laporan identifikasi racun logam berat (1)

8
LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI VETERINER (AFF431) IDENTIFIKASI RACUN LOGAM BERAT Dosen Penanggung Jawab Praktikum: Drh Huda S Darusman, Msi, PhD KELOMPOK 3 RP ISOTOP (08.30-11.00) Mentari Lentera Apriseli B041201 78 Fathia Yustika Dewi B041201 83 Rachmi Ramadhanita B041201 99 Dimas Prasetyo B041202 02 Nurmayanti B041202 08 Aip Abdul Latief B041202 12 Tan Li Wern B041280 06

Upload: dimas-prasetyo

Post on 13-Feb-2016

803 views

Category:

Documents


100 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN Identifikasi Racun Logam Berat (1)

LAPORAN PRAKTIKUM

TOKSIKOLOGI VETERINER (AFF431)

IDENTIFIKASI RACUN LOGAM BERAT

Dosen Penanggung Jawab Praktikum:

Drh Huda S Darusman, Msi, PhD

KELOMPOK 3 RP ISOTOP (08.30-11.00)

Mentari Lentera Apriseli B04120178

Fathia Yustika Dewi B04120183

Rachmi Ramadhanita B04120199

Dimas Prasetyo B04120202

Nurmayanti B04120208

Aip Abdul Latief B04120212

Tan Li Wern B04128006

DIVISI FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 2: LAPORAN Identifikasi Racun Logam Berat (1)

2015

PENDAHULUAN

Logam-logam berat dan garam-garamnya seringkali menimbulkan keracunan, baik

pada manusia maupun hewan. Keracunannya dapat terjadi karena adanya logam-logam

tersebut dalam makanan atau air minum yang disebabkan oleh limbah industri, adanya unsur

atau garam logam dalam tanah, padang rumput, tempat makan atau minum yang mengandung

logam, atau sebab-sebab lainnya. Disamping mengenali gejala-gejala keracunan logam-logam

berat tersebut, perlu pula dipelajari antidota kimianya, sebagai upaya untuk mengatasi

keracunannya. Identifikasi jenis logam dalam keracunan logam diperlukan untuk

penanggulangan secara tepat.

Logam-logam yang biasa menimbulkan keracunan, biasanya bisa didapatkan dalam

bentuk larutan garam-garamnya pada spesimen yang diambil dari hewan atau manusia yang

diduga keracunan logam. Spesimen tersebut dapat berupa sisa makanan, isi saluran

pencernaan, jaringan tubuh, urin, darah dan sebagainya.

Identifikasi kimia secara sederhana dapat dilakukan dengan Reinsch’s test yang

merupakan analisa kuantitatif untuk logam-logam seperti Hg, Ag, As dan Bi. Prinsip dasar uji

ini adalah terikatnta logam berat pada tembaga (Cu). Reaksi positif didapatkan bila ada

endapan (deposit layar) yang menempel pada permukaan kepingan tembaga, dengan warna

tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA

Logam berat merupakan salah satu unsur yang memiliki sifat berbahaya di permukaan

bumi, sehingga kontaminasi dari unsur ini di lingkungan merupakan masalah yang sangat

besar. Persoalan yang ditimbulkan di lingkungan akibat hadirnya pencemaran unsur logam

berat ini adalah akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta

meningkatnya sejumlah kandungan logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap

tanah, udara dan air. Adanya proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting

terhadap peningkatan kontaminan ini. Meskipun memiliki konsentrasi yang cukup rendah,

efek dari ion logam berat dapat berpengaruh langsung terhadap rantai makanan. Seperti

sumber-sumber polusi lainnya, unsur logam berat dapat ditransfer dalam jangkauan yang

cukup jauh di lingkungan dan berpotensi menggangu kehidupan biota lingkungan yang pada

akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam waktu yang cukup lama

Page 3: LAPORAN Identifikasi Racun Logam Berat (1)

dan jauh dari sumber polusi. Jika suatu organisme terpapar dan mengkonsumsi logam berat

secara tidak sengaja, maka efek yang ditimbulkannya dapat bersifat kronis. Unsur logam

berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3. Hg mempunyai densitas

13,55 gr/cm3. Diantara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal

sifat racunnya dibandingkan dengan logam berat lainnya, kemudian diikuti oleh logam berat

Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn (Anderson 1982).

Reinsch’s test merupakan analisa kualitatif untuk logam-logam seperti Hg, Ag, As,

dan Bi. Prnsip utama dari uji ini adalah adanya logam berat dalam bentuk ion akan terikat

pada platan tembaga (Cu), sehingga platan tembaga terlapisi logam yang ada dalam suatu

larutan. Uji identifikasi logam ini hampir mirip dengan prinsip dasar electroplating.

Perubahan yang terjadi pada plat tembaga akan menunjukkan adanya logam berat yang

bereaksi dengan tembaga sebagai endapan (deposit layer) yang melapisi plat tersebut

(Casarett 2001).

