuge makro
2) Centrifuge mikro
q) Gel Bock
Gel Bock adalah alat yang digunakan untuk melihat hasil
spektrofotometri dengan cara difoto.
Gambar 1.18 Centrifuge
27
2. Materi Kunjungan Industri
Materi tentang penjelasan bagian yang terdapat pada PG. Krebet
Baru 1 dan 2 Malang diberikan oleh setiap pemandu. Bagian –
bagian pada PG. Krebet Baru 1 dan 2 Malang yang dijelaskan
adalah:
a. Operasional Penyediaan Bahan Baku Tebu
b. Pabrikasi
c. Instalasi
Laporan Kunjungan Kampus dan Industri ini membahas lebih
lanjut mengenai Pabrikasi. Pabrikasi adalah bagian yang mengelola
dan mengoperasikan sumber daya proses pengolahan gula agar
mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Pabrikasi
membawahi beberapa proses yaitu:
a. Netralisasi pada Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian adalah stasiun dimana langkah
pemisahan kotoran nira untuk pertama kali dilakukan. Fungsi
dari stasiun pemurnian adalah menghilangkan kotoran
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat dan biaya murah,
tanpa menimbulkan kerusakan dan kehilangan sukrosa.
Tahap Pemurnian atau Clarification yaitu:
1) Penghilangan impurities tersuspensi nira mentah
dengan cara screening, straining, flotation, settling,
sedimentasi dan centrifugasi.
2) Penghilangan dispersi koloid dengan cara liming
(penambahan susu kapur) dan heating.
Gambar 1.19 Gel Bock
28
3) Pemisahan endapan hasil reaksi liming dengan cara
flokulasi dan settling menjadi nira encer dan lumpur
(mud).
4) Pengambilan nira dari mud, sehingga dihasilkan nira
kotor atau filtrat dan filter cake atau blotong
b. Evaporasi
Proses evaporasi adalah proses yang bertujuan
menguapkan air yang ada dalam nira sehingga sukrose dalam
nira siap untuk dikristalkan.
1) Peralatan pendukung pada proses evaporasi adalah:
a) Pompa nira jernih
b) Pompa-pompa kondensat
c) Pompa nira kental evaporator
d) Pompa injeksi jet kondensor
e) Jet kondensor
f) Unit badan penguap nira ( Evaporator ) dan Pre
Evaporator
g) Pompa spray pond
2) Titik – titik rawan terjadinya kecelakaan pada proses
evaporasi yaitu:
a) Area pompa injeksi
b) Area pompa spray pond
3) Proses starting up alat pada proses evaporasi yaitu:
a) Mengoperasikan pompa-pompa nira jernih,
pompa kondensat, pompa injeksi, pompa spray
pond.
b) Mengoperasikan jet kondensor sampai badan
evaporator vakum.
29
c) Mengoperasikan badan evaporator,
mengoperasikan valve uap bekas, uap nira,
valve nira.
4) Proses yang terjadi pada proses evaporasi yaitu:
a) Nira jernih dipompa ke pre evaporator,
dilanjutkan masuk evaporator no.1 hingga
secara berturut-turut sampai evaporator no.5
b) Uap pemanas (uap bekas turbin) dimasukan ke
pre evaporator dan evaporator no.1. Uap nira
dari pre evaporator dialirkan ke juice hater dan
pan masak. Uap Nira dari evaporator no.1
dialirkan ke evaporator no.2.
c) Uap nira dari evaporator no.2 dialirkan ke
evaporator no.3.
d) Uap nira dari evaporator no.3 dialirkan ke
evaporator no.4.
e) Uap nira dari evaporator no.4 dialirkan ke
evaporator no.5.
f) Tekanan ruang uap nira badan no.5 ditarik
vakum hingga 65 cmHg.
g) Tekanan ruang uap nira badan no.4 ditarik
vakum hingga 25 cmHg.
h) Level nira diatur dengan mengatur buka atau
tutup valve nira.
5) Proses pendinginan alat pada proses evaporasi yaitu
dengan pemasangan isolasi pada semua badan
evaporator dan isolasi pipa uap pemanas dan pipa uap
nira.
6) Produk yang dihasilkan adalah nira kental.
7) Pelaksanaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
pada proses evapporasi yaitu:
30
a) Pasang pengaman pada peralatan yang berputar
(motor, pompa).
b) Penerangan lampu yang memadai.
c) Petunjuk arah evakuasi.
d) Standarisasi Operasional Peralatan.
e) Kebersihan lingkungan.
f) SOP (Standart Operational Procedure) K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) untuk
Operator.
c. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses pemisahan kotoran dan
nira yang ada di mud juice (kotoran clarifier). Hasil
pemisahan yaitu blotong (filter cake) yang digunakan untuk
pupuk dan nira tapis (filter juice atau filtrate) yang akan
diproses kembali. Proses ini terjadi di Rotary Vacuum Filter.
d. Kristalisasi
1) Bahan Olahan
a) Nira kental dari unit evaporator
b) Klare I dari puteran Batch Centrifugal SHS.
c) Klare III dari puteran Konti D2
d) Stroop A dari puteran Batch Centrifugal
pertama
e) Stroop C dari puteran Konti C
2) Peralatan pendukung pada proses kristalisasi yaitu:
a) Unit badan kristalisasi
b) Uap bekas turbin
c) Uap nira evaporator
d) Pompa injeksi, pompa spray pond, pompa
kondensat
31
e) Jet Kondensor
3) Titik – titik rawan terjadinya kecelakaan pada proses
kristalisasi yaitu:
a) Area pompa injeksi
b) Area pompa spray pond
4) Proses yang terjadi pada kristalisasi yaitu:
a) Masakan A (membesarkan kristal menjadi 1
mm)
Mengkondisikan badan kristalisasi
menjadi vakum.
Menarik nira kental, menarik einwurf C.
Memasukan uap pemanas ( uap bekas atau
uap nira), proses penguapan sampai brix
94.
b) Masakan C (membesarkan kristal menjadi 0,5
mm)
Mengkondisikan badan kristalisasi
menjadi vakum.
Menarik Stroop A, menarik einwurf D.
Memasukan uap pemanas ( uap bekas/uap
nira), proses penguapan sampai brix 95.
c) Masakan D (membesarkan kristal menjadi 0,25
mm)
Mengkondisikan badan kristalisasi
menjadi vakum.
Menarik Klare III, menarik stroop C.
Memasukan Fondan (bibit gula)
Memasukan uap pemanas ( uap bekas/uap
nira), proses penguapan sampai brix 97.
32
d) Produk yang dihasilkan yaitu:
Quite A
Quite C
Quite D
(quite adalah gula yang diselimuti stroop)
e. Puteran
1) Bahan olahan pada stasiun puteran yaitu:
a) Quite A
b) Quite C
c) Quite D
2) Peralatan pendukung pada stasiun puteran yaitu:
a) Batch Centrifugal A dan SHS (High Grade
Centrifugal)
b) Puteran Konti C, D dan D2 (Low Grade
Centrifugal)
c) Steam bertekanan 3 kg/cm².
d) Air panas, temperatur 80 ºC.
e) Unit pengering gula (Sugar dryer)
f) Vibrating srceen.
3) Proses yang terjadi pada stasiun puteran yaitu:
a) Persiapan peralatan, antara lain yaitu kesiapan
Batch, Konti, dan tersediaan steam, air panas
dan air dingin.
b) Pelaksanaan proses yaitu:
Peralatan dalam kondisi ready stanby,
basket Batch dan Konti berputar.
Quite mulai masuk dan diputar.
33
Dilakukan penyiraman dilanjut
penyeteaman.
Dilakukan pengeringan oleh Sugar Dryer.
Pemisahan gula halus dan kasar di
vibrating screen.
4) Produk yang dihasilkan pada stasiun puteran yaitu
gula kristal putih (GKP)
f. Penentuan Rendemen
Rendemen adalah jumlah gula dalam batang tebu yang
dinyatakan dalam persen. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kadar rendemen yaitu:
1) Nilai nira yaitu jumlah kristal (%) pada gilingan awal
(npp), di tulis kºnpp
2) Kadar nira pada tebu (%), ditulis knt
3) Perbandingan kemurnian nira pada gilingan awal
dengan kemurnian nira mentah, ditulis PSHK
4) Hasil pemerahan brix total oleh seluruh gilingan,
ditulis HPB total
5) Winter Rendemen ( perbandingan antara gula
dihasilkan dengan perkiraan gula dalam nira mentah.),
ditulis WR
1) Cara perhitungan penentuan kadar rendemen yaitu:
KR=k° npp ×knt100
×PSHK
100×
HPBtotal100
×WR100
2) Cara melakukan analisa rendemen yaitu:
a) Kualitas tebu yang digiling yaitu Manis, Bersih,
Segar (MBS)
34
b) Analisa nira meliputi brix dan pol antara lain
pada gilingan awal, nira mentah juga analisa
gula.
g. Pengolahan Limbah Cair
1) Sumber limbah cair
a) Air sisa sekrap evaporator dan juice heater
b) Air siraman bocoran wear bos pompa- pompa
2) Kondisi Limbah Cair
Air limbah yang diolah adalah senyawa organik
yang mudah terurai oleh mikroorganisme bebas B3
( bahan beracun dan berbahaya)
3) Proses Pengolahan dan Tahapan Limbah Cair
a) Inhouse keeping yaitu bocoran atau luapan nira
dikembalikan ke proses semula, sisa siraman
masuk jalur limbah.
b) Air buangan skrap evaporator dan juice heater
ditampung, dialirkan ke jalur limbah dengan
mengatur debit yang sesuai
c) Bak equalisasi yang berfungsi meredam
fluktuasi air masuk unit pengolahan limbah
d) Menaikan pH hingga 7,5 dengan memberi kapur
e) Menurunkan temperatur hingga 30ºC.
f) Bak aerasi I, II, III berfungsi untuk melarutkan
oksigen dalam air hingga ≥ 2 ppm.
g) Pemberian nutrisi N dan P.
h) Bak pengendap berfungsi untuk mengendapkan
sedimen
i) Bak filtrasi berfungsi untuk menyaring sedimen
yang masih terlarut
4) Kondisi Out Put Air Limbah
35
Air keluar UPLC sesuai baku mutu, al : pH 7,
BOD 50 ppm, COD 90 ppm, TSS 50 ppm, sulfida 0, 4
ppm, minyak 3 ppm.
5) Sistem Controlling Limbah Cair
a) Kondisi air masuk UPLC yaitu bebas minyak,
temperatur ≤ 30ºC, pH 7-7,5 , bebas tanah atau
pasir, flow diatur di bak equalisasi.
b) Analisa COD oleh QC meliputi air masuk, air
aerasi, dan air keluar filtrasi.
3. Materi Kunjungan Lapangan
Pada hari kedua, saya mengunjungi PG. Krebet Baru 1 dan 2
Malang. Saya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok PG.
Krebet Baru 1 dan kelompok PG. Krebet Baru 2. Proses yang saya
lihat dan pelajari yaitu:
a. Netralisasi (penambahan susu kapur dan sulfit)
b. Evaporasi (Stasiun Evaporator)
c. Ekstraksi (Stasiun Gilingan)
d. Filtrasi
e. Penukar Panas
f. Grinding and Sizing (Stasiun Gilingan Persiapan)
g. Penentuan Rendemen
h. Pengolahan Limbah Cair
i. Water Treatment Plant
j. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Laporan Kunjungan Kampus dan Industri ini membahas lebih
lanjut mengenai proses yang terjadi pada Water Treatment Plant
(WTP) di PG. Krebet Baru 1 dan 2. Alat – alat yang terdapat di
Water Treatment Plant (WTP) pada PG. Krebet Baru 2 yaitu:
a. Chemical Tank
36
Chemical Tank berfungsi untuk menampung chemical
atau bahan kimia yang akan ditambahkan ke boiler. Bahan
kimia yang ditambahkan ada dua macam yaitu pH booster
dan MPQ. pH booster berfungsi untuk menaikkan pH air
yang masuk ke dalam boiler.
b. Cation Tank
c. Anion Tank
Pada PG. Krebet Baru 1 juga terdapat Water Treatment Plant
(WTP), berikut akan dijelaskan alat – alat yang terdapat di Water
Treatment Plant (WTP) yaitu:
a. Tangki Utama
Tangki utama berfungsi untuk menampung air dari
sumur untuk sementara. Setelah itu air sumur dipompa ke
tangki resin HCl (Asam Clorida) untuk dilakukan pencucian.
Tekanan maksimal dalam tangi utama adalah 25 m3
h
sementara untuk SOP (Standart Operational Procedure)
adalah 1,8−20 m3
h
b. Tangki HCl (Asam Clorida)
37
Tangki HCl (Asam Clorida) berfungsi untuk
menampung HCl (Asam Clorida) dalam skala besar untuk
kemudian disalurkan ke tangki HCl (Asam Clorida) yang
terdapat di sebelah tangki resin HCl (Asam Clorida).
c. Tangki Resin HCl (Asam Clorida)
Tangki resin HCl (Asam Clorida) berfungsi sebagai
tempat untuk mencuci air sumur agar kondisi air saat masuk
ke dalam boiler sudah netral.
d. Tangki Discasifier
Tangki discasifier berfungsi untuk menampung air yang
telah dilakukan pencucian dengan HCl (Asam Clorida)
sehingga
e. Tangki Resin Soda
f. Tangki Condensat
g.