Senyawa toksik berupa ion pencemar lingkungan di air dan tanah. Kehadiran

pencemar logam berat ini yang semakin meningkat di alam sekitar telah meningkatkan

kesadaran masyarakat karena efek toksisitasnya., Logam berat yang toksik adlaah seperti

sianida, timbal, nikel, kadmium, merkuri, stibium, arsen, seng, tembaga, dan aluminium

seringkali mencemari perairan dan bahkan mencemari air minum. Banyak kasus keracunan

zat toksik dilaporkan yang telah banyak menelan korban. Satu di antara contohnya adalah

kasus keracunan logam merkuri yang dikenal dengan kasus Minamata di Jepang. Karena

beberapa logam seperti Al dan Zn merupakan bahan dasar untuk pembuatan kaleng

sebagai packing makanan kaleng seperti kornet, sardin, dan buah. Sifat asam makanan dapat

mencemari kaleng sehingga logam mudah larut dalam suasana asam (Wang et al. 2009). 

Sifat toxin yang dapat mudah diabsorbsi oleh organisme dan solubilitas tinggi dalam

air telah dikatakan sebagai kontaminan inorganik di alam sekitar. Dari 35 logam, 23 logam

dianggap bahaya untuk kesehatan manusia seperti Arsen, Cadnium, Cobalt dan Copper.  

Paparan terhadap logam berat seperti Pb, cadnium, mercury atau arsenic dapat

menimbulkan toksisitas kronis dan membawa kepada gangguan mental dan CNS, kerusakan

ginjal , hati dan organ-organ visceral lain. Kalo paparan logam berat terjadi untuk waktu yang

lama, degenerasi mukulus, syaraf dan secara fisiologis tubuhnya akan degenerasi. Logam

berat bisa masuk ke tubuh manusia melalui air, makanan, angin, kulit atau pekerjaan seperti

pabrik obat, pabrik industri atau agrikultur. (Wang et al. 2009). 

Toksisitas seperti ini tidak terjadi dalam ukuran waktu dekat tapi dalam waktu yang

lama tapi berdampak negatif terhadap kesehatan. Toksikologi merupakan salah satu pecahan

Page 4: LAPORAN Identifikasi Racun Logam Berat (1)

dari bidang biologi terapan seperti kedokteran, farmasi, ilmu lingkungan sanitasi, dan lain

sebagainya. Dalam bidang ilmu khusus ini dipelajari tentang racun (daya tacun dan

keracunan) yang dapat ditimbulkan oleh sesuatu (Wang et al. 2009). 

Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada

keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dan kondisi asal paa kondisi yang buruk

ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan

polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi

organism hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemuidan menjadi

pemicu terjadinya pencemaran (Wang et al. 2009). 

Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang

didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal dari ornamen-ornamen

yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu suatu tatanan

lingkungan yang mencakup segala bentuk aktivitas dan interaksi di dalamnya disebut dengan

ekosistem (Wang et al. 2009). 

Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan

dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat

dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan

itu. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan

pengaruh (dampak) buruk terhadap organism yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam

tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tindak lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut

telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat membunuh dan bahkan menghapuskan satu

atau lebih jenis organism yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi

pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli

menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya (Wang et al. 2009). 

Kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu bentuk aksi kimia mempunyai bentuk dan

variasi yang luas. Asam-asam kuat atau alkalis, yang mengalami kontak langsung dengan

organ mata, kulit dan atau saluran pencernaan, dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan

dan bahkan kematian pada sel-sel. Di samping itu, kemasukan atau keterpaparan oleh uap

atau senyawa logam berat dapat mengakibatkan terganggunya system metabolism atau

system fisiologi tubuh. Suatu bentuk aksi serangan dari suatu toksikan secara fisika bebeda

dengan bentuk serangan toksikan secara kimia. Pada aksi fisika ini, bentuk serangan

cenderung dalam bentuk penghancuran dan peradangan. Sebagai contoh adalah kasus

dermatitis yang terjadi pada kulit, kekeringan, kulit pecah-pecah dan lain-lain (Wang et al.

2009). 

Page 5: LAPORAN Identifikasi Racun Logam Berat (1)

METODE

Menyiapkan empat tabung reaksi, dengan masing-masing diisi dengan salah satu

larutan logam yang akan diperiksa (Hg, Ag, Bi dan As). Pada tiap tabung kemudian

ditambahkan HCl encer 10%,. Selanjutnya keping-keping tembaga dibersihkan dengan

merendamnya dalam HNO3 pekat sampai permukaanya bersih dan mengkilat. Perendaman

dalam HNO3 pekat ini tidak boleh terlalu lama, sebab Cu akan larut di dalamnya. Kemudian

masukkan keping-keping tembaga yang telh bersih ke dalam empat tbung reaksi tadi,

selanjutnya masukkan tabung-tabung reaksi tersebut dalam penangas air, atau panaskan

dengan pembakar bunsen dan tunggu selama 10-15 menit. Bila dalam laritan terdapat logam,

maka akan terlihat adanya lapisan dipermukaan tembaga dengan wana kelabu mengkilat

untuk Hg, kelabu kehitam-hitaman untuk As, keungu-unguan untuk Bi, dan putih mengkilat

untuk Ag.

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

Anderson K, Scoot R. 1982. Fundamental of Industrial Toxicology. Michigan: Ann Arbor

Science Publisher.

Casarett, Doull’s. 2001. Toxicology the Basic Science of Poissons. New York (US):

McGraww-Hill Medical Publishing Division.

Wang LK, Chen J P, Hung YT, Shammas NK. 2009. Heavy Metals in the Environment.

USA: CRC Press.